BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah yang umumnya terjadi pada usaha peternakan di negara-negara tropis seperti Indonesia adalah faktor suhu lingkungan yang cukup tinggi. Kondisi ini berdampak langsung pada sistem metabolisme dan termoregulasi pada tubuh ternak. Lingkungan yang relatif panas menyebabkan sebagian ternak akan ‘enggan makan’ sehingga secara kuantitas asupan zat makanan (nutrien) yang masuk ke dalam tubuh juga kurang. Padahal, asupan nutrien ini berperan penting untuk mencukupi kebutuhan pokok, perkembangan tubuh dan untuk kebutuhan reproduksi.
Upaya suatu usaha peternakan perlu ditunjang oleh tiga faktor utama yaitu: breeding, feeding dan management. Pertumbuhan badan hewan ternak akan sangat tergantung pada pakan dan proses pemberian makanannya. Contohnya adalah bahan baku apa saja yang digunakan serta kesesuaian dengan proporsi kebutuhan nutrisi ternaknya sendiri.
Faktor kuantitas dan kualitas pakan merupakan faktor utama penentu keberhasilan usaha peternakan karena hampir 2/3 biaya produksi berasal dari pakan. Oleh karena itu, perhatian terhadap asupan zat makanan ke ternak akan sangat
2
menentukan keberhasilan budidaya peternakan. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas peternakan dengan cara menambahkan nutrisi pakan untuk ternak.
Nutrisi Pakan RI 1 adalah salah satu contoh produk pakan ternak komersil yang kaya mineral, ion dan protein alami yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas ternak. Aplikasi RI 1 pada ternak diharapkan mampu mencukupi kebutuhan asam amino dan gizi bagi ternak (Anonim, 2008).
Nutrisi pakan ternak mengandung zat-zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorganisme sehingga nutrisi pakan ternak dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme, salah satunya adalah jamur. Berbagai jenis jamur dapat menimbulkan alergi, beberapa bahkan berbahaya bagi ternak karena dapat menghasilkan racun/toksin. Infeksi yang disebabkan oleh jamur pada berbagai organ dapat menimbulkan penyakit yang disebut mikosis. Ada jenis jamur dapat tumbuh pada pakan dan berbagai bahan baku pakan serta menghasilkan toksin (mikotoksin). Beberapa jenis jamur yang berbahaya tersebut antara lain adalah Alternaria tennis, Hermodendrum sp, Cladospora sp, Aspergillus flavus, Aspergillus fumigatus, dan Penicillium sp. Adanya mikroorganisme yang hidup pada produk nutrisi pakan ternak RI 1 dapat dilihat pada tabel 1.
3
Tabel 1. Komposisi pakan ternak RI 1: Kandungan Jumlah 1. Asam Amino (%) : Asam glutamat 3,696 Leusin 2,216 Lisin 1,636 Arginin 1,546 Prolin 1,456 Valin 1,428 Histidin 1,422 Isoleusin 1,316 Tirosin 1,236 Serin 1,130 Threonin 1,106 Asam aspartat 1,024 Fenilalanin 0,844 Methionin 0,804 Alanin 0,520 Sistin 0,483 Glisin 0,436 2. Hormon (ppm) : Giberelin (G A3) IAA Zeatin
702.84 257.17 238.89
3. Mineral : Na (%) Ca (%) N (%) P (%) K (%) Mg (%) S (%) Fe (ppm) Zn (ppm) Mn (ppm) Cu (ppm)
2,85 1,06 1,05 0,88 0,68 0,14 0,07 169.95 56.08 8.99 3.62
4. Mikrobia : Azotobacter Lactobacillus
Negatif Negatif
4
Rhyzobium Sacharomyces Aspergillus Mychoriza
Negatif Negatif Positif Negatif
(PT. BIOTECH INTI ORGANIK, 2006) Adanya Aspergillus sp pada nutrisi pakan ternak RI 1 ini diduga karena cara pembuatan dan pengemasan nutrisi pakan ternak RI 1 yang masih secara tradisional, sehingga memungkinkan Aspergillus sp yang berasal dari bahan baku dan lingkungan sekitar mengkontaminasi nutrisi pakan ternak RI 1 ini.
Keamanan pangan merupakan syarat kelayakan suatu produk untuk dapat dikonsumsi. Salah satu yang menjadi perhatian pada keamanan pangan adalah adanya fakta bahwa beberapa bahan pangan (seperti kacang-kacangan) dan produknya mengandung mikotoksin, khususnya aflatoksin. Aflatoksin merupakan produk metabolit sekunder yang terutama dihasilkan oleh Aspergilus sp, produsen terbesarnya adalah Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus. Aflatoksin mendapat perhatian lebih dibandingkan mikotoksin lainnya karena menunjukkan efek karsinogenik pada hewan serta toksik akut pada manusia, khususnya berhubungan dengan kanker hati. Oleh karena itu perlu adanya pengawasan mutu produk pakan ternak dengan meneliti ada atau tidaknya Aspergillus flavus yang tumbuh pada pakan ternak RI 1.
5
B. Perumusan Masalah Permasalahan yang mendasari penelitian ini adalah apakah di dalam nutrisi pakan ternak RI 1 terdapat Aspergillus flavus. C. Batasan Masalah Pada penelitian ini peneliti melakukan isolasi jamur yaitu Aspergillus flavus yang merupakan salah satu produsen/penghasil aflatoksin pada nutrisi pakan ternak RI 1 dan dilakukan identifikasi terhadap isolat yang didapatkan. D. Tujuan Penelitian 1.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya Aspergillus flavus yang terdapat pada nutrisi pakan ternak RI 1.
2.
Mengetahui kadar aflatoksin B1 pada nutrisi pakan ternak RI 1. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi ilmiah tentang
keamanan nutrisi pakan ternak RI 1 berdasarkan ada atau tidaknya Aspergillus flavus.