BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak stabil seperti saat ini setiap perusahaan dituntut dapat melaksanakan aktivitas operasionalnya dengan baik. Usaha ini dapat ditempuh dengan pengelolaan fungsi-fungsi sumber daya dan manajemen secara efektif dan efisien, sehingga perusahaan dapat bersaing dan lebih unggul dalam persaingan yang dihadapi. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan produk dari bahan baku menjadi barang jadi kemudian dipasarkan dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Yang menjadi hambatan dalam menghadapi persaingan adalah keberadaan industri yang menghasilkan produk sejenis dalam pasar. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk lebih inisiatif dan kreatif dalam menciptakan dan memasarkan produk dari segi kualitas dan harga. Fluktuasi arus perekonomian 2015 memberikan dampak yang cukup signifikan bagi pertumbuhan berbagai industri, termasuk industri otomotif. Sepanjang tahun 2015, perekonomian global belum menunjukkan tahap pemulihan yang diwarnai dengan penurunan harga berbagai komoditas, pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah di beberapa negara raksasa ekonomi dunia, serta ketidakpastian pergerakan suku bunga acuan utama dunia. Faktorfaktor ini tentunya memberikan tekanan terhadap perekonomian nasional Indonesia. Pertumbuhan ekonomi nasional yang juga relatif rendah di tahun 2015
1
2
berdampak terhadap pelemahan daya beli masyarakat secara menyeluruh. Dampak pelemahan ini juga dirasakan oleh industri otomotif. Daya beli masyarakat yang menurun mengakibatkan turunnya penjualan otomotif, baik kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat. Sepanjang tahun 2015, penjualan kendaraan roda dua nasional turun sebesar 17,6%, sementara penjualan kendaraan roda empat turun sebesar 16,1% dibandingkan dengan pencapaian penjualan di tahun 2014. Penurunan pasar industri otomotif tersebut secara langsung turut mempengaruhi kinerja industri pendukungnya, diantaranya industri komponen otomotif seperti Perseroan. Selain penurunan permintaan, Perseroan juga dihadapkan pada tantangan dari kenaikan upah minimum dan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat serta Yen Jepang yang menyebabkan naiknya biaya produksi serta biaya operasi yang menekan kinerja Perseroan. Perusahaan dikatakan sehat dan dapat bertahan di setiap kondisi ekonomi yang sedang terjadi, apabila perusahaan tersebut mempunyai kemampuan dalam memenuhi segala kewajiban financialnya dan melaksanakan aktivitas operasional dengan stabil dan berkesinambungan secara terus menerus untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memperoleh laba. Laba merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengukur pencapaian prestasi pada periode waktu tertentu. Kondisi keuangan dan perkembangan aktivitas operasional yang sehat akan mencerminkan tingkat efisiensi dalam kinerja keuangan yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lain.
3
Untuk mencapai tujuannya, pengelolaan perusahaan harus dilakukan dengan sebaik mungkin agar dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain. Wujud dari pengelolaan perusahaan yang baik dapat dilihat dari kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan salah satunya dapat dinilai melalui pertumbuhan laba. Apabila kinerja perusahaan baik maka pertumbuhan laba meningkat, begitu juga sebaliknya apabila kinerja perusahaan tidak baik maka pertumbuhan laba akan menurun. Financial Accounting Standards Board (FASB), Statement of Financial Accounting Concepts No. 1, menyatakan bahwa fokus utama laporan keuangan adalah laba, jadi informasi laporan keuangan seharusnya mempunyai kemampuan untuk memprediksi laba di masa depan. Laba sebagai suatu pengukuran kinerja perusahaan merefleksikan terjadinya proses peningkatan atau penurunan modal dari berbagai sumber transaksi (Takarini dan Ekawati, 2003), dikutip dari Hapsari (2007). Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi perusahaan yang meliputi posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan akan tercermin dalam informasi laporan keuangan. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan yang disajikan secara teratur setiap periode (Juliana dan Sulardi, 2003). Brigham dan Enhardt (2003) menyatakan bahwa informasi akuntasi mengenai kegiatan operasi perusahaan dan posisi keuangan perusahaan dapat diperoleh dari laporan keuangan, dikutip dari Prosefiono dan Hapsari (2009). Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan
4
aturan-aturan pelaksanaan keuangan dengan baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keungan) atau GAAP (General Acepted Accounting Principle), dan lainnya, (Irham Fahmi, 2012:239). Laporan keuangan tersebut harus dianalisis untuk mengetahui kondisi dan posisi perusahaan saat ini. Sehingga dari hasil analisis tersebut dalam digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan para pemangku kepentingan dan untuk memprediksi perubahan laba di masa mendatang. Teknik analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa metode dan salah satunya melalui analisis rasio keuangan. Menurut Hapsari (2007), salah satu cara untuk memprediksi laba perusahaan adalah menggunakan rasio keuangan. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis dan pihak pemerintah dalam mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan masa lalu,
sekarang, dan
memproyeksi hasil atau laba yang akan datang (Juliana dan Sulardi, 2003). Memprediksi laba dengan menggunakan analisis rasio keuangan secara benar dapat mendeteksi segala kemungkinan yang akan terjadi dalam kesulitan masalah keuangan di masa datang. Tetapi analisis ini juga tidak bisa menjamin sepenuhnya bahwa perusahaan akan mencapai kinerja yang baik. Dalam penelitian ini, penulis mengambil contoh pertumbuhan laba dari tahun 2011-2015 perusahaan manufaktur sektor otomotif dan komponen.
