BAB I PENDAHALUAN A.
Latar Belakang Pertanian memiliki arti penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Sektor ini tidak saja sebagai peneydia pangan, tetapi juga sumber penghidupan bagi sebahagian besar penduduk Indonesia. Pertanian juga merupakan sumber pendapatan ekspor (devisa) negara serta pendorong dan penarik bagi tumbuhnya sektor-sektor ekonomi lainnya. Pembangunan pertanian yang dikelaola dengan baik dan bijak akan dapat meningkatkan pertumbuhan dan sekaligus pemerataan ekonomi secara berkelanjutan, mengatasi kemiskinan dan penagngguran yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pada tataran makro, kinerja pembangunan pertanian selama beberapa tahun terakhir di nilai
baik. Pada periode 5 (lima)
tahun sebelumya sektor pertanian
memiliki peran strategis dalam pembangunan di Papua. Hal tersebut ditunjukkan dari kontribusi sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan yang siginifikan terhadap pembangunan perekonomian yang ditunjukkan dalam struktur PDRB Papua. Selama periode 2007-2012 kontribusi subsektor tanaman pangan terhadap PDRB Papua sebesar 8,82 % dengan pertumbuhan rata-rata setiap tahun 4,08 %. Peran strategis sektor pertanian (termasuk tanaman pangan, kehutanan, perkebunan, peternakan, perikanan) lainnya adalah dalam penyerapan tenaga kerja, penyediaan sumber bahan pangan dan pendapatan, juga dalam upaya konservasi dan pelestarian lingkungan. Sektor pertanian (termasuk tanaman pangan, kehutanan, perkebunan, peternakan, perikanan) masih menjadi andalan angkatan kerja di Papua. Dari total angkatan kerja pada tahun 2011 yang ada di Papua sebagian besar atau 67 % masih menjadikan sektor pertanian sebagai matapencaharian penduduk. Kineja di sektor pertanian yang cukup baik, ternyata kurang sebanding dengan tingkat kesejahteraan petani yang identik dengan kemiskinan. Hasil Susenas tahun 2012,
menunjukan sebahagian besar rumah tangga miskin adalah rumah tangga
pertanian. Upaya meningkatkan pembangunan di sektor pertanian menghadapi tantangan antara lain: (1) Lahan pertanian yang luasnya relatif stagnan sementara jumlah penduduk semakin meningkat, (2) Kurangnya ketersediaan infrastruktur pertanian, (3) Keterbatasan penggunaan teknologi dalam mengelola pertanian yang mengakibatkan produktivitas sektor pertanian yang relatif rendah dan kurang bersaing di pasar, (4) Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
1
Akses terhadap sumber modal cukup rendah, (5) Mata rantai tataniaga pertanian yang panjang sehingga petani tidak menikmati harga yang lebih baik, (6) Fluktuasi harga pada produk-produk pertanian yang sering terjadi dan tidak menguntungkan petani. Dalam rangka menjawab tantangan pembangunan pertanian di Provinsi Papua, arah kebijakan pembangunan sektor pertanian adalah mewujudkan pembangunan pertanian di Papua yang mandiri sebagaimana visi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua yaitu “Terwujudnya Pertanian Mandiri Berbasis
Sumberdaya Lokal Menuju Masyarakat Papua Sejahtera” dimana untuk dapat mendorong mengoptimalkan potensi sumberdaya lokal yang ada dengan kekuatan yang dimiliki masing-masing daerah. Sejalan dengan itu, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura memprioritaskan pembangunan tanaman pangan dan hortikultura untuk meningkatkan pencapaian swasembada
pangan di Provinsi Papua. Sampai saat ini
sebahagian besar kebutuhan pangan penduduk Papua harus didatangkan dari luar Papua kecuali jagung dan ubijalar yang telah swasembada. Misalnya, kurang lebih 50 persen kebutuhan beras
dan kurang dari 25 persen kebutuhan kedelai harus
didatangkan dari luar Papua. Program/kegiatan pembangunan tanaman pangan dan hortikultura, tahun 2014 telah diimpelemtasikan dan memberikan dampak pada peningkatan produksi tanamanpangan hortikultura serta pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Dampak pembangunan tanaman pangan dan hortikultura dimaksud perlu di rumuskan dan dinilai/ukur secara baik dan akuntabel dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
2
B.
Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 12 Tahun 2013 tanggal 7 November 2013, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura serta tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Gubernur. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua mempunyai fungsi : (a) perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura, (b) penyelengaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura, (c). pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura. (d) pelaksanaan ketatausahaan Dinas; dan (e). pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 12 Tahun 2013 tanggal 7 November 2013, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua memiliki 1 (satu) Sekretariat Dinas dan 4 (empat) Bidang yang dilengkapi dengan masing-masing Sub bagian dan Sub Bidang.
Secara rinci uraian tugas dan fungsi Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, adalah sebagai berikut : a)
Kepala Dinas; melaksanakan tugas pokok sesuai dengan kebijaksanaan Gubernur dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
b)
Sekretaris Dinas; mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan umum, keuangan, kepegawaian, dan penyusunan program Dinas, yang terdiri dari :
c)
v
Sub Bagian Program
v
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
v
Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan
Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian; mempunyai tugas pokok melaksanakan pemetaan, pembinaan dan pengawasan pengembangan lahan dan air untuk pertanian tanaman pangan dan hortikultura, yang terdiri dari :
d)
v
Seksi Pupuk, Pestisida dan Pembiayaan,
v
Seksi Alat dan Mesin Pertanian
v
Seksi Pengelolaan dan Pengembangan Lahan dan Air
Bidang Produksi Tanaman Pangan; mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan dan pengawasan pengembangan tanaman pangan, yang terdiri dari : v
Seksi Perbenihan dan Perlindungan
v
Seksi Budidaya Serealia dan Kacang-kacangan
v
Seksi Budidaya Umbi-umbian dan Sagu
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
3
e)
Bidang Produksi Hortikultura; mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan dan pengawasan pengembangan hortikultura, yang terdiri dari:
f)
v
Seksi Perbenihan dan Perlindungan
v
Seksi Budidaya Tanaman Buah dan Sayuran
v
Seksi Budidaya Aneka Tanaman dan Tanaman Hias
Bidang Pengolahan dan Pemasaran mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan pemantauan dan evaluasi pengembangan usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura, yang terdiri dari : v
Seksi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha,
v
Seksi Pemasaran
v
Seksi Mutu dan Standardisasi
Mengacuh pada Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 12 Tahun 2013,
tanggal 7 November 2013, tentang Struktur Organisasi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua memiliki
(1) Kepala Dinas (2) Sekretariat (3) Bidang
Sarana dan Prasarana Pertanian, (4) Bidang Produksi Tanaman Pangan, (5) Bidang Produksi Hortikultura, (6) Bidang Pengolahan dan Pemasaran.
Selain itu Dinas
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua memiiki 7 (tujuh) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yaitu : (1) Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB TPH), (2) Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH), (3) Balai Latihan Pertanian (BLP), (4) Sekolah Pembangunan Pertanian (SPP) Daerah, (5) Balai Benih Padi di Kurik Merauke dan (6) Balai Benih Induk Palawija di Besum Jayapura dan (7) Balai Benih Hortikultura di Wirmaker Biak. C.
Tujuan Adapun tujuan penyusunan dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, tahun 2014 yaitu : 1.
Mengukur pencapaian kinerja pembangunan tanaman pangan dan hortikultura tahun 2014.
2.
Membangun tata kelola pemerintahan yang akuntabel dan transparan
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
4
D.
Sistematika Penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, Tahun 2014 terdiri 4 (empat) Bab dengan perincian sebagai berikut: BAB. I.
Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan, tugas pokok dan fungsi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua dan sistematika penulisan. BAB II.
Perencanaan Stratejik
Bab ini menjelaskan tentang rencana pembangunan jangka menengah tahun 20142018, indikator kinerja utama pembangunan tanaman pangan dan hortikultura tahun 2014 dan rencana program/kegiatan pembangunan tanaman pangan dan hortikultura tahun 2014. BAB III. Akuntabilitas Kinerja Bab ini berisikan tentang pencapaian indikator kinerja utama (IKU), pencapaian produksi tanaman pangan tahun 2014 dan realisasi program/kegiatan pembangunan tanaman pangan dann hortikultura tahun 2014. BAB IV.
PENUTUP
Berisikan kesimpulan dan saran dalam pelaksanaan pembangunan tanaman pangan dan hortikultura tahun 2014. Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
5
BAB II PERENCANAAN STRATEJIK A.
Rencana Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, Tahun 2014-2018 1.
VISI Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua VISI Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua tahun 20142018 yaitu, “Terwujudnya Pertanian Mandiri Berbasis Sumber Daya
Lokal Menuju Masyarakat Papua Yang Sejahtera”. Adapun Visi tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Terwujudnya; memberikan makna bahwa dapat dirasakan dan dinikmati secara langsung dan secara nyata;
Pertanian Mandiri; memberikan penjelasan bahwa dapat mendorong dan memfasilitasi penyediaan pangan masyarakat yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,
aman,
merata
dan
terjangkau.
bertumpu
pada
sumberdaya,
kelembagaan, dan budaya lokal.
Berbasis
Sumberdaya
Lokal;
memberikan
makna
bahwa
dalam
mengembangkan sistem produksi pangan di Papua dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya lokal
dalam mendukung peningkatan daya
saing kawasan dan produk unggulan masing-masing daerah untuk mendorong pertumbuhan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh.
Masyarakat Papua Yang Sejahtera; memberikan makna bahwa sumberdaya lokal yang dimiliki dan dikuasai masyarakat Papua begitu besar dan beragam, dapat difasilitasi sebagai andalan untuk pemenuhan pangan dan pendapatan keluarga, dengan memberikan nilai tambah bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Papua. 2.
MISI Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Untuk mewujudkan Visi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua di atas terdapat beberapa MISI yang harus dilaksanakan semua jajaran di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua diantaranya adalah : a.
Meningkatkan prasarana dan sarana tanaman pangan dan hortikultura.
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
6
b.
Meningkatkan produksi tanaman pangan dan hortikultura
berbasis
sumberdaya lokal dan berwawasan lingkungan dan berkelaanjutan. c.
Meningkatkan nilai tambah dan pasar produk tanaman pangan dan hortikultura.
d.
Meningkatkan
peran
sert
stoke
holder
dan
masyarakat
dalam
pembangunan tanaman pangan dan hortikultura. 3.
Tujuan Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dalam
upaya
terwujudnya
ketahanan
pangan
yang
mandiri
dan
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pertanian di Papua dengan mengoptimalkan potensi sumber daya lokal yang dikuasai secara mandiri dan berwawasan lingkungan, maka tujuan yang ingin dicapai Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua dilakukan dengan cara : a.
Meningkatkan ketersediaan pangan untuk mengurangi ketergantungan pangan dari luar Papua.
b.
Meningkatkan daya serap pasar domestik dan regional produk tanaman pangan dan hortikultura
c. 4.
Meningkatkan pendapatan petani.
Sasaran Strategis Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Berdasarkan Visi dan Misi dan Tujuan yang ingin dicapai pada 5 (lima) tahun yang akan datang, maka sasaran strategis yang ingin dicapai Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, adalah: a.
Meningkatkan pencapaian swasembada pangan, yaitu: 1)
Indeks swasembada padi 60 persen
2)
Indesks swasembada kedelai 30 persen
b.
Mempertahankan swasembada jagung dan ubijalar
c.
Mengembangkan kawasan sentra produksi hortikultura berskala agribisnis.
d.
1)
Pengembangan buah-buahan
2)
Pengembangan sayuran
3)
Komoditas hortikultura lainnya
Mengembangkan
agroindustri
terpadu
berbasis
komoditas
tanaman
pangan dan hortikultura Papua. 1)
Agorindustri padi
2)
Agroindustri jagung
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
7
e.
f.
3)
Agroindustri kedelai
4)
Agroindustri ubijalar
5)
Agroindustri buah merah
6)
Agroindustri tanaman pangan dan hortikultura lainnya
Mengembangkan tanaman pangan dan hortikultura spesifik Papua 1)
Pengembangan sagu
2)
Pengembangan keladi
3)
Pengembangan matoa
4)
Pengembangan buah merah
Mengembangkan sistem perbenihan tanaman pangan dan hortikultura yang mandiri.
g. 5.
Membangun kualitas sumberdaya aparatur dan petani
Strategi Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Pembangunan tanaman pangan dan hortikultura harus dipandang sebagai rangkaian berbagai kegiatan yang mengimplementasikan konsep agribisnis secara utuh dan terkait erat dengan pembangunan wilayah pedesaan dengan memanfaatkan sumberdaya dan budaya lokal. Untuk wewujudkan konsep dasar ini diperlukan pendekatan dan arah pembangunan dengan menempatkan subsektor tanaman pangan dan hortikultura dalam pembangunan pertanian, pembangunan wilayah (Propinsi dan Kabapaten/Kota) dan pembangunan nasional, dalam tiga hal sebagai berikut : a.
Pengembangan produksi tanaman pangan dan hortikultura merupakan upaya keterpaduan dalam pengembangan sistem dan usaha agribisnis. Dengan demikian, pembangunan sub sistem produksi tanaman pangan dan hortikultura harus dilaksanakan secara terpadu dan sinergis dengan subsistem agribisnis lainnya.
b.
Pengembangan
produksi
tanaman
pangan
dan
hortikultura
harus
dipandang bukan hanya sebagai pembangunan parsial pengembangan komoditas, tetapi terkait dengan pembangunan wilayah, khususnya wilayah
pedesaan
terdesentralisasi
yang
secara
berkelanjutan,
ditujukan
untuk
berkerakyatan
meningkatkan
serta
pendapatan
masyarakat pertanian di wilayah yang bersangkutan. c.
Pembangunan sub sektor tanaman pangan dan hortikultura harus dapat memperkuat posisi petani, pelaku agribisnis lainnya serta aparatur Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
8
pertanian dengan memanfaatkan keunggulan agroekosistem masingmasing daerah kabupaten/kota. Sejalan dengan berbagai perkembangan keadaan lingkungan dan arah pembangunan pertanian di atas, maka pelaksanaan pembangunan tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Papua ke depan diharapkan mampu: a.
Membangun integrasi tanam, petik olah dan jual komoditas tanaman pangan dan hortikultura.
b.
Meningkatkan
produksi
bahan
pangan
yang
berdaya
saing
untuk
memenuhi kebutuhan pangan dan pakan di Papua, dalam rangka mencapai
kemandirian
dan
ketahanan
pangan
daerah,
serta
memanfaatkan pasar bahan baku industri pengolahan dalam negeri dan peluang ekspor. c.
Mengembangkan berbagai produk komoditi pangan untuk mendukung diversifikasi pangan, pengembangan pangan lokal dan membangun komoditas unggulan spesifik Papua.
d.
Mengembangkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha melalui pengembangan sistem dan usaha agrinsinis yang efisien, modern dan tangguh.
e.
Mendorong
pembangunan
ekonomi
daerah
dan
nasional
melalui
pengembangan sistem dan usaha agribisnis pertanian, yang berperan sebagai penarik insdustri hulu dan pendorong industri hilir. Sejalan dengan itu, strategi pengembangan tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Papua adalah: a.
Peningkatan Produktivitas Salah satu peluang besar untuk meningkatkan produksi pertanian di Papua adalah melalui peningkatan produktivitas.
Hal ini dilihat dari tingkat
produktivitas yang dicapai hingga saat ini masih jauh dari rata-rata nasional. Peningkatan produktivitas tingkat usahatani perlu didorong melalui peningkatan mutu intensifikasi dengan menerapkan rekayasa ekonomi, rekayasa sosial dan teknologi maju dan efisien dan spesifik lokasi.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
produktivitas usahatani adalah penggunaan benih unggul dan bermutul, penyediaan sarana produksi 6 tepat, perbaikan budidaya, pemupukan berimbang dan pupuk organik.
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
9
b.
Perluasan Areal Tanam dan Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) Provinsi
Papua
memiliki
potensi
lahan
yang
cukup
luas
untuk
pengembangan tanaman pangan dan hortikultura. Potensi tersebut hingga kini masih belum dimanfaatkan secara optimal. Perluasan areal tanam dan peningkatann indeks pertanaman (IP) dilakukan melalui : (1). Optimalisasi pemanfaatan lahan, (2). Rehabilitasi dan konservasi lahan, (3). Perluasan areal dan (4) Pengembangan Irigasi dan Sumber Air. c.
Pengamanan Produksi Pengamanan peroduksi diarahkan untuk mengamankan dari gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dan dampak bencana alam serta kehilangan hasil akibat penanganan panen dan pasca panen. Pengamanan produksi dari gangguan OPT dilakukan dengan : 1)
Peningkatan pengamatan dan peramalan OPT
2)
Menyiapkan sarana dan prasarana pengendalian OPT sedekat mungkin dengan daerah produksi Segera melaksanakan pengendalian OPT yang timbul.
3)
Pengamanan Produksi dari dampak fenomena iklim dilakukan melalui : 1)
Pembangunan dan perbaikan embung, cek dam, bak penyimpanan air, sumur dan saluran irigasi
2)
Penerapan pola tanam yang tepat
3)
Pemilihan komoditas dan atau varietas umur pendek dan toleran kekeringan
d.
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dengan kondisi aksesibilitas yang sangat terbatas maka pengolahan dan pemasaran hasil sangat perlu dilakukan untuk mendapatkan nilai tambah dari produksi yang dihasilkan. Kegiatan off-farm, seperti pengolahan dasil dan pemasaran akan banyak memperoleh nilai tambah yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Oleh karenanya,
pengolahan dan pemasaran hasil perlu dikembangkan dengan cara menyebarluaskan penerapan teknologi dan alsin pengolahan, penyimpanan hasil serta penataan jaringan pemasaran.
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
10
e.
