BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Kebiasan
merokok
adalah
pemandangan
yang
tidak
asing lagi untuk kita lihat. Menurut laporan WHO (2002), negara-negara
industri
menganggap
merokok
adalah
hal
umum, sehingga konsumsi rokok harian di negara-negara berkembang
dipastikan
peningkatan
akan
perkembangan
meningkat ekonomi.
seiring
Perilaku
dengan merokok
merupakan pola hidup dan kebiasaan yang tidak sehat yang tidak
hanya
memperberat
menyebabkan penyakit
penyakit,
yang
sudah
perilaku merokok terbesar berawal meningkat
menjadi
perokok
tetap
tetapi ada.
juga
Di
dapat
Indonesia,
pada masa remaja dan dalam
kurun
waktu
beberapa tahun (Perry dkk dalam Rochadi K, 2004). Rokok bisa berlanjut menjadi sebuah kebiasaan karena timbulnya persepsi bahwa merokok merupakan perilaku menyenangkan dan timbul keinginan untuk mengulanginya (conditioning), dan lama- kelamaan berubah menjadi ketergantungan tanpa disadarinya. Ketergantungan atau aktifitas obsesif ini dijelaskan
sebagai
sebuah
kenikmatan
yang
dapat
mempengaruhi atau memberi kepuasan dari segi psikologis individu. Sedangkan kepuasan psikologis merupakan faktor terbesar dalam perilaku merokok pada remaja(Komasari &
1
Hemi, 2000). Di dalam rokok, terkandung nikotin yang bersifat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah, apabila sudah dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama
dapat
menimbulkan
stres
tiba-tiba. Selain itu
saat
dihentikan
secara
pada ketergantungan rokok yang
pemakaiannya dihentikan akan timbul sindrom putus rokok atau ketagihan dan ketergantungan dengan gejala-gejala seperti,
ketagihan
tersinggung
dan
kosentrasi,
tidak
rokok/tembakau
marah,
cemas
dapat
(craving),
dan
diam,
gelisah,
tidak
mudah
gangguan
tenang,
nyeri
kepala, mengantuk dan gangguan pencernaan, dimana cara untuk
mengatasinya
adalah
dengan
mengkonsumsi
rokok
semakin banyak dan semakin sering. Saat ini, kita bisa melihat di sekitar kita jumlah perokok semakin meningkat di daerah Yogyakarta. Bahkan anak-anak
dan
remaja
juga
sudah
mulai
banyak
yang
mengonsumsi rokok, dimana hal itu bisa kita dapati saat sedang
berada
di
jalan,
tempat
makan,
kendaraan
sekolah.
Perilaku
berbagai
macam
informasi
yang
di
umum,
merokok
faktor
pusat-pusat juga
sendiri
walaupun
menerangkan
di
perbelanjaan, daerah
sekitar
disebabkan
sudah
mengenai
mulai
oleh banyak
dampak-dampak
negatif dari rokok bagi kesehatan yang tidak saja hanya
2
berbahaya bagi si perokok sendiri, tapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya, karena di Yogyakarta belum begitu banyak aturan tegas mengenai kawasan bebas rokok, ditambah
pula
merokok
dianggap
sebagai
perilaku
yang
panjang
juga
tidak mengancam dan masih bisa ditolerir. Risiko bisa
dari
dilihat
pemakaian
di
kemasan
rokok
luar
jangka
rokok,
seperti
“Merokok
dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan
gangguan
kehamilan,
dan
janin”,
itu
merupakan
informasi awal yang sangat dekat dijangkau bagi konsumen rokok.
Kupasan-kupasan
dipublikasikan,
mengenai
kampanye
bebas
rokok
juga
banyak
juga
banyak
rokokpun
diselenggarakan, dan kenyataan yang ada jumlah perokok terus
meningkat
bagiannya semakin dibeli
dan
dengan
dari
bertambah dengan
para
tahun muda
mudah
ke
yang
dan
kaum
hawa
juga
tahun
usia
perokok
dikarenakan
didapat
menjadi awal
rokok
dapat
pun
juga.
dimana
Mengenai kebiasaan merokok ini dari hari ke hari semakin menarik
perhatian
dan
pemerintah
sendiri
juga
sudah
mengupayakan berbagai macam cara untuk menekan jumlah perokok seperti meningkatkan bea cukai dari rokok, juga membatasi
promosi
dan
iklan
rokok
yang
hanya
boleh
ditayangkan di atas jam sepuluh malam untuk menghindari anak di bawah umur melihat dan mencontohnya. Beberapa
motivasi
yang
melatarbelakangi
seseorang
3
merokok
adalah
untuk
beliefs),
untuk
beliefs),
dan
melanggar
mendapat
pengakuan
menghilangkan
menganggap
norma
(anticipatory
kekecewaan
perbuatannya
(permissive
(reliefing
tersebut
tidak
beliefs/fasilitative.
Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang
dilakukan
didepan
orang
kelompoknya
oleh
remaja
lain,
karena
yang
terutama mereka
biasanya dilakukan
sangat
dilakukan di
tertarik
depan kepada
kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.
Dari
segi
lain
merokok
dianggap
sebagai
salah satu cara untuk relaksasi, dimana adanya pendapat bahwa merokok menimbulkan rasa santai dan merupakan cara untuk mengatasi stres (Amir, 2007). Perilaku merokok juga dapat dicontoh dari orangtua atau orang dewasa yang berada di sekeliling anak, dimana akan timbul persepsi bahwa rokok menandakan kedewasaan atau kematangan, demikian pula saat melihat contoh di sekitarnya, aktifitas
baik
pemandangan
merokok,
anak
maupun
dari
jalanan
dengan
film-film
yang
melambangkan ‘otoritas’, remaja dapat beranggapan bahwa merokok merupakan cara untuk
menunjukkan pertentangan
dan kemandirian. Dengan kondisi yang kompleks inilah, maka
peneliti
merokok
di
dilihat
dari
ingin
kalangan aspek
mengetahui remaja
di
lingkungan
bagaimana Kota
kebiasaan
Yogyakarta
sekitar
dan
yang
bagaimana
pengetahuan remaja mengenai dampak negatif dari rokok 4
bagi kesehatan.
I.2. Perumusan Masalah Dari kebiasaan
beberapa merokok
faktor di
yang
kalangan
menyebabkan
remaja
yang
timbulnya didominasi
pelajar sekolah menengah atas (SMA) yang mulai banyak yang mengkonsumsi rokok dengan lebih melihat dari sisi faktor lingkungan juga gambaran remaja mengenai rokok itu sendiri, maka rumusan permasalahan penelitian ini adalah: Bagaimana
kebiasaan
merokok
di
kalangan
remaja
di
Yogyakarta?
1.3. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui kebiasaan merokok di kalangan remaja yang ditinjau dari aspek lingkungan sekitarnya dan pengetahuan remaja mengenai efek rokok terhadap kesehatan. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran siswa SMA mengenai rokok. b. Mengetahui
pengetahuan
siswa
mengenai
efek
rokok
terhadap kesehatan. c. Mengetahui hubungan pengetahuan siswa terhadap rokok dengan sikap merokok pada siswa.
I.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Lembaga Pendidikan 5
Memberi
data
tingkat
pengetahuan
rokok
bagi
terhadap
lembaga dan
pendidikan
sikap
kesehatan,
mengenai
pelajar
sekaligus
tentang sebagai
aspek efek bahan
masukan dalam upaya menyukseskan program kampanye anti rokok. 2. Bagi Peneliti Memberi
wawasan
dan
sebagai
data
untuk
melaksanakan
penelitian lebih lanjut tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap, perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi
rokok
maupun
dampak-dampak
sosial
yang
sejauh
mana
ditimbulkan dari kebiasaan merokok. 3. Bagi Remaja atau Pelajar Sebagai
bahan
introspeksi
untuk
melihat
pengetahuan tentang efek dari rokok. 4. Bagi Profesi Hasil
dari
penelitian
dapat
digunakan
sebagai
acuan
dalam melakukan pendekatan yang tepat untuk mencegah dan mengatasi perilaku merokok. I.5. Keaslian Penelitian Penelitian remaja
di
kesehatan
mengenai
kebiasaan
Kota
Yogyakarta
dan
pengaruh
yang dari
merokok
di
ditinjau faktor
kalangan
dari
segi
lingkungan.
Sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan. Penelitian sejenis yang pernah dilakukan adalah : 1. Penelitian oleh Ajeng Puspowati (2007), dengan judul
Pengaruh
pendidikan
kesehatan
terhadap 6
pengetahuan negeri
1
dan
sikap
parang
merokok
madiun.
pada
siswa
Penelitian
di
smu
menggunakan
metode eksperimen semu dengan rancangan pretest dan posttest
with
menunjukkan sikap
control
hasil
siswa
group.
adanya
antara
Penelitian
ini
pengetahuan
dan
pebedaan
yang
mendapatkan
pendidikan
kesehatan dengan yang tidak mendapatkan pendidikan kesehatan tentang merokok. 2. Penelitian oleh Conny Harry Saputra (2005), dengan judul
Hubungan
antara
persepsi
terhadap
label
peringatan bahaya merokok dengan perilaku merokok pada remaja awal di Salatiga. Penelitian menggunakan metode kuantitatif.
Penelitian
ini
menunjukkan
hasil
ada
hubungan negatif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap
label
peringatan
bahaya
merokok
dengan
perilaku merokok pada remaja awal. 3.
Penelitian
dengan
judul
oleh
Suryaningsih
Hubungan
antara
Magdalena
(2003),
personality
trait
extraversion dan perilaku merokok pada remaja akhir di
Yogyakarta.
Penelitian
kuantitatif
berupa
convenience
sampling.
hasil
tidak
ada
menggunakan
kuesioner
dengan
Penelitian
ini
hubungan
yang
metode teknik
menunjukkan
signifikan
antara
personality trait extraversion dan perilaku merokok pada
remaja
akhir.
Lebih
lanjut,
hasil
korelasi
menunjukkan adanya indikasi pada remaja akhir dari 7
subyek
penelitian
extraversionnya
ini
bahwa
maka
semakin
akan
rendah
semakin
skor
tinggi
kemungkinanya untuk berperilaku merokok. 4. Penelitian oleh Agus Jati Sunggoro (2002), dengan judul Hubungan paparan iklan rokok dengan perilaku merokok
pada
siswa
SMA
Penelitian
menggunakan
(kuantitatif)
dengan
di
Kota
Yogyakarta.
metode
rancangan
deskriptif
cross
sectional.
Penelitian ini menunjukkan hasil ada hubungan antara paparan iklan rokok dengan perilaku merokok siswa SMA
di
kota
Yogyakarta.
Perbedaan
penelitian
ini
dengan penelitian sebelumnya terletak pada metode, subyek, kesamaan
lokasi
dan
waktu
penelitiannya
penelitian.
terletak
pada
Sedangkan perilaku
merokok.
8