BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sangat pesat dewasa ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan aktivitas organisasi. Setiap organisasi baik organisasi pemerintah maupun swasta selalu berusaha untuk meningkatkan produktivitasnya dengan menggunakan teknologi yang tersedia. Usaha-usaha organisasi tersebut dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berhubungan erat dengan globalisasi. Dan dalam globalisasi ini tidak dapat dipungkiri akan mempengaruhi dalam meningkatnya persaingan di semua bidang usaha. Persaingan ini tidak lagi sebatas kemampuan perusahaan dalam membuat suatu produk yang istimewa, tetapi juga kemampuan lain, seperti jangkauan penjualan produk di pasar dunia, standarisasi produk, dan strategi pemasaran produk, hingga perolehan keuntungan atas penjualan sebagai tolok ukur keberhasilan suatu perusahaan. Kemajuan di bidang ekonomi ini mendorong tumbuhnya bisnis baru yang menjamur dan berkembang pesat di pasaran sesuai dengan selera dan keinginan dari para konsumen. Salah satu usaha yang berkembang dengan pesat adalah usaha di bidang tekstil. Tidak dapat dipungkiri bahwa tekstil adalah bahan baku dalam pembuatan pakaian yang merupakan kebutuhan primer dari manusia sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial. Dan berdasarkan hal ini tentu saja konsumen di usaha ini sangatlah besar karena setiap orang akan membutuhkan produk tersebut. Salah satu
perusahaan tekstil yang tetap dapat eksis dan
berkembang pesat adalah PT. Batik Danarhadi. Berdasarkan hal tersebut, sudah seharusnya perusahaan-perusahaan tersebut dapat menentukan manajemen maupun strategi yang tepat demi 1
2 mempertahankan, menjaga dan meningkatkan taraf hidup perusahaannya. Suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitas marketingnya memerlukan suatu media promosi dan kegiatan lain yang mendukung untuk mengenalkan produk yang dihasilkan. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan
diperlukannya suatu
bagian/departemen yang harus dapat bekerja sama dengan pihak lain yang terkait dalam mengkomunikasikan produk, sehingga dapat melaksanakan peranan dan tugas-tugasnya. Peranan komunikasi timbal balik tersebut dalam suatu aktivitas manajemen organisasi atau lembaga masyarakat kini diserahkan atau dilaksanakan oleh pihak Public Relations/Humas. Peranan
Public Relations
berpengaruh
besar dalam
menentukan
perkembangan dan kemajuan organisasi atau perusahaan. Public Relations memiliki peran menciptakan hubungan internal yang kondusif dan menjaga hubungan karyawan yang harmonis. Di sisi lain Public Relations juga mencakup hubungan eksternal, dimana Public Relations harus dapat membangun dan mempertahankan citra positif perusahaan serta membina hubungan baik dengan media dan menjalin hubungan yang harmonis dengan customer agar perusahaan yang bersangkutan mendapatkan citra yang baik di mata masyarakat. Di masa sekarang public relations di bagi menjadi dua yaitu Marketing Public Relations (MPR) atau Humas Pemasaran dan Corporate Public Relations (CPR) atau Humas Perusahaan. Pada saat ini program Marketing Public Relations adalah mendefinisikan segmen pasar dan secara strategis merencanakan penguasaan pasar. Sedangkan Corporate Public Relations berfungsi untuk menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa, baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan di dalam menjalankan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan Pemasaran suatu perusahaan, apalagi perusahaan yang sudah ternama dan mempunyai produk-produk yang akrab di telinga masyarakat harus mampu
3 memberikan pengetahuan akan produk yang jelas bagi konsumen. Kegiatan dan upaya pemasaran yang menarik akan menambah minat konsumen akan produk tersebut dengan melalui media-media yang ada. Di era persaingan bebas Public Relations harus bekerja keras untuk dapat menjaga citra positif perusahaan sehingga para konsumen merasa yakin akan program dan produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Sehingga para konsumen menjadi loyal kepada perusahaan. Namun kini kegiatan Public Relations tidak hanya mencakup menjaga hubungan internal dan eksternal perusahaan. Hal yang menarik di PT. Batik Danarhadi adalah peran Public Relations yang besar terhadap kegiatan pemasaran yang dilakukan dan ini di laksanakan oleh bagian pemasaran atau dapat disebut sebagai Marketing Public Relations(MPR). Kegiatan pemasaran di masa sekarang merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh bagi keberlangsungan hidup perusahaaan, karena pemasaran berhubungan langsung dengan keberhasilan dalam penjualan yang dilakukan. Dan hasil
dari
pemasaran
ini
mengarah
pada
pembelian
yang
berulang,
perekomendasian kepada pihak lain serta pembelian atau konsumsi yang meningkat. Dengan semakin meningkatnya jumlah pelanggan maka akan semakin memantapkan laju pertumbuhan perusahaan dan membantu tercapainya tujuan perusahaan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua bentuk pemasaran yang telah diberikan suatu perusahaan akan mendapat keberhasilan. Hambatan yang terjadi dan yang dialami Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran akan memberikannya suatu pengalaman dan pengetahuan lebih di bidang pemasaran. Dengan kemampuan yang dimiliki maka tujuan perusahaan dapat perlahan-lahan diwujudkan. Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “ PERAN MARKETING PUBLIC RELATIONS DALAM PELAKSANAAN PEMASARAN DI PT. BATIK DANARHADI SURAKARTA
4 B. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka perumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana peran Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta ? 2. Apa saja hambatan yang dihadapi Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta ? 3. Bagaimana upaya yang dilakukan Marketing Public Relations untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta ?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peran Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta. 2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta. 3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Marketing Public Relations untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan Public Relations. b. Sebagai usaha untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang Public Relations.
5 2. Manfaat Praktis a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi instansi pemerintah maupun swasta dalam pelaksanaan peran Public Relations di perusahaan pada umumnya
dan di PT Batik Danarhadi
Surakarta pada khususnya. b. Sebagai acuan pelaksanaan penelitian sejenis secara mendalam oleh peneliti lain. BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Tentang Public Relations
a. Pengertian Public Relations Menurut Cutlip, Center dan Glen M. Broom dalam Onong Uchjana Effendy (1993:116) “Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan public”. Dalam Kongres I Asosiasi PR sedunia dikutip dalam Yosal Iriantara (2004: 5-6) “Public Relations sebagai seni dan ilmu sosial yang menganalisis kecenderungan, memperkirakan konsekuensi-konsekuensi kecenderungan itu, memberi saran pada pimpinan organisasi dan mengimplementasikan program aksi yang terencana demi kepentingan organisasi dan kepentingan public”. Selain itu menurut Frank Jefkins (1996:9) “Public Relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”. Dari definisi dan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat di simpulkan bahwa Public Relations merupakan salah satu usaha perusahaan dalam menciptakan hubungan yang harmonis antara badan atau organisasi itu
6 dengan publiknya, baik itu kedalam maupun keluar, dengan melalui program kerja yang terencana. b. Fungsi Public Relations Menurut Direktorat Pembinaan Hubungan Masyarakat dan Departemen Penerangan RI dalam Onong Uchjana Effendy (1993:111-112) merumuskan fungsi Public Relations sebagai berikut : 1) Melaksanakan hubungan ke dalam, yaitu pemberian pengertian tentang segala hal mengenai Departemen Penerangan terhadap “Internal Public” yaitu para karyawan; 2) Melakukan hubungan keluar, yaitu pemberian informasi tentang segala hal mengenai Departemen Penerangan terhadap “Exsternal Public” yaitu masyarakat pada umumnya; 3) Melakukan penelaahan serta pembinaan Pendapat Umum melalui hubungan-hubungan khusus dengan unsur-unsur Lembaga Masyarakat; 4) Melakukan pembinaan serta bimbingan untuk mengembangkan Kehumasan sebagai medium penerangan; 5) Menyelenggarakan Koordinasi Integrasi dan Sinkronisasi serta kerjasama kegiatan Hubungan Masyarakat untuk penyempurnaan pelayanan penerangan terhadap umum. Menurut Bertrand R. Carfield dalam Onong Uchjana Effendy (1993: 137) mengemukakan tiga fungsi Public Relations yakni: 1) Mengabdi kepada kepentingan umum ( It should serve the public’s interest) 2) Memelihara komunikasi yang baik (Maintain good communication) 3) Menitik-beratkan moral dan tingkah laku yang baik (stress good morals and manners) Sedangkan menurut Cutlip dan Centre, and Canfield dalam Rosady Ruslan (2005: 19) fungsi public relations dapat dirumuskan, sebagai berikut: 1) Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama . 2) Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. 3) Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya. 4) Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama. 5) Menciptakan komunikasi dua arah timbale balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.
7 Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi Public Relations adalah: 1) Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya, baik keluar maupun kedalam. 2) Melayani kepentingan public dengan baik. 3) Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik.
c. Tugas Public Relations Menurut Djoko Santoso (2004: 6-7) tugas khusus Public Relations Manajer adalah : 1) Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas organisasinya. 2) Memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi dan kepentingan organisasi dan menyampaikan setiap informasi yang penting pada pihak manajemen. 3) Memberi nasihat pada pihak manajemen mengenai masalah komunikasi. 4) Menyediakan informasi kepada khalayak perihal organisasinya. Selain itu menurut Oxley dalam Yosal Iriantara (2004: 6-7) tugas-tugas Public Relations mencakup: 1) Memberikan saran kepada manajemen tentang semua perkembangan internal dan eksternal yang mungkin mempengaruhi hubungan organisasi dengan publik-publiknya. 2) Meneliti dan menafsirkan untuk kepentingan organisasi, sikap publikpublik utama pada saat ini atau antisipasi sikap publik-publik utama terhadap organisasi. 3) Bekerja sebagai penghubung (liaison) antara manajemen dan publikpubliknya; dan 4) Memberi laporan berkala kepada manajemen tentang semua kegiatan yang mempengaruhi hubungan public dan organisasi. Dari uraian di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil mengenai tugas Public Relations adalah: a) Membantu kegiatan manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. b) Membentuk dan memelihara citra yang baik bagi perusahaan. c) Memantau pendapat public mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan/organisasi.
d. Tujuan PR
8 Menurut M. Linggar Anggoro (2005: 3) “tujuan Public Relations adalah penyajian berbagai informasi dan pendidikan atau penyuluhan untuk menciptakan saling pemahaman”. Menurut Tony Greener (2002: 4) tujuan Public Relations adalah: 1) Menciptakan reputasi bagi perusahaan-perusahaan dan organisasiorganisasi. 2) Menciptakan reputasi para individual sebagai ahli di bidang yang dipilihnya. 3) Meningkatkan kesadaran terhadap produk dan layanan dan pada organisasi yang mengadakan mereka. 4) Mempertinggi nama baik dari suatu kedudukan masyarakat atau nama baik perusahaan. 5) Menyelenggarakan kampanye untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Djoko Santoso (2004: 14) berpendapat dari sekian banyak tujuan Public Relations yang pokok adalah : 1) Mengubah citra umum dengan adanya kegiatan-kegiatan baru perusahaan. 2) Meningkatkan kualitas calon pegawai. 3) Memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat dan membuka pasar baru. 4) Memperbaiki hubungan antara perusahaan dengan khalayaknya. 5) Mendidik para konsumen agar lebih efektif dalam memanfaatkan produk perusahaan. 6) Menyebarluaskan informasi mengenai aktifitas dan partisipatori pimpinan perusahaan dalam kehidupan social. 7) Mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor acara. 8) Menyebarluaskan riset yang dilakukan perusahaan. Selain itu menurut Rachmat Krisyantono (2008:5-17) tujuan Public Relations antara lain: 1) Menciptakan pemahaman (mutual Understanding) antara perusahaan dan publiknya. 2) Membangun Citra Korporat (Corporate Image). 3) Membentuk opini public yang favorable (mendukung). 4) Membentuk good will dan kerja sama. Dari berbagai pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan Public Relations adalah: 1) Menciptakan, menjaga dan meningkatkan citra baik perusahaan. 2) Melakukan kegiatan yang mengarah kepada pembentukan citra yang positif. 3) Memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat.
9
e. Aktivitas Public Realtions Aktivitas Public Relations menurut Rachmat Kriyantono (2008:20-21) antara lain: 1) Publication & Publicity, yaitu memperkenalkan perusahaan kepada public. Misalnya membuat tulisan yang disebarkan ke media. 2) Events, mengorganisasi event atau kegiatan sebagai upaya membentuk citra. Misalnya stasiun televisi SCTV mengadakan acara SCTV Award. 3) News, seorang public relations dituntut menguasai teknik-teknik menulis sehingga dapat menghasilkan produk-produk tulisan (Public Relations Writing), seperti press release, newsletter, berita dan lain-lain. 4) Community Involvelment, public relations mesti membuat programprogram yang ditujukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas atau masyarakat disekitarnya. Misalnya Hotel Santika setiap memperingati HUT RI mengadakan perlombaan yang juga di ikuti masyarakat sekitar hotel. 5) Identity Media, merupakan pekerjaan public relations dalam membina hubungan dengan media (pers). Sangat penting untuk memperoleh publisitas media. Media adalah mitra kerja abadi public relations. Media butuh public relations sebagai sumber berita dan public relations butuh media sebagai sarana penyebar informasi serta pembentuk opini public. 6) Lobbying, public relations dituntut mempunyai keahlian persuasi dan negosiasi dengan berbagai pihak. Keahlian ini tampak dibutuhkan misalnya, pada saat terjadi krisis manajemen untuk mencapai kata sepakat di antara pihak yang bertikai. 7) Social Investment, pekerjaan public relations untuk membuat programprogram yang bermanfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan social. Contoh: program public relations “Trans TV Peduli Aceh” yang memberikan bantuan dana dan pembuatan rumah bagi korban bencan Tsunami akhir tahun 2004 lalu. Selain itu, aktivitas PR menurut H. Fayol dalam Rosady Ruslan (2005:2324) adalah sebagai berikut: 1) Membangun identitas dan citra perusahaan yang positif dan mendukung kegiatan komunikasi dua arah dengan berbagai pihak. 2) Menghadapi krisis, menangani keluhan yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan berusaha untuk memperbaiki lost of image and damage. 3) Mempromosikan aspek kemasyarakatan atau public dan mendukung kegiatan kampanye sosial. f. Peranan Public Relations
10 Menurut Dozier & Broom dalam Rosady Ruslan (2005: 20-21) peranan Public Relations dapat dibedakan menjadi empat kategori, yaitu: 1) Penasehat Ahli (Expert Prescriber) Seorang praktisi PR yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi untuk dapat membantu mencarikan solusi yang tepat atas masalah hubungan dengan public (public relationship) yang sedang atau akan dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan. 2) Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator) Praktisi PR harus dapat berperan sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang menjadi harapan serta keinginan publiknya dan sebaliknya, sehingga dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. 3) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator) Di sini, peran PR adalah untuk membantu pimpinan perusahaan baik sebagai Penasehat (adviser) hingga dalam proses pengambilan keputusan/tindakan eksekusi dalam mengatasi persoalan yang terjadi secara rasional dan professional. 4) Teknisi Komunikasi (Communications Technician) Peranan ini menjadi PR sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau biasa dikenal dengan method of communications in organizations. Menurut Kotler dalam Rosady Ruslan (2005: 248-249) peranan Public Relations adalah: 1) Menumbuhkembangkan kesadaran konsumennya terhadap produk yang tengah diluncurkan itu. 2) Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau manfaat (benefit) atas produk yang ditawarkan/digunakan 3) Mendorong antusiasme (sales force) melalui suatu artikel sponsor (advertorial) tentang kegunaan dan manfaat suatu produk. 4) Menekan biaya promosi iklan komersial, baik di media elektronik maupun media cetak dan sebagainya demi tercapainya efisiensi biaya. 5) Komitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen, termasuk upaya mengatasi keluhan-keluhan (complain handling) dan lain sebagainya demi tercapainya kepuasan pihak pelanggan. 6) Membantu mengkampanyekan peluncuran produk-produk baru dan sekaligus merencanakan perubahan posisi produk yang lama. 7) Mengkomunikasikan terus-menerus melalui media PR (House PR Journal) tentang aktivitas dan program kerja yang berkaitan dengan kepedulian sosial dan lingkungan hidup, agar tercipta publikasi yang positif di mata masyarakat/public.
