1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Suatu laporan keuangan dikatakan memiliki kandungan informasi bila publikasi dari laporan keuangan tersebut menyebabkan bergeraknya reaksi pasar. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien. Bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersediaan informasinya saja atau dapat dilihat tidak hanya dari ketersedian informasi, tetapi juga dapat dilihat dari bagaimana kecanggihan para pelaku pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia. Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi saja disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market). Sedangkan pasar efisien yang ditinjau dari sudut kecanggihan para pelaku pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia disebut efisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market). Hubungan antara harga sekuritas dengan informasi merupakan kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien. Pelaporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi yang sangat penting
bagi
pengguna
informasi,
karena
laporan
keuangan
tersebut
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan, kinerja serta hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Jika laporan keuangan dapat menyajikan informasi yang relevan dengan model keputusan yang akan di
2
gunakan oleh investor maka investor akan menggunakan informasi tersebut untuk mendukung pengambilan beberapa keputusan penting dan jika suatu laporan keuangan mempunyai kandungan informasi maka akan tercermin dalam perubahan harga dan volume perdagangan karena adanya perubahan persepsi dari para investor. Menurut Harianto dan Sudono (1998) dalam Meriewaty dan Setyani (2005), para pengguna dan pemanfaat laporan keuangan adalah pemegang saham, investor, manajer, karyawan, pemasok dan kreditur, pelanggan, pemerintah dan pengguna lainnya. Antara pengguna laporan keuangan yang satu dengan yang lainnya mempunyai kepentingan yang berbeda. Informasi laporan keuangan dapat memberikan respon kepada
investor
untuk menanamkan modalnya di perusahaan yang akan berdampak positif maupun negatif. Apabila berdampak positif maka akan terlihat dengan adanya peningkatan kinerja dari perusahaan tersebut yang juga mendatangkan keuntungan bagi investor. Akan tetapi jika dampak yang ditimbulkan adalah negatif maka kinerja perusahaan tersebut akan menurun dan menyebabkan kerugian bagi investor. Salah satu informasi dari laporan keuangan tersebut adalah laba. Laba yang diperoleh suatu perusahaan merupakan informasi yang menarik bagi (calon) investor. Di dalam Financial Accounting Standard Board (FASB) Statemant of Financial Accounting Concept No.1, dinyatakan bahwa sasaran utama pelaporan keuangan adalah informasi tentang prestasi perusahaan yang disajikan melalui pengukuran laba dan komponennya. Laba perusahaan diperlukan untuk kepentingan kelangsungan hidup perusahaan dan ketidakmampuan perusahaan
3
dalam mendapatkan laba akan menyebabkan tersingkirnya perusahaan dari perekonomian. Laba selain menunjukkan kinerja manajemen perusahaan yang baik, secara tidak langsung juga memberi informasi dividen yang akan diterima oleh investor, sehingga informasi laba perusahaan tersebut mempengaruhi perilaku harga dan return saham di perdagangan bursa efek, terutama di sekitar tanggal publikasi laba tersebut. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah penelitian sebelumnya, baik di pasar modal yang sudah maju maupun yang masih berkembang. Studi mengenai publikasi laba pada mulanya dilakukan oleh Ball dan Brown (1968), yang memprediksi bahwa peningkatan unexpected earnings diikuti oleh tingkat return abnormal positif dan penurunan unexpected earnings diikuti oleh tingkat return abnormal negatif. Hasilnya menunjukkan bahwa laba pelaporan akuntansi merefleksi faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dan merupakan informasi yang berguna. Penelitian ini kemudian dikembangkan oleh Beaver (1968) dan diulangi oleh Beaver et al. (1979) yang mengindikasikan bahwa laba pelaporan berhubungan dengan peristiwa yang dianggap investor mempengaruhi harga saham sehingga investor menggunakan informasi tersebut untuk mengubah peramalan labanya dan menyesuaikan harga dengan tepat. Sementara penelitian Barlev et.al (1989) menemukan adanya hubungan yang lemah antara return saham dengan laba perusahaan. Beberapa bukti empiris yang bertujuan menguji reaksi pasar terhadap publikasi laba menunjukkan hasil yang berbeda dan kontroversial. Hal ini dapat terlihat pada penelitian yang dilakukan oleh Morse (1991), Tredge (1991), Kross dan Schroeder (1990), Falk dan Levy (1989). Di Indonesia, penelitian mengenai
4