Integrasi Tanam, Petik, Olah dan Jual dalam Satu Wilayah Pengembangan Kondisi kekinian pengembangan tanaman pangan dan hortikultura yang masih berorientasi menghasilkan produk segar dan memenuhi kebutuhan konsumsi lokal perlu di arahkan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing melalui kegiatan yang terintegrasi antara tanam, petik, olah dan jual dalam satu wilayah pengembangan. Integrasi antara tanam, petik, olah dan jual merupakan arah kebijakan RPJMD Provinsi Papua, Tahun 2013-2018, yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, menjaga
stabilitas ekonomi, menciptakan pembangunan ekonomi yang
inklusif dan berkeadilan melalui integrasi tanam, peti, olah jual serta pengwilayaan komoditas. f.
Regulasi, Pelayanan dan Fasilitasi Untuk dapat berkembangnya agribisnis tanaman pangan dan hortikultura maka perlu didukung oleh iklim berusahatani yang kondusif.
Langkah
yang diperlukan adalah melalui dukungan peraturan yang berpengaruh terhadap kegiatan usahatani, antara lain : peraturan dibidang penggunaan lahan, perbenihan, tertib/pola tanam di daerah, penggunaan air, alur teknologi, serta regulalsi pelayanan dan fasilitasi mengenai kelembagaan, harga pasar, subsidi, dan lain-lain. 6.
Wilayah Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura RPJMD
Provinsi
Papua
2013-2918
mengamanatkan,
wilayah
pengembangan di Provinsi Papua di kelompokan berdasarkan wilayah adat, yaitu: a.
Wilayah Pengembangan Mamta, yang meliputi Kota Jayapura, Kab. Jayapura, Kab. Keerom, Kab. Sarmi dan Kab. Mamberamo Raya. Tema pembangunan tanaman pangan dan hortikultura di wilayah Mamta adalah Membangun Industri Hilir Berbasis Tanaman Pangan dan
Hortikultura Papua. Komoditas unggulan di wilayah Mamta adalah padi, kedelai dan buahbuahan (durian dan matoa). b.
Wilayah Pengembangan Saireri, yang meliputi Kab. Biak Numfor, Kab. Supiori, Kab. Kepulawan Yapen, Kab, Waropen Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
11
Tema pembangunan tanaman pangan dan hortikultura di wilayah Saireri adalah Membangun Agrowisata Berbasis Tanaman Pangan dan
Hortikultura dan Home Industri Pangan Lokal Papua Komoditas unggulan pada wilayah ini adalah jagung, keladi dan buahbuahan (durian, langsat) c.
Wilayah Pengembangan Ha Anim, yang meliputi Kab. Merauke, Kab. Mappi. Kab. Boven Digul dan Kab. Asmat. Tema pembangunan tanaman pangan dan hortikultura di wilayah Ha Anim adalah Memperkuat Wilayah Ha Anim Sebagai Lumbung Pangan
Regional. Komoditas unggulan pada wilayah Ha Anim adalah padi, kedelai dan buahbuahan. d.
Wilayah Pengembangan La Pago, yang meliputi Kab. Jayawijaya, Kab.Lanny Jaya, Kab. Tolikara, Kab. Yahukimo, Kab. Yalimo. Kab. Mamberamo Tengah, Kab. Puncak Jaya, Kab. Puncak, Kab. Pegunungan Bintang dan Kab. Nduga. Tema pembangunan tanaman pangan dan hortikultura di wilayah La Pago adalah Membangun Kawasan Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura yang Terintegrasi dengan Home Industri. Komoditas unggulan pada wilayah ini adalah ubijalar, sayuran organik dan buah merah. e.
Wilayah Pengembangan Mee Pago, yang meliputi Kab. Nabire, Kab. Dogiyai, Kab. Intan Jaya, Kab. Deiyai dan Kab. Mimika. Tema pembangunan tanaman pangan dan hortikultura wi wilayah Mee Pago adalah Membangun Wilayah Mee Pago Sebagai Lumbung
Pangan di Utara Papua. Komoditas unggulan pada wilayah ini adalah padi, kedelai dan buah merah 7.
Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura Pada
dasarnya
seluruh
komoditas
pangan
(tanaman
pangan
dan
hortikulutra) yang dibutuhkan, baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk maupun untuk peningkaan pendapatan petani perlu ditingkatkan. Namun dengan mempertimbangkan tingkat kesiapan sumberdaya pertanian yang ada, perkembangan ekonomi global maka komoditas-komoditas yang perlu
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
12
mendapat prioritas dalam penanganannya selama tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut : a.
Tanaman Pangan: Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubikayu dan Ubijalar.
b.
Buah-buahan: Jeruk, Mangga, Durian, Rambutan, Pisang, dan Nenas
c.
Sayuran: Cabe Merah, Bawang Merah, Bawang Putih Sayauran Dataran Tinggi (Kubis, Kentang, Wortel, Petsai Granat).
d.
Spesifik Papua: Keladi, Sagu, Matoa, Buah Merah dan Anggrek Papua. Memperhatikan potensi lahan, sumberdaya manusia adan agroekosistem,
komoditas unggulan masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura di Wilayah Pengembangan Mamta, Saireri dan Ha Anim No I 1.
Kabupaten/ Kota Mamta Kota Jayapura
2.
Jayapura
3.
Keerom
4.
Sarmi
5. II. 1.
Mamberamo Raya Saireri Biak Numfor
2.
Supiori
3.
Kep. Yapen
4.
Waropen
III. 1.
Ha Anim Merauke
2.
Mappi
3.
Boven Digul
4.
Asmat
Tanaman Pangan
Buahbuahan
Sayuran
Spesifik Papua
Padi Jagung Padi Kedelai Padi Kedelai Padi Kc. Tanah Padi Ubijalar
Rambutan Mangga Durian Rambutan Jeruk Salak Rambutan Jeruk Pisang Jeruk
Cabe Merah Sayuran lain Cabe Sayuran lain Bawang Merah Sayuran Cabe Merah Sayuran Sayuran
Anggrek Papua Buah Merah Matoa Buah Merah
Jagung Kc. Hijau
Durian Jeruk
Cabe Merah Sayuran
Ubijalar Ubikayu Kc. Tanah Ubikayu Padi Kedelai
Durian Rambutan Durian Jeruk Jeruk Rambutan
Sayuran
Keladi Anggrek Papua Keladi
Cabe Merah Sayuran Cabe Merah Sayuran
Matoa
Padi Kedelai Padi Kc. Tanah Ubikayu Kc. Tanah Ubikayu Kc. Tanah
Mangga Rambutan Durian Pisang Durian Jeruk Pisang Jeruk
Cabe Merah Bawang Merah Sayuran
Sagu
Sagu
Sagu
Sagu
Sayuran Sayuran
Sagu
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
13
Tabel 2. Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura di Wilayah Pengembangan La Pago dan Mee Pago No IV. 1.
Kabupaten/ Kota La Pago Jayawijaya
Tanaman Pangan
Buahbuahan
Spesifik Papua
2.
Lanny Jaya
Ubijalar Padi Ubijalar
3.
Tolikara
Ubijalar
Nenas
Bawang Putih Sayuran
4.
Yahukimo
Ubijalar
Pisang
Sayuran
Buah Merah
5.
Yalimo
Ubijalar
Durian Rambutan
Sayuran
Buah Merah
6.
Ubijalar
Sayuran
Buah Merah
7.
Memberamo Tengah Puncak Jaya
Jeruk
Sayuran
Buah Merah
8.
Puncak
Jeruk
Sayuran
Buah Merah
9.
Peg. Bintang
Sayuran
Buah Merah
10.
Nduga
V. 11.
Mee Pago Nabire
12.
Dogiyai
13.
Intan Jaya
14.
Paniai
15.
Mimika
16.
Deiyai
Ubijalar Kc. Tanah Ubijalar
Jeruk Keprok
Sayuran
Sayuran
Buah Merah Buah Merah Buah Merah
Ubijalar Padi Ubijalar
Pisang
Sayuran
Buah Merah
Padi Kedelai Ubijalar Kc. Tanah Ubijalar Kc. Tanah Ubijalar Kc. Tanah Padi Jagung Ubijalar Kc. Tanah
Jeruk Durian Nenas Markisa Nenas Jeruk Nenas Markisa Pisang Rambutan Nenas Markisa
Cabe Merah Sayuran Sayuran
-
Sayuran
Buah Merah
Sayuran
Buah Merah
Cabe Merah Sayuran Sayuran
Sagu
Buah Merah
Buah Merah
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
14
8.
Sasaran Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2014-2018 Meskipun umumnya mengalami peningkatan pada setiap tahunnya, namun tingkat
pencapaian
produksi
sebagian
komoditas
tanaman
pangan
dan
hortikultura hingga saat ini menunjukkan masih belum dapat memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk. Komoditas-komoditas yang masih mengalami kekurangan tersebut adalah beras, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, bawang putih, dan bawang merah. Atas kekurangan produksi pangan tersebut maka Provinsi Papua selalu mendatangkan bahan pangan dari daerah lain dalam jumlah yang cukup besar pada
setiap
tahunnya.
Hal
tersebut
ketergantungan bahan pangan Provinsi
menunjukkan
bahwa
tingkat
Papua masih cukup tinggi. Semakin
tinggi tingkat ketergantungan pangan suatu daerah menunjukkan bahwa tingkat ketahanan pangan daerah tersebut makin lemah. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan daerah maka tingkat ketergantungan bahan pangan
dari
daerah
lain
harus
dapat
dikurangi,
bahkan
meniadakan
ketergantungan tersebut dan menjadi pemasok bahan pangan untuk daerah lain. Tabel 3. Kebutuhan Pangan di Provinsi Papua, Tahun 2014-2018 No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Komoditas
Padi (ton GKG) Beras (ton) Jagung (ton) Kedelai (ton) Kacang Tanah (ton) Kacang Hijau (ton) Ubi Kayu (ton) Ubi Jalar (ton) Sayuran (ton) Buah-Buahan (ton)
2014
2015
TAHUN 2016
2017
2018
356.515 231.504 3.189 22.077 13.483
374.949 243.474 3.353 24.435 14.923
394.342 256.066 3.527 27.371 16.716
414.736 269.309 3.709 30.552 18.659
436.184 283.236 3.901 33.997 20.762
Pening katan (%/thn) 5,17 5,17 5,17 11,31 11,31
2.052 66.710 327.405 208.771 86.478
2.271 68.818 337.754 223.444 92.554
2.544 71.112 348.012 239.391 99.160
2.840 73.454 360.506 256.408 106.209
3.160 75.642 372.224 274.565 113.730
11,32 3,19 3,25 7,08 7,08
Berdasarkan kebutuhan dan target pemenuhan kebutuhan pangan (Tabel 3), sasaran produksi tanaman pangan Provinsi Papua tahun 2014-2018 dapat dilihat pada Tabel 4.
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
15
Tabel 4. Sasaran Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, Tahun 2014-2018 No.
Komoditas
A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. B.
PRODUKSI (ton) Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sayuran Buah-Buahan PRODUKTIVITAS (ku/ha) Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sayuran Buah-buahan (kg/pohon) LUAS PANEN (ha) Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sayuran Buah-buahan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
2014
2015
TAHUN 2016
2017
2018
Pening katan (%/thn)
188.179 7.386 5.728 2.466 830 40.953 425.797 79.364 28.533
206.562 7.755 6.846 2.887 978 43.006 447.087 86.979 31.351
224.945 8.143 7.964 3.308 1.126 45.059 469.441 94.594 34.169
243.328 8.550 9.082 3.729 1.274 47.112 492.913 102.209 36.987
261.711 8.977 10.200 4.150 1.422 49.165 517.559 109.824 39.805
9,04 5,00 17,29 15,25 15,89 4,80 5,00 8,89 9,14
42,02 23,73 12,83 10,79 10,81 122,98 130,90 65,98 3,86
42,74 24,05 13,37 11,10 11,11 123,28 130,90 66,99 3,90
43,48 24,36 13,92 11,40 11,41 123,58 130,90 68,00 3,94
44,24 24,68 14,46 11,70 11,70 123,87 130,90 69,01 3,98
45,00 25,00 15,00 12,00 12,00 124,17 130,90 70,02 4,02
1,73 1,32 4,07 2,75 2,69 0,24 0,00 1,51 1,03
44.788 3.113 4.464 2.285 768 3.269 32.528 12.028 3.699
48.326 3.225 5.119 2.601 880 3.366 34.155 12.984 4.022
51.730 3.342 5.723 2.902 987 3.463 35.863 13.911 4.339
55.004 3.464 6.282 3.187 1.089 3.559 37.656 14.810 4.650
58.152 3.591 6.800 3.458 1.185 3.655 39.539 15.684 4.955
7,19 3,63 12,71 12,17 12,85 2,88 5,00 7,27 6,07
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
16
B.
Indikator Kinerja Utama Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2014 Berdasarkan
Rencana
Strategis
Pembangunan
Tanmaan
Pangan
dan
Hortikuktura, Tahun 2014-2014, Dinas Tanaman Pangann dan Hortikultura Provinsi Papua menetapkan Indikator Kinerja Utama Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2014 yang dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Indikator Kinerja Utama Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, Tahun 2014 No 1.
2.
3.
4.
Sasaran Strategis Meningkatkan Pencapaian Swasembada Padi dan Kedelai a. Pengembangan padi
Produksi padi
188.178 ton
b. Pengembangan kedelai
Produksi kedelai
6.068 ton
Mempertahankan Swasembada Jagung dan Ubijalar a. Pengembangan jagung
Produksi jagung
7.386 ton
b. Pengembangan ubijalar
Produksi ubijalar
425.797 ton
Mengembangkan Kawasan Sentra Hortikultura Berskala Agribisnis
Peningkatan luas kawasan buah-buahan Peningkatan luas kawasan sayuran Peningkatan luas kawasan matoa Peningkatan luas kawasan buah merah Peningkatan industri kecil berbasis pengolahan hasil tanaman pangan dan hortikultura Indeks penggunaan benih unggul padi Indeks penggunaan benih unggul jagung Indeks penggunaan benih unggul kedelai Peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertanian Siswa SMK Pertanian yang lulus
Mengembangkan tanaman pangan dan hortikultura spesifik Papua
5.
Mengembangkan Agroindustri Terpadu Berbasis Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura
6.
Mengembangkan Sistem Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Yang Mandiri
7.
Membangun Kualitas Sumberdaya Manusia Pertanian
Indikator Kinerja
Target
575 ha 234 ha 30 ha 40 ha 25 unit
49 persen 32 persen 42 persen 300 orang
87 orang
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
17
C.
Rencana
Program/Kegiatan
Pembangunan
Tanaman
Pangan
dan
Hortikultura, Tahun 2014 1.
Pengembangan Padi Upaya peningkatan produksi beras di dalam negeri makin dituntut untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dengan tingkat konsumsi yang masih tinggi. Namun tantangan peningkatan produksi di masa yang akan datang juga makin meningkat terkait dengan persaingan dalam pemanfaatan sumberdaya antara sektor pertanian dengan sektor lainnya. Komoditi beras menyangkut kepentingan masyarakat luas yang dalam usaha pemenuhan
kebutuhan
harus
ditangani
dengan
sungguh-sungguh
oleh
pemerintah. Mengingat peran strategis beras dalam ketahanan pangan, pemerintah Provinsi Papua berupaya agar surplus beras dapat dicapai sebagai bentuk kontribusi daerah terhadap upaya pencapaian swasembada beras secara nasional. Peluang untuk mencapai target tersebut cukup besar dengan adanya modal berupa sumberdaya lahan yang cukup luas yang belum dimanfaatkan, teknologi yang tersedia, dan kondisi agroklimat yang sesuai untuk budidaya padi. Upaya untuk meningkatkan produksi padi di Papua salah satunya adalah dengan meningkatkan produktivitas padi. Peningkatan produktivtas padi dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah (1) penerapan pengelolaan tanaman terpadu (PTT), (2) penggunaan benih unggul dan bermutu dan (3) pengendalian hama penyakit tanaman padi secara terpadu Disamping itu produksi padi dapat dilakukan dengan
cara lain, diantaranya
adalah (1) perluasan areal padi, (2) optimalisasi lahan dan (3) perbaikan saluran irigasi. Rencana kegiatan Pengembangan Padi, Tahun 2014 adalah: a)
Perluasan sawah, 900 ha
b)
Optimalisasi lahan, 5.070 ha
c)
Sistem rice intensifikasi (SRI), 540 ha
d)
Pengembangan irigasi, 4.000 ha
e)
SL PTT padi, 22.850 ha
f)
SL PTT padi ladang, 3.500 ha
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
18
2.
Pengembangan Kedelai Kedelai merupakan komoditas tanaman terpenting ketiga setelah padi dan jagung secara nasional. Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman palawija yang kaya akan protein yang memiliki arti penting dalam industri tahu dan tempe. Kedelai berperan sebagai sumber protein nabati yang sangat penting dalam rangka peningkatan gizi masyarakat
karena aman bagi kesehatan dan
murah harganya. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan bahan industri. Upaya untuk meningkatkan produksi kedelai di Propinsi Papua dapat dilakukan melalui peningaktan areal tanam dan juga harus dibarengi dengan peningkatan produktivitas. Perluasan areal tanam akan lebih besar kontribusinya terhadap peningkatan produksi kedelai, oleh karena itu perlu dilakukan berbagai upaya diantaranya adalah: a)
Perluasan arel tanam kedelai pada lahan sawah.
b)
Perluasan areal tanam kedelai pada lahan kering
c)
Perluasan areal tanam kedelai pada lahan pasang surut.
Ditinjau dari segi lain, kesesuaian dan permasalahan biofisik lahan infrastruktur, dan sosial-budaya masyarakat maka lahan kering, terutama lahan kering masam, paling potensial untuk dikembangkan untuk usahatani kedelai. Meskipun demikian peluasan areal tanam kedelai pada sawah dan lahan pasang surut juga perlu mendapat prioritas. Perluasan areal tanam kedelai pada lahan kering masam tentu memerlukan dukungan inovasi teknologi yang perlu disiapkan. Peningkatan produktivitas tanaman kedelai dapat dilakukan melalui pola intensifikasi pertanian yakni dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini: a)
Pengolahan
lahan
yang
meliputi
pengolahan
tanah,
ameliorasi,
pemupukan, pengatusan dan pengairan yang disesuaikan dengan kondisi tanah dan topografi setempat. b)
Pengendalian organisme pengganggu tanaman (hama, penyakit dan gulma) secara terpadu.
c)
Pengelolaan pascapanen yang sangat menentukan mutu hasil.
