BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jaringan Dasar merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat pada Kurikulum 2013 yang masuk pada ranah C2. Mata pelajaran ini harus dikuasai siswa SMK terlebih jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Hal ini dikarenakan dalam urusan pengelolaan jaringan, dibutuhkan materi dasar tentang jaringan tersebut, yang ke depannya menjadi bekal khusus bagi siswa jurusan TKJ. Materi-materi dalam mata pelajaran ini bersifat penting dan harus diajarkan. Setiap Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam mata pelajaran Jaringan Dasar wajib dikuasai siswa. Penguasaan siswa terhadap materi pada suatu mata pelajaran pun tak lepas dari peran media dan model pembelajaran yang dipilih dan diterapkan oleh guru. Penerapan media dan model pembelajaran tersebut haruslah tepat dan guru mampu memahami kondisi kelas, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung efektif. Siswa tidak hanya mengandalkan guru yang memberikan materi dengan metode ceramah untuk dapat menguasai materi mata pelajaran Jaringan Dasar secara utuh, misalnya dalam materi subnetting dibutuhkan latihan perhitungan IP address. Hasil perhitungan subnetting menghasilkan beberapa IP address yang akan diterapkan di beberapa komputer dalam suatu jaringan yang ingin dibangun. Dibutuhkan suatu media yang dapat memvisualisasikan penerapan IP address tersebut pada komputer. Begitu juga dengan beberapa materi yang lain dalam mata pelajaran Jaringan Dasar. Salah satu langkah untuk menangani permasalahan tersebut dapat digunakan sebuah simulator sebagai media pembelajaran untuk memvisualisasikan penerapan jaringan. Melalui simulator jaringan, bayangan siswa mengenai jaringan akan lebih terbentuk, dan siswa dapat mempraktikkan penerapan jaringan tersebut. Salah satu simulator jaringan yang dapat digunakan untuk media pembelajaran yakni simulator Cisco Packet Tracer, yang diciptakan oleh Cisco Systems dan disediakan gratis untuk fakultas, siswa dan alumni yang telah
1
2
berpartisipasi di Cisco Networking Academy. Tujuan utama Packet Tracer adalah untuk menyediakan alat bagi siswa dan pengajar agar dapat memahami prinsip jaringan komputer. Simulator Cisco Packet Tracer telah sering digunakan sebagai media pembelajaran dan pelatihan, serta dalam bidang penelitian simulasi jaringan komputer. Model pembelajaran yang tepat juga dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran mata pelajaran Jaringan Dasar, selain media visualisasi jaringan yang telah disebutkan. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dirasa mampu untuk meningkatkan keaktifan dan semangat peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar, karena dengan pembelajaran yang tepat akan mempermudah serta memperlancar siswa untuk mengikuti dan memahami materi pelajaran. Semakin baik siswa mengikuti dan memahami mata pelajaran, akan semakin baik hasil belajarnya. Menurut Sudjana (2001: 2), “Indikator keberhasilan belajar adalah tercapainya tujuan pengajaran oleh siswa. Sedangkan tujuan pengajaran akan tercapai bila kegiatan belajar (aktivitas) siswa dapat dioptimalkan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Artinya jika aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan, maka hasil belajar sebagai tujuan pengajaran dapat dicapai.” Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah TGT (Teams Games Tournament). Bentuk model TGT hampir sama dengan STAD, tetapi menggantikan kuis dengan turnamen mingguan, di mana siswa
memainkan
game
akademik
dengan
anggota
tim
lain
untuk
menyumbangkan poin bagi skor timnya. Melalui game ini, siswa akan lebih terpacu untuk aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, sehingga aktivitas belajar siswa meningkat. Pemilihan media dan model pembelajaran yang tepat merupakan masalah umum dari proses pembelajaran. Namun, masalah tersebut dapat terselesaikan setelah media dan model pembelajaran yang tepat ditemukan. Tak ubahnya seperti permasalahan yang terdapat di kelas X TKJ 1 SMK Negeri 1 Banyudono. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran, siswa merasa kesulitan dengan materi subnetting, yang merupakan pelajaran hitungan yang
3
mirip dengan matematika. Padahal, materi subnetting merupakan salah satu materi yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran Jaringan Dasar. Hal ini merupakan salah satu faktor yang membuat beberapa siswa tidak lulus ketika ulangan materi subnetting, dan mengindikasikan bahwa proses pembelajaran Jaringan Dasar belum sesuai dengan harapan. Fakta empiris dari kejadian ini adalah data ulangan subnetting Kelas X TKJ 1 yang menunjukkan terdapat 19 siswa tidak lulus ulangan subnetting, dari 33 total jumlah siswa seluruhnya. Sembilan belas siswa ini nilainya belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), sedangkan 14 siswa lainnya mencapai batas KKM. Mengacu pada data tersebut maka persentase siswa yang tidak lulus adalah 57,57% dan siswa yang lulus adalah 42,42%. Melalui tabel data di bawah ini, dapat dilihat bahwa siswa yang tidak lulus berjumlah 19 dengan predikat nilai C-, C+, C dan B-. Range dari nilai ulangan subnetting tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Nilai Ulangan Subnetting Mata Pelajaran Jaringan Dasar Kelas X TKJ 1 SMK Negeri Banyudono Predikat Keterangan CTidak Lulus C+ Tidak Lulus C Tidak Lulus BTidak Lulus B Lulus B+ Lulus Total Siswa
Jumlah Siswa 3 8 2 6 9 5 33
Persentase 9,09% 24,24% 6,06% 18,18% 27,27% 15,15%
Aktivitas belajar masing-masing siswa kelas X TKJ 1 pun perlu ditingkatkan. Aktivitas belajar ini dapat dilihat dari keaktifan masing-masing siswa. Berdasarkan data di bawah ini, dapat dilihat bahwa siswa yang kurang aktif berjumlah 26 anak, dengan persentase 78,78%. Melalui data tersebut dapat dilihat siswa yang kurang aktif masih sangat mendominasi. Data empiris dari keaktifan siswa kelas X TKJ 1 seperti yang disajikan pada Tabel 1.2.
4
Tabel 1.2. Tingkat Keaktifan Siswa Kelas X TKJ 1 SMK Negeri Banyudono Tingkat Keaktifan Keterangan ≥3,7 Sangat Aktif 3,5 - 3,69 Aktif <3,5 Kurang Aktif Jumlah Siswa
Jumlah Siswa 4 3 26 33
Persentase 12,12% 9,09% 78,78%
Berdasarkan permasalahan di atas, dapat diambil kesimpulan untuk mengatasi permasalahan hasil belajar Jaringan Dasar yang terjadi di Kelas X TKJ 1 SMK Negeri Banyudono dapat digunakan simulator Cisco Packet Tracer, dengan harapan dapat mengatasi masalah yang timbul ketika proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa mampu mengalami peningkatan, sedangkan untuk meningkatkan keaktifan siswa, dapat diatasi dengan menggunakan model pembelajaran TGT. Jika keaktifan belajar siswa meningkat, maka aktivitas belajar siswa pun meningkat. Melalui penerapan simulator Cisco Packet Tracer dengan model pembelajaran TGT, diharapkan siswa Kelas X TKJ 1 SMK N Banyudono dapat mengalami peningkatan hasil belajar dan keaktifan. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian pada proses pembelajaran yang terjadi di SMK Negeri 1 Banyudono. Penelitian ini mengambil judul “PENERAPAN SIMULATOR CISCO PACKET TRACER DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN JARINGAN DASAR KELAS X TKJ SMK NEGERI 1 BANYUDONO”.
B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada mata pelajaran Jaringan Dasar kelas X SMK jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diambil adalah: 1. Apakah penerapan simulator Cisco Packet Tracer dengan model pembelajaran TGT dalam mata pelajaran Jaringan Dasar dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
5
2. Apakah penerapan simulator Cisco Packet Tracer dengan model pembelajaran TGT dalam mata pelajaran Jaringan Dasar dapat meningkatkan keaktifan siswa?
C. Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah sebelumnya, tujuan dari penelitian ini ditentukan sebagai berikut: 1. Mengetahui apakah penerapan simulator Cisco Packet Tracer dengan model pembelajaran TGT dalam mata pelajaran Jaringan Dasar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Mengetahui apakah penerapan simulator Cisco Packet Tracer dengan model pembelajaran TGT dalam mata pelajaran Jaringan Dasar dapat meningkatkan keaktifan siswa.
D. Manfaat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain: 1. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Meningkatkan pemahaman siswa tentang jaringan dengan adanya gambaran materi jaringan dasar secara visual menggunakan simulator Cisco Packet Tracer. 2) Memberikan jalan keluar bagi siswa atas terbatasnya sarana prasarana dalam praktik membuat jaringan, dengan mensimulasikan jaringan tersebut menggunakan media yang tepat. 3) Memberikan suasana belajar yang menyenangkan dan meningkatkan kemampuan kerjasama tim pada mata pelajaran Jaringan Dasar melalui kuis dan turnamen permainan yang terdapat pada model pembelajaran TGT. 4) Meratakan tingkat kemampuan siswa dalam mata pelajaran Jaringan Dasar dengan model pembelajaran kooperatif.
6
5) Meningkatkan hasil belajar siswa. b. Bagi Guru 1) Sebagai bahan pertimbangan dan acuan untuk menggunakan simulator Cisco Packet Tracer dalam memberikan visualisasi mengenai jaringan. 2) Sebagai bahan pertimbangan dan acuan untuk menerapkan model pembelajaran TGT agar meningkatkan antusias siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan meratakan kemampuan pemahaman siswa dalam mata pelajaran Jaringan Dasar. 3) Guru dapat mengevaluasi siswa atas berhasil atau tidaknya pembelajaran yang sudah dilakukan. Oleh karena itu dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru. c. Bagi Sekolah 1) Menjadi bahan pertimbangan bagi sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Jaringan Dasar. d. Bagi Peneliti 1) Memberikan wawasan bagi peneliti untuk dapat memilih model pembelajaran dan media yang tepat dalam melakukan proses belajar mengajar terutama mata pelajaran Jaringan Dasar. 2. Manfaat Teoritis a. Memberikan informasi pada pendidik atas manfaat penerapan simulator Cisco Packet Tracer dengan model pembelajaran TGT pada mata pelajaran Jaringan dasar. b. Sebagai masukan untuk mendukung dasar teori penelitian lain yang sejenis dan relevan. c. Sebagai bahan pustaka bagi mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.