1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Karyawan atau pegawai merupakan asset yang sangat penting yang dimiliki oleh perusahaan atau organisasi dalam pengembangan dan pencapaian tujuannya. Untuk mencapai tujuan perusahaan, maka diperlukan karyawan yang memiliki potensi, keterampilan, dan mampu menjalankan tugas-tugas yang telah ditentukan oleh perusahaan. Oleh karena itu karyawan sangat dibutuhkan oleh perusahaan atau organisasi secara keseluruhan sehingga perusahaan sebisa mungkin membuat para karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya secara optimal. Menurut Kusnanto (1998), untuk meningkatkan kinerja suatu organisasi, seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan direktur yang tepat dan berkompeten berperan mempertahankan visi organisasi dan karyawan memupuk interaksi serta kebersamaan yang memicu kreativitas, produktivitas, dan efisiensi sehingga dicapai kondisi organisasi yang ideal. Dalam interaksi tersebut, karyawan memberikan kontribusi kepada organisasi berupa kemampuan, keahlian dan keterampilan yang dimiliki, sedangkan organisasi diharapkan memberikan imbalan, penghargaan kepada karyawannya secara adil sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja dan memberikan kepuasan. Dalam persaingan bisnis yang ketat seperti saat ini, salah satu strategi untuk tetap bertahan adalah dengan tetap menjaga komitmen karyawan dalam melaksanakan tugasnya dengan baik dan atau meningkatkannya. Peningkatan 1
2
komitmen karyawan dalam bekerja dengan baik umumnya memerlukan adanya suatu pendekatan khusus dari pemimpin perusahaan atau organisasi yang dapat memotivasi dan meningkatkan kemampuan kerja karyawan. Setelah mempelajari serta memahami perilaku karyawan, pemimpin perusahaan dapat menilai sejauh mana motivasi karyawan dalam bekerja dimana faktor motivasi memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja karyawan (Putra, 2008). Di Indonesia, berkaitan dengan kriteria persyaratan kosmetik yang berkualitas, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) yang menunjukkan bahwa produk kosmetik diatur secara ketat (highly regulated). Penerapan CPKB juga merupakan nilai tambah bagi produk kosmetik Indonesia untuk bersaing dengan produk sejenis dari negara lain baik di pasar dalam negeri maupun internasional. Konsep CPKB bersifat dinamis sehingga terdapat beberapa perubahan yang harus dihadapi industri kosmetik. Perusahaan termasuk di dalamnya para individu karyawan harus menyikapi perubahan tersebut dengan tepat dan adaptif untuk bertahan. Ketika organisasi berubah maka individu di dalamnya ikut berubah. Keseriusan individu menjalankan perubahan merupakan komponen penting dalam upaya menilai komitmen individual mendukung perubahan. Kotter (1985) menyatakan bahwa komitmen individual merupakan komponen penting dalam usaha mendapatkan dukungan pegawai dalam proses perubahan organisasional. Komitmen seseorang ditunjang oleh adanya motivasi kerja. Motivasi adalah kemauan untuk memberikan upaya lebih untuk meraih tujuan organisasi yang disebabkan oleh kemauan untuk memuaskan kebutuhan individual (Robbins,
3
2003). Greenberg (1995) menyatakan bahwa orang dengan masa kerja yang lebih lama cenderung mempunyai komitmen organisasional yang lebih tinggi dibandingkan orang yang bekerja dengan masa kerja yang singkat. Masa kerja tersebut berkaitan erat dengan sifat dan kualitas pengalaman kerja. PT. Bali Alus adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang industri kosmetik natural yang sudah menghasilkan lebih dari 15 jenis produk spa dan kecantikan. Pencapaian kesuksesan yang dilalui PT. Bali Alus tidak semudah yang dibayangkan, berawal dari usaha kecil rumahan sampai kini Bapak Putu Katra selaku Direktur perusahaan berhasil membawa PT. Bali Alus bersaing di pasar dalam dan luar negeri. Produk-produknya sudah dipasarkan ke seluruh Pulau Jawa bahkan ke Jepang, Singapura, Malaysia, Australia, dan berbagai kota di Eropa. Pada tahun 2007, Badan POM RI melakukan sertifikasi atau penilaian terhadap seluruh fasilitas produksi yang dimiliki PT. Bali Alus berdasarkan pedoman CPKB tahun 2003. Proses sertifikasi ini melalui beberapa proses tahapan yang cukup rumit, walaupun demikian pimpinan dalam hal ini Direktur tetap melanjutkan program pencapaian lisensi sertifikasi hingga akhirnya sertifikasi berhasil diperoleh. PT. Bali Alus berhasil memperoleh sebanyak 5 sertifikat untuk berbagai macam produk sediaan kosmetik. Oleh dinas, PT. Bali Alus juga dijadikan pilot project untuk GMP CPKB dengan standar Asia. Hal inilah yang mengawali ketertarikan penulis untuk mengangkat permasalahan komitmen pelaksanaan pedoman CPKB pada penelitian ini dan faktor-faktor yang menjadi penghubung. Faktor-faktor tersebut adalah gaya kepemimpinan direktur dan motivasi kerja karyawan.