Rencana kegiatan Pengembangan Kedelai, Tahun 2014 adalah a)
Perluasan areal, 30 ha
b)
Intensifikasi kedelai, 20 ha
c)
SL PTT kedelai, 2.000 ha
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
19
3.
Pengembangan Jagung Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang mempunyai peranan strategis dalam pembangunan pertanian dan pereknomian secara nasional, bahkan di Provinsi Papua komoditas ini memberikan sumbangan tingkat pendapatan petani, karena multi fungsinya. Upaya peningkatan produksi jagung di Provinsi Papua yang berdasarkan data BPS tahun 2008 sudah surplus, selain untuk memenuhi kebutuhan pangan juga harus berorientasi pada pengembangan industri hilir seperti industri pakan ternak.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
ekstensifikasi pertanian, yakni dengan meningkatkan luas areal tanam jagung. Perluasan areal tanam jagung dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya: a)
Optimalisasi pemanfaatan lahan sawah untuk bubidaya jagung sebagai tanaman sela.
b)
Pemanfaatan lahan kering secara optimal baik di lahan perkarangan maupun perkebunan, yakni sebagai tanaman tumpang sari.
c)
Pembukaan lahan baru untuk budidaya jagung
Selain peningkatan luas areal tanam jagung, upaya untuk meningkatkan produksi jagung dapat dapat dilakukan dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) jagung yang meliputi beberapa hal, diantaranya adalah: a)
Penggunaan varietas unggul.
b)
Penggunaan benih berkualitas dengan daya kecambah tinggi.
c)
Pengolahan lahan yang baik
d)
Optimalisasi populasi tanaman.
e)
Penggunaan dosis pupuk yang tepat
Rencana kegiatan Pengembangan Jagung, Tahun 2014 adalah: a)
Optimalisasi lahan, 20 ha
b)
SL PTT jagung, 1.000 ha
c)
Agribisnis jagung, 160 ha
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
20
4.
Pengembangan Ubijalar Ubi Jalar merupakan salah satu komoditas tanaman pangan terpenting dan unggulan di Provinsi Papua dan merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk asli Papua, terutama yang berada di pegunungan tengah. Provinsi Papua merupakan penghasil kedua terbesar ubi jalar setelah Provinsi Jawa Barat. Kedepan arah pengembangan tanaman ubi jalar lebih kepada penanganan pasca panen yakni pengolahan hasil produk ubi jalar baik untuk keperluan industri seperti pembuatan tepung, maupun untuk keperluan industri rumah tangga seperti pembuatan kue-kuean maupun produk olahan lainnya. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah terhadap produk ubi jalar sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani. Diprediksi peningkatan kebutuhan akan bahan baku ubi jalar untuk industri menyebabkan permintaan akan ubi jalar juga semakin meningkat. Oleh karena itu produksi ubi jalar di Papua juga harus ditingkatkan. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya adalah (1) Peningkatan produktivitas, (2) Perluasan areal tanam.
Peningkatan
produktivitas
ubi
jalar
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan bibit unggul dan juga melalaui pendekatan pengelolaan tanaman terpadu. Luas areal tanam juga harus ditingkatkan, salah satunya dengan memanfaatkan lahan-lahan nganggur diperkarangan maupun lahan-lahan lain yang tidak dimanfaatkan dan berpotensi untuk usahatani ubi jalar. Rencana kegiatan Pengembangan Komoditas Ubijalar, Tahun 2014 adalah:
5.
a)
Optimalisasi lahan ubijalar,100 ha
b)
Pengembangan ubijalar, 750 ha
c)
Intensifikasi ubijalar, 200 ha
Pengembangan Kawasan Hortikultura Berskala Agribisnis Permintaan komoditas hortikultura di Provinsi Papua terus
meningkat seiring
dengan peningkatan jumlah penduduk dan bertambahnya
masyarakat kelas
menengah yang hidup di perkotaan. Masyarakat kelas menengah memiliki preferensi tertentu terhadap komoditas hortikultura yang berkualitas dan mudah di dapat. Peningkatan produksi komoditas hortikultura dapat ditingkatkan melalui penumbuhan kawasan sentra, pemantapan kawasan sentra yang sudah ada dan peningkatan produktivitas.
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
21
Penumbuhan dan pemantapan kawasan sentra dilakukan pada lokasi yang memiliki lahan yang memungkinkan 100 ha s/d 500 ha pada satu kawasan. Penumbuhan dan pemantapan kawasan sentra dilakukan dengan cara: a)
Perluasan areal
b)
Optimalisasi lahan
c)
Rehabilitasi dan konservasi lahan
Peningkatan produktivitas dilakukan dengan cara: a)
Penerapan Good Agriculture Practices (GAP)
b)
Penggunaan benih unggul dan bermutu
c)
Pengendalian OPT
Rencana kegiatan Pengembangan Komoditas Hortikultura Berskala Agribisnis, Tahun 2014 adalah: a)
Optimalisasi lahan hortikultura, 300 ha
b)
Pengembangan buah, 179 ha
c)
Pengembangan sayuran, 192 ha
d)
Peningkatan produksi dan produktivitas hortikultura, 4 ha
e)
Pengembangan
sarana
dan
prasarana
pertanian
kawasan
hortikultura, 19 ha f)
Pengembangan agribisnis hortikultura, 40 ha
g)
Pengembangan sarana dan prasarana pertanian wilayah khusus, 86 ha
6.
Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Spesifik Papua Provinsi Papua memiliki keragaman tanaman pangan dan hortikultura yang tidak di temukan pada daerah lain di Indonesia. Tanaman pangan dan horitkultura spesifik Papua memiliki nilai ekonomi yang cukup baik sehingga perlu di kembangkan sebagai sumber pendapatan petani Papua. Komoditas tanaman pangan dan hortikultura spesifik Papua yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi adalah buah merah, matoa, sagu dan keladi dan anggreek Papua. Pengembangan komoditas tanaman pangan dan hortikultura spesifik Papua dilaksanakan dengan mengembangkan kawasan sentra baru dengan luasan 100 ha s/d 500 ha yang terintegrasi dengan industri hilir. Pengembangan kawasan sentra tanaman pangan dan hortikultura spesifik Papua dilakukan dengan perluasan areal serta optimalisasi/rehabilitasi dan konservasi lahan.
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
22
Rencana kegiatan Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortitkultura Spesifik Papua, Tahun 2014 adalah:
7.
a)
Pengembangan matoa 30 ha
b)
Pengembangan buah merah 40 ha
Pengembagan Sistem Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Yang Mandiri Benih sangat penting dalam proses budidaya tanaman pangan dan hortikultura. Oleh karena itu ketersediaan yang tepat jumlah, tepat kualitas, tepat waktu, tepat harga dan perlu dibangun dalam suatu sistem yang mandiri yang dikenal dengan sistem perbenihan. Sistem perbenihan tanaman pangan dan hortikultura di bangun dalam suatu kawasan yang terintegrasi mulai dari penyediaan benih sumber, perbanykan benih di tingkat penangkar sampai pada penyediaan benih di tingkat petani. Pengembangan perbenihan tanaman pangan dan hortikultura di bangun dalam suatu sistem perbenihan melalui kegiatan: a)
Pengembangan Balai Pengawasan dan Sertfikasi Benih
b)
Pengembangan Balai Benih Induk Padi di Kurik Merauke
c)
Pengembangan Balai Benih Induk Palawija di Besum Jayapura
d)
Pengembangan Balai Benih Induk Hortikultura di Wirmaker Biak
e)
Pengembangan Kebun Bibit Waena Jayapura
f)
Pengembangan pusat penangkatan benih
Rencana
kegiatan Pengembangan
Perbenihan Tanaman Pangan dan
Hortikultura, Tahun 2014 adalah: a)
DAK Balai Pengawasan dan Sertfikasih Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
b)
DAK Balai Benih Induk Palawija
c)
DAK Balai Benih Induk Padi
d)
DAK Balai Benih Induk Hortikultura
e)
DAK Kebun Bibit Hortikultura
f)
Pengembangan Balai Benih Induk Palawija
g)
Pengembangan Balai Benih Induk Padi
h)
Pengembangan Balai Benih Induk Hortikultura
i)
Pengembangan Kebub Bibit Waena
j)
Sertifikasi dan Pengawasan Benih Tanaman Pangan
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
23
k) 8.
Sertifikasi dan Pengawasan Benih Hortikultura
Pengembangan
Agroindustri
Terpadu
Tanaman
Pangan
dan
Hortikultura Pengembangan agroindutri tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Papua menjadi salah satu katub pengaman peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Hal ini juga sejalan dengan RPJMD Provinsi Papua, Tahun 2013-2018 yang menitik beratkan kepada peningkatan nilai tambah produk lokal Papua melalui strategi tanam, petik, olah dan jual komoditas tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Papua. Produksi tanaman pangan dan hortikultura terus meningkat yang sukup signifikan, namun dari sisi tingkat pendapatan dan kesejahteraan petani relatif stabel. Hal ini terjadi karena rata-rata komoditas tanaaman pangan dan hortikultura di jual dalam bentuk segar. Kondisi yang demikian ini perlu kondisi ini digeser dengan melaksanakan pengolahan hasil tanaman pangan dan hortikultura sehingga memberikan dampak peningktan pendapatan petani dan dampak ekonomi lainnya, seperti penyerepan tenaga kerja, pajak dan lain-lain. Kegiatan pengembangan agroindustri tanaman pangan dan hortikultura, perlu juga diikuti dengan kegiatan pemasaran hasil. Apabila kedua kegiatan ini nisa dilaksanakan secara sinergis, akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap perkembangan ekonomi. Kegiatan
pengembangan
agoindustri
dan
pemasaran
hasil
yang
dapat
memberikan dampak kepada peningkatan pendapatan petani dan ekonomi daerah, diantaranya: a)
Penyediaan sarana dan prasarana pengolahan hasil komoditas tanaman pangan dan hortikultura
b)
Pelatihan teknologi pengolahan hasil komoditas tanaman pangan dan hortikultura.
c)
Pameran pengolahan hasil tanaman pangan dan hortikultura
d)
Informasi pasar
e)
Peningkatan mutu produk pengolahan hasil komoditas tanaman pangan dan hortikultura
Rencana kegiatan Pengembangan Agroindustri dan Pemasaran Komoditas Tanaman dan Hortikultura di Provinsi Papua, Tahun 2014 adalah: a)
Fasilitasi Kelembagaan Pasar Tani
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
24
9.
b)
Revitalisasi Penggilingan Padi
c)
Pengolahan Hasil Jagung
d)
Pengolahan Hasil Ubikayu
e)
Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian
f)
Pengembangan Pemasaran Hasil Pertanian
g)
Pengembangan Kelembagaan Usaha Pertanian
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Pengembangan sumberdaya manusia pertanian dilaksanakan dalam kerangka menyiapkan dan meningkatkan sumberdaya manusia pertanian yang mampu meningkatkan produtivitas tanaman pangan dan hortikultura. Pengembangan sumberdaya manusia dilaksanakan melalui cara: a)
Menyiapkan sumberdaya manusia melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian di Kampung Harapan Sentani.
b)
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan dan latihan yang dilaksanakan di Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian di Sentani.
Rencana kegiatan Pengembangan Sumberdaya Manusis Pertanian di Provinsi Papua, Tahun 2014 adalah: a.
Peningkatan SDM Aparatur dan Non Aparatur
b.
Peningkatan Prasarana dan Sarana Diklat Pertanian
c.
Peningkatan SDM Aparatur dan Non Aparatur Sekolah Pertanian
d.
Peningkatan Prasarana dan Sarana Sekolah Pertanian
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
25
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A.
Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Realisasi Indikator Kinerja Utama
Pembangunan Tanaman Pangan dan
Hortikultura (IKU) Provinsi Papua, Tahun 2014 dijelaskan pada Tabel 6 berikut ini Tabel 6. Realisasi Indikator Kinerja Utama Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura (IKU), Tahun 2014 No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Meningkatkan Pencapaian Swasembada Pangan c. Pengembangan padi
Produksi padi
d. Pengembangan kedelai
Realisasi (IKU)
Capaian Realisasi
185.780 ton
98,73 %
Produksi kedelai
3.821 ton
66,70 %
Mempertahankan swasembada jagung dan ubijalar c. Pengembangan jagung
Produksi jagung
6.948 ton
94,76 %
d. Pengembangan ubijalar
Produksi ubijalar
408.545 ton
95,95 %
Mengembangkan Kawasan Sentra Hortikultura Berskala Agribisnis
Peningkatan luas kawasan buah-buahan Peningkatan luas kawasan sayuran Peningkatan luas kawasan matoa Peningkatan luas kawasan buah merah Peningkatan industri kecil berbasis pengolahan hasil tanaman pangan dan hortikultura Indeks penggunaan benih unggul padi Indeks penggunaan benih unggul jagung Indeks penggunaan benih unggul kedelai Peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertanian Siswa SMK Pertanian yang lulus
575 ha
100 %
234 ha
100 %
30 ha
100 %
40 ha
100 %
25
100 %
49
100 %
32
100 %
42
100 %
300
100 %
87
100 %
Mengembangkan Tanaman Pangan dan Hortikultura Spesifik Papua Mengembangkan Agroindustri Terpadu Berbasis Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Mengembangkan Sistem Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Yang Mandiri
Membangun Kualitas Sumberdaya Manusia Pertanian
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
26
Berdasarkan
Tabel
6,
bahwa
realisasi
Indikator
Kinerja
Utama
(IKU)
Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2014 belum terealisasi 100 terutama indeks swasembada kedelai yang hanya mencapai 66,70 persen. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) indeks swasembada kedelai yang hanya mencapai 66,70 persen disebabkan oleh: 1. Terlambatnya musim tanam di lapangan. 2. Realisasi tanam/panen kegiatan unggulan pengembangan kedelai, yaitu SL PTT kedelai hanya mencapai 50 persen. 3. Kurangnya
dukungan
dana
pemerintah
dalam
pembiayaan
kegiatan
pengembangan kedelai. B.
Pencapaian Produksi Tanaman Pangan, Tahun 2014 Pengukuran pencapaian produksi tanaman pangan, tahun 2014 didasarkan pada Angka Ramalan Dua (ARAM II) yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Angka Ramalan Dua sesungguhnya pangan pada bulan Januari s/d
merupakan angka realisasi produksi tanaman
Agustus 2014 sedangkan angka produksi bulan
September s/d Desember 2014 merupakan angka ramalam (estimasi).
Angka
Ramalan Dua (Aram II) Produksi Tanaman Pangan, Provinsi Papua, Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Angka Ramalan Dua (Aram II) Produksi Tanaman Pangan, Provinsi Papua, Tahun 2014 No. 1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Komoditas Padi a. Padi sawah b. Padi ladang Jagung Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Ubikayu Ubijalar
Angka Ramalan II, Tahun 2014 Panen Produktivitas Produksi (Ha) (kw/ha) (ton) 43.445 42,87 185.780 40.138 43,59 174.953 3.197 33,87 10.827 2.951 23,54 6.948 3.258 11,73 3.821 1.994 10,25 2.043 451 11,06 499 2.626 126,50 33.220 31.810 128,43 408.545
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
27
C.
Realisasi
Program/Kegiatan
Pembangunan
Tanaman
Pangan
dan
Hortikultura, Tahun 2014 1.
Pengembangan Padi Berdasarkan Angka Ramalan Dua yang dirilis oleh BPS Provinsi Papua, bahwa produksi padi pada tahun 2014 adalah 185.780 ton. Produksi padi ini telah mencapai 98,73 persen dari sasaran produksi tahun 2014. Capaian angka produksi padi sebesar 185,760 ton di dukung oleh beberapa kegiatan unggulan, yaitu: a.
Perluasan Sawah seluas 900 ha
b.
Optimalisasi Lahan Sawah seluas 5.070 ha
c.
Sistem Rice Intensifikasi (SRI) seluas 540 ha
d.
Pengembangan Jaringan Irigasi seluas 4.000 ha
e.
Sekolah Lapang Penglolaan Tanaman Terpadu (SL PTT) Padi Sawah seluas 18.500 ha.
f.
Sekolah Lapang Penglolaan Tanaman Terpadu (SL PTT) Padi Ladang seluas 3.500 ha.
Realisasi pelaksanaan kegiatan unggulan pengembangan padi dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Perluasan Sawah Kegiatan Perluasan Sawah di fokuskan kepada kawasan sentra tanaman pangan yang berkembang serta petani yang memiliki keterbatasan dalam membangun infrastruktur pertanian. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Perluasan Sawah dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Lokasi dan Petani Kegiatan Perluasan Sawah, Tahun 2014
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kab/Kota Jayapura Merauke Nabire Keerom Mimika Jumlah
Target Fisik (ha) 100 500 100 100 100 900
∑Distrik 1 6 2 1 2 12
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 4 10 8 8 2 2 1 4 2 2 17 28
∑Petani 100 543 150 100 115 1.008
Hasil kegiatan Perluasan Sawah yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan luas tanam/panen padi Ø Peningkatan produksi padi Ø Penambahan baku lahan sawah Ø Penyerapan tenaga kerja Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
28
Secara rinci hasil kegiatan Perluasan Sawah dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Kegiatan Perluasan Sawah, Tahun 2014. No. 1. 2. 3. 4. 5.
b.