11 8) Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang dan jasa, baik segi kuantitas maupun kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumennya. 9) Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif yang mungkin akan muncul di masa mendatang, misalnya terjadinya krisis kepercayaan, menurunnya citra perusahaan hingga risiko terjadinya krisis manajemen, krisis moneter, krisis multidimensional dan lain sebagainya. Dari uraian di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil mengenai peran Public Relations yaitu: 1) Public Relations berperan dalam menciptakan dan membangun citra positif perusahaan yang diwakilinya di mata public intern dan ekstern. 2) Public Relations berperan sebagai penghubung antara pihak manajemen dengan public. 3) Public Relations membantu manajemen dalam memberikan solusi atas masalah yang sedang maupun yang akan timbul di perusahaan.
g. Media Public Relations Dalam Frank Jefkins(1996:61-62) media-media yang utama bagi kegiatan humas (Public Relations) adalah : 1) Media pers (press): media ini terdiri dari berbagai macam Koran yang beredar di masyarakat secara umum, baik yang berskala regional maupun nasional atau bahkan internasional; Koran-koran gratis; majalah-majalah, yang diterbitkan secara umum maupun hanya dalam jumlah terbatas untuk kalangan tertentu; buku-buku petunjuk khusus; buku-buku tahunan dan laporan-laporan tahunan dari berbagai lembaga yang sengaja dipublikasikan untuk umum. 2) Audio visual: media ini terdiri dari slide dan kaset video, atau bisa juga film-film dokumenter. 3) Radio: kategori ini meliputi semmua jenis radio, mulai dari yang berskala lokal, nasional hingga internasional baik yang dipancarkan secara luas maupun yang dikemas secara khusus. 4) Televisi: sama halnya dengan radio, televisi yang sering digolongkan sebagai media humas tidak hanya televisi nasional atau regional tapi juga televisi internasional , termasuk pula sistem-sistem teletex seperti Prestel, oracle, dan ceefax, yakni suatu perangkat yang memungkinkan pemakainya memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan melalui siaran televisi terbatas. 5) Pameran (exhibition): dalam melaksanakan suatu program atau kampanye humas, para praktisi humas juga sering memanfaatkan acara eksibisi atau pameran.
12 6) Bahan-bahan cetakan (printed material) yakni berbagai macam bahan cetakan yang bersifat mendidik, informative, dan menghibur yang disebarkan dalam berbagai bentuk guna mencapai tujuan humas tersebut. 7) Penerbitan buku khusus (sponsored books) isi buku ini bisa bermacammacam, misalnya saja mengenai seluk-beluk organisasi, petunjuk lengkap mengenai cara penggunaan produk-produknya atau bisa juga mengenai keterangan tentang berbagai aspek yang berkenaan dengan produk atau organisasi itu sendiri. Klasifikasi media massa dalam Rosady Ruslan (2005: 188-189) adalah: 1) Media cetak yang bersifat komersial, misalnya surat kabar harian, tabloid, majalah berita, atau hiburan yang terbitannya secara berkala tersebar luas dan dibaca oleh masyarakat umum. a) Kelebihan media berita adalah harganya relatif murah, berita lebih menyeluruh, lengkap dan dapat menyebar dengan cepat dan efektif, memiliki jangkauan yang luas. b) Kekurangannya adalah hanya terjadi komunikasi satu arah, umur atau jangka waktu berlakunya relatif pendek (short life span). 2) Media elektronik (broadcast media), seperti radio,televisi (milik pemerintah maupun swasta). a) Kelebihannya adalah bahwa pesannya mudah diterima dan diingat pemirsanya (visual lebih hidup), serta kecepatan penyampaian berita dan daya pengaruhnya cukup tinggi. b) Kekurangannya adalah harga lebih mahal, pengaruhnya langsung dan dapat bersifat negatif, penyampaian berita atau pesan tidak menyeluruh karena jam siarannya harus menghemat waktu. Media yang digunakan oleh Public Relations dalam menyampaikan pesan kepada publiknya menurut Rosady Ruslan (2005:211-213) adalah: 1) House Journal Biasanya digunakan oleh Public Relations untuk keperluan publikasi atau sebagai sarana komunikasi yang bertujuan pada kalangan terbatas seperti karyawan, relasi bisnis, nasabah atau konsumen. Biasanya dapat berbentuk news letter, magazine, tabloid, bulletin, company profile, annual report, prospectus dan lain sebagainya. 2) Printed Material Biasanya dapat berbentuk brochure, leaflet, booklet, kop surat, kartu nama, kartu ucapan selamat, (supplement) kalender dan lain sebagainya. 3) Event (media pertemuan) Media pertemuan secara langsung dengan para audiencenya melalui tatap muka langsung (face to face), misalnya presentasi, diskusi panel, seminar, pameran, dan lain sebagainya. 4) Broadcasting Media dan Internet Publikasi yang disiarkan melalui siaran radio maupun televisi komersial milik pemerintah maupun milik swasta termasuk media elektronik dan komputer serta internet (email) yang dimanfaatkan sebagai media publikasi dan komunikasi Publik Relations.
13 5) Media Sarana Humas/Public Relations Yaitu media yang berkaitan dengan penampilan identitas perusahaan (corporate identity) yang merupakan symbol perusahaan, logo, warna standar perusahaan dan kemasan produk, penampilan dan citra lobby kantor (front office lobby), pakaian seragam (uniform) hingga model huruf atau logo perusahaan (style of identity mark) sebagai pembeda dengan kompetitor lainnya.
6) Media Personal Yaitu media yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengadakan pertemuan secara langsung (face to face contact) dengan maksud mengadakan pendekatan personal atau melobi dan kemudian bernegosiasi sehingga dapat terjadi perundangan untuk mencapai kesepakatan bersama. h. Hambatan-hambatan Public Relations Menurut Kustadi Suhandang (2004:57-59) hambatan terhadap usaha persuasi Public Relations dapat berupa: 1) Faktor kebisingan (noise factor), hambatan yang berupa suara-suara yang mengganggu jalannya komunikasi sehingga pesan komunikasi tidak bisa diterima sebagaimana mestinya. 2) Faktor Semantik, hambatan yang berupa pemakaian kata atau istilah yang menimbulkan salah paham atau pengertian. 3) Faktor Interes (kepentingan), hambatan yang berupa kepentingan yang berbeda-beda yang dapat membuat seseorang atau orang banyak lebih bersikap selektif dalam hal penghayatan atau tanggapan. 4) Faktor motivasi, hambatan ini berupa motivasi yang berbeda-beda yang dapat mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya. 5) Faktor Prasangka, hambatan terhadap berlangsungnya komunikasi sebab orang yang memiliki prasangka belum apa-apa sudah bersikap was-was dan menentang komunikator atau pembicaranya yang hendak melancarkan komunikasi. Selain itu beberapa hambatan yang perlu menjadi program pemikiran PR menurut Kustadi Suhandang (2004:238), antara lain: 1. Ke dalam a) Meningkatkan efisien tenaga buruh atau pegawai sebagai sumber daya manusia. b) Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan buruh atau pegawai. c) Memelihara kekompakan kerja serta menyalurkan kreatifitas pegawai. d) Ikut mengawasi dan menjaga perusahaan dari gangguan-gangguan penyelewengan.
14 e) Menggerakkan para pegawai agar memberikan pelayanan kepada public dengan sebaik-baiknya. 2. Ke luar: a) Memelihara hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat (public), terutama dengan publik di sekitar perusahaan berada. b) Mengajak masyarakat untuk mau menjadi minded terhadap hasil produksi perusahaan. c) Memperluas pasaran hasil produksi perusahaan. d) Membina kepercayaan dan simpati masyarakat terhadap kegiatan perusahaan (publisitas, propaganda atau periklanan). i. Kriteria Yang dimiliki Public Relations Officer (PRO) Dalam Frank Jefkins (1996:21) Ada 6 kriteria seorang praktisi PR yang baik, terlepas dari latar belakang pribadinya: 1) Mampu menghadapi semua orang yang memiliki aneka ragam karakter dengan baik. 2) Mampu berkomunikasi dengan baik. 3) Pandai mengorganisir segala sesuatu. Hal ini menuntut suatu kemampuan perencanaan yang prima. 4) Memiliki integritas personal, baik dalam profesi maupun dalam kehidupan pribadinya. 5) Punya imajinasi. Artinya daya kreatifnya cukup baik sehingga ia mampu membuat jurnal internal, menulis naskah untuk film atau video, menyusun rencana kampanye PR yang rinci dan jelas, serta mampu mencari dan menemukan cara-cara yang semula tak terbayangkan guna memecahkan berbagai masalah. 6) Serba tahu. Seorang praktisi PR dituntut untuk memiliki akses informasi yang seluas-luasnya. Dalam hal ini, mau tidak mau iamemang dituntut untuk menjadi seorang dewa. Sedangkan menurut Rosady Ruslan (2005:122) PR dituntut untuk memiliki empat kemampuan yaitu: 1) Memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan berdasarkan fakta di lapangan, perencanaan kerja, komunikasi, dan mampu mengevaluasi suatu problematik yang dihadapinya. 2) Kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi yang kreatif, inovatif, dinamis, dan menarik bagi publiknya sebagai target sasarannya. 3) Kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum, melalui kekuatan publik relations(power of the PR) dalam merekayasa pandangan atau opini publik (crystallizing public opinion) yang searah dengan kebijakan
15 organisasi/instansi yang diwakilinya itu dalam posisi yang saling menguntungkan. 4) Kemampuan PR/Humas menjalin suasana saling percaya, toleransi, saling menghargai, good will, dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik publik internal maupun eksternal. Dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang praktisi Public Relations harus memiliki beberapa kriteria berikut: 1) Seorang praktisi PR harus memiliki keterampilan dalam bidang jurnalistik. 2) Seorang PR harus berpengetahuan dan berwawasan luas serta pola berfikirnya berorientasi ke masa depan. 3) Memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum dan mampu menarik perhatian. 4) Harus dapat dipercaya, jujur dalam memberikan informasi atau keterangan kepada public. 5) Mampu berkomunikasi dengan baik.
2.Tinjauan Tentang Pemasaran
a. Pengertian Pemasaran Dalam Anne Gregory (2008:17) menurut Chartered Institute of Marketing di Inggris mendefinisikan pemasaran sebagai “suatu proses manajemen yang bertanggung jawab atas pengidentifikasian, pengantisipasian, dan pemenuhan kebutuhan pelanggan yang menguntungkan perusahaan”. Menurut William J. Stanton (1991:7-8) “Pemasaran adalah suatu system total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial”. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah usaha yang dilakukan perusahaan di mulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan konsumen, menentukan produk yang akan di produksi, menentukan
harga,
kemudian
menentukan
mendistribusikan produk tersebut pada konsumen.
cara-cara
berpromosi
dan
16 b. Bauran Pemasaran/Marketing Mix Menurut William J. Stanton dalam Basu Swastha DH. (1984:42) “marketing mix adalah kombinasi dari empat variable atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi”. Selanjutnya menurut William J. Stanton dalam Basu Swastha DH. (1984:43-44) Marketing Mix dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Produk Dalam pengelolaan produk termasuk pula perencanaan dan pengembangan produk dan/ jasa yang baik untuk dipasarkan oleh perusahaan. Perlu adanya suatu pedoman untuk mengubah produk yang ada, menambah produk baru, atau mengambil tindakan lain yang dpat mempengaruhi kebijaksanaan dalam penentuan produk. Selain itu, keputusan-keputusan juga perlu diambil menyangkut masalah pemberian merk, pembungkusan, warna, dan bentuk produk lainnya. 2) Harga Dalam kebijaksanaan harga, manajemen harus menentukan harga dasar dari produknya, kemudian menentukan kebijaksanaan menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos kirim dan hal-hal lain yang berhubungan dengan harga. 3) Promosi Promosi ini merupakan komponen yang dipakai untuk memberitahu dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan. Adapun kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam promosi adalah: periklanan, personal selling, promosi penjualan, publisitas, hubungan masyarakat. 4) Distribusi Sebagian dari tugas distribusi adalah memilih perantara yang akan digunakan dalam saluran distribusi, serta mengembangkan system distribusi yang secara fisik menangani dan mengangkut produk melalui saluran tersebut. Ini dimaksudkan agar produknya dapat mencapai pasar yang dituju tepat pada waktunya. c. Pengertian Marketing Public Relations Menurut Thomas L. Harris dalam Rosady Ruslan (2005:239) “Marketing Public Relations adalah sebuah proses perencanaan dan pengevaluasian program yang merangsang penjualan dan pelanggan. Hal tersebut di lakukan melalui pengkomunikasian informasi yang kredibel dan kesan-kesan yang dapat menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan serta perhatian pelanggan”. Sedangkan menurut Rosady Ruslan (2005:239-240) “Marketing Public Relations merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang dapat merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui pengkomunikasian informasi yang dapat di
17 percaya dan melalui kesan-kesan positif yang di timbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaann atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan bagi para konsumennya”.
d. Aktivitas Marketing Public Relations Dalam Rosady Ruslan (2005:247) program kerja/aktivitas dari Marketing Public Relations adalah: 1) Peluncuran dan publikasi produk. 2) Iklan layanan masyarakat. 3) Advetorial (artikel sponsor). 4) Special events: promotions & publications programs. 5) Road show, and business presentations, etc.
e. Peranan Marketing Public Relations Menurut Philip Kotler dalam Rosady Ruslan (2007:139) peranan Marketing Public Relations adalah sebagai berikut: 1) Membangun kesadaran konsumen Public Relations dapat menyusun cerita menarik (story board) atas produk, jasa, organisasi, atau gagasan cemerlang sehingga konsumen atau sasaran khalayak (pull strategy) menjadi tertarik. 2) Membangun kredibilitas (kepercayaan) Upaya Public Relations adalah bagaimana membangun suatu kredibilitas korporasi (corporate credibility image) melalui teknik publikasi bekerja sama dengan pihak media atau pers (editorial contacts) yang terusmenerus. 3) Merangsang wiraniaga dan penyalur Public Relations dapat membantu program kerja wiraniaga dan antisiasme penyalur, yaitu mempublikasikan tentang suatu produk atau jasa yang akan siluncurkan sebelum dipasarkan (push strategy) melalui kekuatan (power) public relations approach 4) Menekan anggaran promosi Keuntungan lain dengan memanfaatkan kekuatan public relations dalam penyampaian pesan suatu produk atau jasa lewat publikasi positif dan biayanya lebih murah jika berpromosi melalui iklan komersial tv atau media cetak. 5) Menjembatani konsumen yang tidak suka iklan
18 Tidak semua konsumen senang melihat iklan, maka untuk mengatasi orang yang tidak senang iklan tersebut, Public Relations akan menggantikannya melalui publikasi, pembuatan press release, artikel atau features tentang story board dalam advertorial mengenai produk atau jasa yang akan di pasarkan sehingga semua informasi atau pengenalan tentang produk yang diluncurkan akan sampai ke konsumen secara optimalisasi, efektif, dan efisien dalam menggunakan dana promosi. Sedangkan menurut Rhenald Kasali (1992:13) ruang lingkup pekerjaan Marketing Public Relations adalah: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 20)
Memposisikan perusahaan sebagai “leader” dan “expert”. Membangun kepercayaan (confidence and trust) konsumen. Memperkenalkan produk baru. Menghapus, meluncurkan kembali (relaunch) produk-produk yang sudah dewasa (mature). Mengkomunikasikan keuntungan-keuntungan produk lama. Mempromosikan cara-cara pemakaian baru atas produk yang sudah dikenal. Melibatkan/menggerakkan masyarakat terhadap produk kita. Menjangkau “secondary markets” Menekan pasar yang lemah. Memperluas jangkauan iklan. Menyebarkan berita sebelum beriklan. Membuat iklan lebih berbunyi (menjadi bahan pembicaraan). Menjelaskan “product story” dengan lebih detail. Memperoleh publisitas atas produk-produk yang tidak boleh di iklankan. Memperoleh pemberitaan televisi atas produk-produk yang tabu di iklankan di TV. Mengetes konsep pemasaran. Mengidentifikasikan produk (merk) dengan nama perusahaan. Mendapatkan dukungan konsumen dengan menjelaskan misi perusahaan. Mendorong motivasi tenaga-tenaga penjual (sales force). Memperoleh dukungan dari para penyalur (pengecer). B. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur berpikir yang dipergunakan dalam penelitian, yang diilustrasikan secara menyeluruh dan sistematis setelah memiliki teori yang mendukung proses penelitian. Dalam menghadapi era globalisasi yang semakin mendorong timbulnya kemajuan di semua bidang usaha terutama di bidang perekonomian. Hal ini
19 membuat laju pertumbuhan ekonomi meningkat cepat dan menumbuhkan bnyak pasar baru yang sesuai dengan selera dan keinginan dari konsumen. Salah satu usaha yang berkembang pesat adalah di bidang tekstil. Dalam setiap persaingan yang dihadapi, perusahaan berupaya melakukan yang terbaik agar mampu bertahan. Salah satu stategi yang di miliki adalah dengan meningkatkan peran Public Relations. Tidak dapat dipungkiri bahwa Public Relations memiliki peran besar dalam maju tidaknya suatu perusahaan. Untuk itulah perusahaan yang bergerak di bidang bisnis komersial sangat perlu memiliki Public Relations yang membantu dalam melaksanakan kegiatan manajemen perusahaan. Dan kini Public Relations yang di miliki perusahaan terdiri dari Marketing Public Relations (MPR) dan Corporate Public Relations (CPR). Dalam perusahaan yang digunakan sebagai obyek ini penulis melihat adanya pengaruh yang besar Marketing Public Relations yang mendorong minat bagi penulis untuk mengkaji lebih dalam. Peran public relations dalam bauran pemasaran
adalah
mengkomunikasikan
pesan-pesan
kunci
kepada
masyarakat/konsumen yang menjadi target dalam mata rantai pemasaran untuk mempengaruhi perilaku pembelian. Dalam Marketing Public Relation yang di lakukan tidak dapat dipungkiri bahwa dalam setiap pencapaian tujuan tersebut akan ada hambatan yang di alami, dan sudah menjadi tugas bagi Marketing Public Relations untuk mencari solusi yang tepat dalam permasalahan yang dihadapinya.