pengaruh pengumuman laba dilakukan oleh Chandarin (2002), hasilnya menunjukkan bahwa pengaruh ukuran perusahaan terhadap koefisien respon laba akuntansi adalah signifikan secara statistik. Sementara itu, Lako (2002) menguji signifikansi reaksi pasar pada pengumuman laba laporan keuangan, hasilnya mengindikasikan bahwa reaksi pasar pada pengumuman laporan keuangan direfleksikan dengan adanya abnormal return positif dan negatif selama window periods. Penelitian yang memberikan informasi mengenai signifikansi reaksi pasar di sekitar tanggal publikasi laba mungkin telah banyak, tetapi semua penelitian tersebut hanya melihat reaksi pasar pada saat tertentu dan berlaku untuk tahun tertentu tanpa memperhatikan kebenaran dari informasi tersebut. Untuk menguji apakah pasar bereaksi dengan benar atau tidak saat itu, dapat dilihat dari kinerja perusahaan pada perioda berikutnya. Jika setelah publikasi laba saat itu, kinerja perusahaan terus meningkat pada perioda berikutnya maka reaksi pasar terhadap publikasi laba untuk saat itu adalah benar. Hal ini sesuai dengan pasar efisien dalam aspek keputusan, dalam hal ini para pelaku pasar tidak hanya menerima informasi publikasi laba saat itu begitu saja tetapi mereka dapat menginterpretasikan informasi tersebut dengan lebih benar. Sebaliknya, jika kinerja perusahaan yang mempublikasikan laba pada saat itu menurun pada perioda berikutnya maka reaksi pasar saat itu salah. Hal tersebut bisa terjadi karena para pelaku pasar hanya menerima begitu saja informasi laba yang dipublikasikan tanpa menganalisis lebih jauh kebenaran dari informasi tersebut. Ada bermacam-macam laba yang digunakan oleh investor untuk menilai kinerja perusahaan. Pada penelitian ini laba yang digunakan untuk menilai kinerja
5
perusahaan adalah laba operasional bersih setelah pajak (Net Operating Profit After Tax). Penggunaan laba tersebut untuk mengestimasi harga saham yang sangat tergantung pada tujuan dari investor tersebut. Studi yang dilakukan oleh Kurniawati dan Sudarini (2004) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang dilakukan oleh perusahaan yang listed di Bursa Efek Jakarta mendapat reaksi dari pasar yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang diperoleh oleh para investor sebelum peristiwa pengumuman laba. Hal ini terjadi karena menjelang pengumuman laba, para investor tetap menaruh kepercayaan yang besar terhadap perusahaan yang melakukan pengumuman laba tersebut. Akan tetapi reaksi pasar menjadi negatif setelah perusahaan mengumumkan laba yang terlalu kecil bahkan negatif. Hal itu ditunjukkan dengan adanya abnormal return negatif sesaat setelah peristiwa pengumuman laba tersebut. Penelitian ini mereplikasi penelitian Kurniawati dan Sudarini (2004) karena hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh tidak dapat digeneralisasikan, melihat penggunaan data tahun tertentu dan sampel yang diambil secara tidak random, yaitu hanya menggunakan data emiten LQ45 khusus perusahaan manufaktur saja. Oleh karena itu, untuk mendapatkan bukti empiris yang lebih baik dan mewakili kondisi pasar di Indonesia, perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sampel data tahun yang lebih panjang. Selain itu, penelitian ini juga akan menguji apakah reaksi pasar terhadap publikasi laba yang dilakukan perusahaan saat itu benar atau tidak sesuai dengan pasar efisien dalam aspek keputusan, dengan melihat bagaimana pertumbuhan kinerja perusahaan pada satu tahun ke depan.
6
1.2 Perumusan Masalah 1.2.1 Apakah pasar bereaksi terhadap pengumuman laba tahunan yang dilakukan oleh emiten? 1.2.2 Apakah pasar bereaksi dengan benar terhadap pengumuman laba yang dilakukan oleh emiten?
1.3 Batasan masalah .1.3.1 Sampel penelitian meliputi semua perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang secara rutin mempublikasikan laba (laporan keuangan tahunan) selama tahun 2000-2004. perusahaan yang tidak rutin mempublikasikan laba selama perioda tersebut dikeluarkan dari sampel. 1.3.2 Sampel penelitian meliputi perusahaan yang sahamnya memiliki tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember, perusahaan juga tidak melakukan corporate action yang lain seperti Right Issue, Stock Split dan lain-lain selama perioda pengamatan.
1.4 Tujuan Penelitian Untuk menguji efisiensi pasar modal di Indonesia dalam aspek informasi dan keputusan dengan menggunakan informasi laba akuntansi.
7
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1
Bagi Akademisi Untuk memberikan bukti empiris mengenai reaksi pasar terhadap publikasi laba tahunan perusahaan dan kebenaran dari reaksi pasar tersebut.
1.5.2
Bagi Praktisi Untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan penting berkenaan dengan kegiatan-kegiatan di pasar modal, khususnya dalam mencari kebenaran dari informasi yang diumumkan oleh emiten.
1.5.3
Bagi Penulis Sebagai pengalaman pertama dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh untuk mengetahui reaksi pasar terhadap publikasi laba tahunan perusahaan dan kebenaran dari reaksi pasar tersebut.