5
1.400.000 1.200.000 1.000.000 800.000 600.000 400.000 200.000 (200.000) (400.000)
2011
2012
2013
2014
2015
AUTO
1.101.583
1.135.914
1.058.015
956.409
322.701
BRAM
71.040
218.023
68.004
197.563
184.291
GJTL
683.629
1.132.247
120.330
269.868
(313.326)
IMAS
970.891
899.091
621.140
(67.093)
(22.489)
SMSM
219.260
268.543
338.223
421.467
461.307
Sumber : Laporan keuangan (www. idx.co.id), Data Diolah Peneliti, 2016
Gambar 1.1 Grafik Laba Pada Beberapa Perusahaan Otomotif dan Komponen Tahun 2011 -2015 Berdasarkan gambar grafik 1.1 menjelaskan bahwa naik dan turunnya laba perusahaan Otomotif dan komponen menggambarkan kinerja perusahaan pada tahun 2011 – 2015. Pada tahun 2015 perusahaan cenderung mengalami penurunan laba, ini terjadi karena di tahun 2015 terjadi krisis ekonomi yang disebabkan menurunnya nilai tukar rupiah yang berdampak pada beli masyarakat yang menurun. Daya beli masyarakat yang menurun mengakibatkan penjualan perusahaan tidak maksimal sehingga berpengaruh terhadap target pencapaian laba perusahaan. Pentingnya menganalisis kinerja keuangan menggunakan rasio keuangan adalah untuk memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang.
6
Perubahan laba merupakan fluktuasi kenaikan dan penurunan laba dari tahun ke tahun. Jika kenaikan laba tinggi maka keputusan manajemen untuk menggunakan laba tersebut sebagai laba ditahan sangat berguna untuk menambah modal kerja perusahaan. Perubahan laba juga akan berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dalam menanamkan modalnya diperusahaan, karena investor mengharapkan pengembalian yang tinggi atas dana yang di investasikan dalam perusahaan.
30,00 25,00 20,00
AUTO
15,00
BRAM GJTL
10,00
IMAS
5,00
SMSM
0,00 2011
2012
2013
2014
2015
-5,00 Sumber : Laporan keuangan (www. idx.co.id), Data Diolah Peneliti, 2016
Gambar 1.2 Grafik Return On Asset (ROA) Pada Beberapa Perusahaan Otomotif Dan Komponen Tahun 2011 – 2015 Pada gambar grafik 1.2 menjelaskan fenomena fluktuasi hasil perhitungan rasio profitabilitas yang di ukur dengan Return On Asset (ROA). Profitabilitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba selama periode tertentu. Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan tingkat asset tertentu. Dilihat
7
dari fenomena yang terjadi selama tahun 2011 - 2015 persentase ROA yang fluktuatif bahkan semakin turun berdampak pada tingkat pertumbuhan laba yang semakin turun pula. Rasio Profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut, Hasil penelitian Meythi (2005) menguji kemampuan rasio return on asset untuk memprediksi perubahan laba pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio return on asset mempunyai pengaruh positif dan signifikan dalam memprediksi perubahan laba.
