BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan ini dicetuskan oleh adanya kekhawatiran terjadinya bencana yang mengancam lingkungan hidup, bukan hanya kesehatan, bahkan sampai pada kelangsungan hidup manusia dan keturunannya. Beberapa konsumen mulai lebih selektif dalam melakukan pemilihan dan pembelian produk sehari – hari. Perubahan ini dijadikan peluang perusahaan untuk bersaing secara ketat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Produsen sedikit demi sedikit mulai beralih menggunakan bahan baku produksi yang tidak merusak lingkungan atau dengan istilah lain bahan yang ramah terhadap lingkungan. Perusahaan yang menerapkan isu peduli terhadap lingkungan hidup dalam aktivitas produksinya menimbulkan fenomena baru dalam dunia pemasaran berupa strategi pemasaran ramah lingkungan. Pemasaran hijau merupakan topik yang banyak dibicarakan di masyarakat pada saat ini. Banyak perusahaan yang berpendapat bahwa pemasaran hijau merupakan sebuah ide yang bagus dan berpotensi untuk kedepannya serta menerapkan sistem pemasaran ramah lingkungan guna untuk meningkatkan penjualan. Pemasaran hijau perlu diterapkan pada dunia pemasaran dikarenakan adanya ketertarikan para konsumen mengenai kepedulian terhadap lingkungan. Kondisi dunia adalah bukti menunjukkan orang yang peduli lingkungan dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengubah perilaku mereka. Pemasaran hijau saat ini merupakan peluang besar untuk menerapkan strategi - strategi pemasaran terbaru. Pemasaran hijau menjadikan biaya-biaya produksi lebih efisien karena merupakan program daur ulang produk. Selain itu, perilaku masyarakat untuk melestarikan lingkungan menjadi dasar penting untuk melakukan pemasaran hijau sehingga pemasar dapat lebih mudah melakukan startegi-strateginya. Manfaat yang didapatkan dengan adanya pemasaran ramah lingkungan adalah menghasilkan produk yang menggunakan bahan baku yang ramah terhadap lingkungan. Hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan lingkungan hidup seperti pengurangan limbah industri, peningkatan efisiensi energi, dan mengurangi pelepasan emisi atau zat-zat yang beracun. Dalam kegiatan non-produksi perusahaan juga dapat melakukan sesuatu yang peduli lingkungan yaitu dengan menghemat penggunaan energi yang berasal dari bumi. Disamping itu pemasaran hijau pula dapat mempengaruhi pertumbuhan pasar untuk produk yang berkelanjutan dan bertanggung jawab secara sosial dan layanan. Kondisi lingkungan yang berubah - ubah dengan adanya pemanasan global ini membuat sebagian masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan. Para masyarakat di dorong untuk terus berkembang meningkatkan kualitas kehidupannya seiring di dukung dengan perkembangan lingkungan pemasaran yang cukup pesat. Dalam perkembangan pada dunia industri, persaingan di antara perusahaan - perusahaan pun semakin ketat. Sedangkan permasalahan sosial dan lingkungan saling bermunculan seiring
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan banyak perusahaan - perusahaan baru yang bergerak di bidang yang sejenis maupun berbeda jenis. Suatu perusahaan dituntut untuk harus dapat memenuhi semua keinginan dan kebutuhan yang di minta oleh para konsumen. Selain itu, juga banyak beberapa perusahaan yang semakin peduli akan lingkungan hidup. Dalam memahami perilaku konsumen, terdapat banyak pengaruh yang mendasari seseorang dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk atau merek. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungan yang lain. Rangsangan tersebut kemudian diproses (diolah) dalam diri, sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat komplek, dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk membeli. Keputusan pembelian menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan karena hal ini tentu akan menjadi suatu pertimbangan bagaimana suatu strategi pemasaran yang akan dilakukan oleh perusahaan berikutnya. Keberhasilan perusahaan dalam mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian sangat didukung melalui upaya membangun komunikasi kepada konsumen dengan membangun merek kepada konsumen dengan strategi pemasaran, serta melakukan inovasi untuk varian - varian baru pada suatu produk. Proses pengambilan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
