BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Korea Selatan, atau sering disebut Hanguk
(한국) oleh masyarakat Korea
Selatan yang beribukota di Seoul merupakan negara yang bangun dari kemiskinan dan berubah menjadi negara berkembang. Korea yang membagi pemerintahannya dalam tiga bagian, yaitu yudikatif, eksekutif, dan legislatif baru-baru ini mendapat banyak perhatian dari masyarakat Korea itu sendiri maupun Luar Negeri. Korea semakin menunjukkan kiprahnya berkat adanya Korean Pop (K-Pop) atau sering disebut dengan Hallyu. Hallyu (Korean Wave/demam Korea) tidak hanya dalam bidang musik atau entertainment, tetapi juga mencangkup kebudayaan-kebudayaan lain, seperti gaya berpakaian, pendidikan, masakan, dan gaya bersosialisasi. Kebudayaan-kebudayaan Korea disampaikan melalui drama maupun film. Dari drama tersebut masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia dapat belajar bagaimana sikap orang Korea ketika berbicara maupun ketika berhadapan dengan orang yang lebih tua maupun seumuran. Selain etiket berbicara, gaya bersosialisasi masyarakat Korea, khususnya gaya bersosialisasi anak muda banyak dipengaruhi oleh budaya barat, seperti tidak menghiraukan orang lain dan hanya mementingkan diri mereka sendiri. 1
2
Belakangan ini drama Korea sedang marak di Indonesia maupun negara-negara lainnya. Korea banyak menampilkan drama komedi dan romatis. Dengan adanya drama tersebut, banyak orang yang dapat menguasai bahasa dan mengetahui kebudayaan Korea itu sendiri. Bahasa Korea merupakan bahasa serapan yang terdiri dari 70% bahasa Cina, 30% bahasa Korea, dan bahasa Inggris. Banyak masyarakat yang jatuh cinta pada negara Korea mengatakan bahwa bahasa Korea merupakan salah satu bahasa yang unik. Melalui bahasa yang unik dan enak untuk didengar, banyak masyarakat yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai bahasa Korea. Berawal dari minat menonton drama Korea, banyak masyarakat yang ingin mengetahui lebih mendalam mengenai bahasa Korea. Hal ini berdampak bagi kemajuan dalam bidang perekonomian maupun pendidikan. Kemajuan Korea Selatan kini telah menyamai atau bahkan melebihi negara tetangganya, yaitu Jepang yang dulunya disebut sebagai „Macan Asia‟. Kini Korea juga mendapat julukan sebagai „Macan Asia‟ atas kemajuan pesatnya dalam dunia perekonomian. Dengan kemajuan ekonomi, Korea juga semakin banyak menjalin kerjasama dengan negara-negara tetangga lainnya, salah satunya adalah Indonesia. Indonesia yang mendapat julukan negara pendidikan, kini menjalin kerjasama dalam bidang pendidikan dengan Korea Selatan dan ditambah lagi minat belajar bahasa Korea yang besar, semakin membuka peluang besar bagi Korea untuk mengajarkan kebudayaan Korea kepada Indonesia. Terkait dengan perkembangan ekonomi Korea yang semakin meningkat, walaupun laju ekonomi tahun 2013 mengalami perlambatan, tetapi Indonesia telah
3
melirik Korea sebagai partner bisnis masa depan. Direktorat Jenderal (Dirjen) Kerjasama Hubungan Internasional Kementerian Perdagangan ingin bekerjasama dengan Korea dan memanfaatkan kelebihan Korea ke berbagai belahan dunia. Dalam hal ini Indonesia dapat mengekspor otomotif dari timur tengah, selain itu pendidikan Indonesia juga sangat potensial untuk dimanfaatkan Korea. Saat ini perundingan pertama dan kedua antara Indonesia termasuk negara ASEAN lainnya dan Korea Selatan (K-CEPA) telah dilaksanakan pada 12 Juli 2012 dan pada 10-11 Desember 2012 di Jakarta. Pada kedua pertemuan tersebut, kedua negara menyepakati Terms of Reference (TOR) IK-CEPA yang didasarkan pada prinsip "common understanding (pemahaman bersama)". Sementara itu, perundingan ketiga diselenggarakan pada 29-31 Mei 2013 dengan fokus untuk menyelesaikan perundingan secara menyeluruh di tahun 2013.1 Selain perekonomian, saat ini budaya Korea tengah banyak diminati oleh masyarakat Indonesia, khususnya kalangan remaja. Kebudayaan Korea yang tengah populer di Indonesia saat ini adalah film, drama, musik, gaya berpakaian, dan lainlain. Pada awalnya, invasi kebudayaan korea ini hanya menjangkiti Cina. Di awal tahun 2000an, banyak anak muda Cina yang tergila-gila dengan segala hal yang berbau Korea mulai dari cara berpakaian, musik, hingga kebudayaan tradisional
