BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi informasi dan demokratisasi saat ini,
media massa
memegang peranan penting dalam kehidupan hukum, sosial, politik dan ekonomi di tanah air. Tidak sedikit anggota masyarakat yang berpendapat media massa berperan atau berfungsi sebagai pilar ke 4 (empat) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, setelah legislatif, eksekutif dan yudikatif. Hal ini karena media massa dapat mengarahkan perilaku suatu masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Masyarakat dapat menerima atau menolak suatu kebijakan maupun suatu produk karena dipengaruhi oleh pemberitaan maupun informasi yang disampaikan secara terus menerus di media massa. Sebuah kasus hukum akan mendapatkan prioritas penanganannya oleh aparat penegak hukum apabila mendapat perhatian yang cukup kuat dari masyarakat dan pemerintah. Sebuah kasus hukum akan mendapatkan perhatian dan sorotan dari masyarakat dan aparat pemerintahan apabila diberitakan atau mendapat sorotan yang cukup kuat dari media massa. Menurut Theaker3 besarnya pengaruh media massa salah satunya karena media massa
mempunyai kemampuan membentuk opini publik sekaligus
memiliki kekuatan untuk menentukan apa yang dilihat, dibaca dan didengarkan masyarakat secara umum, atau yang biasa disebut dengan fungsi agenda setting
3
Theaker, 2004, Public Relations Handbook Second Editions, Roudledge. Oxfordshire, hlm 147.
12
media. Fungsi tersebut menjadi sangat penting sebab media massa menentukan hal-hal apa saja yang dianggap mempunyai nilai berita ataupun newsworthy untuk disampaikan kepada publik.
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat lebih banyak memperbincangkan apa yang disajikan media massa dalam pemberitaannya. Hal ini, menurut Holtz4 dikarenakan masyarakat melihat media massa sebagai satu dari sejumlah kecil sumber yang kredibel untuk memperoleh informasi mengenai peristiwa yang sedang terjadi saat ini. Sebagai contoh, maraknya pembicaraan masyarakat terhadap tindakan kejahatan seksual yang dilakukan oleh petugas cleaning service terhadap anak-anak didik sekolah taman kanak-kanak Jakarta International School (JIS), adalah karena kasus kejahatan seksual tersebut mendapatkan pemberitaan yang terus menerus dari masyarakat. Demikian halnya kasus penyalahgunaan jabatan mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) sewaktu menjadi Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak sepuluh tahun silam, baru ramai dibicarakan tahun 2014 ini setelah media massa di Indonesia memberitakan pernyataan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad dalam konferensi pers khusus, yang menyampaikan status tersangka mantan Dirjen Pajak yang baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai Ketua BPK RI.
Besarnya pengaruh media massa dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara sejalan dengan fungsi yang dimiliki media massa sebagaimana yang disampaikan Harold D. Laswell dan Charles Wright. Kedua pakar Komunikasi
4
Holtz, S 2002, Public Relations on the Net second Editions, Amacom, New York, hlm 158.