80,00 70,00 60,00 AUTO
50,00
BRAM 40,00
GJTL
30,00
IMAS
20,00
SMSM
10,00 0,00 2011
2012
2013
2014
2015
Sumber : Laporan keuangan (www. idx.co.id), Data Diolah Peneliti, 2016
Gambar 1.3 Grafik Cash Ratio (CR) Pada Beberapa Perusahaan Otomotif Dan Komponen Tahun 2011 - 2015
8
Pada gambar grafik 1.3 menjelaskan bahwa rasio likuiditas yang diukur dengan Cash Ratio (CR) pada tahun 2011 – 2015 dibeberapa perusahaan otomotif dan komponen masih fluktuatif. Naik turunnya nilai Cash Ratio (CR) dapat mempengaruhi pertumbuhan laba perusahaan pada periode bersangkutan. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya sesuai waktu yang telah ditentukan. Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas dan setara kas yang dapat menutupi hutang lancar pada tahun yang bersangkutan. Kurangnya likuiditas akan menghambat kegiatan operasional perusahaan dan dengan demikian akan mengurangi keuntungan perusahaan, menurut Amalina dan Sabeni (2014).
300,00 250,00 200,00
AUTO BRAM
150,00
GJTL IMAS
100,00
SMSM 50,00 0,00 2011
2012
2013
2014
2015
Sumber : Laporan keuangan (www. idx.co.id), Data Diolah Peneliti, 2016
Gambar 1.4 Grafik Debt Equity Ratio (DER) Pada Beberapa Perusahaan Otomotif Dan Komponen Tahun 2011 - 2015
9
Rasio leverage yang diukur dengan Debt Equity Ratio (DER) dalam gambar grafik 1.4 diatas mengalami kenaikan dan penurunan. Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang membandingkan utang perusahaan dengan total ekuitas. Besar kecilnya debt to equity ratio akan mempengaruhi tingkat pencapaian laba. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditur dengan pemilik perusahaan. Semakin besar rasio ini maka semakin besar nilai hutang atau kewajiban yang harus ditanggung pemilik perusahaan serta timbulnya bunga pinjaman, dimana bunga pinjaman akan menambah beban sehingga dapat mengurangi laba maka pertumbuhan laba akan semakin menurun.
8,00 7,00 6,00 AUTO
5,00
BRAM 4,00
GJTL
3,00
IMAS
2,00
SMSM
1,00 0,00 2011
2012
2013
2014
2015
Sumber : Laporan keuangan (www. idx.co.id), Data Diolah Peneliti, 2016
Gambar 1.5 Grafik Inventory Turn Over (ITO) Pada Beberapa Perusahaan Otomotif Dan Komponen Tahun 2011 - 2015
Fluktuasi rasio aktivitas pada gambar grafik 1.5 menggambarkan persentase Inventory Turn Over (ITO) yang terjadi selama tahun 2011 – 2015 dapat
10
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan seperti aktivitas penjualan, persediaan dan penagihan piutang. Semakin tinggi rasio aktivitas maka laba yang dihasilkan akan semakin meningkat karena meningkatnya penjualan akan berpengaruh terhadap pendapatan. Rasio Inventory Turnover digunakan dalam penelitian ini dengan mengukur rata-rata perputaran persediaan yang bergerak keluar dari gudang perusahan. Semakin cepat perputaran persediaan maka memberikan indikasi bahwa perusahaan
tersebut
efisiensi dalam mengelola persediaan. Jika biaya menjadi efiesiensi maka kemungkinan memperoleh laba akan besar dan pertumbuhan laba juga semakin tinggi. Selain tingkat efisiensi biaya, perputaran persediaan yang cepat dapat meningkatkan volume penjualan tetapi harus seimbang dengan volume produksi barang. Berikut adalah beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Menurut Syamni dan Martunis (2013) dan Meythi (2005) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba. Berbeda dengan penelitian Indiska dan Dini Widyawati (2016) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Return on Asset (ROA) berpengaruh negatif terhadap perubahan laba. Fatimah (2012) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan laba. Sedangakan Widhi dan Prajitno (2010) menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Menurut Pradana (2014) menunjukkan bahwa cash ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian terdahulu yang
11
dilakukan oleh Oktanto dan Nuryatno (2014) bahwa Debt to Equity Ratio signifikan positif terhadap perubahan laba. Berbeda dengan Indarti (2000) yang menunjukkan bahwa Debt To Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba sama dengan penelitian Gunawan dan Wahyuni (2013) Debt To Equity Ratio tidak signifikan positif terhadap pertumbuhan laba. Menurut Gunawan dan Wahyuni (2013) bahwa Inventory Turnover berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan laba, sedangkan menurut Oktanto dan Nuryatno (2014)
Inventory Turnover tidak signifikan positif