1
http://finance.detik.com/read/2013/07/15/150327/2303111/4/korea-selatan-jadi-negara-maju-riburu-buru-merapat diunduh pada 4 April pukul 21:18
4
Korea. Kemudian invasi ini menjalar sampai ke Asia Tenggara termasuk Indonesia.2 Dengan adanya invasi, masyarakat Indonesia mulai tertarik untuk mengenal Korea lebih dalam, dan untuk lebih mengenal Korea, banyak masyarakat Indonesia khususnya para remaja belajar bahasa Korea. Dengan belajar bahasa Korea, masyarakat menjadi semakin percaya diri, karena dapat menulis huruf Korea, maupun berbicara dalam bahasa Korea. Untuk menyalurkan rasa keingintahuan akan bahasa Korea, banyak didirikan lembaga kursus bahasa Korea di Indonesia. Banyak didirikan Lembaga Pendidikan Kursus (LPK) yang mengajarkan bahasa Korea di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. LPK seperti Hangeul yang berlokasi di jalan Gejayan CT no.19, Depok, Sleman, Yogyakarta yang secara intensif mengajar bahasa Korea bagi masyarakat yang tertarik atau ingin memperdalam bahasa Korea, LPK Bina Insani yang didirikan untuk masyarakat yang ingin bekerja di Korea dan mengikuti Test of Proficiency in Korean (TOPIK), dan Korea Telecom (KT) Gongsin E-Learning Center yang mengajarkan bahasa Korea dengan cara yang menyenangkan dan menarik. Mengetahui tingginya minat masyarakat tentang bahasa Korea, pemerintah kini telah menjalin kerjasama dengan pemerintah Korea Selatan dalam bidang pendidikan, sehingga dibuka lembaga-lembaga non formal atau pendidikan formal. Salah satunya dengan didirikannya sebuah lembaga bahasa Korea yang bernama KT Gongsin ELearning Center (KT-GEC) yang terletak di Jalan Gowongan Kidul 17 Yogyakarta. 2
http://missdk.blogdetik.com/2013/02/27/budaya-k-pop-di-indonesia/#.U0f36vmSy5I diunduh pada 4 April pukul 21:20
5
Lembaga non formal ini mengajarkan bahasa Korea dengan lima metode pembelajaran, menulis, membaca, mendengar, berbicara, dan tata bahasa. Setiap pembelajaran, para mentor menggunakan alat pendukung pembelajaran, seperti proyektor, audio, dan dilengkapi dengan internet untuk membuat kegiatan belajar mengajar terasa semakin menyenangkan, menarik, dan interaktif, sehingga memudahkan mentor maupun siswa untuk berinteraksi secara langsung dan melihat berbagai contoh percakapan dari video yang diputarkan. Selain itu, siswa juga diharuskan membuat kalimat di setiap akhir bab dan mengulang pembicaraan yang didengar melalui audio. Untuk semakin menambah kesenangan dalam belajar bahasa Korea, KT-GEC menawarkan kelas memasak dan kelas kebudayaan di setiap pertemuan ke empat dan pertemuan ke delapan. Selain itu, untuk lebih mengenal kebudayaan Korea, KT-GEC juga membuka warung masakan Korea yang menunya diminati oleh masyarakat Indonesia, khususnya Yogyakarta. KT-GEC juga mempunyai native speaker yang datang untuk melatih percakapan bahasa Korea para siswa. Kelas berbicara ini diadakan pada bulan Desember-Februari, kelas ini bernama Winter Class dan Annyeong Eonni (안녕 언니). Sebagian besar siswa yang belajar bahasa Korea di KT-GEC mengenal bahasa Korea melalui drama maupun program-program Korea, seperti Running Man dan Dad Where Are You Going. Minat belajar bahasa Korea yang semakin besar yang diikuti oleh adanya ketertarikan mengenai bahasa Korea dan banyak artis Korea yang mengadakan
6
konser di Indonesia, hal tersebut semakin menambah minat siswa untuk belajar bahasa Korea. KT-GEC juga mempunyai suatu organisasi Korean Friends (KFriends) yang membicarakan masalah atau hal-hal yang tengah menarik perhatian masyarakat Korea, maupun dunia dan perkumpulan ini beranggotakan para penggemar K-Pop. Perkumpulan
ini
mempunyai