13
ini menyebutkan media massa memiliki 4 fungsi sosial. 4 Fungsi sosial tersebut yaitu (1) pengamatan sosial (social surveillance), (2) korelasi sosial (social correlation), (3) sosialisasi (socialization), dan (4)hiburan (entertainment). Fungsi pengamatan sosial merujuk pada upaya penyebaran informasi seputar peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan sosial dengan tujuan kontrol sosial; fungsi korelasi sosial merujuk pada upaya pemberian interpretasi dan informasi yang menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lain dengan tujuan mencapai konsensus; fungsi sosialisasi merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai dari satu generasi atau kelompok ke generasi atau kelompok lainnya; sedangkan fungsi hiburan merujuk pada upaya untuk memberikan informasi dalam berbagai variasi berita yang bertujuan untuk memberikan hiburan bagi masyarakat5
Selain 4 fungsi yang disampaikan oleh Harrold Laswel dan Charles Wright, media massa juga memiliki fungsi strategis bagi masyarakat atau khalayak, yaitu fungsi menyiarkan informasi (to inform), fungsi mendidik (to educate), fungsi menghibur (to entertain), dan fungsi mempengaruhi (to influence)6. Fungsi mempengaruhi (to influence) merupakan salah satu fungsi penting yang dimiliki oleh media massa, yang seringkali dikaitkan dengan fungsi agenda setting. Douglas Carter, pengarang buku The Fourth Branch of Government, menjelaskan fungsi agenda setting pers sebagai berikut7: Kekuatan esensial dari pers adalah terkait dengan kapasitasnya dalam memilih apa yang menjadi berita. Setiap hari di kota Washington, ada puluhan ribu kata diucapkan yang dianggap penting oleh mereka yang mengucapkannya. Ada ratusan peristiwa terjadi setiap hari dan peristiwa 5
Naina, et al, 2008, 75 Tahun M Alwi Dahlan: Manusia Komunikasi, Komunikasi Manusia. Penerbit Buku Kompas, Jakarta. hlm 463. 6 Effendy, 1994, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya: Bandung, hlm 150. 7 Latimore, et al, 2010,Public Relations Profesi dan Praktik edisi 3, Salemba Humanika, Jakarta. hlm 201
14
tersebut dianggap layak untuk diberitakan oleh mereka yang mengadakannya. Pers mempunyai kekuatan untuk memilih – memutuskan peristiwa mana yang akan ditempatkan di halaman pertama atau yang akan menjadi berita utama TV dan berita mana yang diabaikan. Menurut Undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers8, pers atau media massa adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar,serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. Sedangkan Perusahaan Pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan informasi. Media massa sendiri terdiri dari tiga kategori besar, yaitu media cetak, media elektronik dan media online. Media cetak melingkupi surat kabar, tabloid, newsletter, majalah, buletin, dan buku; media elektronik melingkupi televisi, radio dan film; sedangkan media online melingkupi website internet yang saat ini tengah digandrungi oleh anggota masyarakat yang berusia di bawah 20 tahun. Selain fungsi dan peranan di atas, yang tidak kalah pentingnya media massa saat ini juga berfungsi sebagai sarana memperkuat ekonomi dan bisnis. Dengan perusahaan pers yang dapat menghasilkan produk dari media massa yang dipercaya publik. Produk media massa seperti surat kabar, tabloid atau portal
8
Admin , 1999, Undang-undang No 40 Tahun 1999 Tentang Pers, http://www.komisiinformasi.go.id/asset/data/arsip/UU_No_40_tahun 1999_tentang Pers. Pdf, Jakarta
15
berita (media online), dapat berfungsi sebagai roda yang dapat mendatangkan keuntungan materi yang cukup banyak bagi para pengelola dan pemilik modalnya. Keuntungan diperoleh selain dari hasil penjualan produk media cetak itu sendiri juga diperoleh dari biaya pemasangan iklan oleh para pemasang iklan setelah dikurangi biaya produksi atau biaya operasional perusahaan.
Itu