Kab/Kota Jayapura Merauke Nabire Keerom Mimika Jumlah
Target Fisik (ha) 100 500 100 100 100 900
Tanam (ha) 100 500 100 100 100 900
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 80 23,00 500 41,00 84 45,00 60 40,00 100 37,00 824 37,20
Produksi (ton) 184 2.025 378 240 370 3.189
Optimalisasi Lahan Sawah Kegiatan Optimalisasi Lahan Sawah di fokuskan kepada kawasan sentra padi yang berkembang serta petani yang memiliki keterbatasan dalam membangun infrastruktur pertanian. Secara rinca lokasi dan petani kegiatan Optimalisasi Lahan Sawah dapat dilihat pada Tabel. 10 Tabel 10. Lokasi dan Petani Kegiatan Optimalisasi Lahan Sawah, Tahun 2014
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Kab/Kota Jayapura Merauke Nabire Keerom Jayawijaya Mimika Boven Digul Mappi Waropen Puncak Jaya Asmat Jumlah
Target Fisik (ha) 600 2.000 500 500 500 300 20 270 80 200 100 5.070
∑Distrik 4 11 7 3 9 3 1 4 4 1 5 50
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 11 22 37 38 11 13 7 7 11 11 5 5 1 1 4 4 4 4 3 6 5 5 97 114
∑Petani 684 2.559 605 327 249 283 20 270 129 159 537 5.802
Hasil kegiatan Optimalisasi Lahan Sawah yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan luas tanam/panen padi Ø Peningkatan produksi dan produktivitas Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Optimalisasi Lahan Sawah dapat dilihat pada Tabel 11.
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
29
Tabel 11. Hasil Kegiatan Optimalisasi Lahan Sawah, Tahun 2014. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
c.
Kab/Kota Jayapura Merauke Nabire Keerom Jayawijaya Mimika Boven Digul Mappi Waropen Puncak Jaya Asmat Jumlah
Target Fisik (ha) 600 2.000 500 500 500 300 20 270 80 200 100 5.070
Tanam (ha) 600 2.000 500 500 500 300 20 270 80 200 100 5.070
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 600 27,00 590 33,50 396 37,00 500 34,10 420 23,00 300 37,50 20 21,00 270 30,00 75 32,00 200 28,00 100 27,00 3.471 30,01
Produksi (ton) 1.620 1.977 1.465 1.705 966 1.125 42 810 240 560 270 10.780
Sistem Rice Intensifikasi (SRI) Kegiatan Sistem Rice Intesifikasi (SRI) di fokuskan kepada kawasan sentra padi yang berkembang serta petani yang memiliki keterbatasan dalam membangun infrastruktur pertanian. Secara rinca lokasi dan petani kegiatan Sistem Rice Intensifikasi (SRI) dapat dilihat pada Tabel. 12. Tabel 12. Lokasi dan Petani Kegiatan Sistem SRI Intensifikasi (SRI), Tahun 2014
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kab/Kota Jayawijaya Nabire Merauke Mimika Kota Jayapura Jumlah
Target Fisik (ha) 100 100 140 100 100 540
∑Distrik 6 1 1 2 1 11
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 6 6 1 2 1 1 2 2 1 2 11 13
∑Petani 120 111 241 100 94 666
Hasil kegiatan Sistem Rice Intensifikasi yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan luas tanam/panen padi Ø Peningkatan produksi dan produktivitas Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Sistem Rice Intenfikasi (SRI) dapat dilihat pada Tabel 13.
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
30
Tabel 13. Hasil Kegiatan Sistem Rice Intensifikasi (SRI), Tahun 2014. No.
Kab/Kota
1. 2. 3. 4. 5.
Jayawijaya Nabire Merauke Mimika Kota Jayapura Jumlah
d.
Target Fisik (ha) 100 100 140 100 100 540
Tanam (ha) 100 100 140 100 100 540
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 100 28,00 100 68,20 140 56,00 100 38,25 100 50,40 540 48,80
Produksi (ton) 280 682 784 383 504 2.633
Pengembangan Jaringan Irigasi Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi
di fokuskan kepada kawasan
sentra padi yang berkembang serta petani yang memiliki keterbatasan dalam membangun infrastruktur pertanian. Secara rinca lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi, Tahun 2014 No. 1. 2. 3. 4.
Kab/Kota
Target Fisik (ha) 2.000 800 1.000 200 4.000
Merauke Jayapura Nabire Keerom Jumlah
∑Distrik 7 3 3 1 14
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 23 23 5 5 4 13 1 1 33 42
∑Petani 2.106 800 973 200 4.079
Hasil kegiatan Pengembangan Jaringan yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan luas tanam/panen padi Ø Peningkatan indeks pertanaman (IP) Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel No. 1. 2. 3. 4.
Kab/Kota Merauke Jayapura Nabire Keerom Jumlah
15.
Hasil Kegiatan Tahun 2014. Target Fisik (ha) 2.000 800 1.000 200 4.000
Pengembangan
Tanam (ha 2.000 800 1.000 200 4.000
Jaringan
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 2.000 38,00 800 35,00 1.000 39,00 200 45,00 4.000 36,40
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
Irigasi, Produksi (ton) 3.420 2.800 3.900 900 14.552
31
e.
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL PTT) Padi Sawah Kegiatan SL PTT Padi Sawah di fokuskan kepada kawasan sentra padi yang relatif rendah produkttivitas serta petani memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan SL PTT Padi Sawah dapat dilihat pada Tabel. 16. Tabel
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kab/Kota Jayapura Jayawijaya Merauke Mimika Nabire Kota Jayapura Sarmi Keerom Waropen Jumlah
16.
Lokasi dan Petani Kegiatan SL PTT Padi Sawah, Tahun 2014 Target Fisik (ha) 750 300 15.400 200 900 500 200 300 300 18.500
∑Distrik 3 7 6 1 6 1 4 2 3 60
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 7 29 9 12 37 353 1 2 11 36 2 20 7 7 4 12 5 5 83 4.476
∑Petani 636 172 8.169 106 994 480 290 300 184 11.403
Hasil kegiatan SL PTT Padi Sawah yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan SL PTT Padi Sawah dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Hasil Kegiatan SL PTT Padi Sawah, Tahun 2014. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kab/Kota Jayapura Jayawijaya Merauke Mimika Nabire Kota Jayapura Sarmi Keerom Waropen Jumlah
Target Fisik (ha) 750 300 15.400 200 900 500 200 300 300 18.500
Tanam (ha) 750 300 15.400 200 900 500 200 300 300 18.500
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 96 41,22 275 37,73 13.589 46,42 200 35,72 900 42,82 500 50,45 0 0 300 34,16 270 32,0 16.130 49,53
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
Produksi (ton) 395,80 1.037,50 63.075,90 7.114 3.853,51 2.522,50 0 1.024,80 864 79.888,01
32
Berdasarkan Tabel 17, bahwa hasil kegiatan SL PTT Padi belum mencapai target 100 persen. Kondisi ini terjadi karena lambatnya pelaksanaan kegiatan penanaman di lapangan. Perbaikan penerapan teknologi budidaya yang dilaksanakan petani adalah: Ø Penggunaan benih unggul Ø Penggunaan jarak tanam legowo f.
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL PTT) Padi Ladang Kegiatan SL PTT Padi Ladang di fokuskan kepada kawasan sentra padi yang relatif rendah produkttivitas serta petani memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan SL PTT Padi Ladang dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Lokasi dan Petani Kegiatan SL PTT Padi Ladang, Tahun 2014
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kab/Kota Merauke Keerom Puncak Jaya Kep. Yapen Tolikara Mappi Jumlah
Target Fisik (ha) 2.600 400 100 100 200 100 3.500
∑Distrik 7 4 1 1 7 1 21
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 38 170 7 6 4 4 3 4 8 8 1 1 61 193
∑Petani 3.022 400 100 95 200 72 3.889
Hasil kegiatan SL PTT Padi Ladang yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan SL PTT Padi Ladang dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Hasil Kegiatan SL PTT Padi Ladang, Tahun 2014. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kab/Kota Merauke Keerom Puncak Jaya Kep. Yapen Tolikara Mappi Jumlah
Target Fisik (ha) 2.600 400 100 100 200 100 3.500
Tanam (ha) 2.600 400 100 100 200 100 3.500
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 55 34,52 400 33,76 100 31,50 100 32,68 0 0 0 0 655 33,32
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
Produksi (ton) 189,85 1.350,50 315 326,80 0 0 2.182,15
33
Berdasarkan Tabel 19, bahwa hasil kegiatan SL PTT Padi Ladang belum mencapai target 100 persen. Kondisi ini terjadi karena terlambatnya penanaman di lapangan. Perbaikan penerapan teknologi budidaya yang dilaksanakan petani adalah: Ø Penggunaan benih unggul Ø Penggunaan jarak tanam legowo 2 : 1 dan 4 : 1 2.
Pengembangan Kedelai Berdasarkan Angka Ramalan Dua yang dirilis oleh BPS Provinsi Papua, bahwa produksi kedelai pada tahun 2014 adalah 3.821 ton. Produksi kedelai ini baru mencapai 66,71 persen dari sasaran produksi tahun 2014. Capaian angka produksi kedelai sebesar 3.821 ton didukung oleh beberapa kegiatan unggulan, yaitu: a.
Perluasan Areal Kedelai seluas 30 ha
b.
Intensifikasi Kedelai seluas 20 ha
c.
Sekolah Lapang Penglolaan Tanaman Terpadu (SL PTT) Kedelaii Sawah seluas 2.000 ha
Realisasi
pelaksanaan
kegiatan
unggulan
pengembangan
kedelai
dapat
dijelaskan sebagai berikut: a.
Perluasan Areal Kedelai Kegiatan Perluasan Areal Kedelai tanaman pangan
yang
di fokuskan kepada kawasan sentra
berkembang serta petani yang memiliki
keterbatasan dalam membangun infrastruktur pertanian. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Perluasan Kedelai dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Lokasi dan Petani Kegiatan Perluasan Areal Kedelai, Tahun 2014 No. 1. 2.
Kab/Kota Sarmi Waropen Jumlah
Target Fisik (ha) 15 15 30
∑Distrik 1 2 3
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 1 1 3 3 4 4
∑Petani 20 45 65
Hasil kegiatan Perluasan Areal Kedelai yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan luas tanam/panen kedelai Ø Peningkatan produksi padi Ø Penambahan baku lahan sawah Ø Penyerapan tenaga kerja Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
34
Secara rinci hasil kegiatan Perluasan Areal Kedelai dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Hasil Kegiatan Perluasan Kedelai, Tahun 2014. No. 1. 2.
b.
Kab/Kota Sarmi Waropen Jumlah
Target Fisik (ha) 15 15 30
Tanam (ha) 15 15 30
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 15 19,00 15 18,00 30 18,50
Produksi (ton) 28,50 27,00 55,50
Intensifikasi Kedelai Kegiatan Pengembangan Tanaman Pangan di fokuskan kepada kawasan sentra tanaman pangan yang masih relatif rendah produkttivitas serta petani memiliki keterbatasan dalam mengaakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinca lokasi dan petani kegiatan
Intensifikasi
Kedelai dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel No. 1.
22.
Sub Kegiatan Intensifikasi kedelai
Lokasi dan Tahun 2014
Petani
Kegiatan
Kabupaten Mimika
∑Distrik 1
Intensifikasi
Kedelai,
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 1 1
∑Petani 20
Hasil kegiatan Intensifikasi Kedelai yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Intensifikasi Kedelai dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Hasil Kegiatan Intensifikasi Kedelai, Tahun 2014. Kabupaten No. 1.
c.
Sub Kegiatan Intensifikasi kedelai
Mimika
Tanam (ha) 20
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 20 13,00
Produksi (ton) 26,00
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL PTT) Kedelai Kegiatan SL PTT Kedelai di fokuskan kepada kawasan sentra kedelai yang relatif rendah produkttivitas serta petani memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan SL PTT Kedelai dapat dilihat pada Tabel 24. Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
35
Tabel 24. Lokasi dan Petani Kegiatan SL PTT Kedelai, Tahun 2014 No. 1. 2. 3. 4.
Kab/Kota
Target Fisik (ha) 500 500 500 500 2.000
Jayapura Merauke Nabire Keerom Jumlah
∑Distrik 2 6 3 4 15
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 8 18 25 122 4 22 12 19 46 181
∑Petani 500 624 442 475 2.041
Hasil kegiatan SL PTT Kedelai yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan SL PTT Kedelai dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Hasil Kegiatan SL PTT Kedelai, Tahun 2014. No. 1. 2. 3. 4.
Kab/Kota Jayapura Merauke Nabire Keerom Jumlah
Target Fisik (ha) 500 500 500 500 2.000
Tanam (ha) 500 500 500 500 2.000
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 168 12,00 50 13,50 500 13,92 500 14,00 1.218 13,67
Produksi (ton) 201,60 67,50 695,95 700,00 1.665,05
Perbaikan penerapan teknologi budidaya yang dilaksanakan petani adalah: Ø Penggunaan benih unggul Ø Penggunaan jarak tanam 3.
Pengembangan Jagung Berdasarkan Angka Ramalan Dua yang dirilis oleh BPS Provinsi Papua, bahwa produksi jagung pada tahun 2014 adalah 6.948 ton. Produksi jagung ini baru mencapai 94,07 persen dari sasaran produksi tahun 2014. Capaian angka produksi jagung sebesar 6.948 ton di topang oleh beberapa kegiatan unggulan, yaitu: a.
Optimalisasi Lahan Jagung seluas 20 ha
b.
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL PTT) Jagung seluas 1.000 ha
c.
Pengembangan Agribisnis Jagung seluas 160 ha
Realisasi pelaksanaan kegiatan unggulan pengembangan jagung dapat dijelaskan sebagai berikut:
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
36
a.
Optimalisasi Lahan Jagung Kegiatan Optimalisasi Lahan Jagung di fokuskan kepada kawasan sentra jagung yang berkembang serta petani yang memiliki keterbatasan dalam membangun infrastruktur pertanian. Secara rinca lokasi dan petani kegiatan Optimalisasi Lahan Jagung dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Lokasi dan Petani Kegiatan Optimalisasi Lahan Jagung, Tahun 2014
No. 1.
Kab/Kota Biak Numfor
Target Fisik (ha) 20
∑Distrik 2
Jumlah
20
2
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 2 2 2
∑Petani 22
2
22
Hasil kegiatan Optimalisasi Lahan Sawah yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan luas tanam/panen padi Ø Peningkatan produksi dan produktivitas Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Optimalisasi Lahan Jagung dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Hasil Kegiatan Optimalisasi Lahan Jagung, Tahun 2014. No. 1.
Kab/Kota Biak Numfor Jumlah
b.
Target Fisik (ha) 20
Tanam (ha) 20
20
20
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 20 22,00 20
Produksi (ton) 44
22.00
44
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL PTT) Jagung Kegiatan SL PTT Jagung di fokuskan kepada kawasan sentra jagung yang relatif rendah produkttivitas serta petani memiliki keterbatasan dalam mengaakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan SL PTT Jagung dapat dilihat pada Tabel 28.
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
37
Tabel 28. Lokasi dan Petani Kegiatan SL PTT Jagung, Tahun 2014 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Kab/Kota Jayapura Merauke Nabire Kota Jayapura Sarmi Keerom Waropen Kep. Yapen Tolikara Biak Numfor Jumlah
Target Fisik (ha) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1.000
∑Distrik 2 4 6 2 3 3 5 1 5 3 34
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 3 3 4 11 7 7 2 4 3 4 8 10 17 17 4 4 6 6 4 4 60 71
∑Petani 56 211 146 100 195 100 334 86 100 100 1.422
Hasil kegiatan SL PTT Jagung yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan SL PTT Jagung dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Hasil Kegiatan SL PTT Jagung, Tahun 2014. No.
Kab/Kota
Target Fisik (ha)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Jayapura Merauke Nabire Kota Jayapura Sarmi Keerom Waropen Kep. Yapen Tolikara Biak Numfor Jumlah
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1.000
Tanam (ha) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1.000
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 100 31,85 100 32,75 100 32,50 100 33,90 0 0 100 34,00 100 32,04 100 29,80 0 0 0 0 700 32,40
Produksi (ton) 318,50 327,50 325,00 339,00 0 340,00 320,04 298.00 0 0 2.268,04
Perbaikan penerapan teknologi budidaya yang dilaksanakan petani adalah: Ø Penggunaan benih unggul Ø Penggunaan jarak tanam c.
Pengembangan Agribisnis Jagung Lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Agribisnis Jagung di fokuskan di kawasan sentra jagung yang ber IP relatif rendah serta petani yang memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinca lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Agribisnis Jagung dapat dilihat pada Tabel 30. Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
38
Tabel 30. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Kawasan Agribinis Jagung, Tahun 2014 No.
Sub Kegiatan
1.
Pengembangan jagung
Kab/Kota Mappy Supiori Lanny Jaya Deiyai
Jumlah
Target (ha) 40 40 40 40 160
∑Distrik 2 3 1 1 7
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 5 5 10 10 10 10 1 4 26 29
∑Petani 109 191 191 40 531
Hasil kegiatan Pengembangan Agribisnis Jagung yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan produksi dan produktivitas jagung Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Agribisnis Jagung dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31. Hasil Kegiatan Pengembangan Agribisnis Jagung, Tahun 2014. No.
Sub Kegiatan
Kab/Kota
1.
Pengembangan jagung
Mappy Supiori Lanny Jaya Deiyai
Jumlah
4.
Target (ha) 40 40 40 40 160
Tanam (ha) 40 40 40 40 160
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Produksi (ton) 0 0 0 0 0
Pengembangan Ubijalar Berdasarkan Angka Ramalan Dua yang dirilis oleh BPS Provinsi Papua, bahwa produksi ubijalar pada tahun 2014 adalah 408.545 ton. Produksi ubijalar ini baru mencapai 95,95 persen dari sasaran produksi tahun 2014. Capaian angka produksi ubijalar sebesar 408.545 ton di topang oleh beberapa kegiatan unggulan, yaitu: a.
Optimalisasi Lahan Ubijalar seluas 100 ha
b.
Pengembangan Ubijalar seluas 775 ha
c.
Pengembangan Intensifikasi Pangan Lokal (Ubijalar) seluas 200 ha
Realisasi pelaksanaan kegiatan unggulan pengembangan ubijalar dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Optimalisasi Lahan Ubijalar Kegiatan Optimalisasi Lahan Ubijalar di fokuskan kepada kawasan sentra ubijalar yang berkembang serta petani yang memiliki keterbatasan dalam membangun infrastruktur pertanian. Secara rinca lokasi dan petani kegiatan Optimalisasi Lahan Ubijalar dapat dilihat pada Tabel 32. Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
39
Tabel 32. Lokasi dan Petani Kegiatan Optimalisasi Lahan Jagung, Tahun 2014 No. 1.
