BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses perubahan yang terjadi pada setiap makhluk hidup. Perubahan yang terjadi pada seseorang tidak hanya meliputi apa yang kelihatan seperti perubahan fisik dengan bertambahnya berat badan dan tinggi badan, tetapi juga perubahan perkembangan emosi, perkembangan psikologi, perkembangan kognitif (Yuliana dkk, 2007). Masa toddler merupakan periode penting pada tumbuh kembang anak. Pada masa ini terjadi pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya, Pada masa periode ini kritis ini, diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensinya berkembang. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya (Kania, 2006). Anak usia toddler (1-3 tahun) mempunyai sistem kontrol yang membaik, hampir semua organ tubuh mengalami maturasi maksimal pengalaman dan perilaku mereka mulai dipengaruhi oleh lingkungan di luar keluarga terdekat mereka mulai berinteraksi
dan mengembangkan perilaku atau moral secara
simbolis dan mengembangkan bahasa yang minimal (Zaenudin Susanto, 2009). Temperamen didefenisikan sebagai cara berpikir, berperilaku, atau bereaksi yang menjadi ciri-ciri individu dan merujuk pada cara-cara seseorang menjalani kehidupan. Temperamen itu kecendrungan perilaku bukan untuk
membedakan perilaku. Dalam hal ini tidak ada impilkasi baik atau buruk (Donna L Wong, 2002). Temperamen anak menentukan bagaimana anak bereaksi terhadap masalah yang sedang dihadapi dan mengetahui temperamen anak sangat penting untuk berinteraksi dengan anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi temperamen salah satunya adalah lingkungan alam sekitar, pengalaman-pengalaman, pendidikan, lingkungan keluarga dimana terjadi interaksi individu dengan keluarganya Kondisi ini juga akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan temperamen individu. Dampak krisis moneter bertambahnya kebutuhan yang tidak terpenuhi karena semakin mahalnya harga-harga. Untuk memenuhi hal tersebut salah satu caranya adalah menambah penghasilan keluarga yaitu dengan ibu bekerja dan demikian juga halnya, meningkatnya pendidikan wanita menimbulkan kesadaran untuk mengembangkan diri maupun mengaktualisasikan potensi dalam bentuk merintis karier maupun melakukan kegiatan sosial (Subaharianto, 2006). Orang tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara dan sebagai pendidik terhadap anak-anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi manusia yang pandai, cerdas dan berakhlak. Akan tetapi banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka mendidik membuat anak merasa tidak diperhatikan, dibatasi kebebasannya, bahkan ada yang merasa tidak disayang oleh orang tuanya (Siti, 2012). Pola asuh yang diberikan ibu kepada anak akan mempengaruhi tingkah laku anak di dalam keluarga atau diluar keluarga. Anak yang kurang mendapat perhatian orang tua kebanyakan menjadi anak pemurung, pembantah dan daya
tangkapnya kurang baik (Purwanto, 2003). Selain itu anak yang kurang perhatian dari orang tua khususnya ibu biasanya mengalami keterlambatan, seperti keterampilan berbahasa. Hasil penelitian Munir.M (2012) menunjukkan adanya pola asuh ibu yang kurang baik menyebabkan keterlambatan berbahasa pada anak. Peran orang tua khususnya ibu sebagai orang terdekat anak memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pola tingkah laku anak serta kepribadian anak yang akan membangun sebuah perilaku sosial diluar keluarga. Ibu tidak akan terlepas dari tugas utamanya mengasuh anak walaupun ibu bekerja di luar rumah. Dengan meningkatnya jumlah ibu yang bekerja perlu dikaji dampak positif dan negatif dari ibu bekerja dan tidak bekerja terhadap temperamen anak. Berdasarkan
pemaparan
tersebut,
dilakukan
penelitian
untuk
mengidentifikasi dan menguji perbedaan pola temperamen anak usia toddler ibu bekerja dengan tidak bekerja di Kecamatan Medan baru Kelurahan Merdeka Lingkungan V.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalahnya adalah bagaimana temperamen anak usia toddler ibu bekerja dengan tidak bekerja. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan pola temperamen anak usia toddler ibu bekerja dengan tidak bekerja.
1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan penelitian ini adalah antara lain: 1. Mengetahui karakteristik responden. 2. Mengidentifikasi pola temperamen anak usia toddler dengan ibu bekerja. 3. Mengidentifikasi pola temperamen anak usia toddler dengan ibu tidak bekerja 4. Menguji perbedaan pola temperamen anak ibu bekerja dengan tidak bekerja. 1.4. Manfaat penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Bagi Orang Tua Memberikan informasi tentang perbedaan pola temperamen anak usia toddler dengan ibu bekerja dan ibu tidak bekerja kepada orang tua khususnya orang tua yang mempunyai anak usia toddler. 2. Bagi pendidikan keperawatan Sebagai pengembangan ilmu, khususnya bidang ilmu keperawatan anak tentang perbedaan pola temperamen anak usia toddler ibu bekerja dengan tidak bekerja. 3. Bagi pelayanan kesehatan Memberikan informasi tentang perbedaan pola temperamen anak usia toddler ibu bekerja dengan tidak bekerja.
4. Bagi penelitian berikutnya. Hasil penelitian digunakan sebagai sumber informasi dan referensi bagi peneliti yang melakukan penelitian tentang perbedaan pola temperamen anak usia toddler ibu bekerja dengan tidak bekerja.