BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah salah satu pembagian periode dalam sejarah
Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan Tokugawa di Edo berakhir dengan pemulihan kekuasaan kaisar Taisei Hookan dari tangan shogun terakhir Tokugawa Yoshinobu sekaligus mengakhiri kekuasan Keshogunan Tokugawa yang berlangsung selama 264 tahun. Zaman Edo juga disebut sebagai awal zaman modern di Jepang (Sakuma, 2003 : 8). Zaman Edo merupakan zaman kematangan feodal militer di Jepang. Kematangan ini ditandai dengan semakin sempurnanya sistem pengontrolan masyarakat oleh rezim penguasa secara sistematis mulai dari struktur pemerintahan, masyarakat, pemikiran, ekonomi, budaya, seni, pendidikan, diplomasi, dan hukum (Setyaningrum, 1991 :381-382). Selama Periode Edo, keshogunan melakukan sejumlah kebijakan yang signifikan. Di masa Keshogunan Tokugawa, rakyat Jepang dibagi-bagi menurut sistem kelas berdasarkan pembagian kelas yang diciptakan Toyotomi Hideyoshi. Kelas samurai berada di hirarki paling atas, mereka menempatkan kelas samurai di atas rakyat jelata yaitu petani, pengrajin, dan pedagang. Mereka membuat hukum sumptuary membatasi gaya rambut, pakaian, dan aksesoris. Susunan resmi yang ditetapkan Tokugawa mengenai hirarki ini diperkuat dengan perbedaan penampilan pakaian, tutur bahasa, etika, dan tata rambut serta pemakaian jenis
1
2
pedang bagi kelas samurai. Diperkirakan pada zaman Edo jumlah kaum samurai kurang lebih 10% dari jumlah penduduk Jepang saat itu. Namun, dalam jumlah yang kecil ini kaum samurai harus mampu memerintah dan menguasai penduduk (Setyaningrum, 1991 : 381-382). Kelas – kelas sosial pada masa Edo juga membuat masyarakat terkotak – kotak, hal ini secara tidak langsung juga akan menjauhkan masyarakat dari kaisar. Masyarakat yang berada di kelas bawah telah terdoktrin bahwa dirinya tidak pantas menemui kaisar, dan kaisar yang berada di kelas paling atas mungkin juga akan merasa tercemar jika menemui rakyatnya. Dalam kondisi masyarakat yang terkotak – kotak seperti itu pula bakufu lebih leluasa melakukan apa saja kepada rakyatnya. Kasus yang terjadi pada saat itu orang – orang dari kelas samurai dapat membunuh seseorang yang kelasnya lebih rendah, walaupun hanya karena alasan yang tidak masuk akal (Sakuma, 2003 : 8). Pada mulanya Tokugawa Ieyasu menerima agama Kristen dengan baik, tapi karena timbul kekhawatiran ancaman bahaya politik dari agama Kristen, ia menutup perdagangan dengan bangsa Eropa dan mulai menindas agama Kristen. Penduduk yang beragama Kristen pun memberontak. Perdagangan diperketat hanya bangsa Asia dan Belanda yang boleh berdagang, itupun dengan pengawasan ketat. Jepang menjadi negara yang mengisolasikan diri dari pengaruh Barat. Politik isolasi negeri seperti ini disebut Sakoku. Selama periode isolasi Sakoku yang dimulai pada 1635, Jepang jauh lebih sedikit terputus dari seluruh dunia daripada yang umumnya diasumsikan, dan beberapa akuisisi pengetahuan barat terjadi di bawah sistem Rangaku (Ali, 1981 : 36).
