BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Industri asuransi memiliki karakteristik bisnis yang berbeda dari industri
lainnya.Pola bisnis asuransi adalah mengambil alih berbagai macam risiko dari pihak tertanggung melalui premi asuransi.Kegiatan usaha perasuransian (khususnya usaha asuransi umum) merupakan jenis usaha yang termasuk dalam kategori kegiatan usaha yang sangat diatur oleh pemerintah (Kirmizi dan Agus, 2011).Hal tersebut menyebabkan rendahnya minat investor untuk berinvestasi di industri ini (Foong dan Idris, 2012).Sebagai konsekuensinya, sumber pendanaan perusahaan sangat bergantung pada modal sendiri dan liabilitas. Dengan demikian, perusahaan asuransi akan bersaing memperoleh premi sebagai salah satu sumber pendanaan aset yang nantinya akan menghasilkan return. Peningkatan penjualan premi dalam bentuk unearned premiumberakibat pada peningkatanleverage keuangan (selanjutnya disebut dengan “leverage”). Selain hutang, unearned premium dan cadangan klaim memiliki porsi yang cukup besar di dalam struktur liabilitas perusahaan asuransi.Unearned premium merupakan penjualan premi yang belum dapat diakui sebagai pendapatan karena masa pertanggungannya masih berjalan pada akhir periode akuntansi, sedangkan cadangan klaim merupakan jumlah klaim yang masih terhutang dan belum dibayarkan kepada pemegang polis.Data konsolidasi untuk seluruh perusahaan asuransi umum dan reasuransi pada tahun 2012 adalah sebesar 60% dari total
1
liabilitas.Komponen liabilitas dari neraca konsolidasi untuk seluruh perusahaan asuransi umum dan reasuransidi Indonesia pada tahun 2012dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1: Neraca Gabungan Perusahaan AsuransiUmumdanReasuransi Periode 31 Desember 2012 Jumlah (dalam jutaan Rupiah) Aset 73,425,746 Investasi 49,195,479 Non-Investasi 24,230,267 Liabilitas 38,121,398 Hutang 15,419,487 Unearned Premium 12,701,182 Cadangan Klaim 9,818,874 Pinjaman Subordinasi 181,855 Modal Sendiri 35,304,350 Sumber: Perasuransian Indonesia 2012 (diolah) Neraca
Proporsi 67% 33% 40,4% 33,3% 25,8% 0,5%
Roy dan Witt (sebagaimana dikutip dalam Foong dan Idris, 2012) berargumen bahwatingginya leveragedapat meningkatkan risiko yang akan berdampak negatif pada penurunan return. Salah satu risiko perusahaan asuransi adalah underwriting risk(Ng, Chong dan Ismail, 2012).Risiko ini terjadi ketika jumlah yang ditanggung perusahaan atas kewajiban klaimnya lebih besar daripada pendapatan premi.Data perasuransian umum dan reasuransi tahun 2012 mencatat bahwa rasio klaim bruto terhadap premi bruto mengalami kenaikan sebesar 6,6% atau naik dari 38,7% pada tahun 2011 menjadi 45,3% pada tahun 2012. Kenaikan rasio klaim bruto terhadap premi brutopada tahun 2012 terjadi karenapertumbuhan klaim bruto lebih tinggidibandingkan dengan pertumbuhanpremi bruto.Tingginya potensiunderwriting riskyang dihadapi menyebabkan perusahaan asuransi harus berhati-hati
dalam
mengeloladana
investasi.Oleh
karena
sebagian
besar
danainvestasi di perusahaan asuransi merupakan porsi dari unearned premium,
2
maka perusahaan tidak berkewajiban membayar bunga atas dana yang diperoleh melalui penjualan premi. Walaupun demikian, tingginya premi menyebabkan perusahaan terpapar risiko berupa klaim masa depan yang tidak pasti. Oleh karena itu, perusahaan asuransi perlu menentukan strategi untuk menurunkan risiko. Setiap perusahaan asuransi memiliki strategi yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan kemampuan serta sumber daya yang dimiliki (Foong dan Idris, 2012).Pengelolaan capital structure yang optimal dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan laba dan nilai perusahaan.Trade-off theory menyatakan bahwa perusahaan akan memperoleh manfaat dari debt financing jika biaya bunga dan biaya kebangkrutan lebih kecil dari manfaat tax shield.Proporsi liabilitas yang digunakan untuk mendanai aset sebagian besar berasal dari unearned premiumdan cadangan klaim. Oleh karena itu, peningkatan beban bunga akan tergantung pada proporsi liabilitasnya. Semakin besar proporsi unearned premium dan cadangan klaim dibandingkan hutang maka beban bunga perusahaan tersebut akan semakin kecil.Dengan demikian, jika ditinjau dari trade-off theory, besar kemungkinan bahwa leverageakan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (selanjutnya disebut dengan “kinerja”). Pengaruh leverage terhadap kinerja telah dibuktikan melalui beberapa pengujian empiris (Foong dan Idris, 2012; Pavic dan Pervan, 2010; Elango dan Ma, 2008; Irfandy, 2012; Coleman, 2007). Namun belum banyak penelitian yang spesifik mengujipengaruh leverage terhadap kinerja di perusahaan asuransi(Foong dan Idris, 2012; Pavic dan Pervan, 2010; Elango dan Ma, 2008). Oleh karena capital structureindustri akan beragam satu dengan yang lainnya (Brigham dan
3
Ehrhardt, 2005), maka penelitian ini perlu dilakukan untuk membuktikan secara empiris pengaruh leverage terhadap kinerja pada perusahaan asuransi umum di Indonesia. Selain pengelolaan modal yang optimal, perusahaan asuransi juga dituntut untuk menurunkan risiko klaim melalui strategi diversifikasi produk dengan cara menyajikan bauran produk yang beragam. Asuransi umum adalah salah satu usaha asuransi dengan lini produk yang paling beragam.Beragamnya lini produk menjadi
alternatifuntuk
memperoleh
keunggulan
kompetitif
dengan
memanfaatkan pemeliharaan dan pengelolaan bauran usaha yang bersaing (Irfandy, 2012).Net premium dan incurred loss ratio pada periode tahun 2012 untuk setiaplini produk di sektor usaha asuransi umumdapat dilihat pada tabel 1.2. Tabel 1.2: Net Premium dan Incurred Loss Ratios Produk Asuransi UmumPeriode Tahun 2012 Lini Produk
Net Premium *)
Incurred Loss Ratios
(dalam %)
(dalam %)
Property 14,7 Motor 44,4 Cargo 6,1 Marine Hull 2,2 Aviation 0,4 Satellite 0,01 Energy-Onshore 0,2 Energy-Offshore 0,7 Engineering 1,9 Liability 0,8 Personal Accident and Health 19,9 Credit and Surety Bond 5,7 Others 3,3 *) Proporsional terhadap net premium seluruh lini produk Sumber: Perasuransian Indonesia 2012 (diolah)
56,3 47,3 62,1 56,2 55.1 236,8 2,76 10,5 60,7 17,8 60,4 56,0 39,0
Pentingnya diversifikasi tidak menyebabkan perusahaan termotivasi untuk memperluas bauran produknya. Data pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa terjadi
4
konsentrasi premi pada beberapa lini produk asuransi umum(property, motor dan personal accident and health).Salah satu lini produk dengan tingkat premi yang relatif tinggi adalah asuransi kendaraan bermotor.Net premium lini usaha tersebut pada tahun 2012 menempati posisi tertinggijika dibandingkan dengan lini produk asuransi umum lainnya
yakni
sebesar 44,4%.Incurred
loss ratiosyang
relatifrendah dari lini produk kendaraan bermotormenjadikan lini produk ini semakin diminati.Namun, muncul risiko jika perusahaan hanya fokus pada penjualan premi produk tertentu saja. Kerugian di lini produk tunggal menyebabkan perusahaan tidak memiliki kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari lini produk lain. Tingginya risiko yang dihadapi perusahaan jika penjualan premi hanya terkonsentrasi pada satu lini produk belum tentu menyebabkan perusahaan termotivasi untuk melakukan diversifikasi. Peningkatan leverage melalui perluasan market share pada lini produk tunggal akan meningkatkan risiko dan menurunkan kinerja. Oleh karena itu, pengaruh leverage terhadap kinerja akan beragam tergantung pada tingkat diversifikasi yang dilakukan perusahaan.Tidak jarang perusahaan asuransi umum di Indonesia hanya bergerak di beberapa lini produk saja.Diantara perusahaan asuransi umum tersebut bahkan ada yang hanya menjual satu lini produk asuransi.Fenomena yang terjadi mengimplikasikan bahwa tidak selamanya perusahaan asuransi di Indonesia mampu dan termotivasi untuk melakukan strategi diversifikasi produk walaupun secara teori perusahaan dapat menurunkan risiko dan meningkatkan kinerja dengan melakukan bauran produk yang beragam (Foong dan Idris, 2012).