terhadap perubahan laba. Berdasarkan hal-hal diatas, dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul yang berhubungan dengan perusahaan otomotif dan komponen. Adapun alasan yang memotivasi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada perusahaan otomotif dan komponen adalah karena perusahaan otomotif dan komponen merupakan salah satu sektor yang menggerakkan roda perekonomian Indonesia sebagai penyumbang PDB nasional meskipun hanya sebesar 2%. Semakin banyaknya minat daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor seharusnya penjualan yang tinggi dapat dicapai oleh perusahaan. Dengan penjualan yang tinggi diharapkan petumbuhan laba yang semakin baik dan stabil, tetapi berdasarkan fenomena diatas pertumbuhan laba yang masih fluktuatif terjadi di perusahaan otomotif dan komponen selama masa penelitian tahun 2011-2015 serta adanya Research Gap dari penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini akan menganalisis rasio Profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA), rasio Likuiditas yang diukur dengan Cash Ratio
12
(CR), rasio Leverage yang diukur dengan Debt Equity Ratio (DER), serta rasio Aktivitas yang diukur dengan Inventory Turn Over (ITO) pada perusahaan otomotif dan komponen, dan penelitian ini berjudul : “PENGARUH KINERJA KEUANGAN
TERHADAP
PERTUMBUHAN
LABA
PADA
PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2011 - 2015“.
1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diketahui identifikasi masalah yang dapat disimpulkan, yaitu : 1. Fluktuasi arus perekonomian 2015 memberikan dampak yang cukup signifikan bagi pertumbuhan berbagai industri termasuk industri otomotif, akibatnya terjadi penurunan harga di berbagai komoditas, pertumbuhan ekonomi rendah dan menurunnya nilai mata uang rupiah yang berdampak pada daya beli masyarakat menurun. 2. Laba yang diperoleh perusahaan otomotif dan komponen masih fluktuatif meskipun permintaan kendaraan bermotor setiap tahunnya meningkat. 3. Hasil perhitungan rasio profitabilitas, likuiditas, leverage dan aktivitas yang fluktuatif berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. 4. Penelitian sebelumnya menemukan adanya hasil yang berbeda dari setiap pengujian variabel independen terhadap variabel dependen.
13
1.2.2
Pembatasan Masalah
Dari permasalahan yang teridentifikasi, maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini, yaitu : 1. Perusahaan yang diteliti bergerak di industri manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. 2. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA), rasio likuiditas yang diukur dengan Cash Ratio (CR), rasio leverage yang diukur dengan Debt Equity Ratio (DER), serta rasio aktivitas yang diukur dengan Inventory Turn Over (ITO). 3. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba.
1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara Return On Assets (ROA), Cash Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Inventory Turn Over (ITO) secara simultan terhadap pertumbuhan laba ? 2. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara Return On Assets (ROA) secara parsial terhadap pertumbuhan laba ? 3. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara Cash Ratio (CR) secara parsial terhadap pertumbuhan laba ?
14
4. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara Debt Equity Ratio (DER) secara parsial terhadap pertumbuhan laba ? 5. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara Inventory Turn Over (ITO) secara parsial terhadap pertumbuhan laba ?
1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh Return On Assets (ROA), Cash Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Inventory Turn Over (ITO) secara simultan terhadap pertumbuhan laba. 2. Untuk menganalisis pengaruh Return On Assets (ROA) secara parsial terhadap pertumbuhan laba. 3. Untuk menganalisis pengaruh Cash Ratio (CR) secara parsial terhadap pertumbuhan laba. 4. Untuk menganalisis pengaruh Debt Equity Ratio (DER) secara parsial terhadap pertumbuhan laba. 5. Untuk menganalisis pengaruh Inventory Turn Over (ITO) secara parsial terhadap pertumbuhan laba.
15
1.5 Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian yang diharapkan adalah : 1. Manfaat Akademis dan Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dan pedoman bagi peneliti selanjutnya dan meningkatkan perkembangan terhadap teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini serta sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Pemakai Laporan Keuangan a. Bagi Manajemen Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar masukan dan pertimbangan oleh pihak manajemen dalam pengambilan keputusan terutama bidang keuangan dalam rangka memaksimalkan laba perusahaan dengan memperhatikan faktor-faktor variabel yang diteliti dalam penelitian ini b. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dalam menanamkan modal sahamnya di suatu perusahaan, sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan dan meminimalkan resiko investasi.