4
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara dua variabel, yaitu gaya kepemimpinan direktur dan motivasi kerja karyawan pada variabel komitmen pelaksanaan pedoman CPKB. Perumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Apakah ada hubungan gaya kepemimpinan direktur dengan komitmen pelaksanaan pedoman CPKB?
2.
Apakah ada hubungan motivasi kerja karyawan dengan komitmen pelaksanaan pedoman CPKB?
3.
Apakah ada hubungan gaya kepemimpinan direktur dan motivasi kerja karyawan secara bersama-sama dengan komitmen pelaksanaan pedoman CPKB?
C. Keaslian Penelitian Sepanjang pengetahuan penulis, penelitian mengenai Hubungan Gaya kepemimpinan direktur dan Motivasi Kerja Karyawan terhadap Komitmen Pelaksanaan Pedoman Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik di PT. Bali Alus belum pernah dilakukan. Perbandingan penelitian lain dengan penelitian ini antara lain:
5
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Perbedaan Penelitian Subyek Penelitian
Penelitian Swatama (2001) Karyawan Tenaga Keperawatan di RSUD Klungkung
Obyek Penelitian
Gaya kepemimpinan direktur rumah sakit dihubungkan dengan komitmen organisasi pada tenaga keperawatan
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan antara persepsi tentang gaya kepemimpinan direktur direktur rumah sakit dan komitmen organisasi pada tenaga keperawatan di RSUD Klungkung. Penelitian kuantitatif non eksperimental, dengan rancangan cross sectional.
Metode Penelitian
Hasil Penelitian yang Diharapkan
Instrumen Penelitian
Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi gaya kepemimpinan transformasional direktur rumah sakit dengan komitmen organisasi pada tenaga keperawatan di RSUD Klungkung. Kuesioner
Penelitian Rahasasti (2009) Karyawan Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes Gaya kepemimpinan dan komitmen karyawan Dinas Kesehatan Kabupaten brebes dihubungkan dengan motivasi kerja Mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan komitmen karyawan terhadap motivasi kerja karyawan
Penelitian Pratiguna (2010) Karyawan Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten
Penelitian yang dilakukan Karyawan PT. Bali Alus Kota Denpasar
Gaya kepemimpinan dihubungkan dengan motivasi dan kemapauan kerja serta pengaruhnya terhadap produktivitas karyawan Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi, kemampuan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan
Gaya kepemimpinan direktur dan motivasi kerja karyawan terhadap komitmen pelaksanaan pedoman CPKB
Penelitian deskriptif non eksperimental, dengan rancangan cross sectional. Ada pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan dan komitmen karyawan terhadap motivasi kerja karyawan
Penelitian deskriptif non eksperimental, dengan observasi cross sectional.
Penelitian analitik dengan rancangan cross sectional.
Ada pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan, motivasi dan kemampuan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan
Ada hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan direktur dan motivasi kerja karyawan terhadap komitmen pelaksanaan pedoman CPKB
Wawancara tidak terstruktur dan kuesioner
Wawancara tidak terstruktur dan kuesioner
Kuesioner
Menganalisa hubungan gaya kepemimpinan direktur dan motivasi kerja karyawan terhadap komitmen pelaksanaan pedoman CPKB
6
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara empiris maupun praktis sebagai berikut: a.
Secara empiris, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi praktisi
manajemen perusahaan industri kosmetik natural, yaitu berupa pemahaman lebih jauh mengenai faktor individual terkait penerapan CPKB b.
Secara praktis, 1. Bagi PT. Bali Alus Hasil penelitian dapat menjadi bahan kajian alternatif dalam perencanaan program peningkatan kualitas sumber daya manusia yang terlibat dalam upaya mendorong tercapainya keberhasilan penerapan CPKB . 2. Bagi Peneliti a) Dapat memberikan pemahaman tentang faktor-faktor yang dapat berhubungan dengan komitmen karyawan di industri kosmetik natural terhadap CPKB b) Dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam menerapkan teori yang pernah diterima selama kuliah dan mendorong penulis untuk belajar memahami, menganalisa, dan memecahkan masalah. 3. Bagi sivitas akademika Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu poin untuk mengeksplorasi lebih lanjut penelitian yang berhubungan dengan gaya kepemimpinan direktur, motivasi kerja, dan komitmen pelaksanaan pedoman CPKB
7
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauh mana gaya kepemimpinan direktur dan motivasi kerja karyawan berhubungan dengan komitmen pelaksanaan pedoman CPKB. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Menganalisa hubungan gaya kepemimpinan direktur dengan komitmen pelaksanaan pedoman CPKB.
2.
Menganalisa
hubungan
motivasi kerja karyawan
dengan
komitmen
pelaksanaan pedoman CPKB. 3.
Menganalisa apakah faktor gaya kepemimpinan direktur dan motivasi kerja karyawan berhubungan secara bersama-sama dengan komitmen pelaksanaan pedoman CPKB.