BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat, di manapun berada, selalu terdapat penyimpangan-penyimpangan sosial yang dilakukan oleh anggotanya, baik yang dilakukan secara sengaja maupun terpaksa. Fenomena tersebut tidak dapat dihindari dalam sebuah masyarakat. Interaksi sosial yang terjadi di antara anggota masyarakat terkadang menimbulkan gesekan-gesekan yang tidak jarang menimbulkan penyimpangan norma yang berlaku pada masyarakat tersebut. Di antara penyimpangan sosial yang banyak terdapat di hampir seluruh negara adalah prostitusi. Prostitusi merupakan profesi tertua di dunia. Semenjak ada kehidupan manusia, telah ada prostitusi, dan akan terus ada selama masih ada kehidupan manusia. Hal ini didasarkan anggapan bahwa secara naluriah, manusia baik sebagai mahluk individu maupun sebagai mahluk sosial, melalui berbagai cara dan usaha dalam bentuk budaya, mempunyai keinginan antara lain:1 (1) mempertahankan dirinya dari gangguan dan tantangan yang ada; (2) mempertahankan hidup dan mengembangkan kehidupannya; (3) mempertahankan hidup generasinya melalui perkawinan;
1
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2000, hlm 19.
1
2 (4) mengadakan hubungan seksual antara kedua jenis kelamin untuk memenuhi kebutuhan biologis; Permasalahan pekerja seks komersial tidak ubahnya sama dengan manusia pada umumnya, secara garis besar pekerja seks komersial tentunya juga mempunyai suatu makna hidup. Sama halnya dengan manusia atau individu lainnya. Proses penemuan makna hidup bukanlah merupakan suatu perjalanan yang mudah bagi seorang pekerja seks komersial, perjalanan untuk dapat menemukan apa yang dapat mereka berikan dalam hidup mereka, apa saja yang dapat diambil dari perjalanan mereka selama ini, serta sikap yang bagaimana yang diberikan terhadap ketentuan atau nasib yang bisa mereka rubah, yang kesemuannya itu tak lepas dari hal-hal apa saja yang diinginkan selama menjalani kehidupan, serta kendala apa saja yang dihadapi oleh mereka dalam mencapai makna hidup. Pekerja seks komersial yang secara sadar maupun tidak sadar, langsung maupun tidak langsung ingin juga diakui sebagai layaknya manusia pada umumnya, sehingga dapat dikatakan mempunyai kebutuhan dasar serta keinginan untuk hidup bahagia. Meraih kebahagiaan merupakan tujuan hidup manusia yang tidak dapat dipungkiri lagi, sehingga segala apa yang dilakukan manusia pada akhirnya hanyalah untuk membuatnya hidup bahagia. Dikabupaten Cirebon persoalan pekerja seks komersial bukan merupakan masalah baru tapi merupakan masalah yang sudah ada dari dulu salah satu contohnya adalah di daerah Cigundul Gombang Plumbon yang merupakan tempat bagi para pekerja seks komersial melakukan praktek
3 prostitusi pada pukul. 21.00 WIB sampai pukul. 04.00 WIB pagi sedangkan para wariah mulai beroperasi dari pukul. 19.30 WIB sampai pukul. 04.30 WIB. Para pekerja seks komersial yang beroperasi di Cigundul biasanya kebanyakan beroperasi dari daerah Tegalwangi dan Bode, dan ada juga beberapa pekerja seks komersial yang berasal dari daerah sekitar. Umumnya usia pekerja seks komersial kebanyakan wanita dewasa usia antara 24 (dua pulh empat) tahun sampai 40 (empat puluh) tahunan dan ada juga pekerja seks komersial yang waria usia antara 20 (dua puluh) tahun sampai 37 (tiga puluh tujuh) tahun. Biasanya para pekerja seks komersial melakukan transaksi diwarung-warung dan ada juga warung yang menyediakan tempat untuk karaokean, yang berada disamping Rumah Sakit Mitra Plumbon, setelah harga disepakati antara tamu dan pekerja seks komersial maka pekerja seks komersial tersebut dibawah ketempat warung-warung kosong yang disewakan oleh pedagang yang berjualan disekitar tempat tersebut atau dibawah ketempat sepi yang hanya beralaskan tikar, yang disewakan oleh warung-warung yang ada didearah tersebut. Umumnya pendapatan para pekerja seks komersial berkisar antra Rp. 50.000 ( lima puluh ribu rupiah ) sampai Rp. 70. 000 ( tujuh puluh ribu rupiah ) pertamu tetapi jika sedang ramai bisa lebih dari itu. Masyarakat sekitar merasa terganggu dengan adanya praktek prostitusi di daerah Cigundul Desa Gombang Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, dimana masyarakat sekitar beranggapan dengan adanya praktek prostitusi itu mengotori nama baik daerah mereka, untuk itu masyarakat
4 sekitar melakukan upaya penolakan dari warga belangbong atau cigundul dengan adanya prostitusi, didaerahnya dengan cara pembongkaran paksa warung-warung yang dianggap sebagai tempat prostitusi dan masyarakat sekitar juga bekerjasama dengan pemerintah kabupaten Cirebon dalam hal ini sapol pp berkerjasama dengan pihak polisi melakukan razia secara rutin, dan menyerakan para pekerja seks komersial ini ke Balai Pemulihan Sosial Wanita Tuna Susila Cirebon untuk diberikan pelatihan keterampilan agar diharapkan setelah keluar dari Balai Pemulihan Sosial Wanita Tuna Susila Cirebon para pekerja seks ini tidak kembali menjadi pekerja seks komersial tetapi membuka usaha atau melamar pekerjaan yang lebih layak dengan bekal keterampilan yang didapat selama berada di Balai Pemulihan Sosial Wanita Tuna Susila Cirebon tetapi terkadang cara itu masih belum bisa menghentikan kegiatan prostitusi tersebut bahkan sekarang semakin banyak pekerja seks komersial yang berdatangan dari luar daerah Cigundul untuk menjajakan dirinya. Berdasarkan uraian terebut di atas penulis tertarik untuk mengambil judul
dalam
penelitian
MASYARAKAT
ini
sebagai
berikut:
DALAM MEMINIMALISASI
PERAN PEKERJA
SERTA SEKS
KOMERSIAL DI CIGUNDUL DESA GOMBANG KECAMATAN PLUMBON KABUPATEN CIREBON (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon)
B. Identifikasi Masalah
5 1. Bagaimanakah gambaran umum tentang pekerja seks komersial di Cigundul Desa Gombang Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon ? 2. Bagaimana peran serta masyarakat dalam meminimalisasikan pekerja seks komersial di Cigundul Desa Gombang Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon ?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk dapat mengetahui gambaran umum tentang pekerja seks komersial di Cigundul Desa Gombang Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon. 2. Untuk dapat mengetahui peran serta masyarakat dalam meminimalisasikan pekerja seks komersial di Cigundul Desa Gombang Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.
D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara teoritis maupun praktis bagi penulis khususnya serta bagi para pembaca pada umumnya. a. Secara Teoritis Secara teoritis kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pekerja seks komersial. b. Secara Praktis
6 Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran atau sebagai masukan bagi para aparat penegak hukum, khususnya masyarakat sosial pada umumnya.
E. Kerangka Pemikiran Pekerja seks komersial sama halnya dengan manusia lainnya, dimana mereka mempunyai keinginan untuk meraih arti hidup dan hal itu tercermin dalam makna hidup. Seperti merasakan kebahagiaan disayang atau diperhatikan orang lain, serta menyayangi orang lain, dihargai seperti orang lain pada umumnya, diberikan kesempatan yang sama dalam mencapai kesejahteraan di bidang ekonomi adalah hal yang menjadikan seorang pekerja seks komersial secara sadar maupun tidak sadar menemukan makna hidup bagi dirinya. Proses penemuan makna hidup adalah suatu perjalanan yang tidak mudah bagi siapapun terlebih pada diri seorang pekerja seks komersial. Perjalanan untuk dapat menemukan apa yang dapat mereka berikan dalam hidup mereka, apa saja yang dapat diambil dari perjalanan mereka selama ini, serta sikap yang bagaimana yang diberikan terhadap ketentuan atau nasib yang bisa mereka rubah, yang kesemuannya itu tak lepas dari hal-hal apa saja yang diinginkan selama menjalani kehidupan, serta kendala apa saja yang dihadapi pekerja seks komersial dalam mencapai makna hidup. Pandangan negatif pun tidak lepas dari masyarakat terhadap pekerja seks komersial, mereka menganggap bawah pekerja seks komersial adalah
7 wanita penggoda yang hanya bisa mengganggu lelaki hidung belang, mereka menilai hanya dari luar saja tentang pekerja seks komersial tanpa melihat sisi lain dari pekerja seks komersial. Pola pikir manusia mempengaruhi sikapnya, merupakan kecenderungan -kecenderungan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu terhadap manusia, benda atau keadaan- keadaan. Oleh karena itu diperlukan patokanpatokan atau pedoman-pedoman tingkah laku atau perilakuan yang diharapkan. 2 Praktik prostitusi adalah suatu permasalahan sosial yang tidak bisa dipandang hitam putih dengan pendekatan agama atau hukum saja, mengingat persoalan ini secara sosiologis sangat kompleks. Dosa dan hukuman penjara yang diancamkan, tidak selalu dapat efektif mencegah seseorang untuk tidak melakukan pelanggaran atau kejahatan. Tuntutan hidup yang sangat menyudutkan, terkadang membuat seseorang mengabaikan konsekuensi itu.3 Justru dengan penutupan tempat prostitusi membuat keberadaan pekerja seks komersial bisa terdistribusi rata di tempat-tempat strategis. Mereka bisa berpraktik secara terbuka, atau dengan kedok berbagai usaha. Dan sayangnya, tidak ada lagi instansi yang sanggup mengontrol kesehatannya. Akibatnya jelas, penyebaran penyakit kelamin semakin mudah dan meluas. Sebab-sebab timbulnya masalah sosial dapat dijumpai dalam berbagai faktor. Suatu faktor dapat menimbulkan kriminalitas tertentu, sedangkan faktor lain dapat menimbulkan masalah sosial yang lain pula. 2
I J.E. Sahetapy dan Mardjono Reskodipturo. “Paradoks Dalam Kriminologi”. Jakarta. Radjawali Press. 1982, hlm 42. 3 J.E. Sahetapy dan Mardjono Reskodipturo. “Paradoks Dalam Kriminologi .., Ibid, hlm 47.
8
Keanekaragarnan faktor penyebab timbulnya masalah sosial ini tampaknya diakui pula oleh Sutherland dan Cressey. Mereka menyatakan bahwa: 6 " masalah sosial adalah hasil dari faktor-faktor yang beranekaragam dan bermacam-macam. Dan bahwa faktor-faktor itu dewasa ini dan untuk selanjutnya tidak bisa disusun menurut suatu ketentuan yang berlaku umum tanpa ada pengecualian, atau dengan perkataan lain, untuk menerangkan kelakuan kriminal memang tidak ada teori ilmiah”.
F. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Spesifikasi Penelitian Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif analitis, yaitu memberikan gambaran tentang kehidupan pekerja seks komersial di Cigundul Desa Gombang Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon. 2. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode pendekatan yuridis normative, yaitu tinjauan dari Peraturan Perundangundangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana dan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2000 tentang “Pemberantasan minuman keras, perjudian 6
I J. E Sahetapy dan Mardjono Reskodipturo. „Paradoks Dalam Kriminolog.., ‘Ibid, hlm 44.
9 dan pelacuran” yang telah diubah dengan Perda Nomor 2 Tahun 2002. Serta pendekatan empiris, yaitu dengan melakukan terjun langsung kelapangan guna mendapatkan data tersebut mengenai pekerja seks komersial di Cigundul Desa Gombang Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon. 3. Tahap Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu : a. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian dilakukan terhadap data primer, sosiologis, sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Bahan hukum sekunder yang merupakan bahan penunjang untuk memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer didapat dari buku-buku yang ditulis para ahli dan makalah-makalah yang didapat dari berbagai website internet dan berbagai seminar tentang Pekerja Seks Komersial. Bahan hukum tersier barupa bahan-bahan lain yang memiliki relevansi terhadap pokok permasalahan berupa artikel koran, majalah, dan internet. b. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian dilakukan terhadap masyarakat daerah Cigundul Desa Gombang Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon terkait dengan kegiatan pekerja seks komersial. Dan institusi terkait dalam hal ini Dinas Sosial Balai Pemulihan Sosial Wanita Tuna Susila Cirebon. 4. Teknik Pengumpulan Data
10 Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa : a. Studi kepustakaan, mempelajari buku-buku, makalah-makalah, karyakarya ilmiah dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan objek penelitian. b. Wawancara (Interview), yaitu dengan melakukan Tanya jawab dengan narasumber. 5. Metode Analisis Data Analisis data dilakukan dengan metode kualitatif, yaitu dengan cara penyusunan data secara kualitatif dan sistematis untuk mencapai kejelasan masalah yang dibahas, kemudian data yang telah disusun dianalisis untuk ditarik suatu kesimpulan. G. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data penulis melakukan penelitaian dengan mendatangi masyarakat dan pekerja seks komersial di Cigundul Desa Gombang Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon serta Dinas Sosial Balai Pemulihan Wanita Tuna Susila Kabupaten Cirebon. H. Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini penulis bagi menjadi lima bab dengan uraian sebagai berikut: Bab I
Yaitu pendahuluan yang merupakan dasar dari penulisan ini yang memuat tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, lokasi penelitian dan sistematika penulisan.
11 Bab II
Pengertian
Tindak
Pidana,
Timbulnya
Pelacuran,
Pengertian
Klasifikasi
Pelacuran,
Pekerja
Seks
Penyebab Komersial,
Pengaturan Hukum Tentang Pelacuran. Bab III Tinjauan Lapangan yang menguraikan tentang Gambaran Umum Lokasi Prostitusi di Cigundul Desa Gombang Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, Data Pekerja Seks Komersial di Cigundul desa Gombang Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon pada
Balai
Pemulihan Wanita Tuna Susila Kabupaten Cirebon, dan upaya penanggulangan terhadap praktek prostitusi di Cigundul Desa Gombang Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang di dalamnya menguraikan tentang gambaran umum tentang Pekerja Seks Komersial di Cigundul Desa Gombang Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon. Dan peran serta masyarakat Cigundul Desa Gombang Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon dalam meminimalisasikan Pekerja Seks Komersial. Bab V Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil pembahasan serta saran dalam penulisan ini serta sekaligus sebagai bab penutup. Daftar Pustaka.