BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pengertian anak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah manusia yang masih kecil. Dalam dunia kesehatan yang termasuk dalam usia anak-anak adalah bayi baru lahir hingga usia 12 tahun1 . Fokus pelayanan kesehatan pada anak-anak adalah pelayanan kesehatan untuk pencegahan terhadap penyakit dengan imunisasi dan pemeriksaan secara teratur dan penyembuhan terhadap penyakit dengan metode pemberian obat dan terapi. Upaya pencegahan dan penyembuhan terhadap penyakit pada anak-anak berbeda dengan orang dewasa karena perbedaan faal tubuh dan respon kecemasan terhadap pengobatan2. Untuk itu diperlukan unit khusus anak dalam sebuah Rumah Sakit. Anak mempunyai daya tahan tubuh yang masih belum terbentuk sempurna sehingga kemungkinan tertular penyakit lebih besar dari orang dewasa. Salah satu cara untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penularan penyakit dari pasien dewasa ke pasien anak-anak yaitu dengan memisahkan unit pelayanan anak dengan unit pelayanan pasien dewasa. Pada Rumah Sakit Umum di Jogjakarta, pemisahan unit pelayanan ini hanya dilakukan pada unit rawat inap, sedangkan pelayanan untuk pasien anak lainnya masih digabungkan dengan unit pelayanan untuk pasien dewasa.
1
Ni Luh Gede Yasmin Asih, Prinsip Keperawatan Pediatrik (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1994), pp. 72. 2 Rusepno Hasan, Yani A. Kasim, H. A. H. Maskum, ed. Penatalaksanaa Kegawatan Pediatrik (Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1981), pp. 2.
1
Kondisi psikologis yang baik dapat membantu proses penyembuhan3. Hal ini harus diperhatikan dalam perancangan suatu unit pelayanan medis khususnya untuk anak. Menjalani perawatan di rumah sakit dapat menyebabkan trauma psikis bagi pasien anak. Hal ini disebabkan oleh ketakutan anak terhadap prosedur medis, terpisah dari keluarga, teman dan sekolah serta ketakutan pada petugas medis. Berada dalam rumah sakit dapat membuat anak merasa asing, sendiri dan bosan4. Untuk menghilangkan persepsi tersebut arsitektur diperlukan untuk menciptakan kesan dan suasana lingkungan yang tenang tetapi tidak membosankan. Rasa takut dan cemas pada pasien dapat menimbulkan gangguangangguan, misalnya: ketegangan otot, kegelisahan, gemetar, banyak keringat, mual, sakit kepala, sering kencing, palpitasi dan lain-lain5. Perasaan tidak aman yang dialami oleh pasien dapat mengaktifkan sistem syaraf simpatetik, kelenjar pituitary dan hipothalamus, yang kemudian berakibat pada perubahan detak jantung, pola sirkulasi darah dan perubahan lemak menjadi sumber energi yang digunakan6. Ketakutan, kecemasan dan rasa tidak aman yang dialami pasien harus diatasi agar tidak menimbulkan gangguan-gangguan yang dapat menghambat proses penyembuhan. Jogjakarta memiliki 32 Rumah Sakit yang terdiri dari Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus7: Jenis RS
Nama RS
Kelas
Alamat
Rumah Sakit Umum
RSU Dr. Sardjito
B
Jl. Kesehatan Sekip Yogyakarta
3
Arida Narulita, M. Noor Rochman Hadjam. “Kecemasan Pasien Rawat Inap Ditinjau dari Persepsi tentang Layanan Keperawatan di Rumah Sakit” (No. 2, Hal. 150, Januari, 2002). 4 Linda de Clercq. “The Psycologist in The Hospital” (No. 45, Hal. 57, Oktober, 1996). 5 Endang Warsiki, Lestari Soeharjono. “Kecemasan pada Anak dan Remaja” (No. 10, Hal. 44, Januari, 1988). 6 Narulita, Hadjam. op. cit. 7 www. depkesRI/yanmed/rumah_sakit/yogyakarta.co.id
