BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu perhatian masyarakat sehubungan dengan meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan adalah usaha untuk mengkonsumsi lebih banyak lagi sayuran dan buah–buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak mengandung berbagai vitamin, mineral, dan zat lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Produksi buah–buahan di Indonesia cukup banyak jenisnya. Sedikitnya ada 13 jenis komoditi buah–buahan yang mempunyai peluang pasar didalam negeri maupun ekspor. Salah satu komoditi yang paling banyak digemari masyarakat adalah jeruk, hal ini disebabkan karena jeruk merupakan salah satu sumber bahan makanan pelengkap yang banyak mengandung vitamin dan mineral, air dan zat yang dibutuhkan lainnya serta rasanya yang enak (Setiadireja, 1989) Peranan jeruk sebagai tanaman hortikultura, makin hari makin terasa penting bagi petani, karena nilai ekonomisnya yang tinggi. Buah ini enak rasanya, dan merupakan bahan pelengkap utama dalam menunjang gizi keluarga seharí – hari. Lantaran buah jeruk yang rasanya menyegarkan banyak mengandung vitamin C dan A dalam jumlah yang cukup banyak. Sebetulnya jeruk bukan tanaman asing di Indonesia. Sejak ribuan tahun yang lampau, tanaman ini sudah terdapat di Indonesia, baik sebagai tanaman liar maupun tanaman di pekarangan. Tapi dalam pembudidayaannya, ternyata tertinggal jauh dibanding negara–negara maju
yang semula tidak terdapat tanaman
jeruk. Lebih–lebih setelah
diketemukannya teknik pertanian modern di bidang pembibitan, penanaman,
Universitas Sumatera Utara
pemberantas hama dan penyakit, pasca panen dan pemasaran. Kini sudah banyak negara besar yang berhasil meningkatkan produksi dan perluasan kebun jeruk dengan kemajuan yang Amat mempesona. Sebaliknya di negeri budidaya dan penelitian jeruk sedang dalam taraf berkembang, walau sebenarnya usahatani ini sudah dilaksanakan orang sejak zaman sebelum kemerdekaan (Pracaya, 1995) Walaupun populasi tanaman mengalami peningkatan yang tajam, namun sampai saat ini produk buah jeruk belum memenuhi harapan. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan para petani dalam hal bercocok tanam jeruk yang benar. Upaya penyelamatan dan pelestarian tanaman jeruk, terutama jeruk keprok, sudah dicoba oleh para ahli, yaitu dengan cara memunculkan nutfah-nutfah baru, terutama jenis jeruk yang tahan terhadap virus dan mengupayakan pembuatan bibit jeruk bebas penyakit. (AAK, 1994) Jeruk merupakan komoditi buah yang paling popular di dunia, setelah anggur. Daerah tumbuhnya membentang dari 40 derajat Lintang Utara sampai 40 derajat Lintang Selatan. Total luas areal tanaman jeruk di seluruh dunia tak kurang dari 1,5 juta hektar. Ini berdasarkan data tahun 1974. Negeri asal jeruk adalah Asia Tenggara, India, Cina, Australia, dan Kaledonia Baru. Di sudut–sudut hutan daerah ini banyak ditemukan berbagai jenis tanaman jeruk liar. Tanaman jeruk yang sekarang dikebunkan orang, dahulunya berasal dari daerah berhutan tropis yang banyak curah hujannya. Yaitu daerah Cina Selatan dan Vietnam. Kedua daerah ini tanahnya subur dan basah, hawanya lembab, dan musim keringnya tak lebih dari 3 bulan. Dewasa ini perkebunan jeruk sudah mulai digiatkan di Indonesia. Hasilnya masih dipergunakan untuk maencukupi kebutuhan dalam negeri (Evitadewi, 2001)
Universitas Sumatera Utara
Upaya peningkatan produksi dan produktivitas jeruk ditempuh, antara lain dengan perluasan areal, perbaikan teknologi budidaya dan pasca panen, serta pengembangan biaya produksi jeruk secara terpadu yang berpola agribisnis. (Rukmana, 1997) Di Sumatera Utara, Kabupaten Tanah Karo adalah salah satu daerah yang cocok untuk tanaman jeruk dan sebagai penghasil jeruk yang paling besar seperti terlihat dalam Tabel 1. Tabel 1 : Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jeruk di Propinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten Tahun 2008