Kab/Kota Tolikara
Target Fisik (ha) 100
∑Distrik 1
100
1
Jumlah
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 7 10 7
∑Petani 147
10
147
Hasil kegiatan Optimalisasi Lahan Ubijalar yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan luas tanam/panen padi Ø Peningkatan produksi dan produktivitas Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Optimalisasi Lahan Ubijalar dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33. Hasil Kegiatan Optimalisasi Lahan Ubijalar, Tahun 2014. No. 1.
Kab/Kota Tolikara
Target Fisik (ha) 100
Tanam (ha) 100
100
100
Jumlah
b.
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 100 130,00 100
130,00
Produksi (ton) 1.300 1.300
Pengembangan Ubijalar Kegiatan Pengembangan Ubijalar di fokuskan kepada kawasan sentra ubijalar
yang
relatif
rendah
produkttivitas
serta
petani
memiliki
keterbatasan dalam mengaakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Ubijalar dapat dilihat pada Tabel 34. Tabel 34. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Ubijalar, Tahun 2014 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kab/Kota Jayawijaya Merauke Mimika Nabire Keerom Puncak Jaya Tolikara Intan Jaya Jumlah
Target Fisik (ha) 100 100 100 100 100 100 75 100 775
∑Distrik 7 2 2 3 4 2 2 2 24
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 7 7 4 7 4 5 4 4 9 20 6 6 7 7 5 5 43 62
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
∑Petani 116 74 99 100 200 100 195 100 984
40
Hasil kegiatan Pengembangan Ubijalar yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Ubijalar dapat dilihat pada Tabel 35. Tabel 35. Hasil Kegiatan Pengembangan Ubijalar, Tahun 2014. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kab/Kota Jayawijaya Merauke Mimika Nabire Keerom Puncak Jaya Tolikara Intan Jaya Jumlah
Target Fisik (ha) 100 100 100 100 100 100 75 100 775
Tanam (ha) 100 100 100 100 100 100 75 100 775
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 100 120 100 141,76 100 140 100 130 100 130 100 113 75 120 50 160 725 130,08
Produksi (ton) 1.200 1.418 1.400 1.300 1.300 1.130 900 800 9.448
Perbaikan penerapan teknologi budidaya yang dilaksanakan petani adalah: Ø Penggunaan benih unggul Ø Penggunaan jarak tanam c.
Pengembangan Intensifikasi Pangan Lokal (Ubijalar) Lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Intensifikasi Pangan
Lokal
(Ubijalar) di fokuskan di kawasan sentra ubijalar yang berkembang serta petani yang memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi budidaya dan
sarana
produksi.
Secara
rinci
lokasi
dan
petani
kegiatan
Pengembangan Intensifikasi Pangan Spesifik Lokal dapat dilihat pada Tabel. 36. Tabel 36. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Intensifikasi Pangan Lokal (Ubijalar), Tahun 2014 No.
1.
Sub Kegiatan
Pengembangan ubijalar, 200 ha
Jumlah
Kab/Kota
Mappi Deyai Boven Digul Peg. Bintang Yahukimo
Target (ha) 25 50 25 50 50 200
∑Distrik 1 3 1 4 3 12
Lokasi dan Petani ∑Kampun ∑Kelota g 3 4 3 3 1 2 7 7 5 5 19 21
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
∑Petani 62 45 46 91 93 337
41
Hasil kegiatan
Kegiatan Pengembangan Intensifikasi Pangan
Lokal
(Ubijalar) yang dapat diukur adalah: 1) Peningkatan luas tanam/panen dan produksi ubijalar 2) Perbaikan penerapan teknologi budidaya 3) Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Intensifikasi Pangan Lokal dapat dilihat pada Tabel 37. Tabel 37. Hasil Kegiatan Kegiatan Pengembangan Intensifikasi Pangan Lokal (Ubijalar), Tahun 2014. Kab/Kota No.
Target (ha)
Sub Kegiatan
1.
Pengembangan ubijalar, 200 ha
Mappi Deyai Boven Digul Peg. Bintang Yahukimo
25 50 25 50 50 200
Jumlah
5.
Tanam (ha) 25 50 25 50 50 200
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 25 120,19 25 120,45 50 110,14 48 130,11 148 120,05
Produksi (ton) 300 301 551 625 1.777
Pengembangan Kawasan Hortikultura Berskala Agribisnis Pengembangan Kawasan Hortikultura Berskala Agribisis didukung oleh beberapa kegiatan unggulan, yaitu: a.
Optimalisasi Lahan Hortikultura, 300 ha
b.
Pengembangan Buah, 179 ha
c.
Pengembangan Sayuran, 192 ha
d.
Peningkatan Produksi dan Produktivitas Hortikultura, 4 ha
e.
Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Kawasan Hortikultura, 19 ha
f. g.
Pengembangan Agribisnis Tanaman Hortikultura, 40 ha Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Wilayah Khusus, 86 ha
Realisasi
pelaksanaan
kegiatan
unggulan
Pengembangan
Kawasan
Hortikultura Berskala Agribisnis dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Optimalisasi Lahan Hortikultura Kegiatan Optimalisasi Lahan Hortikultura di fokuskan kepada kawasan sentra hortikultura yang
berkembang serta petani yang memiliki
keterbatasan dalam membangun infrastruktur pertanian. Secara rinca lokasi dan petani kegiatan Optimalisasi Lahan Hortikultura dapat dilihat pada Tabel 38. Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
42
Tabel 38. Lokasi dan Petani Kegiatan Optimalisasi Lahan Hortikultura, Tahun 2014 No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kab/Kota Nabire Jayawijaya Peg. Bintang Mamberamo Raya Biak Numfor Jumlah
Komoditas Durian Kentang Pisang Pisang
Target Fisik (ha) 140 20 40 80
Durian
∑Distrik
20 300
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota
∑Petani
4 5 2 2
4 5 4 3
5 5 5 4
292 88 70 40
2 15
2 18
2 21
35 525
Hasil kegiatan Optimalisasi Lahan Hortikultura yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan luas kawasan buah-buahan 300 ha Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Optimalisasi Lahan Hortikultura dapat dilihat pada Tabel 39. Tabel 39.Hasil Kegiatan Optimalisasi Lahan Hortikultura, Tahun 2014 No. 1. 2. 3. 4. 5.
b.
Kab/Kota Nabire Jayawijaya Peg. Bintang Mamberamo Raya Biak Numfor Jumlah
Komoditas Durian Kentang Pisang Pisang Durian
Target Fisik (ha) 140 20 40 80 20 300
Tanam (ha) 140 20 40 80 20 300
Pengembangan Buah Kegiatan Pengembangan Buah di fokuskan kepada kawasan sentra buahbuahan yang relatif rendah produkttivitas dan kualitas serta petani memiliki keterbatasan dalam mengaakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Buah dapat dilihat pada Tabel 40.
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
43
Tabel 40. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Buah, Tahun 2014 No.
Kab/Kota
Komoditas
1.
Kota Jayapura
2.
Merauke
3.
Nabire
4.
Mimika
5.
Biak Numfor Jumlah
Jambu kirsta Mangga garifta Srikaya Jambu krista Mangga garifta Pisang Srikaya Jeruk Durian Jambu krista Mangga garifta Srikaya Pisang Pisang
Target Fisik (ha) 10 20 5 6 10 2 5 13 21 16 15 5 18 20 179
∑Distrik
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota
2 2 2 3 3 4 2 1 1 1 1 1 1 1 25
3 3 3 5 6 5 3 1 1 1 1 1 1 4 38
8 11 4 8 12 9 5 1 1 1 1 1 1 4 67
∑Petani 174 234 75 110 206 65 107 13 63 20 20 20 20 60 1.187
Hasil kegiatan Pengembangan Buah yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan luas kawasan buah-buahan 179 ha Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Buah dapat dilihat pada Tabel 41. Tabel 41. Hasil Kegiatan Pengembangan Buah, Tahun 2014 No.
Kab/Kota
1.
Kota Jayapura
2.
Merauke
3.
Nabire
4.
Mimika
5.
Biak Numfor Jumlah
Komoditas Jambu kirsta Mangga garifta Srikaya Jambu krista Mangga garifta Pisang Jeruk Durian Jambu krista Mangga garifta Srikaya Pisang Pisang
Target Fisik (ha) 10 20 5 10 15 10 14 21 16 15 5 18 20 179
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
Tanam (ha) 10 20 5 10 15 10 14 21 16 15 5 18 20 179
44
c.
Pengembangan Sayuran Kegiatan Pengembangan Sayuran di fokuskan kepada kawasan sentra sayuran yang relatif rendah produkttivitas dan kualitas serta petani memiliki keterbatasan dalam mengaakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Sayuran dapat dilihat pada Tabel 42. Tabel 42. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Sayuran, Tahun 2014
No.
Kab/Kota
1.
Kota Jayapura
2.
Biak Numfor
3.
Jayawijaya
4.
Merauke
Komoditas Cabe rawit merah Cabe rawit merah Cabe rawit merah Bawang merah Kentang Wortel Bawang merah
Target Fisik (ha) 22
∑Distrik 1
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 3 10
38
4
11
19
353
22
22
3
3
35
30 50 1
2 2 1
2 3 1
3 3 3
52 41 80
192
13
23
41
830
∑Petani 269
15
Jumlah
Hasil kegiatan Pengembangan Sayuran yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan luas pertanaman sayuran Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Sayuran dapat dilihat pada Tabel 43. Tabel 43. Hasil Kegiatan Pengembangan Sayuran, Tahun 2014. No.
Kab/Kota
1.
Kota Jayapura
2.
Biak Numfor
3.
Jayawijaya
4.
Merauke Jumlah
Komoditas Cabe rawit merah Cabe rawit merah Cabe rawit merah Bawang merah Kentang Wortel Bawang merah
Target Fisik (ha)
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 21 3,33
22
Tanam (ha) 22
38
38
38
2,79
106
22
22
18
3,00
54
15
0
0
0
0
30 50 1
30 50 1
27 45 0
2,96 2,49 0
80 112 0
178
163
149
28,32
422
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
Produksi (ton) 70
45
d.
Peningkatan Produksi dan Produktivitas Hortikultura Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Hortikultura di fokuskan kepada kawasan sentra hortikultura masih relatif rendah produkttivitas serta petani memiliki keterbatasan dalam mengaakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinca lokasi dan petani kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Hortikultura dapat dilihat pada Tabel 44. Tabel 44. Lokasi dan Petani Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Hortikultura, Tahun 2014
No. 1. 2.
Sub Kegiatan Pengembangan bawang merah Pengembangan jahe Jumlah
Kab/Kota
Target (ha)
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 3 3
Keerom
3
∑Distrik 2
∑Petani 30
Keerom
1
1
2
2
5
4
3
5
5
35
Hasil kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Hortikultura yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan produksi dan produktivitas hortikultura Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Secara rinci hasil kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Hortikultura dapat dilihat pada Tabel 45. Tabel 45. Hasil Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Hortikultura, Tahun 2014. No.
Sub Kegiatan
1.
Pengembangan bawang merah Pengembangan jahe Jumlah
2.
e.
Kab/Kota
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 1,5 2,34
Keerom
Target (ha) 3
Tanam (ha) 3
Keerom
1
-
-
-
4
3
1,5
2,34
Produksi (ton) 350
350
Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Kawasan Hortikultura Kegiatan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Kawasan Hortikultura di fokuskan kepada kawasan sentra hortikultura yang baru berkembang serta petani memiliki keterbatasan dalam membangun infrastruktur
pertanian.
Secara
rinca
lokasi
dan
petani
kegiatan
Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Kawasan Hortikultura dapat dilihat pada Tabel 46.
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
46
Tabel 46. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Kawasan Hortikultura, Tahun 2014 No. 1. 2. 3.
Sub Kegiatan Perluasan areal bawang merah Perluasan areal bawang putih Optimalisasi lahan sayuran Jumlah
Kab/Kota Keerom Jayawijaya Lanny Jaya
Target (ha) 5 5 4
∑Distrik 1 1 1
5
1
1
1
16
19
4
4
7
161
Biak Numfor
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 1 1 1 1 1 4
∑Petani 20 20 105
Hasil kegiatan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Kawasan Hortikultura yang dapat diukur adalah: Ø Penambahan baku lahan hortikultura Ø Peningkatan indeks pertanaman dan produktivitas Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Kawasan Horitkultura dapat dilihat pada Tabel 47. Tabel 47. Hasil Kegiatan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Kawasan Hortikultura, Tahun 2014. Kab/Kota No.
Sub Kegiatan
1.
Perluasan areal bawang merah Perluasan areal bawang putih Optimalisasi lahan sayuran Jumlah
2. 3.
f.
Target (ha)
Tanam (ha)
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 5 64,00 5 72,00 4 20,00
Keerom Jayawijaya Lanny Jaya
5 5 4
5 5 4
Biak Numfor
5
5
5
19
19
19
Produksi (ton) 32,00 36,00 8,00
Pengembangan Agribisnis Tanaman Hortikultura Lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Agribisnis Hortikultura di fokuskan di kawasan sentra hortikultura yang berkembang serta petani yang memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinca lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Agribisnis Hortikultura dapat dilihat pada Tabel 48.
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
47
Tabel 48. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Kawasan Tanaman Agribisnis Hortikultura, Tahun 2014 No. 1. 2. 3.
Sub Kegiatan
Kab/Kota
Pengembangan agribisnis durian Pengembangan rambutan Pengembangan jeruk
Kota Jayapura Merauke Kota Jayapura Boven Digul Jayawijaya Mamberamo Tengah
Jumlah
Target (ha) 5 5 8 7 5 5
∑Distrik 1 1 3 1 1 1
40
9
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 4 4 1 1 4 4 2 2 1 1 1 1 14
∑Petani 40 12 62 16 22 10
14
184
Hasil kegiatan Pengembangan Agribisnis Hortikultura yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan luas kawasan hortikultura berskala agribisnis Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Agribisnis Hortikultura dapat dilihat pada Tabel 49. Tabel
49.
Hasil Kegiatan Pengembangan Kawasan Tanaman Hortikultura, Tahun 2014
No.
Sub Kegiatan
1.
Pengembangan agribisnis durian Pengembangan rambutan Pengembangan jeruk
2. 3.
Kab/Kota Kota Jayapura Merauke Kota Jayapura Boven Digul Jayawijaya Mamberao Tengah
Jumlah
g.
Target (ha)
Agribisnis Tanam (ha)
5 5 8 7 5 5 40
5 5 8 7 5 5 40
Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Wilayah Khusus Lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Wilayah Khusus di fokuskan di kawasan sentra tanaman pangan dan hortikultura di wilayah khusus yang berkembang serta petani yang memiliki keterbatasan dalam menyediakan infrastruktur pertanian dan sarana produksi. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Wilayah Khusus (perluasan areal buahbuahan) dapat dilihat pada Tabel 50.
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
48
Tabel 50. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Wilayah Khusus, Tahun 2014 No. 1. 2. 3.
Sub Kegiatan Pengembangan kawasan perbatasan Pengembangan kawasan resetlement Pengembangan konservasi lahan Jumlah
Kab/Kota Kota Jayapura Merauke Asmat Puncak Jaya Yalimo
Komoditas Rambutan Sukun Pisang Jeruk Ubijalar
Target (ha) 20 20 18 18 10
∑Distrik 2 1 1 2 1
86
7
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 4 9 2 3 3 8 3 3 1 1 13
∑Petani 169 60 99 45 35
24
408
Hasil kegiatan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Wilayah Khusus yang dapat diukur adalah: 1) Peningkatan luas kawasan hortikultura berskala agribisnis 2) Perbaikan penerapan teknologi budidaya 3) Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Prasarandan dan Sarana Pertanian Wilayah Khusus dapat dilihat pada Tabel 51. Tabel 51. Hasil Kegiatan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Wilayah Khusus, Tahun 2014 No.
Sub Kegiatan
Kab/Kota
1.
Pengembangan kawasan perbatasan Pengembangan kawasan resetlement Pengembangan konservasi lahan Jumlah
Kota Jayapura Merauke Asmat Puncak Jaya Yalimo
2. 3.
6.
Komoditas Rambutan Sukun Pisang Jeruk Ubijalar
Target (ha) 20 20 18 18 10
Tanam (ha) 20 20 18 18 10
86
86
Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Spesifik Papua Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Spesifik Papuadidukung oleh beberapa kegiatan unggulan, yaitu: a.
Pengembangan Matoa, 30 ha
b.
Pengembangan Buah Merah, 40 ha
Realisasi pelaksanaan kegiatan unggulan Pengembangan
Tanaman
Pangan dan Hortikultura Spesifik Papua dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Pengembangan Matoa Lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Matoa di fokuskan di kawasan sentra sentra yang berkembang serta petani yang memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Matoa dapat dilihat pada Tabel 52. Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
49
Tabel 52. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Matoa, Tahun 2014 No. 1.
Sub Kegiatan
Kab/Kota
Pengembangan matoa Jumlah
Jayapura Keerom
Target (ha) 15 15 30
∑Distrik 4 1 5
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 7 7 1 1 8 8
∑Petani 77 10 87
Hasil kegiatan Pengembangan Matoa yang dapat diukur adalah: 1) Peningkatan luas kawasan matoa, 30 ha 2) Perbaikan penerapan teknologi budidaya 3) Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Matoa dapat dilihat pada Tabel 53. Tabel 53. Hasili Kegiatan Pengembangan Matoa, Tahun 2014 No. 1.
Sub Kegiatan
Kab/Kota
Pengembangan matoa
Jayapura Keerom
Jumlah
b.
Target (ha) 15 15 30
Tanam (ha) 15 15 30
Pengembangan Buah Merah Lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Buah Merah di fokuskan di kawasan sentra buah merah yang berkembang serta petani yang memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Buah Merah dapat dilihat pada Tabel 54. Tabel 54. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Buah Merah, Tahun 2014
No. 1.
2.