sebabnya, banyak kelompok masyarakat khususnya kalangan pemilik modal, berlomba-lomba untuk ambil bagian mendirikan perusahaan pers. Ada kelompok masyarakat yang serius, sabar dan penuh ketekunan menggeluti dan menjalankan perusahaan pers. Ada juga yang sekedar ikut-ikutan baik karena pengaruh masa kampanye politik (pemilihan kepala daerah, pemilihan anggota legislatif dan pemilihan presiden), atau karena sakit hati sering diberitakan negatif oleh kelompok media massa lainnya, maupun karena ingin ikut menangguk keuntungan materi.. Kelompok masyarakat yang serius dan sabar dalam menggeluti bisnis dan kegiatan operasional perusahaan pers itulah yang biasanya mampu bertahan bahkan menjelma menjadi kelompok usaha dan bisnis yang menguntungkan. Bahkan keuntungan yang besar dan terus menerus dari perusahaan pers tersebut menjadikan perusahaan tersebut semakin besar dan dapat melakukan diversifikasi usaha. Salah satu kelompok pemilik modal yang serius dan sabar dalam mengelola perusahaan
pers
sehingga
menjelma
menjadi
institusi
bisnis
yang
menguntungkan dan disegani di Indonesia adalah perusahaan pers Kompas Gramedia Group atau biasa dikenal dengan nama Kelompok Kompas Gramedia. Atau Kompas Gramedia Group. Perusahaan pers Kompas Gramedia saat ini 16
sudah menjadi konglomerasi bisnis media. Perusahaan pers ini pertama kali didirikan oleh PK Ojong dan Jakob Oetama. Menurut Sularto9Kelompok Usaha Kompas Gramedia ini, pertama kali didirikan pada tanggal 1 Juli 1963 melalui pendirian majalah Intisari oleh PK Ojong, Jakob Oetama serta Adisubrata. Namun menurut situs Wikipedia yang mengutip website dari Kelompok Usaha Kompas Gramedia, kelompok usaha ini pertama kali didirikan pada 28 Juni 1965 oleh Jokob Oetama dan PK Ojong. Situs Wiki Pedia sendiri menenggarai berdirinya kelompok usaha Kompas Gramedia, adalah bersamaan dengan diterbitkannya Koran atau Harian Umum Kompas pada 28 Juni 1965. Selama berpuluh puluh tahun, kelompok usaha Kompas Gramedia Group dikenal sebagai perusahaan konglomerasi media yang menguasai bisnis pers atau media massa di tanah air mulai dari hulu seperti percetakan, pabrik kertas, hingga hilir seperti penerbitan, toko buku, jasa pengiriman, jasa penyelenggaraan pameran. Kelompok Usaha Kompas Gramedia juga mendirikan anak-anak perusahaan pers yang khusus mengelola media massa cetak baik koran maupun majalah atau tabloid yang terbit dan diedarkan di daerah-daerah dan kota-kota besar di seluruh Indonesia. Salah satu anak perusahaan pers yang menerbitkan dan mengelola media massa daerah adalah PT Metrogema Media Nusantara, dengan produk medianya diberi merek Harian Umum Warta Kota. Harian Warta Kota beserta perusahaan penerbitnya, PT Metrogema Media Nusantara, didirikan pada tahun tahun 1998. Koran ini dikhususkan untuk memuat berbagai berita yang 80 % (delapan puluh persennya) adalah berita seputar permasalahan metropolitan khususnya daerah Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi 9
ST Sularto,2012,Syukur Tiada Akhir Jejak Langkah Jakob Oetama, Penerbit Buku Kompas,Jakarta, 94.
17
(Jabodetabek). Sisanya berita yang berkaitan dengan permasalahan Nasional dan sebagian kecil berita tentang masalah Internasional. Sementara pembacanya juga ditujukan kepada masyarakat yang tinggal di wilayah Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dengan strata sosial ekonomi atas hingga menengah atau kelas A, B hingga C. Keberadaan Perusahaan Pers Kelompok Usaha Kompas Gramedia dengan ratusan media massa nya baik cetak maupun elektronik telah ikut menggerakan roda perekonomian daerah dan nasional di Indonesia. Ribuan tenaga kerja terserap sebagai karyawan Kelompok Kompas Gramedia. Ribuan orang lagi ikut menikmati manisnya kegiatan ekonomi KKG baik sebagai agen koran, pengecer, loper, biro iklan, dan sebagian lagi sebagai tenaga lepas (oursourching), serta bidang lainnya. Pendapatan dari kelompok usaha Kompas Gramedia Group ini bukan hanya dari penjualan atau sirkulasi media massa cetak yang dijualnya kepada masyarakat pembaca baik yang berlangganan maupun membeli secara eceran, melainkan juga dari pemasangan Iklan. Menurut data dari persatuan perusahaan periklanan Indonesia (PPPI), media-media massa cetak dari kelompok Kompas Gramedia (KKG) adalah penyerap dana iklan terbesar di bidang media massa cetak. Pada tahun 2010 saja, Harian Kompas meraih kue iklan terbesar di surat kabar dengan nilai Rp 2,26 trliun selama tahun 2010. Sementara Harian Jawa Pos sebesar Rp 994 miliar diikuti oleh seputar Indonesia (Sindo) sebesar Rp 950 miliar10.
10
Alif,2010, Dinamika Media dan Pertumbuhan Pesat Periklananm. Media scene the official guide to advertsing media in Indonesia, volme 22:2010/2011, Jakarta.hlm 36.
