BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini memberi kesempatan untuk mengembangkan kepribadian anak, oleh karena itu lembaga pendidikan untuk anak usia dini perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang meliputi kognitif, bahasa, sosial, emosi, fisik dan motorik. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan baik koordinasi motorik ( halus dan kasar ), kecerdasan emosi, kecerdasan jamak (multiple intelegensi) dan kecerdasan spiritual. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini, maka penyelnggaraan pendidikan bagi anak usia dini disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini FIP UPI ( 2010:2) Pendidikan Anak Usia Dini memiliki peran sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Bihler, dkk dalam Diah Harianti (1996) pada Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini FIP UPI (2010.2) menekankan anak usia dini ini kepada anak usia 2,5 tahun sampai usia 6 tahun. GINNA HENDIYAST, 2013 Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1
2
Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah membangun landasan bagi berkembangannya potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Sollehudin (1997) dalam Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini FIP UPI (2010:2) mengemukakan bahwa pendidikan anak usia dini dimaksudkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma dan nilai - nilai kehidupan yang dianut. Melalui pendidikan anak usia dini, anak diharapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya. Dipandang dari hakekatnya belajar dan perkembangan, bahwasanya belajar dan perkembangan merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Pengalaman belajar dan perkembangan awal merupakan dasar bagi proses belajar dan perkembangan selanjutnya. Temuan Ornstein (Bateman,1990) tentang fungsi belahan otak menunjukan bahwa anak yang pada masa usia dininya mendapat rangsangan yang cukup dalam mengembangkan kedua belah otaknya akan memperoleh kesiapan yang menyeluruh untuk belajar dengan sukses atau berhasil pada saat memasuki Sekolah Dasar (SD). Hal ini menjadikan banyak orang tua dan guru berlomba dengan waktu untuk memberikan pengalaman belajar melaui kegiatan atau pembelajaran akademik. Pendidikan anak usia dini (PAUD) mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini ditandai dengan terus bertambahnya jumlah lembaga PAUD, Taman Kanak – Kanak (TK), Raudatul Atfal (RA), kelompok Bermain, dan lembaga yang sejenis dengan nama yang bervariasi bermunculan. Hal ini sebagai bukti meningkatnya kesadaran orang tua dan guru tentang pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini.
GINNA HENDIYAST, 2013 Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
Pentingnya pendidikan anak usia dini sudah dirasakan oleh masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini. Hal ini berdampak pada keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya yang mulai memasuki usia prasekolah, dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi diri. Sasaran yang diarahkan pada anak usia dini lebih kepada kemampuan untuk berkreasi secara optimal. Nurwily (2008:1) dalam skripsinya, mengemukakan bahwa pembelajaran pada anak usia dini yang perlu diperhatikan adalah perbedaan karakteristik anak yang beragam sebagai acuan untuk menggali dan mengembangkan potensi - potensi yang dimiliki oleh anak. Setiap anak usia dini memiliki tingkat perkembangan karekteristik yang berbeda hal ini terlihat dari beberapa fakta dilapangan yang menunjukan bahwa setiap anak memiliki tingkat perkembangan emosi yang berbeda, perkembangan fisik- motorik yang berbeda, perkembangan kognitif yang berbeda, dan perkembangan lainnya. Dengan demikian perbedaan perkembangan karakteristik yang dimiliki oleh anak dapat menciptakan kreativitas yang beraneka ragam sesuai dengan karakteristik yang dimiliki anak. Mutiah (2010:41), Kreativitas merupakan dimensi kemampuan anak dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni. Kreativitas merupakan sebuah proses yang mampu melahirkan gagasan, pemikiran, konsep atau langkah - langkah baru pada diri seseorang. Kebermaknaan kreativitas terletak pada hakikat dan perannya sebagai dimensi dan memberi ciri keunggulan bagi pertumbuhan diri peserta didik yang sehat, produktif, dan inovatif. Pada dasarnya proses kreatif pada anak usia dini terletak pada metode pengajaran guru disekolah. Seorang guru taman kanak- kanak sebelum melaksanakan program kegiatan belajar terlebih dahulu harus memperhatikan tujuan, program kegiatan belajar, dan ruang lingkup program kegiatan belajar untuk membekali anak sesuai dengan perkembangannya. GINNA HENDIYAST, 2013 Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
