1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, sektor perbankan memiliki potensi dan peluang yang besar dalam peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi masyarakat dan sektor usaha. Masyarakat dan sektor usaha sebagai pihak pengguna jasa bank yang paling berperan, pada umumnya selalu memiliki respon yang tanggap terhadap berbagai bentuk layanan yang diberikan oleh masing-masing bank untuk menarik simpati nasabahnya. Bank sebagai lembaga yang sangat bergantung pada kepercayaan nasabah tentunya akan terus menyempurnakan layanannya di tengah persaingan dengan banyaknya penyedia jasa keuangan lainnya. Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan yang tinggi dapat meningkatkan resiko yang dihadapi oleh bank-bank yang ada di Indonesia. Prasnanugraha (2007:35) menjelaskan bahwa, “Permasalahan perbankan di Indonesia antara lain disebabkan depresiasi rupiah, peningkatan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sehingga menyebabkan meningkatnya kredit bermasalah. Lemahnya kondisi internal bank seperti manajemen yang kurang memadai, pemberian kredit kepada kelompok atau group usaha sendiri serta modal yang tidak dapat mengcover terhadap resikoresiko yang dihadapi oleh bank tersebut menyebabkan kinerja bank menurun.
2
Dalam hubungannya dengan penilaian kinerja keuangan PT Bank Sulselbar, tingkat kesehatan Bank bagi para pemegang saham sangat berkepentingan untuk mengetahui kondisi sebenarnya suatu Bank, agar modal yang digandeng cukup aman dan mendapatkan tingkat hasil pengembalian yang menguntungkan dari investasi yang ditanamkan. Bagi pihak manajemen Bank, penilaian kinerja ini akan sangat mempengaruhi dalam penyusunan rencana usaha Bank yang akan diambil untuk masa yang akan datang demi kelangsungan hidup bank. Untuk menilai berapa jauh efektivitas operasi perusahaan dalam mencapai tujuannya diperlukan metode pengukuran tertentu. Salah satu cara untuk mengetahui kinerja keuangan suatu Bank dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Metode analisis laporan keuangan Bank yang umum digunakan saat ini, antara lain: a. Analisis rasio keuangan Yaitu
laporan
keuangan
perusahaan
untuk
mengetahui
tingkat
profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Rasio keuangan dibedakan maenjadi: Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Likuiditas, dan Rasio Solvabilitas. b. Metode Economic Value Added (EVA) Yaitu menilai kinerja perusahaan yang memfokuskan pada penerapan nilai, dan hanya bisa menilai proses dalam periode 1 tahun.
3
EVA merupakan pengukuran pendapatan sisa (residul income) yang mengurangkan biaya modal terhadap laba operasi. c. Analisis Balance Scorecard (BSC) Yaitu alat untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menyeimbangkan faktor-faktor keuangan dan non keuangan dari suatu perusahaan. Dalam analisis BSC ada 4 aspek yaitu: Prospektif keuangan, Pelanggan, Proses bisnis internal, Proses belajar dan berkembang. d. Analisis RADAR Yaitu menilai kinerja pada perusahaan yang merupakan modifikasi atau penyempurnaan dari metode-metode sebelumnya. Rasio RADAR dikelompokan menjadi 5 yaitu: Profitabilitas, Produktifitas, Utilitas aktiva, Stabilitas dan pertumbuhan. Awal kalimat rasio diatas pihak manajemen merasa belum cukup untuk mengetahui apakah telah terjadi nilai tambah secara ekonomis dalam perusahaannya. Sedangkan bagi penyandang dana belum yakin apakah modal yang ditanamkan dimasa yang akan datang dapat memberikan tingkat hasil yang diharapkan. Untuk mengetahui penilaian kinerja keuangan yang menyeluruh maka perlu dikembangkan suatu alat analisis bekenaan dengan kesehatan kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan analisis Economic Value Added (EVA). Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh Stewart & Stern seorang analis keuangan dari perusahaan Stren Steward & Co pada tahun 1993. Di Indonesia metode tersebut dikenal dengan metode NITAMI (Nilai Tambah Ekonomis). EVA/ NITAMI adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur
4
laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal (Iramani dan Febrian: 2005 : 56). EVA merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau value added dari modal yang telah ditanamkan pemegang saham dalam operasi perusahaan. Oleh karenanya EVA merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After Tax atau NOPAT) dengan biaya modal (Cos of Capital). Konsep Economic Value Added (EVA) mampu menutupi kelemahan dari analisis rasio keuangan sehingga kedua alat pengukur kinerja keuangan dapat membantu pihak-pihak yang bersangkutan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui kinerja Bank Sul-selbar, dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA). Dengan demikian penulis mengangkat judul penelitian “Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Sul-Selbar
Dengan Menggunakan Economic value
Added (EVA)” Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitan terhadap Laporan Keuangan sebagai dasar dalam penilaian terhadap kinerja keuangan pada PT Bank Sul-selbar yang kemudian dapat dijabarkan dalam judul penelitian: “Analisis Kinerja Keuangan Bank Sul-Selbar Dengan Menggunakan Economic Value Added (EVA)”
5
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut pokok permasalahannya adalah “Bagaimana tingkat kinerja keuangan PT Bank Sul-SelBar dengan menggunakan Analisis Economic Value Added (EVA). 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kinerja keuangan pada PT. Bank Sul-selbar, Tbk. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penulisan laporan penilitian ini adalah: 1. Bagi Penulis : Meningkatkan pengetahuan dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan sehingga diketahui faktor-faktor yang menyebabkan suatu bank dapat dikatakan sehat. 2. Bagi PT Bank Sulselbar : Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang baik bagi PT. Bank Sul-selbar dalam proses menilai kinerja perusahaan pada aspek keuangan. 3. Bagi Akademis. Dapat digunakan sebagai sumber informasi atau dapat dipakai sebagai data sekunder dan sebagai bahan sumbangan pemikiran tentang peran dan fungsi manajemen keuangan, khususnya dalam salah satu fungsi yaitu mengetahui kinerja Bank
6
1.5 Sistematika Penulisan Penelitian ini dilaporkan secara terperinci dalam Enam bab dengan urutan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bagian ini merupakan bagian awal penulisan yang terdiri atas yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan secara singkat teori yang berhubungan dengan objek penelitian melalui teori-teori yang mendukung serta relevan dari buku atau literature yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan juga sebagai sumber informasi dan referensi media lain. Adapun isinya adalah pengertian Bank, tujuan dan fungsi dan bank, laporan keuangan, metode economic Value Added, pengertian Economic Value Added, tinjauan perhitungan Economic Value Added, Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added, Manfaat Economic Value Added, Penelitian terdahulu, kerangka pikir, Hipotesis BAB III :METODE PENELITIAN Penjelasan secara rinci mengenai semua unsur metode dalam penelitian ini, yaitu penjelasan mengenai lokasi penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta metode analisis.
