BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian Pada saat ini, masyarakat mulai menyadari pentingnya berinvestasi dikarenakan kebutuhan masa depan akan lebih besar. Selain kebutuhan masa depan, masyarakat melakukan investasi karena dipicu oleh hal yang tidak terduga dalam hidup seperti kondisi kesehatan, musibah, dan juga laju inflasi yang tinggi. Kesadaran akan pentingnya investasi, hingga seseorang mengambil langkah nyata untuk berinvestasi pada salah satu instrumen yang sesuai dengan dirinya merupakan satu tindakan positif yang dilakukan seseorang untuk mencapai kehidupan yang lebih baik untuk mencapai tujuan di masa mendatang. Hal tersebut ditegaskan pada analisa forex bulan Januari 2015, bahwa reksa dana merupakan salah satu investasi yang banyak diminati oleh masyarakat. Reksa dana sebagai instrumen investasi, semakin diminati oleh investor Indonesia. Selain karena keuntungannya dalam jangka panjang yang di atas tingkat deposito dan inflasi, nominal investasipun semakin pas untuk ukuran keuangan masyarakat karena tidak lagi dibutuhkan dana yang besar untuk bisa berinvestasi pada produk ini. Untuk memperoleh reksa dana itu sendiri juga semakin mudah, karena selain langsung melalui manajer investasi, investor juga bisa memperolehnya melalui bank yang memiliki ijin sebagai agen penjual reksa dana yang jumlahnya semakin meningkat dan saat ini menurut data Otoritas Jasa
1
Keuangan (OJK) tercatat ada 30 bank yang telah mendapat izin dari untuk memasarkan produk reksa dana tersebut. Menurut Undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995, Pasal 1 Ayat 2, reksa dana diartikan sebagai wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk diinvestasikan ke dalam portfolio efek oleh manajer investasi. Seorang investor yang telah memilih untuk berinvestasi di reksa dana daripada pilihan instrumen investasi lainnya seperti membeli emas atau properti, membeli instrumen pasar modal seperti saham atau obligasi secara langsung, artinya telah mempercayakan dana yang dimilikinya untuk dikelola oleh manajer investasi untuk dikelola dalam sebuah portofolio investasi. Manajer investasi adalah institusi yang mengelola reksa dana. Sederhananya, pada investasi reksa dana, manajer investasi bertugas mengumpulkan uang dari banyak investor, kemudian mengelola uang tersebut dengan menginvestasikannya ke berbagai instrumen investasi lain seperti saham, obligasi, dan deposito. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada Juni 2015 sudah terdapat 80 manajer investasi yang terdaftar di OJK. Satuan kepemilikan reksa dana adalah Unit Penyertaan (UP), ketika masyarakat membeli reksa dana, maka dia mendapatkan unit penyertaan dari manajer investasi sesuai dengan nominal uang yang disetorkan dibagi dengan harga unit reksa dana, yang biasa dikenal dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana.
2
Gambar 1.1: Kinerja Reksa Dana Periode Tahun 2010 s.d 2015 Dari gambar 1.1 menunjukkan bahwa semakin banyaknya masyarakat melakukan investasi ke reksa dana. Menurut data OJK pada bulan Juni 2015, jumlah investor reksa dana di Indonesia adalah sekitar 250.000 investor dengan total dana kelolaan Rp 450 triliun yang tersebar di 80 manajer investasi dan 30 Agen Penjual Reksa Dana (APERD). Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat pemodal di Indonesia akan reksa dana terus meningkat dan kondisi persaingan antara perusahaan manajer investasi, Agen Penjual Reksa Dana (APERD) semakin ketat. Salah satu faktor yang mendorong perkembangan industri reksa dana adalah bank. Meski secara tidak langsung, pemasaran produk reksa dana juga dilakukan melalui unit link asuransi yang terhubung dengan reksa dana dan pemasaran sendiri oleh manajer investasi, bank tetap merupakan kontributor utama pertumbuhan industri reksa dana. Pemasaran reksa dana sendiri juga tidak bersifat ekslusif, artinya satu reksa dana bisa dijual oleh berbagai bank selaku APERD yang berbeda meski terdapat pula satu atau dua reksa dana yang dipasarkan secara ekslusif di bank tertentu saja. Pembelian reksa dana dapat dilakukan secara langsung melalui perusahaan manajer investasi yang menerbitkan atau bisa melalui bank yang bertindak sebagai APERD.
3
Bank Mandiri merupakan salah satu Agen Penjual Reksa Dana (APERD) yang telah terdaftar sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana di Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK), dengan Surat Tanda Terdaftar No. 07/BL/STTD/APERD/2007 tanggal 21 Februari 2007. Bank Mandiri memiliki layanan wealth management yaitu memberikan solusi terpadu pengelolaan dana nasabah secara optimal untuk rencana keuangan jangka pendek, menengah maupun panjang, yang dikelola oleh bagian Wealth Management Group. Reksa dana merupakan salah satu produk investasi yang ditawarkan oleh layanan wealth management. Pada bulan Juni 2015, Bank Mandiri memiliki 941 cabang APERD dan 1,321 pegawai yang bersertifikasi Wakil Agen Penjual Reksa Dana (WAPERD). Konsep supermarket fund saat ini Bank Mandiri bekerja sama dengan 7 manajer investasi dengan total 57 produk reksa dana konventional yang aktif. Tabel 1.1: Daftar Rekan Manajer Investasi Kerjasama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT. Bahana TCW Investment Management PT. Batavia Prosperindo Aset Manajemen PT. Danareksa Investment Management
PT. Mandiri Manajemen Investasi PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia PT. Schroder Investment Management Indonesia
PT. BNP Paribas Investment Partners (Sumber: Profil Perusahaan Bank Mandiri, http://www.bankmandiri.co.id/) Persaingan di industri perbankan semakin ketat dikarenakan produk dan layanan yang diberikan oleh bank mempunyai karakteristik yang tidak berbeda satu sama lainnya. Hal ini terjadi karena industri perbankan merupakan industri yang diatur secara ketat jenis dan layanannya oleh Bank Indonesia, pernyataan tersebut
4
diatur pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Pasal 8 huruf c. Oleh karena itu, industri perbankan harus mampu memberikan informasi produk lebih cepat dan pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan para pesaingnya. Dalam proses penjualan reksa dana, Bank Mandiri memiliki kendala pada karyawan yang dalam hal ini adalah Customer Service Officer (CSO) di cabang reguler, dan Priority Banking Officer (PBO) di outlet prioritas. Pegawai CSO dan PBO tersebut tidak dikhususkan hanya untuk menjual reksa dana, namun seluruh produk yang ada di Bank Mandiri, berbeda dengan pesaing lainnya, contoh di bank asing yang termasuk APERD, memiliki marketing khusus menangani reksa dana. Jika dipandang dari segi kemampuan dan hanya mengandalkan pada sumber daya manusia atau karyawannya, Bank Mandiri masih dirasa belum siap untuk menghadapi persaingan pada pasar reksa dana. Pada tahun 2005, Wealth Management Group (WMG) meluncurkan strategi untuk menghadapi masalah yang dihadapi karyawan cabang, yaitu dengan mengadakan acara tentang reksa dana seperti seminar, pameran, untuk berinteraksi langsung dengan nasabah untuk memasarkan reksa dana. Strategi “jemput bola” tersebut mendapatkan respon positif dari masyarakat, sehingga meningkatkan jumlah nasabah Bank Mandiri khususnya sebagai investor reksa dana. Selain itu, WMG juga memberikan layanan baru untuk nasabah reksa dana, yaitu installment plan, merupakan layanan yang dapat dilakukan nasabah dengan menempatkan dananya pada reksa dana secara rutin melalui fasilitas installment. Layanan installment plan ini memberikan kemudahan kepada nasabah, karena nasabah dapat
5
