BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Menurut Ladewig, London dan Olds (2006) untuk dapat beradaptasi dengan kehidupan diluar rahim, akan terjadi perubahan-perubahan yang dramatis pada tubuh bayi baru lahir. Selama perubahan ini, bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan kemampuan beradaptasi selama masa kehidupan di luar rahim. Kebutuhan penatalaksanaan, dan perawatan yang dapat meningkatkan kesempatan bayi baru lahir menjalani masa transisi dengan berhasil penting menjadi perhatian. Menurut Rudolph (2006) penatalaksaan bayi baru lahir memiliki tiga tujuan yaitu mendeteksi masalah medis penting sedini mungkin sehingga dapat diobati secara tepat, mempermudah adaptasi pada kehidupan ekstrauterus dan melindungi bayi baru lahir dari proses berbahaya yang ia terutama rentan, seperti hipotermia atau infeksi. Salah satu tindakan penatalaksanaan
yang
harus
dilakukan
untuk
mencapai
tujuan
tersebut
adalah
mengidentifikasi usia kehamilan bayi baru lahir. Kebutuhan perawatan bayi baru lahir berbeda menurut berat lahir dan usia kehamilannya karena manifestasi klinis yang dihadapi berbeda. Menurut Klaus dan Fanaroff (1998) kepentingan klinis klasifikasi bayi baru lahir menurut usia kehamilan dan berat lahir berawal dari fakta bahwa baik bayi yang mengalami gagal tumbuh maupun bayi makrosom yang usia kehamilan dan berat lahirnya berbeda, mempunyai masalah – masalah klinis yang serupa yaitu, perkembangan fisik, hasil akhir perkembangan mental dan neurologis, insidensi kelainan kongenital, dan beberapa parameter metabolik, terutama keseimbangan glukosa. Menurut Paulette (2008) penting untuk memperkirakan usia kehamilan bayi baru lahir. Usia kehamilan dapat diperkirakan lewat berbagai cara, yaitu hari pertama haid terakhir
Universitas Sumatera Utara
(HPHT), ultrasonografi janin dini, tanggal bunyi jantung janin pertama, tanggal gerakan janin pertama (quickening), ukuran uterus, pemeriksaan maturitas fisik dan maturitas neuromuskular bayi baru lahir, dan vaskularisasi lensa. Ahmed (1986, dalam Klaus & Fanaroff, 1998) penentuan usia kehamilan dengan teknik hari pertama haid terakhir (HPHT) biasanya tidak jelas karena kejadian – kejadian tersebut tidak tercatat sama sekali bila pasien tidak menjalani perawatan antenatal. Hal yang lain dapat terjadi dengan teknik HPHT bila kehamilan terjadi jarak yang dekat dengan kehamilan sebelumnya sehingga wanita mungkin tidak ingat tanggal menstruasi terakhir dan mungkin terjadi perdarahan setelah konsepsi sehingga wanita tersebut tidak tahu pasti kapan menstruasi terakhir terjadi. Jimenez dan Ramos (1979, dalam Klaus dan Fanaroff, 1998) mengatakan bahwa metode paling umum untuk menilai usia kehamilan yaitu dengan metode ukuran McDonald. Ukuran ini menggunakan tinggi fundus uteri dalam sentimeter diatas simfisis pubis. Setiap sentimeter sama dengan kehamilan 1 minggu. Akan tetapi teknik ini memiliki keterbatasan dan masalah utamanya adalah teknik ini tidak akurat jika digunakan pada retardasi pertumbuhan intrauteri atau kehamilan multipel. Menurut Campel, Bewley dan Overbeek (1971, dalam Klaus & Fanaroff, 1998) penentuan usia kehamilan antenatal yang lebih mutakhir adalah dengan menggunakan serangkaian pemeriksaan ultrasonografi pada janin. Ukuran janin yang paling layak digunakan untuk menilai usia kehamilan belum dapat ditentukan. Sebagai petunjuk kehandalannya, jika diameter biparietal digunakan secara tunggal pada awal trimester kedua, akurasinya dalam memperkirakan usia kehamilan ± 1 minggu. Namun demikian, jika hanya satu nilai dapat ditentukan dan penentuannya pada akhir semester ketiga, akurasinya turun menjadi ± 2 atau 3 minggu. Menurut Fleming (1975, dalam Klaus & Fanaroff, 1998) penilaian usia kehamilan antenatal menggunakan ultrasonografi yang paling akurat adalah