Dan sebagai hasil dari
kegiatan tersebut adalah perusahaan dapat terus mempertahankan eksistensinya dan mencapai keberhasilan dalam melakukan penjualan produk yang dimilikinya, sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Berdasarkan teori diatas penelitian mengenai peran Marketing Public Relations dalam Pelaksanaan Pemasaran dapat dilihat melalui skema di bawah ini:
20
PERUSAHAAN
Public Relations
Corporate PublicRelations
Marketing Public Relations
Pemasaran
Hambatan
Solusi Tujuan Perusahaan tercapai
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran BAB III METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Dalam memperoleh data untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian, peneliti melaksanakan penelitiannya di PT. BATIK DANARHADI Surakarta, yang terletak di
21 Jalan Dr. Rajiman No. 164 Singosaren, Kemlayan, Serengan, Surakarta, Telp.(0271)644126, PO BOX 110 Penetapan lokasi ini berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu : a. Adanya permasalahan yang terkait dengan topik penelitian tersebut di PT. Batik Danarhadi Surakarta. b. Tersedia data yang diperlukan oleh peneliti dan lokasi mudah dijangkau. c. Belum pernah dilaksanakan penelitian dengan permasalahan yang serupa, dan adanya keterbukaan dari pihak PT. Batik Danarhadi Surakarta sehingga memudahkan di dalam melaksanakan penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari pembuatan proposal sampai dengan selesainya laporan dalam bentuk skripsi. Diperkirakan dalam jangka waktu selama 5 (lima) bulan yaitu mulai bulan April 2009 sampai Agustus 2009.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Atas dasar telaah teori yang telah disusun dan melihat permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka peneliti memilih penelitian kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong (2006:6) penelitian kualitatif adalah : “Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata 22 dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”. Riset kualitatif lebih menekankan pada sifat naturalisme (natural setting) artinya bahwa realitas yang muncul menjadi bahan kajian dalam penelitian ini. Hal tersebut
22 sesuai dengan pendapat HB Sutopo (2002:35) yang menyatakan bahwa “Pada penelitian kualitatif peneliti berusaha menganalisis data dengan semua kekayaan wataknya yang penuh nuansa, sedekat mungkin dengan bentuk aslinya seperti pada waktu dicatat”. Kemudian Van Mannen dalam HB Sutopo (2002:34) menambahkan bahwa “Penelitian kualitatif kepentingan pokoknya terletak pada peristiwa nyata dalam dunia aslinya, bukan sekedar pada laporan yang ada”. Karakteristik penelitian kualitatif antara lain : latar alamiah, manusia sebagai alat (instrumen),metode kualitatif, analisis data secara induktif, teori dari dasar (grounded theory), deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, adanya batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahanan data, desain yang bersifat sementara, dan hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama. Dalam penelitian kualitatif ada tiga macam strategi pendekatan yang digunakan, yaitu eksplanatif, eksploratif dan deskriptif. Penelitian eksplanatif bertujuan untuk menjelaskan suatu pegangan atau patokan untuk pembuktian suatu pendapat, penelitian eksploratif
bertujuan untuk menentukan hal-hal yang baru, sedangkan
penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan data dengan kata-kata atau uraian dan penjelasan. Berdasarkan masalah yang disajikan dalam penelitian ini yang lebih menekankan masalah proses dan makna (persepsi dan artisipasi), maka jenis penelitian dengan strateginya yang terbaik adalah penelitian kualitatif deskriptif. Jenis penelitian ini akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa yang lebih berharga daripada sekedar pernyataan jumlah ataupun frekuensi dalam bentuk angka. Menurut Mardalis (2007:26), ”Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku”. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang terjadi atau ada. Dengan kata lain, penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak
23 menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti.
2. Strategi Penelitian Menurut HB Sutopo (2002:11): ”...dalam penelitian kualitatif dikenal juga adanya studi kasus tunggal dan studi kasus ganda”. Di bagian lain HB Sutopo (2002:112) juga menjelaskan bahwa: ”Secara lebih khusus baik studi kasus tunggal ataupun studi kasus ganda, masih dibedakan adanya jenis penelitian terpancang ataupun holistik penuh...”. Hal-hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Studi Kasus Tunggal Studi penelitian disebut sebagai studi kasus tunggal, bilamana penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu kasus tunggal, bilamana penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu karakteristik. Artinya, penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi atau satu subyek). b. Studi Kasus Ganda Penelitian ini mempergunakan adanya sasaran (lokasi studi) lebih dari satu yang memiliki perbedaan karakteristik. c.Terpancang Dalam penelitian terpancang, peneliti sudah memiliki dan menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan studinya. d. Holistik Penuh Dalam penelitian holistik penuh, peneliti sudah memilih dan menentukan fokus sebelum peneliti terjun ke lapangan studinya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan strategi studi kasus tunggal terpancang, tunggal karena peneliti hanya mengarahkan kegiatan riset pada satu kasus atau lokasi studi, dalam hal ini peneliti menetapkan objek yang sudah jelas hanya satu yaitu PT. Batik Danarhadi Surakarta. Sedangkan terpancang karena peneliti terfokus pada satu pokok permasalahan.
24 C. Sumber Data Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh. Dalam memilih sumber data, peneliti harus benar-benar berfikir mengenai kemungkinan kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Menurut Lofland yang di kutip Lexy J. Moleong (2006:157), “ Sumber data utama penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Sedangkan menurut HB Sutopo (2002:50-54) “Sumber data penelitian kualitatif dapat berupa nara sumber (informan), peristiwa atau aktivitas, tempat atau lokasi, benda, beragam gambar, dokumen dan arsip”. Adapun sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Narasumber (Informan) Adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti. Menurut HB Sutopo (2002:50) “Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (nara sumber) sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasinya”. Peneliti
dan
narasumber memiliki posisi yang sama, narasumber bukan hanya sekedar memberikan tanggapan pada apa yang diminta peneliti, tetapi bisa lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki. Karena posisi ini sumber data yang berupa manusia dalam penelitian kualitatif disebut informan. Informan pada penelitian ini adalah : a. Kepala Bagian Marketing Public Relations b. Pegawai bagian Marketing Public Relations c. Customer/pelanggan
25
2. Peristiwa atau Aktivitas Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitian. Dari pengamatan dan peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa sebagai sumber beragam dari berbagai peristiwa baik yang terjadi secara sengaja ataupun tidak. Data atau informasi pada penelitian ini didapat dari pelaksanaan kegiatan pemasaran Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta.
3. Tempat atau Lokasi Tempat atau lokasi berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti. Informasi mengenai lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali sumber lokasinya baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya. Tempat atau lokasi dalam penelitian ini adalah lingkungan PT. Batik Danarhadi Surakarta.
4. Dokumen atau Arsip Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 66) arsip adalah ”dokumen tertulis (surat, akta, dan sebagainya), lisan (pidato, ceramah, dan sebagainya), atau bergambar (foto, film, dan sebagainya), dari waktu yang lampau, disimpan dalam media tulis (kertas), elektronik (pita kaset,pita video, disket komputer, dan sebagainya), biasanya dikeluarkan oleh instansi resmi, di simpan dan di pelihara di tempat khusus untuk referensi”. Sedangkan dokumen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 272) adalah ” Surat yang tertulis atau tercetak yang dapat di pakai sebagai bukti keterangan (seperti akta kelahiran, surat nikah, surat perjanjian); barang cetakan atau naskah yang
26 di kirim melalui pos; rekaman suara, gambar di film, dan sebagainya yang dapat di jadikan bukti keterangan”. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data penelitian meliputi segala bentuk literatur/ pustaka/ arsip dan dokumen operasional yang relevan dengan objek penelitian. D. Teknik Sampling (Cuplikan) Dalam penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual, jadi maksud sampling adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber. Tujuannya adalah untuk merinci kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik. Maksud kedua dari sampling ialah menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul. Lexy J. Moleong (2006:224) berpendapat “Pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sample)”. Oleh karena itu dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu bentuk penelitian yang pengambilan sampelnya digunakan untuk menyeleksi atau memfokuskan permasalahan agar pemilihan sampel lebih mengarah pada tujuan penelitian. Ciri-ciri sampel bertujuan menurut Lexy J. Moleong (2006:224-225): 1. Rancangan sampel yang muncul : sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu. 2. Pemilihan sampel secara berurutan : tujuan memperoleh variasi sebanyakbanyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan sampel dilakukan jika satuan sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis. 3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel : pada mulanya setiap sampel dapat sama kegunaannya, namun sesudah makin banyaknya informasi yang masuk dan makin mengembangkan hipotesis kerja, maka sampel dipilih atas dasar fokus penelitian. 4. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan : pada sampel bertujuan seperti ini jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika maksudnya memperluas informasi dan jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring maka penarikan sampel dapat diakhiri. Jadi,kuncinya di sini ialah jika sudah mulai terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel sudah harus dihentikan.
27 Peneliti juga menggunakan teknik snowball sampling (bola salju). Menurut Suharsimi Arikunto (2006:17) teknik snowball sampling adalah : “Peneliti memilih responden secara berantai. Jika pengumpulan data dari responden ke-1 sudah selesai, peneliti minta agar responden tersebut memberikan rekomendasi untuk responden ke-2, lalu yang ke-2 juga memberikan rekomendasi untuk responden ke-3, dan selanjutnya. Proses bola salju ini berlangsung terus sampai peneliti memperoleh data yang cukup sesuai kebutuhan”.
Pada teknik ini peneliti menentukan beberapa informan pokok yang peneliti pandang mengetahui tentang permasalahan yang diteliti. Selanjutnya jumlah informan semakin lama semakin bertambah, sesuai dengan yang ditunjuk oleh informan pokok tersebut. Jadi di dalam menghadapi subjek yang diteliti peneliti tidak memandangnya sebagai responden tetapi sebagai informan karena yang terpenting adalah informasi yang diberikan oleh informan (nara sumber), orang yang ditunjuk sebagai sampling di dalam penelitian kualitatif bisa saja diganti sesuai dengan kebutuhan yang didasarkan pada kenyataan di lapangan penelitiannya. Perlu diperhatikan disini, bahwa jumlah sampling tidak ditentukan sebab yang penting bukan jumlahnya, tetapi kelengkapan & kedalaman informasi yang bisa digali.
E. Teknik Pengumpulan Data Agar suatu masalah dapat terpecahkan secara tuntas maka diperlukan data yang valid. Untuk mendapatkan data tersebut diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang tepat. Teknik pengumpulan data adalah suatu cara khusus yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian. Kesalahan dalam menentukan teknik pengumpulan data akan berakibat data yang diperoleh menjadi kurang valid. Data sangat penting dan diperlukan dalam penelitian untuk membuktikan kebenaran suatu peristiwa atau pengetahuan. Oleh karena itu dalam penelitian memerlukan data yang objektif. Untuk memperoleh data yang objektif perlu
28 diperhatikan cara atau teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat pengumpulan data. Seperti pendapat dari Suharsimi Arikunto (2006:223) bahwa ”......maka mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang penting dalam meneliti”. Hal ini dikarenakan jika ada kesalahan dalam pengumpulan data maka akan sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Maka data yang dikehendaki dalam setiap penelitian adalah data yang benar-benar dapat dipercaya dan objektif. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara Sumber data yang penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa manusia yang berada dalam posisi sebagai narasumber. Lexy J. Moleong (2006:186) menyatakan pengertian “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu”. Burhan Bungin (2003:108) menjelaskan pengertian wawancara sebagai berikut : “ Wawancara adalah proses percakapan yang dimaksud untuk mengkontruksi mengenai orang, kejadian kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya, yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan yang di wawancarai (intervewee)”. Menurut pendapat Guba dan Lincoln yang dikutip oleh Lexy J. Moleong (2006:188-190), pembagian jenis wawancara adalah : a. Wawancara oleh Tim atau Panel b. Wawancara Tertutup dan Wawancara Terbuka c. Wawancara Riwayat Secara Lisan d. Wawancara Terstruktur dan Wawancara TidakTerstrukur Wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara terfokus. Dalam wawancara ini masalah ditentukan oleh peneliti sebelum wawancara berlangsung. Pertanyaannya
telah diformulasikan dan disusun dengan ketat dan diharapkan
responden menjawab sesuai dengan kerangka kerja pewawancara dan definisi permasalahan. Biasanya wawancara ini dilakukan dalam situasi yang formal. Jenis ini dilakukan pada
situasi jika semua sampel yang representatif ditanyai dengan
29 pertanyaan yang sama dan semua subjek dipandang mempunyai kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Pokok-pokok yang dijadikan dasar pertanyaan diatur secara sangat terstruktur. Keuntungan wawancara terstruktur ialah jarang mengadakan pendalaman pertanyaan yang dapat mengarahkan yang diwawancarai agar jangan sampai berdusta. Lexy J. Moleong (2006:190). Wawancara tidak terstruktur karena peneliti merasa tidak tahu apa yang tidak diketahuinya. Wawancara semacam ini digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal. Hasil wawancara semacam ini menekankan kekecualian, penyimpangan, penafsiran yang tidak lazim, penafsiran kembali, pendekatan baru, pandangan ahli, atau perspektif tunggal. Pertanyaan biasanya tidak disusun terlebih dahulu, malah disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari responden. Pelaksanaan tanya-jawab mengalir seperti dalam percakapn sehari-hari. Wawancara biasanya berjalan lama dan sering kali dilanjutkan pada kesempatan beikutnya. Sehingga dalam penelitian ini peneliti sebagai pewawancara menggunakan wawancara dengan teknik terstuktur dan tidak terstruktur, yaitu teknik wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan, di buat kerangka dan garis besarnya sebelum berada di lapangan penelitian, sehingga pertanyaan yang diberikan akan lebih terarah. Tetapi
pertanyaan yang
diberikan dapat berkembang sesuai kebutuhan data meskipun pertanyaan tersebut tidak ada dalam pedoman wawancara. Dan wawancara ini dapat dilakukan beberapa kali sesuai dengan keperluan peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan kemantapan masalah yang sedang dijelajahi.
2. Observasi Menurut Kartini Kartono dalam buku Pengantar Metodologi Riset Sosial (1996:157) “Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan”. Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa,
30 tempat atau lokasi, benda serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. (H B. Sutopo, 2002:65). Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi dapat kita peroleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar diperoleh dengan metode lain. Pendapat Kartini Kartono (1996:162) menurut cara pelaksanaannya dan tujuan teknik observasi dapat dibedakan dalam 3 kelompok, yaitu : a. Observasi Partisipasi Yaitu teknik observasi dimana pengamat benar-benar ikut mengambil bagian (ikut berpartisipasi) dalam kegiatan yang dilakukan oleh para subjek yang diobservasi. b. Observasi Sistematis / berstruktur Yaitu teknik observasi yang mempunyai struktur atau kerangka yang jelas, di dalamnya berisikan semua faktor yang diperlukan dan sudah dikelompokkan dalam kategori dan tabulasi tertentu. c. Observasi Eksperimental Yaitu teknik observasi yang dilakukan secara non partisipatif, namun berstuktur dan sistematis untuk mengetahui adanya perubahan-perubahan, timbulnya variabel-variabel dan gejala-gejala kelainan sebagai satu situasi eksperimental yang sengaja diadakan untuk bisa diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi sistematis/berstruktur dimana peneliti menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Menurut Burhan Bungin (2005:134-135) menyatakan bahwa dalam penelitian berstruktur, peneliti telah mengetahui aspek atau aktivitas apa yang ingin diamati, yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian karena pada pengamatan, peneliti telah terlebih dulu mempersiapkan materi pengamatan dan instrumen yang akan digunakan. Di samping observasi berstuktuk/sistematis, peneliti juga menggunakan observasi dengan tidak berpartisipasi (nonparticipant observation), sesuai dengan pendapat Rosady Ruslan (2003:36) bahwa “dalam pengamatan nonpartisipasi, peneliti melakukan observasi pengumpulan data dan informasi tanpa melibatkan diri, atau tidak menjadi bagian dari lingkungan sosial/organisasi yang diamati” .
