BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orangorang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib, 2004:34). Pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (M. Ngalim Purwanti, 2001:10). Dari penjelasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terstruktur yang dilakukan oleh setiap orang, yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak-anak atau oleh orang tua kepada anak-anak. Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik (siswa) agar dapat mengembangkan bakat, potensi, dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan, maka dari itu dunia pendidikan pun didesain sedemikian rupa, guna memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik (siswa). Belajar merupakan proses hidup yang sadar atau harus dijalani semua manusia untuk mencapai berbagai kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pada era globalisasi sekarang ini, seorang pendidik dituntut agar dapat menerima serta menyeleksi segala informasi yang datang dari luar. Seni dan budaya yang datang dari luar sangat berpengaruh terhadap perkembangan seni dan budaya di Indonesia. Pengaruh ini dapat berupa pengaruh positif dan negatif, maka seorang pendidik dituntut agar dapat menyeleksi pengaruh mana saja yang dapat diterima, sehingga pengaruh Fanni Hanifah, 2013 Aplikasi Model Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
yang masuk pun tidak akan berdampak negatif dalam dunia pendidikan, melainkan sebaliknya dapat berpengaruh positif terhadap dunia pendidikan
agar dapat
menambah
wawasan, pengetahuan, dan
memperkaya seni budaya di Indonesia. Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional “Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran, karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan.“ Dalam proses pembelajaran seni tari guru tidak hanya menguji kemampuan psikomotorik saja, akan tetapi di dalamnya terdapat penanaman nilai, sikap, dan perilaku. Maka disini guru harus memiliki metode dan strategi khusus dalam proses pembelajaran, karena strategi yang dipilih nantinya akan berkaitan dengan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk terpenuhinya keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat, sesuai dengan kebutuhan siswa. Ketepatan seorang guru dalam memilih model pembelajaran, merupakan hal yang penting untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Begitu pula pada proses pembelajaran seni tari, guru dituntut agar dapat memilih model pembelajaran apa yang tepat untuk meningkatkan minat dan kreatifitas siswa pada mata pelajaran seni tari. Aplikasi pembelajaran seni budaya di sekolah melalui beragam model pembelajaran yang ada di kelas maupun di luar kelas, dilakukan dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran yang sesuai dengan materi serta bahan ajar yang akan disampaikan oleh guru. Untuk memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal, seorang pendidik dituntut untuk memiliki inovasi-inovasi dalam proses kegiatan belajar mengajar, baik dalam
teori
maupun
praktek
dan
pengaplikasian
model-model
pembelajaran harus relevan sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diberikan. Seperti yang dikemukakan oleh Sagala (2005:174) : Fanni Hanifah, 2013 Aplikasi Model Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Bahwa pengajar harus menggunakan model-model atau pendekatan mengajar yang dapat menjamin pembelajaran yang berhasil sesuai yang direncanakan. Metode mengajar dapat berfungsi optimal, jika diselaraskan dengan materi pelajaran, tujuan pengajaran, serta keterampilan menggunakannya. Dalam hal bagaimana mengajar, seluruh proses akulturasi menuntun guru pada praktik yang didominasi oleh pola hafalan. Pada dasarnya, siswa diberi tugas yang pada umumnya merupakan “sesuatu yang harus dipelajari”, dan ditanyakan apakah mereka sudah menguasai atau tidak. Melatih siswa untuk hanya sekedar menghafal dalam beberapa hal tertentu, seakan membentuk dan memberi kesan bahwa pendidikan adalah bidang yang sudah dewasa, sebuah bidang dengan praktik yang sudah memiliki dasar yang baik. Para guru disosialisasikan untuk menggunakan hafalan dan mengatakan bahwa metode hafalan sudah didasarkan pada pengalaman dan penelitian (Sirotnik, 1983). Hal ini tentu saja membuat kreatifitas guru dan siswa menjadi terhambat dan tidak dapat bereksplorasi, karena hanya bergantung pada metode hafalan saja. Sosialisasi terus menerus tentang hafalan saja tidaklah sehat, ketika ada kajian-kajian yang berusaha membandingkan siswa yang diajarkan dengan menggunakan model yang beragam, dengan siswa yang diajarkan dengan metode hafalan saja, tentu metode hafalan hampir selalu kalah. Pendidikan guru tetap seharusnya berkaitan dengan masalah ini. Melihat dari fenomena yang terjadi, maka kini banyak model-model pembelajaran yang muncul dalam dunia pendidikan. Dimana modelmodel pembelajaran ini dapat digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Pentingnya seorang guru untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar, dapat menguntungkan bagi guru dalam menyampaikan materinya, dan menguntungkan siswa dalam mencerna materi yang diberikan guru.
