perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai masalah yang dihadapinya sering menjadi sumber inspirasi bagi pengarang dalam menghasilkan sebuah karya sastra. Di sisi lain karya sastra dapat digunakan pengarang untuk memberitahukan tentang pandangannya terhadap sebuah kehidupan kepada pembaca. Dalam hal ini pengarang bebas untuk menentukan realitas kehidupan manusia yang akan diangkat menjadi sebuah tulisan. Dalam menciptakan tulisan, pengarang sudah memiliki banyak pengetahuan atau pengalaman tentang apa yang akan ditulisnya. Karya sastra dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu: (1) prosa, bentuk sastra yang diuraikan menggunakan bahasa bebas dan panjang tidak terikat oleh aturan-aturan. (2) Puisi, bentuk sastra yang diuraikan dengan menggunakan bahasa yang singkat dan padat serta indah. (3) Drama, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan panjang, serta disajikan menggunakan dialog serta monolog. Prosa adalah salah satu karya sastra yang dihasilkan dari proses berimajinasi (Waluyo, 2011: 1). Meskipun prosa didapat dari hasil imajinasi, namun pengarang sudah pernah mengalami kejadian-kejadian yang diceritakan atau paling tidak cerita-cerita itu merupakan pengalaman orang lain. Prosa dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu: roman, cerpen (cerita pendek), dan novel. Novel adalah sebuah karya fiksi yang mengambil suatu tema tertentu, biasanya tentang realitas kehidupan masyarakat sosial, yang disampaikan sesuai dengan sudut pandang dan imajinasi pengarang. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurgiyantoro (2007: 4) bahwa batasan novel sebagai karya fiksi yang menawarkan sebuah dunia yang berisi model kehidupan yang dibangun melalui
commit1to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang dibangun dari beberapa unsur pendukungnya. Unsur pendukung dalam novel biasanya disebut dengan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur tersebut antara lain: tema, amanat, alur, setting, tokoh dan penokohan, sudut pandang (point of view) dan gaya bahasa. Tema adalah gagasan atau ide yang mendasari suatu karya. Sedangkan latar atau setting adalah sesuatu yang menggambarkan situasi atau keadaan dalam penceritaan. Alur atau plot dapat diartikan cerita yang berisi urutan kejadian, kejadian yang satu mendorong terjadi kejadian yang lain. Tokoh yaitu individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berperan dalam berbagai peristiwa di cerita. Sementara itu sudut pandang ialah teknik yang digunakan pengarang untuk berperan dalam cerita itu. Amanat adalah sikap penulis terhadap persoalan yang terdapat dalam naskah drama yang ingin disampaikan kepada pembaca. Di pihak lain, unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra yang secara tidak langsung mempengaruhi sebuah novel. Unsur ekstrinsik yang memengaruhi novel antara lain: latar belakang sejarah, riwayat hidup pengarang, kehidupan sosial pengarang, dan lain-lain. Unsur-unsur ini sengaja dibuat oleh pengarang dengan padu dan dibuat semirip mungkin dengan kehidupan sehari-hari, agar cerita yang dihasilkan dalam novel seperti benar-benar terjadi. Keterpaduan unsur intrinsik ini membuat novel menjadi menarik untuk dinikmati pembaca. Hal lain yang tidak kalah penting agar novel menjadi menarik adalah pengolahan bahasa dalam sebuah novel. Bahasa merupakan sarana untuk menuangkan ide atau gagasan di dalam sebuah novel. Bahasa adalah salah satu unsur terpenting dalam karya sastra termasuk novel karena tanpa adanya bahasa, karya sastra (novel) tidak akan tercipta. Nurgiyantoro (2007: 272) mengungkapkan bahwa bahasa dalam seni sastra itu dapat disamakan dengan cat warna. Bahasa merupakan unsur bahan, alat, dan sarana yang mengandung nilai lebih untuk dijadikan sebuah karya. Sebagai unsur commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
terpenting tersebut, maka bahasa berperan sebagai sarana untuk mengungkapkan dan menyampaikan pesan dalam suatu karya sastra. Bahasa dalam novel mengandung unsur estetika atau keindahan. Keindahan dalam bahasa novel dibangun dari seni kata dan seni bahasa yang berupa kata-kata indah wujud dari ekspresi jiwa pengarang. Keindahan pemilihan kata dan bahasa tersebut dapat membuat pembaca lebih tertarik untuk membacanya. Terlebih jika pengarang dapat menyajikan karyanya dengan gaya bahasa yang unik dan menarik. Pada penelitian ini kajian novel yang diangkat adalah novel Cerita Cinta Enrico. Novel ini merupakan karya Ayu Utami yang dirilis pada Februari 2012 dan dicetak di Gramedia. Di dalam novel ini unsur intrinsik yang paling dominan adalah latar/setting karena hampir semua peristiwa yang terjadi berhubungan dengan latar tempat, misalnya di rumah, di kolam renang, dan di hutan. Karakteristik dari novel Cerita Cinta Enrico ini akan menarik jika dikaji dari segi stilistika. Stilistika adalah ilmu yang mempelajari tentang gaya. Gaya yang dimaksud adalah gaya yang berhubungan dengan bahasa atau cara kepenulisan dalam sebuah karya sastra. Stilistika juga dapat diartikan sebagai kajian terhadap wujud performansi kebahasaan, khususnya bahasa yang terdapat di dalam karya sastra (Nurgiyantoro, 2007: 279). Kajian stilistika juga dapat digunakan untuk mengkaji buku-buku nonsastra, namun cakupannya lebih luas apabila digunakan dalam mengkaji sebuah karya sastra. Hal ini disebabkan karena dalam karya sastra ada yang disebut dengan gaya bahasa atau majas. Selain gaya bahasa, stilistika juga mencakup gaya bunyi, gaya kata (diksi), gaya kalimat, gaya wacana, bahasa figuratif, dan citraan (Al-Ma’ruf, 2009: 47). Gaya bahasa dan penulisan adalah salah satu unsur yang menarik dalam sebuah novel. Setiap pengarang memiliki gaya yang berbeda-beda dalam mengungkapkan ide ceritanya. Watak seorang pengarang sangat berpengaruh di dalam cara penulisan novel yang dihasilkannya. Pada novel Cerita Cinta Enrico, keindahan pengarang dalam menuangkan pikirannya banyak diekspresikan dalam bentuk gaya bahasa yang menarik. Gaya penulisan Ayu Utami sebagai ciri khas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
karyanya adalah gaya penulisan yang gamblang, terkait dengan isu gender, dan spiritual. Selain aspek yang berhubungan dengan estetika, karya sastra juga harus menampilkan aspek etika (isi) dengan mengungkap nilai-nilai moral dan problematika kehidupan manusia beserta kompleksitas persoalan-persoalan hidup yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari. Karya sastra juga menyuguhkan
pesan moral yang berhubungan dengan sifat-sifat luhur
kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat manusia. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh-tokoh yang ada, pembaca diharapkan dapat mengambil pelajaran dari pesan-pesan moral yang disampaikan. Ajaran moral bersifat tak terbatas, dapat mencakup persoalan hidup seperti hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain, dan hubungan manusia dengan Tuhan. Cerita Cinta Enrico adalah novel keenam dari Ayu Utami yang diterbitkan pada Februari 2012. Kisah dalam novel ini merupakan kisah nyata dari perjalanan hidup seseorang yang bernama Enrico. Meski diangkat dari kisah nyata, Ayu Utami tetap menambahkan ide-ide kreatifnya dalam novel tersebut. Cerita Cinta Enrico menceritakan kehidupan Enrico dari dia lahir hingga menikah dengan seorang gadis. Hal tersebut disampaikan Ayu Utami dengan gamblang dan tanpa ada yang dianggap tabu (mengingat novel tersebut bergenre feminisme). Namun hal itulah yang menjadi daya tarik dari novel ini. Selain cara penulisannya yang unik, novel ini sarat dengan hal-hal yang bersifat spiritual. Karya perempuan yang lahir di Bogor pada 21 November 1968 ini, termasuk novel dengan genre feminisme namun novel tersebut banyak mengandung nilai-nilai pendidikan yang dapat dijadikan teladan bagi pembaca. Nilai-nilai pendidikan yang banyak terdapat di dalam novel Cerita Cinta Enrico antara lain: nilai pendidikan moral, nilai pendidikan sosial, nilai pendidikan budaya, dan nilai pendidikan religius atau agama. Nilai pendidikan dalam sebuah novel merupakan sesuatu yang dapat diteladani dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari setelah membaca novel tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Novel Cerita Cinta Enrico banyak mengandung nilai pendidikan dan memberikan inspirasi bagi pembaca agar menuruti dan mematuhi perintah orang tua. Hal tersebut berarti ada nilai-nilai positif yang dapat diterapkan oleh pembaca di dalam kehidupannya sehari-hari. Selain nilai moral tersebut, masih banyak nilai pendidikan lain yang dapat diteladani. Pradopo (1994) (dalam Amalia, 2010: 4) menyatakan bahwa suatu karya sastra yang baik adalah yang langsung memberi didikan kepada pembaca tentang budi pekerti dan nilai-nilai moral. Sesungguhnya hal ini telah menyimpang dari hukum-hukum karya sastra sebagai karya seni dan menjadikan karya sastra sebagai alat pendidikan yang langsung sedangkan nilai seninya dijadikan atau dijatuhkan nomor dua. Nilai pendidikan memberikan pendidikan dan nasihat kepada pembaca. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti berminat untuk menganalisis novel Cerita Cinta Enrico dari unsur pembangun atau intrinsik novel, segi stilistika dan nilai pendidikan yang terkandung di dalam novel tersebut. Peneliti ingin mengetahui unsur pembangun atau intrinsik yang ada di dalam novel tersebut, antara lain: tema yang ada, amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang, alur dan setting yang digunakan pengarang, serta tokoh yang ada di dalam cerita dan sudut pandang yang digunakan oleh pengarang. Sedangkan dikaji dari segi stilistika karena setelah membaca novel Cerita Cinta Enrico, peneliti menemukan banyak pemanfaatan bentuk-bentuk majas dan citraan yang digunakan oleh pengarang untuk memperindah penyampaian kisah hidup Enrico tersebut. Misalnya majas personifikasi yang berbunyi “gelap mengatupkan jubahnya menutupi langit kota, menyingkap sedikit warna api di kakinya, seperti sayup neraka” (CCE: 164). Selain majas personifikasi terdapat banyak pemanfaatan bentuk-bentuk majas lainnya yang terdapat dalam novel Cerita Cinta Enrico karya Ayu Utami tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka dapat dirumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah unsur intrinsik yang membangun novel Cerita Cinta Enrico karya Ayu Utami? 2. Bagaimanakah novel Cerita Cinta Enrico karya Ayu Utami ditinjau dari segi stilistika, utamanya pada majas dan citraan? 3. Apa saja nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Cerita Cinta Enrico karya Ayu Utami?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Cerita Cinta Enrico karya Ayu Utami. 2. Mendeskripsikan aspek stilistika yang terdapat di dalam novel Cerita Cinta Enrico karya Ayu Utami. 3. Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Cerita Cinta Enrico karya Ayu Utami.
D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini maka dapat diperoleh beberapa manfaat, manfaat tersebut antara lain manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat teoretis, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah khazanah keilmuan dalam pengajaran bidang bahasa dan sastra, khususnya tentang stilistika dan nilai pendidikan dalam novel. 2. Manfaat praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak, antara lain. a. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan guru dalam proses belajar mengajar dan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pembelajaran commit toinovatif. user sastra yang menarik, kreatif, dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
b. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini menjadi jawaban atas masalah yang dirumuskan oleh peneliti dan dengan selesainya penelitian ini diharapkan peneliti lebih aktif menyumbangkan hasil karya ilmiah bagi dunia sastra dan pendidikan. c. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan pembaca untuk memahami lebih dalam tentang isi novel tersebut, selain itu diharapkan pembaca lebih teliti dalam memilih novel yang memiliki nilai moral baik. d. Bagi Peneliti yang Lain Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian yang sejenis.
commit to user