7
BAB IV: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Berisi uraian mengenai sejarah singkat
perusahaan,
struktur
organisasi. BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini Berisi analisis data dan hasil analisis serta pembahsannya yang disesuaikan dengan metode penelitian pada bab tiga, sehingga akan menghasilkan analisis NOPAT , WACC, serta metode Economic Value Added (EVA). BAB VI : PENUTUP Pada bab terakhir ini memuat kesimpulan dari keseluruhan pembahasan, refleksi untuk memberikan saran berdasarkan kesimpulan penelitian untuk mengkaji kebenaran hipotesis yang sudah ada, yang kemudian perlu disampaikan sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan untuk kebijaksanaan perusahaan selanjutnya.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian nasional sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian selalu membutuhkan jasa bank. Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya kembali kepada msayarakat dalam bentuk kredit. Bank sebagai suatu lembaga keuangan yang sangat memegang peranan dalam perekonomian suatu negara. Sesuai dengan fungsi dan tugasnya, bank merupakan lembaga keuangan yang mempermudah transaksi-transaksi yang terjadi antara berbagai pihak di dalam masyarakat. Di samping itu, bank merupakan perantara bagi masyarakat atau pihak yang kekurangan uang. Dengan kata lain bank merupakan penghubung bagi pihak-pihak yang ingin menabungkan uangnya dengan mereka yang membutuhkan uang atau modal dalam mengembangkan usahanya.
Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang
Perbankan No. 10 tahun 1998n yang menyatakan bahwa : “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan meyalurkan kembali kepada mayarakat dalam bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat” Sedangkan dalam PSAK No. 31 mengenai disebutkan sebagai berikut :
akuntansi perbankan
9
“Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antar pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas keuangan.” Selain itu pengertian bank menurut Stuart yang dikutip Dendawijaya (2003:25): “Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan memperedar alat penukar baru berupa uang.” Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa bank adalah sebuah lembaga yang menghimpun dana dalam bentuk giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana kemudian menempatkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman atau kredit. 2.2 Tujuan dan Fungsi Bank Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, perbankan bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Allen dan Carletti (2007 : 1) yang menyatakan bahwa, “the banking sector is one of the most highly regulated sectors in the economy”. Ini dikarenakan aktivitas masyarakat dan dunia usaha saat ini banyak ditunjang oleh sektor perbankan yang ada Jasa perbankan, menurut Sulaiman (2010 : 3),
10
pada umumnya terbagi atas dua tujuan. “Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efisien bagi nasabah. Untuk itu, bank menyediakan uang tunai, tabungan dan kartu kredit. Ini merupakan peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya alat pembayaran yang efisien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter atau saling mempertukarkan barang dengan barang yang lainnya. Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak lain yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan dapat meningkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki dana pinjaman sebagai modal membangun usaha. Beberapa manfaat bank dalam kehidupan antara lain : 1. Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan jenis investasi jangka pendek (yield enhancement). 2. Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung nilai (hedging), atau disebut juga sebagai risk management.
11
3. Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditi tertentu dikemudian hari (price discovery). 4. Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu sendiri. 5. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen
produksi
sebuah
produsen
dalam
menilai
suatu
permintaan dan kebutuhan pasar di masa mendatang. 2.3 Laporan Keuangan Laporan keuangan pada hakekatnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan data keuangan kepada pihak yang berkepentingan. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan keuangan, berikut dikemukakan beberapa pengertian mengenai laporan keuangan antara lain : 1. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 1) : “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
12
keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”. 2. Menurut Soemarso (2004 : 34). laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. 3. Menurut Sundjaya dan Barlian (2001 : 47). dalam www.jurnal-sdm.blogspot.com, laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau aktivitas perusahaan. Dari definisi-definisi di atas, dapat diketahui bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang merupakan hasil dari proses akuntansi selama periode akuntansi dari suatu entitas. Dalam akuntansi perusahaan, informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan, disusun dalam bentuk ikhtisar laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari daftar yang menunjukkan posisi keuangan dan hasil kegiatan perusahaan untuk suatu periode. Periode ini dapat untuk masa satu bulan, satu kwartal, satu semester, satu tahun atau untuk masa jangka waktu lain.
13
Ditinjau dari segi intern perusahaan, laporan keuangan dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Data laporan keuangan terutama akan memberikan informasi bagi manajemen sebagai bahan analisa dan bahan interprestasi untuk mengadakan evaluasi terhadap aktivitas perusahaan. Laporan keuangan akan menunjukkan sampai berapa jauh efisiensi pelaksanaan kegiatan serta perkembangan perusahaan yang telah dicapai oleh manajemen. Karena manajemen disertai tugas yang ada dalam perusahaan, manajemen ingin mengetahui apakah tujuan perusahaan yang telah dapat dicapai. Dengan demikian manajemen dapat melepaskan tanggung jawab dalam kegiatan perusahaan untuk satu periode kepada pemilikan perusahaan. Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat perusahaan dengan tujuan memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan keputusan investasi dan pendanaan, seperti yang dinyatakan dalam SFAC No. 1 bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi : 1. untuk keputusan investasi dan kredit, 2. mengenai jumlah dan timing arus kas, 3. mengenai aktiva dan kewajiban, 4. mengenai kinerja perusahaan, 5. mengenai sumber dan penggunaan kas, 6. penjelas dan interpretif, serta 7. untuk menilai stewardship. Ketujuh tujuan ini terangkum dengan disajikannya laporan laba rugi, neraca, laporan, arus kas, dan pengungkapan laporan keuangan. Tujuan laporan
14
keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Seorang analisis harus mengerti mengenai bentuk-bentuk dan prinsipprinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang mungkin timbul dalam penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu perlu diketahui mengenai pengertian laporan keuangan. Menurut Keown (1999 : 79) Laporan keuangan terdiri atas bagian tertentu suatu informasi penting mengenai operasi perusahaan yang dilaporkan dalam bentuk :
1. Neraca 2. Laporan Laba Rugi 3. Laporan Arus Kas Neraca Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut passiva, atau dengan kata lain, aktiva adalah investasi dalam perusahaan dan passiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tersebut. Neraca menunjukkan posisi kekayaan perusahaan, kewajiban keuangan dan modal perusahaan pada waktu tertentu.Kekayaan disajikan pada sisi aktiva, sedangkan kewajiban dan modal sendiri pada sisi pasiva.