3
Ieyasu sebagai pendiri dari keshogunan Jepang pada masa itu, telah memindahkan pusat pemerintahannya ke kota kecil Edo yang terletak di bagian tenggara pantai Honshu. Lebih dari 400 tahun berikutnya, Edo telah tumbuh sebagai kota yang paling ramai di dunia. Pada tahun 1868 Edo berubah nama menjadi Tokyo (Setyaningrum, 1991 : 381-382). Tokyo secara hukum adalah ibukota Jepang dan berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo juga merupakan daerah terpadat di Jepang berdasarkan jumlah penduduknya (33.750.000 di perkotaan dan sekitarnya) terletak di bagian timur Pulau Honshu, yang berhadapan langsung dengan Teluk Tokyo. Serta daerah metropolitan terbesar di dunia berdasarkan jumlah peduduknya. Tokyo adalah pusat ekonomi, politik, budaya, dan akademis di Jepang serta tempat tinggal kaisar Jepang dan kursi pemerintahan negara, sekaligus merupakan pusat bisnis dan finansial utama untuk sekuruh Asia Timur. Sekitar 12 juta orang tinggal di Tokyo dan ratusan ribu lainnya berpulang pergi setiap hari dari daerah sekitarnya untuk bekerja dan berbisnis di Tokyo (http://www.sejarahtokyo.html). Kehidupan masyarakat Tokyo identik dengan individualisme karena kebanyakan orang di Tokyo sibuk akan urusan pekerjaan dan kehidupan masingmasing, maka dari itu banyak peristiwa bunuh diri dan hikikomori. Akan tetapi masyarakat Tokyo sangat disiplin waktu dan pekerja keras, terbukti dari keseharian mereka beraktivitas yang sangat memperhatikan waktu. Hidup di kota ini pun memerlukan biaya yang cukup tinggi, harga bahan-bahan pokok makanan sampai perabotan pun terbilang mahal.
4
Tokyo merupakan pusat dari segala fasilitas termasuk fasilitas dalam transportasi. Sebagian besar masyarakat Tokyo lebih memilih menggunakan transportasi umum seperti trem, monorail, subway dan shinksansen. Lebih dari 20 juta orang lalu lalang menggunakan alat transportasi massal ini setiap harinya. Tak heran kalau stasiun kereta di Tokyo dinobatkan sebagai stasiun kereta yang paling sibuk di dunia. Para pelajar, mahasiswa, pekerja kantoran, sampai ke para wisatawan yang rela berdesak-desakan di dalam gerbong adalah pemandangan yang sudah biasa terlihat setiap harinya. Kota Tokyo memiliki fasilitas seperti pusat perbelanjaan fashion dan teknologi. Beberapa kawasan terpopuler di Tokyo antara lain Ginza, Akibahara, Shibuya, dan Harajuku. Tokyo juga dikenal sebagai kota wisata karena memiliki banyak objek wisata yang merupakan ikon Kota Tokyo. Beberapa ikon Kota Tokyo yang mendunia antara lain Skytree, Tokyo Tower, Shibuya Crossing (persimpangan Shibuya), Patung Hachiko, dan Istana Kekaisaran Jepang. Salah satu ikon Tokyo yang terkenal di dunia adalah Tokyo Tower. Tokyo Tower adalah sebuah menara di Taman Shiba. Menara Tokyo didirikan karena adanya kebutuhan mendirikan menara pemancar bersama untuk sejumlah stasiun TV di Tokyo. Hal-hal tersebut menginspirasi penulis untuk membahas dan menggali lebih dalam lagi mengenai Tokyo Tower. Penulis juga akan memberikan informasi mengenai sejarah, fungsi, dan arsitektur pada Tokyo Tower. Oleh karena itu diharapkan bagi para pembaca akan mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai Tokyo Tower sedetail mungkin.
5
1.2
Pokok Bahasan Berdasarkan latar belakang masalah diatas pokok bahasan penelitian
iniadalah ; 1. Bagaimana sejarah Kota Tokyo dan sejarah berdirinya Tokyo Tower ? 2. Bagaimana konstruksi yang digunakan pada arsitektur Tokyo Tower dan memilik fungsi apa saja ? 1.3
Tujuan Penulisan Pembuatan tugas akhir ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
referensi tentang Tokyo Tower Sebagai Icon kota Tokyo. Mengetahui sejarah berdirinya Tokyo Tower juga menjelaskan fungsi Tokyo Tower dan arsitektur yang digunakan dalam bangunannya. 1.4
Metode Penulisan Penulis menggunakan metode pengumpulan data yang berupa kepustakaan
dan metode penulisan ( deskriptif kualitatif ) yang menjelaskan mengenai suatu pokok bahasan yang diangkat, berdasarkan beberapa referensi dan informasi yang diperoleh penulis.
6
1.5
Sistematika Penulisan Tugas akhir ini terdiri dari empat bab. Sebagai gambaran mengenai isi dari
Tugas Akhir ini, berikut penjelasan dari sistematika penulisannya : Bab I berisi pendahuluan, yang didalamnya meliputi latar belakang, pokok bahasan, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II berisi tentang sejarah Kota Tokyo, kehidupan sosial dan budaya Bab III berisi tentang sejarah, letak, arsitektur yang digunakan dan fungsi Tokyo Tower. Bab IV berisi penutup, meliputi kesimpulan dari pokok bahasan yang telah dibahas.