18
Diluar pendapatan dari harian atau koran Kompas, pendapatan perusahaan pers Kompas Gramedia, juga masuk peringkat dengan pendapatan paling besar dari sektor tabloid. Sedangkan pendapatan iklan terbesar di sektor majalah diperoleh oleh majalah Femina11 Pendapatan dari Iklan dan penjualan koran dan produk media massa itulah yang membuat banyak pelaku usaha dari kelompok usaha lainnya
tertarik
menanamkan modal usahanya di bidang jasa dan produk penerbitan.. Menyadari bisnis dari penerbitan berita media massa sangat menggiurkan, kelompok Usaha Kompas Gramedia ini juga terus mengembangkan sayapnya, dengan terus memunculkan media-media baru dengan terlebih dahulu mengadakan riset yang dalam dan matang, sehingga media massa yang dimunculkanya lebih bermutu dan sukses di pasaran. Meski ada juga beberapa media massa yang mati atau sengaja dimatikan di tengah jalan seperti Majalah Komputer Aktif, Tabloid Citra, Majalah Seru, Tabloid Pramuka, Tabloid Raket, Majalah Jakarta Jakarta dan Majalah Tiara. Untuk tetap menguasai pasar bisnis media massa cetak di Indonesia, Kelompok Perusahaan Pers Kompas Gramedia ini selain menerbitkan mediamedia baru baik yang umum seperti koran maupun yang segmented seperti majalah dan tabloid, juga berusaha untuk mengakuisisi atau membeli perusahaan pers yang dianggap dapat mengganggu media massa cetak hasil produksinya yang sudah eksis lebih dahulu di pasaran. Sekiranya, perusahaan pers di luar anggota perusahaan pers Kompas Gramedia tersebut dibiarkan hidup tapi dikuasai kelompok usaha lain, hal ini dianggap dapat mengganggu eksistensi
11
Ibid, hlm43.
19
bisnis koran yang sejenis yang dimiliki atau dihasilkan dari Perusahaan Pers Kelompok Kompas Gramedia. Setidaknya, kue iklannya harus dibagi kepada perusahaan pers yang bukan anggota Kompas Gramedia. B. Rumusan Permasalahan Sebagaimana yang disebutkan di atas, salah satu unit usaha dari Perusahaan Pers Kelompok Usaha Kompas Gramedia atau KKG adalah perusahaan yang menerbitkan dan mengelola media massa di daerah dan kota-kota besar di Indonesia. Salah satu perusahaan tersebut adalah PT Metrogema Media Nusantara. Perusahaan pers yang didirikan pada tahun 1998 ini menerbitkan dan mengelola distribusi dan pemasangan serta pemasukan iklan koran Warta Kota. Menurut Wikipedia12Warta Kota merupakan salah satu surat kabar atau harian umum yang terbit di Jakarta, dengan tema bebas meskipun basisnya tetap pada berita perkotaan,dengan bahasan pada segala masalah yang terjadi ataupun berkaitan dengan persoalan perkotaan dan segala tingkah polah manusianya. Adapun isi maupun berita atau Pilihan menu berkisar antara olahraga, selebritas dan hot topics Harian Warta Kota dimaksudkan untuk menjadi media khas bagi warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan sekitarnya yang diharapkan dapat menjadi panduan warga dalam melihat dan menjalani hak-hak dan kewajibannya. Harian Warta Kota diharapkan menjadi jembatan sesama masyarakat, antara masyarakat dengan pemerintah (daerah dan wilayah) serta semua aparat yang memberikan pelayanan. Juga menjadi medium yang mempertemukan masyarakat sebagai konsumen dengan berbagai penyedia jasa pelayanan perdagangan, industri, hiburan, dan semua kebutuhan mereka.
12
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Kompas Gramedia.