2
RSU Wates
C
Jl. Tentara Pelajar No. 1 Wates
RSU Bantul
C
Jl. Dr. Wahidin S H Bantul
RSU Wonosari
C
Jl. Taman Bakti Wonosari
RSU Sleman
C
Jl. Bhayangkara 48 Sleman
RSU Yogyakarta
C
Jl. Wirosaban No. 1 Yogyakarta
RS REM 721 Yogyakarta
3
Jl. Juwadi 19 Yogyakarta
RS Dr. S Harjolukito
3
Lanud Adisucipto Yogyakarta
RS St. Yusup Boro
Bord Banjar Asri Kulon Progo
RS St. Elizabeth Bantul
Ganjuran Kab Bantul
RSU Panti Baktiningsih
Klepu Pos Godean Sleman
RS Panti Rini
Jl. Solo Km 12,5 Kalasan Yogya
RS Lokapala
Jl. Pemuda 1 sleman Yogyakarta
RS Panti Nugroho
Jl. Kaliurang, Pakem, Sleman
RS Muhammadiyah Yogyakarta
Jl. KHA Dahlan No. 20 Yogyakarta
RSU Panti Rapih
Jl. Cik Ditiro 30 Yogyakarta
RS Bethesda Yogyakarta
Jl. Jend Sudirman 70 Yogyakarta
Rumah Sakit
RS Jiwa Lalijiwa Pakem
B
Jl. Kaliurang No. 17 Yogyakarta
Khusus
RS Jiwa Puri Nirmala
Jl. Jayaningprangan Yogyakarta
RSB Pura Ibunda
Jl. Samirono Baru Depok Sleman
RSB Bhakti Ibu
Jl. Golo No. 20 Yogyakarta
RS Mata Dr. Yap
Jl. Cik Ditiro 7 Yogyakarta
RSK P. Dalam Husada Tama
Jl. Wiratana 4 Yogyakarta
RSK Bedah Dharma Husada
Jl. Yogya Wonosari Sleman Yogyakarta
RSK Bedah Patmasuri
Lapangan Krapyak Yogyakarta
RSK Bedah Sudirman
Jl. Sidobali UH II/402 Yogyakarta
RSK THT Sari Asih
Jl. Tirtodipuran No. 38 Yogyakarta
RS THT Prof R Oepono
Jl. Suryomentaraman 298 A Yogyakarta
RSIA PKU Muhammadiyah
Jl. HOS Cokroaminoto 120 Bantul
RSIA Permata Bunda
Jl. Ngeksigondo 56 Yogyakarta
RSIA Bethesda Lempuyang
Jl. Raya Hayam Wuruk No. 6 Yogya
RSK Anak dan THT Empat Lima
Jl. Patang Puluhan No 35 Yogya
Tabel 1 Sumber : Bagian Data dan Informasi Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia
3
Seluruh Rumah Sakit yang terdapat di Jogjakarta juga memberikan pelayanan kepada pasien anak, namun hanya empat rumah sakit yang mengutamakan pelayanan kepada pasien anak, yaitu Rumah Sakit Anak dan THT Empat Lima, Rumah Sakit Ibu dan Anak Bethesda Lempuyanganwangi, Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Bunda dan Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah. Rumah Sakit Khusus tersebut tidak secara khusus melayani pasien anak tetapi digabungkan dengan pasien ibu atau pelayanan penyakit khusus yang lain. Rumah Sakit Khusus Anak dan THT Empat Lima masih mempunyai banyak kekurangan dalam pelayanan terhadap pasien anak. Rumah Sakit ini tidak mempunyai Unit Gawat Darurat, pembagian ruang rawat inap untuk pasien anak dan pasien THT tidak dipisahkan dan hanya mempunyai satu nurse station untuk 49 tempat tidur. Bangunan Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima merupakan bangunan dua lantai namun tidak mempunyai ramp sehingga fasilitas transportasi vertikal hanya berupa tangga. Ruang penyimpanan juga tidak tersedia sehingga tabung-tabung gas dan alat-alat medis yang tidak terpakai hanya diletakkan di tempat-tempat yang tidak digunakan. Kekurangan-kekurangan pada rumah sakit yang lain pada umumnya terdapat pasa desain ruang rawat inap khususnya pada ruang rawat kelas III atau bangsal. Desain pintu, jendela, lantai, dan pertemuan lantai dengan dinding membentuk sudut yang sulit dibersihkan. Kondisi semacam ini membuat rumah sakit yang diharapkan membantu proses penyembuhan penyakit pasien malah dapat menularkan penyakit baru terhadap pasien karena kondisi ruang rawat yang tidak bersih.
