BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kompetensi bahasa Indonesia dibagi menjadi 4 aspek yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek ini saling berkaitan satu dengan yang lain (Tarigan, 1983). Dari keempat aspek tersebut, peneliti akan meneliti kemampuan menulis siswa kelas IV SD. Menulis merupakan suatu hal yang sangat penting dan lebih sulit dikuasai dibanding kemampuan berbahasa yang lain. Kemampuan menulis mensyaratkan penguasaan terhadap materi yang akan dijadikan bahan cerita atau ide cerita, tata cara menulis, dan pilihan kata yang padu. Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SD Negeri Banyubiru 01 cukup tinggi yaitu 75. Jika penilaian bahasa Indonesia secara keseluruhan, banyak siswa yang tuntas dari KKM ini. Hasil belajar para siswa dilihat dari nilai tes semester I mata pelajaran bahasa Indonesia tahun ajaran 2013 – 2014 yakni sebanyak 100% siswa atau 24 siswa tuntas dari KKM. Namun, ketika dilihat aspek menulis saja dengan perintah membuat surat dinas, masih terdapat 41,66% atau 10 siswa belum tuntas dari KKM. Hal tersebut dipicu dengan siswa yang sering melupakan penulisan yang sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) seperti dalam penggunaan tanda baca. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan guru kelas IV SD Negeri Banyubiru 01, kemampuan menulis siswa di kelas tersebut belum menggembirakan. Siswa cenderung menulis seenaknya sendiri. Selama observasi, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang mempengaruhi kemampuan menulis siswa. Saat menulis, siswa sering melupakan penulisan ejaan yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), ditambah dengan minimnya
1
2
pendampingan guru saat kegiatan menulis dan minimnya pemberian saran kepada siswa setelah mereka mengumpulkan hasil menulis tersebut. Ditinjau dari permasalahan yang terjadi, maka dibutuhkan suatu teknik pembelajaran yang dapat menjadi sarana pengingat penggunaan tanda baca dan penulisan huruf kapital, penulisan ide-ide siswa, penyusunan ide secara runtut, meningkatkan bimbingan dan pemantauan siswa saat menulis, merangsang kemampuan berpikir kritis siswa, serta menyajikan bagan atau gambar sebagai pengingat hal-hal yang akan ditulis dan tanda baca yang perlu diperhatikan saat menulis. Teknik yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah teknik silent card shuffle dan brainstorming. Kedua teknik tersebut dapat melatih siswa untuk berpikir kritis dan sistematis serta menjadi panduan siswa saat menulis. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Teknik Silent Card Shuffle dan Brainstorming dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa Kelas IV pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri Banyubiru 01”.
B. Identifikasi Masalah Bahasa Indonesia merupakan sarana interaksi atau komunikasi melalui pesan. Pesan dapat berupa ide (gagasan), keinginan, kemauan, atau perasaan yang dituangkan dalam wujud tulisan. Menulis merupakan sebuah proses secara bertahap, meliputi penentuan topik, pencarian ide atau informasi tentang topik tersebut, penulisan kerangka karangan, penyusunan paragraf, penyuntingan, dan pemublikasian. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan menulis tidak bisa sekali jadi. Hal ini kontradiktif dengan kenyataan di kelas IV SD Negeri Banyubiru 01 dimana peneliti menemukan masalah sebagai berikut: 1. Dalam penulisan paragraf siswa tidak memperhatikan letak tanda baca, penggunaan huruf kapital dan penulisan ejaan suatu kata,
3
2. Seringnya penulisan kata bahasa Jawa dalam penulisan cerita bahasa Indonesia yang menunjukkan minimumnya perbendaharaan kata, 3. Siswa menulis sesuai dengan apa yang mereka ingat, sehinggga terkadang ditemukan ide yang sama dari kalimat yang berbeda atau ide-ide yang tidak runtut atau bolak balik, 4. Guru terpaku pada buku paket sehingga siswa terbiasa meniru tanpa berpikir aktif dalam pengutaraan ide untuk penulisan, 5. Siswa enggan bertanya kepada guru mengenai kata yang ia butuhkan, 6. Kurangnya pemantauan guru saat kegiatan menulis berlangsung, 7. Kegiatan menulis dilakukan sekali jadi, 8. Siswa mencari tugas di internet.
