perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pembangunan negara saat ini tidak terlepas dari mutu SDM-nya. Salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan mutu SDM adalah pendidikan. Sumber daya manusia yang bermutu hanya dapat diwujudkan dengan pendidikan yang bermutu. Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik. Siti Rohani (2009:1) menyatakan bahwa pendidikan bisa berlangsung dimanapun baik di rumah, di sekolah dan juga di masyarakat. Pendidikan formal di Indonesia mulai dilaksanakan sejak anak berumur 5-6 tahun di SD kemudian masuk ke jenjang SMP dan dilanjutkan pada jenjang SMA. Namun, pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya berhasil untuk membangun suatu negara. Hal tersebut dibuktikan dengan rendahnya mutu lulusan di setiap jenjang pendidikan. Indonesia cukup mengalami peningkatan dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beberapa tahun terakhir ini, namun dengan mengetahui peringkat yang masih jauh di banding dengan negara Asia lainnya seperti Jepang, Korea, Hongkong dan Singapura, Indonesia masih jauh tertinggal. Hasil penelitian United Nations for Development Programme di dalam Human Development report 2012/2013 yang menempatkan Indonesia pada posisi ke-121 dari 187 negara dalam hal pencapaian Human Development Index (HDI) (Malik, 2013). Salah satu yang menjadi penyebab rendahnya HDI adalah
mutu
pendidikan. Mutu pendidikan yang ada di Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara lain. Pendidikan di sekolah tidak terlepas dari beberapa mata pelajaran yang ada di dalamnya. Banyak mata pelajaran yang masih dianggap sulit dimengerti oleh siswa, misalnya saja Fisika dan Matematika. Disini akan lebih disoroti pendidikan dalam bidang Sains Fisika. Mata pelajaran Fisika dari dulu hingga sekarang masih menjadi momok yang paling ditakuti oleh siswa, dan hasil commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 prestasi belajar dibidang Fisika sangat tidak memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai penelitian hasil prestasi siswa di bidang Sains dan Matematika. Hasil Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Penilaian yang dilakukan International Association for the Evaluation of Educational Achievement Study Center Boston College tersebut, diikuti 600.000 siswa dari 63 negara. Adapun bidang sains, Indonesia berada di urutan ke-40 dengan skor 406 dari 42 negara yang siswanya dites di kelas VIII. Skors tes sains siswa Indonesia ini turun 21 angka dibandingkan TIMSS 2007 (Napitupulu, 2012). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemahaman siswa Indonesia terhadap ilmu Sains masih tergolong sangat rendah. Penelitian dari PISA Programme for International Student Assessment tahun 2003 juga menyebutkan bahwa literasi Sains masih sangat jauh yaitu peringkat 38 dari 40 negara peserta. Dalam hal literasi Matematika dan Sains, hasil studi Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2007, hasilnya memperlihatkan bahwa peserta didik Indonesia belum menunjukkan prestasi memuaskan. Sedangkan untuk literasi Sains berada di urutan ke 35 dari 49 negara dengan pencapaian skor 433, dan masih di bawah skor rata-rata internasional yaitu 500. Hasil yang diperoleh ini, lebih buruk dibandingkan dengan pelajar Mesir yang berada pada urutan ke 35 (Tjalla, 2011). Fisika berasal dari istilah Yunani yang berarti alam. Hal ini mengandung makna bahwa fisika merupakan ilmu yang bertujuan untuk mempelajari gejalagejala alam. Selain itu fisika juga bertujuan untuk mempelajari aksi dan reaksi kejadian di alam semesta. Bertitik tolak dari hal ini para ilmuwan dapat menerangkan sifat materi dalam benda, sebagaimana menerangkan gejala alam lain yang diamatinya. Rufaida (2012:1) menyatakan bahwa: “Fisika merupakan suatu disiplin ilmu yang erat kaitannya dengan dunia teknologi dan pembangunan”. Fisika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang alam dan seisinya serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya. Fisika commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 diberikan sejak tingkat SMP bahkan sejak SD ilmu fisika sudah disisipkan dalam mata pelajaran IPA. Menurut Druxes, et al. (1986:27-30), mata pelajaran fisika tidak disukai oleh para siswa, hal ini terjadi karena selain materinya sedikit sulit dipahami peranan seorang guru