BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Umum Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak terhadap perkembangan kota-kota di Indonesia. Penduduk merupakan faktor utama dalam perkembangan kota sebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya, diiringi dengan pertumbuhan wilayah perkotaan terutama di kota-kota besar dan kotakota pendukung sekitarnya. Oleh karena penyebaran kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya tidak terpusat di suatu wilayah saja, maka diperlukan aktivitas perjalanan dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Meningkatnya jumlah perjalanan ini akan mengakibatkan
timbulnya
masalah
kemacetan
jika
tidak
diiringi
dengan
pengembangan infrastruktur, seperti prasarana jalan, alat kelengkapan jalan dan manajemen lalu lintas yang baik. Dewasa ini jaringan jalan di kota besar di Indonesia (termasuk kota Medan) mengalami permasalahan transportasi yang sangat kritis seperti kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh tingginya tingkat urbanisasi pertumbuhan ekonomi, kepemilikan kenderaan, serta berbaurnya peranan fungsi jalan arteri, kolektor, dan lokal sehingga jaringan jalan tidak dapat berfungsi secara efisien. Ketidaklancaran arus lalu lintas ini menimbulkan biaya tambahan, tundaan, kemacetan dan bertambahnya polusi udara dan suara. Pemerintah telah banyak melakukan usaha penanggulangan untuk mengatasi masalah ini, diantaranya membangun jalan bebas
Universitas Sumatera Utara
hambatan, jalan lingkar maupun melakukan pembatasan kenderaan di suatu ruas jalan tertentu.(Ofyar, 2000). Dalam melakukan aktivitas perjalanannya, setiap pelaku perjalanan akan mencoba mencari rute terbaik masing-masing yang meminimumkan biaya perjalanannya. Selain untuk mengefisiensikan jarak, waktu, dan biaya yang dibutuhkan untuk menuju suatu tempat tujuan tertentu ataupun sebaliknya bagi pengguna/pelaku perjalanan, juga dapat mengurangi dampak kemacetan dengan pendistribusian/sebaran pergerakan perjalanan.
I.2 Latar Belakang Kota
Medan
sebagai
ibukota
propinsi
Sumatera
Utara,
memiliki
perkembangan yang pesat dalam kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan kegiatan lainnya. Maka hal yang wajar apabila aktivitas penduduk yang relatif tinggi seiring dengan kegiatan perjalanannya. Dalam melakukan perjalanaan dari suatu tempat ke tempat lainnya terdapat rute/jalur yang berbeda-beda. Banyaknya pilihan jenis jalur/rute lalu lintas yang akan ditempuh dari suatu daerah ke daerah lainnya menuntut adanya pemilihan rute terpendek, sehingga dapat mengefisiensikan jarak, waktu, dan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai daerah tujuan tersebut. Pada umumnya rute yang ditempuh oleh pelaku perjalanan dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari hanyalah rute yang sering (biasa) dilalui, dianggap terpendek ataupun rute terpendek berdasarkan persepsi (pendapat) orang lain, padahal belum tentu rute tersebut optimal dari segi waktu tempuh. Sebagai contoh, terkadang rute yang pendek mempunyai tingkat kemacetan yang lebih tinggi sehingga waktu tempuh lebih lama dibanding rute yang sedikit lebih panjang tetapi tingkat kemacetannya rendah. Hal ini disebabkan karena masih tingginya persepsi pengguna jalan bahwa
Universitas Sumatera Utara
rute dengan jarak yang pendek merupakan rute dengan waktu terpendek (tercepat). Seiring dengan makin mahalnya biaya bahan bakar (BBM), maka kebutuhan untuk menempuh rute yang terpendek dari segi waktu tempuh juga semakin mendesak. Dalam pemilihan rute terpendek, metode pemilihan rute yang umum digunakan adalah Jarak Terpendek (Shortest Path) yaitu jarak minimum yang diperlukan oleh suatu moda transportasi untuk mencapai suatu tempat dari tempat tertentu yang didasarkan
pada pendekatan terhadap biaya termurah dan waktu
tercepat. Dalam penelitian mengenai rute terpendek jaringan jalan ini, akan dianalisis pemilihan rute dari hasil perhitungan di lapangan dengan persepsi pengguna perjalanan. Selain itu, juga akan ditinjau apakah pengguna perjalanan memikirkan kondisi (alasan tertentu) dalam melakukan pemilihan rute atau lebih kepada metode trial-error (coba-coba) dengan asumsi bahwasanya rute yang terpilih adalah rute terpendek. Berdasarkan latar belakang inilah penulis ingin mengangkat masalah ini dalam tugas akhir dengan judul ” Analisa Preferensi Pemilihan Rute Terpendek Jaringan Jalan ”.
I.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menentukan rute terpendek jaringan jalan berdasarkan persepsi masyarakat dan dari hasil perhitungan. 2. Menganalisa pemilihan rute oleh masyarakat dengan rute yang diperoleh dari hasil perhitungan, serta latar belakang pemilihan rute oleh pengguna jalan.
Universitas Sumatera Utara
I.4 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada: 1. Penelitian ini mengambil rute jalan dalam kota Medan, dimana Perumnas Simalingkar A (bangkitan) sebagai asal dan Pusat Kota Medan (tarikan) sebagai tujuan perjalanan. 2. Penelitian dilakukan untuk menentukan perbandingan waktu tempuh yang paling pendek yang dapat ditempuh dari asal ke tujuan dengan menempuh berbagai rute jalan dari Perumnas Simalingkar A ke Pusat kota Medan. 3. Pengambilan data hanya dilakukan di beberapa titik jalan tertentu (tidak semua ruas jalan), hanya ruas jalan yang menghubungkan daerah asal Perumnas Simalingkar A dengan tujuan Pusat Kota Medan 4. Teori pemilihan rute jalan yang digunakan adalah Jarak Terpendek (Shortest Path) yaitu didasarkan pada pendekatan terhadap jarak dan waktu rute yang dilalui suatu moda dari daerah satu ke daerah lainnya.
I.5 Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Studi literatur yaitu mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan tugas akhir ini yang bersumberkan buku-buku serta referensi jurnal sebagai pendekatan teori maupun sebagai perbandingan untuk mengkaji penelitian ini. 2. Pengambilan data.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini digunakan dua data sumber yaitu : 1. Data primer diperoleh melalui metode pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan teknik wawancara dan survei lapangan. Teknik
wawancara
yaitu
dengan
membagikan
kuisioner
dan
membandingkan beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam pemilihan rute jalan, apakah karena kebiasaan, atau memang rute tersebut adalah rute tercepat dengan waktu tersingkat sehingga dengan melakukan perbandingannya kita dapat menganalisa jaringan jalan mana yang merupakan rute terpendek yang dapat mengefisiensikan waktu dan tenaga. Survei lapangan dilakukan dengan melibatkan beberapa surveyor menggunakan kenderaan/mobil pribadi, melewati rute yang ditentukan dengan kecepatan kenderaan mengikuti arus lalu lintas sehingga diperoleh waktu yang dibutuhkan untuk menempuh rute tersebut. 2. Data sekunder diperoleh dari data data instansi terkait misalnya, peta jaringan jalan maupun pengamatan lapangan yang berupa data-data mengenai jarak asal ke tujuan, waktu tempuh, kondisi jaringan jalan, kecepatan rata-rata pada jaringan jalan, banyaknya lampu merah setiap persimpangan ruas-ruas jaringan tersebut. 3. Melakukan analisa dan pengolahan data yang menyangkut situasi di lapangan. 4. Kesimpulan dan saran.
Universitas Sumatera Utara
Mulai
Studi Pendahuluan
Kajian Pustaka Pengumpulan Bahan dan Studi Literatur
Data Primer • •
Data Sekunder • •
Survei lapangan Kuisioner
Peta Jaringan jalan kota Medan Hasil Perkiraan Jarak, volume pada ruas jalan
Kompilasi Data
Analisis Data dan Pembahasan • • •
Pemilihan rute oleh kuisioner/responden Penentuan rute terpendek dengan cara perhitungan Analisis perbandingan pemilihan rute dari kuisioner dengan hasil perhitungan.
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 1.1 Bagan Alir Penelitian
Universitas Sumatera Utara