31 3. Dokumen Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis Suharsimi Arikunto( 2006:158). Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis sepert buku-buku, majalah, dokumen, peraturanperaturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang berkaitan dengan peristiwa masa kini yang sedang diteliti (H B. Sutopo, 2002:69).
4. Studi Kepustakaan Menurut Mestika Zed (2004:3) berpendapat bahwa “Riset kepustakaan atau sering juga disebut studi pustaka, ialah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian” Studi kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh data dengan cara membaca, mempelajari, dan menganalisa isi pustaka yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini.
F. Validitas Data Guna menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Sedangkan dalam penelitian ini teknik pemeriksaan data yang dilakukan adalah dengan triangulasi. Menurut Patton dalam bukunya Lexy J. Moleong (2006:330) ditegaskan bahwa “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
32 Dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif, HB Sutopo (2002:78-82) menyebutkan bahwa ada empat macam triangulasi, yaitu : 1) Triangulasi data atau triangulasi sumber, yaitu penelitian dengan menggunakan berbagai sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data sejenis. 2) Triangulasi metode yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data yang sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. 3) Triangulasi peneliti, yaitu cara yang mana hasil penelitian baik data ataupun kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhan diuji validitasnya dari beberapa peneliti. 4) Triangulasi teori, yaitu triangulasi yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Sedangkan menurut Patton dalam Lexy J. Moleong (2006:330) mengemukakan bahwa teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Empat macam triangulasi tersebut adalah sebagai berikut : 1) Teknik Pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber 2) Yaitu dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. 3) Teknik Pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan metode 4) Dalam teknik pemeriksaan ini terdapat 2 strategi yaitu : 1) Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data. 2) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. 5) Teknik Pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan penyidik 6) Teknik ini dengan jalan memanfaatkan peneliti / pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembai derajat kepercayaan data. 7) Teknik Pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan teori Menurut Lincoln dan Guba teknik ini berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Sedangkan dalam penelitian ini teknik pemeriksaan data yang digunakan adalah dengan teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber dan metode. Menurut pendapat Lexy J. Moleong (2006:330) hal tersebut dapat dicapai dengan jalan : 1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
33 2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannyasecara pribadi. 3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. 4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan. 5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Disamping menggunakan cara triangulasi data tersebut, penelitian ini juga menggunakan teknik informan review. Review informan sebagai langkah penting dalam penelitian ini, yakni responden diminta untuk meneliti dan mengontrol pembenaran hasil wawancara dengan maksud agar responden bisa memperbaiki apabila terdapat kesalahan dan menambah bila ada yang kurang. Data yang berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara pengumpulan data dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang benarbenar diperlukan bagi penelitiannya. Ketepatan data tersebut tidak hanya tergantung pada ketepatan memilih sumber dan teknik pengumpulannya tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas data. Validitas data dalam penelitian menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode serta review informan.
G. Analisis Data Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan data ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis. Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif yaitu tiap komponen analisis, aktivitasnya dilakukan dengan cara interaksi, baik antar komponen maupun dengan proses pengumpulan data dalam proses yang berbentuk siklus.
1. Reduksi Data Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data dari field note. Reduksi data acapkali tampak pada saat sebelum peneliti memutuskan kerangka konseptual
34 wilayah penelitian, permasalahan penelitian dan pengumpulan data yang mana yang dipilihnya, dan tahap ini berlangsung terus sampai laporan akhir lengkap tersusun. Sebagai bagian dari analisis, maka proses menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data merupakan hal yang sangat penting dilakukan, sehingga akan mempermudah dalam menarik dan memverifikasikan kesimpulan final.
2. Sajian Data Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Dengan penyajian ini dapat membantu peneliti dalam memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan. Penyajian informasi ini dapat berbentuk matriks, grafik, jaringan dan bagan yang tersusun secara terpadu sehingga memudahkan peneliti dalam menentukan langkah selanjutnya yang harus dilakukan. Kegiatan penyajian data disamping sebagai kegiatan analisis juga merupakan kegiatan reduksi data.
3. Penarikan Simpulan dan Verifikasi Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan, sedangkan verifikasi juga dapat berupa kegiatan yang dilakukan dengan lebih mengembangkan ketelitian (H B. Sutopo, 2002:91-93). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema analisis interaktif berikut ini : Pengumpulan Data
Sajian Data Reduksi Data
35
Kesimpulan/verifikasi
Gambar 2 : Skema Model Analisis Data Interaktif (Sumber: Miles & Huberman, 1992:20)
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini berupa tahap – tahap sebagai berikut :
1. Tahap Pra Lapangan Ada enam tahap kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian lapangan. Kegiatan dan pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut : a)
Menyusun rancangan penelitian
b)
Memilih lapangan penelitian
c)
Mengurus perijinan
d)
Menjajaki dan menilai lapangan
e)
Memilih dan memanfaatkan informan
f)
Menyiapkan perlengkapan penelitian (Lexy J. Moleong, 2006 : 127-133).
2. Tahap Lapangan Tahap pekerjaan lapangan dibagi atas tiga bagian : a)
Memahami latar penelitian dan persiapan diri 1) Pembahasan latar penelitian 2) Penampilan 3) Pengenalan hubungan peneliti di lapangan
36 4) Jumlah waktu studi b)
c)
Memasuki lapangan 1)
Keakraban hubungan
2)
Mempelajari bahasa
3)
Peranan peneliti
Berperan serta sambil mengumpulkan data 1)
Pengarahan batas studi
2)
Mencatat data
3)
Petunjuk tentang cara mengingat data
4)
Kejenuhan, keletihan dan istirahat
5)
Meneliti suatu latar yang di dalamnya terdapat pertentangan
3. Tahap Analisis Data Analisis awal penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data di lapangan, sedang analisis akhir dilakukan setelah penggalian data dianggap cukup mendukung maksud dan tujuan penelitian. Tahap ini merupakan tahapan dalam menarik kesimpulan.
4. Tahap Penulisan Laporan Penelitian Tahap ini merupakan tahap akhir dimana peneliti mulai menyusun hasil laporan yang telah disusun secara rapi dilanjutkan dengan penggandaan laporan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Persiapan Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis Data Awal
Pengumpulan Analisis Data Akhir
Pembuatan Proposal Penelitian dan Perijinan
Penarikan Kesimpulan
Pembuatan dan Penggandaan Laporan
37
Gambar 3. Prosedur Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan PT. Batik Danarhadi Surakarta Berdasarkan Company Profile terbaru dari PT. Batik Danarhadi (2005), status PT. Batik Danarhadi pada awal berdiri masih berbentuk sebuah industri batik rumah tangga dan dikenal dengan nama Batik Wongso. Nama tersebut diambil dari identitas sang pemilik yakni H. Wongsodinomo. Sebagai salah satu industri batik tertua di Kota Surakarta, keberadaan Batik Wongso menjadi pelopor bagi industri batik rumah tangga yang lain. Saat masih berbentuk industri kecil, proses produksi hanya sebatas pada penyediaan bahan baku dan bahan pengolah batik saja, seperti kain dan obatobatan. Sedangkan proses pembuatannya dilakukan dirumah masing-masing pekerja yang umumnya berasal dari daerah sekitar. Setelah
sekian
lama
mampu
mempertahankan
eksistensinya,
kepemimpinan dan kepemilikan perusahaan kemudian diserahkan kepada sang cucu bernama R. H. Santosa yakni pada tahun 1967. Di bawah kepemimpinan R. H. Santosa inilah laju perekonomian perusahaan kian meningkat dan sebagai wujud kemajuannya, status usahapun berubah menjadi industri perorangan. Kemudian tahun 1984 pihaknya baru mendapatkan pengakuan hukum resmi dari pemerintah dan diberikan nama PT. Batik Danarhadi. Mengenai asal usul nama perusahaan tersebut, nama Danarhadi diambil dari panggilan istri R. H. Santosa yakni Hj. Danarsih yang digabung bersama nama sang mertua yakni Hadi Priyono.
38 PT. Batik Danarhadi merupakan sebuah perusahaan yang bersifat tertutup yakni dimana semua saham yang dimiliki perusahaan adalah tidak untuk diperjualbelikan kepada pihak luar. Kesuksesan yang diraih PT. Batik Danarhadi sampai sekarang ini menjadikannya sebagai perusahaan besar yang mampu memiliki 15 cabang di Indonesia antara lain Surakarta, Semarang, Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Bali, Padang, Medan, Kediri, Bogor, Cirebon, Ujung Pandang, Bandung dan Batam.. Cabang-cabang perusahaan tersebut hanya berperan sebagai tim pelaksana bidang akuntansi saja yang berlandaskan pada sistem sentralisasi. Selain penjualan di rumah-rumah batik, PT. Batik Danarhadi juga melakukan penjualan di luar rumah batik, antara lain di toko dan supermarket: Matahari, Golden Trully, Sarinah, Sogo Plaza Indonesia, Bandung Indah Plaza, Bali Plaza Kuta, Galeria Mall, dan lainlain. PT. Batik Danarhadi juga telah mengeksport produknya sampai ke luar negeri. Pemasaran produk ke luar negeri melalui internet. Ekspor yang di lakukan PT. Batik Danarhadi sudah sampai ke Eropa, Asia, Australia, dan lain-lain. Sedangkan di Surakarta sendiri, cabang PT. Batik Danarhadi juga tersebar di beberapa tempat, terdiri dari Ratu Batik Solo dan Danadi Fashion Muslim, namun induk dari segala cabang perusahaan terletak di Jl. Radjiman No. 164 Surakarta
2. Tujuan Pendirian Perusahaan Tujuan yang ingin dicapai PT Batik Danrhadi, mencakup : a) Pelestarian budaya bangsa Indonesia, yakni pihaknya selalu berupaya memelihara sebuah tradisi agar senantiasa hidup sepanjang masa, dan hal ini sesuai dengan penerapan motto “Tradisi Batik Asli”. b) Pendapatan keuntungan sesuai dengan barang dan jasa yang dihasilkan. c) Penyejahteraan anggota dan karyawan perusahaan beserta keluarga. d) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sosial antara lain dengan mengurangi jumlah penggangguran di Indonesia, mencukupi kebutuhan khalayak internal maupun eksternal, serta tugas-tugas mulia yang lain. e) Menjadi pelopor dan pemimpin bagi industri batik yang ada di tanah air.
39
3. Visi dan Misi Perusahaan Visi perusahaan diwujudkan oleh suatu pernyataan formal mengenai apa yang ingin dicapai perusahaan sebagai acuan dalam penciptaan formula strategi bagi misi perusahaan. Adapun visi PT. Batik Danarhadi adalah “Senantiasa berupaya untuk menjadi sebuah perusahaan yang ramah terhadap lingkungan, dan professional di bidangnya sebagai sentral mode industri batik tradisional dalam mempertahankan kelestarian produk budaya nasional.” Kemantapan visi PT. Batik Danarhadi di dukung oleh slogan perusahaan berupa “Tradisi Batik Asli”. Hal ini tersirat makna bahwa dimana perusahaan ingin menunjukkan kesungguhan untuk menjadi sentral mode dalam industri batik, sekaligus sebagai perusahaan yang peduli terhadap kelestarian budaya bangsa. Dan pernyataan tersebut dapat dibuktikan oleh PT. Batik Danarhadi dengan melalui produk-produk yang telah dihasilkannya, antara lain yakni pihaknya mampu memproduksi 30% batik tradisional, dan sisanya merupakan batik-batik kontemporer. Sedangkan misi perusahaan itu sendiri adalah bagaimana senantiasa memperhatikan dalam memenuhi dan mengutamakan kepentingan stakeholders. Bagi sebuah organisasi, keberadaan misi ini sangatlah penting guna memberikan arah dan kefokusan pada strategi perusahaan. Pada umumnya suatu misi merupakan wujud penjelasan arti bisnis, visi, tujuan, serta filosofi dalam sebuah organisasi. Misi bisa juga dikategorikan sebagai visi manajemen yakni mengenai apa yang ingin di lakukan sebuah organisasi dalam menggapai prospek gemilang di masa yang akan datang. Misi PT. Batik Danarhadi belum dapat dinyatakan dengan secara jelas, namun hal tersebut terlihat pada strategi yang telah dilaksanakan beserta hasil yang dicapainya. Sehingga dapat diperkirakan bahwa misi perusahaan adalah “Menjadi produsen batik dan sebagai pelaku bisnis dalam kancah perdagangan tekstil khususnya kain batik untuk selalu berupaya memberikan kesempatan
40 kepada masyarakat agar dapat memiliki dan berbusana batik yang berkualitas serta modern”. Adapun manfaat sebuah misi dibuat adalah untuk mengarahkan strategi yang diterapkan agar dapat mencapai tujuan seperti yang dicitakan perusahaan, dan menambah kemampuan daya saing perusahaan. Melalui misi tersebut, menjadikan PT. Batik Danarhadi semakin terdorong dalam mendekatkan diri kepada konsumen, antara lain dengan menyediakan rumah-rumah mode (show room) batik dan outlet-outlet semakin diperbanyak agar masyarakat domestik maupun manca Negara dapat ikut merasa bangga akan pelestarian budaya tradisional khususnya kain batik.