15
Kekayaan atau total aktiva = kewajiban + ekuitas pemegang saham Aktiva menggambarkan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan kewajiban dan ekuitas pemegang saham menunjukkan bagaimana sumber daya itu dibiayai. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatanpendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk satu periode tertentu. . Laporan laba rugi perusahan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laba (atau rugi) = Penghasilan dari penjualan - biaya dan ongkos Laporan Arus Kas Laporan ini menyajikan informasi relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode. Aliran kas diklasifikasikan dalam tiga kelompok berbeda yaitu penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan. Dalam prinsip - prinsip Akuntansi Indonesia ( Ikatan AKuntansi Indonesia Jakarta, 1974 ) dikatakan bahwa laporan keuangan ialah neraca dan perhitungan rugi / laba serta segala keterangan - keterangan yang dianut dalam lampiran lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan dana - dana. Untuk perusahaan besar yang banyak pemegang sahammnya maka disamping laporan
16
keuangan ( finansial ) termasuk diatas sebaiknya ditambah keterangan-keterangan tentang : Kondisi dan faktor - faktor ekonomi yang mempengaruhi Usaha - usaha yang lalu, sekarang maupun yang akan datang Luasnya produksi Kebijakan perusahaan Penelitian dan pengembangan Marketing dan advertising Rencana - rencana dalam belanja modal dan pembelanjaan dimasa - masa yang akan datang Kebijaksanaan mengenai deviden dan sebagainya Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 5), “Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu : dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan”.
17
Keempat karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Dapat dipahami Kualitas informasi yang penting ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. 2. Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di masa lalu. 3. Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. 4. Dapat diperbandingkan Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relati
18
Pemakai Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 2) “Pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi : 1. Investor Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 2. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pascakerja, dan kesempatan kerja. 3. Pemberi pinjaman Pemberi
pinjaman
tertarik
dengan
informasi
keuangan
yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
19
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. 5.Pelanggan Para pelanggan berkepentingan untuk dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang, dengan, atau bergantung pada perusahaan. 6. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 7. Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara . misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestic. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
20
menyediakan informasi kecenderungan (tren) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan dan rangkaian aktivitasnya. 2.4 Metode Economic Value Added (EVA) 2.4.1 Pengertian Economic Value Added (EVA) Pendekatan yang lebih baru dalam penilaian saham adalah dengan menghitung Economic Value Added (EVA) suatu perusahaan. EVA merupakan salah satu ukuran kinerja operasional yang dikembangkan pertama kali oleh G. Bennet Stewart & Joel M. Stren yaitu seoarang analis keuangan dari perusahaan Sten Stewart & Co pada tahun 1993. Di Indonesia metode EVA dikenal dengan sebutan metode NITAMI (Nilai Tambah Ekonomi). Menurut Iramani & Febrian (2005: 56 ), EVA adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal. Menurut Warsono (2001: 46), EVA adalah perbedaan antara laba operasi setelah pajak dengan biaya modalnya. EVA merupakan suatu estimasi laba estimasi laba ekonomis yang benar atas suatu bisnis selama tahun tertentu. Menurut Tandelilin (2001: 195), EVA adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baik/ efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan.
21
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Economic Value Added (EVA) merupakan keuntungan operasional setelah pajak, dikurangi biaya modal yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil harapan-harapan para pemegang saham dan kreditur. 2.4.2 Tujuan dan Perhitungan Economic Value Added (EVA) EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu manajer yang menitikberatkan pada EVA dapat diartikan telah beroperasi pada cara-cara yang konsisten untukm memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Menurut S. David Young dan Stephen F. Obyrne (2001: 32), dalam pengukuran kinerja EVA dapat dihitung sebagai berikut: Penjualan Bersih
xxx
Biaya operasi
xxx
Laba operasi sebelum pajak (EBIT)
xxx
Pajak
xxx
Laba operasi bersih sesudah pajak (NOPAT)
xxx
Biaya modal (modal yang diinvestasikan x biaya modal)
xxx
EVA
xxx
22
Perhitungan Economic Value Added (EVA) yang diharapkan dapat mendukung penyajian laporan keuangan sehingga akan mempermudah para pemekai laporan keuangan diantaranya para investor, kreditur, karyawan, pelanggan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur EVA, tergantung dari struktur modal dari perusahaan. Apabila dalam struktur modalnya perusahaan hanya menggunakan modal sendiri. Menurut Tandelilin (2001: 196), rumus yang digunakan dalam perhitungan EVA adalah: EVA = Laba bersih operasi setelah dikurangi pajak – besarnya biaya modal
operasi dalam rupiah setelah dikurangi
pajak. EVA = [EBIT (1 – Pajak)] - [(Modal Operasi) (Presentase biaya modal setelah pajak)] Menurut Iramani & Febrian, secara sederhana EVA dirumuskan sebagai berikut: EVA = Net Operating Profit After Tax (NOPAT) – Cost of Capital (COC) EVA = NOPAT – COC Keterangan: NOPAT = EBIT – Beban Pajak
23
COC
= Biaya Modal
EBIT
= Laba operasi sebelum pajak
Dari perhitungan akan diperoleh kesimpulan dengan interprestasi sebagai berikut: Jika EVA > 0, hal ini menunjukan terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. Jika EVA < 0, hal ini menunjukan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. Jika EVA = 0, hal ini menunjukan posisi “impas” karena laba telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham. 2.4.3 Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA) a) Keunggulan EVA Menurut Iramani dan Febrian (2005), EVA sebagai penilai kinerja perusahaan mempunyai keunggulan yaitu: EVA dapat digunakan sebagai penciptaan nilai (value creation). Ada keunggulan EVA yang lain adalah: 1. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban sebagai konsekuensi investasi.
24
2. EVA merupakan alat perusahaan dalam mengukur harapan yang dilihat dari segi ekonomis dalam pengukurannya, yaitu dengan memperhatikan harapan penyandang dana secara adil dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku. 3. Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian. 4. Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian pemberian bonus pada karyawan terutama pada divisi yang memberikan EVA lebih sehingga dapat dikatakan bahwa EVA menjalankan stakeholders satisfaction concepts. 5. Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis. b. Kelemahan EVA Menurut Iramani dan Febrian (2005), EVA mempunyai kelemahan yaitu: 1. EVA hanya mengukur hasil akhir (result) dan tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu, seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.
25
2. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual dan membeli saham tertentu. 2.4.4 Manfaat Economic Value Added (EVA) Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dalam menggunakan EVA sebagai alat ukur kinerja dan nilai tambah perusahaan. Menurut Iramani dan Febrian (2005: 56), manfaat EVA adalah sebagai berikut: 1. EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan ukuran-ukuran lain baik berupa perbandingan dengan menggunakan perusahaan sejenis atau menganalisis kecenderungan (trend). 2. Hasil
perhitungan
EVA
mendorong
mengalokasikan
perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang rendah.
dana
26
2.5 Penelitian Terdahulu NO 1
Judul penelitian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) Study Pada Perusahaan Farmasi yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”
Penulis Hasil Penelitian Lasmono Eko kinerja Wibowo 2006 keuangan pada perusahaan farmasi berdasarkan nilai Economic Value Added EVA yaitu PT. Dankos Laboratories Tbk sebesar Rp 164.993.143.602, PT. Indofarma Tbk sebesar Rp 124.112.651.238, dan PT. Kalbe Farma Tbk sebesar Rp 268.552.396.372 selama tahun 2002-2004. Dari ketiga perusahaan tersebut bahwa PT. Dankos Laboratories Tbk dan PT. Kalbe Farma Tbk mampu menciptakan nilai tambah bagi pemilik dana. Kedua perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik sesuai dengan tolak ukur EVA yaitu EVA > 0, dan memiliki nilai positif kecuali pada PT.
27
Indofarma Tbk yang kinerja keuangannya dikatakan buruk karena memiliki nilai negatif. 2
Analisis Penilaian Kinerja Risky Fidianti Keuangan dengan 2007 Pendekatan EVA Pada PT. Sumber Batu Gowa
Dari hasil pendekatabn EVA , terjadi hasil yang positif berarti Perusahaan dapat meningkatkan nilai tambah Ekonomi dari setiap jasa Kontraktor, namun pada tahun 2010 nampak Bahwa EVA yang dicapai oleh perusahaan belum dapat memberikan nilai tambah Ekonomi sebesar EVA < 0 dikatakan EVA <0 sebab bila ROIC yang dicapai lebih besar dari beban bunga yang dicapai oleh perusahaan dalam penyelesaian usaha yang di jalankan.
28
2.6 Kerangka Pemikiran
BANK SUL – SELBAR
LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS EVA YA terdapat nilai tambah Analisis NOPAT
Analisis WACC
Metode EVA
KINERJA KEUANGAN
TIDAK terdapat nilai tambah
29
2.7 Hipotesis Dari pokok Permasalahan yang telah diuraikan dan kerangka Pemikiran teoritis maka hipotesis yang dapat dikemukakan pada Penelitian ini Yaitu “ diduga bahwa kinerja keuangan PT Bank Sul-Selbar dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) tiap tahun terjadi peningkatan.
30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam usaha pengumpulan data, penulis melakukan penelitian pada PT Bank Sul-Selbar Makassar bertempat di Jalan Sam Ratulangi Makassar. Penelititan ini akan berlangsung selama 2 bulan 3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Jenis Data Guna mendukung penelitian ini, maka jenis data yang digunakan sebagai berikut : 1. Data Kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung atau berupa angkaangka. Dalam hal ini data dari laporan keuangan PT. Bank Sul – Sel Bar periode 2007-2011 2. Data Kualitatif, yaitu data yang tidak dapat dihitung atau data yang bersifat non angka antara lain, sejarah singkat perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan. 3.2.2 Sumber Data Selain jenis data, dalam penelitian ini juga digunakan beebread sumber data yaitu 1. Data Primer Data yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan
pimpinan
dan staf
serta
karyawan
perusahaan
berkompeten dan ada kaitannya dengan obyek penelitian ini.
yang
31
2. Data Sekunder Data yang diperoleh berupa dokumen perusahaan, literature dan artikel yang relevan dengan obyek penelitian, antara buku-buku, referensi, jurnal-jurnal umum dan internasional, serta litera 3.3 Difinisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006: 118). Adapun variabelvariabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kinerja keuangan untuk mengetahui tingkat retabilitas (profitabilitas) yaitu menunjukan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba selama periode tertentu dan untuk mengetahui stabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan membayar beban bunga atau hutangnya. b. Metode Economic Value Added (EVA) merupakan metode lain yang digunakan dalam menilai kinerja perusahaan yang memfokuskan pada penerapan nilai, dan hanya bisa menilai proses dalam periode 1 tahun. Di Indonesia Economic Value Added (EVA) biasa disebut dengan konsep Nilai Tambah Ekonomi (NITAMI). c. EVA = Net Operating Profit After Tax (NOPAT) – Cost of Capital (COC) EVA = NOPAT – COC Keterangan:
32
NOPAT = EBIT – Beban Pajak COC
= Biaya Modal
EBIT
= Laba operasi sebelum pajak
Secara sederhana, tolok ukur EVA adalah sebagai berikut: 1. Jika EVA > 0, hal ini menunjukan terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. 2. Jika EVA < 0, hal ini menunjukan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. 3. Jika EVA = 0, hal ini menunjukan posisi “impas” karena laba telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham. . 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam memperoleh data untuk penulisan penelitian ini, penulis menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan mencari data-data yang berupa catatan dalam hal ini adalah laporan keuangan, neraca dan laporan laba rugi perusahaan. 3.5 Teknik Analisis Data Langkah-langkah dalam menentukan nilai Economic Value Added (EVA) sebagai berikut: 1. Menghitung Biaya Modal / Cost of Capital (COC)
33
Beban Bunga a. Biaya Modal Dari Hutang (Kd) = ---------------------- x 100 % Total Hutang
b. Biaya Modal Sendiri
2.
(Ke) =
Laba bersih setelah Pajak ------------------------------------- x 100 % Total Ekuitas
Menghitung Biaya Modal Rata-rata Tertimbang WACC (Ko)
B WACC (Ko) = Kd ----------------
S + Ke --------------
B+S
B+S
Keterangan: Ko = Biaya modal rata-rata tertimbang Kd = Biaya modal pinjaman Ke = Biaya Modal sendiri B = Modal sendiri S = Modal pinjaman 3.
Menghitung EVA EVA = NOPAT – COC (Iramani dan Febrian) Keterangan: NOPAT
= Laba Bersih Setelah Pajak
COC
= Biaya Modal Biaya modal dari hutang (Kd) + Biaya modal Sendiri (Ke)
34
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah PT. Bank SulselBar, Tbk (Persero) Bank Sul-selbar didirikan di Makassar pada tanggal 13 Januari 1961 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara sesuai dengan Akta Notaris Raden Kadiman di Jakarta No. 95 tanggal 23 Januari 1961. Kemudian berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman No. 67 tanggal 13 Juli 1961 nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara.
Berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No. 002 tahun 1964 tanggal 12 Februari 1964, nama Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dengan modal dasar Rp250.000.000. Dengan pemisahan antara Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan Propinsi Tingkat I Sulawesi Tenggara, maka pada akhirnya Bank berganti nama menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan.
