BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi depresi pada populasi umum sekitar 4 % sampai 7 %. Prevalensi depresi
pada pasien coronary artery disease (CAD) meningkat
menjadi 14 % sampai 47 % dengan rerata lebih tinggi pada pasien unstable artery disease dan pasien yang menunggu operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) (Lett et al., 2004). Penelitian prospektif selama 19,4 tahun pada pasien CAD menunjukkan bahwa
depresi derajat sedang sampai berat mempunyai
risiko 69 % lebih besar untuk kejadian kematian karena penyakit jantung dan 78 % risiko lebih besar untuk semua penyebab kematian (Januzzi et al., 2000). Pada penelitian cross sectional dan longitudinal
ternyata depresi dan
CAD mempunyai hubungan dua arah. Depresi merupakan faktor risiko independen kejadian CAD dan komplikasinya termasuk iskemia berulang, gagal jantung, dan aritmia (Yoon, 2011). Kejadian serangan jantung bisa meningkatkan insidensi depresi sampai 65% (Januzzi et al., 2000). Selain itu pada pasien iskhemik heart disease (IHD) yang menjalani coronary angiography dapat meningkatkan simtom depresi dan gangguan depresi mayor (Yoon, 2011). Depresi mempengaruhi perilaku pasien seperti merokok, ketaatan minum obat, dan aktifitas fisik. Selain itu depresi juga mempengaruhi faktor–faktor fisiologis sepertiaktifasi trombosit, gangguan sistem syaraf autonom dan inflamasi
1
(Lett, 2004). Aktifitas trombosit ternyata berkorelasi dengan ukurannya (Yang, 2006). Mean Platelet Volume (MPV) adalah rerata ukuran platelet di sirkulasi darah tepi dan merupakan salah satu variabel biologi yang penting dari platelet. Platelet yang besar mempunyai potensial trombotik yang lebih tinggi dibandingkan platelet yang lebih kecil. Platelet yang lebih besar densitasnya lebih tinggi, agregasi dengan kolagen lebih cepat, mempunyai kadar tromboksan A2 lebih tinggi, dan ekspresi lebih terhadap reseptor glikoprotein Ib dan IIb/IIIa (Yilmaz et al., 2008). Beberapa penelitian menunjukkanbahwa MPV berkorelasi dengan fungsi platelet dan aktivasi platelet (Ordu et al., 2009; Canan & Ataoglu, 2011) dan kondisi ini dapat dinilai melalui sintesis agregasi tromboksan, pelepasan beta-trombomodulin, ekspresi fungsi prokoagulan atau adhesi molekul (Bath & Butterworth, 1996). MPV yang besar berhubungan dengan kejadian restenosis setelah tindakan Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasty (PTCA) pada pasien stable dan unstable coronary artery disease (Yang, 2006). Selain itu MPV yang besar juga berhubungan dengan peningkatan risiko secara independen untuk
kejadian
serangan jantung pada pasien–pasien yang sudah diketahui mempunyai faktor risiko kardiovaskular (Klovaite et al., 2010). Hasil penelitian menyatakan bahwa MPV besar sebagai prediktor kejadian kardiovaskular mayor pada sindrom koroner akut (Mumpuni, 2011). Hubungan antara depresi mayor dengan peningkatan aktivitas platelet telah ditunjukkan oleh beberapa penelitian (Ataoglu & Canan, 2009). Agregasi platelet yang meningkat pada pasien jantung dengan
2
simtom depresi ternyata lebih mudah untuk terbentuk thrombus serta kejadian infark miokard dan stroke (Joynt et al., 2004; Thomas et al., 2008). Kesamaan mekanisme fisiologi dan psikologi terjadinya depresi dan penyakit jantung diketahui meliputi disregulasi otonom, hiperproduksi kortisol dan kondisi proinflamasi dan protrombotik (Silver, 2010). Sebelumnya juga telah diketahui bahwa norepinefrin dan serotonin berperanan dalam patofisiologi depresi (Silbernagl & Lang, 2000). Serotonin sebagian tersimpan dalam platelet di peredaran darah perifer (Marieb & Nicpon, 2009). Pemeriksaan laboratorium darah rutin selalu dilakukan pada semua pasien yang dirawat di rumah sakit, termasuk penderita angina pektoris stabil. Pemeriksaan MPV merupakan salah satu parameter pada pemeriksaan darah rutin, yang sangat mungkin dapat dipakai sebagai petanda aktifitas trombosit pada pasien penyakit jantung koroner. Peningkatan nilai MPV menggambarkan peningkatan aktivasi platelet. B. Pertanyaan Penelitian Apakah terdapat perbedaan rerata MPV pada pasien angina pektoris stabil dengan simtom depresi dan tanpa simtom depresi ? C.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan rerata MPV pasien angina pektoris stabil dengan simtom depresi dan tanpa simtom depresi
3
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut; a. Manfaat bagi pasien Pasien dapat mengetahui nilai MPV sehingga dapat memperkirakan progresifitas penyakitnya. Kemudian pasien dapat melakukan antisipasi pengobatan dengan baik. Dengan demikian diharapkan penyakitnya tidak berubah menjadi angina pektoris yang tidak stabil. b. Manfaat bagi peneliti Peneliti mendapatkan data perbedaan rerata MPV pada pasien angina pektoris stabil dengan simtom depresi dan tanpa simtom depresi. Peningkatan rerata MPV pada pasien angina pektoris stabil dengan simtom depresi menunjukkan bahwa simtom depresi harus ditangani dengan baik. c. Manfaat bagi istitusi Institusi mendapatkan pengetahuan mengenai manfaat nilai MPV pada pasien angina pektoris stabil sehingga dapat digunakan sebagai salah satu pemeriksaan rutin untuk memperkirakan progresifitas penyakitnya. d. Manfaat bagi ilmu pengetahuan Dapat menambah bukti klinis baru tentang manfaat MPV pada pasien angina pektoris stabil sehingga dapat menjadi jalan bagi penelitian-penelitian baru tentang MPV.
4
E.
Keaslian Penelitian
Sepengetahuan penulis belum ada penelitian mengenai perbedaan rerata MPV pada pasien angina pektoris stabil dengan simtom depresi dan tanpa simtom depresi di Indonesia. Penelitian ini diharapkan semakin membuka pengetahuan kita tentang rerata nilai MPV yang dihubungkan dengan simtom depresi pada populasi penderita angina pektoris stabil. Tabel 1. Penelitian-penelitian sebelumnya tentang hubungan MPV dengan simtom depresi pada penderita angina pektoris stabil Peneliti/Metode Ordu et al. (2009) Kasus kontrol Subyek: 93 penderita gagal jantung stabil dengan EF < 40 % Kontrol : 88 kontrol sehat dengan EF > 50 % Mumpuni H. (2011) Kohort retrospektif Subyek: 372 penderita sindrom koroner akut yang dirawat di ICCU
Judul
Mean Platelet Volume Kenaikan nilai MPV pada in Patients with penderita gagal jantung stabil Congestive Heart dibandingkan kontrol sehat Failure
Hubungan Mean Platelet Volume (MPV) dengan Kejadian Kardiovaskuler mayor pada Penderita Sindrom Koroner Akut Selama Perawatan di Rumah Sakit Keong (2011) The Correlation of Potong Lintang Depressive Symptoms Subyek : 66 orang pasien and Paltelet Counts in yang dirawat di ICCU Acute Coronary Syndrome Patients (ACS)
5
Hasil
Nilai MPV > 8,85fL berhubungan dengan kejadian kardiovaskular mayor yang lebih tinggi dibanding pada MPV ≤ 8,85fL yaitu 28,4% dibanding 18,9% dengan p=0,034,
Tidak didapatkan korelasi antara jumlah platelet dengan simtom depresi pada penderita Acute Coronary Syndrome
Canan et al. (2012) Potong Lintang Subyek: 2286 orang dewasa Turki yang mempunyai risiko kardiometabolik
Association of Mean Platelet Volume with DSM-IV Mayor Depression in a Large Community-Based Population : The MELLEN Study
6
Rerata MPV pada pasien depresi mayor 9,2 ± 1,8 dibandingkan non depresi 8,8 ± 1,4 dengan nilai P 0,001. Analisis regresi terdapat hubungan independen antara depresi mayor dengan ukuran MPV (r = 0,123 ; p = 0,001)