Anggia (2010), dalam skripsinya mengungkapkan bahwa salah satu bekal yang harus dimiliki Anak untuk meningkatkan daya kreativitas cipta, rasa, dan karsa sedini mungkin dapat dilakukan dengan memberikan materi atau bahan ajar melalui mata pelajaran Seni Tari. Seperti yang kita ketahui banyak lembaga setingkat PAUD atau TK yang masih mengesampingkan mata pelajaran Seni Tari. Sama halnya yang tejadi di PAUD Wisana. Padahal apabila dicermati melalui pendidikan seni tari anak dapat mengalami proses belajar dimana ia mampu untuk mengungkapkan kembali segala imajinasinya serta mengekspresikan kembali segala pengalaman-pengalamannya secara kreatif. Kreativitas anak sering dianggap sebagai suatu aspek perkembangan yang penting dan tak habis - habisnya didengungkan disana – sini. Namun pada perktinya perkembangannya justru terabaikan, orang tua lebih senang menciptakan suasana keteraturan menyangkut segala aktivitas anak. Demikian pula di sekolah, semakin banyak anak mengulang dan menghafal bahan-bahan pelajaran, maka akan dinilai semakin baik. Tidak mengherankan keunikan berfikir dan berkreasi pada anak semakin menurun. Padahal jika dilihat dari kegiatan pembelajar disekolah tidak akan terlepas dari kegiatan bermain, karena Sebenarnya bermain adalah salah satu kebutuhan dasar perkembangan anak. Jika kebutuhan bermain belum terpenuhi anak akan kesulitan mencapai perkembangan yang optimal. Hal ini sesuai dengan apa yang peneliti temukan dilapangan. Proses pembelajaran di PAUD Wisana Cidadap Bandung ini lebih mengutamakan aspek kognitif (pengetahuan) yaitu menekankan pembelajaran berhitung, menulis dan membaca. Semakin banyak anak mampu menjawab soal atau pertanyaan tentang penjumlahan makan ia akan mendapatkan penghargaan (reward) berupa bintang. Akan tetapi kapasitas mereka bermain dan berkreativitas amat terbatas. Hal tersebut terlihat dari waktu istirahat yang GINNA HENDIYAST, 2013 Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
amat singkat. Padahal apabila dicermati kegiatan bermain yang sebenarnya adalah ketika kegiatan yang dilakukan oleh anak dengan atau tanpa menggunakan alat akan menghasilkan pengertian, memberikan informasi, memberikan kesenangan, dan dapat mengembangkan imajinasi anak. Sama hal nya yang terjadi pada kreativitas, kreativitas yang dimaksud adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. (Novan, dkk, 2012:92,98). Pernyataan
diatas tidak sesuai dengan apa yang peneliti temukan di
lapangan, karena banyak masalah yang ditemukan dalam penelitian ini diantaranya: 1). Waktu yang diberikan untuk istirahat anak sangatlah sedikit sehingga anak tidak dapat memanfaatkan waktu istirahat untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman lain, 2). Kegiatan bermain yang terbatas, kegiatan bermaian untuk anak semestinya adalah hal yang sangat penting dilakukan, karena pada kegiatan ini anak dapat mengeksplor segala daya imainasinya dan juga daya kreativitasnya, 3). Tidak dapat mencari informasi, ketika kegiatan bermain terabaikan maka kemampuan Anak untuk mencari informasi pun tidak dapat berkembang secara maksimal. Padahal apabila dicermati ketika Anak bermain maka secara langsung ia akan mencari informasi terhadap benda-benda baru yang ia temukan, 4). Mengembangkan imajinasi, ketika anak mampu mengembangkan kemampuannya dalam mencari informasi maka ia akan mampu untuk mengembangkan daya imajinasinya dengan baik, karena semakin banyak anak memperoleh informasi maka akan semakin baik pula anak dalam mengembangkan daya imajinasinya, 5). Kurang memberikan kesenangan pada diri anak, kegiatan belajar yang dilakukan di PAUD wisana ini berlangsung selama 2 jam atau 120 menit. Waktu yang diberikan untuk bermain dan beristirahat pada anak sangatlah terbatas hanya sekitar 15 menit, tentu waktu tersebut sangat kurang GINNA HENDIYAST, 2013 Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