4. Struktur Organisasi dalam Perusahaan Adapun struktur organisasi yang diterapkan PT. Batik Danarhadi adalah menganut struktur organisasi fungsional. Hal tersebut menjelaskan bahwa dimana keberadaan Direktur Utama langsung membawahi bagian-bagian yang di pimpinnya dan mengenai pelaksanaan tugas pada setiap bagian di perusahaan telah diatur berdasar pembedaan wewenang. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai hak dan tanggung jawab masing-masing bagian, hal tersebut telah tergambar dengan rinci pada bagan struktur organisasi di dalam perusahaan. Mekanisme dan kinerja PT. Batik Danarhadi sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan tugas serta tanggungjawab masing-masing bagian di perusahaan, antara lain meliputi: a) Direktur Utama Merupakan pemimpin tertinggi dalam perusahaan yang bertanggungjawab atas kelangsungan dan kelancaran perusahaan, serta mengawasi keseluruhan aktivitas yang terjadi dalam perusahaan. Dengan kata lain bahwa Dirut harus bertanggungjawab atas maju dan mundurnya perusahaan yang dipimpinnya. b) Wakil Direktur Bertugas sebagai pendamping Dirut dan memonitoring segala aktivitas pekerjaan manager perusahaan hingga terbentuk sebuah laporan yang dapat dipertanggungjawabkan langsung kepada Dirut dan memberikan beberapa
41 rekomendasi hasil pekerjaan dari masing-masing bagian keuangan maupun manager. c) Seksi Sosial Seksi sosial merupakan salah satu departemen yang dimiliki PT. Batik Danarhadi yang bertugas menangani berbagai urusan sosial, antara lain pemberian bantuan sosial, penerimaan permintaan sumbangan dan lain-lain. Tujuan utama depertemen sosial ini semata-mata untuk memenuhi keinginan ppemilik PT. Batik Danarhadi untuk memberikan kontribusi sosial kepada masyarakat Surakarta khususnya yang membutuhkan. d) Direktur Keuangan Bertugas
menerima,
menyimpan, dan
mengeluarkan
uang untuk
kepentingan perusahaan, serta mengurusi pembagian gaji karyawan menurut sistem yang dipakai dan menyejahterakan karyawan. Dan bertanggungjawab atas segala masalah keuangan perusahaan dengan diwujudkan dalam sebuah benttuk laporan keuangan. e) Direktur Operasional Tugas-tugas direktur operasional: 1) Mengatur pelaksanaan proses operasional dari perusahaan. 2) Mengontrol serta mengawasi pelaksanaan kerja agar sesuai dengan yang telah di tetapkan. f) Administrasi Bertanggungjawab
menganalisa
keuangan
perusahaan
dalam
data
pembukuan keuangan perusahaan kemudian hasilnya dilaporkan ke Presiden Direktur. Dan berhak menerima maupun menolak suatu kredit guna menstabilkan
kondisi
keuangan
perusahaan,
dan
mencatat
kekayaan
perusahaan yang diwujudkan dalam bentuk pembuatan grafik keuangan perusahaan. g) Staff Ahli Bagian ini terdiri dari karyawan yang mempunyai keahlian-keahlian khusus, seperti karyawan bagian Research and Development yang menangani tentang desain produk dan corak produk yang di sukai konsumen. Karyawan
42 lain yang
termasuk staff ahli, seperti keahlian khusus dalam bidang
perpajakan, kepersonaliaan, dan bidang lain yang membutuhkan keahlian khusus. h) Logistik/Pengadaan Bertanggungjawab atas tersedianya hasil produksi yang telah disesuaikan dengan motif pesanan, dan memelihara persediaan hasil produksi maupun terhadap perangkat produksi itu sendiri. Kemudian membuat laporan keuangan berdasarkan faktor pemenuhan barang ataupun bahan yang dibutuhkan pada waktu proses produksi. i) Produksi Bertanggungjawab atas terlaksanannya proses produksi baik secara kualitas
maupun
kuantitas
hasil
produksi,
dan
menangani
masalah
penyimpanan dan pemeliharaan hasil produksi serta alat-alat produksi. Selain itu bertugas melaporkan hasil produksi dan mendistribusikannya ke bagian pemasaran. j) Penjualan (Sales & Marketing) Bertanggungjawab mengurusi penjualan dan pemasaran hasil produksi serta pendistribusiannya ke seluruh cabang atau outlet-outlet yang dimiliki. Dan bertanggung jawab mengurusi alat-alat dan bahan baku harus sesuai dengan order bagian pengadaan, dan memeriksa barang-barang yang baru datang dari pemasok. Dalam bagian ini terdiri dari bagian : 1) Marketing Public Relations Marketing Public Relations memiliki 4 orang staff dalam lingkup pekerjaannya. Memiliki kantor di lantai 2 pada kantor PT. Batik Danarhadi Surakarta di Jl. Radjiman 164. 2) Rumah-rumah Batik Danarhadi (Showroom) Untuk di kawasan Solo Batik Danarhadi memiliki 4 buah Rumah Batik yaitu: Jalan. Dr. Rajiman 164, Jl. Slamet Riyadi 205, Jl. Gatot Subroto 5, Jl. Honggowongso 78A. karyawan yang di miliki di Showroom kurang
43 lebih berjumlah 30 orang dengan memiliki bagian sebagai pimpinan showroom, pramuniaga, bagian akuntansi, dll. 3) Departemen Store Counter Untuk Counter yang ada bisa di bilang hampir di seluruh Departemen Store di Indonesia PT. Batik Danarhadi telah memilikinya. 4) Distributor Para distributor dari berbagai daerah yang kemudian akan mengirimkan pesanan ke daerah pasaran produk Batik Danarhadi. 5) Exsport Departement Untuk bagian eksport Departement berada di Jl. Slamet Riyadi 205 6) Consignment (konsiliasi) Yang ini adalah kerjasama Batik Danarhadi dengan berbagai perusahaan batik yang ada,di Indonesia yang kemudian di distribusikan oleh Batik Danarhadi yang sudah melalui tahap penyeleksian. k) Umum dan Personalia Mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan kantor serta menyiapkan hal yang dibutuhkan setiap bagian, serta menjamin agar setiap keperluan kantor dapat terpenuhi pada waktu yang telah ditetapkan. Menentukan jumlah dan mutu karyawan yang dibutuhkan, menyeleksi karyawan yang akan diterima, membayar gaji karyawan, mengatur kenaikan pangkat, memberikan motivasi dan memahami keinginan dan gejolak karyawan.
5. Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi a) Kedudukannya dalam Perusahaan Dalam kedudukan struktur organisasi, posisi Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi tepat berada di bawah Departemen Penjualan (Sales&Marketing).
Keberadaan
Marketing
Public
Relations
bertugas
memonitor dan mengevaluasi program promosi agar dapat berjalan secara sistematis dan terencana dalam mendukung Departemen Pemasaran dalam mengejar target penjualan.
44
b) Tujuan Komunikasi yang Dilakukan Tujuan kegiatan yang dilakukan Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi : 1) Memposisikan merek Batik Danarhadi sebagai produk unggulan di dunia mode industri khusus batik. 2) Meningkatkan kebanggaan masyarakat akan produk warisan budaya nenek moyang bangsa Jawa. 3) Mempertahankan kualitas dan menambah kuantitas peranan beserta keberadaan rumah-rumah (show room) batik juga outlet-outlet yang berada di seluruh pelosok Indonesia maupun di manca Negara. 4) Memperkokoh citra perusahaan di benak para konsumen maupun masyarakat pada umumnya.
c) Khalayak Sasaran Kegiatan Khalayak sasaran kegiatan Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi : 1) Publik Internal Yakni meliputi seluruh staf, karyawan, dewan direksi, dan pemilik PT. Batik Danarhadi. 2) Publik Eksternal a) Masyarakat luas pada umumnya, khususnya masyarakat yang bermukim di daerah yang terdapat rumah-rumah batik maupun kantor cabang PT. Batik Danarhadi. b) Para konsumen beserta partner dari PT. Batik Danarhadi yang telah ada, baik yang berupa perorangan maupun yang berbentuk departemen atau perusahaan swasta dan juga para calon konsumen. c) Kalangan media massa (media cetak daerah, media cetak pusat, radio dan televisi). d) Kalangan pemerintah setempat.
45
d) Strategi Komunikasi yang Digunakan Untuk memfokuskan arah kegiatan dan pembagian tugas dengan baik, maka Public Relations di PT. Batik Danarhadi di bagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu: 1) Marketing Public Relations yang mempunyai program dan kegiatan guna mengoptimalkan tujuan komunikasi dan membantu bagian pemasaran dalam penjualan. 2) Community Public Relations yang bertujuan untuk memperkokoh citra bahwa PT. Batik Danarhadi memiliki rasa kepedulian sosial terhadap masyarakat.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian Sejalan dengan masalah yang peneliti kaji yaitu mengenai pelaksanaan pemasaran yang dilakukan oleh Public Relations maka sebelum melakukan analisis, peneliti memberikan gambaran mengenai data yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Peran Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta
Marketing Public Relations dalam melaksanakan peranannya dalam pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta memiliki peran yang penting karena dapat mempengaruhi tumbuh kembang perusahaan yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan segala kegiatan pemasaran, Marketing Public Relations tidak bekerja sendirian karena di PT. Batik Danarhadi Marketing Public Relations berada di bawah pengawasan secara langsung oleh bagian Penjualan (sales & marketing). Dan kegiatan Marketing Public Relations yang ada dilaksanakan secara terkoordinir dari Marketing Public Relations pusat yang ada di Solo, dan diikuti oleh Marketing Public Relations di cabang-cabang perusahaan PT. Batik Danarhadi lainnya.
46 a) Peran Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta antara lain: 1) Membangun citra perusahaan Marketing Public Relations dapat menyusun cerita menarik (story board) atas produk, jasa, organisasi, atau gagasan cemerlang sehingga konsumen atau sasaran menjadi tertarik. Di sinilah Marketing Public Relations memiliki peran besar dalam menciptakan dan membangun hal tersebut. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh informan I pada wawancara tanggal 11 Juni 2009, sebagai berikut: “Memang salah satu peran kami adalah memberikan suatu kesan yang baik di mata masyarakat. Dengan salah satu cara adalah memberikan kualitas akan produk yang kami hasilkan, dan dari kegiatan tersebut tentu saja akan memberikan image tersendiri bahwa Batik Danarhadi adalah batik yang memiliki kualitas yang baik. Dan kami terus berupaya menjaga image yang sudah ada dengan terus melakukan publikasi di media cetak maupun elektronik. Tujuan yang ada adalah terus mengingatkan masyarakat akan brand Batik Danarhadi”. Sedangkan dalam wawancara dengan informan V pada wawancara tanggal 12 Juni 2009, mengungkapkan sebagai berikut: “Saya sudah lama menjadi pelanggan di sini karena saya sudah mengenal merk Danarhadi sudah dari dulu, dan menurut saya walaupun Danarhadi memiliki harga yang lebih tinggi di bandingkan dengan batik yang lain, namun saya mendapatkan produk yang memiliki merk dan kualitas yang terjamin. Jadi saya sudah merasa cocok dengan Batik Danarhadi”. Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa Marketing Public Relations Batik Danarhadi berupaya membangun citra perusahaan dengan terus melakukan kegiatan pengiklanan produk yang sudah di lakukan sejak awal dan kini sudah terbentuk image dari hasil publikasi yang di lakukan. Salah satu bukti dalam membangun citra perusahaan akan produk Batik Danarhadi yang berkualitas adalah dengan adanya kunjungan dari Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di House of Danar Hadi yang berada di Jl. Slamet Riyadi no.205 beberapa waktu lalu.
47
2) Membangun kredibilitas (kepercayaan) Upaya Marketing Public Relations adalah bagaimana membangun suatu kepercayaan melalui teknik publikasi bekerja sama dengan pihak media atau pers yang terus-menerus. Dan di PT. Batik Danarhadi telah menjalin kerjasama yang baik di bidang publikasi di media cetak maupun di media elektronik. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh informan II pada wawancara tanggal 12 Juni 2009, sebagai berikut: “Kami sudah berkecimpung di dunia bisnis ini sudah cukup lama mbak, jadi dalam pembangunan suatu kepercayaan dari masyarakat internal dan eksternal tentu saja di bantu oleh media-media yang ada. Seperti surat kabar, majalah, radio, dan televisi, juga iklan di Billboard. Dan dalam proses ini kami terus menjalin kerjasama yang baik. Contohnya dengan TATV, kami menjadi sponsor untuk pakaian yang digunakan oleh Presenter Berita, ataupun waktu kita menjadi sponsor di Solo Batik Fashion beberapa waktu lalu, media pers di Solo melakukan peliputan dan mengangkat nama Batik Danar Hadi sebagai salah satu sponsornya. Dari hal-hal seperti itulah kami menjalin kerjasama yang baik dengan media atau pers”. Sedangkan dalam wawancara dengan informan III pada wawancara tanggal 17 Juni 2009, mengungkapkan sebagai berikut: “Kalau dengan media dan pers yang ada, alhamdulillah hubungan pihak Danarhadi tidak mengalami hambatan, kami selalu mengadakan upaya untuk menjalin kerjasama yang baik dan menguntungkan kedua belah pihak, jadi bila kami membutuhkan bantuan maka pers akan bersedia membantu. Contohnya dengan Solopos, bila kami akan mengadakan event Fashion misalnya, kami akan menghubungi pihak Solopos untuk meminta di lakukan peliputan kegiatan. Keuntungannya kami dapat melakukan publikasi gratis dan Solopos mendapatkan berita”. Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi dalam segala aktivitasnya terus berupaya menjalin kerjasama yang saling menguntungkan antara pihak Danarhadi dengan pers yang bersangkutan. Salah satu bukti dari kerjasama baik yang terjalin antara pihak Batik Danarhadi dengan media pers adalah pemberian penghargaan kepada PT.
48 Batik Danarhadi dari pihak Solopos sebanyak 2 kali pada tahun 2004 dan 2009 atas keikut sertaannya menjadi sponsor untuk “Solo Best Brand Index” yang merupakan sebuah agenda survey pasar tahunan serta pemberian penghargaan terhadap komoditi terbaik di Solo.
3) Membantu wiraniaga dan penyalur dalam meningkatkan penjualan Marketing Public Relations dapat membantu program kerja wiraniaga dan antisiasme penyalur, yaitu dengan mempublikasikan tentang suatu produk atau jasa yang akan diluncurkan sebelum dipasarkan. Hal ini juga di laksanakan oleh Marketing Public Relations dari PT. Batik Danarhadi. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh informan I pada wawancara tanggal 11 Juni 2009, sebagai berikut: “Iya mbak, sebelum kami me-launching (meluncurkan) produk, sebelumnya kami pasti melakukan suatu pengenalan produk, baik dengan pemasangan iklan/press release di media maupun dengan melakukan kegiatan fashion show. Jadi untuk para wiraniaga dan penyalur produk kami tentu saja kan membantu mereka dalam mengenal produk yang mereka jual”. Sedangkan dalam wawancara dengan informan III pada wawancara tanggal 17 Juni 2009, mengungkapkan sebagai berikut: “Kalau untuk produk baru kami selalu melakukan launching produk untuk memperkenalkan produk tersebut ke pelanggan/konsumen /masyarakat umum, sehingga produk yang kami luncurkan akan mampu mendapat tempat di hati para pelanggan/konsumen/masyarakat umum yang melihatnya. Dan hal ini juga akan membantu kerja wiraniaga dan penyalur produk yang kami miliki dalam meningkatkan penjualan”. Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi memiliki aktivitas yang berupa release produk di media, launching produk, fashion show, dll. Berfungsi untuk membantu program kerja dari wiraniaga dan penyalur guna mewujudkan target penjualan yang di tentukan. Salah satu kegiatan dari Marketing Public Relations adalah fashion show yang menampilkan rancangan-rancangan dari perancang yang sudah ternama, salah satunya adalah perancang Danny Wirawan yang di percaya untuk merancang design
49 produk batik Danarhadi. Kemudian kegiatan yang lain adalah memberikan diskon kepada pemegang kartu kredit Danamon dan BII sebesar 10%-15% saat melakukan transaksi pembelian produk Batik Danarhadi
4) Menekan anggaran promosi Dalam pelaksanaan kegiatan publikasinya pihak PT. Batik Danarhadi tidak selalu menggunakan media cetak maupun elektronik. Keuntungan lain dengan memanfaatkan kekuatan marketing public relations dalam penyampaian pesan suatu produk atau jasa lewat publikasi positif dan biayanya lebih murah di bandingkan jika berpromosi melalui iklan komersial tv atau media cetak. Hal tersebut dikemukakan oleh informan II pada wawancara tanggal 12 Juni 2009, sebagai berikut: “Untuk publikasi yang kami lakukan di luar publikasi iklan komersil dan mampu menekan anggaran promosi adalah dengan mengikuti/menjadi sponsor dalam event-event yang ada. Misalnya untuk Solo Batik Festival kemarin, tanpa kami mengeluarkan biaya untuk berpromosi dan hanya dengan membantu mensponsori pakaian yang di gunakan untuk fashion tersebut, kami sudah mendapatkan publikasi yang baik untuk masyarakat di Solo dan sekitarnya yang menyaksikan”. Hal senada juga disampaikan oleh informan III pada wawancara tanggal 17 Juni 2009, sebagai berikut: “Kalo publikasi yang mampu menekan anggaran biasanya kami melakukan saat melaksanakan fashion dengan menyediakan leaflet, memasang x-banner di area fashion, dll. Jadi dengan sendirinya para pengunjung akan mengetahui dan mengingat brand Batik Danarhadi tanpa kami melakukan promosi dengan harga yang tinggi. Kami juga menyediakan brosur-brosur dari produk yang kami hasilkan yang tersedia di showroom-showroom Batik Danarhadi. Salah satu kegiatan promosi kami yang ringan dalam dana namun memiliki daya tarik yang tinggi, yaitu adanya House Of Danarhadi yang berupa museum batik, tempat pembuatan batik tulis, showroom, dan tempat untuk belajar membatik. House Of Danarhadi di buka untuk umum, dengan biaya Rp. 15.000,untuk pelajar/mahasiswa dan Rp. 25.000,- untuk masyarakat umum. Di sini akan dapat di lihat proses pembuatan batik tulis dan dapat berjalanjalan mengunjungi museum batik yang dimiliki Batik Danarhadi”. Berdasarkan hasil wawancara di atas disimpulkan bahwa kegiatan yang di lakukan Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi dalam
50 menekan anggaran promosi adalah dengan menjadi sponsor dalam events yang ada,menyediakan leaflet, memasang x-banner, menyediakan brosurbrosur dari produk Batik Danarhadi dan juga dengan adanya House Of Danarhadi di Jalan Slamet Riyadi 205.
