BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Tanah dan air merupakan sumberdaya alam utama yang mempunyai
pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Sebagai sumberdaya yang banyak digunakan, tanah dapat mengalami pengikisan (erosi) akibat bekerjanya faktor-faktor penyebab erosi. Keseimbangan alam mengakibatkan tanah dapat mengalami proses erosi atau pengikisan secara sendirinya, erosi ini sering disebut dengan erosi geologi atau geological erosion. Erosi jenis ini tidak berbahaya karena lajunya seimbang dengan pembentukan tanah di tempat terjadinya erosi tersebut. Kehadiran manusia disadari atau tidak, mulai meningkatkan laju erosi. Erosi ini dikenal sebagai erosi dipercepat atau accelerated erosion. Menyadari akan bahaya atau dampak yang ditimbulkan oleh erosi, manusia telah berusaha untuk mengendalikannya. Pengendaliannya di sini bukan berarti mencegah erosi, tetapi mengurangi laju kehilangan tanah mendekati laju yang terjadi pada kondisi alami. Provinsi Sumatera Utara dikenal memiliki enam Daerah Aliran Sungai (DAS) yang tergabung dalam satu wilayah sungai yaitu Wilayah Sungai Belawan-UlarPadang (WS BUP) dengan luas seluruhnya 6.215,66 km2 dimana DAS Belawan merupakan salah satunya. DAS belawan merupakan salah satu bagian dari WS BUP yang langsung melintasi daerah kota Medan mulai dari hulu hingga ke hilir. Hulu sungai Belawan di Kabupaten Deli Serdang yaitu Sibolangit dan Kuta Limabaru hingga bermuara pada daerah hilir di Kecamatan Hamparan Perak kemudian terus mengalir hingga ke selat Malaka (Pantai Timur Sumatera Utara).
1 Universitas Sumatera Utara
DAS mempunyai peran penting dalam menjaga kelestarian sumberdaya air. Manusia memanfaatkan lahan dalam DAS untuk berbagai kepentingan dalam menunjang kelangsungan hidup dan meningkatkan kesejahteraannya. Interaksi manusia terhadap DAS dapat memberi dua macam dampak, yang menguntungkan adalah peningkatan kondisi sosial ekonomi, akan tetapi dampak negatifnya adalah penurunan fungsi DAS yang ditandai dengan terus meningkatnya angka erosi lahan dalam kawasan DAS itu sendiri. Berdasarkan Interpretasi peta sebaran potensi erosi dan sedimentasi pada lahan (ton/ha/thn) SWS BELAWAN-ULAR-PADANG terlihat bahwa dari tahun ke tahun jumlah laju erosi terus mengalami peningkatan, tercatat tahun 1995 (Gambar 1.1) tingkat erosi DAS Belawan jumlah erosi 0,000 – 9,967 ton/ha/thn, namun pada tahun 2008 (Gambar 1.2) tingkat erosi DAS Belawan jauh meningkat hingga mencapai angka 19,907 – 52,610 ton/ha/thn. Oleh karena itu demi mengantisipasi terjadinya kerusakan lahan yang semakin besar pada DAS Belawan secara utuh maka diperlukan pemamfaatan teknologi yang efektif dan mampu menyajikan informasi yang akurat dan komprehensif. Penyajian informasi yang dimaksud dapat diperoleh dari pemamfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hal ini sesuai dengan GBHN 1999-2004 yang menyebutkan bahwa pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan kemampuan nasional, dengan memamfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.
2 Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.1 Peta Sebaran Potensi Erosi dan Sedimentasi di Lahan Tahun 1995 SWS BUP (Balai Wilayah Sungai II, 2011)
3
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.2 Peta Sebaran Potensi Erosi dan Sedimentasi di Lahan Tahun 2008 SWS BUP (Balai Wilayah Sungai II, 2011)
4
Universitas Sumatera Utara
Sejalan dengan pesatnya kemajuan dibidang teknologi, perkembangan SIG telah ikut mengembangkan kemudahan manusia dalam menganilisis data-data berbasis geografis. Penerapan dan penggunaan SIG telah berkembang dikalangan akademisi negara-negara maju. Salah satu kemampuan SIG dapat diaplikasikan untuk menganalisa data-data spasial yang dibutuhkan dalam menganalisa estimasi erosi tanah. SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkan, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya, sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya. Untuk itu semua hasil yang dicapai pada penelitian ini diharapkan bermamfaat sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam proses pengambilan kebijakan dalam upanya konservasi lahan pada DAS Belawan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.
1.2
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi potensi erosi DAS Belawan.
Tujuan ini dicapai dengan membangun sistem informasi geografis (SIG) yang berisi lapisan informasi yang diperlukan untuk menganalisa potensi dan tingkat bahaya erosi pada DAS Belawan.
5 Universitas Sumatera Utara
1.3
Pembatasan Masalah Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menganalisis perkiraan jumlah laju
erosi pada DAS Belawan dengan lingkup kajian: 1. Daerah studi DAS Belawan meliputi 98°29’47.868”- 98°42’35.496” BT dan 03°50’23.676”- 03°15’24.036” LU. 2. Analisa perkiraan jumlah dan tingkat bahaya erosi (TBE) menggunakan metode USLE (Universal Soil Lost Equation) dan persamaan Hammer serta penyajian dan pengolahan data spasial menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). 3. Analisa perkiraan jumlah laju erosi tidak memperhitungkan jumlah dan laju sedimen serta arahan terhadap konservasi lahan dari jumlah estimasi erosi yang dihasilkan.
1.4
Metodologi Penelitian Metode pengolahan dan analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah mengestimasi erosi berdasarkan metode USLE dengan membangun basis data spasial sistem informasi geografis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya erosi menggunakan teknik tumpangtindih (overlay) sehingga menghasilkan suatu lapisan informasi baru mengenai estimasi erosi yang dihasilkan, berdasarkan jumlah erosi maka kemudian ditentukan tingakat bahaya erosinya. Untuk mencapai tujuan itu pengolahan data spasial dengan menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) memamfaatkan perangkat lunak ESRI Acrview Versi 3.3, Google Earth versi 5.0.11733.9347. Analisis data ketinggian menggunakan peta DEMSRTM (Digital Elevation Model-Shuttle Radar Topographic Mission) menggunakan perangkat lunak Global Mapper Versi 11.0.
6 Universitas Sumatera Utara
1.5
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN membahas tentang latar belakang penulisan tugas akhir beserta tujuan yang akan dicapai, pembatasan masalah berupa cakupan dan batasan lingkup kajian pembahasan dan metodologi yang penulis gunakanan dalam penelitian. 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA membahas dasar-dasar teori yang berkenaan dengan lingkup pembahasan dalam upaya mendukung segala pengambilan keputusan dan hasil yang diperoleh dalam tugas akhir ini. Adapun dasar teori yang digunakan dalam tugas akhir ini meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS), Erosi, Penentuan Tingkat Bahaya Erosi (TBE) dan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN membahas tentang teknik dan tahapan penyelesaian tugas akhir dimulai dari teknik pengumpulan data yang kemudian diolah hingga memperoleh hasil yang diharapkan sebagai tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini. 4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN membahas tentang aplikasi teori-teori dasar yang digunakan dalam penyelesaian tugas akhir, pengolahan data hingga diperoleh hasil yang yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini. 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN membahas kesimpulan dan saran penulis terhadap hasil yang diperoleh dalam tugas akhir.
7 Universitas Sumatera Utara