Sub Kegiatan Pengembangan buah merah
Jumlah Penangkaran buah merah,
Jumlah
Kab/Kota Jayapura Mamberamo Tengah Tolikara Yahukimo Puncak Jaya Jayapura Mamberamo Tengah Tolikara Yahukimo Puncak Jaya
Target (Anakan) 8 ha 8 ha
∑Distrik 2 1
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 2 2 1 2
8 ha 8 ha 8 ha 40 ha 7.500 7.500
1 1 1 6 2 1
1 1 1 6 3 1
1 1 1 7 3
18 16 15
7.500 7.500 7.500 37.500
1 1 2 7
1 2 3 10
1 2 3
31 61 59
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
∑Petani 40 67
54
50
Hasil kegiatan Pengembangan Buah Merah yang dapat diukur adalah: 1) Peningkatan luas kawasan buah merah, 40 ha 2) Perbaikan penerapan teknologi budidaya 3) Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Buah Merah dapat dilihat pada Tabel 55. Tabel 55. Hasil Kegiatan Pengembangan Buah Merah, Tahun 2014 No.
Sub Kegiatan
1.
Pengembangan buah merah
2.
Jumlah Penangkaran buah merah,
Kab/Kota Jayapura Mamberamo Tengah Tolikara Yahukimo Puncak Jaya Jayapura Mamberamo Tengah Tolikara Yahukimo Puncak Jaya
Jumlah
7.
Pengembangan
Agroindustri
Hasil Kegiatan Tanam Bibit
Target
7.500 7.500 7.500 7.500 7.500 37.500
8 ha 8 ha 8 ha 8 ha 8 ha 40 ha anakan anakan anakan anakan anakan anakan
Terpadu
8 8 8 8 8 40
ha ha ha ha ha ha -
Tanaman
7.500 anakan 7.500a anakn 7.500 anakan 7.500 anakan 7.500 anakan 37.500 anakan
Pangan
dan
Hortikultura Pengembangan Agroindustri Terpadu Tanaman Pangan dan Hortikultura didukung oleh beberapa kegiatan unggulan, yaitu: a.
Fasilitasi Kelembagaan Pasar Tani, 3 unit
b.
Revitalisasi Penggilingan Padi, 3 unit
c.
Pengolahan Hasil Jagung, 11 unit
d.
Pengolahan Hasil Ubikayu, 6 unit
e.
Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian, 5 unit
f.
Pengembangan Pemasaran Hasil Pertanian, 4 kegiatan
g.
Pengembangan Kelembagaan Usaha Pertanian, 2 kegiatan
Realisasi pelaksanaan kegiatan unggulan Pengembangan Agroindustri Terpadu Tanaman Pangan dan Hortikultura dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Fasilitasi Kelembagaan Pasar Tani Kegiatan Fasilitasi Kelembagaan Pasar Tani di fokuskan kepada kawasan sentra tanaman pangan dan hortikultura yang kelembagaan pasar belum berjalan secara baik serta petani memiliki keterbatasan dalam mengaakses
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
51
informasi pasar dan rantai tata niaga . Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Fasilitasi Kelembagaan Pasar Tani dapat dilihat pada Tabel 56. Tabel 56. Lokasi dan Petani Kegiatan Fasilitasi Kelembagaan Pasar Tani, Tahun 2014 No. 1. 2. 3.
Kab/Kota
Target Fisik (unit) 1 1 1 3
Jayapura Kota Jayapura Yalimo Jumlah
∑Distrik 3 3 1 7
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 4 9 4 4 2 2 10 15
∑Petani 20 35 30 80
Hasil kegiatan Fasilitasi Kelembagaan Pasar Tani yang dapat diukur adalah: v Terlaksananya Pasar Tani di Kota Jayapura, Kab. Jayapura dan Kab. Yalimo v Harga
produk
tanaman
pangan
dan
hortikultura
yang
menguntungkan petani dan sesuai dengan permintaan konsumen b.
Revitalisasi Penggilingan Padi Kegiatan Revitalisasi Penggilingan Padi di fokuskan kepada kawasan sentra padi yang kurang memiliki penggilingan padi yang standar sesuai luas pertanaman padi serta petani memiliki keterbatasan modal dan alat penggilingan padi. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Revitalisasi Penggilingan Padi dapat dilihat pada Tabel 57. Tabel 57. Lokasi dan Petani Kegiatan Revitalisasi Penggilingan Padi, Tahun 2014
No. 1. 2. 3.
Kab/Kota Jayapura Merauke Mappi Jumlah
Target Fisik (unit) 1 1 1 3
∑Distrik 1 1 1 3
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 1 1 1 1 1 1 3 3
∑Petani 20 12 30 62
Hasil kegiatan Revitalisasi Penggilingan Padi yang dapat diukur adalah: v Berkembangnya usaha penggilingan padi v Usaha penggilingan padi di Kab. Jayapura ini mampu melayani 3 (tiga) kampung dengan luas lahan 150 ha v Usaha penggilingan padi di Kab. Merauke ini mampu melayani 1 (satu) kampung dengan luas lahan 100 ha v Usaha penggilingan padi di Kab. Mapp in mampu melayani 1 (satu) kampung dengan luas lahan 100 ha
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
52
c.
Pengolahan Hasil Jagung Kegiatan Pengolahan Hasil Jagung di fokuskan kepada kawasan sentra jagung yang kurang memiliki alat pengolahan hasil jagung yang standar serta petani memiliki keterbatasan modal dan alat pegolahan hasil jagung. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Pengolahan Hasil Jagung dapat dilihat pada Tabel 58. Tabel 58. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengolahan Hasil Jagung, Tahun 2014
No. 1. 2.
Kab/Kota Puncak Jaya Nabire Jumlah
Target Fisik (unit) 4 7 11
Jenis dan Jumlah Bantuan ∑Kampung ∑Kelota ∑Petani
∑Distrik
2 2 4
2 3 5
2 4 6
40 65 105
Hasil kegiatan Pengolahan Hasil Jagung yang dapat diukur adalah: v Berkembangnya usaha kecil pakan ternak (produk setengah jadi) dan produk olahan jagung lainnya v Penyerapan tenaga kerja d.
Pengolahan Hasil Ubikayu Kegiatan Pengolahan Hasil Ubikayu di fokuskan kepada kawasan sentra ubikayu yang kurang memiliki alat pengolahan hasil ubikayu yang standar serta petani memiliki keterbatasan modal dan alat pegolahan hasil ubikayu. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Pengolahan Hasil Ubikayu dapat dilihat pada Tabel 59. Tabel 59. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengolahan Hasil Ubikayu, Tahun 2014
No. 1. 2.
Kab/Kota Boven Digul Supiori Jumlah
Target Fisik (unit) 3 3 6
∑Distrik
Jenis dan Jumlah Bantuan ∑Kampung ∑Kelota ∑Petani 1 2 3 52 2 3 3 36 3 5 6 88
Hasil kegiatan Pengolahan Hasil Ubikayu yang dapat diukur adalah: v Berkembangnya usaha kecil pengolahan hasil ubikayu v Penyerapan tenaga kerja
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
53
e.
Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian di fokuskan kepada kawasan sentra ubijalar dan buah merah yang baru berkembang serta petani memiliki keterbatasan dalam menyediakan peralatan dan akses teknologi pengoalahan hasil. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian dapat dilihat pada Tabel 60. Tabel 60. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian, Tahun 2014
No.
Sub Kegiatan
1.
Pengolahan hasil buah merah
2.
Pengolahan hasil ubijalar Jumlah
Kab/Kota Jayapura Tolikara Mamberamo Tengah Jayawijaya Mappi
Hasil kegiatan
Target (unit) 1 1 1
∑Distrik 1 1 1
1 1 5
1 1 5
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 1 1 1 1 1 1 1 1 5
∑Petani
1 1 5
Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian yang dapat
diukur adalah: v Berkembangnya usaha kecil pengolahan hasil ubikayu v f.
Penyerapan tenaga kerja
Pengembangan Pemasaran Hasil Pertanian Kegiatan Pengembangan Pemasaran Hasil Pertanian membiayai: 1) Pameran Agro And Food Expo dan Indonesia Agribiusiness Expo 2) Parade Pangan Nusantara 3) Pekan Seni dan Budaya Papua 4) Pasar Tani Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Pemasaran Hasil Pertania dapat dijelaskan sebagai berikut: 1)
Pameran Agro And Food Expo dan Indonesia Agribussiness Expo Tujuan dari kegiatan Pameran Agro And Food Expo dan Indonesia Agribiusiness
Expo adalah memperkenalkan produk unggulan dan
peluang investasi produkl pertanian di Provinsi Papua. Pameran Agro And Food Expo dilaksanakan di JCC Jakarta pada tanggal 1 s/d 4 Mei 2014 sedangkan Indodesia Agribusiness Expo dilaksanakan di Grand City Surabaya pada tanggal 5 s/d 8 September 2014 Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
54
Produk pertanian yang ditampikan pada pameran ini adalah: v Produk olahan tanaman pangan dan hortikultura (tepung ubijalar, tepung sagu, minyak buah merah, kapsul buah merah, juice Papoe-A, loly pop, sabun mandi, shampo body wash, irisan sarang semut dan kapsul sarang semut) v Produk segar tanaman pangan dan hortikultura (beras lokal Papua, ubijalar, keladi/bete wamena dan anggrek spesies Papua) 2)
Parade Pangan Nusantara Tujuan
dari
kegiatan
Parade
Pangan
Nusantara
adalah
memperkenalkan aneka kuliner/makanan tradisional Papua. Parade Pangan Nusantara dilaksanakan pada tanggal
15 s/d 19
Jnuari 2014 di Kota Malang dan merupakan kerjasama antara Kementerian Pertanian dengan Kodan Brawijaya. Produk pertanian yang ditampikan pada Parade Pangan ini adalah: v Tanaman pangan, yaitu keladi/bete dan ubijalar v Tanaman biofarmaka, yaitu sarang semut, irisan sarang semut dan minyak buah merah v Hasil olahan, yaitu tepung ubijalar, keripik keladi, keripik singkong dan keu sagu 3)
Pekan Seni dan Budaya Papua Tujuan dari kegiatan Pekan Seni dan Budaya Papua adalah memperkenalkan produk kerajinan yang dimiliki masyarakat Papua. Pekan Seni dan Budaya Papua dilaksanakan pada tanggal 23 s/d 25 Mei 2014 di Monas Jakarta. Produk pertanian yang ditampikan pada Pekan Sine dan Budaya Papaua ini adalah: v Hasil olahan tanaman pangan, yaitu keripik, tepung ubijalar dan tepung sagu v Hasil olahan hortikultura, yaitu minyak buah merah, kapsul buah merah, shampo bodywash, loly pop, juice Papoe, irisan sarang semut dan kapsul sarang semut
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
55
v Produk segar, yaitu anggrek spesies Papua dan bunga kurulu Wamena 4)
Pasar Tani Tujuan dari kegiatan Pasar Tani adalah sarana transaksi produk pertanian
antara
produsen
dan
konsumen
sehingga
petani
mendapatkan harga yang wajar/menguntungkan. Pasar Tani dilaksanakan di Kab. Keerom, Kab. Nabire, Kab. Merauke dan Kab. Mimika. Hal laing yang dilaksanakan pada saat Pasar Tani adalah bimbingan teknis pasar tani kepada 20 petani/gapoktan. Hasil yang dicapai dari Pasar Tani ini adalah: v Produk pertanian dapat dijual ke pasar dengan harga yang menguntungkan v Petani dan konsumen bertransaksi secara langsung sehingga memutuskan mengurangi rantai tata niaga yang panjang g.
Pengembangan Kelembagaan Usaha Pertanian Kegiatan Pengembangan Kelembagaan Usaha Pertanian membiayai: 1) Sosialisasi KUR dan KKPE 2) Inventarisasi Pelaku Usaha Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Kelembagaan Usaha Pertanian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1)
Sosialisasi KUR dan KKPE Tujuan dari kegiatan Sosialisasi KUR dan KKP-E ini adalah
untuk
memberikan informasi seluas-luasnya tentang fasilitasi kredit yang disediakan
oleh
pihak
perbankan
kepada
pelaku
usaha/gapoktan/kelompok tani/petani perorangan yang bergerak dibidang pertanian, untuk kepentingan pengembangan usahataninya termasuk syarat-syarat untuk memperoleh kredit usaha. Sosialisasi KUR dilaksanakan pada tanggal 4 Nopember 2014 di Kabupaten Mimika. Sedangkan Sosialisasi KKP-E dilaksanakan pada tanggal 7 Nopember 2014 di kabupaten Merauke.
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
56
Peserta
Sosialisasi
berjumlah
25
KUR
orang
dan yang
Sosilaisasi terdiri
KKPE
dari
masing-masing
Gapoktan/Kelompok
Tani/anggota Kelompok Tani dan petugas dinas setempat. Rumusan dari Sosialisasi KUR adalah:
a) KUR adalah kredit untuk modal kerja / investasi yang dapat diberikan sampai 500 juta kepada usaha mikro, kecil dan koperasi dengan catatan usahanya produktif dan mempunyai catatan cashflow.
b) Syarat pengajuan kredit sampai dengan Rp. 500.000.000,- : v
Surat permohonan kredit
v
KTP suami dan istri;
v
NPWP
v
Pas foto 3x4 masing-masing 1 lembar;
v
Surat/akte nikah;
v
Kartu keterangan usaha dari kelurahan;
v
Surat keterangan dari instansi terkait
v
Rincian/rencana penggunaan dana;
c) Untuk kredit sampai 100 juta, dibutuhkan SIUP, TDP dan SITU atau surat keterangan dari lurah setempat.
d) Bunga yang ditetapkan oleh Bank sebesar 13 % per tahun, dan dapat
dilayani
oleh
Kantor
Cabang
dan
Kantor
Cabang
Pembantu.
e) Jangka waktu pengembalian kredit maximal 3 tahun dan untuk kredit investasi maksimal sampai dengan 5 tahun. Rumusan dari Sosialisasi KPPE adalah: a)
Syarat pengajuan kredit dibawah Rp. 50.000.000,- : v
Surat permohonan kredit
v
KTP suami dan istri;
v
Pas foto 4x6 suami dan istri masing-masing dua lembar;
v
Surat/akte nikah;
v
Kartu keluarga;
v
Surat izin usaha(SIG)/ surat keterangan domisili usaha;
v
Rincian/rencana penggunaan dana;
v
Daftar stok barang
v
Jaminan kredit (BPKB/Sertifikat tanah);
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
57
b)
Syarat pengajuan kredit Rp. 50.000.000,- s/d ≤ Rp. 100.000.000,-
c)
v
Surat permohonan kredit
v
KTP suami dan istri;
v
Pas foto 4x6 suami dan istri masing-masing dua lembar;
v
Surat/akte nikah;
v
Kartu keluarga;
v
Surat izin usaha(SIG)/ TDP/ SIUP/NPWP
v
Rincian/rencana penggunaan dana;
v
Daftar stok barang
v
Jaminan kredit (BPKB/Sertifikat tanah);
Petani/Kelompok Tani dan Gapoktan dapat mengajukan kredit usaha setelah dokumen mendapat verifikasi dari Instansi terkait dalam hal ini Dinas Pertanian Kabupaten Merauke.
d)
Dokumen yang telah mendapat verifikasi dari dinas terkait, tidak serta merta disetujui oleh pihak Bank, akan tetapi akan diperiksa lagi kelengkapan dokumennya oleh pihak bank dan keputusan terakhir tentang besarnya kredit yang dapat disetujui adalah wewenang pihak bank pemberi kredit.
e)
Petani yang tergabung dalam satu Poktan atau Gapoktan dapat mengajukan kredit setelah mendapat persetujuan dari ketua kelompoknya.
f)
Pihak bank dapat memberikan kredit untuk pembelian peralatan pertanian sampai dengan besaran Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah). Kredit ini untuk investasi dibidang pertanian (contoh: peralatan RMU, Combine Harvester dll).
g)
Pihak bank sewaktu waktu dapat mengecek lapangan untuk peninjauan
tentang
kelayakan
usaha
petani/kelompok
tani/gapoktan. h)
Pihak bank diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam proses kredit kepada petani/kelompok tani/gapoktan ketika persyaratan kreditnya telah terpenuhi.
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
58
i)
Khusus bagi usaha perorangan dapat diberikan kredit usaha sampai dengan Rp. 5.000.000,- dengan persyaratan melengkapi: surat permohonan kredit, KTP suami dan istri, Pas foto 4x6 suami dan istri masing-masing dua lembar, Surat/akte nikah, Kartu keluarga dan rincian/rencana penggunaan dana;
j)
Manfaat
pertemuan
(petani/kelompok dalam
ini
dirasakan
tani/gapoktan) karena
pengembangan
mengharapkan
sangat
ada
usaha
pertemuan
User
sangat membantu
kelompok. yang
oleh
sama
Dan
peserta
pada
tahun
mendatang. 2)
Inventarisasi Pelaku Usaha Tujuan kegiatan Inventarisasi Pelaku Usaha Agribisnis adalah : v
Untuk
mendata
beberapa
pelaku
usaha
yang
telah
berkembang dan melakukan usaha agribisnis dari tanam sampai dengan penjualan produk. Data yang terkumpul merupakan data base awal untuk pelaksanaan kegiatan pengawasan mutu dan keamanan pangan tahun 2015. v
Untuk mengetahui besarnya pendapatan petani dan efisiensi usahataninya untuk satu musim tanam terhadap beberapa komoditi tanaman pangan dan hortikultura.
Tempat pengumpulan data Inventarisasi Pelaku Usaha Agribisnis yaitu 11 Kabupaten/Kota : v
Kabupaten Merauke
v
Kabupaten Mimika
v
Kabupaten Nabire
v
Kabupaten Biak Numfor
v
Kabupaten Supiori
v
Kabupaten Jayawijaya
v
Kabupaten Kep. Yapen
v
Kabupaten Waropen
v
Kabupaten Jayapura
v
Kabupaten Keerom
v
Kota Jayapura
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
59
Hasil pengumpulan data inventarisasi pelaku usaha agribisnis akan dibuat dalam satu buku profil usaha yang berisikan biodata Gapoktan/Kelompok Tani/Petani perorangan berserta data-data produknya. Secara rinci hasil inventarisasi pelaku usaha tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Papua dapat dilihat pada Tabel 61. Tabel 61. No
Kabupaten/Kota
1. 2.
Kota Jayapura Kab. Jayapura
3.