Dengan lahirnya Peraturan Daerah No. 01 tahun 1993 dan penetapan modal dasar menjadi Rp25 milyar, Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dengan sebutan Bank BPD Sulsel dan berstatus Perusahaan Daerah (PD). Selanjutnya dalam rangka perubahan status dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Peraturan Daerah No. 13 tahun 2003 tentang Perubahan Status Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah
35
Sulawesi Selatan dari PD menjadi PT dengan Modal Dasar Rp. 650 milyar. Akta Pendirian PT telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI berdasarkan Surat Keputusan No. C-31541.HT.01.01 tanggal 29 Desember 2004 tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat Bank Sulselbar, dan telah diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 13 tanggal 15 Februari 2005, Tambahan No. 1655/2005
4.2 Profil Perusahaan NAMA PERUSAHAAN : PT Bank Sul-selbar NAMA PANGGILAN : Bank Sulselbar KANTOR PUSAT : Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 16 Makassar, 90125 TELEPON : (0411) 859 171 (Hunting) FAXIMILE : (0411) 859 178 WEBSITE : www.banksulsel.co.id DIDIRIKAN : 13 Januari 1961
4.2.1 Struktur Organisasi PT Bank Sulselbar
36
4.2.2 PT Bank Sulsel (Konvensional)
37
Tugas dan tanggung jawab dari setiap tingkatan dalam struktur organisasi PT Bank Sulsel adalah sebagai berikut : 1. Komisaris. Secara umum, tugas Komisaris adalah mengawasi pengurusan Perseroan oleh Direksi. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan dan ketentuan perundang-undangan, Komisaris memiliki sejumlah tugas dan tanggung jawab antara lain : a. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan Bank termasuk pelaksanaan rencana bisnis dan realisasinya, ketentuan dalam anggaran dasar perusahaan, keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dan perundang-undangan yang berlaku; b. Meneliti dan menelaah Laporan Tahunan yang disiapkan oleh Direksi serta menandatangani laporan tersebut; c. Memberikan nasehat, pendapat dan saran kepada Direksi berkaitan dengan pengurusan perusahaan termasuk rencana-rencana strategi perusahaan; d. Memberikan pendapat dan saran serta pengesahan rencana bisnis yang disusun oleh Direksi. e. Melakukan penelitian dan penelaahan atas laporan-laporan dari Direksi dan segenap jajarannya, terutama yang berkaitan dengan tugas-tugas yang telah diputuskan bersama; f. Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit melakukan evaluasi dan memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern dan audit eksternal;
38
g. Mengikuti perkembangan kegiatan PT Bank Sulsel baik dari informasi internal `yang disediakan oleh Bank maupun informasi eksternal yang berasal dari media maupun sumber lainnya; h. Melakukan usaha-usaha untuk memastikan bahwa Direksi dan jajarannya telah mematuhi ketentuan perundang-undangan dan peraturan-peraturan lainnya yang berlaku dalam mengelola bank; i. Terkait dengan Rapat Umum Pemegang Saham antara lain : 1) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan aktivitas dan kinerja Komisaris dan
Direksi tahun 2009 kepada RUPS;
2) Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS dalam hal pengangkatan dan pemberhentian Direksi; 3) Mengusulkan penunjukan Akuntan Publik kepada RUPS 2. Direksi Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi senantiasa berpegang dan perdoman pada Anggaran Dasar. Tugas-tugas dan tanggung jawab Direksi terdiri dari : a. Direksi bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan bank; b. Direksi mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan yang berlaku; c. Direksi melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;
39
d. Direksi menindaklanjuti termuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain; e. Direksi bertanggungjawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Bank dalam mencapai maksud dan tujuannya; f. Direksi juga berhak mewakili Bank di dalam dan di luar pengadilan dan berhak melakukan segala tindakan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab mengenai pengurusan maupun mengenai pemilikan serta mengikat Bank dengan pihak lain dengan pembatasan-pembatasan tertentu. 3. Komite-komite Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, maka dibentuk : a. Komite Audit Tugas dan tanggung jawab Komite Audit terdiri dari : 1) Melakukan evaluasi kesesuaian Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) SKAI (umum dan khusus) dengan standar penyusunan laporan audit menurut SPFAIB dan Audit Charter; 2) Melakukan evaluasi dan membandingkan jadwal pelaksanaan audit SKAI pada cabang-cabang dan Kantor Pusat denga Program Kerja Audit Tahunan (PKAT) yang telah disetujui Direktur utama; 3) Merekomendasikan penunjukan kantor Akuntan Publik untuk melakukan audit laporan tahunan;
40
4) Melakukan evaluasi atas temuan-temuan audit tahun sebelumnya (audit intern dan ekstern) yang belum ditindaklanjuti; 5) Melakukan evaluasi terhadap temuan hasil pemeriksaan tahun ini (tahun berjalan). b. Komite Pemantau Risiko Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko terdiri dari : 1) Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut; 2) Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko; 3) Memberikan rekomendasi atas hasil pemantauan dan evaluasi pada ayat 1 dan 2 di atas kepada Dewan Komisaris; 4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris sepanjang masih dalam lingkup tugas dan kewajiban Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Komite Remunerasi dan Nominasi Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi terdiri dari :
1) Terkait bidang remunerasi : a)
Melakukan kajian terhadap sistem remunerasi Direksi dan Komisaris;
b) Melakukan kajian terhadap sistem remunerasi pegawai serta merekomendasikan Komisaris.
usulan-usulan
penyempurnaannya
kepada
41
2) Terkait bidang nominasi : a) Melakukan kajian terhadap sistem nominasi anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris; b) Menyusun kriteria dan syarat-syarat calon anggota Direksi dari sumber internal dan eksternal serta merekomendasikannya kepada Komisaris; c) Melakukan kajian terhadap sistem dan prosedur SDM yang baru. 4. Satuan Kerja Untuk membantu tugas Direksi, maka dibentuklah Satuan Kerja yang dibagi berdasarkan fungsinya masing-masing. a. Satuan Kerja Kepatuhan Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan terdiri dari : 1) Mengelola kebijakan dan permasalahn hukum serta penerapan asas kepatuhan; 2) Pengenalan nasabah dalam rangka mengamankan kegiatan operasional. b. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) bertanggung jawab melakukan pemeriksaan secara independen terhadap seluruh unit kerja kantor pusat dan 72 satuan kerja audit intern (SKAI) bertanggung jawab melakukan pemeriksaan secara independen terhadap seluruh unit kerja kantor pusat dan 72 cabang PT. Bank Sul-Selbar berdasrkan rencana auditor tahunan yang telah disetujui oleh direktur utama. 4.2.3 Unit Usaha Syariah PT Bank Sulselbar Dalam rangka membangun dan mengembangkan industri perbankan syariah yang sehat dan tangguh, diperlukan pelaksanaan Good Corporate
42
Governance (GCG) bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang efektif, yang dimana dalam pelaksanaan GCG tersebut harus memenuhi prinsip syariah (Sharia Compliance). PT Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah menjalankan seluruh aktivitas perusahaan berdasarkan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, serta melaksanakan operasional perbankan yang sehat. Penerapan GCG dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan dalam rangka penyempurnaan kebijakan maupun penerapan tata kelola perusahaan. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, dalam melakukan implementasi GCG, PT Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tetang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah pada PT Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah terdiri dari : 1. Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan Bank. 2. Mengawasi proses pengembangan produk baru Bank agar sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia. 3. Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia untuk produk baru Bank yang belum ada fatwanya.
43
4. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah terhadap mekanisme penghimpunan dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank. 5. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya. 4.3 Produk dan Layanan PT Bank Sulsel (Konvensional) PT Bank Sulsel memberikan layanan dan produk yang terdiri dari : 1. Penghimpunan dana yang berasal dari simpana masyarakat dan pemerintah daerah berupa a. Giro b. Deposito c. Tabungan 1) Tabungan Simpeda 74 2) Tabungan Tapemda 3) Tabungan Haji 2. Penggunaan dana yang disalurkan dalam bentuk kredit kepada masyarakat dengan berbagai jenis dan sektor ekonomi yang terdiri dari : a. Kredit yang diberikan, dalam bentuk : 1) Kredit Investasi Biasa (KIB) 2) Kredit Modal Kerja (KMK) 3) Kredit Umum Lainnya (KUL) 4) Pundi Usaha Rakyat (PUR) b. Sektor ekonomi, dalam bidang :
44
1) Pertanian 2) Industri 3) Konstruksi 4) Perdagangan 5) Jasa 3. Jasa-jasa yang dijalankan berupa : a. Kiriman uang b. Inkasso c. Jaminan bank d. Pembayaran rekening telepon, PAM, listrik, pajak, dalan lain-lain. e. Pembayaran gaji/pensiunan f. Bank penerima setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) g. SMS banking 4.3.1 Produk dan Layanan Unit Usaha Syariah PT Bank Sulsel PT Bank Sulsel Unit Usaha Syariah memberikan layanan dan produk berupa : 1. Produk penghimpunan dana (funding), dalam bentuk : a. Tabungan Syariah b. Tabungan Syariah Hatam c. Deposito Syariah Mudharabah d. Giro Syariah Wadiah 2. Produk penyaluran dana (financing) a. Pembiayaan Oto Berkah b. Pembiayaan Graha Berkah
45
c. Pembiayaan Modal Kerja d. Pembiayaan Investasi 3. Jasa-jasa yang dijalankan berupa : a. Kiriman uang (wakalah) b. Jaminan bank (kafalah) 4.4 Visi dan Misi PT. Bank Sul-Selbar (Persero) Tbk VISI DAN MISI BANK SULSEL VISI Menjadi Bank yang terbaik di Kawasan Indonesia Timur dengan dukungan manajemen dan sumber daya manusia yang profesional serta memberikan nilai tambah kepada Pemda dan masyarakat MISI 1. Penggerak dan pendorong laju pembangunan ekonomi daerah 2. Pemegang Kas Daerah dan atau melaksanakan penyimpanan uang daerah 3. Salah satu sumber pendapatan asli daerah
46
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Laporan Keuangan Salah satu indikator yang menggambarkan kesuksesan suatu perusahaan terhadap pencapaian tujuan adalah yang berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan keuangan digunakan sebagai bahan informasi yang menggambarkan kondisi keuangan yang diperoleh dari hasil operasinya perusahaan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasinya perusahaan bermanfaat bagi berbagai pihak, baik
pihak yang berada dalam perusahaan
maupun pihak-pihak yang berada diluar perusahaan, karena akan memberikan gambaran mengenai perkembangan keuangan yang dicapai oleh perusahaan selama 3 tahun terakhir (Tahun 2009 s/d 2011). Adapun laporan keuangan perusahaan, meliputi neraca dan laporan perhitungan laba rugi. Dimana neraca menggambarkan laporan mengenai posisi keuangan yang dapat meliputi: Harta, Kewajiban dan Modal. Sedangkan laporan laba rugi menggambarkan laporan yang menguraikan hasil dari kegiatan perusahaan pada suatu periode akuntansi. Berkaitan dengan pentingnya penyusunan laporan keuangan, maka obyek yang diteliti adalah pada PT Bank Sul-Selbar, yakni suatu perusahaan yang bergerak dibidang usaha perbankan, dimana dalam melakukan pengelolaan
47
aktivitas operasional yakni sebagai perusahaan perbankan maka perusahaan perlu melakukan analisis terhadap kinerja keuangan selama 3 tahun terakhir (Tahun 2009 s/d tahun 2011). Sebelum dilakukan penilaian kinerja keuangan dengan pendekatan Ekonomic Value Added maka terlebih dahulu akan disajikan laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan neraca dan laporan perhitungan laba rugi yang diperoleh dari PT Bank Sul-Selbar yang dapat dilihat melalui lampiran laporan keuangan, selama tahun 2009-2011 berikut ini: 5.2 Analisis Biaya Modal (COC) Biaya penggunaan modal atau biaya modal adalah merupakan konsep yang sangat penting dalam pembelanjaan perusahaan. Konsep ini dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber. Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual tersebut dihitung satu persatu untuk tiap jenis modal. Namun, apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost Of Capital disingkat WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Biaya modal dimaksudkan untuk menentukan besarnya biaya nyata (riil) dari penggunaan dan dari masing-masing sumber dana. Dari biaya modal secara individual tersebut digunakan untuk menentukan biaya modal rata-rata. Sebelum membahas lebih jauh mengenai biaya
48
modal yang dikeluarkan oleh perusahaan, terlebih dahulu akan dikemukakan data berupa beban bunga yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: TABEL I BESARNYA JUMLAH BEBAN BUNGA TAHUN 2009 S/D 2011 DALAM JUTAAN RUPIAH PADA PT BANK SUL-SELBAR Tahun 2009 2010 2011
Jumlah Beban Bunga (RP) 156.713 311.279 444.607
Sumber : Data PT Bank Sul-Selbar di Makassar
Dari tabel mengenai besarnya jumlah beban bunga dari tahun 2009 s/d 2011 pada perusahaan PT Bank Sul-Selbar, nampak bahwa pada tahun 2009 jumlah beban bunga sebesar Rp. 156.713, tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp. 311.279, dan pada tahun 2011 meningkat sebesar Rp. 444.607. Berdasarkan data mengenai jumlah beban bunga dari tahun 2009 s/d 2011, maka selanjutnya akan disajikan perhitungan biaya modal, yang terdiri dari biaya modal dari Hutang dan biaya modal Sendiri, sebagai berikut: 1) Penentuan Biaya Modal dari Hutang (Kd) Besarnya perhitungan penentuan biaya modal dari hutang selama tahun 2009 s/d 2011 dapat ditentukan sebagai berikut: a. Tahun 2009 Adapun besarnya penentuan biaya modal dari hutang pada PT Bank Sul-selbar di Makassar untuk tahun 2009 dapat dilihat melalui perhitungan berikut ini: Bunga Hutang Biaya Modal dari hutang (Kd) = ------------------------------- X 100 %
49
Total Hutang
156.713 Biaya Modal dari hutang (Kd) = ------------------------------- X 100 % 4.607.450 = 3,4 % Dari perhitungan tersebut diatas, maka besarnya biaya modal dari hutang setelah pajak = 0,34 x (1-025) = 28% b. Tahun 2010 Adapun besarnya perhitungan biaya modal dari hutang untuk tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut: 225.121 Biaya Modal dari hutang (Kd) = -------------------- x 100 % 6.940.542 = 3,7 % Dari perhitungan tersebut diatas, maka besarnya biaya modal dari hutang setelah pajak = 0,37 x (1-0,25) = 28 % c. Tahun 2011 Adapun besarnya perhitungan biaya modal dari hutang untuk tahun 2011 dapat ditentukan sebagai berikut:
444.607 Biaya Modal dari hutang (Kd) = ------------------ x 100 % 6.940.542 = 6,4 %
50
Dari perhitungan tersebut diatas, maka besarnya biaya modal dari hutang setelah pajak = 0,64 x (1- 0,25) = 48 % 2) Perhitungan Biaya Modal Sendiri (Ke). Untuk menghitung besarnya biaya modal sendiri pada perusahaan PT Bank Sul-Selbar selama 3 tahun terakhir (Tahun 2009 s/d 2011) dapat ditentukan sebagai berikut: a. Tahun 2009 Adapun hasil perhitungan biaya modal sendiri untuk tahun 2009 dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Laba Bersih Setelah pajak Biaya Modal Sendiri (Ke) =
x 100 % Total Ekuitas
Dari hasil persamaan tersebut, maka besarnya biaya modal sendiri dapat ditentukan sebagai berikut: 195.434 Ke =
------------------- x 100 % 760.033
= 25,72 %
b. Tahun 2010 Adapun hasil perhitungan biaya modal sendiri untuk tahun 2010 dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
51
238.654 Biaya Modal Sendiri (Ke) = -------------------------- x 100% 835.490 = 25,56 % c. Tahun 2011 Adapun hasil perhitungan biaya modal sendiri untuk tahun 2011 dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 242.266 Biaya Modal Sendiri (Ke) = ------------------ x 100% 966.078 = 25,08 % Dari Hasil perhitungan mengenai besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) yang dapat dilihat pada perhitungan berikut ini: 1. Biaya Modal Rata-rata tertimbang Tahun 2009, dapat ditentukan dengan mengguanakan rumus sebagai berikut
Ko = Kd
B ------------B + S
+
Ke
S -------------B + S
Dimana : Ko =
Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang
Kd =
Biaya Modal Pinjaman
Ke =
Biaya Modal Sendiri
B =
Modal Sendiri
S =
Modal Pinjaman
448.331 3.734.882 Ko = 0,34 --------------------------- +0,2572 ---------------------------
52
468.061 + 3.734.882
448.331 + 3.734.882
Ko = 0.036 + 0,229 Ko = 0,256 atau 25,6 % 2. Biaya Modal rata-rata tertimbang 2010 Adapun perhitungan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang selama tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut :
468.061 5.215.453 Ko = 0,34 --------------------------- + 0,2572 --------------------------468.061 + 5.215.453 468.061 + 5.215.453
Ko = 0.030 + 0,262 Ko = 0,292 atau 29,2 % 3. Biaya Modal rata-rata tertimbang 2011 Adapun perhitungan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang selama tahun 2011 dapat ditentukan sebagai berikut :
487.477 5.575.222 Ko = 0,64 --------------------------- + 0,2508 ---------------------------487.477 + 5.575.222 468.061 + 5.575.222
Ko = 0,051 + 0,230 Ko = 0,281 + 28,1 %
53
Dari Hasil perhitungan mengenai biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) dari tahun 2009 s/d 2011, maka untuk lebih jelasnya dapat ditentukan melalui tabel berikut : TABEL II HASIL PERHITUNGAN BIAYA MODAL TAHUN 2009 S/D 2011 PADA PT BANK SUL-SELBAR DI MAKASSAR
TAHUN
Biaya Modal Dari Hutang (Kd) Setelah Pajak
Biaya Modal Sendiri (Ke)
2009 2010 2011 Rata-rata
26 28 48 102
25,72 28,56 25,08 79,36
Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (Ko) 25,6 29,2 28,1 82,9
Sumber: Hasil olahan data Berdasarkan tabel diatas yakni mengenai besar perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang dari tahun 2009 s/d 2011, nampak bahwa biaya modal dari hutang (Kd) rata-rata 102 %, biaya modal sendiri (Ke) rata-rata tertimbang sebesar 79,36 %, dan biaya modal rata-rata tertimbang sebesar 82,9 % setiap tahunnya, sehingga nampak bahwa biaya modal rata-rata tertimbang dalam 3 tahun terakhir mengalami fluktuasi signifikan 5.3 Analisis Perhitungan Return On Investment Capital (ROIC) Untuk menjalankan aktivitas operasional perusahaan, khususnya pada perusahaan PT Bank Sul-Selbar di Makassar, maka upaya yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan meningkatkan kontribusi laba guna mempertahankan kelangsungan atau kontinuitas hidup perusahaan, Oleh karena itu, maka perlu ada evaluasi mengenai tingkat laba yang dicapai. Dimana dalam penelitian tingkat
54
laba, perlu digunakan analisis return on investment (ROIC). Namun sebelum dilakukan analisis ROIC, maka terlebih dahulu akan ditentukan besarnya tingkat keuntungan yang diperoleh dari modal yang diinvestasikan (NOPAT) yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini. TABEL III BESARNYA TINGKAT KEUNTUNGAN (RETURN) DARI MODAL YANG DIINVESTASIKAN (NOPAT) DALAM JUTAAN RUPIAH Tahun
EBIT (Rp)
Pajak (Rp)
Nopat (Rp)
2009
282.950
87.516
195.434
2010
238.654
99.424
139.230
2011
242.266
107.212
135.054
Sumber : Hasil Olahan Data Berdasarkan nilai Nopat yang dicapai selama 3 tahun berikut terakhir ini, maka selanjutnya dapat ditentukan nilai ROIC untuk tahun 2009 s/d 2011 yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1.
Tahun 2009
Besarnya ROIC untuk tahun 2009 dapat ditentukan melalui perhitungan berikut ini : NOPAT ROIC = --------------------------------------------- x 100 % Jumlah modal yang diinvestasikan
ROIC
195.434 = --------------------------- x 100 % 4.607.456 = 4,241%
2.
Tahun 2010
55
Besarnya ROIC untuk tahun 2010 dapat ditentukan melalui perhitungan berikut ini :
ROIC
139.230 = --------------------------- x 100 % 6.261.930 = 2,223 %
3.
Tahun 2011
Besarnya ROIC untuk tahun 2011 dapat ditentukan melalui perhitungan berikut ini :
ROIC
135.054 = ------------------------ x 100 % 6.940.542 = 1,95 %
Berdasarkan hasil perhitungn tersebut diatas maka dapat ditentukan selisih WACC dan ROIC TABEL IV BESAR PERHITUNGAN WACC DAN ROIC TAHUN 2009 S/D 2011 Tahun
WACC (%) 2009 25,50 2010 29,20 2011 28,10 Rata-rata 27,60 Sumber : Hasil Olahan Data
ROIC (%) 4,24 2,22 1,95 2,80
SELISIH (%) 21,36 26,98 26,15 24,83
Berdasarkan tabel tersebut diatas, yakni perbandingan WACC dan ROIC terlihat adanya selisih fluktuasi secara signifikan, hal ini dapat dilihat bahwa rata-rata pertumbuhan WACC pertahun sebesar 27,60 % kemudian rata-
56
rata pertumbuhan ROIC pertahun sebesar 2,80 % dengan selisih yang rata-rata pertahun adalah sebesar 24,83 sehingga dari hasil perhitungan tersebut diatas maka dapat di simpulkan bahwa perusahaan dalam mengelolah usaha perbankan pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 21,36% dan pada tahun 20102011 mengalami kenaikan sehinggan dapat dikatakan Bank Sul-Selbar dapat memberikan Tambahan ekonomis dalam tiga tahun terakhir ini. 5.4 Analisis Nilai Keuangan Perusahaan dengan Metode Economic Value Eva Added (EVA). Untuk mengetahui seberapa seberapa besar nilai keuangan yang dicapai oleh perusahaan, maka dapat dilakukan dengan menggunakan metode economic value added (EVA). Metode economic value added adalah suatu analisis
yang
menguraikan
tentang
penilaian
kinerja
keuangan
yang
menggambarkan perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah. Dimana dalam melakukan pengukuran nilai keuangan perusahaan dengan menggunakan metode economic value added, maka dapat ditentukan melalui rumus berikut ini : 1. Tahun 2009 Besarnya Nilai economic value added (EVA) untuk tahun 2009 dapat ditentukan sebagai berikut : EVA = Net Operating Profit After Tax (NOPAT) – Cost Of Capital (COC) EVA = NOPAT – COC
57
Dari hasil persamaan rumus tersebut diatas, maka dapat dilakukan analisis economic
value added (EVA) yang dapat dilihat melalui perhitungan
berikut ini : EVA
= NOPAT – COC (Biaya Modal dari Hutang + Biaya Modal sendiri)
EVA09 = Rp. 195. 434 – ( 3,4% + 25,72 % ) = Rp. 195.404,88 2. Tahun 2010 Besarnya Nilai economic value added (EVA) untuk tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut : EVA10
=
Rp. 139.230 – (3,79 % + 28,56 %)
= Rp. 139197,65 3. Tahun 2011 Besarnya Nilai economic value added (EVA) untuk tahun 2011 dapat ditentukan sebagai berikut : EVA11 = Rp. 135.054 – ( 6,4 % + 25,08 % ) = 135022,52 Dari hasil perhitungan tersebut diatas, maka selanjutnya akan disajikan melalui tabel berikut ini :
58
TABEL V HASIL PERHITUNGAN NILAI KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE EVA TAHUN 2009 S/D 2011
TAHUN
NOPAT
2009 195.434 2010 139.230 2011 135.054 Rata-rata 156,573 Sumber : Hasil olahan data
WACC
COC
25,6 29,2 1,92 18,91
29,12 32,35 31,48 30,98
Nilai Keuangan Perusahaan Dengan Metode EVA 195.404,88 139.197,65 135.022,52 156.541.68
Dari data mengenai hasil perhitungan nilai keuangan perusahaan dengan menggunakan metode EVA, nampak bahwa pada tahun 2009 s/d tahun 2011 mengalami penurunan, salah satu penyebab terjadinya penurunan kinerja EVA yang dicapai perusahaan yaitu biaya modal yang ditanggung perusahaan dari tahun 2010 dan 2011 mengalami peningkatan meskipun pada tahun 2009 biaya modal mengalami penurunan. Namun perusahaan ini masih tetap beroperasi pada tingkat yang menguntungkan karena dalam biaya modalnya tidak terdapat minus.
59
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil Analisis dan pembahasan mengenai penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan Pendekatan EVA, maka selanjutnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil analisis nilai kinerja keuangan perusahaan menunjukkan bahwa nilai kinerja perusahaan pada tahun 2009 s/d 2011 mengalami penurunan hal ini diesebabkan adanya kenaikan biaya modal terhadap perusahaan. 2. Hasil Analisis WACC dan COC yang menunjukkan bahwa tingkat biaya modal rata-rata tertimbang dari laba bersih setelah pajak rata-rata pertahun sebesar 18.91 % sedangkan tingkat biaya modal rata-rata 30,98% 3. Berdasarkan hasil analisis nilai kinerja keuangan perusahaan menunjukkan bahwa nilai kinerja perusahaan mengalami fluktuasi secara signifikan, hal ini dapat dilihat bahwa rata-rata pertumbuhan WACC pertahun sebesar 27,60 % kemudian rata-rata pertumbuhan ROIC pertahun sebesar 2,80 % dengan selisih yang rata-rata pertahun adalah sebesar 24,83 sehingga dari hasil perhitungan tersebut diatas maka dapat di simpulkan bahwa perusahaan dalam mengelolah usaha perbankan pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 21,36% dan pada tahun 2010-2011 mengalami kenaikan sehinggan dapat dikatakan Bank Sul-Selbar dapat memberikan Tambahan ekonomis dalam tiga tahun terakhir ini.
60
6.2 Saran-saran Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan adalah sebagai berikut : 1) Disarankan agar perlunya perusahaan memperhatikan metode kinerja keuangan, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan perusahaan dalam menilai kenerja keuangan. 2) Untuk menjalankan aktivitas operasional perusahaan, maka disarankan agar perusahaan menurunkan beban bunga dan mengurangi modal pinjaman agar perusahaan dapat memperoleh kinerja yang efektif dan efisien.