bidang
pembicaraan
masing-masing,
seperti
kebudayaan, pariwisata, industri, pendidikan, dan lain-lain. Para siswa yang belajar bahasa Korea di KT-GEC sebagian besar adalah siswa yang terkena dampak fenomena arus penyebaran kebudayaan Korea. Banyak siswa yang ingin belajar bahasa Korea di KT-GEC karena di setiap tahunnya KT-GEC mendatangkan native dan KT-GEC juga membuka kelas TOPIK
dan program
Summer School ke Korea. Para siswa yang terkena dampak Korea sangat tertarik belajar di KT-GEC, karena siswa dapat bertemu langsung dengan orang Korea dan mendapatkan fasilitas belajar yang menyenangkan dengan menggunakan teknologi berbasis internet. Selain itu banyak siswa yang belajar bahasa Korea karena ingin mendapatkan beasiswa ke Korea, sebagai contohnya adalah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ingin melanjutkan kuliah di Korea dan ingin mendapatkan nilai TOPIK yang memuaskan mengambil kelas privat bahasa Korea secara intensif dan untuk mengasah bahasa Korea. Berkat belajar bahasa Korea di KT -GEC kemampuan bahasa Korea semakin meningkat dan semakin percaya diri untuk berbicara kepada orang Korea. Selain itu, KT-GEC juga bekerja sama dengan Yonsei University dan
7
Korea Telecom (KT) yang mempunyai banyak program menarik bagi siswa yang ingin belajar dan mengenal Korea. Sehubungan dengan besarnya minat masyarakat Yogyakarta, khususnya pelajar yang belajar bahasa Korea, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana metode pengajaran bahasa Korea di KT -GEC dan apa saja manfaat yang diperoleh KT-GEC sebagai lembaga pendidikan non formal bahasa Korea. Penelitian ini hanya akan membahas mengenai metode pembelajaran bahasa Korea. Hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk penulisan tugas akhir dengan judul: “METODE PENGAJARAN BAHASA KOREA DI KT GONGSIN E-LEARNING CENTER.”
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana metode pengajaran bahasa Korea di KT Gongsin E-Learning Center? 2. Apa saja manfaat yang diperoleh KT Gongsin E-Learning Center sebagai lembaga pendidikan non formal bahasa Korea?
8
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Mendeskripsikan metode pengajaran bahasa Korea di KT Gongsin E-Learning Center bagi mahasiswa yang ingin belajar bahasa Korea. 2. Mengetahui apa saja manfaat yang diperoleh KT Gongsin E-Learning Center sebagai lembaga pendidikan non formal bahasa Korea.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penyusunan tugas akhir ini: 1. KT Gongsin E-Lerning Center Sebagai bahan evaluasi dan perbaikan dalam metode pengajaran di masa yang akan datang, khusunya dalam bidang belajar mengajar. 2. Mentor Sebagai bahan acuan belajar mengajar agar kelas terasa menyenangkan dan efektif. 3. Pembaca Menambah pengetahuan mengenai KT Gongsin E-Learning Center sebagai lembaga non formal bahasa Korea yang menyediakan kelas bahasa Korea yang menyenangkan dan berbeda dari yang lain.
9
1.5 Metode Penelitian Dalam penelitian ini terdapat tiga cara untuk mengumpulkan data. Cara tersebut adalah sebagai berikut: a. Observasi Observasi dilakukan saat penulis melakukan pengajaran di KT Gongsin ELearning Center jalan Gowongan Kidul 17 Yogyakarta. Bentuk observasi yang dilakukan adalah mengamati dan telibat sebagai pengajar bahasa Korea. b. Wawancara Wawancara dalam bentuk percakapan langsung kepada siswa yang belajar bahasa Korea di KT Gongsing E-Learning Center. Pertanyaan yang diajukan berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun. Melalui wawancara akan diperoleh informasi yang akan menjadi bahan pembahasan dalam penelitian ini. c. Studi Pustaka Selain teknik observasi dan wawancara, dilakukan juga studi pustaka dengan mencari melalui buku-buku pustaka dan melalui pencarian lewat media informasi elektronik yang isinya berkaitan dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, informasi umum dicari melalui website KT Gongsin E-Learning Center Yogyakarta.