Fanni Hanifah, 2013 Aplikasi Model Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
Dalam hal ini, peneliti tertarik untuk mengaplikasikan salah satu model pembelajaran yang termasuk kedalam rumpun pemrosesan informasi, untuk digunakan dalam proses belajar mengajar didalam kelas. Model itu adalah model pembelajaran Advance Organizer, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memproses informasi yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan satuan ilmu pengetahuan secara bermakna. Jika hal ini dikaitkan dengan mata pelajaran seni tari, kini kebanyakan guru-guru seni budaya kurang terampil dalam mengeksplor model-model pembelajaran yang sudah ada, sehingga siswa cenderung kurang bisa mencerna materi yang diberikan. Oleh karena itu peneliti ingin menggunakan model pembelajaran Advance Organizer sebagai salah satu strategi pembelajaran dalam menyampaikan materi seni tari di sekolah, sehingga dapat meningkatkan struktur kognitif siswa, mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam mencerna mengolah dan menyimpan berbagai informasi tentang materi pembelajaran seni tari, sehingga siswa dapat interaktif dalam proses kegiatan belajar mengajar dan materi pembelajaran bisa tersampaikan dengan maksimal. Model pembelajaran Advance Organizer dikeluarkan oleh David Ausubel yang merupakan seorang teoritikus sekaligus psikolog. Perhatian utama Ausubel adalah membantu guru dalam mengelola dan mentransfer beragam informasi sebermanfaat dan seefisien mungkin. Advance Organizer menyediakan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pada siswa secara langsung. Dalam istilah Indonesia, Advance Oranizer dimaknai bermacam-macam: pengaturan awal, dan pembangkit motivasi. Model Advance Organizer dirancang untuk memperkuat struktur kognitif siswa. Pengetahuan siswa tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola, memperjelas, dan memelihara pengetahuan tersebut dengan baik (Ausubel, 1963), sehingga struktur kognitif sesuai dengan jenis
Fanni Hanifah, 2013 Aplikasi Model Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
pengetahuan dalam bidang apa yang ada dalam pikiran kita, seberapa banyak pengetahuan tersebut, dan bagaimana pengetahuan ini dikelola. Ausubel menyatakan bahwa faktor tunggal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar adalah apa yang telah diketahui oleh siswa berupa materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Materi pembelajaran yang telah dipelajari siswa dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai titik tolak dalam mengkomunikasikan informasi atau ide baru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat melihat keterkaitan antara materi pelajaran yang telah dipelajari dengan informasi atau ide baru. Namun sering terjadi siswa tidak mampu melakukannya. Dalam kegiatan seperti inilah sangat diperlukan adanya alat penghubung yang dapat menjembatani informasi atau ide baru dengan materi pelajaran yang telah diterima oleh siswa, alat penghubung yang dimaksud adalah Advance Organizer. Model pembelajaran Advance Organizer merupakan suatu cara belajar untuk memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada dalam pembelajaran, artinya setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka dari sistem pemrosesan informasi yang dikembangkan dalam pengetahuan (ilmu) tersebut. Model Pembelajaran Advance Organizer memiliki tujuan untuk memperkuat struktur kognitif siswa. Dalam penyampaian materi pelajaran seni tari dengan model pembelajaran
Advance
Organizer,
peneliti
menggunakan
media
pembelajaran sebagai alat untuk membantu dalam menyampaikan materi di dalam kelas. Media pembelajaran yang digunakan adalah Media Audiovisual, karena media audiovisual ini merupakan jenis media yang mengandung unsur suara serta mengandung unsur gambar yang dapat dilihat dan didengar . Kemampuan media audiovisual ini dianggap lebih baik dan lebih menarik dari media pembelajaran yang lainnya, sebab mengandung unsur suara dan unsur gambar di dalamnya. Selain itu,
Fanni Hanifah, 2013 Aplikasi Model Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