20
Sebelum Perusahaan pers PT Metrogema Media Nusantara berdiri dengan menghasilkan produk persnya Koran Warta Kota, sudah ada koran sejenis yang oplahnya paling tinggi dengan iklan barisnya paling banyak adalah koran Pos Kota yang diterbitkan oleh perusahaan pers PT Media AntarKota Jaya yang beralamat di JL Gajah Mada No. 98 – 100 Jakarta Barat 11140. Koran ini dimiliki dari kelompok perusahaan pers lain yang masih memiliki hubungan dengan mantan menteri penerangan di era Presiden Soeharto, H. Harmoko. Perusahaan penerbit dan pengelola Koran Pos Kota juga memiliki anak perusahaan yang menerbitkan koran Sore Harian Terbit. Baik Koran Pos Kota maupun Harian Terbit beredar di wilayah Jakarta dan sebagian kecil di wilayah Bogor Tangerang, Depok dan Bekasi. Baik Koran Pos Kota maupun Harian Terbit ditujukan untuk masyarakat perkotaan yang ada diwilayah Jabodetabek dari kalangan kelas menengah ke bawah. Pada 5 (lima) tahun awal berdirinya Koran Warta Kota,
sirkulasi dan
distribusi serta pemasukan koran ini terengah-engah alias mengalami masa-masa sulit. Namun berkat pengalaman, kesabaran, keuletan managemen kelompok perusahaan Pers Kompas Gramedia yang panjang, keahliannya dalam mengelola bisnis penerbitan dan keredaksian koran, didukung oleh sumber dana yang kuat, Warta Kota, mampu melewati masa-masa sulit. Saat ini Koran Warta Kota menempati peringkat kedua sebagai koran metropolitan terbanyak sirkulasi dan pembacanya di wilayah Jabodetabek13. Sementara peringkat pertama masih
13
Media Scene the official guide to advertisin media in Indonesia,, 2011, PRSNI, ATVSI, SPS, Jakarta
21
diduduki koran Pos Kota. Sedangkan, peringkat ketiga ditempati koran Berita Kota. Bila dilihat dari cakupan pemberitaan yang bersifat nasional dan umum koran yang beredar di wilayah Jabodetabek dan paling banyak oplahnya, peringkat pertama diduduki Koran Kompas, kedua ditempati koran khusus sepak bola Top Skor, tempat ketiga diduduki Pos Kota, tempat keempat dan kelima diisi oleh Warta Kota dan Berita Kota. Di luar Berita Kota dan Koran Warta Kota, Koran umum yang terbit dan beredar pagi hari di wilayah Jabodetabek terdiri dari Kompas, Republika, Media Indonesia, Seputar Indonesia (Sindo), Media Indonesia, Radar Bogor, dan Top Skor, Koran Jakarta, Koran
Lampu Hijau, Indopos, koran khusus berbahasa
Inggris Jakarta Post, dan Rakyat Merdeka.
Koran yang terbit sore hari dan
beredar di wilayah Jakarta dan sekitarnya
adalah Koran Suara Pembaruan,
Koran Harian Terbit serta Sinar Harapan.. Koran khusus ekonomi seperti Bisnis Indonesia, Harian Kontan, Investor Daily, Indonesia Financial Today, dan Harian Neraca juga terbit dan sebagian besar beredar di wilayah Jakarta.. Sementara koran yang banyak beredar di wilayah Jabodetabek dan berkantor di Jakarta serta segment pasar dan beritanya lebih banyak masalah metropolitan Jabodetabek selain Warta Kota, ada Berita Kota, Pos Kota, Lampu Hijau, Harian Non Stop, dan Koran Jakarta serta Indopos. Sementara untuk wilayah pinggiran Jakarta, namun masih wilayah Jabodetabek ada Radar Bogor, Radar Bekasi, Radar Tanggerang, Radar Tangerang Selatan, yang kesemuanya dimiliki oleh kelompok Usaha Jawa Pos yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Dahlan Iskan, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara 22
(BUMN) Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II Pimpinan Dr. Susilo Bambang Yudhoyono. Seiring dengan meningkatnya oplah dan sirkulasi Warta Kota, membuat sebagian koran sejenis yang menjadi pesaingnya
seperti Pos Kota menurun