juga mempengaruhi minat siswa untuk mempelajari materimateri fisika tersebut. Kemampuan pemahaman siswa terhadap materi bisa dilihat dari berbagai cara. Misalnya, dilihat dari hasil tes baik lisan atau tulisan. Dalam pembelajaran fisika pemahaman siswa akan lebih akurat jika dilihat dari tes tulisan yaitu dengan cara menyelesaikan soal. Namun, dengan menggunakan tes bisa saja faktor dari luar ikut mempengaruhi misalnya siswa takut dalam mengerjakan soal tes fisika dan akan menggangu dalam proses pengerjaan soal sehingga hasilnya kurang maksimal. Salah satu materi fisika di kelas VIII adalah alat optik. Berdasarkan dilakukan observasi, SMP N 8 Surakarta telah menyandang peringkat pertama di Solo Timur dan masuk ke dalam 10 besar di Solo Raya. Dengan begitu, prestasi siswa SMP 8 Surakarta ini tidak diragukan lagi. Namun, masih terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan materi alat optik. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika SMP N 8 Surakarta menghasilkan beberapa kesimpulan bahwa beberapa siswa pada angkatan sebelumnya masih ada yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal uraian materi pokok alat optik. Kesalahan yang dilakukan oleh siswa bisa saja berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Guru mata pelajaran masih belum mengetahui letak kesalahan siswa dalam mengerjakan soal, apakah kesalahan dalam memahami konsep fisika atau kesalahan dalam menerjemahkan soalnya. Padahal dengan mengetahui letak dan alasan kesalahan siswa akan dapat menghindari kesalahan tersebut terulang kembali dikemudian hari. Analisis kesalahan ini dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi jawaban siswa dan mengelompokkannya satu per satu, misal kesalahan dalam konsep, terjemahan dan penghitungan. Dengan begitu akan diketahui berapa persentase dimana letak kesalahan siswa. Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian dengan cara commit to user menganalisis kesalahan apa saja yang siswa lakukan saat menyelesaikan soal dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 juga apa saja yang menyebabkan kesalahan itu terjadi melalui penelitian yang berjudul ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI POKOK ALAT OPTIK KELAS VIII SMP N 8 SURAKARTA.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang terdapat di atas, terdapat beberapa masalah panelitian yang muncul, yaitu: 1. Siswa SMP masih menganggap fisika sebagai pelajaran yang sulit karena berisi materi yang sulit dipahami dan hitungan. 2. Siswa kelas VIII SMP 8 Surakarta memiliki semangat belajar bagus, namun masih terdapat beberapa kesalahan dalam menyelesaikan soal Alat Optik. 3. Kesalahan dalam mengerjakan soal Fisika materi Alat Optik ini belum diketahui.
C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas, agar permasalahan yang dikaji lebih terarah, maka penulis membatasi masalah tersebut sebagai berikut: 1.
Jenis kesalahan yang diteliti adalah kesalahan hitung, kesalahan konsep, kesalahan terjemahan dan kesalahan strategi.
2.
Soal yang diberikan siswa berupa soal tentang pokok bahasan Alat Optik.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Apa saja jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal Fisika materi Alat Optik?
2.
Apa yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal Fisika materi Alat Optik? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1.
Menganalisis jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal Fisika materi Alat Optik.
2.
Mengetahui penyebab siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soalsoal Fisika materi Alat Optik
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan masukan kepada siswa kelas VIII SMP 8 Surakarta agar mengetahui
kesalahan
yang
mereka
lakukan
dan
bisa
memperbaikinya dikemudian hari 2. Memberikan informasi kepada guru dan calon guru mengenai jenis dan penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal Fisika materi Alat Optik. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga diharapkan semua siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan kesalahan yang sejenis dapat dihilangkan. 4. Bagi guru dapat memberikan umpan balik dan sebagai evaluasi sehingga kesalahan yang sejenis tidak terulang lagi. 5. Sebagai referensi bagi penelitian sejenis dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.
commit to user