SAMBUTAN GUBERNUR PAPUA PADA FORUM SKPD DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SE PROVINSI PAPUA TANGGAL, 7 MARET 2016
Yang kami hormati, • Ketua Komisi II DPR Papua • Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI • Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian RI • Kepala SKPD Lingkup Pemerintah Provinsi Papua • Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua • Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se Provinsi Papua
1
• Pejabat Eselon Tiga Lingkup Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi
Papua
dan
Dinas
Pertanian
Kabupaten/Kota se Provinsi Papua • Hadirin dan Undangan yang berbahagia.
Syalom dan Salam Sejahtera bagi kita semua Sebagai umat beragama, saya mengajak kita untuk memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasihNya, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul mengikuti acara Pembukaan Forum SKPD Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Se Provinsi Papua dalam keadaan sehat wal’afiat. Saya sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada jajaran Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atas dedikasi dan kerja keras dalam melaksanakan pembangunan tanaman pangan dan hortikultura selama tahun 2015. Dedikasi dan kerja keras Saudara-saudara tersebut dinikmati oleh masyarakat kita di kampung-kampung yang saat ini, ratarata masih hidup dibawah garis kemiskinan.
Peserta Forum yang berbahagia, Provinsi Papua, selain memiliki potensi yang luar biasa terutama sumberdaya alam tetapi juga memiliki segudang persoalan, diantaranya 2
persoalan di bidang ekonomi, sosial, budaya, infrastruktur, politik, keamanan, ketimpangan antar wilayah dan lain-lain. Persoalan di bidang ekonomi yang dominan adalah tingkat kesejahteraan penduduk asli Papua yang relatif rendah, ketergantungan kebutuhan penduduk Papua pada daerah lain, produksi dan produktivitas bidang ekonomi yang terbatas, hilirisasi produk lokal Papua yang belum berkembang dan masih banyak lagi. Pembangunan tanaman pangan dan hortikultura selama ini telah berkembang dalam skala yang terbatas. Sampai saat ini sebagian kebutuhan pangan penduduk Papua sebagian masih didatangkan dari luar kecuali ubijalar. Tingkat kesejahteraan petani juga masih rendah. Angka Nilai Tukar Petani (NTP) menunjukan perbaikan terutama pada komoditas hortikultura yang telah mencapai lebih dari 100 sedangkan NTP komoditas pangan lainnya masih di bawah 100. Industri hilir dan pasar produk tanaman pangan dan hortikultura masih terbatas. Hal yang mendasar di aspek ini adalah daya saing produk lokal Papua (aspek harga dan kualitas), distribusi produk lokal antar wilayah yang biayanya tinggi serta masih ada kabupaten yang belum mempunyai komoditas unggulan dan kawasan sentra yang berskala agribisnis. Sumber daya manusia baik petani maupun petugas yang berkualitas hanya 3
terkonsentrasi pada daerah-daerah tertentu saja terutama di kabupaten induk, sementara kabupaten pemekaran masih jauh dari standar.
Peserta Forum yang berbahagia, Dalam kaitan itu, saya ingin membangun asa kita dalam upaya memperbaiki kondisi ekonomi Provinsi Papua. Khusus di sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, saya inginkan komitmen dan kerja keras kita semua baik di provinsi maupun kabupaten/kota dalam hal: 1.