Keerom
4.
Biak Numfor
5.
Supiori
6.
Waropen
7.
Kep. Yapen
8.
Nabire
9.
Mimika
10.
Jayawijaya
11.
Merauke
Hasil Inventasasi Pelaku Usaha Tanaman Pangan dan Hortikultura di Provinsi Papua, Tahun 2014 Pelaku Usaha Gapoktan Langgeng Jaya Soni Yani Misrin Muh. Jailani Kelota Serba Guna Wellem Rumbrapuk Wompene Arie Pombos Adolf Msiren KWT Zaraghari KWT Anggrek Luis Warmetan Moses Wai Alex Waromi Tunas Jigwa Kelota Padi Makmur Kelota Sido Dadi Kelota Sido Mulyo Amin Ali Imron Hariyanto Nahuri Pendeta H Hilman Isak Itlay Darius Kispo Wasita/Ramdan Mitro Widi S. Rianto
Komoditas Padi Jagung Kacang tanah Jagung Jambu Bangkok Padi Kacang tanah Ubijalar Jagung Salak Cabai Sawi Durian Matoa Ubikayu Ubijalar Jaruk Manis Semangka & Melon Sawi Pepaya Jeruk manis Padi Jagung Ubijalar Buah naga Ubijalar Jeruk manis Mangga Bawang merah Padi
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
60
8.
Pengembangan Sistem Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Yang Mandiri Pengembangan Sistem Perbenihan Tanman Pangan dan Hortikultura Yang Mandiri didukung oleh beberapa kegiatan unggulan, yaitu: a.
DAK Balai Pengawasan dan Sertfikasih Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
b.
DAK Balai Benih Induk Palawija
c.
DAK Balai Benih Induk Padi
d.
DAK Balai Benih Induk Hortikultura
e.
DAK Kebun Bibit Hortikultura
f.
Pengembangan Balai Benih Induk Palawija
g.
Pengembangan Balai Benih Induk Padi
h.
Pengembangan Balai Benih Induk Hortikultura
i.
Pengembangan Kebub Bibit Waena
j.
Sertifikasi dan Pengawasan Benih Tanaman Pangan
k.
Sertifikasi dan Pebgawasan benih Hortikultura
Realisasi
pelaksanaan
kegiatan
unggulan
Pengembangan
Sistem
Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Yang Mandiri dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
DAK Balai Pengawasan dan Sertfikasih Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Kegiatan DAK Balai Pengawasan dan Serifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura membiayai: v Pengadaan ac, 8 unit v Pengadaan meja kerja, 16 unit v Pengedaan kursi kerja, 16 unit v Pengadaan lemari arsip , 6 unit v Pengadaan lemari penyimpan alat lab, 2 unit v Pengadaan gorden, 2 paket v Pengadaan terali pengaman jendela, 55 unit v Pengadaan sumur bor dan perlengkapan, 1 paket Hasil yang di capai dari kegiatan DAK Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah meningkatkan pelayanan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam hal: Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
61
v Pengawasan mutu benih tanaman pangan dan hortikultura yang beredar di masyarakat v Kuantitas dan kualitas sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura b.
DAK Balai Benih Induk Palawija Kegiatan DAK Balai Benih Induk Palawija membiayai: v Pengadaan perlengkapan mess BBI Palawija (kasur 10 buah, bantal kepala 10 buah, bantal guling 10 buah, sprei 10 buah, selimut 10 buah dan sarung bantal 20 buah) v Pengadaan kipas angin, 8 buah v Pengdaan ac, 4 buah v Pengadaan televisi 32 inci, 1 unit v Pengadaan antene parabola, 1 unit v Pengadaan meja kamar, 10 buah v Pengadaan meja makan, 2 buah v Pengadaan kursi, 40 buah v Pengadaan tempat tidur bertingkat, 5 buah v Pengadaan sofa tamu, 2 set v Pengadaan lemari pakaian, 5 unit v Pengadaan lemari piring, 1 unit v Pengadaan despenser besar, 1 unit v Pengadaan kulkas 2 pintu, 2 buah v Pengadaan mesin cuci, 1 unit v Pengadaan gorden jendela, 26 unit v Pengadaan proyektor, 1 unit v Pembangunan gudang alsintan, 80 m2 Hasil yang dicapai dari kegiatan DAK Balai Benih Induk Palawija adalah meningkatkan pelayanan Balai Benih Induk Palawija dalam hal: v Kuantitas dan kualitas benih palawija yang dihasilkan v Menyediakan benih sumber yang berkualitas dan disitribusikan ke Dinas Pertanian kabupaten/kota
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
62
c.
DAK Balai Benih Induk Padi Kegiatan DAK Balai Benih Induk Padi membiayai: v Pengadaan traktor roda 4, 1 unit v Pengadaan combine harvester besar, 1 unit v Pengadaan rak penyimpan benih, 16 unit v Pengadaan pengatur kelembaban, 1 unit v Pengadaan timbangan elektrik, 2 unit v Pembangunan pagar, 1 paket v Pembangunan pagar dan penimbunan mess BBI Palawija di Kota Merauke, 1 paket v Rehab gedung pengering dan penyimpan benih, 1 paket v Rahab lantai jemur, 1 paket Hasil yang dicapai dari kegiatan DAK Balai Benih Induk Padi adalah meningkatkan pelayanan Balai Benih Induk Padi dalam hal: v Kuantitas dan kualitas benih padi yang dihasilkan v Menyediakan benih sumber yang berkualitas dan disitribusikan ke Dinas Pertanian kabupaten/kota
d.
DAK Balai Benih Induk Hortikultura Kegiatan DAK Balai Benih Induk Hortikultura membiayai rehab pagar BBI Hortikultura Wirmaker Biak, 1 paket. Hasil yang dicapai dari kegiatan DAK Balai Benih Induk Hortikultura adalah meningkatkan pelayanan Balai Benih Induk Hortikultura dalam hal: v Kuantitas dan kualitas benih hortikultura yang dihasilkan v Menyediakan benih sumber yang berkualitas dan disitribusikan kepada Dinas Pertanian kabupaten/kota
e.
DAK Kebun Bibit Hortikultura Kegiatan DAK Kebun Bibit Hortikultura membiayai: v Pengadaan bahan dan alat kebun dan laboratorium kultur jaringan v Rehab screen house jeruk, 1 paket v Rehab pagar kebun, 1 paket v Pembangunan gedung saprodi dan peralatan mesin, 1 paket Hasil yang dicapai dari kegiatan DAK Kebun Bibit Hortikultura adalah meningkatkan pelayanan Kebun Bibit Waena dalam hal: Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
63
v Kuantitas dan kualitas benih hortikultura yang dihasilkan v Menyediakan benih sumber yang berkualitas dan disitribusikan ke Dinas Pertanian kabupaten/kota f.
Pengembangan Balai Benih Induk Palawija Kegiatan Pengembangan Balai Benih Palawija membiayai: v Perbanyakan benih sumber, 20 ha v Perbanyakan benih sebar, 12 ha Lokasi kegiatan Pengembangan Balai Benih Palawija adalah BBI Palawija di Besum Kab. Jayapura. Hasil kegiatan Pengembangan Balai Benih Palawija yang dapat diukur adalah: v Penyediaan benih sumber di kabupaten/kota ton. v Distribusi benih unggul di kabupaten/kota. v Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Secara rinci realisasi hasil kegiatan Pengembangan Balai Benih Induk Palawija dapat lihat pada Tabel 62 dan Tabel 63. Tabel 62. Hasil Kegiatan Pengembangan Balai Benih Palawija, Tahun 2014
No.
Sub Kegiatan
1.
Perbanyakan benih sumber, 20 ha
2.
Jumlah Perbanyakan benih sebar, 12 ha
Jumlah
Komoditas
Jagung Kedelai Kc. Tanah Kc. Hijau Ubikayu Ubijalar* Jagung Kedelai Kc. Tanah Kc. Hijau Ubikayu Ubijalar*
Target (ha)
Tanam (ha)
6 6 4 2 2 20 4 4 4 12
6 6 4 2 2 20 4 4 4 12
Hasil Kegiatan Panen Produksi Distribusi ke (ha) (ton) kab/kota (ton) 6 4.500 4.063 6 3.440 3.375 4 1.600 1.040 2 275 52 2 100.000 3.000 20 9.815 8.530 4 2.595 4 2.170 4 1.735 12 6.500
Keterangan: * Produksi benih ubijalar dalam bentuk stek
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
64
Tabel 63. Hasil Perbanyakan Benih Palawija di Balai Benih Palawija, Tahun 2014 No.
Sub Kegiatan
1.
Perbanyakan benih sumber, 20 ha
Jumlah Perbanyakan benih sebar, 12 ha
2.
Komoditas Jagung Kedelai Kc. Tanah Kc. Hijau Ubikayu Ubijalar* Jagung Kedelai Kc. Tanah Kc. Hijau Ubikayu Ubijalar
Jumlah
Target (ha) 6 6 4 2 2 20 4 4 4 12
Hasil Perbanyakan Varietas
Kelas Benih BP BR BR BR
Srikandi Kuning Galunggung Kancil Vima-1
BR
4 vaietas
BP BR BR -
Srikandi Kuning Galunggung Kancil -
Jumlah (kg) 4.500 3.440 1.600 275 100.000 2.595 2.170 1.735 -
Keterangan: * Produksi benih ubijalar dalam bentuk stek g.
Pengembangan Balai Benih Induk Padi Kegiatan Pengembangan Balai Benih Padi membiayai perbanykan benih sumber padi, 20 ha. Lokasi kegiatan Pengembangan Balai Benih Padi adalah BBI Padi di Kurik Kab. Merauke. Hasil kegiatan Pengembangan Balai Pedi Padi yang dapat diukur adalah: v Penyediaan benih sumber di kabupaten/kota sejumlah
ton.
v Distribusi benih unggul di kabupaten/kota. v Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Balai Benih Induk Padi dapat di lihat pada Tabel 64 dan Tabel 65. Tabel 64. No.
1.
Sub Kegiatan
Perbanyakan benih sumber, 20 ha Jumlah
Hasil Kegiatan Pengembangan Balai Benih Padi, Tahun 2014 Hasil Kegiatan Panen Produksi (ha) (ton)
Tanam (ha) 20
20
50
Distribusi ke kab/kota (ton -
20
20
50
-
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
65
Tabel 65. No. 1.
Hasil Perbanyakan Benih Padi di Balai Benih Padi, Tahun 2014
Sub Kegiatan Perbanyakan sumber
Kelas Benih
Hasil Perbanyakan Jumlah Varietas (kg)
Jumlah (kg)
benih
Jumlah
h.
Pengembangan Balai Benih Induk Hortikultura Kegiatan Pengembangan Balai Benih Hortikultura membiayai perbanyakan benih sumber hortikultura, Lokasi kegiatan Pengembangan Balai Benih Hortikultura adalah BBI Hortikultura di Wirmaker Kab. Biak Numfor. Hasil kegiatan Pengembangan Balai Benih Hortikultura yang dapat diukur adalah: v Penyediaan benih sumber di kabupaten/kota sejumlah v Distribusi benih unggul di kabupaten/kota v Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Balai Benih Induk Hortikultura dapat di lihat pada Tabel 66 dan Tabel 67. Tabel 66. Hasil Kegiatan Pengembangan Balai Benih Hortikultura, Tahun 2014
No.
Sub Kegiatan
Komoditas
1.
Perbanyakan benih buahbuahan
2.
Perbanyakan Benih Sayuran dan Tanaman Obat Perbanyakan Benih Sumber Perbanyakan Benih Pokok Pengumpulan Plasma Nutfa Jumlah
Rambutan Durian Matoa Buah Merah Tomat, Jagung Manis Semangka Jahe Durian
3. 4. 5.
Tanam (Anakan) 7.000 3.000 5.000 5.000 12
HasilKegiatan Panen Produksi (Anakan) (Anakan) 3.500 3.500 300 300 5.000 5.000 5.000 5.000 -
6 100 30
-
-
-
Duku
30
-
-
-
Angrek
50
-
-
-
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
Distribusi (Anakan) 2.000 300 -
66
Tabel 67. Hasil Perbanyakan Benih Buah-buahan dan Sayuran di Balai Benih Hortikultura, Tahun 2014 No. 1.
Sub Kegiatan Perbanyakan benih buahbuahan
Komoditas Rambutan Durian Matoa Buah Merah
Kelas Benih Benih Benih Benih Benih
Sebar Sebar Sebar Sebar
Hasil Perbanyakan Jumlah Varietas (Anakan) 3.500 Rafiah 300 Montong 5.000 Kelapa 5.000 Lokal
Jumlah (Anakan) 3.500 300 5.000 5.000
Jumlah
i.
Pengembangan Kebub Bibit Waena Kegiatan Pengembangan Kebun Bibit Hortikultura membiayai perbanyakan benih sumber hortikultura. Lokasi kegiatan Pengembangan Balai Benih Hortikultura adalah Kebun Bibit Hortikultura di Waena Kota Jayapura. Realisasi pelaksanaan kegiatan Pengembangan Kebun Bibit Hortikultura yang dapat diukur adalah: v Penyediaan benih sumber di kabupaten/kota v Distribusi benih unggul di kabupaten/kota v Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Kebun Bibit Waena dapat di lihat pada Tabel 68, Tabel 69 dan Tabel 70. Tabel 68. Hasil Kegiatan Pengembangan Kebun Bibit Hortikultura (Tanaman Anggrek), Tahun 2014 Sub Kegiatan
Komoditas
No. 1.
Perbanyakan benih sumber
Felicia Pucuk Merah Nenas kerang Phili mini Sablo Soka Opiopogon Lili paris Puring Jumlah
Tanam (Anakan) 180 300 50 60 60 120 250 300 180 1.500
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
koker koker koker koker koker koker koker koker koker koker
67
Tabel 69. No. 1.
Sub Kegiatan
Hasil Perbanyakan Benih Tanaman Hias dan Obat di Kebun Bibit Hortikultura, Tahun 2014 Komoditas
Perbanyakan benih sebar
Anggrek
Hasil Perbanyakan Jumlah Anakan Jumlah Tersalur (Pohon) (Pohon) 400 200 550 200 50 500 1.500 400
Varietas Discolor Nindi Kelinci
Jahe Jumlah
Tabel 70.
Hasil Perbanyakan Benih Buah-buahan di Kebun Bibit Hortikultura, Tahun 2014
No.
Sub Kegiatan
Komoditas
1.
Perbanyakan benih sumber
Jeruk
Rambutan Nangka Manggis Duku
j.
Kelas Benih Benih Pokok Benih Sebar Benih Sebar Benih Sebar Benih Sebar Benih Sebar Benih Sebar Benih Sebar
HasilPerbanyakan Varietas Produksi (Anakan) Kelila Siam Siam Pontianak Keprok Madura Binjai
Distribusi (Anakan)
Sertifikasi dan Pengawasan Benih Tanaman Pangan Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Pangan membiayai perbanyakan benih sumber padi, jagung, kacang tanah, keladi dan ubijalar. Hasil kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Pangan yang dapat diukur adalah: v Penyediaan benih sumber di kabupaten/kota sejumlah
ton.
v Distribusi benih unggul di kabupaten/kota. v Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp. Secara rinci hasil kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Benih Tanaman Pangan dapat dilihat pada Tabel 71 dan Tabel 72. Tabel 71. No. 1.
Sub Kegiatan Perbanyakan benih sumber,
Jumlah
Hasil Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Pangan, Tahun 2014 Komoditas Padi Jagung Kacang Tanah Keladi Ubi Jalar
Tanam (ha) 24 4 2 2 2 34
HasilKegiatan Panen (ha) 24 4 2 2 2 34
Produksi (ton)
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
72 30 6 20 24 152
68
Tabel 72 . Hasil Perbanyakan Benih Seritifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Pangan, Tahun 2014 No. 1.
Sub Kegiatan Perbanyakan benih sumber,
Komoditas Padi
Kelas Benih BD
Jagung
BD
Kacang Tanah Keladi Ubi Jalar
BR BR BR
Jumlah
k.
Hasil Perbanyakan Varietas Luas (ha) Ciherang/ 24 Inpari 21 Srikandi 4 Kuning Gajah 2 Lokal 2 Patipi/Salosa 2 34
Jumlah (ton) 72 30 6 20 24 152
Sertifikasi dan Pengawasan Benih Hortikultura Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Hortikultura membiayai penangkaran benih jeruk, durian, buah merah dan mangga. Hasil kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Hortikultura yang dapat diukur adalah: v Penyediaan benih sumber di kabupaten/kota sejumlah
ton.
v Distribusi benih unggul di kabupaten/kota. v Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp. Secara rinci hasil kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Benih Hortikultura dapat dilihat pada Tabel 73 dan Tabel 74. Tabel 73. No. 1.
Hasil Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Hortikultura, Tahun 2014
Sub Kegiatan Perbanyakan benih sumber
Komoditas
Tanam (Pohon) 300 300 300 300 1.200
Jeruk Durian Buah Merah Mangga
Jumlah
Tabel 74. Hasil Perbanyakan Benih Seritifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Hortikultura, Tahun 2014 No. 1.
Sub Kegiatan Perbanyakan benih sumber,
Jumlah
Komoditas Jeruk Durian Buah Merah Mangga
Kelas Benih BR BR BR BR
Hasil Perbanyakan Varietas Siam Montong Mbaragum Aromanis
Jumlah (ton) 300 300 300 300 1.200
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
69
9.
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian didukung oleh beberapa kegiatan unggulan, yaitu: e.
Peningkatan SDM Aparatur dan Non Aparatur
f.
Peningkatan Prasarana dan Sarana Diklat Pertanian
g.
Peningkatan SDM Aparatur dan Non Aparatur Sekolah Pertanian
h.
