BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang yang kegiatannya untuk mencapai suatu tujuan yang tak lain yaitu untuk memperoleh keuntungan atau laba yang dipergunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Besar kecilnya laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan seringkali menjadi tolok ukur kesuksesan suatu manajemen. Hal tersebut di dukung oleh kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan datang. Persaingan dalam dunia bisnis terasa demikian ketat, sehingga menuntut setiap perusahaan untuk selalu dinamis mengikuti keinginan pasar. Persaingan yang semakin tinggi mendorong perusahaan bersaing untuk mendapatkan citra dan persepsi yang baik dari setiap pemegang kepentingan, salah satunya dengan peningkatan laba yang diperoleh perusahaan. Di dalam perusahaan terdapat hubungan keagenan antara pemegang saham (principal) dan manajer (agent). Dalam proses memaksimalkan keuntungan yang diperoleh perusahaan sering kali muncul konflik kepentingan antara manajer dan pemilik perusahaan. Tidak jarang pihak manajemen mempunyai tujuan lain yang mungkin bertolak belakang dengan tujuan utama perusahaan yang pada akhirnya menyebabkan timbulnya konflik keagenan. Perbedaan tersebut terjadi karena manajer sering kali lebih mengutamakan kepentingan pribadi dalam pengambilan
keputusan-keputusan di dalam menjalankan kegiatan usaha seperti melakukan penghindaran pajak perusahaan secara agresif tanpa mempedulikan risiko atau kemungkinan-kemungkinan dari tindakan tersebut, sebaliknya bagi pemegang saham hal tersebut sangat berisiko bagi kelangsungan perusahaan dimasa yang akan datang. Pemegang saham yang merupakan pemilik perusahaan mengharapkan beban pajak yg sedikit sehingga dapat memaksimalkan keuntungan perusahaan, akan tetapi hal tersebut tetap dilakukan sesuai dengan ketentuan undang-undang. Namun manajer sebagai pengelola perusahaan tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan principal. Manajer lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Penghindaran pajak perusahaan membuka peluang bagi manajer untuk bersikap oportunis dengan melakukan penghindaran pajak untuk tujuan keuntungan jangka pendek, tidak untuk keuntungan jangka panjang seperti yang diharapkan oleh pemegangsaham(Minnick dan Noga, 2010). Adanya konflik keagenan
tersebut
makaperan
corporate
governancediharapkan
dapat
mengendalikan akibat dari masalah agensi tersebut terhadap penghindaran pajak. MenurutEffendi
(dalam
Ragita,
2015),
GCG adalah suatu
system
pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama mengelola risiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam jangka panjang. Penerapan corporate governance yang efektif dalam jangka panjang dipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan menguntungkan para
pemegang saham serta dapat meminimalkan risiko keputusan yang hanya menguntungkan salah satu pihak saja. Hal tersebut berarti bahwa tanpa adanya corporate governance yang baik akan terjadi konflik kepentingan yang bisa memberi dampak buruk bagi kinerja perusahaan ( Solihin, 2008:115). Frank et al.(dalam Ariyani,2014) menyatakan bahwa penghindaran pajak (Tax aggressiveness)adalah tindakan manipulasi untuk menurunkan penghasilan kena pajak melalui perencanaan pajak, baik yang berhubungan dengan tax evasion maupun tidak.Dalam melakukan penghindaran pajak perusahaan diperlukan sebuah strategi seperti memanfaatkan pengecualian dan potongan yang diperkenankan dalam ketentuan, maupun memanfaatkan hal-hal yang belum diatur dalam peraturan perpajakan yang berlaku. Karena sifat penghindaran pajak yang tidak melanggar peraturan, Pemerintah (dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak) tidak dapat menjatuhkan sanksi hukum kepada perusahaan, meski perilaku ini akan mengurangi penerimaan negara dari sektor pajak. Usaha-usaha dalam melakukan penghindaran pajak perlu diawasi agar aktivitas tersebut tidak melanggar undang-undang. Dengan dibentuknya corporate governance maka dapat mengawasi kinerja pengelola perusahaan yang salah satunya berkaitan dengan perpajakan perusahaan. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menjelaskan hubungan antara beberapa mekanisme kontrol corporate
governance
terhadap
Puspita(2014)mengindikasikan
bahwa
penghindaran proporsi
pajak
komisaris
perusahaan.
independentidak
memiliki pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan pajak strategis perusahaan. Maria Meilinda(2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
jumlah dewan komisaris berpengaruh positif terhadap manajemen pajak.Annisa (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa proporsi dewan komisaris independen tidak signifikan mempengaruhi manajemen laba. Sedangkan Minnick dan Noga (2010) menyatakan bahwa jumlah komisaris yang lebih sedikit akan membuat dewan lebih fokus untuk meyakinkan manajemen untuk berinvestasi dalam manajemen pajak. Hasil-hasil penelitian tersebut memunculkan isu-isu yang menarik dan perlu dilakukan pengujian ulang. Atas dasar itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh corporate governance terhadap penghindaran pajak. 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah
kepemilikan
manajerial
berpengaruh
terhadap
perilaku
penghindaran pajak perusahaan? 2. Apakah kepemilikan publik berpengaruh terhadap perilaku penghindaran pajak perusahaan? 3. Apakah proporsi dewan komisaris independenberpengaruh terhadap perilaku penghindaran pajak perusahaan? 4. Apakah latar belakang keahlian akuntansi atau keuangan komite auditberpengaruh terhadap perilaku penghindaran pajak perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis serta memberikan bukti-bukti empiris terkait pengaruh corporate governance terhadap penghindaran pajak perusahaan khususnya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut : a. Kontribusi Praktis 1. Sebagai bahan masukan bagi para pemakai laporan keuangan dan praktisi penyelenggara
perusahaan
dalam
memahami
pengaruh
corporate
governance terhadap penghindaran pajak perusahaan. Dengan berbagai hasil penelitian diharapkan dapat memberikan bukti empiris sehingga menambah keyakinan akan kegunaan hasil penelitian tersebut untuk dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan. b. Kontribusi Teoritis 1. Sebagai bahan masukan di dalam menambah ilmu pengetahuan dan mengembangkan wawasan khususnya tentang pengaruh corporate governance terhadap penghindaran pajak perusahaan
2. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian untuk penelitian selanjutnya mengenai perilaku penghindaran pajak perusahaan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini perlu melakukan pembatasan dalam bentuk ruang lingkup penelitian. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah : 1. Penelitian menganalisis tentang pengaruh corporate governance terhadap penghindaran pajak perusahaan. Dalam hal ini penulis membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi corporate governance yaitu meliputi kepemilikan manajerial,kepemilikan publik, komisaris independen, dan latar belakang keahlian akuntansi atau keuangan komite audit. 2. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2014 dengan kriteria-kriteria tertentu yaitu : perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2014 dan sahamnya aktif diperdagangkan selama periode tersebut. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan tahunan selama tahun 2011-2014 secara berturut-turut.