5
Kajian mengenai pengaruh diversifikasi terhadap kinerja telah dilakukan sejak empat dekade silam.Beragamnya teori dan model yang digunakan peneliti menyebabkan bukti empiris yang beragam (Osorio, Martin & Vicente, 2012).Montgomery (sebagaimana dikutip dalam Martin dan Sayrak, 2003) menyatakan bahwa pengaruh negatif dan positifdiversifikasi dapat dijelaskan melalui beberapa teori dasar seperti agency theory, Resources Based View (RBV) dan market power.Foong dan Idris (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruhdiversifikasi produk terhadap hubungan leverage dengan kinerja pada perusahaan asuransi umum di Malaysia. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari moderasi antara diversifikasi dan leverageterhadap kinerja. Penelitian tersebut mengimplikasikan bahwa pengaruh leverageakan berbeda tergantung pada tingkatan diversifikasi tertentu. Osorioetal.(2012) melakukan investigasiatasapa yang menyebabkan beragamnya hasil studi empiris terkait pengaruh diversifikasi terhadap kinerja. Penelitian tersebut berkesimpulan bahwa beragamnya hasil penelitian disebabkan adanya pengaruh dari lingkungan dan waktu. Pengaruh ini dapat dijelaskan menggunakan konsep Institution Based View (IBV) yang menyatakan bahwa pengaruh diversifikasi akan berbeda tergantung level perkembangan institusi dari negara tertentu.Beragamnya hasil studi dari penelitian sebelumnya serta adanya fenomena berupa masih rendahnya bauran premi pada produk asuransi umum di Indonesiamemotivasipeneliti untuk menguji penelitian yang serupa pada industri asuransi umum di Indonesia.
6
1.2.
Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini fokus pada leverage, kinerja dan
diversifikasi produk pada perusahaan asuransi umum di Indonesia.Peningkatan penjualan premi dalam bentuk unearned premium berakibat pada meningkatnya leverage. Cost-free dari dana premi akan menjadi pendapatan tambahan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.Walaupun demikian,peningkatan premi secara otomatis
akanmeningkatkan
risiko
underwriting
perusahaan.Hal
tersebut
menimbulkan permasalahan terkait apakah pada perusahaan asuransi, peningkatan leverage akan diikuti dengan peningkatan kinerja. Tingginya risiko underwriting menyebabkan perusahaan berpotensi menderita kerugian akibat tingginya beban klaim.Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan asuransi untuk menurunkan risiko underwriting adalah dengancara melakukan diversifikasi produk.Diversifikasi dapat meningkatkan kinerja perusahaan melalui penurunan risiko dan efisiensi biaya. Disisi lain, diversifikasi dapat merugikan perusahaan melalui tingginya biaya agensi, biaya birokrasi dan biaya koordinasi. Walaupun peningkatan leverage melalui perluasan market share pada lini produk tunggal akan meningkatkan risiko dan menurunkan kinerja, namun efek negatif diversifikasi bisa saja merugikan perusahaan.Untuk itu, pengaruh leverage terhadap kinerja akan beragam tergantung pada tingkat diversifikasi yang dilakukan perusahaan.Adapun pertanyaan penelitian yangakan dibahas adalah sebagai berikut: 1. Apakah leverage berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan?
7
2. Apakah
terdapat
pengaruh
diversifikasi
produkterhadap
hubungan
leveragedengan kinerja keuangan?
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menginvestigasi apakah leverage
berpengaruh positif terhadap kinerja serta bagaimana pengaruh diversifikasi terhadap hubungan leverage dengan kinerja pada perusahaan asuransi umum di Indonesia.
1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi para akademisi, penelitian ini dapat menambah sumbangan pemikiran dan kepustakaan dibidang keuangan terutama pada masalah yang sama yaitu leverage dan diversifikasi produk. 2. Bagi perusahaan khususnya perusahaan asuransi umum, penelitian ini dapat dijadikan pertimbangandalam melakukan ekspansi usaha melalui diversifikasi produk.
1.5.
Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini hanya meliputi perusahaan asuransi umum di Indonesiayang
telah memberikan laporan keuangannya kepada Bapepam-LK/Otoritas Jasa
8
Keuangan di BiroPerasuransian dengan periode pengamatan tahun 2011-2012. Penelitian ini hanya menguji apakah leverage berpengaruh positif terhadap kinerja serta apakah terdapat pengaruh diversifikasi terhadap hubungan leverage dengan kinerja.
1.6.
Sistematika Penelitian Penulisan ini dibagi menjadi 5 bab dan diuraikan sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Bab pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian. BAB II: LANDASAN TEORI Bab
ini
terdiri
dari
kajian
literatur
dan
pengembangan
hipotesisyang digunakan untuk mendukung penelitian.Kajian literatur sendiri terdiri dari teori-teori dasar serta penelitian terdahulu. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai jenis data yang digunakan, populasi dan sampel, identifikasi variabel dan model yang digunakan untuk melakukan pembuktian hipotesis.
BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN
9
Dalam bab ini rumusan masalah penelitian akan dianalisis dengan menggunakan
pengujian
statistik
yaitu
menggunakan
softwareStatisticalPackage for the Social Sciences(SPSS). BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran atas penelitian yang akan dicapai dengan harapan bahwa penelitian ini nantinyadapat bermanfaat bagi peneliti, praktisidan pihak-pihak secara umum. DAFTAR PUSTAKA
10