tirasnya. Demikian halnya dengan koran Lampu Hijau. Namun ada koran sejenis Warta Kota yang oplahnya juga mengalami penaikan seiring dengan kenaikan oplah dari koran Warta Kota. Koran tersebut adalah Koran yang bernama Berita Kota. Di sisi lain, banyaknya perusahaan pers maupun media massa atau pers yang mengelola produk media massa seperti koran dan media online, tentu saja menguntungkan masyarakat. Selain pengelola media massa akan menjaga dan berusaha meningkatkan kualitas dari isi berita dan penampilan media massa itu sendiri, masyarakat juga akan memiliki banyak pilihan terhadap informasi yang akan dipilih atau diserapnya. Selain itu, dengan banyaknya institusi media massa dan banyaknya produk media massa yang dipasarkan maupun dijual ke masyarakat menjadikan harga dari suatu produk media massa itu sendiri bersaing. Adanya persaingan itu biasanya selain meningkatkan kualitas dari isi pemberitaan dan penampilan media massa, juga akan terjadi penurunan harga jual dari produk media massa itu sendiri. Sehingga masyarakat akan mudah memperoleh informasi dari media massa atau pers tanpa harus mengeluarkan dana yang besar. Hal yang sama berlaku bagi masyarakat pemasang iklan. Semakin tinggi tingkat persaingan bisnis di kalangan perusahaan pers, akan menjadikan biaya untuk setiap pemasangan iklan juga akan bersaing. Namun sebaliknya, meskipun produk medianya banyak, jika dikuasai hanya beberapa kelompok saja, bukan
23
tidak mustahil harga pemasangan iklan juga ditentukan oleh satu atau beberapa manajemen perusahaan pers. Yang menjadikan, biaya pemasangan iklan tetap mahal. Banyaknya institusi yang menekuni dan mengelola
media massa, juga
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bekerja di industri media. Industri media massa tidak hanya dikelola oleh satu kelompok ekonomi atau institusi bisnis melainkan juga oleh banyak kelompok bisnis atau perusahaan pers. Banyaknya kelompok bisnis yang menggeluti dan menjalankan perusahaan pers memberikan kesempatan yang lebih banyak lagi bagi anggota kelompok masyarakat untuk bekerja diperusahaan pers atau di dunia pers. Banyaknya perusahaan pers akan menjadikan banyaknya kelompok masyarakat pencari kerja atau pekerja profesional di bidang media massa seperti wartawan, tenaga percetakan, penyunting, designer graphic dan yang lainnya dapat memilih perusahaan atau kelompok perusahaan pers mana yang dapat memberfikan fasilitas berupa gaji dan tunjangan lainnya yang lebih baik. Hal ini juga memberikan sistem kompetisi yang fair di kalangan pengelola industri media atau perusahaan pers untuk memberikan yang terbaik bagi para karyawannya. Masyarakat mempunyai banyak pilihan untuk bekerja di perusahaan pers sehingga dapat memilih yang lebih baik. Iklim bisnis Industri media massa atau pers tidak berbeda dengan iklim bisnis industri lainnya. Sebisa mungkin sebuah perusahaan atau kelompok bisnis menguasai pasar. Jika memungkinkan untuk menjadi pemain tunggal dalam industri bisnis media, maka pelaku industri media massa pun berusaha menjadi pemain tunggal untuk dapat mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Tak
24
terkecuali dengan kelompok bisnis perusahaan pers yang menjadi produsen dan pengelola media massa yang bernaung di bawah bendera Kompas Grameda Group. Meskipun
media yang dikelolanya sudah sangat banyak, jika ada
kesempatan untuk menambah dan menguasai media, maka Konglomerasi media Kompas Gramedia ini akan terus menambah dan menguasai semua jenis media massa yang ada terutama yang kira-kira atau yang terlihat menguntungkan atau memberikan keuntungan sebanyak-banyaknya. Atau mematikan media massa yang akan menghambat dan mengganggu bisnis media nya. Ketika Koran Warta Kota, media massa yang dikelola oleh PT Metrogema Media Nusantara, salah satu anak perusahaan Perusahaan Pers Kompas Gramedia, yang khusus memberitakan berbagai hal tentang ibu kota dan wilayah Jabodetabek serta sudah memberikan keuntungan yang nyata memiliki pesaing, yakni koran Berita