BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Tujuan
Pembangunan Nasional Indonesia adalah mewujudkan suatu
masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Akan tetapi, dalam mewujudkan tujuan tersebut bangsa Indonesia menghadapi beberapa masalah. Salah satu masalah yang harus dipecahkan saat ini adalah masalah ketenagakerjaan. Masalah ketenagakerjaan yang terjadi di Indonesia sangat kompleks salah satu penyebabnya adalah adanya ketimpangan pasar kerja, dimana penawaran tenaga kerja lebih tinggi dari permintaan. Adanya ketimpangan tersebut berakibat pada tingginya jumlah pengangguran sangat memprihatinkan. Tingginya jumlah pengangguran di Indonesia tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia. Jumlah kelulusan dari Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas maupun Sekolah Menengah Kejuruan dari tahun ketahun semakin meningkat, setelah lulus sekolah mereka biasanya ingin bekerja akan tetapi, pada kenyatanya mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan dikarenakan tenaga yang dibutuhkan oleh perusahaan tidak sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Jumlah kesempatan kerja dengan pencari kerja dari tahun ke tahun seringkali berbanding terbalik, sehingga banyak orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja. Belakangan ini juga semakin banyak perusahaan – perusahaan yang mengurangi jumlah karyawan sehingga pengangguranpun semakin meningkat. Oleh sebab itu, dalam upaya mengurangi pengangguran tersebut harus ada perubahan pola pikir masyarakat dari mencari kerja menjadi menciptakan lapangan kerja. Salah satu faktor dalam menciptakan lapangan kerja adalah dengan wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh
wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Indonesia saat ini memiliki jumlah penduduk mencapai 253,60 juta jiwa. Persaingan dunia tenaga kerja yang semakin pesat, berbanding terbalik dengan ketersediaan lapangan pekerjaan, membuat tingkat pengangguran di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Desember 2015 mencapai 125,3 juta orang yang berarti bahwa ketersediaan tenaga kerja di Indonesia tinggi. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Desember 2015 mencapai 5,70 persen. Dalam hubungannya dengan kualitas sumber daya manusia, pendidikan dianggap sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Pendidikan yang baik diharapkan mampu memberikan sumber daya manusia yang baik pula. Namun dalam kenyataannya sekarang ini, pendidikan juga dianggap berkaitan erat dengan pengangguran, khususnya pengangguran tenaga kerja terdidik. Terlihat dari jumlah penduduk bekerja dengan pendidikan Universitas hanya sebanyak 8,8 juta orang. (BPS, 2015). Untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan ini, muncul solusi yang dianggap terbaik,yaitu wirausaha. Berdasarkan data BPS Desember 2015, jumlah wirausaha di Indonesia mencapai 44,2 juta orang dari 118, 17 juta orang yang bekerja. Jumlah tersebut terdiri dari jumlah penduduk berusaha sendiri 20,32 juta orang, berusaha dibantu buruh tidak tetap 19,74 juta orang dan berusaha sendiri dibantu buruh tetap 4,14 juta orang Salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah wirausaha adalah melalui jalur pendidikan. Pendidikan harus berperan aktif dalam menyiapkan sumber daya manusia yang terdidik. Pendidikan yang demikian adalah pendidikan yang berorientasi pada pembentukan jiwa kewirausahaan. Dalam kurikulum SMK terdapat mata pelajaran kewirausahaan. Mata pelajaran Kewirausahaan diajarkan pada siswa SMK mengingat tujuan utama Sekolah SMK adalah menghasilkan lulusan yang siap kerja maupun siap berwirausaha. Mata pelajaran kewirausahaan membekali siswa untuk menjadi wirausahawan yang berarti orang yang pandai
atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkan serta mengatur permodalan. Sehingga, diharapkan setelah mendapatkan mata pelajaran kewirausahaan minat siswa dalam berwirausaha dapat semakin meningkat. Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang terdidik, lingkungan keluarga sangat berperan aktif dalam pembentukannya. Lingkungan keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang juga memegang peran penting dalam menumbuhkan minat dan motivasi berwirausaha. Ditinjau dari segi lingkungan maka pembentukan watak, kecerdasan, keterampilan, kepribadian, idiologi keluarga merupakan ligkungan pertama yang paling dominan. Setiap orang tua menjadi teladan bagi anak – anaknya. Dengan bimbingan dan pengawasan dari orang tua maka unsur – unsur psikologi tersebut adalah perhatian, pengawasan, tanggapan, fantasi, ingaan, pikiran, intelegensi dan bakat. Anak cenderung meneruskan tradisi keluarga misalnya dalam hal bekerja latar belakang pekerjaan orang tua merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan terhadap minat berwirausaha pada anak. Latar belakang petani, buruh, karyawan swasta, wirausaha dan pegawai negari. Dengan latar belakang orang tua yang berbeda – beda maka akan berpengaruh pula terhadap minat berwirausaha pada anak. Minat berwirausaha siswa di SMK Batik 1 Surakarta tergolong rendah, hal ini disebabkan ketika siswa melakukan praktik berwirausaha dan barang yang mereka jual tidak laku, sehingga mereka merasa enggan atau tidak semangat lagi ketika akan melakukan praktik kewirausahaan. Dalam menumbuhkan minat berwirausaha siswa terutama siswa SMK Batik 1 Surakarta, pihak sekolah telah melakukan berbagai upaya antara lain mengadakan kegiatan praktek berwirausaha yang dimasukan dalam kurikulum. Melihat pentingnya upaya peningkatan minat berwirausaha di kalangan siswa SMK
dan
pentingnya
peranan
wirausaha
dalam
pembangunan,
serta
memperhatikan faktor – faktor yang berhubungan dengan minat berwirausaha
siswa, maka perlu dikembangkan atau dikaji lebih dalam tentang bagaimana cara menumbuhkan minat berwirausaha tersebut khususnya untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN
DAN
LINGKUNGAN
KELUARGA
TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS X SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 205/2016”
B. Identifikasi Masalah Faktor – faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha pada dasarnya ada dua macam yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern antara lain kemampuan, pengetahuan, persepsi, intelegensi, bakat, motivasi dan sikap siswa. Sedangkan faktor ekstern yang mempengaruhi minat berwirusaha antara lain kondisi perekonomian, politik, dan kondisi lingkungan keluarga, latar belakang pekerjaan keluarga dan masyarakat. Berdasarkan dari faktor – faktor yang mempengaruhi minat berwirusaha di atas maka peneliti mengambil faktor prestasi siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan latar belakang pekerjaan orang tua sebagai variabel bebas dan minat berwirausaha sebagai variabel terikat. Peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1.