untuk anak melakukan kegiatan bermain, jika kegiatan bermain pada anak tidak diberikan secara maksimal, maka mereka tidak akan merasakan kesenangan pada dirinya. Sehingga kegiatan belajar yang mereka lakukan akan terasa membosankan. Selain itu dari sisi kreativitas pada pembelajaran di paud wisana ini kurang begitu terolah secara maksimal, kreativitas yang dimaksud dalam proses pembelajaran di PAUD Wisana ini adalah ketika anak mampu melipat kertas dan merangkainya manjadi satu bentuk hewan atau tumbuhan maka hal tersebut sudah dapat dikategorikan bahwa anak tersebut telah melakukan kegiatan kreatif. Proses kreatif di atas bisa saja dikatakan bukan sebagai proses keatif. Karena proses kreativitas adalah menghasilkan produk baru bukan meniru atau menjiplak produk yang sudah ada. Selain itu hal yang tak kalah penting untuk menunjang tumbuhnya kreativitas adalah sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah arena bermain yang sesuai, kelengkapan media bermain, dan tentunya guru yang bisa berperan aktif dalam menumbuhkan kreativitas anak. Hal ini mungkin yang belum diperhatikan dan miliki oleh PAUD Wisana. Dari paparan di atas bahwa kesadaran akan pentingnya pengembangan kreativitas anak usia dini dalam bergerak nampaknya belum disadari betul oleh guru dan orang tua. Padahal apabila dicermati setelah melakukan gerak anak akan merasakan manfaat untuk tubuhnya sendiri yang sesuia dengan kemampuan motorik anak usia dini tersebut. Adapun manfaat gerak tari bagi anak adalah 1). Kesehatan yang baik, sebagian besar tergantiung pada porsi latihan yang sangat penting bagi perkembangan kebahagiaan anak. 2). Katarsis emosional, melalui latihan yang berat anak dapat melepaskan tenaga yang tertahan dan membebaskan tubuh dari ketegangan, kegelisahan dan keputusasaan. 3). Kemandirian, semakin banyak anak melakukan gerak sendiri akan tumbuh rasa percaya diri dan kebahagiaan yang besar. 4). Hiburan diri, pengendalian motorik memungkinkan anak berkecimpung dalam GINNA HENDIYAST, 2013 Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
kegiatan yang akan menimbulkan kesenangan baginya, meskipun tidak ada teman sebayanya. 5). Sosialisasi, perkembangan motorik yang baik turut menyumbung bagi penerimaan anak dan menyediakan kesempatan untuk mempelajari keterampilan sosial. Keunggulan perkembangan motorik memungkinkan anak memainkan peran kepeminpinan. 6). Konsep diri, pengendalian moterik menimbulkan rasa aman secara fisik yang akan melahirkan perasaan aman secara psikologis. Rasa aman psikologis pada dasarnya menimbulkan rasa percaya diri, umumnya akan mempengaruhi perilaku. ( Desfina, 2008:8) Berdasrkan permasalahan di atas, maka saya ingin mencoba untuk memotivasi kemampuan anak dalam berkesenian khususnya seni tari yang mana anak bisa diajak berkreasi sehingga anak bisa mengenal berbagai unsur tari dan juga anak dapat bergerak lebih kreatif dan berpariasi. Dengan menggunakan strategi pembelajaran bermain sambil belajar. Dimana materi pelajaran yang digunakan pun sebisa mungkin tidak terkesan memaksa anak, contohnya dengan menerapkan kegiatan bermain sambil belajar melalui gerak dan lagu yang dapat merangsang imajinasi dan kreativitas anak. Penelitian ini mengambil salah satu lagu bertema sebagai stimulus dalam pembelajaran seni tari. Lagu bertema adalah alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada peserta didik secara utuh. Dalam pembelajaran, lagu bertema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya pembendaharaan bahasa peserta didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan tema dimaksudkan agar peserta didik mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas, sehingga dalam melakukan pengajaran guru tidak terkesan memaksakan anak untuk menghafal bahan materi yang diajarkan. Yuliani (2005:258) mengemukakan bahwa: GINNA HENDIYAST, 2013 Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8
Peran tema (1). anak mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu, (2). anak dapat mempelajari pengetahuan dan pengembangan berbagai bidang perkembangan dalam tema yang sama, (3). pemahaman terhadap materi pengembangan lebih mendalam dan berkesan, (4). kompetensi berbahasa dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi anak, (5). anak lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi yang nyata.