5) Menjembatani konsumen yang tidak suka iklan Dikarenakan selera dan keinginan dari konsumen yang berbeda-beda dan tidak semua konsumen senang melihat iklan, maka untuk mengatasi orang yang tidak senang iklan tersebut, Marketing Public Relations akan menggantikannya melalui publikasi, pembuatan press release, artikel atau features tentang story board mengenai produk atau jasa yang akan di pasarkan sehingga semua informasi atau pengenalan tentang produk yang diluncurkan akan sampai ke konsumen secara optimalisasi, efektif, dan efisien dalam menggunakan dana promosi. Seperti diungkapkan oleh Informan I pada wawancara tanggal 11 Juni 2009, sebagai berikut : “Seperti yang saya ungkapkan tadi mbak, bahwa selain menghemat biaya promosi, kami juga mengantisipasi dari konsumen-konsumen yang memang tidak membutuhkan iklan dalam pelaksanaan pembelian. Contohnya untuk suatu instansi perusahaan yang menginginkan pemesanan dalam jumlah banyak, kami akam melakukan promosi lebih detail dan langsung mengenai ragam produk yang kami miliki dan kami tawarkan. Dan dalam pembelian dengan jumlah besar akan ada perbedaan harga yang diberikan”. Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh informan III pada wawancara tanggal 17 Juni 2009, sebagai berikut: “Untuk konsumen yang tidak suka iklan, biasanya pelanggan tersebut akan datang langsung ke showroom yang kami miliki dan bertanya tentang produk-produk yang ada dan kami juga menyediakan buku panduan maupun leaflet untuk produk yang kami hasilkan”. Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi telah menyiapkan upaya berupa penyediaan buku panduan, leaflet, maupun pelayanan secara personal kepada para pelanggan yang tidak menyukai iklan media cetak maupun media elektronik.
51
b) Aktivitas Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi Surakarta 1) Peluncuran dan publikasi produk. Dalam dunia usaha yang penuh persaingan, salah satu cara yang di lakukan oleh Marketing Public Relations adalah dengan terus berupaya mempublikasikan produk yang di hasilkan agar dapat di kenal dan mampu membentuk image yang baik untuk perusahaan. Hal tersebut seperti yang di ungkapkan oleh informan II pada tanggal 12 Juni 2009, sebagai berikut: “Salah satu kegiatan dari Marketing Public Relations perusahaan kami adalah peluncuran dan publikasi produk. Hal ini minimal kami laksanakan setidak-tidaknya 3 bulan sekali dan dapat terus bertambah sesuai dengan event-event yang ada. Untuk kegiatan launching dan publikasi produk biasanya kami mengundang para pelanggan kami dan juga media pers untuk melakukan peliputan”. Hal yang senada juga di sampaikan oleh informan IV pada tanggal 18 Juni 2009, sebagai berikut: “Iya mbak launching (peluncuran) dan publikasi produk memang aktivitas utama kami, karena salah satu peranan kami di sini adalah membangun suatu kepercayaan dari para konsumen dan dalam upaya tersebut kami terus melakukan publikasi, baik di media cetak maupun elektronik yang berfungsi untuk mengingatkan masyarakat akan brand Batik Danarhadi”. Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa aktivitas Marketing Public Relations salah satunya adalah dengan launching produk dengan mengadakan fashion show maupun dengan melakukan release ke media cetak dan elektronik.
2) Iklan layanan masyarakat Iklan layanan masyarakat tentu berguna untuk menimbulkan image di masyarakat bahwa Batik Danarhadi peduli dengan keadaan sosial yang ada di lingkungannya. Salah satunya adalah dengan memberikan ucapan selamat atas suatu event, contohnya: Batik Danarhadi memasang ucapan Selamat
52 Hari Raya Idul Fitri pada saat lebaran tanpa berupaya berpromosi mengenai produknya. Namun di akui oleh pihak Danarhadi bahwa Batik Danarhadi belum aktif dalam pemberian iklan layanan masyarakat. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh Informan I pada wawancara tanggal 11 Juni 2009, sebagai berikut: “Untuk iklan layanan masyarakat, kami memang belum berpartisipasi aktif karena kegiatan social masyarakat tersebut sudah ada bagian tersendiri yang menangani dan dari pihak pimpinan dalam melaksanakan kegiatan social tersebuttidak menampilkan embel-embel PT. Batik Danarhadi, jadi kegiatan social yang di laksanakan murni tanpa mengaharapkan apapun. Contohnya adalah kegiatan pembagian zakat, penyantunan yayasan, dll”.
3) Special events: promotion & publications programs Dalam mendukung aktivitas dari bagian penjualan, aktivitas yang di lakukan dari Marketing Public Relations adalah dengan melakukan kegiatan promosi produk dan publikasi produk yang di hasilkan. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh informan III pada wawancara tanggal 17 Juni 2009, sebagai berikut: “Kegiatan utama kami memang untuk mempromosikan produk yang di hasilkan oleh Batik Danarhadi, baik dengan media cetak dan elektronik, maupun dengan pelaksanaan kegiatan rutin kami maupun special events, contohnya kami menjadi salah satu sponsor tetap dalam pelaksanaan events Pemilihan Putra-Putri Solo”. Hal yang senada di sampaikan oleh Informan IV pada wawancara tanggal 18 Juni 2009, sebagai berikut: “Kegiatan promosi kami merupakan kegiatan utama dari Marketing Public Relations, dan pelaksanaannya dengan di bantu oleh berbagai media cetak dan elektronik yang ada dan yang sudah kami jalin kerjasama yang baik. Selain itu kami juga melaksanakan kegiatan khusus dalam pelaksanaan promosi seperti menjadi sponsor untuk Solo Batik Festival beberapa waktu yang lalu”.
53 Dari hasil wawancara di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa Marketing Public Relations juga melaksanakan promosi dengan mengikuti event-event khusus.
c) Media yang digunakan untuk Pelaksanaan Pemasaran oleh Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi Surakarta Dalam melaksanakan berbagai peran serta aktivitasnya Marketing Public Relations menggunakan beberapa media untuk mendukung kelancaran kerjanya. Di samping untuk mempermudah pekerjaan, kerjasama ini juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang PT. Batik Danarhadi kepada instansi-instansi relasi serta sejauh mana keprofesionalan Marketing Public Relations dalam bekerja. Beberapa media yang di gunakan Marketing Public Relations dalam melaksanakan aktivitasnya dan perannya di PT. Batik Danarhadi melalui media cetak, media elektronik . Hal tersebut seperti yang di ungkapkan oleh informan I pada tanggal 11 Juni 2009 sebagai berikut: “Media yang di gunakan sebagai sarana promosi di sini banyak seperti lewat surat kabat Solopos, majalah, brosur, leaflet, spanduk, baliho, press release, dll. Lalu untuk media elektronik, meliputi radio Solopos FM dan Metta FM, untuk televisi lokal kita dengan TATV dan internet untuk publikasi secara untuk luar negeri. Dan kami sejauh ini belum mengalami kendala yang berarti”. Hal senada juga di uraikan oleh informan III pada wawancara tanggal 17 Juni 2009 sebagai berikut: “Kebetulan untuk media yang di gunakan kami tidak memiliki kendala yang cukup berarti karena kami telah menjalin kerjasama yang lama dan dalam jangkauan yang lebih luas kami juga menggunakan surat kabar nasional seperti Kompas dan Televisi-televisi swasta Nasional yang ada”. Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi menggunakan berbagai media mulai dari media cetak hingga media elektronik, dan jaringan dan hubungan yang luas tidak terbatas pada media lokal saja namun juga nasional bahkan internasional.
54
b) Hambatan Yang Dihadapi Marketing Public Relations Dalam Pelaksanaan Pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta.
Terdapat 2(dua) macam kendala yang dihadapi oleh PT. Batik Danarhadi Surakarta dalam pelaksanaan pemasaran, yaitu hambatan ke dalam (intern) dan hambatan keluar (ekstern). a. Hambatan ke dalam (intern) Yaitu hambatan yang berasal dari dalam perusahaan. Hambatan intern yang dihadapi oleh PT. Batik Danarhadi Surakarta adalah: 1) Faktor Sumber Daya Manusia Hambatan yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia ini terletak pada kurang optimalnya kualitas Sumber Daya Manusia yang ada dalam melaksanakan kegitan promosi kepada masyarakat serta minimnya kemampuan dalam penguasaan design visual. Sedangkan kunci utama keberhasilan dalam bidang usaha terletak pada bagaimana bentuk promosi/iklan yang dilaksanakan. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh informan I, pada wawancara tangggal 11 Juni 2009, sebagai berikut: “Kalau secara pembagian tugas sudah terkoordinir dengan baik namun masih ada kekurangan dalam kemampuan dari Sumber Daya Manusia dalam menggunakan computer untuk design visual, sehingga tugas perancangan secara visual hanya di serahkan pada satu orang saja dan sebenarnya juga memiliki tanggung jawab di tugas yang lain. Dapat dikatakan kami juga kekurangan anggota yang khusus menanggani design visual”. Hal yang lain juga di ungkapkan oleh informan II, pada wawancara tanggal 12 Juni, sebagai berikut: “Hambatan yang ada juga kadang-kadang karena kurangnya kesiapan dari bagian tertentu, contohnya saat akan launching produk tertentu dari bahan A, namun karena bahan A belum siap maka terjadi penundaan launching produk”.
55 Berdasarkan wawancara di atas di ketahui bahwa salah satu hambatan yang ada adalah kurangnya kemampuan penggunaan komputer dan kesiapan dari faktor Sumber Daya Manusia yang ada.
2) Faktor Budgeting Pada pembiayaan/ pendanaan untuk kegiatan pemasaran khususnya promosi memang mendapatkan perhatian dan dana tersendiri dari perusahaan. Namun tetap saja tidak dapat dipungkiri keterbatasan pendanaan yang ada akan berpengaruh pada kegiatan pemasaran yang dilaksanakan. Hal tersebut seperti dikatakan oleh informan III , pada wawancara tanggal 17 Juni 2009, sebagai berikut: “Hambatan yang lain adalah masalah dana, terkadang saat kami memiliki ide tentang kegiatan tertentu dari pihak pimpinan menolak dan meminta penundaan kegiatan dengan alasan penghematan dana”. Hal yang hampir serupa juga diungkapkan oleh informan IV, pada wawancara tanggal 18 Juni 2009, sebagai berikut: “Iya mbak, kadang-kadang alasannnya adalah karena promosi yang dilakukan hanya akan membuang-buang uang saja, padahal memang kegiatannya seperti itu, karena tugas kita adalah menggunakan media yang ada untuk menciptakan dan membentuk image brand agar dapat di ingat oleh masyarakat”. Dari uraian di atas, Public Relations Batik Danarhadi mempunyai hambatan dan keterbatasan budget dalam merealisasikan program dan kegiatan yang akan di lakukan.
b. Hambatan ekstern (keluar) Yaitu hambatan yang berasal dari luar perusahaan. Hambatan ekstern yang dihadapi oleh PT. Batik Danarhadi Surakarta, meliputi:
1) Faktor persaingan harga (Price war) Berada dalam bidang usaha apapun tidak akan terlepas dari suatu persaingan dimana kepuasan pelanggan menjadi faktor utama. Saat ini
56 industri batik tanah air sedang mengalami perkembangan yang pesat dan usaha ini semakin menjamur di kalangan masyarakat. Hal tersebut juga terlihat dari semakin banyaknya penawaran yang di berikan oleh perusahaan batik selain PT. Batik Danarhadi. Mulai dari harga yang murah hingga motif dan design yang lebih beragam. Hasil wawancara dengan informan II, pada tanggal 12 Juni 2009, sebagai berikut: “Sekarang di Indonesia, terutama di Solo sedang booming batik, karena itu banyak perusahaan batik baru yang bermunculan dan memberikan penawaran harga yang lebih rendah”. Hal tersebut juga disampaikan oleh informan IV, pada wawancara tanggal 18 Juni 2009, sebagai berikut: “Dulu batik memang tidak digunakan oleh semua orang, tetapi sekarang penggunaan batik tidak lagi di batasi dan dapat digunakan oleh semua golongan masyarakat dan usia, apalagi tahun kemarin batik booming, jadi banyak pesaing yang menurunkan harga maupun memberikan kelebihan yang lainnya untuk mendapatkan target penjualan atau bahkan melebihi target penjualan biasanya”. Berdasarkan data di atas di ketahui bahwa hambatan dari persaingan harga dengan perusahaan batik lain adalah yang cukup berarti dalam pelaksanaan peran Public Relations PT. Batik Danarhadi dalam rangka menarik minat pelanggan lebih banyak sekaligus meningkatkan penjualan yang ada.
2) Faktor kebutuhan Pelanggan yang berbeda-beda Semua pelanggan memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Faktor kebutuhan yang beragam inilah yang senantiasa berusaha untuk di penuhi oleh PT. Batik Danarhadi, dengan cara meningkatkan mutu pelayanan dan produk yang dihasilkan serta menunjukkan kepada para pelanggan bahwa PT. Batik Danarhadi akan selalu berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhan mereka sehingga para pelanggan dapat merasa puas.
57 Hal tersebut seperti yang diuraikan oleh informan I, pada wawancara tanggal 11 Juni 2009, yaitu: “Setiap pelanggan memiliki keinginan yang berbeda-beda dan mereka ingin dipenuhi segala keinginannya, dan tentu saja kami akan berusaha keras memberikan keyakinan pada para pelanggan bahwa PT. Batik Danarhadi mampu wewujudkan keinginan dari para pelanggan. Serta dengan pembuktian akan produk yang kami hasilkan, sehingga dapat membuat pelanggan yakin dan akan tetap setia”. Hal serupa di ungkapkan oleh informan III, pada wawancara tanggal 17 Juni 2009 , sebagai berikut: “Karena pengguna batik sekarang bukan hanya orang tua dan untuk acara kondangan atau resmi, maka banyak pelangggan yang menginginkan kami untuk menciptakan design baru sesuai dengan kebutuhan dan selera pelanggan”. Berdasarkan uraian di atas, di simpulkan bahwa kegiatan memuaskan pelanggan adalah prioritas utama dan pelanggan merupakan komponen utama untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Karena itulah PT. Batik Danarhadi sebisa mungkin berupaya mewujudkan apa yang menjadi keinginan dari para pelanggannya.
3) Faktor dari “pihak ketiga” Kegiatan promosi yang dilakukan dalam rangka memperkenalkan produk-produk PT. Batik Danarhadi sekaligus membentuk image brand oleh PR Batik Danarhadi tidak hanya di lakukan sendiri, tetapi juga menjalin kerjasama dengan beberapa instansi lain yang bergerak di bidang periklanan seperti televisi, radio, surat kabar, usaha membuat billboard, dll. Masalah terbesar yang dihadapi adalah sulitnya ijin untuk memasang iklan di tempat umum maupun permintaan harga dari pihak advertising yang tinggi. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh informan I, pada tanggal 11 Juni 2009, sebagai berikut: “Sekarang ini di Solo sudah mulai sulit untuk memasang iklan di tempattempat umum, karena dari pihak Pemkot sudah melakukan penertiban teerhadap tata kota yang kemudian berdampak pada minimnya tempat-
58 tempat yang dapat digunakan untuk memasang iklan, terutama untuk iklan billboard. Dengan begitu persaingan untuk mendapatkan tempat iklan semakin tinggi dan yang berani memberikan harga tertinggi yang akan mendapatkan lokasi tersebut”. Hal serupa juga di katakan oleh informan II, pada wawancara tanggal 12 Juni 2009, sebagai berikut: “Kalau untuk media cetak dan elektronik di Solo kita sudah menjalin kerjasama yang baik dan untuk masalah dana yang dibutuhkan tidak menjadi kendala. Tapi untuk iklan di jalan dan tempat umum itu lah yang susah, mesti ijin sana-sini dan negosiasi yang lama”. Dari hasil wawancara di atas salah satu kerjasama yang agak bermasalah adalah dalam persaingan harga untuk mendapatkan lokasi iklan. Contohnya: untuk pemasangan billboard di Bandara dibutuhkan negosiasi harga dengan pihak advertising terlebih dahulu dan dari pesaing-pesaing yang lain akan di pilih pihak advertising siapa yang berani memnawarkan harga paling tinggi.
c) Upaya yang dilakukan oleh Marketing Public Relations Dalam Mengatasi Hambatan-Hambatan
Dalam Pelaksanaan Pemasaran di PT.
Batik
Danarhadi
Berdasarkan data yang di peroleh peneliti di lapangan, terdapat 2 (dua) upaya yang di lakukan PT. Batik Danarhadi Surakarta untuk menangani hambatan yang di hadapi dalam usaha membangun citra perusahaan, yaitu: a. Upaya untuk mengatasi hambatan intern (ke dalam) 1) Faktor Sumber Daya Manusia Hambatan yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia adalah bagaimana meningkatkan kualitas serta mengatur karyawan untuk melakukan kegiatan kerjanya semaksimal mungkin. Usaha yang dilakukan oleh pihak Batik Danarhadi untuk mengatasi hambatan tersebut antara lain dengan penjadwalan dalam proses produksi dan memberikan pelatihanpelatihan untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam melaksaanakan tugas.
