BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sepeda
motor
transportasi
merupakan
yang
tidak
salah
asing
lagi
satu bagi
sarana
masyarakat
Indonesia, baik kalangan menengah ke atas maupun kalangan bawah.
Hal
ini
dapat
dibuktikan
dengan
tingginya
kuantitas sepeda motor yang berada di jalanan. Kebanyakan pengendaranya adalah pegawai pemerintahan, guru, pelajar, hingga tukang ojek. Bahkan tak jarang dalam satu keluarga terdapat lebih dari satu unit sepeda motor. Sepeda motor adalah sarana transporasi yang efektif, tidak terlalu rumit, dan relatif terjangkau bagi sebagian besar sepeda
masyarakat motor
Seiring
Indonesia.
menjadi
dengan
Hal
kendaraan
peningkatan
tersebut yang
tingkat
menyebabkan
banyak
digemari.
kepemilikan
sepeda
motor di masyarakat, maka keterlibatan sepeda motor dalam kecelakaan beberapa
lalu
lintas
penelitian
juga
tentang
meningkat.
keterlibatan
Berdasarkan sepeda
motor
dalam kecelakaan lalu lintas juga menduduki angka yang
1
2
tertinggi, seperti : penelitian tentang lalu lintas di Daerah
Khusus
kecelakaan
Ibukota
melibatkan
(DKI) sepeda
Jakarta motor
tahun
dan
1984,
40%
penelitian
di
Semarang tahun 1999, 48,82% melibatkan sepeda motor. Komisi keamanan produk pelanggan (Customer Product Safety Commission) memasukkan sepeda roda dua, termasuk sepeda motor kedalam daftar produk yang membahayakan. Hal ini dikarenakan selain keterlibatannya dalam kecelakaan cukup tinggi, juga karena akibat yang dapat ditimbulkan dari
kecelakaan
tersebut
terhadap
pengemudi
maupun
penumpangnya. Dimana baik pengemudi maupun penumpangnya dapat mengalami kompresi, aselerasi/deselerasi dan trauma tipe robekan. Di samping itu pengendara tidak dilindungi oleh perlengkapan pengaman sebagaimana halnya pengendara mobil.
Mereka
perlengkapan badannya.
hanya pengaman
Sehingga
dilindungi yang
jelas
oleh
dipakai
bahwa
semakin
pakaian langsung sedikit
dan pada alat
pelindung, semakin besar risiko terjadinya trauma apabila terjadi kecelakaan (ATLS, 1997). Faktor-faktor
yang
melibatkan
pengendara
sepeda
motor dalam suatu kecelakaan lalu lintas seringkali halhal sepele. Seperti pengendara yang tidak memakai helm,
3
kebut-kebutan,
tidak
mematuhi
lampu
lalu
lintas,
dll.
Kebanyakan hal tersebut akibat kurangnya kesadaran para pengendara
sepeda
motor
akan
peraturan lalu lintas guna
pentingnya
mematuhi
keselamatan diri di jalan
raya. Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat
kehidupan.
Pada
yang
tahun
2002
mempengaruhi
semua
sektor
diperkirakan
sebanyak
1,18
juta orang meninggal karena kecelakaan. Angka kecelakaan ini merupakan 2,1% dari kematian global (Paden, Margi, et.al, 2004). Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab terbanyak terjadinya cidera di seluruh dunia. Kecelakaan lalu
lintas
adjusted
menempati
life
years
urutan (DALYs)
menempati
peringkat
ke-3
di negara
berkembang
urutan
Cidera
akibat
utama
kematian
kecelakaan dan
di
ke-9 dan
pada
diperkirakan
tahun ke-28
lalu
disability
disability
2020.
(Coats
lintas
akan
Sedangkan TJ,
adalah
2002). penyebab
(ketidakmampuan)
secara
umum terutama di negara berkembang (WHO, 2000). Kematian akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang meningkat, yaitu dari satu
4
persen pada tahun 1986, menjadi 1,5% pada tahun 1992, 1,9% pada tahun 1995, 3,5% pada tahun 1998 dan menjadi 5,7% di tahun 2001 (Badan litbang kesehatan, 1998). Data dari
Ditlantas
Markas
Besar
Kepolisian
RI
menunjukkan bahwa pada tahun 2009 terdapat 99.951 korban kecelakaan
lalu
lintas
meninggal.
Sedangkan
dengan
di
Aceh
18,46%
(18.448
terdapat
korban)
1.466
korban
kecelakaan lalu lintas dengan mortalitas sebanyak 34,04% (499 korban) (Kemenkes RI, 2010). Di Indonesia, sebagian besar (70,0%) pengendara
korban
sepeda
kecelakaan
motor
lalu
yang berusia
lintas
adalah
produktif
(15-55
tahun) dan berpenghasilan rendah. Cidera kepala (33,2%) menempati dialami
peringkat oleh
pertama pada
korban
kecelakaan
urutan lalu
cedera lintas
yang (Woro
Riyadina, 2009). Menurut Perhubungan,
laporan jumlah
yang
kendaraan
kecelakaan
lalu
peningkatan
dari
tahun
56.584
kasus
terdapat
diterbitkan
lintas
di
ke
oleh
bermotor
yang
Indonesia
tahun.
kecelakaan
Di
terlibat
menunjukkan
tahun
lalu
Departemen
2008
lintas
saja yang
melibatkan 95.209 sepeda motor. Jumlah ini mencapai 73%
5
dari
total
kendaraan
yang
terlibat
kecelakaan.
Selain
itu, jumlah korban meninggal dan luka berat masing-masing adalah 19.216 dan 22.364 orang (Departemen Perhubungan, 2009), dimana menurut penelitian lain 25% dari korban kecelakaan lalu lintas adalah pengendara atau penumpang sepeda
motor
dan
88%-nya
menderita
cidera
kepala
(Suparnadi P., 1987). Kenyataan bahwa cidera kepala fatal sering
ditemui
dilaporkan
di
pada banyak
kecelakaan negara
sepeda
(Sosin
DM
motor et.al,
juga 1990).
Terjadinya cidera kepala sangat berkaitan dengan ketaatan pengguna kendaraan bermotor untuk memakai alat pelindung kepala yang terkenal dengan sebutan helm. Oleh karena itu, penggunaan helm oleh pengendara dan penumpang
sepeda
motor
adalah
sangat
mengurangi
resiko
cedera
kepala
pada
penting
saat
untuk
kecelakaan.
Efektifitas helm dalam mengurangi resiko cidera kepala sudah
terbukti
melalui
berbagai
penelitian
klinis
(Macleod JBA et.al, 2010). Pada
tanggal
25
Juni
2008,
telah
dikeluarkan
Peraturan Menteri Perindustrian No. 40/M-Ind/Per/6/2008 tentang
pemberlakuan
Standar
Nasional
Indonesia
(SNI)
6
helm pengendara kendaraan bermotor roda dua secara wajib. Selain itu, diterbitkan juga Peraturan Menteri No. 40/MIND/PER/IV/2009 tentang penundaan pemberlakukan SNI helm secara
wajib,
dimana
pelaksanaannya
untuk
produksi
sebelum 1 April 2010 tanpa SNI tidak masalah beredar dan untuk
produk
setelah
1
April
2010
harus
melalui
untuk kendaraan
bermotor
sertifikasi SNI (Endi P., 2010). Kewajiban
pemakaian
helm
roda dua di Indonesia sudah lama dijalankan. Namun kalau kita lihat lebih jauh, kebanyakan helm yang digunakan bukanlah
helm
standar
yang
telah
ditetapkan
seperti
peraturan di atas, yang dapat berfungsi sebagai pelindung kepala perilaku
pemakai
apabila
seperti
mengalami
tersebut
diatas
kecelakaan. merupakan
Mungkin
salah
satu
cerminan yang menunjukkan kurangnya pemahaman masyarakat secara umum tentang perlunya alat pelindung dalam berlalu lintas terhadap
(Anita
I,
peraturan
2000).
Penelitian
pemakaian
helm
di
tentang
ketaatan
Yogyakarta
tahun
1989, menunjukkan bahwa ketaatan umum terhadap peraturan pemakaian helm sebesar 87% untuk pengemudi. Adapun yang
7
memakai helm dengan baik (tali diikatkan) hanya 55% untuk pengemudi dan 20% untuk penumpang (Cornad, 1989). Sehubungan penulis
dengan
merasa
perlu
masalah
tersebut
melakukan
diatas
penelitian
maka
mengenai
gambaran gambaran pemakaian helm pada korban mati akibat berkendaraan bermotor roda dua dengan cidera kepala yang diotopsi
di
instalasi
kedokteran
forensik
RSUP
Dr.Sardjito. I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas,
dapat
dirumuskan
pertanyaan
penelitian
sebagai
berikut: Bagaimana gambaran pemakaian helm pada korban mati akibat berkendaraan bermotor roda dua dengan cidera kepala
yang
diotopsi
di
instalasi
kedokteran
forensik
RSUP Dr.Sardjito? I.3. Tujuan Penelitian Tujuan Umum
: Mengetahui gambaran pemakaian helm pada korban
mati
akibat
berkendaraan
bermotor roda dua dengan cidera kepala yang diotopsi di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Dr.Sardjito
8
Tujuan Khusus
: 1. Mengetahui antara
karakteristik
lain
jenis
demografi
kelamin,
usia,
pekerjaan, persebaran lokasi dan waktu kejadian
pada
pengendara
kendaraan
bermotor roda korban mati kecelakaan lalu lintas. 2. Mengetahui proporsi pemakai helm dan tidak
pemakai
helm
pada
pengendara
kendaraan bermotor roda dua. 3. Mengetahui tingkat kerusakan helm pada pengguna helm kendaraan bermotor roda dua korban mati kecelakaan lalu lintas dengan cidera kepala. 4. Mengetahui cidera kepala pada pemakai helm dan tidak pemakai helm pengendara kendaraan bermotor roda dua.