Meningkatkan produksi tanaman pangan dan hortikultura untuk mengurangi ketergantungan kita kepada daerah lain. Khusus untuk komoditas strategis nasional seperti beras, jagung, kedelai, cabe merah dan bawang merah, Provinsi Papua harus secara bertahap memenuhi kebutuhan penduduknya. Komitmen Pemerintah Pusat dan Provinsi Papua sangat jelas, yang dibuktikan dengan dukungan dana yang besar dalam menjawab tantangan di atas. Dalam kaitan dengan beras, saya tegaskan kembali target Provinsi Papua untuk memenuhi kebutuhan beras PNS, TNI-POLRI dan RASKIN yang berjumlah sekitar 122.000 ton harus bisa diwujudkan. Kerjasama semua pihak, diantaranya Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perhubungan, BOLUG Divre Papua dan lain-lain harus sejalan. 4
Selain beras, peningkatan produksi pangan lokal seperti ubijalar, keladi dan sagu harus menjadi perhatian. Produksi ubijalar yang saat ini mengalami perlambatan, perlu didorong kembali dengan memastikan lahan-lahan ubijalar tidak dikonversi peruntukannya. Produksi ubijalar di Pegunungan Tengah harus dipastikan aman, sehingga kasus-kasus kekurangan pangan yang terjadi di Kab. Nduga, Kab. Lanny Jaya khususnya Distrik Kuyuwage dan sekitarnya tidak terulang lagi. Demikian pula untuk kebutuhan sayur-sayuran
dan
buah-buahan
agar
terus
ditingkatkan
produksinya untuk memenuhi kebutuhan penduduk di Papua dan kebutuhan pangan saat diselenggarakan PON XX Tahun 2020 nanti. Hal lain yang perlu digalakan adalah ajakan untuk mencintai produk pangan lokal dengan cara pada setiap rapat-rapat disiapkan menu pangan lokal
dan pada hari-hari tertentu disetiap keluarga
menyiapkan menu pangan lokal seperti ubi-ubian, sagu dan lainlain. 2. Pengembangan infrastruktur pertanian harus terus dikembangkan untuk meningkatkan produksi dan efisiensi di sub sektor tanaman pangan dan hortikultura. Pengembangan jalan pertanian, jaringan irigasi dan infrastruktur lainnya harus diarahkan kepada kawasankawasan sentra komoditas unggulan sehingga produksi petani bisa 5
dipasarkan dengan mudah, berbiaya murah dan bermuara pada peningkatan kesejahteraan petani. Untuk itu, sinergitas program dan anggaran dari Dinas Pekerjaan Umum, Balai Wilayah Sungai Provinsi Papua, Dinas Perhubungan dan lain lain harus terus dibangun. 3.
Pengembangan agroindustri dan pasar produk tanaman pangan dan hortikultura juga harus tetap didorong dalam menjawab RPJMD Provinsi Papua, Tahun 2013 – 2018 tentang konsep tanam, petik, olah dan jual. Ini penting untuk memastikan nilai tambah dari produk pertanian tetap di Provinsi Papua. Untuk itu, yang perlu di dorong adalah pengembangan kawasan agribisnis yang terintegrasi dalam satu manajemen mulai dari sub sistem hulu, produksi dan hilir yang efisien. Peran instansi terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM, lembaga LSM seperti Program PRISMA dari Australia Indonesia Partnership
harus
dibangun dan diintegrasikan dalam satu kawasan. Kita sudah punya komoditas unggulan dan beberapa kawasan sentra produksi yang memiliki keunggulan dan untuk itu semua instansi terkait dan LSM harus bisa duduk bersama mensinergikan program/kegiatan di kawasan dimaksud. 6
4.
Progarm Gerbangmas Hasrat Papua dan Pengembangan Buah Merah
merupakan
program
unggulan
yang
perlu
di
implementasikan secara baik dan berkelanjutan. Pada tahun 2016, program Gerbangmas Hasrat Papua mulai dilaksanakan oleh SKPD di tingkat Provinsi Papua dan khususnya Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua mendapat alokasi program Gerbangmas Hasrat Papua di Kabupaten Dogiyai, Tolikara dan Sarmi. Khususnya program Gerbangmas Hasrat Papua ini harus mampu memperbaiki kondisi petani asli Papua yang tradisional menjadi petani maju. Indikator petani maju yang harus dicapai adalah (1) Petani Papua memiliki dan mengusahakan lahan usahatani minimal 2 ha per periode tanam, (2) Petani Papua mampu menggunakan teknologi budidaya yang standar/maju dan ramah lingkungan dalam setiap aktifitas budidaya dan (3) Produksi Petani Papua harus bisa dijual dan diterima pasar dengan harga yang layak. Saya juga sudah mencanangkan buah merah sebagai komoditas unggulan strategis bagi Provinsi Papua dan diharapkan pada PON ke 20 Tahun 2020 nanti, produk turunan dari Buah Merah bisa digunakan oleh atlit-atlit yang berlaga di arena PON. Untuk itu, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan pihak swasta harus secara 7
bersama-sama
untuk
menjawab
tantangan
ini.
Khususnya
pengembangan produk turunan buah merah seperti sabun, shampo dan minuman sirup dan lain-lain agar serius ditangani oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta bekerja sama dengan pihak swasta.
Peserta Forum yang berbahagia, Sebelum mengakhiri sambutan ini, saya tegaskan kerja sama dan sinergis program/kegiatan dari berbagai SKPD yang saya sebutkan diatas baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota agar diperkuat serta tidak boleh ada lagi ego SKPD. Akhirnya dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Forum SKPD Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Se Provinsi Papua Tahun 2016, saya nyatakan dengan resmi dibuka. Semoga Tuhan memberkati usaha-usaha kita semua. Sekian dan terima kasih. Jayapura, 7 Maret 2016 GUBERNUR PAPUA
LUKAS ENEMBE, S.IP,MH 8