59 Seperti yang di ungkapkan oleh informan I, pada wawancara tanggal 11 Juni 2009, sebagai berikut: “Usaha yang di lakukan dari kami adalah kita lebih ketat lagi dalam memberikan deadline untuk pembuatan produk yang akan di gunakan, sehingga tidak ada keterlambatan yang mengakibatkan ketertundaan dalm pelaksanaan kegiatan perusahaan”. Hal serupa juga di ungkapkan oleh informan II, pada wawancara tanggal 12 Juni 2009, sebagai berikut: “Kalau menghadapi masalah kemampuan mengoperasikan komputer untuk visual kami mengadakan berbagai pelathan dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung peningkatan kemampuan para karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka”. Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa upaya yang di lakukan pihak PT. Batik Danarhadi dalam meningkatkan kualitas dan kemampuan dari para karyawan adalah dengan memberikan jadwal deadline yang ketat dalam produksi dan memberikan pelatihan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka. 2) Faktor Budgeting Masalah budget merupakan masalah yang vital karena tanpa adanya budget yang mencukupi , maka segala kegiatan seperti promosi dan pengadaan latihan bagi karyawan jadi terhambat. Dan cara untuk mengatasi masalah keterbatasan budget tidaklah mudah. Seperti yang di ungkapkan informan II, pada wawancara tanggal 12 Juni 2009, sebagai berikut: “Kalau untuk promosi memang sudah disiapkan anggaran tersendiri, hanya saja ketika kegiatan yang di ajukan di tolak oleh pimpinan hal yang bisa di lakuakan hanyalah mengundur dan mencari waktu pengganti yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan tersebut”. Hal senada juga di sampaikan oleh informan III, pada wawancara tanggal 17 Juni 2009, sebagai berikut: “Untuk kami bagian Marketing Public Relations sebelum mengajukan usulan kepada pimpinan, kami sudah menyiapkan Plan A dan Plan B dan hal inilah yang akan di sampaikan kepada pimpinan dan manakah yang di
60 anggap patut dalam pengganggaran dan juga dapat memenuhi keinginan dari pimpinan”.
b. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan ekstern(keluar), meliputi: 1) Faktor persaingan Harga (Price War) Hambatan dari persaingan harga, muncul dari perusahaan-perusahaan Batik yang mulai tumbuh sekarang ini yang berani menawarkan harga yang lebih rendah dan macam produk yang lebih beragam. Untuk mengatasi masalah tersebut PT. Batik Danarhadi menawarkan harga tertentu pada event-event tertentu. Hal tersebut di ungkapkan oleh Informan I, pada wawancara tanggal 11 Juni 2009, sebagai berikut: “Untuk mengatasi persaingan harga, kami bisa memberikan harga-harga tertentu pada situasi dan kondisi tertentu, misalnya saat hari-hari besar keagamaan dan pada event-event tertentu agar pelangggan tertarik dan membeli produk yang ditawarkan. Contohnya pada saat Lebaran Batik Danarhadi memberikan diskon 10%-50% kepada konsumen”. Hal yang senada juga di ungkapkan oleh informan V, pada wawancara tanggal 12 Juli 2009, sebagai berikut: “Iya mbak, setiap musim liburan atau Lebaran Danarhadi banyak memberikan diskon. Lumayan lah mbak,dengan kualitas yang bagus dapat diskon pula”. Dengan strategi promosi yang dilakukan di harapkan dapat meningkatkan jumalah pelanggan pada event tertentu. Selain itu usaha tersebut di maksudkan agar para pelanggan puas dan tetap setia kepada brand Batik Danarhadi. Beberapa cara Batik Danarhadi dalam membina hubungan baik dengan para pelanggan adalah dengan memberikan voucher Rp 150.000,sampai dengan Rp. 500.000,- untuk pelanggan tertentu yang membeli dalam jumlah besar, pemberian diskon 10%-50%, peragaan busana Batik Danarhadi dengan menampilkan koleksi-koleksi terbaru dan berkualitas dan biasanya dilakukan minimal 3x dalam setahun, dan juga bonus pembelian
61 saat pelanggan membeli dalam jumlah tertentu, contoh bonus yang di berikan adalah payung Batik Danarhadi, mug Batik Danarhadi, dan lainlain.
2) Faktor kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda-beda ketika membeli suatu produk batik, yang menjadi kendala adalah bagaimana Batik Danarhadi mampu meyakinkan para pelanggan bahwa Batik Danarhadi mampu memenuhi apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan setiap pelanggan. Hal seperti itu juga di sampaikan oleh informan II, pada wawancara tanggal 12 Juni 2009, sebagai berikut: “Kami di sini beserta seluruh karyawan dari Batik Danarhadi berupaya memenuhi keinginan dan kebutuhan dari para pelanggan. Setiap kebutuhan pelanggan akan kami usahakan untuk dipenuhi sesuai dengan selera dan harga yang pelanggan sediakan. Dan kami selalu berupaya memberikan rancangan baru dalam motif maupun design”. Hal serupa juga di sampaikan oleh informan VI, pada wawancara tanggal 17 Juni 2009, sebagai berikut: “Kalau masalah motif dan design saya senang dengan produk yang di tawarkan oleh Batik Danarhadi karena selalu mengikuti trend yang ada. Walaupun untuk harga memang tergolong mahal, tetapi saya puas dengan kualitas yang sebanding”. Seluruh karyawan dari Batik Danarhadi selalu melakukan upayaupaya pemberian pelayanan sebaik mungkin bagi para pelanggan. Dengan terus memberikan inovasi produk batik, baik dari segi motif maupun design beragam yang di tawarkan yang akan menjadi pilihan dengan apa yang di inginkan oleh para pelanggan. Selain usaha-usaha di atas, Batik Danarhadi juga berupaya menjalin hubungan yang baik dengan para pelanggannya. Batik Danarhadi selalu berusaha untuk memberikan kepuasan bagi para pelanggan, serta berusaha membuat inovasi baru dalam berbagai macam kreasi produk batik yang dihasilkan., sehingga berbeda dan memiliki ciri tersendiri dan berbeda dari para pesaingnya.
62 3) Faktor dari “Pihak Ketiga” Hambatan kerjasama dari pihak ketiga dalam hal pemesanan tempat iklan seperti billboard memang harus di pikirkan dengan matang-matang oleh bagian Marketing Public Relations. Untuk itu pihak PT. Batik Danarhadi telah mencari solusi yaitu dengan instansi yang benar-benar professional dalam bekerja dan mampu menjalankan program promosi yang di miliki oleh PT. Batik Danarhadi dengan sebaik-baiknya. Hal seperti itupun di sampaikan oleh informan II, pada wawancara tanggal 12 Juni 2009, sebagai berikut: “Dulu untuk negosiasi tempat pemasangan billboard dapat di lakukan antara pihak terkait dengan kami sendiri, namun sekarang para pihak terkait sudah mulai menyerahkan wewenang mereka kepada pihak advertising yang di tunjuk. Untuk itu kami berupaya menjalin hubungan yang baik dengan berbagai pihak advertising maupun media periklanan lainnya. Karena mau tidak mau kita saling membutuhkan”. Dari hasil wawancara di atas upaya yang di tempuh dari Public Relations dalam menghadapi masalah dengan pihak ketiga adalah dengan terus menjalin kerjasama dan negosiasi dengan baik.
C. Temuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Kajian Teori
Dalam sub Bab ini, peneliti menganalisa data yang berhasil di kumpulkan di lapangan sesuai dengan rumusan permasalahan selanjutnya. Di hubungkan dengan teori yang sudah ada. Perumusan masalah dalam penelitian ini meliputi (1) Peran Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di perusahaan, (2) Hambatan apa saja yang dihadapi Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di Perusahaan (3) Upaya yang di lakukan oleh Marketing Public Relations dalam mengatasi hambatan pelaksanaan pemasaran di Perusahaan. Berikut ini peneliti akan menganalisa peran Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di Perusahaan, khususnya di PT. Batik Danarhadi Surakarta.
63 1. Peran Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta.
a) Peran Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta antara lain: 1) Membangun citra perusahaan Seperti yang di uraikan oleh Philip Kotler dalam Rosady Ruslan (2007:139-140), bahwa salah satu peran Marketing Public Relations adalah membangun kesadaran konsumen (citra perusahaan) di mana Marketing Public Relations berperan untuk terus memberikan kesadaran kepada konsumen akan produk yang di milikinya. Hal yang hampir sama juga di sampaikan oleh Rhenald Kasali (1992:13) bahwa salah satu peran Marketing Public Relations adalah membangun kepercayaan (confidence and trust) konsumen. Hal seperti ini terlihat dalam pelaksanaan kegiatan Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi yang terus-menerus menampilkan dan memberikan kualitas yang terbaik dari produk yang di hasilkan Batik Danarhadi dan juga terus berupaya untuk memberikan pelayanan kepada para pelanggan dengan semaksimal mungkin dan terus di dukung oleh kegiatan publikasi di media cetak dan elektronik yang terus-menerus sehingga akan menjadi pengingat bagi para konsumen/ pelanggan/ masyarakat akan brand Batik Danarhadi dan terus berupaya membentuk image yang baik. 2) Membangun kredibilitas (kepercayaan) PT. Batik Danarhadi dalam membangun suatu kepercayaan dari pelanggan di mulai dari awal Batik Danarhadai berdiri, dengan terus menghasilkan karya-karya yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat local, nasional, maupun internasional. Hal ini juga di dukung kerjasama yang baik dari media dan pers karena terus menampilkan berbagai kegiatan yang positif dari pelaksanaan kegiatan PT. Batik Danarhadi, sehingga terbentuk image yang baik di mata masyarakat.
64 Hal ini seperti yang di sampaikan oleh Rusady Ruslan (2007:139-140) bahwa salah satu peran Marketing Public Relations adalah membangun kredibilitas. 3) Membantu wiraniaga dan penyalur dalam meningkatkan penjualan Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi selalu melakukan publikasi produk yang baru di luncurkan sebelum di pasarkan dengan melakukan press release maupun fashion show. Jadi hal ini akan membantu para
wiraniaga
dan
penyalur
produk
Batik
Danrhadi
dalam
memperkenalkan produk yang baru di luncurkan, seperti pengenalan akan bahan yang di gunakan, corak dan warna yang disediakan, dsb. Seperti pendapat dari Rhenald Kasali (1992:13) bahwa peran Marketing Public Relations adalah menyebarkan berita sebelum beriklan dan mendorong motivasi tenaga-tenaga penjual (sales force). 4) Menekan Anggaran Promosi Kegiatan promosi yang di lakukan dari pihak Batik Danarhadi tidak sepenuhnya hanya dengan menggunakan media cetak dan elektronik yang ada, namun juga ada kegiatan lain yang dilakukan, seperti dengan mengadakan fashion show rutin di showroom yang di miliki, mengikuti event-event special seperti; SBC (Solo Batik Carnival), SBF (Solo Batik Festival), dsb. Untuk publikasi yang lain dilakukan dengan memasang x-banner di Rumah-rumah Batik Danarhadi ataupun saat melakukan pameran. Selain xbanner juga di sediakan leaflet atau brosur bagi para pengunjung. 5) Menjembatani konsumen yang tidak suka iklan. Karena selera dan kebutuhan yang berbeda-beda dari masing-masing pelanggan, maka dalam publikasi yang di lakukan pun ada yang di lakukan berbeda. Salah satunya adalah ketika Marketing Public Relations Batik Danarhadi dihadapkan pada customer yang menginginkan pengetahuan akan produk yang di miliki secara lebih detail untuk membeli dalam jumlah yang banyak dan khusus, maka Marketing Public Relations akan
65 memberikan pelayanan khusus untuk memenuhi keinginan dari customer tersebut. b) Aktivitas Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi Surakarta 1) Peluncuran dan publikasi produk Salah satu kegiatan utama dari Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi adalah launching (peluncuran) dan publikasi produk ke pelanggan/
konsumen/
masyarakat.
Kegiatan
ini
adalah
untuk
mengenalakan produk yang baru di hasilkan PT. Batik Danarhadi dan publikasi juga merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk terus mengingatkan masyarakat akan brand (merk) dari Batik Danarhadi, sehingga brand ini akan terus di ingat sepanjang masa dan dari generasi ke generasi. 2) Iklan Layanan Masyarakat Untuk hal yang satu ini diakui dari pihak Danarhadi belum melakukan secara aktif, namun PT. Batik Danarhadi telah memiliki bagian tersendiri yaitu seksi social yang mengurus segala kegiatan secara langsung dan mendetail tentang kegiatan social di masyarakat. Dan dalam pelaksanaan kegiatan social tersebut dari pihak Danarhadi sama sekali tidak memberikan embel-embel promosi dalam pelaksanaan kegiatan sosialnya. Hal ini di tujukan semata-mata sebagai bentuk kepedulian PT. Batik Danarhadi kepada lingkungan dan masyarakat, khususnya di wilayah Surakarta. 3) Special events; promotions & publications events Kegiatan utama dari Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi adalah promosi, dan dalam kegiatan promosi dan publikasi ini tidak monoton dengan selalu menggunakan media cetak dan media elektronik yang ada, namun hal ini juga dilakukan dengan mengikuti special event yang ada. Contoh kegiatan special events yang di ikuti adalah; Solo Batik Carnival (SBC), Solo Batik Festival (SBF), dan Pemilihan Putra-Putri Solo. Dan untuk bulan Juli ini events yang di ikuti adalah pameran di Singapura
66 dan Inggris, sesuai dengan permintaan dari Kedubes di sana untuk mengirimkan produk dan staff yang dimilikinya untuk mengikuti event tersebut. c) Media yang digunakan Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta. Dalam melaksanakan aktivitasnya Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi menggunakan berbagai media yang ada untuk mendukung kelancaran kerjanya. Selain memberikan kemudahan dalam pelaksanaan aktivitasnya, penggunaan media yang di gunakan juga memberikan gambaran
kepada
instansi-instansi
relasi
tentang
sejauh
mana
keprofesionalan Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi. Beberapa media yang digunakan Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi seperti yang di ungkapkan oleh Frank Jefkins (1996:6162) yaitu; media pers seperti Koran-koran, majalah-majalah, surat kabar, dsb. Kemudian radio yang di gunakan adalah Metta FM dan Solopos FM, Televisi lokal yang di gunakan adalah TATV, dan penggunaan Televisi Nasional di lakukan untuk event/ promosi yang serempak dilakukan bersama dari seluruh Rumah Batik Danarhadi di Tanah air. Kemudian pameran yang dilakukan dari berbagai event di daerah, nasional, maupun internasional. Selanjutnya juga ada bahan cetakan (printed material) berupa brosur, leaflet, kalender, dsb.
2. Kendala-kendala yang dihadapi Marketing Public Relations
dalam
pelaksanaan Pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta
Seperti yang telah di uraikan dalam Deskripsi permasalahan, terdapat 2 (dua) macam kendala yang dihadapi oleh Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran Perusahaan, yaitu: a. Hambatan intern (ke dalam) Yaitu hambatan yang berasal dari dalam perusahaan. Hambatan intern yang dihadapi oleh PT. Batik Danarhadi Surakarta adalah:
67 1) Faktor Sumber Daya Manusia Hambatan kurang optimalnya kualitas Sumber Daya Manusia yang ada dalam melaksanakan kegitan promosi kepada masyarakat serta minimnya kemampuan dalam penguasaan design visual sebenarnya dapat teratasi sejak awal perekrutan pihak perusahaan agar selalu memberikan motivasi pada para karyawan agar terus meningkatkan kemampuan yang di milikinya agar dapat di gunakan secara optimal dalam pelaksanaan pekerjaannya. Juga memberikan
latihan-latihan
untuk
peningkatan
kemampuan
serta
pengembangan kepribadian dan secara tidak langsung akan mempengaruhi dalam pola berpikir karyawan dalam bekerja. Seperti yang di uraikan oleh Kustadi Suhandang (2004:59) tentang motivasi sebagai salah satu hambatan bagi Public Relations. “Hambatan yang ada adalah berupa motivasi yang berbeda-beda yang dapat mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya”. Selain itu hambatan ke dalam menurut Kustadi Suhandang (2004:238), salah satunya adalah dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan buruh atau pegawai.