membeli reksa dana (top up) secara berkala tanpa perlu melakukan transaksi pembelian (subscription) di cabang. Strategi “jemput bola” memberikan dampak positif kepada Bank Mandiri, namun hal itu juga memberikan dampak negatif ke internal perusahaan. Dikarenakan keterbatasan kemampuan sumber daya perusahaan yaitu karyawan cabang tentang reksa dana, hal tersebut menyebabkan karyawan tidak sanggup melayani nasabah untuk bertransaksi reksa dana, sehingga investor melakukan transaksi reksa dana di luar Bank Mandiri. Produk yang ditawarkan oleh Bank Mandiri tidak hanya reksa dana, melainkan masih banyak produk lainnya yang harus dikuasai oleh karyawan cabang, oleh karena itu karyawan cabang tidak memiliki kemampuan khusus dalam menjual reksa dana. Total dana kelolaan reksa dana di Indonesia pada bulan Juni 2015 yaitu sebesar ± Rp 450 triliun. Dari total dana kelolaan tersebut, ± Rp 9 triliun merupakan jumlah kelolaan reksa dana di Bank Mandiri. Dari informasi sebelumnya dapat diasumsikan bahwa Wealth Management Group Bank Mandiri memiliki kesempatan untuk meningkatkan penjualan reksa dana. Namun, strategi yang sedang berjalan tidak dapat digunakan terus menerus mencapai tujuan. Pada fenomena sebelumnya dijelaskan kapabilitas sumber daya Bank masih rendah. Wealth Management Group Bank Mandiri menyadari bahwa tantangan bisnis masa depan akan semakin kompleks dan sulit. Permasalahan kurangnya kapabilitas pegawai Bank Mandiri yaitu customer service officer/priority banking officer yang merupakan sales, berdampak negatif ke WMG Bank Mandiri. Hal
6
tersebut menyebabkan Pihak WMG memiliki kendala komunikasi mengenai informasi baru terkait dengan proses penjualan reksa dana. Dalam perjuangannya mencapai yang terdepan, Bank Mandiri harus memikirkan strategi-strategi yang sesuai dengan kondisi masyarakat dan jaman, salah satunya dengan membuat perusahaan memiliki kemampuan inovasi sebagai dasar penciptaan nilai yang baru bagi perusahaan. Inovasi berbeda dengan kreativitas,
kreativitas
merupakan
suatu
proses
mengembangkan
dan
mengekpresikan ide-ide baru sedangkan inovasi tidak hanya sebuah proses melainkan perwujudan, kombinasi, dan/atau sintesiasi pengetahuan asli dan relevan dan bernilai sebagai produk baru, proses, atau jasa (Leonard, 1998). Pada bulan April 2014, salah satu perusahaan sekuritas, Indo Premier Securities meluncurkan platform online untuk transaksi produk reksa dana multi manajer investasi, dengan nama IPOT Fund. Platform ini merupakan supermarket reksa dana online pertama di Indonesia. IPOT Fund menambah jalur distribusi reksa dana di Indonesia, karena melalui IPOT Fund, nasabah diberikan kemudahan dalam melakukan pembelian dan penjualan reksa dana secara mudah, murah dan cepat. Produk dalam IPOT Fund merupakan produk yang banyak dijual di bank (selling agent reksa dana), dengan fee yang ditawarkan adalah 0%, maka nasabah bisa mendapatkan produk yang sama dengan bank dengan fee 0%. Tentu hal ini akan menjadi saingan bank terutama Bank Mandiri dalam pemasaran reksa dana. 1.2.
Rumusan Masalah Kemajuan era informasi mengharuskan perusahaan untuk mengubah mind-
set. Perusahaan harus melakukan investasi besar dalam bidang teknologi informasi
7
dan konektivitas jaringan investasi mereka dalam teknologi informasi terkadang jauh melebihi investasi untuk pabrik dan peralatan. Melihat hal tersebut Bank Mandiri mengambil tindakan untuk meningkatkan layanannya. Seiring dengan pertumbuhan bisnis reksa dana di Indonesia dan perkembangan teknologi. Tidak adanya inovasi yang muncul dalam proses penjualan reksa dana sehingga penjualannya tidak dapat berkembang, salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar yaitu sumber daya perusahaan yang tidak inovatif. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah ingin menganalisis permasalahan yang mempengaruhi implementasinya strategi inovasi dalam rangka peningkatan penjualan reksa dana. Pentingnya perumusan strategi inovasi tersebut dikarenakan melihat meningkatnya kinerja reksa dana, sehingga Bank Mandiri menargetkan dana kelolaan reksa dana sebesar Rp 20 triliun. Pencapaian target ini dilakukan dengan meningkatkan jumlah investor. 1.3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan pokok pertanyaan penelitian pada tesis ini, yaitu: 1.
Apa saja yang menjadi hambatan pada strategi inovasi peningkatan penjualan reksa dana di Bank Mandiri?
2.
Bagaimana strategi inovasi Bank Mandiri untuk meningkatkan penjualan reksa dana?
8
1.4.Tujuan Penelitan Berdasarkan latar belakang dan pertanyaan yang akan menjadi fokus dalam tesis ini, maka yang menjadi tujuan penelitian tesis ini adalah: 1.
Menganalisis fase strategi inovasi dalam penjualan reksa dana di Bank Mandiri.
2.
Mengeskplorasi strategi inovasi yang dilakukan oleh Bank Mandiri untuk meningkatkan penjualan reksa dana.
1.5.Manfaat Penelitian Penelitian tentang strategi inovasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk Perusahaan. Hasil penelitian dapat digunakan untuk memberikan gambaran bagaimana strategi yang sudah dijalankan oleh Bank Mandiri, gambaran kondisi persaingan yang ada, gambaran strategi inovasi dapat diterapkan, dan pemberian rekomendasi alternatif strategi inovasi untuk meningkatkan penjualan reksa dana. 1.6. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah keadaan pasar reksa dana, perkembangan teknologi, kondisi internal Bank Mandiri ketika proses penjualan reksa dana. Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan batasan agar penelitian dapat lebih terarah dan mendapatkan sebuah hasil penelitian yang spesifik. Penelitian ini hanya dibatasi dengan membahas strategi inovasi Bank Mandiri bagian Wealth Management Group dengan fokus pada penjualan reksa dana. Mengingat terdapat 7 manajer investasi yang bekerja sama dengan Bank Mandiri dan 4 Departemen di Wealth Management Group, masalah pada tesis ini
9
akan dibatasi pada pembahasan mengenai hal-hal yang akan mempengaruhi penjualan produk reksa dana di Bank Mandiri. 1.7. Sistematika Penulisan Bab I berisi mengenai pendahuluan, menguraikan mengenai latar belakang masalah yang dialami oleh Wealth Management Group PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, permasalahan yang dibahas pada penelitian ini, batasan-batasan masalah, tujuan diadakan penelitian, manfaat penelitian bagi pihak-pihak yang terkait, dan sistematika penulisan. Bab II berisi mengenai landasan teori, yang terdiri dari gambaran umum strategi industri perbankan, kapabilitas inovasi, model inovasi, hubungan antara analisis lingkungan perusahaan dan strategi inovasi; analisis lingkungan eksternal perusahaan dengan mengunakan analisis lima kekuatan bersaing (Porter’s five force analysis), driving forces, SWOT serta analisis lingkungan internal perusahaan dengan analisis the resource-based view dan key success factor. Bab III berisi metoda penelitian, pada bab ini dipaparkan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini, kerangka analisis yang digunakan untuk mendukung analisis pada penulisan dan company profile PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bab IV menjelaskan secara mendetail hasil olah data yang didapat dari kelanjutan Bab III. Bab ini berisi mengenai analisis strategi inovasi yang dipakai oleh Wealth Management Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, kemudian terdapat pula penjelasan analisis data yang didapat dari hasil kuisioner yang disebar serta hasil wawancara dengan narasumber terkait. Bab ini menunjukkan fakta-fakta
10
yang di dapat dalam proses penelitian ini berdasarkan metoda yang dijelaskan dalam Bab sebelumnya dan rekomendasi alternatif strategi inovasi untuk peningkatan penjualan reksa dana di Wealth Management Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bab V menjelaskan seputar kesimpulan yang didapat dari fakta-fakta yang muncul di Bab IV, yang kemudian di olah kembali menjadi saran sehingga membuat penelitian ini menjadi bermanfaat bagi praktisi dan akademisi. Pada bab ini juga di jelaskan mengenai keterbatasan penelitian serta saran bagi penelitian sejenis yang mungkin akan dilakukan di masa yang akan datang.
11