penggunaan media audivisual dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, dapat
membantu
peserta
didik
untuk
merangsang
kemampuan
kognitifnya, sehingga peserta didik dapat lebih aktif dan interkatif lagi. Dalam mengartikan penyampaian informasi mengenai pembelajaran seni tari dengan multimedia perlu dibedakan apa yang disebut dengan media pengantar pembelajaran, desain pesan / informasi tentang materi seni tari, serta kemampuan sensorik yang dimiliki oleh peserta didik. Media pengantar pembelajaran ini mengacu pada sistem yang dipakai untuk menyajikan informasi tentang pembelajaran seni tari. Desain pesan mengacu pada bentuk yang digunakan untuk menyajikan informasi tentang seni tari. Kemampuan sensorik mengacu pada jalur pemrosesan informasi yang dipakai untuk memproses informasi yang diperoleh oleh peserta didik. Oleh karena itu, media audiovisual ini dapat membantu dalam menyampaikan materi pelajaran seni tari melalui model pembelajaran Advance Organizer. Dari penjelasan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul: “Aplikasi Model Pembelajaran Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung”.
B. Rumusan Masalah Suatu permasalahan dapat timbul karena adanya berbagai hal, misalnya karena ada tantangan, keragu-raguan, ketidak pastian, serta kebingungan akan suatu hal atau suatu keadaan. Oleh karena itu diharapkan penelitian ini dapat memecahkan masalah yang terjadi di
Fanni Hanifah, 2013 Aplikasi Model Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
sekolah. Untuk membatasi meluasnya masalah, maka peneliti akan merumuskan masalah-masalah yang ada menjadi seperti berikut ini: 1. Bagaimana proses Aplikasi Model Pembelajaran Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung? 2. Bagaimana hasil Aplikasi Model Pembelajaran Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Terhadap Peningkatan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung?
C. Tujuan Penelitian Suatu kegiatan penelitian akan lebih terarah, apabila penelitian tersebut memiliki tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. a. Tujuan Umum Tujuan
umum
dari
penelitian
ini
adalah
peneliti
akan
mengimplementasikan salah satu model pembelajaran yang terdapat dalam rumpun pemrosesan informasi, yaitu model pembelajaran Advance Organizer, untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran seni tari di Sekolah Menengah Pertama Negeri.
b. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini, yaitu : 1.
Memperoleh data proses Aplikasi Model Pembelajaran Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung.
Fanni Hanifah, 2013 Aplikasi Model Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
2.
Memperoleh data hasil Aplikasi Model Pembelajaran Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Terhadap Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung.
D. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah: metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari suatu kondisi yang sengaja diadakan di lingkungan sosial tertentu, berupa kegiatan dan pola tingkah laku seorang individu atau kelompok yang dikontrol secara ketat dan secermat mungkin sehingga dapat diketahui adakah pengaruh dari gejala tersebut, yang hasilnya diperoleh dari hubungan sebab-akibat antara satu variabel dengan variabel lain yang relevan. Maka dari itu, peneliti memilih metode penelitian eksperimen ini karena metode ini dianggap cocok dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti ingin mengetahui apakah model pembelajaran Advance Organizer ini berpengaruh atau tidak bagi peningkatan kemampuan kognitif siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan didalam kelas. Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experimen dengan pendekatan kuantitatif. Metode ekperimen yang dimaksud untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran seni tari melalui aplikasi model pembelajaran yang digunakan. Sedangkan Quasi Experimen yaitu pengamatan yang dilakukan hanya pada satu kelompok atau hanya pada 1 kelas, tanpa ada kelompok pembanding (kelompok kontrol).
E. Manfaat Penelitian
Fanni Hanifah, 2013 Aplikasi Model Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
1. Peneliti Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti, karena peneliti dapat mengetahui secara mendalam tentang model pembelajaran Advance Organizer, sehingga penelitian ini bermanfaat bagi para pendidik khususnya di bidang mata pelajaran Seni Budaya, selain itu dapat menambah wawasan, pengalaman, serta pengetahuan peneliti. 2. Siswa Sebagai alat ukur sejauh mana kemampuan siswa dalam menyerap materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa dapat berkreatifitas dan tidak akan mengalami kejenuhan di dalam kelas, sehingga apresiasinya terhadap seni tari dapat tumbuh dan berkembang. 3. Guru Seni Budaya Pendidik dapat mengukur sejauh mana model pembelajaran Advance Organizer yang dipakai dalam proses kegiatan belajar mengajar dapat diterima oleh siswa dan dapat tersampaikan secara maksimal atau tidak materinya.
Serta
dapat
menambah
wawasan
pengetahuan
dan
keterampilan guru dalam kegiatan belajar mengajar. 4. Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 Bandung Agar pihak sekolah dapat mengetahui bagaimana seorang pendidik dalam menjalankan profesinya sebagai guru seni budaya disekolah, apakah dengan model pembelajaran Advance Organizer berbasis media yang digunakan tersebut, materinya dapat tersampaikan secara baik dan menyeluruh kepada siswa atau tidak. 5. Jurusan Pendidikan Seni Tari Untuk menambah referensi tentang bagaimana proses kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah melalui model-model pembelajaran tertentu, serta dapat memberikan kontribusi dalam menambah sumber
Fanni Hanifah, 2013 Aplikasi Model Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
pustaka yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi para mahasiswa yang masih menimba ilmu di UPI.
F. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi yang akan peneliti terapkan dalam penulisan skripsi, yaitu : 1. Judul 2. Halaman Pengesahan 3. Pernyataan tentang Keaslian Skripsi 4. Kata Pengantar dan Ucapan Terima Kasih 5. Abstrak 6. Daftar Isi 7. Daftar Tabel 8. Daftar Gambar 9. Daftar Lampiran 10. BAB I : Pendahuluan a. Latar belakang masalah b. Identifikasi dan rumusan masalah c. Tujuan penelitian d. Metode penelitian e. Manfaat penelitian f. Struktur organisasi skripsi 11. BAB II : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis a. Makna dan pola-pola pembelajaran b. Model pembelajaran Advance Organizer c. Aplikasi model Advance Organizer pada proses pengajaran d. Model pembelajaran Advance Organizer dengan materi seni tari berpasangan/kelompok Nusantara e. Aplikasi fase-fase model pembelajaran Advance Organizer dalam materi pembelajaran seni tari f. Komponen-komponen pembelajaran seni tari
Fanni Hanifah, 2013 Aplikasi Model Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11
g. Karakteristik siswa sekolah menengah pertama dan implikasinya dalam pembelajaran seni tari h. Definisi, posisi, dan fungsi media pembelajaran i. Hipotesis penelitian 12. BAB III : Metode Penelitian a. Lokasi, populasi, dan sampel penelitian b. Desain penelitian c. Metode penelitian d. Definisi operasional e. Instrumen penelitian f. Teknik pengumpulan data g. Variabel penelitian h. Pengolahan data i. Analisis data 13. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Pengolahan atau analisis data b. Pembahasan atau analisis temuan 14. BAB V : Kesimpulan dan Saran 15. Daftar Pustaka 16. Lampiran-Lampiran 17. Riwayat Hidup
Fanni Hanifah, 2013 Aplikasi Model Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu