BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan topik yang tidak akan pernah habis dibahas dalam pendidikan di sekolah. Ini disebabkan oleh pentingnya peran prestasi belajar itu sendiri sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Terlepas dari hal tersebut, setiap orang tua mengharapkan prestasi belajar yang baik dari anaknya. Begitupun pihak sekolah guru dan siswa sendiri, turut mengharapkan ketercapaian prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah mendapat pengajaran dalam kurun waktu tertentu. Prestasi belajar dapat diartikan pula sebagai sebuah cerminan dari usaha belajar. Semakin baik usaha belajar siswa, idealnya semakin baik pula prestasi belajar yang akan mereka raih. Karenanya, hasil prestasi belajar dapat menjadi salah satu acuan dalam menilai keberhasilan pembelajaran yang dialami siswa. Di lain sisi, Peraturan Pemerintah No.22 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar menyatakan bahwa salah satu tujuan dari pembelajaran IPA adalah melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak serta berkomunikasi. Dan dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 tahun 2005 pasal 21 ayat (2) diketahui bahwa pemerintah mengharapkan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya menulis dan membaca. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung, ketercapaian prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih belum memuaskan dan proses pembelajaran belum berjalan maksimal sebagimana yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan siswa sebesar 62 dan sebanyak 83% siswa kelas memiliki nilai di bawah KKM (KKM= 70); dalam mengukur prestasi belajar 1
Hastarina, 2013 Penerapan Reading Task Pada Cooperative Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMP Pada Mata Pelajaran Fisika Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
tersebut guru menggunakan soal pilihan ganda dengan kategori aspek pengetahuan (C1) hingga aspek penerapan (C3) ; dan pada proses pembelajaran, guru masih dominan menggunakan metode ceramah dan penugasan sehingga kurang memfasilitasi siswa untuk aktif berinkuiri maupun mengembangkan budaya menulis dan membaca. Hasil angket pada studi pendahuluan terhadap kelompok sampel penelitian menunjukkan fakta bahwa 6% siswa menyatakan sangat suka membaca, 57% siswa
menyatakan suka, 34 % cukup suka dan
3%
menyatakan tidak suka. Aktivitas yang paling sering mereka lakukan seharihari adalah 31 % siswa menonton televisi, 34 % mendengarkan musik, 9 % masing-masing menyatakan
sering bermain komputer dan bermain bola,
hanya 3 % menyatakan membaca dan sisanya menjawab aktivitas yang lain. Jenis bacaan yang paling disukai berupa novel (16%), komik (7%) buku bertema olahraga (9%), cerita misteri (9%), cerita perang (9%), drama percintaan (7%), dan cerita rakyat (7%). Dan dari total siswa yang menjadi responden, hanya 2% siswa menyukai buku berjenis ensiklopedia. Sementara itu, dari hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa para siswa tidak menyukai buku pelajaran fisika karena bahasanya yang memusingkan dan membuat kepala terasa berat saat membacanya; para siswa jarang sekali membaca
buku
pelajaran
secara
mandiri
meski
guru
terkadang
mengintruksikan siswa untuk membaca materi selanjutnya terkait hal yang akan diajarkan. Sebagian siswa malas membaca karena tidak mau repot meminjam buku dari perpustakaan, sementara sebagian siswa lainnya menganggap „toh materi tersebut juga nantinya akan diajarkan‟, sehingga mereka lebih memilih untuk menggerjakan berbagai tugas dari mata pelajaran lain yang waktunya lebih mendesak. Berdasarkan wawancara dengan guru, diketahui memang benar guru telah memberikan instruksi kepada siswa untuk membaca materi yang akan diajarkan selanjutnya, namun instruksi tersebut hanya berupa lisan dan tidak ada pemantauan atas keterlaksanaan kegiatan membaca.
Hastarina, 2013 Penerapan Reading Task Pada Cooperative Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMP Pada Mata Pelajaran Fisika Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
Berdasarkan permasalahan dan temuan tambahan terkait aktivitas membaca siswa yang telah diuraikan di atas, maka perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang dapat memotivasi, meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus meningkatkan aktivitas membaca, salah satunya yaitu model cooperative learning yang diintergrasi dengan reading task. Model cooperative learning menyediakan kesempatan lebih banyak bagi siswa
untuk berkomunikasi dan membangun solidaritas. Selain itu,
dalam cooperative learning siswa belajar bersama sebagai tim untuk menyelesaikan tugas ataupun permasalahan dengan menekankan pada keberhasilan kelompok. Keberhasilan ini tercapai jika semua anggota kelompok dapat mencapai tujuan dan memahami bahasan yang dipelajari. Alhasil cooperative learning diharapkan mampu memotivasi siswa untuk memaksimalkan belajarnya masing-masing, dan sejalan dengan proses pemaksimalan belajar tersebut diharapkan dapat meningkatkan prestasi akademik siswa. Melalui kajian empirik, penerapan model cooperative learning juga telah terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa (Bokunola, 2012; Ozsoy, 2004; Varank, 2007). Fungsi pengintegrasian tugas membaca (reading task) secara umum untuk membiasakan siswa dengan aktivitas membaca, namun secara khusus tidak lain juga untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian Fang & Wei (2010) yang mengaitkan aktivitas membaca dengan prestasi belajar
menunjukkan fakta bahwa prestasi belajar pada kelompok siswa
dengan pembelajaran yang mengikutsertakan aktivitas membaca tambahan memperoleh ketercapaian yang lebih tinggi daripada kelompok siswa yang tidak menerapkan aktivitas ini. Namun, bertolak belakang dengan penemuan tersebut, hasil penelitian Hicok (2000) menunjukkan bahwa pengikutsertaan strategi membaca tidak berpengaruh signifikan pada perbedaan hasil skor tes antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Karenanya peneliti ingin meneliti lebih jauh mengenai peningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning yang diintegrasi dengan reading task. Hastarina, 2013 Penerapan Reading Task Pada Cooperative Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMP Pada Mata Pelajaran Fisika Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
Meski sama-sama berupa tugas membaca, namun reading task dalam penelitian ini berbeda dengan penugasan membaca yang biasa diberikan oleh guru secara lisan. Pada reading task para siswa diminta untuk membaca lembar bacaan (reading sheet) yang telah disiapkan secara khusus oleh guru, selain itu mereka juga diharuskan mengerjakan soal-soal yang tercantum di dalamnya. Jenis soal yang tertera pada reading sheet mengharuskan mereka untuk mencari jawaban dengan menggunakan lembar bacaan maupun dengan menggunakan sumber bacaan lainnya. Jawaban soal kemudian dikumpulkan sebelum pembelajaran berikutnya dimulai. Untuk pengerjaannya, lembar ini dapat dibawa pulang oleh siswa. Melalui pemberian reading task yang didesain khusus ini, siswa jadi lebih memiliki modal pemahaman awal pada saat pembelajaran dimulai, dan sekaligus keterlaksanaan membaca siswa dapat dipantau. Selain itu, alasan dipilihnya pengintegrasian reading task pada cooperative leraning ini juga karena diketahui bahwa kelompok sampel penelitian memiliki minat yang besar dalam membaca, namun jenis bacaan yang mereka baca tidak mendukung dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA. Sangat disayangkan bila minat yang besar ini tidak dimanfaatkan. Secara umum, reading task memang sangat sederhana. Namun ciri utama dari reading task yang termasuk dalam keunggulannya adalah reading task mengedapankan penggunaan genre bacaan yang menjadi minat siswa. Melalui penyusunan genre bacaan yang disesuaikan dengan minat siswa dapat memperbesar peluang siswa memperoleh pemahaman sebagaimana yang guru harapkan. Dipilihnya jenis strategi yang sederhana ini ketimbang strategi membaca lainnya dikarenakan peneliti hanya hendak mengkhususkan pada peningkatan prestasi belajar siswa dengan memanfaatkan kegiatan membaca, bukan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca. Berdasarkan semua uraian di atas penelitian ini diberi judul “Penerapan reading task pada cooperative learning untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SMP pada mata pelajaran fisika. Hastarina, 2013 Penerapan Reading Task Pada Cooperative Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMP Pada Mata Pelajaran Fisika Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: “Apakah terdapat perbedaan peningkatan prestasi belajar yang signifikan antara kelompok siswa dengan penerapan model cooperative learning yang diintegrasi dengan reading task dan kelompok siswa dengan penerapan cooperative learning yang tidak diintegrasi dengan reading task ?” Untuk lebih mengarahkan penelitian, maka rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan prestasi belajar yang signifikan antara kelompok siswa dengan penerapan model cooperative learning yang diintegarasi dengan reading task dan kelompok siswa dengan penerapan model cooperative learning tanpa diintegrasi dengan reading task ? 2. Bagaimana peningkatan prestasi belajar pada kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model
cooperative learning yang
diintegrasi dengan reading task?
C. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Prestasi belajar yang diteliti yaitu komponen ranah kognitif dari Benyamin Bloom. Dari enam aspek yang dikemukakan Bloom, dalam penelitian ini hanya diteliti empat aspek yaitu; aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4). Pemilihan aspek C1-C4 ini berdasarkan hasil telaah kompetensi dasar pada materi yang digunakan. Kata operasional pada kompetensi dasar materi yang diajarkan adalah „menyelidiki‟, sehinggga batas minimal aspek sebenarnya cukup hanya sampai aspek penerapan (C3). Namun di sini peneliti memilih hingga sampai C4, karena diketahui selama ini guru kelas pada sampel penelitian hanya menggunakan hingga sampai C3 saja; peningkatan prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan adanya peningkatan Hastarina, 2013 Penerapan Reading Task Pada Cooperative Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMP Pada Mata Pelajaran Fisika Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
positif antara tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) yang kualifikasinya ditentukan berdasarkan rata-rata skor gain yang dinormalisasi
(Hake,
1998); D. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah keberadaan penerapan reading task, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar siswa. E. Definis Operasional Agar tidak terjadi perbedaan persepsi, berikut definisi operasional variabel dalam penelitian ini : 1. Model Cooperative learning Model cooperative learning dalam penelitian ini yaitu
model
pembelajaran kooperatif jenis learning together yang dikembangkan oleh David dan Roger Johnson beserta rekan-rekannya di Universitas Minnesota, dimana kelompok-kelompok kecil heterogen yang terdiri dari 5-6 siswa secara bersama-sama sebagai tim menyelesaikan masalah dan tugas yang diberikan . Pengontrolan
variabel
ini
dilakukan
dengan
cara
mengukur
keterlaksanaan rancangan aktivitas guru dan siswa untuk setiap pertemuan. Keterlaksanaan rancangan aktivitas guru dan siswa tersebut diobservasi dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan model cooperative learning. Observasi dilakukan oleh dua orang observer pada setiap pertemuan pembelajaran, dengan cara membutuhkan tanda cheklist pada aktivitas guru dan siswa yang teramati. 2. Reading task Reading task merupakan tugas membaca tambahan yang didesain secara khusus oleh guru dimana siswa mendapatkan lembar bacaan (reading sheet) yang dapat dibawa pulang, membaca dan mengerjakan soal Hastarina, 2013 Penerapan Reading Task Pada Cooperative Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMP Pada Mata Pelajaran Fisika Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
di dalamnya, dan mengumpulkan hasil jawaban pertanyaan tersebut pada pertemuan mendatang saat tema materi yang sama dengan reading task akan diajarkan. Pengukuran persentase keterlaksanaan reading task dilakukan dengan menggunakan
instrumen reading sheet
yang mengikuti acuan
penghitungan „1‟ bagi yang mengumpulkan dan „0‟ bagi bagi yang tidak mengumpulkan. Sementara penskoran jawaban reading sheet mengacu pada rubrik yang disusun oleh peneliti pada Lampiran.
3. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil pencapaian siswa yang dilihat dari perolehan nilai pada ranah kognitif meliputi aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4), menurut Bloom. Prestasi belajar siswa diukur dengan menggunakan instrumen tes prestasi belajar berupa 28 soal pilihan ganda dengan masing-masing memiliki empat alternatif jawaban. Instrumen ini digunakan sebagai pretest dan post-test baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Pre-test diberikan sebelum treatment dilakukan, sementara post-test diberikan setelah treatment. Ada-tidaknya perbedaan peningkatan prestasi belajar yang signifikan antara kelompok kontrol dan eksperimen diketahui melalui hasil uji hipotesis
(uji
Wilcoxon)
dengan
menggunakan
data
gain
yang
dinormalisasi (g) pada tiap kelompok.
F. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui ada tidaknya perbedaan peningkatan prestasi belajar yang signifikan antara kelompok siswa dengan penerapan model cooperative learning yang diintegrasi dengan reading task dan kelompok siswa dengan
Hastarina, 2013 Penerapan Reading Task Pada Cooperative Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMP Pada Mata Pelajaran Fisika Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8
penerapan model cooperative learning tanpa diintegrasi dengan reading task. 2. Mengetahui peningkatan prestasi belajar pada kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model
cooperative learning yang
diintegrasi dengan reading task.
G. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya : 1. Manfaat teoritis Memberikan masukan bagi peneliti lain mengenai peningkatan prestasi belajar yang dapat dilakukan melalui penerapan cooperative learning yang diintegrasi dengan reading task. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru, memberikan pembelajaran alternatif yang dapat dijadikan cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Bagi siswa, diharapkan semakin menumbuhkan minat membaca. c. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan sebagai sarana menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat selama kuliah.
H. Hipotesis Penelitian Melalui pengkajian teori-teori terkait reading maupun cooperative learning, diketahui bahwa reading erat kaitannya dengan domain kognitif sedangkan cooperative learning. selain berkaitan dengan domain kognitif juga dapat mempengaruhi domain afektif siswa. Carpenter dan Just (1980) mengemukakan bahwa reading berkaitan dengan banyak proses diantaranya encoding, lexical access, assigning sematic roles, menghubungakan informasi dari suatu kalimat dengan informasi pada kalimat sebelumnya, sehingga berujung pada perolehan pemahaman. Sementara Clarke (2010) membagi Hastarina, 2013 Penerapan Reading Task Pada Cooperative Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMP Pada Mata Pelajaran Fisika Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9
reading pada dua kemampuan utama saja yaitu decoding dan language comprehension.
Semua proses maupun kemampuan tersebut erat dengan
aspek kognitif . Binham (2012) di lain sisi mengemukakan bahwa membaca dapat memberikan manfaat terkait aspek kognitif seperti dapat melatih kemampuan berpikir, meningkatkan pemahaman, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Adapun cooperative learning seperti yang dikemukakan oleh Jhonson & Johnson (1994) memang bertujuan untuk meningkatkan prestasi akademik berupa pemahaman individu maupun kelompok. Lebih jauh, cooperative learning dapat memberikan manfaat terkait domain afektif yaitu mengembangkan rasa percaya diri, sensitivitas interpersonal dan menciptakan iklim memahami perspektif orang lain (Slavin, 2009). Hasil pengkajian secara empirik (2000) yang
mendapati bahwa penelitian Hicok
mengikutsertakan aktivitas membaca menunjukkan bahwa
aktivitas membaca tidak berpengaruh signifikan pada perbedaan hasil skor tes prestasi belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Meski demikian, berbeda dengan Hicok, banyak hasil penelitian lain (Ireland, 1987; Radcliffe, 2008; Fang & Wei, 2010; Larson, 2012; Desi, 2013; Komalasari, 2013) justru menunjukkan temuan yang
menyatakan bahwa penambahan
aktivitas membaca dapat signifikan meningkatkan prestasi belajar pada kelompok
eksperimen.
Penelitian
lainnya
yang
menerapkan
model
cooperative learning juga menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar (Bokunola, 2012; Ozsoy, 2004; Varank, 2007). Atas dasar terdapat banyaknya kesuksesan penelitian yang menerapakan tugas membaca dan model cooperative learning tersebut dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, maka hipotesis penelitian yang diajukan oleh peneliti dalam penelitian ini
yaitu “terdapat perbedaan peningkatan prestasi belajar yang
signifikan antara kelompok siswa dengan penerapan model cooperative learning yang diintegrasi dengan reading task dan kelompok siswa dengan penerapan cooperative learning yang tidak diintegrasi dengan reading task ”.
Hastarina, 2013 Penerapan Reading Task Pada Cooperative Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMP Pada Mata Pelajaran Fisika Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu