perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pelaporan keuangan (financial reporting) secara umum bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan suatu entitas bagi para investor dan kreditur untuk membuat keputusan ekonomi dalam kapasitasnya sebagai penyandang modal. Tidak hanya bagi penyedia modal, informasi keuangan juga diperlukan oleh para pengguna laporan keuangan lainnya seperti: pemasok, konsumen, karyawan, dan regulator (Kieso et.al, 2011). Melihat urgensi ketersediaan informasi keuangan tersebut, dapat diketahui bahwasanya setiap keputusan ekonomi yang diambil oleh pengguna (user) akan selalu berpedoman pada informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Salah satu informasi yang berhak untuk diketahui oleh pengguna (user) laporan keuangan yaitu mengenai kelangsungan hidup (going concern) entitas. Going concern adalah suatu dalil yang menyatakan bahwa kesatuan usaha akan menjalankan terus operasinya dalam jangka waktu yang cukup lama untuk mewujudkan proyeknya, tanggung jawab serta aktivitasaktivitasnya yang tidak berhenti (Belkaoui, 1997). Dengan demikian, suatu entitas diasumsikan akan bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama sehingga diharapkan entitas akan mampu memenuhi setiap kewajiban maupun target jangka panjangnya. commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Going concern merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas. Jika suatu entitas mengalami kondisi yang berlawanan dengan asumsi kelangsungan usaha, entitas tersebut dimungkinkan mengalami masalah dalam mempertahankan (survive) bisnisnya. Pada laporan keuangan, informasi tentang kelangsungan usaha (going concern) ini dapat diketahui dari hasil audit atas laporan keuangan. Bukti bahwa suatu entitas tidak sedang berada dalam kondisi yang cukup aman terkait kelangsungan usahanya tercermin dari laporan keuangan yang mendapat opini audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas (explanatory paragragph). Mckeown et. al (1991) dalam Santosa dan Wedari (2007) menyatakan bahwa semakin kondisi perusahaan terganggu atau memburuk maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern. Sebaliknya pada perusahaan yang tidak pernah mengalami kesulitan keuangan auditor tidak pernah mengeluarkan opini audit going concern. Opini audit going concern sebenarnya merupakan bad news bagi pengguna laporan keuangan. Masalah yang sering timbul adalah kesulitan untuk memprediksi kelangsungan
hidup suatu perusahaan, sehingga
menyebabkan auditor mengalami dilema antara moral dan etika dalam memberikan opini going concern. Kegagalan auditor dalam memodifikasi opini terhadap perusahaan yang mengalami kebangkrutan adalah suatu kasus di mana suatu perusahaan yang mengalami kebangkrutan tidak menerima opini dengan paragraf penjelas. Para auditor disyaratkan untuk memodifikasi commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
laporan audit untuk setiap situasi terkait ketidakpastian yang mungkin mempengaruhi kemampuan klien untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Kesangsian terhadap kelangsungan hidup perusahaan merupakan indikasi terjadinya kebangkrutan. Kebangkrutan suatu perusahaan dapat diukur dengan cara menganalisis laporan keuangan. Maulana (2010) menyebutkan bahwa hasil dari penelitian Altman (1968) menunjukkan rasio keuangan dapat bermanfaat untuk memprediksi kegagalan atau kebangkrutan suatu perusahaan dengan tingkat ketepatan prediksi kebangkrutan sebesar 94% benar atau 62 benar dari total sampel enam puluh enam (untuk model MDA dengan tahun penelitian 1968), dan 95% benar dengan 63 benar dari 66 sampel yang diteliti (untuk model MDA dengan tahun penelitian 1984). Model Altman ini kemudian dikenal dengan nama Z-Score. Profitabilitas
juga
mempunyai
arti
penting
dalam
usaha
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, sebab profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaan biasanya menggunakan pergantian auditor (auditor switching) untuk menghindari penerimaan opini going concern dalam dua cara (Teoh, 1992). Pertama, jika auditor bekerja pada perusahaan tertentu, perusahaan dapat commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengancam melakukan pergantian auditor. Kedua, bahkan ketika auditor tersebut independen, perusahaan akan memberhentikan auditor yang cenderung memberikan opini going concern atau sebaliknya akan menunjuk auditor yang cenderung tidak memberikan opini going concern. Berbagai penelitian mengenai opini audit going concern telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Muttaqin dan Sudarno (2012) mengenai analisis pengaruh rasio keuangan dan faktor nonkeuangan terhadap penerimaan opini audit going concern. Perbedaannya, pada penelitian ini sampel yang akan digunakan adalah perusahaan yang berada di sektor property, real estate¸ dan konstruksi gedung yang terdaftar di BEI dengan periode penelitian tahun 2007 – 2010. Sampel berupa perusahaan sektor property, real estate¸ dan konstruksi gedung dipilih karena sektor tersebut memiliki arti penting dalam membangun perekonomian nasional, yaitu dalam rangka penyediaan tempat tinggal yang terjangkau bagi masyarakat dan penyerapan tenaga kerja. Selain itu, industri tersebut termasuk salah satu bisnis yang sebagian besar pembiayaannya mengandalkan pinjaman dari perbankan nasional dan utang dari lembaga keuangan di luar negeri. Dengan demikian, begitu perbankan dalam negeri mengalami krisis likuiditas, sementara kurs rupiah mengalami depresiasi yang sangat tajam (dari Rp 2.500 menjadi Rp 11.000 per dollar AS), otomatis sebagian besar proyek juga akan berhenti mendadak.. commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Periode penelitian tahun 2007 – 2010 dipilih karena pada periode tersebut terjadi krisis keuangan yang melanda semua negara akibat resesi ekonomi Amerika Serikat. Krisis ekonomi Amerika Serikat bermula dari krisis perumahan yang dipicu oleh macetnya kredit dari para debitur dengan profil gagal bayar yang tinggi. Situasi ini bisa saja terjadi di Indonesia apabila kondisi ketiga industri tersebut mengalami goncangan Beberapa penelitian sejenis berhasil memperoleh kesimpulan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern. Penelitian Lennox (2000) memberikan bukti empiris bahwa opini audit tahun sebelumnya serta audit lag berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Selain itu, perusahaan yang menerima opini audit going concern cenderung melakukan pergantian auditor pada tahun selanjutnya. Pengujian multivariate Fanny dan Saputra (2005) memberi hasil bahwa model prediksi oleh Altman merupakan model prediksi terbaik dibandingkan dengan
model
Zmijewski
dan
model
Springate.
Hasil
penelitian
mengungkapkan bahwa pemberian opini audit going concern tidak dipengaruhi oleh pertumbuhan perusahaan dan reputasi Kantor Akuntan Publik. Kesimpulan dari penelitian Santosa dan Wedari (2007) yaitu faktorfaktor yang secara signifikan mempengaruhi penerimaan opini audit going concern adalah kondisi keuangan, opini audit tahun sebelumnya, dan ukuran perusahaan. Kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh. commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rudyawan dan Badera (2009) menyatakan bahwa model prediksi kebangkrutan (Altman) secara empiris terbukti mampu memprediksi ketepatan pemberian opini audit going concern sehingga model ini dapat dijadikan acuan bagi auditor dalam memutuskan status going concern. Penelitian Januarti (2009) menindikasikan bahwa variabel debt default, audit client tenure, opini audit tahun sebelumnya, dan kualitas audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan financial distress, audit lag, opinion shopping, dan kepemilikan manajerial dan institusional tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Kurnia (2012) membuktikan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan (growth) yang diproksikan dengan pertumbuhan penjualan dan profitabilitas yang diproksikan dengan return of asset (ROA) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan size berpengaruh berpengaruh secara signifikan sebab semakin besar ukuran perusahaan, semakin terjamin kelangsungan hidup perusahaan tersebut di masa mendatang. Kartika (2012) menjelaskan bahwa variabel opinion shopping (auditor switching) tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Perusahaan yang melakukan pergantian auditor tidak selalu menerima opini audit going concern. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa informasi mengenai kelangsungan usaha sebuah entitas sangat penting bagi para pengguna laporan commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerimaan Opini Audit Going Concern Ditinjau dari Prediksi Financial Distress, Profitability Ratio, dan Auditor Switching”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah prediksi kebangkrutan (financial distress) berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern? 2. Apakah rasio profitabilitas (profitability ratio) berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern? 3. Apakah pergantian auditor (auditor switching) berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern?
C. Tujuan Penelitian Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti, antara lain adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui keberadaan pengaruh prediksi kebangkrutan (financial distress) terhadap penerimaan opini audit going concern. 2. Untuk mengetahui keberadaan pengaruh rasio profitabilitas (profitability ratio) terhadap penerimaan opini audit going concern. commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Untuk mengetahui keberadaan pengaruh pergantian auditor (auditor switching) terhadap penerimaan opini audit going concern.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: 1. Bagi auditor Membantu dalam proses identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian opini audit going concern dalam rangka optimalisasi kinerja audit. 2. Bagi akademik Memberi deskripsi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern dan menjadi bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut. 3. Bagi praktisi Hasil penelitian dapat dijadikan referensi dalam melakukan pekerjaan audit
sehingga
mempersingkat
rentang
waktu
audit
sehingga
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dengan mencermati faktor-faktor yang dominan mempengaruhi audit going concern.
commit to user
8