Selain itu fungsi pembelajaran tematik juga dapat diaplikasikan sebagai alat atau srategi untuk kegiatan pembelajaran seni tari. Karena dalam perkembangannya
melibatkan
beberapa
bidang pengembangan
untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak dan bersentuhan dengan beberapa aspek pendidikan seperti psikomotorik, kognitif dan afektif yang memberikan peluang bagi pendidik untuk meningkatkan kembali metode- metode kreatif yang dapat diaplikasikan di kelas. Peneliti mengambil salah satu lagu bertema yang memiliki ketukan atau ritme yang ritmis, sehingga sesuai dengan psikologi anak usia dini. Karena anak usia dini lebih menyukai hal – hal yang menyenangkan, apalagi pada usia 3-6 tahun anak sangat menyukai hal-hal baru yang belum pernah mereka lakukan atau temui dalam kegiatan sehari-harinya. Lagu ini adalah lagu baru yang dipelajari oleh anak-anak di paud wisana, oleh karena itu dengan iringan lagu yang ritmis ini menimbulkan kesenangan diri pada anak sehingga proses pembelajaran akan berjalan dengan baik. Anak dengan senang hati menyanyikan juga bergerak sesuai iringan lagu tersebut. Sikap antusias anak dalam proses pembelajaran ditunjukan dengan rasa ingin tahu tentang lirik lagu, dan mencari inspirasi dalam mengeksplor kemampuan mereka dalam melakukan gerak. Hal ini sesuai dengan psikologi perkembangan motorik anak usia dini. Penelitian ini menggunakan teori full mimicry (keseluruhan ) dimana Anak diharapkan mampu menirukan semua aktivitas dan kebiasaan binatang dalam GINNA HENDIYAST, 2013 Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9
lagu tersebut. Selain itu yang menarik dalam lagu ini anak diajak bermain tebak – tebakan jenis binatang yang ada di hutan beserta makanan dan kebiasaan gerak – gerak binatang tersebut. Lagu ini juga merupakan media bermain anak dengan cara anak bernyanyi dan menirukan apa yang diperintahkan dalam lagu tersebut. Lagu bertema ini diciptakan bukan hanya untuk dinyayikan anak – anak akan tetapi bermuatan pendidikan. Kak Zepe menciptakan lagu ini terinspirasi dari kegiatan bermain anak baik di sekolah atau pun di lingkungan sekitar rumahnya ketika bermain tebak – tebakan jenis binatang yang ada di hutan beserta kebiasaanya. Lagu bertema ini adalah multi rangsang yang dapat menimbulkan kreativitas dan keberanian anak untuk bereksplorasi dan membuat geraknya sendiri. Apa lagi dalam lagu ini anak diajak membuat suatu lingkaran terlebih dahulu sehingga anak akan lebih tertarik dan merasa senang, anak pun dapat menemukan beberapa pengalaman kreatif dan menarik. Selain itu anak juga dapat mengenal dan memepelajari hal – hal diluar itu sperti kebiasaan binatang dan makanannya. Pengajaran tari yang akan peneliti lakukan lebih mengutamakan interaksi sosial, dimana Anak diajarkan untuk bekerjasama, saling menghargai, bebas bergerak dan berkreasi juga belajar menghargai hasil karya orang lain. Desfina dalam Edukid Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini (2007:9) menyatakan bahwa proses awal dalam penciptaan tarian adalah gerak. Gerak merupakan media yang utama dalam seni tari, untuk itu perlu latihan dalam pengelolaan gerak. Tujuan latihan adalah bagaimana anak mempersiapkan tubuhnya sehingga dapat dijadikan alat ekspersi yang baik. Tari menggunakan tubuh sendiri secara ekspresif, sama halnya dalam bermain, sama-sama bergerak, membutuhkan kreativitas, hanya saja pada tari lebih maksimal yaitu pada tari anak harus dibiasakan membuat respon terhadap struktur ritme dari tarian, mengatur gerak- geraknya dalam cara yang beranakaregam. Ia harus memahami pula pola- pola gerak yang dibuat oleh orang lain. Dengan GINNA HENDIYAST, 2013 Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
10
demikian ia mulai mengembangkan kemampuan vocabuler gerak tari untuk digunakan dalam bentuk apa saja sebagai komunikasi, rekreasi, bahkan sekedar sebagai ungkapan gerak untuk kesenangan pelakunya. Dari paparan diatas, maka peneliti sangat tertarik untuk membuat model pembelajaran yang menggunakan stimulus lagu bertema karena dengan stimulus lagu tersebut anak dapat menciptakan tari kreasi sendiri tanpa dipaksa dan terpaksa. Model pembelajaran yang dimaksud adalah menggunakan metode bermain sambil belajar dimana guru mengajak anak untuk bermain tebak-tebakan kebiasaan yang biasa dilakukan oleh hewan berkaki empat, kemudian dituangkan dalam bentuk gerak kreatif sesuai daia imajinasi mereka masing-masing. Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara yang sangat menyenangkan sehingga anak tidak merasa terpaksa dan guru tidak harus memeksa anak dalam melakukan gerak. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mencoba untuk menuliskan dalam bentuk karya ilmiah dengan judul “ Lagu Bertema Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreativitas Gerak Pada Anak Usia Dini Di PAUD Wisana Cidadap Bandung”.