10
1.6 Batasan Masalah Permasalahan yang diajukan ager lebih terarah dan tidak menimbulkan kesimpangsiuran dalam penafsiran perlu adanya pembatasan. Dalam hal ini penelitian dibatasi pada: 1. Analisis metode pengajaran di KT Gongsin E-Learning Center. 2. Data yang dianalisis hanya metode pengajaran pada kelas budaya dan bahasa di KT Gongsin E-Learning Center.
1.7 Tinjauan Pustaka Berikut adalah paparan pustaka yang menjadi acuan penulisan Tugas Akhir terkait metode pengajaran di KT Gongsin E-Learning Center. Berdarsarkan informasi yang ada, penelitian tentang Metode Pengajaran di Korea Telecom (KT) Gongsin E-Learning Center belum pernah dilakukan. Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Rya Rosantika (2013) jurusan bahasa Korea dengan judul Bentuk Pelayanan Costumer di Divisi Costumer Information Center LotteMart Wholesale Yogyakarta. Permasalahan yang dianalisi adalah mengetahui bentuk layanan-layanan costumer atau pelanggan di Divisi CIS LotteMart Wholesale Yogyakarta dan mengetahui apa saja kendala yang dihadapi divisi tersebut di dalam memberikan pelayanan yang berupa informasi kepada pelanggan.
11
Berbeda dengan penelitian di atas, penelitian ini mengambil judul Metode Pengajaran di Korea Telecom (KT) Gongsin E-Learning Center. Penelitian ini mengkaji tentang metode-metode pengajaran dan manfaat KT Gongsin ELearning Center sebagai lembaga pendidikan non formal bahasa Korea.
1.8 Landasan Teori a. Metode Ceramah Penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Metode ini banyak digunakan dalam kegiatan belajar mengajar agar siswa mengerti dan memahami mengenai materi yang tengah diajarkan pada saat itu. Banyak dari para pengajar yang menggunakan metode ini karena metode ini dianggap sangat efektif dan sangat membantu dalam menyampaikan materi secara padat dan jelas.
b. Metode Tanya Jawab Metode ini merupakan metode interaksi dua arah antara guru dan siswa, memerlukan teknik bertanya oleh guru yang juga mampu membangun
12
situasi yang kondusif. Hal ini dapat membuat siswa menjadi semakin aktif bertanya dan dapat menjadi semakin tahu mengenai informasi-informasi baru.
c. Metode Diskusi Metode penyampaikan materi secara problematis untuk melatih siswa mengembangkan keterampilan berkomunikasi. Metode ini dapat diterapkan untuk siswa agar dapat menciptakan kekompakan kelompok dengan bekerjasama untuk berpikir dan berpendapat dengan teman sekelas. Dalam menerapkan metode ini pengajar sebaiknya meminta sekelompok siswa untuk membuat karya yang dalam setiap kelompok mempunyai pendapat dan hasil yang berbeda.
d. Metode Kerja Kelompok Metode dimana guru menyediakan materi dan mengkondisikan siswa dalam suatu kelompok yang heterogen. Heterogen adalah terdiri atas berbagai unsur yang berbeda sifat atau berlainan jenis; beraneka ragam (Kamus Besar Bahasa Indonesia Android 4.0.0). Pembentukan kelompok heterogen memberi kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung sehingga memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang
13
berkemampuan akademis tinggi, diharapkan dapat membantu anggota kelompok yang lain.
e. Metode Pemberian Tugas Metode ini dapat merangsang siswa untuk aktif belajar, baik secara individual maupun kelompok. Dengan adanya pemberian tugas, siswa diajak untuk mengulang pelajaran yang telah dipelajari pada hari itu. Maksud dari metode ini adalah untuk mengulang informasi yang telah mereka dapat dan untuk membuat siswa lebih mengenal dan mengetahui lebih dalam mengenai pengetahuan-pengetahuan yang telah mereka dapatkan ataupun yang akan mereka dapatkan. Misalnya siswa diberikan informasi mengenai cara membuat suatu kalimat dengan menggunakan tata bahasa yang diberikan pada siswa saat pelajaran berlangsung. Dengan diadakannya metode pemberian tugas ini, siswa dapat mengetahui lebih dalam mengenai tata bahasa maupun kosa kata yang digunakan pada saat membuat kalimat baru.
f. Metode Demonstrasi Metode guna memperagakan atau menunjukkan suatu prosedur, proses, situasi benda tertentu dalam bentuk asli atau tiruan. Dalam metode ini siswa diajak untuk berimajinasi mengenai hal-hal yang diajarkan oleh pengajar.
14
Pengajaran metode ini sangat menyenangkan karena siswa mempunyai banyak imajinasi mengenai hal-hal yang dipelajari.
g. Metode Eksperimen Metode
untuk
mengaktifkan
siswa
dengan
mengalami
dan
membuktikan sendiri proses dengan hasil percobaan. Metode ini mengajak siswa untuk aktif dalam berkegiatan membuat sesuatu hal yang baru dan dengan adanya metode tersebut siswa dapat belajar sambil bermain dengan menggunakan kreasi mereka masing-masing.
h. Metode Simulasi Metode yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan menirukan keadaan sebenarnya ke dalam situasi buatan. Dengan adanya metode ini siswa diajak untuk mencoba hal-hal baru yang mungkin belum pernah mereka alami sebelumnya.
i. Metode Inkuiri (Penemuan) Disebut metode penemuan yang dirancang oleh pengajar sesuai dengan kemampuan dan tingkat perkembangan intelektual siswa, serta untuk
15
mengurangi ketergantungan siswa kepada guru dalam mengajar. Inkuiri merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu (dikutip dari artikel David L. Haury, Teaching Science Through Inquiry (1993) oleh Alfred Novak). Dengan kata lain, inkuiri berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu (Haurry, 1993). Menurut Mulyani Sumantri (1999) Metode Inkuiri (penemuan) adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan informasi dengan bantuan guru.
j. Metode Pembelajaran Terpadu Suatu metode dengan mengajukan suatu masalah oleh guru untuk dicari solusinya melalui berbagai bidang studi, untuk melatih siswa berpikir secara komprehensif. Komprehensif adalah bersifat mampu menangkap atau menerima dengan baik (Kamus Besar Bahasa Indonesia Android 4.0.0). Metode pembelajaran terpadu ini dapat membuat siswa didik menjadi lebih berwawasan luas dan dapat mendorong berkembangnya kemampuan belajar dalam aspek afektif dan psikomotorik. Aspek afektif atau intelektual
16
adalah mengenai sikap, minat, dan emosi siswa. Klasifikasi tujuan domain afektif terbagi menjadi lima menurut Krathwol (1964): a. Penerimaan Mengacu pada kemampuan dengan memperhatikan dan memberikan respon terhadap stimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif. b. Pemberian respon atau partisipasi Satu tingkat di atas penerimaan dan dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif. c. Penilaian atau penentuan sikap Mengacu pada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak, atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklarifikasi menjadi “sikap dan opresiasi”. d. Organisasi Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sisitem nilai internal, mencangkup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.
17
e. Karakterisasi atau pembentukan pola hidup Mengacu kepada karakter dan daya hidup seseorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial, dan emosi jiwa.
Aspek psikomotorik adalah kemampuan yang menyangkut kegiatan otot dan fisik. Klasifikasi tujuan domain afektif terbagi menjadi lima menurut Davc (1970), misalnya terdiri dari: a. Peniruan Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respon serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna. b. Manipulasi Menekankan
perkembangan
kemampuan
mengikuti
pengarahan,
penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.
18
c. Ketetapan Memerlukan kecermatan, proporsi, dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum. d. Artikulasi Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di antara gerakan-gerakan yang berbeda. e. Pengalamiahan Menurut tingkah laku
yang ditampilkan dengan paling sedikit
mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.
k. Metode Latihan Keterampilan Metode merupakan cara mengajar dengan memberikan latihan keterampilan dan mengajak untuk terjun langsung untuk dapat melihat proses sesuatu. Metode ini dinilai ampuh untuk menstimulasi kemampuan siswa untuk mencoba hal-hal baru dan dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa.
19
1.9 Sistematika Penulisan Tugas
Akhir
berupa
laporan
penelian
yang
berjudul
“METODE
PENGAJARAN BAHASA KOREA DI KOREA TELECOM (KT) GONGSIN ELEARNING CENTER” akan disajikan dalam bab: 1. BAB I berupa pendahuluan. Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, dan sistematika penulisan. 2. BAB II berupa gambaran umum KT Gongsin E-Learning Center Yogyakarta, lokasi, dan sejarah singkat berdirinya Gongsin. 3. BAB III beisi tentang metode-metode pengajaran bahasa Korea di KT Gongsin E-Learning Center. 4. BAB IV merupakan bab terakhir yang menutup penulisan tugas akhir berupa kesimpulan dan saran.