Kota. Maka, sebisa mungkin koran Berita Kota itu dimatikan atau dimilikinya. Sehingga pasar masyarakat pembaca Jabodetabek akan tetap berada dalam kekuasaan Kelompok usaha perusahaan pers Kompas Gramedia. Jika Pasar dikuasai oleh perusahaan pers Kompas Gramedia Group dimana salah satu anggota perusahaan tersebut adalah PT Metrogema Media Nusantara dengan produk media yang dihasilkannya bernama Warta Kota, maka pemasangan Iklan dan keuntungan dari hasil pemasangan Iklan akan mengalir ke Perusahaan Pers Kelompok Kompas Gramedia. Selama ini yang lazim terjadi, apabila sebuah perusahaan pers merasa „ceruk‟ bisnisnya terganggu atau kira-kira akan terganggu dengan kehadiran atau keberadaan suatu produk media massa seperti Koran, majalah, atau tabloid, atau bahkan televisi maupun media online (portal berita), maka perusahaan yang
25
merasa terganggu itu akan membeli perusahaan pers tersebut sehingga berada dibawah kendalinya. Selanjutnya setelah berada di bawah kendalinya, manajemen perusahaan pers yang telah membeli tadi, akan memutuskan apakah akan mematikan atau mengembangkan perusahaan maupun produk persnya tadi., Sebaliknya apabila sebuah perusahaan pers/ kelompok masyarakat pemilik modal melihat suatu media atau produk media tersebut memiliki prospek yang sangat cerah dan akan membawa keberuntungan atau keuntungan materi apabila dimiliki, maka perusahaan pers atau pemilik modal tersebut akan membeli media tersebut beserta perusahaan persnya. Bukan hanya media nya saja. Contoh dari penjelasan di atas adalah kelompok perusahaan CT Corporation atau Trans TV Group dibawah kepemilikan pengusaha nasional Chairul Tanjung, yang pada tahun 2011 membeli portal berita Detik.com. Bukan hanya merek Detik.com nya saja yang dibeli yg, melainkan kepemilikan saham mayoritas dari perusahaan yang mengelola Detik.com juga dibelinya. Sehingga seluruh karyawan beserta jajaran pengurus redaksi seperti wartawan dan redaktur tidak kehilangan pekerjaan. Mereka tetap bekerja. Bahkan, para karyawan
dan wartawan
Detik.com yang selama ini mendapat saham profesional, dapat menjual sahamnya tersebut kepada perusahaan Chariul Tanjung. Apa yang terjadi dengan salah satu anak perusahaan Pers dan kelompok usaha Kompas Gramedia Group? PT Metrogema Media Nusantara, pengelola dan penerbit Koran atau Harian Umum Warta Kota berbeda dengan apa yang telah terjadi selama ini. Ketika koran Berita Kota sedang tinggi oplah dan pemasukan iklannya serta dianggap menjadi pesaing Warta Kota, manajemen Warta Kota lewat Perusahaan PT Metrogema Media Nusantara melakukan langkah bisnis yang
26
tak lazim. Yakni membeli koran Berita Kota. Namun pembelian itu, bukan pembelian saham perusahaan atau pembelian perusahaan beserta aset dan karyawannya.
Yang dilakukan pihak Warta Kota adalah membeli merek dari
Koran Berita Kota. Sementara perusahaan sebagai badan hukumnya maupun saham perusahaan tersebut tidak dibeli. Karyawan dan para wartawannya, otomatis tidak bisa bekerja memproduksi Koran Berita Kota yang lama maupun memuat berita dan memasukan atau mempublikasikannya di koran Berita Kota. Berdasarkan uraian Permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah Pengambilalihan Koran Berita Kota dengan cara pembelian merek Berita Kota
oleh Perusahaan Pers dari konglomerasi bisnis, Kompas
Gramedia Gramedia, PT Metrogema Media Nusantara sebagai penerbit dan pengelola Koran Warta Kota, bertentangan dengan Undang-undang No.5 tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang selanjutnya disingkat dengan UU.No.5 tahun 1999, serta dapat mematikan iklim persaingan dan kompetisi yang sehat di bidang bisnis media massa cetak di wilayah Jakarta pada khususnya dan wilayah Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek)
pada
umumnya?