2) Faktor Budgeting PT. Batik Danarhadi merupakan salah satu Perusahaan Batik Nasional yang telah berdiri cukup lama dan tetap mampu eksis dalam tingginya persaingan yang terjadi. Untuk pendanaan dalam kegiatan pemasaran tentu saja telah ada penganggaran tersendiri yang di tujukan khusus untuk membantu kegiatan pemasaran. Salah satu kegiatan pemasaran yang penting adalah Promosi yang dilakukan. Walaupun dengan pendanaan tersendiri dan sudah tersedia, tetap saja pembatasan dana yang ada akan menjadi faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan Promosi. Hambatan yang terjadi adalah dari pimpinan yang menginginkan pengeluaran dana seminim mungkin dalam pelaksanaan Promosi yang di
68 lakukan. Sedangkan hambatan yang lain adalah di butuhkannya dana yang besar dan cukup mahal untuk pemasangan iklan di tempat-tempat umum. Solusi yang di lakukan bagi pihak Public Relations adalah dengan meminimalkan pengeluaran dana dan melaksanakan sesuai apa yang di inginkan oleh pimpinan. Dan untuk permasalahan dalam pemasangan iklan, Public Relations Batik Danarhadi berupaya untuk terus menjalin hubungan yang harmonis kepada berbagai pihak media yang berubungan dengan pelaksanaan promosi yang di lakukan.
b. Hambatan ekstern (keluar) Yaitu hambatan yang berasal dari luar perusahaan. Hambatan ekstern yang di hadapi oleh PT. Batik Danarhadi Surakarta, meliputi: 1) Faktor Persaingan Harga Hambatan dari persaingan harga dirasakan tidak terlalu berpengaruh di PT. Batik Danarhadi. Karena pada dasarnya PT. Batik Danarhadi telah memiliki jangkauan pasar tersendiri yang terus setia menggunakan produk Batik Danarhadi yang di hasilkan. Walaupun tidak dapat di pungkiri bahwa persaingan harga yang terjadi juga berpengaruh pada penjualan produksi Batik Danarhadi, karena ada pelanggan yang memilih berpindah ke brand yang lain karena brand tersebut mampu memberikan harga yang lebih rendah di bandingkan dengan Batik Danarhadi. Untuk menghadapi persaingan bisnis tersebut PT. Batik Danarhadi melakukan kegiatan promosi berupa pemberian voucher diskon, diskon, hingga pemberian bonus pembelian. Di harapkan dengan strategi promosi yang di gunakan akan meningkatkan jumlah penjualan serta menjadi salah satu upaya dalam mengantisipasi pelanggan pindah ke pesaing yang lain.
2) Faktor Kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda. Setiap pelanggan yang membeli produk Batik Danarhadi tentu memiliki tujuan serta kebutuhan yang berbeda-beda, mulai dari tujuan untuk membeli pakaian untuk pesta, ke kantor, maupun tujuan yang lain. menurut
69 Kustadi Suhandang (2004:58), salah satu hambatan Public Relations adalah Faktor Interes (kepentingan), hambatan yang berupa kepentingan yang berbeda-beda yang dapat membuat seseorang atau orang banyak lebih bersikap selektif dalam hal penghayatan atau tanggapan. Selain itu untuk memenuhi segala keinginan dan kebutuhan dari pelanggan maka masalah inovasi dan keragaman produk yang di tawarkan juga harus diperhatikan karena jika kualitas yang di berikan baik, maka kepuasan pelanggan pun tercapai. Banyaknya kepentingan dan kebutuhan pelanggan yang harus di wujudkan oleh pihak Batik Danarhadi menjadi salah satu hambatan yang di miliki. Namun hambatan yang ada semakin membuat PT. Batik Danarhadi terus berupaya keras agar para pelanggan yang ada yakin bahwa PT. Batik Danarhadi mampu mewujudkan harapan pelanggan.
3) Faktor dari “pihak ketiga” Salah satu alternatif yang digunakan dalam mensosialisasikan program-program yang telah di susun kepada para pelanggan, relasi, hingga masyarakat luas adalah dengan melalui iklan dengan berbagai media yang ada, seperti: televisi, radio, surat kabar, pamflet, billboard, dan lain-lain. Cara ini di gunakan untuk dengan tujuan menumbuhkan citra positif perusahaan terhadap public eksternal dan masyarakat luas, serta upaya untuk terus mengingatkan generasi mendatang akan brand PT. Batik Danarhadi, tidak lupa pula hal ini di lakukan untuk menjalin kerjasama yang harmonis dengan instansi yang bergerak di bidang periklanan. Namun terkadang sulit untuk membuat suatu kesepakatan apabila ada salah satu pihak yang berbelit-belit dan mengharapkan keuntungan besar dalam kegiatan promosi yang akan di lakukan. Seperti dalam proses penentuan tempat dan harga dari tempat pemasangan iklan yang di inginkan. Hingga saat ini PT. Batik Danarhadi masih terus menjalin hubungan yang harmonis dengan seluruh pihak yang berkepentingan dalam proses promosi
70 yang di laksanakan, sehingga tidak menghambat proses kerjasama yang berlangsung.
3. Upaya Yang Dilakukan Oleh Marketing Public Relations dalam mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta.
Deskripsi permasalahan ini terdapat 2 (dua) hambatan, yaitu hambatan internal dan eksternal yang di hadapi oleh Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran : a. Upaya untuk mengatasi hambatan intern, meliputi: 1) Faktor Sumber Daya Manusia Usaha yang di lakukan untuk memotivasi para karyawan agar terus memperbaiki kurang optimalnya kualitas Sumber Daya Manusia yang ada dalam melaksanakan kegitan promosi kepada masyarakat serta minimnya kemampuan dalam penguasaan design visual adalah dengan cara pihak perusahaan agar selalu memberikan motivasi pada para karyawan agar terus meningkatkan kemampuan yang di milikinya agar dapat di gunakan secara optimal dalam pelaksanaan pekerjaannya. Juga memberikan latihan-latihan untuk peningkatan kemampuan serta pengembangan kepribadian dan secara tidak langsung akan mempengaruhi dalam pola berpikir karyawan dalam bekerja. 2) Faktor Budgeting Faktor budget salah satu alasan yang menjadi hambatan bagi pelaksanaan program kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Pada PT. Batik Danarhadi dengan keterbatasan dana yang ada tentu saja akan menghambat upaya Public Relations dalam kegiatan promosi. Untuk mengatasi hambatan tersebut Public Relations tidak dapat melakukan banyak hal dan hanya bisa mencari cara lain yaitu dengan meminimkan pengeluaran yang ada dan di anggap patut. Seperti pendapat Philip Kotler tentang peranan Marketing Public Relations dalam Rosady Ruslan (2007:140) adalah menekan biaya promosi
71 iklan komersial, baik di media elektronik maupun media cetak dan sebagainya demi tercapainya efisiensi biaya.
b. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan ekstern, meliputi: 1) Faktor persaingan harga (Price War) Untuk menghadapi persaingan bisnis tersebut PT. Batik Danarhadi melakukan kegiatan promosi berupa pemberian voucher diskon, diskon, hingga pemberian bonus pembelian. Di harapkan dengan strategi promosi yang digunakan akan meningkatkan jumlah penjualan serta menjadi salah satu upaya dalam mengantisipasi pelanggan pindah ke pesaing yang lain. Dan juga PT. Batik Danarhadi terus berupaya dalam meningkatkan ragam produk yang dihasilkannya dan juga juga memberikan inovasi dalam motif dan design Batik yang di milikinya. Hal ini bertujuan agar para pelanggan yakin bahwa Batik Danarhadi mampu memenuhi apa yang menjadi keinginan dan harapan mereka. Hal ini seperti pendapat Rosady Ruslan tentang sarana mencapai tujuan pemasaran berdasarkan Marketing Mix, yaitu
menentukan harga
produk yang rasional dan kompetitif.
2) Faktor kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda Menurut Wyckop dalam Rosady Ruslan (2005:276) bahwa tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut adalah untuk memenuhi keinginan pelanggan. Fokus dari hubungan untuk berbisnis adalah memandang pelanggan sebagai aset jangka panjang yang akan memberikan masukan terus-menerus selama kebutuhan mereka terpuaskan. Usaha tekstil merupakan usaha yang di tuntut untuk dapat memahami harapan dan keinginan pelanggan sehingga kepuasan pelanggan semakin meningkat. Peningkatan dalam penyediaan ragam produk yang beragam serta design yang terus mengikuti perkembangan adalah salah satu usaha
72 PT. Batik Danarhadi dalam meyakinkan para pelanggan, bahwa segala keinginan dan kebutuhan mereka yang beragam dapat terpenuhi.
3) Faktor dari “Pihak Ketiga” Menjalin kerjasama dalam hal apapun terlebih yang menyangkut masalah bisnis memang harus dipikirkan secara matang mulai dari lokasi instansi relasi, biaya yang akan di keluarkan setiap kali mengadakan transaksi kerjasama, hingga pencapaian kesepakatan antara kedua belah pihak. Sehingga tidak akan terjadi penyelewengan ataupun pelanggaran atas perjanjian kerjasama yang telah di buat. Hal yang kini menjadi masalah bagi pihak Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi adalah sulitnya negosiasi untuk penetapan lokasi iklan dan dalam penggeluaran dana yang di butuhkan bagi pelaksanaan kegiatan promosi tersebut. Hingga saat ini pihak PT. Batik Danarhadi terus berupaya bernegosiasi untuk tempat dan harga yang di keluarkan untuk melakukan pemasangan iklan billboard di area yang sudah ditentukan. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan pada data yang telah di kumpulkan dan di analisis, maka dapat di ambil kesimpulan yang sekaligus merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah di ajukan, sebagai berikut: 1. Peran Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta dalam pelaksanaan pemasaran adalah sebagai berikut : a) Peran Marketing Public Relations adalah: 1) Membangun citra perusahaan Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi yang terusmenerus menampilkan dan memberikan kualitas yang terbaik dari
73 produk yang di hasilkan Batik Danarhadi dan juga terus berupaya untuk memberikan pelayanan kepada para pelanggan dengan semaksimal mungkin 2) Membangun kredibilitas (kepercayaan) PT. Batik Danarhadi dalam membangun suatu kepercayaan dari pelanggan di mulai dari awal Batik Danarhadai berdiri, dengan terus menghasilkan karya-karya yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat local, nasional, maupun internasional. 3) Membantu wiraniaga dan penyalur dalam meningkatkan penjualan Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi selalu melakukan publikasi produk yang baru di luncurkan sebelum di pasarkan dengan melakukan press release maupun fashion show. 4) Menekan anggaran promosi Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi dalam menekan anggaran promosi adalah dengan menjadi sponsor dalam events yang ada, menyediakan leaflet, memasang x-banner, menyediakan brosur74 brosur dari produk Batik Danarhadi
5) Menjembatani konsumen yang tidak suka iklan Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi telah menyiapkan upaya berupa penyediaan buku panduan, leaflet, maupun pelayanan secara personal kepada para pelanggan yang tidak menyukai iklan media cetak maupun media elektronik. b) Aktivitas Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi Surakarta: 1) Launching dan publikasi publik : launching produk dengan mengadakan fashion show maupun dengan melakukan release ke media cetak dan elektronik. Hal ini berguna untuk mengingatkan masyarakat akan brand (merk) dari Batik Danarhadi, sehingga brand ini akan terus di ingat sepanjang masa dan dari generasi ke generasi. 2) Iklan layanan masyarakat: berguna untuk menimbulkan image di masyarakat bahwa Batik Danarhadi peduli dengan keadaan social yang ada di lingkungannya.
74 3) Special events: Marketing Public Relations juga melaksanakan promosi dengan mengikuti event-event khusus. c) Media yang di gunakan Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta: Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi menggunakan berbagai media mulai dari media cetak hingga media elektronik, dan jaringan dan hubungan yang luas tidak terbatas pada media lokal saja namun juga nasional bahkan internasional. Seperti Koran, majalah, surat kabar, televisi, radio, dan pelaksanaan event bertaraf nasional maupun internasional.
2. Beberapa faktor yang dapat menghambat upaya Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di PT Batik Danarhadi ada 2 (dua) macam yaitu:
a) Hambatan intern : 1) Faktor Sumber Daya Manusia yang kurang dalam penguasaan penggunaan komputer dan kesiapan dalam pelaksanaan tugas. 2) Faktor
terbatasnya
budgeting
yang
membuat
beberapa
upaya
pelaksanaan kegiatan pemasaran Public Relations menjadi kurang maksimal seperti pelaksanaan fashion show, penyewaan lokasi pemasangan iklan, dll. b) Hambatan ekstern : 1) Adanya hambatan dalam hal persaingan harga (price war). 2) Faktor kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda, sedangkan setiap pelanggan mengharapkan agar segala kebutuhannya terpenuhi. 3) Faktor dari “pihak ketiga” yang kurang mendukung dalam pelaksanaan kegiatan pemasaran dan promosi di PT. Batik Danarhadi Surakarta.
3. Beberapa
upaya
untuk
mengatasi
hambatan-hambatan
pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta.
dalam
rangka
75 a) Upaya untuk mengatasi hambatan intern: 1) Faktor Sumber Daya Manusia Dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penjadwalan dalam proses produksi dan memberikan pelatihanpelatihan
untuk
meningkatkan
kemampuan
karyawan
dalam
melaksanakan tugas. 2) Faktor terbatasnya Budgeting Dengan meminimalkan pengeluaran dana dan melaksanakan sesuai apa yang di inginkan oleh pimpinan. b) Upaya untuk mengatasi hambatan ekstern: 1) Melakukan kegiatan promosi berupa pemberian voucher diskon, diskon, hingga pemberian bonus pembelian. 2) Pelaksanaan inovasi dan penambahan keragaman produk yang di tawarkan yang terus mengikuti perkembangan mode, serta terus memberikan kualitas hasil produksi yang baik. 3) Menjalin hubungan yang harmonis dengan seluruh pihak yang berkepentingan dalam proses promosi yang di laksanakan, sehingga tidak menghambat proses kerjasama yang berlangsung.
B. Implikasi Berdasarkan simpulan di atas serta beberapa temuan studi dalam penelitian selama ini, maka dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut: 1. Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa peran Marketing Public Relations dalam mendukung kerja bagian marketing telah berjalan dengan baik. Bentuk peranan bagian Marketing Public Relations adalah membangun citra perusahaan. Selain itu
Marketing Public Relations juga membangun
kredibilitas, membantu wiraniaga dan penyalur dalam meningkatkan penjualannya. 2. Menimbulkan sedikit inspirasi bagi bagian marketing yang bekerja sama dengan Marketing Public Relations sebagai departemen yang bertanggung
76 jawab dalam pelaksanaan kegiatan promosi di PT. Batik Danarhadi Surakarta agar lebih baik lagi dalam rangka pelaksanaan Marketing. 3. Menimbulkan inspirasi bagi perusahaan untuk lebih giat lagi dalam memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan sekaligus sebagai jalan untuk membangun citra positif perusahaan di mata public.
C. Saran Berdasarkan pada simpulan dari hasil penelitian yang di kemukakan pada bagian terdahulu, maka peneliti mengemukakan saran yang di harapkan dapat berguna bagi kemajuan Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta. Adapun saran-saran yang di sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Kepada Pimpinan Bagian Public Relations a) Dalam menangani kurang optimalnya sumber daya manusia yang ada, maka pihak perusahaan dapat memberikan pelatihan dalam penggunaan komputer untuk meningkatkan kemampuan dalam design visual. b) Untuk peningkatan mutu kerja karyawan yang terkadang terlambat dan tidak tepat waktu, pihak perusahaan haruslah terus memberikan motivasi, pembinaan dan pengawasan agar para karyawan dapt menjalankan tugas dan kewajibannya secara maksimal. c) Alangkah baiknya PT. Batik Danarhadi menambah jumlah karyawan bagian Marketing Public Relations agar karyawan yang ada tidak terlalu banyak merangkap dalam pekerjaannya. Sehingga pekerjaan yang di lakukan juga dapat di laksanakan sesuai rencana dan waktu yang di tentukan.
2. Kepada Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi Surkarta a) Alangkah baiknya Public Relations mengefisiensikan anggarannya agar program-program yang di rencanakan dapat terealisasikan. Misalnya untuk pemasangan billboard di daerah yang strategis, di upayakan negosiasi semaksimal mungkin untuk menekan biaya yang di keluarkan.
77 b) Public Relations dalam melakukan kegiatan mempromosikan produk Batik Danarhadi pada event-event tertentu tidak hanya kepada pelanggan yang sudah ada, tapi juga dapat memberikan potongan harga dari koran-koran maupun majalah yang tentu akan menarik minat pengunjung dan juga membuka peluang baru untuk mendapatkan calon pelanggan.
3. Kepada karyawan PT. Batik Danarhadi Surakarta a) Setiap karyawan harus memahami apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya, selain itu para karyawan juga harus selalu berusaha untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan melalui berbagai pelatihan, baik yang di selenggarakan oleh perusahaan maupun dengan usaha sendiri. b) Membantu kegiatan Public Relations dalam memberikan informasiinformasi penting mengenai produk dari Batik Danarhadi kepada masyarakat atau informasi mengenai untuk menjalin kerjasama dengan pihak perusahaan dengan lebih terbuka dan ramah.