BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Permasalahan lahan kritis di Indonesia merupakan permasalahan yang
harus segera diselesaikan. Berdasarkan data Ditjen BPDAS PS pada tahun 2011, total luasan lahan kritis di Indonesia dengan rincian kritis dan sangat kritis adalah 29,9 juta ha. Luasan tersebut merupakan luasan indikatif rehabilitasi hutan dan lahan yang harus segera direhabilitasi. Oleh karena itu, kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) sangat penting dan harus ditingkatkan agar lahan kritis di Indonesia mulai berkurang. Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) merupakan salah satu kegiatan dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk memperbaiki dan memulihkan kondisi hutan dan lahan, baik dalam fungsi ekologis (hidroekologis) maupun dalam fungsi sosial ekonomi (produksi). Dalam merehabilitasi hutan dan lahan, perlu adanya suatu perencanaan yang transparan, bertanggungjawab, partisipatif, komprehensif, serta memperhatikan kondisi daerah yang ada, agar tujuan dari pembangunan kehutanan yang terdapat pada Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 dapat tercapai dengan baik. Pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) membutuhkan suatu metodologi yang tepat untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan serta menemukan solusi yang tepat atas permasalahan yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya hutan dan lahan. Salah satu metodologi yang dapat
1
2
digunakan adalah CASM. CASM (Capability, Availability, Suitability, dan Manageability) adalah salah satu pendekatan untuk perencanaan RHL berbasis pendekatan sistem yang mengintegrasikan aspek biofisik dan sosial dalam RHL. Pada implementasinya, metode analisis CASM belum teridentifikasi hubungan antarkegiatan di dalamnya, apakah saling bebas atau saling tergantung. Penentuan
hubungan
tersebut
didasarkan
atas
pertimbangan
kebutuhan
sumberdaya, logika proses yang berlangsung, serta input dan output yang dihasilkan. Gambaran mengenai hubungan antarkegiatan yang telah diidentifikasi melalui beberapa pertimbangan tersebut dapat diwujudkan dalam suatu Network Planning (Perencanaan Jaringan Kerja). Suatu perencanaan belum lengkap apabila tidak disertai dengan anggaran. Begitu pula dalam pembuatan perencanaan jaringan kerja untuk perencanaan lokasi RHL ini. Anggaran yang dibuat mencakup kebutuhan sumberdaya dan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan keseluruhan proyek bardasarkan besarnya volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pembuatan perencanaan jaringan kerja dan anggaran ini dilakukan untuk mengefisienkan proses perencanaan serta pelaksanaan kegiatan. Hal ini mengingat beberapa kegiatan dalam proses perencanaan RHL, seperti pelaksanaan survei lapangan biofisik dan sosial ekonomi, analisis data, pembuatan peta arahan penanaman, serta proses pengambilan keputusan RHL, merupakan kegiatan penting yang membutuhkan sumberdaya dan biaya yang sangat besar. Sehingga dengan adanya jaringan kerja dan anggaran, dapat membuat pelaksanaan proyek
3
berjalan lebih efektif dan efisien, serta pelaksanaan kegiatan dapat lebih terarah dan terselesaikan tepat pada waktunya.
1.2.
Perumusan Masalah Perencanaan lokasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) perlu dilakukan
untuk meningkatkan persentase keberhasilan dalam pelaksanaan RHL. Salah satu metode pendekatan yang digunakan dalam perencanaan lokasi RHL adalah metode analisis CASM. Metode ini berbasis pendekatan sistem yang mengintegrasikan aspek biofisik dan sosial dalam RHL. Pada implementasinya hubungan antarkegiatan dalam perencanaan lokasi rehabilitasi hutan dengan metode CASM belum diketahui secara pasti, sehingga dalam pelaksanaannya masih belum diketahui kegiatan mana saja yang saling tergantung dan yang saling bebas. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan jaringan kerja (network planning) untuk mengidentifikasi hubungan antarkegiatan dalam proyek perencanaan RHL berbasis CASM tersebut. Dalam jaringan kerja tersebut, selain ditentukan hubungan antarkegiatan, juga diasumsikan kebutuhan waktu dari masing-masing kegiatan sehingga dapat diketahui total waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian proyek perencanaan lokasi RHL secara keseluruhan. Selain hubungan antarkegiatan dan kebutuhan waktu, kebutuhan sumberdaya dan biaya juga perlu dirumuskan agar keberlangsungan proyek dapat terjamin dari awal hingga akhir proyek, sehingga proyek dapat berjalan lebih
4
efektif. Penyusunan kebutuhan sumberdaya dan biaya ini dapat diwujudkan dalam bentuk rancangan anggaran biaya.
1.3.
Tujuan Penelitian Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun rencana
kerja suatu survei lokasi Rehabilitasi DAS sebagai kewajiban bagi Pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: a. Identifikasi jenis kegiatan, hubungan, dan ketergantungan antar kegiatan untuk perencanaan lokasi RHL dalam bentuk jaringan kerja. b. Mengetahui alokasi waktu dan sumberdaya manusia dalam penyelesaian pekerjaan perencanaan lokasi RHL. c. Mengetahui anggaran biaya untuk perencanaan lokasi RHL.
1.4.
Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini meliputi studi penyusunan perencanaan
lokasi RHL dalam rangka rehabilitasi DAS oleh pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). Pada penelitian ini khususnya pada studi kasus calon lokasi penanaman di IPPKH Suban tahap 2 dan IPPKH Corridor tahap 1 atas nama Conocophillips (Grissik) Ltd. Calon lokasi penanaman tersebut terletak di Hutan Lindung Meranti Sungai Merah wilayah DAS Banyuasin pada DAS Musi. Metodologi yang digunakan dalam perencanaan lokasi RHL adalah metode analisis CASM.
5
Cakupan dari penelitian ini meliputi kegiatan operasional perencanaan lokasi RHL yang disajikan dalam bentuk jaringan kerja dan anggaran. Kegiatan operasional di sini tidak termasuk konsultasi dengan konsultan. Sedangkan anggaran yang dibuat mencakup komponen biaya yang berhubungan langsung dengan jaringan kerja dan komponen biaya lain yang berhubungan tidak langsung dengan jaringan namun sangat berpengaruh dalam keberhasilan proyek. Data yang digunakan adalah pelaksanaan bantuan teknis Fakultas Kehutanan UGM bekerjasama dengan Conocophillips (Grissik) Ltd. Yang mana Fakultas Kehutanan adalah kontraktor studi calon lokasi penanaman yang diminta oleh Conocophillips (Grissik) Ltd. untuk membantu dalam penyusunan rencana RHL.
1.5.
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai penyempurnaan metode analisis
CASM untuk perencanaan lokasi RHL sehingga lebih implementatif dan mudah untuk diaplikasikan.