9
I.4. Manfaat Penelitian 1.Manfaat teoritis Hasil
penelitian
ini
diharapkan
mampu
memberikan
sumbangan teori tentang pengaruh penggunaan helm terhadap angka kecelakaan lalu lintas. 2.Manfaat praktis a. Bagi profesi kedokteran Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang
pemakaian
helm
pada
korban
mati
akibat
berkendaraan bermotor roda dua dengan cidera kepala yang diotopsi
di
instalasi
kedokteran
forensik
RSUP
Dr.Sardjito, sehingga dapat memberikan masukan bagi dunia kedokteran untuk bekerjasama dengan pihak terkait agar menggalakkan penggunaan helm untuk mencegah korban mati akibat kecelakaan lalu lintas. b.Bagi RSUP Dr.Sardjito Memberikan gambaran tentang pemakaian helm pada korban mati akibat berkendaraan bermotor roda dua dengan cidera kepala
yang
diotopsi
di
instalasi
kedokteran
forensik
10
RSUP Dr.Sardjito, sehingga dapat digunakan sebagai bahan masukan
dan
evaluasi
untuk
meningkatkan
kesehatan
masyarakat. c.Bagi Keluarga Prevensi primer sehingga insidensi kecelakaan akibat tidak digunakannya helm dapat berkurang. d.Bagi Peneliti Karya
tulis
ini
diharapkan
dapat
menjadi
pengalaman
nyata dalam melakukan penelitian secara baik dan benar, sehingga
dapat
memotivasi
dan
sebagai
landasan
untuk
melakukan penelitian selanjutnya. I.5. Keaslian Penelitian 1.
Kristen
penelitian
J.Mertz pada
dan
Harold
tahun
2008
B.weiss di
melakukan
Pennsylvinia’s.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah
Pennsylvinia’s
tentang
penggunaan
helm
dimana
pada
peraturan
untuk
tidak
wajib
tahun
perubahan 2003
menggunakan
hukum
dikeluarkan helm
saat
mengendarai kendaraan bermotor khususnya kendaraan roda dua.
Evaluasi
terhadap
kebijakan
ini
dilakukan
dari
11
segi hubungan kejadian cidera kepala pada kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan kematian, rawat inap di rumah
sakit,
serta
biaya
yang
dikeluarkan
untuk
membayar jasa medis di rumah sakit terkait perubahan kebijakan pada penggunaan helm. Hasil penelitian ini menunjukkan kecelakaan
adanya lalu
peningkatan
lintas
dengan
jumlah
cidera
kematian
kepala
sebesar
66%.Penggunaan helm juga berkurang dari 82% menjadi 52% saat terjadi kecelakaan lalu lintas. 2.
Josep
Fernando
et.al
melakukan
penelitian
dengan
metoda pre-test dan post-test design mengenai dampak diberlakukannya pengendara
peraturan
sepeda
motor
yang serta
mewajibkan
setiap
penumpangnya
untuk
mengenakan helm. Penelitian ini dilakukan di Spanyol dan melihat dampak peraturan dari tingkat mortalitas pada kecelakaan lalu lintas. Hasil dari penelitian ini adalah
menurunnya
kepala
saat
tingkat
terjadi
mortalitas
kecelakaan lalu
dengan
lintas
cidera
dari
6,9
menjadi 5,2 kematian per seribu kecelakaan lalu lintas yang dilaporkan.
12
Di Indonesia sendiri belum pernah dilakukan penelitian serupa atau penelitian mengenai gambaran pengguna helm kendaraan bermotor pada kecelakaan lalu lintas. Penelitian
untuk
mengetahui
gambaran
pemakaian
helm
pada korban mati akibat berkendaraan bermotor roda dua dengan
cidera
kedokteran dilakukan.
kepala
forensik
yang
RSUP
diotopsi
Dr.Sardjito
di
instalasi
belum
pernah