Universitas Sumatera Utara
ukuran panjang crownrump ( puncak kepala – tulang ekor ) janin. Walaupun demikian ukuran ini tidak biasa digunakan karena sulit ditentukan setelah usia kehamilan 12 minggu. Setelah persalinan, perkembangan neurologik bayi baru lahir berlangsung cepat sesuai usia kehamilan. Hal ini perlu diperhitungkan ketika melakukan pemeriksaan neurologik, dan juga dipertimbangkan dalam berbagai komponen pemeriksaan neurologik yang
juga
digunakan dalam penilaian klinis skor Dubowitz (Lissauer, 2009). Penerapan klinis yang praktis dan dapat dipercaya digambarkan oleh Dubowitz et al pada tahun 1970 dan dengan cepat diterima oleh dunia. Selanjutnya modifikasi metode Dubowitz yang diperpendek tetapi dengan akurasi yang hampir sama untuk memperkirakan usia kehamilan secara klinis oleh Ballard et al (Klaus & Fanaroff,1998). Menurut Klaus dan Fanaroff (1998) sistem ballard menghasilkan penilaian maturasi postnatal yang valid bagi semua bayi dengan umur kehamilan diatas 20 minggu, sedangkan bagi bayi imatur hasilnya paling akurat jika dilakukan kurang dari 12 jam setelah lahir. Namun, di kamar bersalin seringkali tidak tersedia waktu yang cukup untuk menyelesaikan pemeriksaan Dubowitz maupun Ballard. Walaupun penilaian ini tidak menyingkir kebutuhan untuk melakukan penilaian usia kehamilan yang menyeluruh saat bayi sudah stabil, penilaian ini akan mempermudah perawatan klinis segera setelah persalinan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu untuk dilakukan penelitian penilaian usia kehamilan bayi yang dilahirkan secara seksio sesarea menggunakan skor ballard di Rumah Sakit Muhammadiyah periode tahun 2013 sampai April 2014.
Universitas Sumatera Utara
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi perumusan masalah adalah “ Bagaimana penilaian usia kehamilan bayi yang dilahirkan secara seksio sesarea menggunakan skor ballard di Rumah Sakit Muhammadiyah” C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui karakteristik bayi baru lahir yang dilahirkan secara seksio sesarea berdasarkan jenis kelamin, berat badan lahir dan panjang badan di Rumah Sakit Muhammadiyah. 2. Mengetahui skor ballard bayi yang dilahirkan secara seksio sesarea dan usia kehamilan bayi saat lahir (preterm, aterm dan posterm) di Rumah Sakit Muhammadiyah. 3. Mengetahui usia kehamilan bayi saat lahir yang dilahirkan secara seksio sesarea berdasarkan jenis kelamin, berat badan lahir dan panjang badan bayi di Rumah Sakit Muhammadiyah. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pelayanan Kesehatan Dapat mengaplikasikan di lapangan praktik atau kerja dalam melakukan penilaian usia kehamilan bayi baru lahir menggunakan skor ballard dan dapat melakukan tindakan segera jika terdapat komplikasi. 2. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai penilaian usia kehamilan bayi yang dilahirkan secara seksio sesarea menggunakan skor ballard.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi institusi pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk menambah bahan pustaka serta meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa serta pembaca pada umumnya.
Universitas Sumatera Utara