C. Pemecahan Masalah Aspek menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek yang paling sulit diantara tiga aspek bahasa yang lain yaitu mendengarkan, berbicara, dan membaca. Menulis membutuhkan latihan bertahap. Siswa sering melupakan penggunaan tanda baca saat menulis. Siswa cenderung asal menulis tanpa memperhatikan urutan ide karena siswa terbiasa dengan menulis sekali jadi, sehingga siswa menulis apa yang siswa ingat dan keluar dari otak mereka tanpa memeriksa ulang apakah ide tersebut sudah diutarakan atau belum. Pendampingan guru terhadap siswa saat menulis juga minim sehingga menimbulkan kebiasaan negatif siswa yang tidak peduli urutan ide maupun penulisan ejaan dan tanda baca. Menurut Tarigan, menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Dengan demikian, tulisan seharusnya ditulis dengan penulisan ejaan dan tanda baca yang benar serta menggunakan kalimat yang runtut sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas
4
(PTK) dengan menggunakan teknik silent card shuffle dan teknik brainstorming yang mampu meningkatkan kemampuan menulis siswa. Pelaksanaan teknik silent card shuffle dapat membantu siswa mengurutkan ide cerita sehingga kalimat menjadi runtut, sedangkan teknik brainstorming dapat memfasilitasi jalannya diskusi yang dilakukan dalam pembelajaran, sebagai tempat penuangan ide-ide (gagasan) siswa, dan pengingat siswa tentang penggunaan tanda baca dan huruf kapital. Apabila siswa dapat menuangkan ide, mengurutkan ide-ide tersebut, dan menulis dengan ide cerita yang runtut serta memperhatikan penulisan ejaan dan tanda baca yang sesuai EYD maka kemampuan siswa akan meningkat. Siswa memiliki langkah dan urutan yang jelas serta catatan sebagai pengingat tentang hal penting dalam penulisan yang menjadi guideline dalam kegiatan menulis tersebut. Hal ini dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa di kelas IV SD Negeri Banyubiru 01.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah penerapan teknik silent card shuffle dan brainstorming dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV SD Negeri Banyubiru 01? 2. Bagaimana penerapan teknik silent card shuffle dan brainstorming dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV SD Negeri Banyubiru 01?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan penerapan teknik silent card shuffle dan teknik brainstorming
dapat
meningkatkan
kemampuan
menulis
siswa
dengan
5
memperhatikan unsur kebahasaan dan ide-ide siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV SD Negeri Banyubiru 01.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan pemikiran dan bukti penggunaan teknik silent card shuffle dan brainstorming dari penelitian sebelumnya oleh Martanti (2013) dan Fiaji (2011) sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa 1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan ide/ gagasan, dan pendapat dengan menggunakan teknik silent card shuffle dan teknik brainstorming, 2) Meningkatkan kemampuan menulis siswa dengan memperhatikan tanda baca dan penggunaan ejaan serta urutan ide dari cerita yang dibuat. b. Bagi guru 1) Meningkatkan
kemampuan
guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran inovatif dan kreatif. 2) Guru dapat menerapkan teknik silent card shuffle dan teknik brainstorming dalam pembelajaran menulis. 3) Memperluas
pengetahuan
dan
pemahaman
guru
terhadap
pembelajaran keterampilan menulis. c. Bagi sekolah 1) Memberikan masukan bagi sekolah dalam rangka mengefektifkan pembinaan dan pengolahan materi mengajar dalam pelaksanaan pendidikan. 2) Sebagai wahana latihan pengembangan ilmu pengetahuan melalui kegiatan penelitian.
6
d. Bagi peneliti lain 1) Menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya untuk ikut meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan strategi pembelajaran lain yang kreatif dan inovatif. e. Bagi peneliti 1) Memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar S1 PGSD