Kurangnya minat berwirausaha di kalangan siswa SMK Batik 1 Surakarta disebabkan masih banyaknya anggapan yang kurang positif terhadap prospek berwirausaha.
2.
Adanya indikasi lingkungan keluarga untuk mempengaruhi jenis pekerjaan anaknya.
3.
Masih sedikitnya peranan pendidikan formal dan orang tua dalam menumbuhkan minat berwirausaha.
4.
Adanya ketimpangan antara permintaan dan penawaran dalam pasar kerja yang berdampak pada semakin meningkatnya jumlah pengangguran. C. Pembatasan Masalah Agar dalam penelitian ini tidak terjadi kesimpang siuran dan meluasnya
permasalahan, maka perlu adanya pembatasan masalah yang dikaji. Pembatasan ini penting karena masalah yang akan dikaji menjadi lebih jelas dan mudah dalam pemecahannya. Peneliti dalam penelitian ini membatasi pada upaya pembuktian ada tidaknya pengaruh mata pelajaran kewirausahaan dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha pada siswa SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Untuk membatasi masalah yang diteliti, maka perlu dijelaskan istilah-istilah variabel penelitian dijelaskan sebagai berikut : 1. Prestasi Belajar Prestasi belajar dalam penelitian ini dibatasi nilai akhir atau nilai raport semester 1 mata pelajaran kewirausahaan. 2. Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga dalam penelitian ini dibatasi pada faktor – faktor dalam mempengaruhi jenis pekerjaan anak. 3. Minat Berwirausaha Minat
berwirausaha
dibatasi
dalam
keinginan,
perasaan
senang,
ketertarikan, harapan dan kemauan atau kecenderungan-kecenderungan untuk berbuat atau beraktivitas yang mengarahkan keada suatu pilihan bidang kerja wirausaha.
D. Perumusan Masalah Permasalahan atau sering disebut problematika merupakan bagian yang penting yang harus ada dalam penulisan suatu karya ilmiah karena peneliti dalan suatu penelitian sebelum melakukan penelitian maka harus mengetahui lebih dahulu
permasalhan.
Dengan
adanya
permasalahan
yang
pemecahannya akan terarah dan terfokus pada permasalahan tersebut.
jelas
maka
Perumusan masalah adalah pernyataan yang disusun secara rinci berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah peneliti uraikan, maka dapat peneliti rumuskan sebagai berikut : 1.
Apakah ada pengaruh yang signifikan mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas X SMK Batik 1 Surakarta ?
2.
Apakah ada pengaruh yang signifikan lingkungan keluarga dengan minat berwirausaha siswa kelas X SMK Batik 1 Surakarta ?
3.
Apakah ada pengaruh signifikan antara mata pelajaran kewirausahaan dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa kelas X SMK Batik 1 Surakarta ?
E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan mata pelajaran kewirusahaan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas X SMK Batik 1 Surakarta.
2.
Untuk mengetahui ada tidaknya ada tidaknya pengaruh yang signifikan lingkungan keluarga dengan minat berwirausaha siswa kelas X SMK Batik 1 Surakarta.
3.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan antara mata pelajaran kewirausahaan dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa kelas X SMK Batik 1 Surakarta.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis a.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta membuktikan bahwa mata pelajaran kewirausahaan dan lingkungan keluarga
mempunyai hubungan yang
signifikan dengan minat berwirausaha. b.
Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan referensi penelitian sejenis dengan permasalahan yang lebih luas.
2. Manfaat Praktis a.
Bagi lembaga pendidikan kejuruan penelitian ini diharapkan memberi informasi yang bermanfaat untuk mengambil kebijakan dalam peningkatan minat berwirausaha siswa setelah lulus sekolah.
b.
Bagi siswa dapat digunakan sebagai motivasi dan sebagai bahan pertimbangan serta menambah pemahaman akan pentingnya aspek wirausaha sebagai arah masa depan.