keputusan pembelian yang rumit seringkali melibatkan beberapa keputusan. Suatu keputusan melibatkan pilihan diantara dua atau lebih alternatif tindakan. Keputusan pembelian untuk membeli di sini merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap di muka di lakukan, maka konsumen mungkin juga membentuk suatu maksud membeli cendrung membeli merek yang di sukainya. Namun, ada faktor - faktor lain yang ikut menentukan keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor - faktor situsional yang tidak terduga. Bila konsumen menentukan keputusan untuk membeli, konsumen akan menjumpai keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pelayanan, dan cara pembayaranya. Tupperware adalah perusahaan
multinasional yang memproduksi dan
memasarkan produk plastik berkualitas untuk rumah tangga. Kantor pusatnya berkedudukan di Orland Amerika serikat. Dengan sistem penjualan langsung. Kini Tupperware berkembang sangat pesat dan menjangkau pasar lebih dari 100 negara. Di banyak negara, Tupperware selalu menempati ranking atas di antara perusahaan - perusahaan penjualan langsung lainnya. Berawal dari penemuan material plastik yang telah diperbaharui oleh Earl Tupper tahun 1938 di Amerika yang kemudian dikembangkan pada tahun 1964. Maka lahirlah produk - produk inovatif dengan merek Tupperware yang mempermudah kehidupan ibu - ibu rumah tangga di Amerika. Secara resmi, Tupperware dipasarkan di Indonesia tahun 1991 oleh PT Alif Rose di Jakarta adalah Distributor pertama, dan hingga saat ini sudah ada lebih
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dari 70 Distributor resmi yang tersebar di berbagai kota besar di seluruh Indonesia. Dukungan oleh lebih dari 150.000 tenaga penjual independen. Produk Tupperware berhasil menembus berbagai kalangan. Berbagai pelatihan dan bimbingan diberikan sebagai bekal untuk menjadi tenaga penjual yang tangguh. Walaupun terdiri dari berbagai latar belakang ekonomi dan pendidikan, tetapi ada satu persamaannya, yaitu mereka bisa menyisihkan waktu untuk keluarga, sekaligus pencapaian karir dan penghasilan yang sangat memuaskan. Produk Tupperware sudah bisa dikatakan sebagai Produk Ramah Lingkungan, karena Tupperware produk yang telah di produksi dengan kualitas plastik yang berkualitas tinggi yang menyebabkan produk ini sudah di kenal oleh banyak masyarakat yang akan ramah lingkungan dan kualitasnya pun sangat bagus. Dibandingkan dengan produk-produk lainnya seperti shinpo, calista, lion star, kiramas, dll. Produk Tupperware selalu melahirkan inovasi dan berkualitas selalu memanfatkan teknologi dan tanggapan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar masyarakat. Produk tupperware sendiri menggunakan bahanbahan yang berkualitas terbaik yang aman bagi kesehatan, ramah lingkungan dan di jamin dengan garansi produk (jika rusak dalam pemakaian normal). Tupperware merupakan perusahaan pembuat plastik yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Harga Tupperware relatif lebih mahal namun tidak sedikit pun menyurutkan minat konsumen untuk terus membeli dan menggunakan produk tersebut. Perusahaan Tupperware telah memberi buku atau katalog kepada si member untuk menjual produk tersebut dengan harga yang telah dicantum masing - masing produk dengan strategi pemasaran yaitu memberikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
diskon sebesar 30% untuk pengecer atau member, dengan strategi pemasaran ini maka seseorang tertarik untuk menjualnya, karena terkadang tidak semua pengecer Tupperware member diskon 23% terkadang 20% bahkan 15% saja kepada konsumen agar mendapat keuntungan yang lebih. Tentunya para konsumen akan mencari member terbaik. Strategi pemasaran unggulan Tupperware dalam kampanye hijau yakni pemberian garansi seumur hidup bagi semua produk Tupperware. Cara ini belum dilakukan kompetitornya yang mulai gencar masuk ke pasar Indonesia. Jadi Tupperware menjamin produknya tidak bisa dibuang di tempat sampah karena bisa diganti.