Peningkatan Prasarana dan Sarana Sekolah Pertanian
Hasil pelaksanaan kegiatan unggulan Pengembangan Sumberdaya Manusia dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Peningkatan SDM Aparatur dan Non Aparatur Kegiatan Peningkatan SDM Aparatur dan Non Aparatur membiayai: 1)
Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Terampil, 30 orang
2)
Diklat Teknis Agribisnis Padi Bagi Petani, 20 orang
3)
Diklat Teknis Agribisnis Jagung Bagi Petani, 20 orang
4)
Diklat Teknis Agribisnis Kedelai, 20 orang
5)
Diklat Teknis Peternakan Bagi Petani, 20 orang
6)
Diklat Alih Kelompok Bagi Penyuluh, 30 orang
Hasil pelaksanaan kegiatan Peningkatan SDM Aparatur dan Non Aparatur dapat dijelaskan sebagai berikut: 1)
Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Terampil Diklat Dasar Penyuluh Pertanian dilaksanakan dari tanggal 2 s/d 16 Nopember tahun 2014 di Diklat Balai Latihan Yahim Sentani. Peserta yang mengikuti Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Terampil berjumlah 30 PPL dan berasal dari 17 kabupaten/kota. Materi yang disampaikan pada Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Terampil adalah: v Kelompok Dasar (Kebijakan Pembangunan Pertanian, Kebijakan Penyuluh Pertanian, Pengembangan Sikap, Moral dan Etika PNS) v Kelompok inti (Dasar Penyuluh Pertanian, Tugas Pokok dan Fungsi Penyuluh Pertanian, Identifikasi Potensi Wilayah dan Agroekosistem Berorientasi Agribisnis, Program penyuluhan pertanian, Rencana kerja Tahunan Penyuluh (RKTP), media penyuluhan
Pertanian,
Pengembangan
provesi
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
penyuluh
70
pertanian, Pengembangan kelembagaan petani, Evaluasi dan Pelaporan). v Kelompok penunjang (Pendidikan orang dewasa, Dinamika pembelajaran, komunikasi dan Penyuluh Pertanian) Narasumber yang menyampaikan materi pada Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Terampil berjumlah 5 orang dan berasal dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Bandung sebanyak 4 orang dan berasal dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua sebanyak 1 orang. Hasil yang dicapai dari Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Terampil adalah: v Tingkat kompetensi PPL v Terlatihnya 30 orang penyuluh pertanian dalam bidang Penyuluh Pertanian 2)
Diklat Teknis Agribisnis Padi Bagi Petani, 20 orang Diklat Teknis Agribisnis Padi Bagi Petani dilaksanakan dari tanggal 18 s/d 24 Mei tahun 2014 di Balai Diklat Pertanian Yahim Sentani. Peserta yang mengikuti Diklat Teknis Agribisnis Padi Bagi Petani berjumlah 20 petani dan berasal dari 10 kabupaten/kota. Materi yang disampaikan pada Diklat Teknis Agribisnis Padi Bagi Petani adalah: v Kelompok
Dasar
(Kebijakan
Kepala
Dinas
TPH
dan
Kepemimpinan Kelompok Tani v Kelompok inti (KKP, Budidaya, Panen dan Pasca Panen, Analisa Usahatani dan Pemasaran) v Kelompok penunjang (komitmen berlatih, RTL) Narasumber
yang
menyampaikan
materi
pada
Diklat
Teknis
Agribisnis Padi Bagi Petani berjumlah 8 orang dan berasal dari ; v Dinas TPH Provinsi Papua 1 orang v BPTP Provinsi Papua 1 orang v BPSB Provinsi papua 1 orang v BPTPH Provinsi papua 1 orang dan v Balai latihan pertanian (BLP) Yahim Sentani 4 orang
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
71
Hasil yang dicapai dari Diklat Teknis Agribisnis Padi Bagi Petani adalah: v Tingkat kompetensi petani v Termotifasinya petani untuk mengelola usaha padinya ke arah agribisnis 3)
Diklat Teknis Agribisnis Jagung Bagi Petani, 20 orang Diklat Teknis Agribisnis Jagung Bagi Petani dilaksanakan dari tanggal 15 s/d 21 Juni 2014 di Balai Latihan Pertanian Yahim Sentani. Peserta yang mengikuti Diklat Teknis Agribisnis Jagung Bagi Petanil berjumlah 20 petani dan berasal dari 10 kabupaten/kota. Materi yang disampaikan pada Diklat Teknis Agribisnis Jagung Bagi Petani adalah: v Kelompok
Dasar
(Kebijakan
Pembangunan
Pertanian,
Kepemimpinan Kelompok Tani). v Kelompok Inti (Budidaya, Pasca Panen, Pemasaran dan Pengolahan Hasil, Analisa Usahatani). v Kelompok
penunjang
(Dinamika
Kelompok
dan
Rencana
Implementasi). Narasumber
yang
menyampaikan
materi
pada
Diklat
Teknis
Agribisnis Jagung Bagi Petani berjumlah 8 orang dan berasal dari : v Dinas TPH Provinsi Papua 1 orang v BPTP Provinsi Papua 1 orang v BPSB Provinsi Papua 1 orang v BPTPH Provinsi Papua 1 orang dan v Balai latihan Pertanian (BLP) Yahim Sentani 4 orang Hasil yang dicapai dari Diklat Teknis Agribisnis Jagung Bagi Petani adalah: v Tingkat kompetensi petani v Termotifasinya petani untuk mengelola usaha jagungnya ke arah Agribisnis.
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
72
4)
Diklat Teknis Agribisnis Kedelai, 20 orang Diklat Teknis Agribisnis Kedelaii Bagi Petani dilaksanakan dari tanggal 18 s/d 24 Mei 2014 di Balai Diklat Pertanian Yahim Sentani. Peserta yang mengikuti Diklat Teknis Agribisnis Kedelai Bagi Petanil berjumlah 20 petani dan berasal dari 10 kabupaten/kota. Materi yang disampaikan pada Diklat Teknis Agribisnis Kedelai Bagi Petani adalah: v Kelompok Dasar (Kebijakan KepalaDinas TPH Provinsi Papua, Kepemimpinan Kelompok Tani) v Kelompok Inti (KKP, Budidaya, Panen dan Pasca Panen, Analisa Usaha Tani, Pemasaran) v Kelompok
penunjang
(Komitmen
berlatih,
Rencana
Implementasi) Narasumber
yang
menyampaikan
materi
pada
Diklat
Teknis
Agribisnis Kedelai Bagi Petani berjumlah 8 orang dan berasal dari : v Dinas TPH Provinsi Papua 1 orang v BPTP Provinsi Papua 1 orang v BPSB Provinsi papua 1 orang v BPTPH Provinsi Papua 1 orang dan v Balai latihan Pertanian (BLP) Yahim Sentani 4 orang Hasil yang dicapai dari Diklat Teknis Agribisnis Kedelai Bagi Petani adalah: v Tingkat kompetensi petani v Termotifasinya petani untuk mengelola usahatani kedelainya ke arah agribisnis. 5)
Diklat Teknis Peternakan Bagi Petani, 20 orang Diklat Teknis Peternakan Bagi Petani dilaksanakan dari tanggal 15 s/d 21 Juni 2014 di Balai Diklat Pertanian Yahim Sentani. Peserta yang mengikuti Diklat Teknis Peternakan Bagi Petanil berjumlah 20 petani dan berasal dari 10 kabupaten/kota. Materi yang disampaikan pada Diklat Teknis Peternakan Bagi Petani adalah: v Kelompok Dasar (kebijakan ternak sapo potong, kepemimpinan kelompok tani).
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
73
v Kelompok Inti (Pemilihan bibit, merancang kandang, kesehatan hewan dll). v Kelompok
penunjang
(Dinamika
kelompok,
rencana
implementasi). Narasumber
yang
menyampaikan
materi
pada
Diklat
Teknis
Peternakan Bagi Petani berjumlah 5 orang dan berasal dari : v Dinas Peternakan Provinsi papua 2 orang v BPTP Provinsi papua 1 orang v Balai latihan pertanian yahim sentani 2 orang Hasil yang dicapai dari Diklat Teknis Peternakan Bagi Petani adalah: v Tingkat kompetensi petani v Termotifasinya peternak untuk mengelola usaha ternaknya ke arah agribisnis. 6)
Diklat Alih Kelompok Bagi Penyuluh, 30 orang Diklat Alih Kelompok Bagi Penyuluh dilaksanakan dari tanggal 2 s/d 16 November tahun 2014 di Balai Latihan Pertanian Yahim Sentani. Peserta yang mengikuti Diklat Alih Kelompok Bagi Penyuluh berjumlah 30 petani dan berasal dari 17 kabupaten/kota. Materi yang disampaikan pada Diklat Alih Kelompok Bagi Penyuluh adalah: v Kelompok Dasar (kebijakan pembangunan pertanian, kebijakan penyuluh pertanian, pengembangan sikap moral dan etika PNS). v Kelompok Inti (Teknik Analisis wilayah berorientasi agribisnis, penyusunan program penyuluhan pertanian, metode dan teknik penyuluhan pertanian, pengembangan provesi penyuluhan pertanian,
pengembangan
provesi
penyuluhan
pertanian,
bimbingan pengembangan agribisnis pedesaan). v Kelompok penunjang (Pembiayaan usaha pertanian, dinamika proses pembelajaran). Narasumber yang menyampaikan materi pada Diklat Alih Kelompok Bagi Penyuluh berjumlah 6 orang dan berasal dari : v Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Bandung 5 orang Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
74
v Dinas TPH Provinsi Papua 1 orang Hasil yang dicapai dari Diklat Alih Kelompok Bagi Penyuluh adalah: v Tingkat kompetensi penyuluh pertanian terampil v Meningkatnya provesionalisme di bidang penyuluhan ertanian trampiul sebanyak 30 orang menjadi penyuluh pertanian ahli. b.
Peningkatan Prasarana dan Sarana Diklat Pertanian Kegiatan Peningkatan Prasarana dan Sarana Diklat Pertanian, hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah : v Rehabilitasi Ruang Makan v Rehabilitasi Guest House v Belanja modal mebeulair, yaitu 10 buah meja makan dan 3 buah meja saji Hasil pelaksanaan kegiatan Peningkatan Sarana dan Parasarana Diklat Pertanian adalah meningkatkan pelayanan Balai
Latihan Pertania (BLP)
Sentani dalam hal: v Peningkatan standar Balai Latihan Pertanian (BLP) Sentani v Peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh Balai Latihan Pertanian (BLP) Sentani c.
Peningkatan SDM Aparatur dan Non Aparatur Sekolah Pertanian Kegiatan Peningkatan SDM Aparatur dan Non Aparatur Sekolah Pertanian membiayai: v Diklat Penyusunan Kurikulum v Ujian Kompotensi v Ujian Semester v Ujian Akhir v Proses Belajar Mengajar (Teori dan Praktek) v Praktek Kerja Usaha (PKU) Hasil yang dicapai dari kegiatan Peningkatan ASM Aparatur dan Non Aparatur Sekolah Pertanian adalah: v Peningkatan kuantitas dan kualitas lulusan Sekolah Pertanian yang berjumlah 87 orang (lulus 100 persen) v Akreditasi Sekolah Pertanian
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
75
v Lulusan
Sekolah
Pertanian
dapat
berkontribusi
dalam
pengembangan sektor pertanian d.
Peningkatan Prasarana dan Sarana Sekolah Pertanian Kegiatan Peningkatan Prasarana dan Sarana Sekolah Pertanian membiayai: v Pemeliharaan kantor/asrama v Sambungan listrik, 1.300 watt v Service alat mesin kantor v Pengadaa meja belajar siswa, 80 buah v Pengadaan meja guru kelas, 10 buah v Pengadaan kursi belajar siswa, 80 buah v Pengadaan kursi guru kelas, 10 buah v Pengadaan kasur 1 badan, 200 buah v Rehabilitasi asrama v Pembangunan kamar mandi/wc v Pembangunan dapur siswa v Rehabilitasi ruang makan v Pembangunan pagar keliling kandang Hasil pelaksanaan kegiatan Peningkatan Sarana dan Parasarana Sekolah Pertanian adalah meningkatkan pelayanan Sekolah Pertanian dalam hal: v Peningkatan standar Sekolah Pertanian v Peningkatan kuantitas dan kualitas proses belajar mengajar di Sekolah Pertanian
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
76
D.
Realisasi Keuangan Anggaran Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2014 1.
Realisasi Keuangan DIPA Dekonsentrasi Dana dekonsentrasi lingkup Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua membiayai kegiatan non fisik dalam rangka mendukung dana tugas pembantuan. Kegiatan non fisik yang dibiayai dana dekonsentrasi meliputi kegiatan: a.
DIPA Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian v Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian v Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian v Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat dan Mesin Pertanian v Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya v Fasilitasi Pupuk dan Pestisida v Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)
b.
DIPA Ditjen Tanaman Pangan v Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi v Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia v Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan v Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DFI v Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan v Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya
c.
DIPA Ditjen Hortikultura v Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan v Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat Berkelanjutan v Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura v Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman Hortikultura v Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya
d.
DIPA Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil v Pengembangan Mutu dan Standarisasi v Pengembangan Pemasaran Domestik v Pengembangan Usaha dan Investasi Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
77
v Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian Realisasi keuangan dana dekonsentrasi rata-rata mencapai 85,69 persen dan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 75. Tabel 75.
Realisasi Keungan Dana Dekonsntrasi lingkup Dinas Tanaman Panan dan Hortikultura Provinsi Papua, Tahun 2014
No.
Eselon Satu
1. 2.
DIPA Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian DIPA Ditjen Tanaman Pangan
3.
DIPA Ditjen Hortikultura
4.
DIPA Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Jumlah
2.
Pagu Keuangan (Rp) 1.613.200.000
Realisasi Keuangan (Rp) 1.697.827.000
Realisasi Keuangan (%) 99,67
6.859.083.000
5.271.958.200
75,86
2.942.171.000
2.682.188.000
92,00
977.260.000
965.946.909
94,94
12.391.714.000
10.617.920.109
85,69
Realisasi Keuangan DIPA Tugas Pembantuan Dana tugas pembantuan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, Tahun 2014 membiayai kegiatan fisik, yaitu: a.
DIPA Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian v Kegiatan Perluasan Sawah v Kegiatan Optimalisasi Lahan v Kegiatan Sistem Rice Intensifikasion v Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi v Kegiatan Pengembangan Kelembagaan
b.
DIPA Ditjen Tanaman Pangan v Kegiatan SL PPT Padi v Kegiatan SL PTT Jagung v Kegiatan SL PTT Kedelai v Kegiatan Pengembangan Ubijalar
c.
DIPA Ditjen Hortikultura v Kegiatan Pengembangan Buah v Kegiatan Pengembangan Sayuran
d.
DIPA Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil v Kegiatan Revitalisasi Penggilingan Padi v Kegiatan Fasilitasi Pengolahan Hasil Jagung v Kegiatan Fasilitasi Pengolahan Hail Ubikayu Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
78
Realisasi keuangan dana tugas pembantuan rata-rata mencapai 99,00 dan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 76. Tabel 76.
Realisasi Keungan Dana Tugas Pembantuan lingkup Dinas Tanaman Panan dan Hortikultura Provinsi Papua, Tahun 2014
No
Eselon Satu
1.
DIPA Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian DIPA Ditjen Tanaman Pangan
2. 3.
3.
DIPA Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Jumlah
Pagu Keuangan (Rp) 26.501.000.000
Realisasi Keuangan (Rp) 26.324.341.000
Realisasi Keuangan (%) 99,33
5.759.710.000
5.573.098.000
96,76
2.715.821.000
2.577.724.000
94,92
34.976.531.000
34.475.163.000
99,00
Realisasi Keuangan DPA SKPD Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Realisasi keuangan 11 program yang dikelola Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultrura Provinsi Papua dikategori baik dengan realisasi
keuangan 97,22
persen. Realisasi keuangan 11 program dimaksud dapat dilihat pada Tabel 77. Tabel 77. Realisasi Fisik Dan Keuangan Pelaksanaan Belanja Langsung DPA SKPD Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, Tahun 2014 NO 1. 2. 3. 4.
PROGRAM Pelayanan Administrasi Perkantoran Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Peningkatan Disiplin Aparatur
Pagu Keuangan (Rp) 3.466.347.000
Realisasi Keuangan (Rp) 3.435.050.695
Realisasi Keuangan (%) 99,10
1.239.400.000
1.236.352.500
99,75
393.600.000
393.100.000
99,87
393.500.000
201.442.000
51,19
228.997.000
228.779.000
99,90
11.911.617.250
11.765.866.600
98,78
6.
Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Peningkatan Ketahanan Pangan
7.
Perencanaan Pembangunan
1.210.000.000
1.202.859.000
99,41
8.
Peningkatan Nilai Tambah Produksi Pertanian Pengembangan Kawasan Agribisnis dan Daerah Khusus Pengembangan Tanaman Spesifik Lokal Peningkatan Sumberdaya Pertanian Jumlah
3.700.000.000
3.573.493.000
96,58
2.220.000.000
2.104.015.080
94,78
3.950.000.000
3.828.227.800
96,92
8.168.500.000
2.886.337.330
96,55
36.881.961.250
35.855.523.005
97,22
5.
9. 10. 11.
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
79
BAB IV PENUTUP Pembangunan tanaman pangan dan hortikultura tahun 2014 di warnai berbagai kondisi harapan dan tantangan. Harapan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani menjadi tujuan penting dari pembangunan tanaman pangan dan hortikultura. Berbagai indikator makro pembangunan tanaman pangan diantaranya PDRB, Nilai Tukar Petani (NTP) dan
penyerapan
tenaga
kerja
memberikan
indikasi
adanya
peningkatan
kinerja
pembangunan tanaman pangan dan hortikultura di tahun 2014. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) pembangunan tanaman pangan dan hortikultura tahun 2014 memberikan indikasi pembangunan tanaman pangan dan hortikultura di tahun 2014 berada pada kondisi yang membaik, namun dari sisi peningkatan produksi tanaman, khususnya komoditas kedelai, kacang tanah dan kacang hijau perlu diakselerasi peningkatan produksi dan produktivitasnya. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Tahun 2014 menjelaskan capaian kinerja pembangunan tanaman pangan dan hortikultura, mulai dari capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sampai pada capaian kinerja program/kegiatan yang dalam katagori berhasil. Walaupun demikian masih ditemukan masih ditemukan berbagai kelemahan dan bahkan ada yang belum tercapai target. Hal ini akan dijadikan imput untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di tahun 2015.
Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2014
80