NO
DAERAH
LUAS PANEN (Ha)
PRODUKSI (Ton)
PRODUKTIVITAS (Ton/Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Medan Langkat Deli Serdang Simalungun Tanah Karo Asahan Labuhan Batu Tapanuli Utara Tapanuli Tengah Tapanuli Selatan Nias Dairi Tebing Tinggi Tanjung Balai Binjai Pematang Siantar Tobasa Madina Padang Sidempuan Humbang Hasundutan Pakpak Barat Samosir Serdang Bedagai Nias Selatan JUMLAH
10 24 65 151 13.997 42 5 100 422 95 5 188 3 1 19 86 11 21
36 1.147 2.305 9.338 927.862 793 53 4.771 4.492 3.255 58 2.922 140 15 498 3.334 200 1.024
3.6 47.8 35.46 61.84 66.29 18.88 10.6 47.71 10.64 34.26 11.6 15.54 46.66 15 26.21 38.76 18.18 48.76
47 45 8 14.860
438 405 54 963.140
9.31 9,0 6.75 573,85
21 22 23 24
Sumber : Dinas Pertanian Tingkat I, Tahun 2008
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa Kabupaten Karo merupakan Daerah sentra produksi jeruk terbesar di Sumatera Utara dengan hasil produksi 927.862 ton pada tahun 2008. Namun dewasa ini karena
adanya faktor hama penyakit dan
meningkatnya harga pupuk, sehingga produksi jeruk semakin menurun yang diakibatkan oleh tidak seimbangnya pendapatan dengan biaya produksi. Oleh karena itu, petani tidak lagi seperti dulu yang hanya memproduksi tanaman jeruk saja, mereka juga mulai melirik tanaman kopi dan sayur-sayuran. Kecamatan Tiga Panah mengalami penurunan produksi jeruk dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 dengan Luas Lahan 1.187Ha, Produksi 41 Ton, dan Produktivitas 34,6 Ton/Ha. Seandainya buah jeruk banyak seperti beberapa tahun yang lalu harganya pasti turun dan tidak sebanding dengan biaya pemeliharaan. Pada saat ini harga jeruk lumayan mahal dikarenakan jumlah produksi buah jeruk saat ini menurun. Pola pertanaman jeruk di daerah penelitian ini pada umumnya adalah monokultur, dengan tanaman jeruk merupakan tanaman utama. Walaupun demikian ada juga beberapa petani yang mengusahakan tanaman – tanaman sela di antara tanaman jeruk sebagai usaha tambahan seperti tanaman kol, kentang, tomat, cabai, kopi, dan tanaman lainnya. Di desa Suka menghasilkan produksi yang paling tertinggi, dengan luas lahan 406 Ha, produksi 16.189,7 Ton, produkstivitas 39,9 Ton/Ha pada tahun 2008. Oleh karena itu desa Suka dipilih sebagai lokasi penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Bagaimana hubungan umur tanaman jeruk dengan penerimaan belum diketahui, juga hubungan umur tanaman dengan biaya produksi serta tingkat pendapatan petani belum diketahui oleh karena itu perlu dilakukan penelitian ini.
1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang sudah diuraikan, maka diidentifikasi masalahmasalah yang akan diteliti sebagai berikut : a.
Bagaimana hubungan antara umur tanaman jeruk dengan biaya produksi tanaman jeruk di daerah penelitian?
b.
Bagaimana hubungan antara umur tanaman jeruk dengan penerimaan tanaman jeruk di daerah penelitian?
c.
Bagaimana hubungan antara umur tanaman jeruk dengan keuntungan?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan indentifikasi masalah maka tujuan penelitian ini adalah : a.
Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara umur tanaman jeruk dengan biaya produksi tanaman jeruk di daerah penelitian
b.
Untuk mengetahui hubungan antara umur tanaman jeruk dengan penerimaan tanaman jeruk di daerah penelitian
c.
Untuk mengetahui hubungan antara umur tanaman jeruk dengan keuntungan.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang berhubungan
b.
dengan penelitian ini
Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan untuk mengembangkan usahatani jeruk
c.
Sebagai bahan informasi bagi petani jeruk dalam mengelola dan mengembangkan usahanya.
Universitas Sumatera Utara