B. Rumusan Masalah Sehubungan dengan permasalahan diatas, maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana proses kreatif gerak anak dalam bereksplorasi melalui lagu bertema ? 2.
Bagaimana hasil belajar anak dalam berkreativitas seni tari dengan menggunakan lagu bertema?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah diidentifikaskan , maka secara umum penelitian ini bertujuan untuk memotivasi anak agar mau GINNA HENDIYAST, 2013 Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
11
bergerak dan menciptakan koreografi melalui lagu bertema sebagai stimulus gerak di kelas B PAUD Wisana Cidadap Bandung. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah: 1.
Memahami tujuan kreatif anak dalam bereksplorasi tari melalui
stimulus lagu bertema . 2. Memahami hasil belajar anak dalam berkreativitas seni tari melalui lagu bertema.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi anak, pendidik, lembaga dan peneliti. 1. Bagi Anak Usia Dini Dalam penelitian ini anak mampu mengembangkan minat dan bakatnya serta meningkatkan kemampuan berkreasi dan bereksplorasi terhadap pembelajaran seni tari sehingga mampu bekerjasama, berinteraksi dengan baik juga dapat meningkatkan sikap positif terhadap pembelajaran seni tari. 2. Bagi Pendidik Penelitian ini dapat digunakan sebagai contoh pelaksanaan pembelajaran seni tari dalam meningkatkan kompetensi anak. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dalam proses belajar mengajar Seni Tari di PAUD. 3. Bagi Lembaga Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan bahan acuan bagi sekolah untuk meningkatkan partisipasi aktif anak dalam pembelajaran Seni Tari. 4. Bagi Peneliti GINNA HENDIYAST, 2013 Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
12
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk memperoleh data mengenai langkah - langkah guru dalam menerapkan pembelajaran seni tari melalui proses kreatif yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak kelas B PAUD Wisana Cidadap Bandung dan memperoleh hasil belajar Anak serta diharapkan bisa dijadikan sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya tentang penerapan pembelajaran Seni Tari.
E. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika yang digunakan dalampenelitian ini adalah sebagai berikut: LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KATA PENGANTAR UCAPAN TRIMAKASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR GRAFIK DAFTAR DIAGRAM LINGKARAN DAFTAR GAMBAR BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan penulisan D. Manfaat penelitian E. Sistematika Penulisan
BAB II
LANDASAN TEORITIS
GINNA HENDIYAST, 2013 Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
13
A. Penelitian Terdahulu B. Motivasi Anak Dalam Menari C. Menumbuhkan Sikap Kreatif Anak PAUD D. Pendidikan Anak Usia Dini E. Karakteristik Anak Usia Dini F. Kreativitas Anak Usia Dini G. Jenis- jenis Rangsang Dalam Pembelajaran Tari H. Penciptaan Gerak Sebagai Proses Kreatif I. Lagu Bertema Sebagai Stimulus Dalam Membuat Gerak Tari J. Evaluasi BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian B. Definisi Operasional C. Variable Penelitian D. Instrumen Penelitian E. Hipotesis F. Asumsi
G. Lokasi, Populasi dan Sampel H. Teknik Pengumpulan Data I. Teknik Analisis Data J. Tahap – Tahap Penelitian BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN
GINNA HENDIYAST, 2013 Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
14
B. SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
GINNA HENDIYAST, 2013 Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu