1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Atletik sebagai cabang olahraga tertua di dunia merupakan induk dari semua cabang olahraga yang dilakukan secara luas dan bisa dilakukan oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, anak-anak sekolah maupun yang tidak, mahasiswa maupun masyarakat umum lainnya dan bisa dilakukan di mana saja, baik dilakukan secara perorangan maupun beregu. Setiap penyelenggaraan pesta olahraga baik tingkat nasional maupun tingkat dunia atletik selalu ikut diperlombakan dan menjadi acara pokok pada setiap pesta olahraga tersebut. Lari, lompat/loncat, tolak dan lempar adalah bagian dari olahraga atletik yang merupakan ragam dan pola gerak dasar manusia yang mewarnai sebagian besar cabang olahraga. Keadaan ini membuat atletik dijuluki sebagai induk (ibu) dari segala cabang olah raga (Mother of Sport). Di Indonesia atletik diajarkan dalam pendidikan formal sejak anak masih di bangku sekolah dasar hingga sekolah lanjutan atas. Materi diberikan dan diajarkan secara sistematis dan bertahapdari kemampuan mengenal gerak dasar hingga pada pencapaian prestasi.Lompat jauh sebagai cabang olahraga atletik yang diajarkan di sekolah-sekolah bisa dikembangkan menjadi olahraga prestasi sebagai bentuk
pembinaan atlet jangka panjang. Anak sekolah
khususnya
Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada umunya berusia 12 hingga 15 tahun. Usia dimana waktu yang tepat untuk memulai pembinaan olahraga prestasi, seperti yang diungkapkan oleh Sugiyanto dkk (1998:199) bahwa masa adolesensi merupakan
waktu
yang
tepat
untuk
meningkatkan
kemampuan
untuk
menyempurnakan gerakan, dan memperhalus keterampilan berbagai macam kegiatan olahraga secara luas.Lebih lanjut Sugiyanto dkk. mengemukakan bahwa, “bagi anak yang berbakat, masa adolesensi merupakan saat yang baik untuk mencapai prestasi olahraga”
commit to user
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sebagai pembinaan dan penjaringan bibit
potensial,
atletik
diperlombakan dengan agenda rutin baik ditingkat daerah, regional dan nasional yang diselenggarakan antar sekolah maupun antar perkumpulan.Di kabupaten Ngawi Olahraga atletik sebetulnya sudah
berjalan dan berkembang seiring
dengan adanya kompetisi yang menjadi agenda rutin tahunan yaitu Jatim Sprint dan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (OOSN) yang melibatkan siswa tingkat sekolah menengahyang terbagi dalam tingkat kelompok umur. Namun sayangnya dalam cabang olahraga atletik prestasinya kurang menggembirakan khususnya nomor lompat jauh. Hal ini diantaranya disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan ilmiah dalam pembinaan cabang olahraga prestasi. Padahal untuk mendapatkan prestasi olahraga yang maksimal tidak bisa dicapai dengan cara spekulatif, tetapi harus melalui latihan secara intensif, sistematis dan kontinyu serta terprogram dengan baik yang tetap berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Dan itu semua tidak dilakukan dengan baik oleh para guru maupun pelatih olahraga atletik di Kabupaten Ngawi. Pencapaian prestasi dalam olahraga secara umum dan atletik khususnya diperlukan usaha keras melalui metode latihan ilmiah dan tidak terlepas dari bebearapa faktor pendukung. Karena prestasi olahraga dapat dicapai sebenarnya merupakan hasil perpaduan dari berbagai usaha yang di dalamnya melibatkan banyak pihak seperti pelatih, fasilitas, program latihan, dan teori-teori yang mendukung dalam pelatihan itu sendiri. Pembinaan olahraga dan peningkatan kualitas pelatihan juga merupakan faktor-faktor yang dapat membantu memacu perkembangan prestasi dalam olahraga. Termasuk di dalamnya pencapaian prestasi olahraga Lompat Jauh. Seorang pelatih juga memerlukan berbagai pertimbangan dan perhitungan serta analisis yang cermat mengenai faktor-faktor yang menentukan dan menunjang prestasi lompat jauh dalam rangka pencapaian prestasi lompat jauh. Fox (1998:171) menyatakan bahwa; latihan harus bersifat khusus, ditujukan terhadap sistem energi yang digunakan dan khusus terhadap pola gerak yang sesuai dengan keterampilan olahraga tersebut. commit to userFaktor-faktor penentu dan faktor
2
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penunjang prestasi dapat dijadikan dasar dalam penyusunan program latihan, agar latihan tersebut dapat mencapai hasil yang diharapkan. Metode yang dipergunakan juga harus khusus yang sesuai dengan karakteristik nomor lompat jauh. Program latihan yang dilakukan merupakan upaya yang sistematis dalam peningkatan fungsional fisik dan daya tahan . Untuk memilih latihanlatihan khusus yang cocok untuk cabang-cabang dan usia tertentu harus dianalisis secara hati-hati. Bomba (1990:3) menyatakan bahwa;program latihan harus disusun berdasarkan usia para atletnya, sedangkan keberhasilannya tergantung dari sebagian kualitas dan kemampuan atlet yang bersangkutan. Lompat jauh adalah nomor olahraga atletik yang menuntut keterampilan melompat ke depan sejauh mungkin dengan satu kaki terdiridari empat teknik dasar, yaitu awalan, tolakan, saat melayang di udara dan pendaratan. Lari awalan dalam lompat jauh merupakan salah satu unsur yang dominan dalam menentukan jauh tidaknya hasil lompatan yang dicapai, seperti yang dikemukakan oleh Jarver (1974:52) bahwa: “Kecepatan meyakinkan menyumbang dalam prestasi lari cepat (sprint) dan lompat horisontal. Untuk melakukan awalan dalam lompat jauh, diperlukan kecepatan berlari yang cepat dan tepat agar saat melakukan tolakan seorang pelompat jauh mendapatkan momentum yang baik untuk melakukan tolakan yang maksimal. Mark Guthrie (2008:150) menjelaskan bahwa, ”Kecepatan yang maksimum saat bertolak sangat penting karena kedua faktor yang menentukan jarak melayang adalah kecepatan dan sudut tolakan”. Dengan kecepatan maksimum pelompat akan mendapatkan gaya dorongan horisontal yang besar ke depan sedangkan sudut tolakan yang benar akan mengondisikan pelompat melayang di udara menjadi lebih lama sehingga akan menghasilkan jarak lompatan yang maksimal. Kecepatan yang dibutuhkan seorang pelompat jauh tidak hanya kecepatan maksimal seperti yang dimiliki kecepatan seorang pelari jarak pendek (sprinter), lebih dari itu dibutuhkan kecepatan yang optimal. Beberapa ahli commit to user menyatakan bahwa untuk mendapatkan prestasi lompat jauh yang maksimum
82
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diperlukan awalan yang optimal. Artinya seorang pelompat jauh dalam melakukan awalan/ancang-ancang tidak hanya membutuhkan kecepatan lari yang maksimum tetapi juga membutuhkan kecepatan lari yang terkontrol. Hal ini dimungkinkan untuk mempersiapkan seorang atlet lompat jauh ketika melakukan awalan mendapatkan momentum yang tepat dalam melakukan perpindahan kecepatan, (dari kecepatan horisontal ke kecepatan vertikal) saat melakukan tolakkan dengan maksimal. Berdasarkan
karakteristik dari awalan lompat jauh, kecepatan lari
merupakan unsur yang dominan dalam mendapatkan momentum tolakan dalam menghasilkan lompatan yang maksimal dan pertimbangan yang melatar belakangi permasalahan ini maka lari awalan dapat dikembangkan dengan metode latihan yang bisa digunakan dalam latihan lari jarak pendek diantaranya adalah acceleration sprint dan sprint training dalam upaya mengembangkan awalan dan peningkatan prestasilompat jauh. Dua metode latihan di atas, mempunyai kesamaan dan perbedaan karakteristik. Kedua metode tersebut digunakan dalam peningkatan kecepatan lari dan kekuatan otot dengan penggunaan energi yang relatif sama. Yang membedakan dua metode ini adalah teknis pelaksaaan latihan dan biomekanika umumyang dikembangkan.Teknis metode latihan acceleration sprint adalah latihan lari mulai lambat makin lama makin cepat dimulai dari gerakanlari lambat (jogging), kemudian ke langkah lebih cepat (striding) kemudian lari cepat (sprinting)yang diakhiri dengan gerakan berjalan (walking)). Sedangkan teknis metode latihan sprint training adalah latihan lari cepat yang dilakukan dengan kecepatan maksimal dari sejak gerakan lari pertama hingga sampai akhir gerakan lari yang dilakukan berulang-ulang. Sedangkan biomekanika umum yang dikembangkan dalam dua metode latihan tersebut berbeda satu dengan lainnya. Lari cepat yang dilakukan saat melakukan awalan lompat jauh merupakan aktifitas fisik yang termasuk dalam keterampilan gerak lokomotor yang merupakan serangkaian gerak tolakan, melayang dan pendaratan yang commit to userkomponen dasarnya adalah power dilakukan secara otomatis dan kontinyu yang
82
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
otot tungkai. Kecepatan lari pada hakekatnya merupakan penampilan power (perpaduan kekuatan dan kecepatan), sehingga dengan power otot tungkai yang baik maka kecepatan juga akan baik, yang diharapkan kecepatan lari awalan tersebut mampu meningkatkan prestasi lompat jauh. Oleh karena itu diperlukan pengukuran prestasi lompat jauh untuk mengetahui tingkat perbedaan pengaruh diantara kedua metode latihan tersebut pada subyek yang memiliki power otot tungkai yang berbeda dalamupaya peningkatan prestasi lompat jauh yang telah dilatih denganmetode latihan acceleration sprint dan sprint training. Sebagai sampel dalam penelitian ini adalah siswa putra peserta ekstrakurikuler atletik di SMP Negeri 1 Ngawi tahun pelajaran 2014/2015. SMP Negeri I Ngawi mempunyai siswa dengan jumlah cukup banyak dan mempunyai disiplin tinggi sehingga peneliti dapat memilih sampel berdasarkan kriteria yang telah diberikan. Selain itu, SMP Negeri I Ngawi juga memiliki lapangan cukup luas dan dekat dengan fasilitas lapangan lompat jauh yang standar dan kondisinya cukup baik, sehingga bisa dipakai untuk latihan lari cepat dan pengukuran lompat jauh yang ada dalam penelitian ini. Melalui penelitian tentang perbedaan pengaruh metode latihan dan power otot tungkai untuk peningkatan prestasi lompat jauh ini, diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan kepada guru pendidikan jasmani di sekolahsekolah terutama di SMP Negeri I Ngawi, sehingga siswa SMP Negeri I Ngawi bisa meraih prestasi dalam cabang olahraga lompat jauh di tingkat kabupaten bahkan di tingkat provinsi. Sejauh mana pengaruh dari metode latihan dan power otot tungkai terhadap peningkatan prestasi lompat jauh selanjutnya akan dikembangkan model dengan judul “Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Acceleration Sprint dan Sprint Training Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh ditinjau dariPower Otot Tungkai” (Studi Eksperimen Metode Latihan Pada Siswa Putra Peserta Ekstrakurikuler Atletik SMP Negeri 1 Ngawi). commit to user
82
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, muncul sejumlah pertanyaan atau permasalahan yang perlu diidentifikasi antara lain sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi lompat jauh. 2. Metode latihan acceleration sprint dan sprint trainining yang diterapkan akan meningkatkan prestasi lompat jauh. 3. Bentuk metode latihan acceleration sprint dan sprint trainining dapat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi lompat. 4. Power otot tungkai dapat mempengaruhi peningkatan prestasi lompat jauh. 5. Penerapan metode latihan dan power otot tungkai berpengaruh terhadap peningkatan prestasi lompat.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas dan permasalahan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda, maka permasalahan dalam penelitian ini terbatas pada: 1. Metode latihan acceleration sprint dan sprint training untuk meningkatkan prestasi lompat jauh. 2. Tinggi rendahnya power otot tungkai dapat mempengaruhi peningkatan prestasi lompat jauh. 3. Pengaruh interaksi metode latihan dengan power otot tungkai terhadap peningkatan prestasi lompat jauh .
commit to user
82
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan pengaruh antara metode latihan acceleration sprint dan sprint training terhadap peningkatan prestasi lompat jauh? 2. Adakah perbedaan peningkatan prestasi lompat jauh antara siswa yang memiliki power otot tungkai baik, power otot tungkai sedang, dan power otot tungkai kurang baik? 3. Adakah pengaruh interaksi antara metode latihan dan power otot tungkai terhadap peningkatan prestasi lompat jauh?
E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam peneltitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Perbedaan pengaruh antara metode latihan acceleration sprint dan sprint training terhadap peningkatan prestasi lompat jauh. 2. Perbedaan peningkatan prestasi lompat jauh antara siswa yang memiliki power otot tungkai baik, power otot tungkai sedang, dan power otot tungkai kurang baik. 3. Pengaruh interaksi antara metode latihan dengan power otot tungkai terhadap peningkatan prestasi lompat jauh.
commit to user
82
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dan memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu keolahragaan di Indonesia, disamping memberikan kajian mendasar pentingnya metode latihan acceleration sprint dan sprint trainining terhadap peningkatan prestasi lompat jauh secara umum ditinjau dari power otot tungkai. Hasil penelitian dapat dipakai untuk menambah pemahaman mengenai peran latihan fisik bagi guru pendidikan jasmani, pelatih olahraga dan peneliti sendiri, sekaligus dapat dipakai sebagai pedoman untuk membuat program metode latihan yang tepat dan power otot tungkai dalam usaha peningkatan prestasi olahraga atletik, khususnya lompat jauh.
commit to user
82