BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya pembangunan nasional bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Indonesia, bukan saja pada satu bidang kehidupan melainkan pada berbagai bidang kehidupan. Pembangunan nasional tersebut diharapkan dapat menjadi pendorong bagi perkembangan sektor-sektor lain yang salah satu diantaranya adalah pembangunan pada sektor industri. Sektor ini sangat berperan dalam menggerakkan roda pembangunan nasional apabila dilihat dari kontribusi pendapatan Negara sebesar 90 % dan juga menyerap tenaga kerja sangat besar. Salah satu industri yang mendapat perhatian dari pemerintah untuk dikembangkan adalah industri kecil. Industri ini berkembang dari industri rumah tangga dan terbukti mampu bertahan dalam kondisi krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Saat ini pemerintah sedang giat-giatnya mengembangkan sektor industri agar dapat maju dan berkembang. Usaha tersebut antara lain dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan kualitas produk dan menciptakan peluang pasar hasil produksi. Kualitas tersebut bertujuan agar industri kecil dapat maju berkembang dan mampu bersaing dengan industri-industri besar. Pembangunan industri kecil dan kerajinan bertujuan untuk memberi peluang pembukaan lapangan kerja baru dengan menyerap sejumlah tenaga kerja. Selain itu industri kecil kerajinan rakyat mempunyai peranan penting dalam usaha meningkatkan pendapatan masyarakat disamping memberikan hasil positif dalam mengembangkan budaya daerah dan pengenalannya ke seluruh tanah air.
Selanjutnya produksi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Dengan demikian apabila terdapat suatu kegiatan yang mengadakan penambahan dari manfaat yang sudah ada maka kegiatan tersebut akan disebut sebagai kegiatan produksi. Sebagai suatu organisasi produksi, maka arti dan peranan produksi dalam perusahaan jelas tidak dapat diabaikan dengan begitu saja. Produksi merupakan lokomotif suatu perusahaan, terhentinya kegiatan produksi maka kegiatan dalam perusahaan tersebut akan ikut terhenti. Demikian pula bila terdapat berbagai hambatan yang mengakibatkan tersendatnya kegiatan produksi dalam satu perusahaan, maka kegiatan dalam perusahaan tersebut akan terganggu. Kegiatan produksi akan berjalan dengan baik apabila faktor-faktor produksi seperti modal tenaga kerja langsung, bahan baku, bahan penolong, mesin peraltan produksi, dan keterampilan dapat dikelola secara baik, terencana dan terarah pada pencapaian target. Kelompok Usaha Mata Mara sebagai salah satu kelompok yang bergerak dalam bidang produksi tenun ikat, telah memberikan jasa bagi pemerintah dalam menunjang kegiatan pembangunan nasional. Salah satu wujud nyata dari keikutsertaannya dalam mendukung pembangunan nasional adalah menyediakan lapangan kerja bagi penduduk terutama di Kota Kupang, produk yang dihasilkan oleh Kelompok Usaha Mata Mara dapat memenuhi kebutuhan pokok masyarakat khususnya yang berhubungan dengan busana. Namun untuk memproduksinya masih dihadapkan dengan masalah yaitu produk tenunan yang dipesan oleh konsumen tidak semuanya terealisasi. Hal tersebut disebabkan karena modal dan tenaga kerja berfluktuasi. Selanjutnya Kelompok Usaha Mata Mara merupakan Badan Usaha yang memproduksi kain tenun ikat yang terdiri atas beberapa jenis yaitu : sarung, selendang, selimut. Produk ini
diproduksi berdasarkan pesanan dari konsumen. Dan dalam penelitian ini lebih difokuskan pada produk sarung karena
dalam proses produksi sarung lebih banyak diproduksi
dibandingkan dengan selendang dan selimut serta sarung lebih banyak oleh diminati konsumen. Untuk menghasilkan jumlah produk (sarung) yang sesuai dengan target perusahaan, maka Kelompok Usaha Mata Mara perlu meningkatkan kemampuan usahanya yaitu melalui penyediaan modal tenaga kerja, peralatan serta bahan-bahan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai keuntungan yang optimal dari hasil produksinya. Dalam menjalankan kegiatan produksi tenun ikat sarung, Kelompok Usaha Mata Mara menolak beberapa pesanan dari konsumen dan juga belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan atau pesanan dari konsumen. Hambatan yang dimaksud disebabkan karena modal yang digunakan dalam proses produksi mengalami penurunan
sedangkan tenaga kerja
mengalami peningkatan sehingga perusahaan perlu memperhatikkan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pesanan dari konsumen serta membuat pembukuan yang jelas mengenai modal yang digunakan dalam proses produksi. Indikator dari hal di atas, maka dibuktikan dengan data volume produksi lima tahun terakhir yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 1 Volume Produksi Tenun Ikat Sarung Kelompok Usaha Mata Mara Tahun 2000 – 2007 Tahun
Volume Produksi/Lembar
(Y) 2000 850 2001 675 2002 975 2003 875 2004 965 2005 867 2006 775 2007 850 Sumber: Data Sekunder Tahun 2007
Modal/Rupiah
Tenaga Kerja/Orang
(X1)
(X2)
10500000 7765000 6750000 8650000 7750000 6850000 9850000 6625000
25 24 35 33 38 30 25 35
Dengan melihat data-data dari tabel di atas, dapat digambarkan bahwa volume produksi berfluktuasi sehingga menuntut Kelompok Usaha Mata Mara untuk berupaya semaksimal mungkin dalam mengatasi masalah volume produksi tersebut. Untuk menjaga kelancaran volume produksi maka Kelompok Usaha Mata Mara harus berusaha menemukan langkah yang tepat agar dapat memecahkan masalah tersebut sehingga hal ini dapat meningkatkan volume produksi mengingat akan tampilnya usaha untuk meningkatkan volume produksi maka Kelompok Usaha Mata Mara harus berusaha untuk mengatur, memperhatikan faktor-faktor yang mempengarhi. Modal merupakan faktor yang terpenting dalam proses produksi. Dimana faktor modal merupakan indikator untuk mengetahui volume produksi. Dengan demikian, modal yang dimaksud tersebut yaitu sebagai faktor utama untuk menentukan volume produksi. Indikator lain yang mempengaruhi volume produksi adalah tenaga kerja yang dipekerjakan apabila berfluktuasi maka mempengaruhi volume produksi. Dengan mengacu pada masalah di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh modal dan tenga kerja terhadap Volume Produksi Tenun Ikat Pada Kelompok Usaha Mata Mara Kupang”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Pengaruh Modal dan Tenaga kerja Terhadap Volume Produksi Tenun Ikat Pada Kelompok Usaha Mata Mara Kupang” C. Tujuan Dan Kegunaan 1) Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh modal dan tenaga kerja terhadap volume produksi tenun ikat pada Kelompok Usaha Tenun Ikat Mata Mara. 2) Kegunaan a. Bagi Kelompok Usaha Tenun Ikat Mata Mara (Pimpinan atau Ketua Kelompok) harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi volume produksi tenun ikat. b. Sebagai bahan informasi bagi yang ingin melakukan penelitian lanjutan.