2. Apakah pengambilalihan Koran Berita Kota dengan cara pembelian mereknya saja oleh PT Metrogema Media Nusantara, atau koran Warta Kota tanpa diikuti pembelian perusahaan/saham perusahaan serta tidak diikuti dengan pengalihan karyawannya dapat merugikan karyawan dan 27
wartawan
Berita
Kota
sehingga
mereka
kehilangan
mata
pencaharian/lapangan Pekerjaannya?
3. Apakah pembelian merek koran Berita Kota oleh manajemen PT Metrogema Media Nusantara, penerbit koran Warta Kota bertentangan dengan Undang-undang No.40 tahun 1999 tentang Pers?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan penulis tidak lain bertujuan : 1.
Untuk mengetahui atau mengkaji apakah tindakan yang dilakukan perusahaan Pers PT Metrogema Media Nusantara atau Warta Kota sebagai anak perusahaan dari Konglomerasi media Kompas Gramedia Group dengan membeli koran Berita Kota hanya lewat pembelian mereknya saja dengan tidak diikuti oleh pembelian saham perusahaan dan perangkat keras serta karyawannya bertentangan atau tidak bertentangan dengan Undangundang Nomor 5 tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat serta Undang-undang No 40 tahun 1999 tentang Pers serta Undang-undang dan peraturan lainnya?
2.
Untuk mengetahui dan mengkaji apakah Pembelian Merek Koran Berita Kota oleh PT Metrogema Media Nusantara, penerbit Koran warta Kota yang otomatis mematikan dan menutup koran Berita Kota versi lama merugikan masyarakat pembaca di Jakarta yang semula memiliki variasi koran dan informasi yang berbeda dari dua redaksi dan perusahaan yang berbeda menjadi informasi yang seragam karena diolah oleh dapur redaksi
28
yang sama, yakni sama-sama Warta Kota. Selain itu juga melihat, dan mengkaji apakah tindakan bisnis tersebut dibenarkan mengingat karyawan dari pengelola dan penerbit Koran Berita Kota yang lama tidak otomatis diterima bekerja di Berita Kota yang dikelola oleh manajemen baru, PT Metrogema Media Nusantara? D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan
Ilmu
Hukum
Bisnis
khususnya
dalam
mengatasi
persaingan bisnis yang sehat dan bertanggungjawab antar Perusahaan Pers ditinjau dari aspek tanggungjawab hukum.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada dunia industri pers di tanah air pada umumnya dan khususnya yang ada di wilayah Jabodetabek dalam menentukan kebijakan untuk memenangi persaingan bisnis di industri pers tanpa merugikan masyarakat pembaca dan karyawan serta wartawannya.
E. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil penelitian kepustakaan, Penulis belum menemukan hasil penelitian tentang persaingan bisnis di industri media massa atau antar perusahaan pers di tanah air. Apalagi Persaingan bisnis antar perusahaan pers dengan membeli merek koran yang sedang beroperasi dan memiliki oplah yang
29
cukup signifian dan memiliki iklan yang cukup banyak, dengan meninggalkan karyawan dan aset-aset lainnya baru terjadi Indonesia dan itu baru dilakukan oleh perusahaan pers PT
Metrogema Media Nusantara,
anak perusahaan dari
konglomerasi usaha besar Kompas Gramedia.
F. Jadwal Penelitian Penelitian ini sudah direncanakan sejak bulan Juni tahun 2010, tepatnya sejak penulis mendapatkan informasi dari wartawan dan redaktur koran Warta Kota, yang menyebutkan koran Warta Kota membeli merek Koran Berita Kota. Sehingga koran Berita Kota sejak awal tahun 2010 sudah menjadi anak perusahaan Warta Kota yang baru yang dikelola oleh wartawan dan redaktur Koran Warta Kota. Pada saat yang sama, penulis mengikuti mata kuliah Metodologi Penelitian Hukum. Karena itu, atas saran dari Dosen Mata Kuliah Metodologi Penelitian Hukum saat itu, Prof Dr Maria SW Sarjono, penulis mengajukan judul Tesis ini.. Dengan demikian kajian dan perhatian penulis terhadap materi dan obyek maupun subjek penelitian ini sudah dimulai sejak bulan Juli 2010. Akan tetapi karena kesibukan penulis, penelitian secara intensif baru dapat dilakukan pada awal tahun 2014. ***
30