4
Upaya mengurangi rasa takut anak terhadap citra Rumah Sakit dapat dilakukan dengan pengolahan ruang yang dapat merubah suasana rumah sakit sehingga pasien seakan-akan tidak sedang berada di rumah sakit. Upaya ini dapat dilakukan misalnya dengan mengolah plafon dan dinding dengan warna-warna yang membuat ruang tidak berkesan monoton. Seluruh upaya yang dilakukan untuk merubah suasana rumah sakit dengan pengolahan elemen ruang tetap harus memperhatikan standar syarat-syarat ruang agar fungsi utama rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan tidak terganggu. Perubahan suasana ruang tidak dapat mengurangi ketakutan pasien jika susunan ruang dan jalur sirkulasi tidak diatur dengan baik. Proses medis untuk menyembuhkan suatu penyakit harus melewati prosedur tertentu yang tidak dapat dilakukan dalam satu ruang sehingga pasien harus dipindahkan ke ruang lain. Pemindahan pasien harus dilakukan tanpa membuat pasien lain takut, misalnya dengan penempatan dan desain ruang sirkulasi untuk pasien kritis yang tidak terlihat oleh pasien rawat jalan. Usaha seperti ini tidak dapat dilakukan di rumah sakit-rumah sakit di Jogjakarta karena keterbatasan lahan untuk pengembangan jalur sirkulasi atau penambahan ruang.
1.2
Rumusan Masalah Bagaimana merancang Rumah Sakit Khusus Anak di Jogjakarta yang dapat mengurangi rasa takut pasien anak terhadap citra Rumah Sakit.
1.3
Tujuan Merancang Rumah Sakit Khusus Anak di Jogjakarta dengan tata ruang yang dapat mengurangi rasa takut pasien anak terhadap citra Rumah Sakit.
5
1.4
Sasaran 1. Melakukan studi tentang Rumah Sakit Khusus Anak 2. Melakukan studi tentang Rumah Sakit Khusus Anak di Jogjakarta 3. Melakukan studi tentang tata ruang yang dapat mengurangi rasa takut pasien anak terhadap citra Rumah Sakit.
1.5
Lingkup 1. Rumah Sakit Khusus Anak dibatasi pada pengolahan ruang untuk terapi psikologis pasien anak. 2. Jogjakarta dibatasi pada pemilihan site yang sesuai dengan persyaratan bangunan rumah sakit. 3. Ruang dibatasi pada interior dan susunan ruang-ruang yang dapat diakses oleh pasien dalam keadaan sadar.
1.6
Metode 1. Metode Mencari Data a. Observasi Pengamatan langsung terhadap perilaku pasien anak di ruang tunggu poliklinik Rumah Sakit Bethesda, Runah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Khusus Anak dan THT Empat Lima. b. Studi Pustaka Mempelajari buku-buku tentang standar Rumah Sakit dan teori tata ruang yang berpengaruh pada psikologi anak. c. Studi Banding Melihat langsung bangunan Rumah Khusus Anak Empat Lima.
6
2. Metode Menganalisa Data a. Kuantitatif Menyajikan data tentang jumlah pasien anak, jumlah ruang rawat inap dan rasio opname pasien anak di Rumah Sakit di Jogjakarta dalam tabel atau grafik. b. Kualitatif Kesimpulan dan hasil analisa dari data dalam table atau grafik dikomunikasikan secara naratik. 3. Metode Perancangan Perancangan dimulai dengan memasukkan ruang-ruang yang dibutuhkan kedalam site dan denah sesuai dengan persyaratan masing-masing ruang, kemudian menerapkan prinsip-prinsip pengolahan eksterior dan interior ruang.
1.7
Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN RUMAH SAKIT KHUSUS ANAK Mengungkapkan standar dan teori dalam perancangan rumah sakit dan kondisi serta fasilitas yang terdapat dalam Rumah Sakit Khusus Anak di Jogjakarta.
BAB III
TINJAUAN INTERIOR RUMAH SAKIT KHUSUS ANAK Mengungkapkan penyebab timbulnya rasa takut anak terhadap rumah sakit dan penerapan teori ruang yang dapat digunakan sebagai terapi penyembuhan dalam interior bangunan Rumah Sakit.
7
BAB IV
ANALISA Mengungkapkan
analisa
ruang
yang
dapat
mempengaruhi
bangunan rumah sakit. BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS ANAK DI JOGJAKARTA Mengungkapkan metode yang digunakan dalam perancangan susunan ruang dan bentuk massa bangunan Rumah Sakit Khusus Anak ini.
8