Pemilik Tupperware hanya perlu membawa barang
yang lama ataupun yang memiliki kerusakan wajar ke distributor – distributor terdekat. Pada tahun 2013 penjualan Tupperware mengalami fluktuasi. Berikut adalah data penjualan Tupperware di Indonesia tahun 2013 : Bulan
Unit
Oktober
3.154.000
November
2.520.000
Desember
2.345.000
Sumber : http://tupperware.co.id
Menunjukan
penjualan
Tupperware
pada
tahun
2013
mengalami
penurunan pada dua bulan terakhir. Penjualan bulan Oktober sebanyak 3.154.000 unit, penjualan bulan November sebanyak 2.520.000 unit, dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
penjualan bulan Desember sebanyak 2.345.000 unit (http://tupperware.co.id/). Hal ini memberikan tantangan bagi pihak perusahaan untuk meningkatkan jumlah
penjualan
produk
Tupperware
di
Indonesia.
PT
Tupperware
Indonesia perlu menyadari ketatnya persaingan pada pasar produk hijau. Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti tertarik membuat penelitian dengan judul “Pengaruh Harga dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Tupperware (Studi Kasus Pada Ibu Rumah Tangga di Villa Tangerang Elok - Tangerang)”.
B. Rumusan Masalah Penelitian Pendapat Polonsky dalam Sumarwan dkk. (2012:216) yang menyebutkan bahwa pemasaran hijau tidak hanya sekedar memasarkan produk ramah lingkungan, tetapi menuntut adanya suatu reorientasi dan tanggung jawab lingkungan dari keseluruhan area, aktivitas, dan departemen dari suatu organisasi. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diketahui bahwa data menunjukan penjualan Tupperware pada tahun 2013 mengalami penurunan pada dua bulan terakhir. Penjualan bulan Oktober sebanyak 3.154.000 unit, penjualan bulan
November sebanyak
2.520.000 unit, dan penjualan
bulan Desember
sebanyak 2.345.000 unit. Hal ini memberikan tantangan bagi pihak perusahaan untuk meningkatkan jumlah penjualan produk Tupperware di Indonesia. (http://tupperware.co.id/).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari latar belakang masalah, maka dapat di rumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian Tupperware di Villa Tangerang Elok – Tangerang ? 2.
Apakah Citra Merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian Tupperware di Villa Tangerang Elok – Tangerang ?
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang di kemukakan di atas maka dapat di sampaikan tujuan penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui dan menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian Tupperware di Villa Tangerang Elok – Tangerang.
2.
Mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian Tupperware di Villa Tangerang Elok – Tangerang.
2. Kontribusi Penelitian Penelitian ini menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menetapkan kebijakan dan strategi di bidang pemasaran untuk mengembangkan usaha bisnis mereka. Terutama strategi untuk meningkatkan harga, citra merek dan keputusan pembelian. Penelitian ini bisa menjadi referensi bagi perusahaan untuk meningkatkan dan mengembangkan citra merek Tupperware itu sendiri sehingga memunculkan keputusan pembelian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagi Praktis Penelitian ini menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menetapkan kebijakan dan strategi di bidang pemasaran untuk mengembangkan usaha bisnis mereka. Terutama strategi untuk meningkatkan kesadaran harga, kesadaran citra merek dan keputusan pembelian. Penelitian ini bisa menjadi referensi bagi perisahaan untuk meningkatkan dan mengembangkan citra merek Tupperware itu sendiri sehingga memunculkan keputusan pembelian.
2.
Bagi Akademik Memberikan pemahaman kepada
para
akademisi tentang keputusan
pembelian, dan memberikan pengetahuan tentang ilmu mengenai kesadaran harga dan kesadaran citra merek. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi
referensi
untuk penelitian selanjutnya dalam bidang
manajemen pemasaran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/