BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Memasuki era pasar bebas, kualitas sumber daya manusia yang handal merupakan persyaratan utama bagi keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Sampai saat ini pendidikan mempunyai peran penting dalam membangun sumber daya manusia. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan menghasilkan sumber daya manusia yang tinggi dan sebaliknya pendidikan yang berkualitas rendah akan menghasilkan sumber daya manusia yang rendah pula. Keberhasilan institusi pendidikan dalam mengemban misinya sangat di tentukan oleh mutu keinterrelasian unsur-unsur sistemik yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas proses transformasi dan mutu hasil kerja institusi pendidikan, seperti tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, biaya, anak didik, masyarakat dan lingkungan pendukungnya. Dari sekian banyak subsistem yang memberikan kontribusi terhadap kualitas proses dan keluaran pendidikan, subsistem tenaga kependidikan telah memainkan peran yang paling esensial. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya guru dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, seorang guru harus mempunyai kemampuan yang memadai, agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan dari suatu proses pendidikan.
1
2
Dalam proses belajar mengajar, guru tidak hanya berperan sebagai tenaga pengajar tetapi juga sebagai administrator, mediator, fasilitator, evaluator dan pengelola kelas, sehingga dengan multi peran tersebut guru diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Namun sebagaimana telah di kemukakan di awal, faktor guru memiliki peran yang sangat penting. Guru merupakan kunci keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Guru merupakan manajer kelas yang berfungsi mempromosikan fasilitas pembelajaran yang kondusif bagi siswa untuk belajar secara aktif dan untuk mengaktualkan kemampuan yang dimilikinya. Dalam tugasnya guru ikut aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional yang membutuhkan keahlian khusus. Hal ini tidak bisa dilakukan oleh orang di luar bidang pendidikan. Selain itu guru harus memiliki keprofesionalan dalam bidang pendidikan dan mempunyai kualifikasi sebagai tenaga pendidik. Seorang guru harus peka dan tanggap terhadap perubahan-perubahan, pembaharuan serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Disinilah tugas guru untuk senantiasa meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan, meningkatkan kualitas pendidikannya, mengajar sesuai dengan keahliannya, metode yang diajarkan selalu bervariasi sehingga apa yang di berikan kepada siswanya tidak ketinggalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman. Guru diharapkan senantiasa meningkatkan peranan dan kompetensinya dalam proses belajar mengajar karena hasil belajar siswa sebagian besar di tentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelas sehingga hasil belajar siswa akan lebih optimal. Mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh para guru dalam PP No. 19 tahun 2005 pasal 28 ayat 3 tentang Standar Nasional Pendidikan tentang
3
Guru dan Dosen yaitu “ kompetensi guru meliputi, kompetensi pedagogik, Kompetensi kepribadian, Kompetensi profesional, Kompetensi sosial, 1 Menurut PP No.19 tahun 2005 pasal 28 ayat 3 tentang SNP tersebut dapat disimpulkan bahwa guru harus memiliki kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan di atas, salah satunya kompetensi pedagogik yaitu kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya memiliki: pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual. Terkait pada sistem pengelolaan pembelajaran yang berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina. Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran di kelas. Namun pada kenyataannya yang terjadi pada MTs Al-Khairiyah masih memberikan celah kepada beberapa guru untuk mengajar yang tidak sesuai dengan bidangnya atau keahliannya. Contohnya saja, lulusan Bahasa Inggris mengajar PKN, lulusan Pendidikan Agama Islam mengajar PKN, lulusan tata busana mengajar PLKJ. Di MTs Al-Khairiyah masih ada beberapa guru yang kurang disiplin atau terlambat datang kesekolah. Dan masih ada beberapa guru yang belum mencapai kualifikasi pendidikan minimal Strata 1 atau S1, serta penggunaan metode mengajar yang masih monoton kurang bervariasi. Hal ini berdasarkan hasil studi dokumentasi. Kompetensi guru yang ada di MTs Al-Khairiyah belum sepenuhnya memenuhi kriteria sebagaimana yang diinginkan oleh persyaratan guru professional seperti apa yang telah ditetapkan pada PP No.19 tahun 2005 pasal 28 ayat 3 tentang Standar Nasional Pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah mengadakan program sertifikasi keguruan dengan kualifikasi pendidikan minimal S1 sesuai dengan bidangnya masing-masing.
1
Mahmuddin, “Kompetensi Pedagogik Guru Indonesia”, dari, http://mahmuddin.wordpress.com/2008/03/19/kompetensi-pedagogik-guru-indonesia/, 19 Maret 2008, h. 3
4
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji laporan penelitian yang berjudul “ Kompetensi Pedagogik Guru MTs Al-Khairiyah Jakarta Selatan”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalahmasalah sebagai berikut: 1. Kurangnya perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru sebelum mengajar. 2. Lemahnya pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru. 3. Kurangnya pengembangan potensi yang diorientasikan kepada siswa.
C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang akan di bahas, untuk lebih memudahkan dan lebih terarah, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut: 1. Kompetensi Pedagogik Guru yang dimaksud adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didiknya, meliputi: pemahaman terhadap
peserta
didik,
perencanaan
pembelajaran,
pelaksanaan
pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola evaluasi program pengajaran dan kemampuan guru untuk menciptakan wadah bagi anak untuk menggali potensinya.
D. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah yang ada, maka penulis merumuskan masalah menjadi bagaimana kompetensi pedagogik guru MTs. Al-Khairiyah Jakarta Selatan?
5
E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini: 1. Bagi Penulis, sebagai informasi tambahan mengenai kompetensi pedagogik guru sebagai tenaga pendidik. 2. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru. 3. Bagi pengembangan akademik, diharapkan dapat berguna dalam meningkatkan kompetensi guru sehingga akan tercipta guru-guru yang ya menjalankan amanah dan tanggung jawab dalam upaya menyiapkan an sumber daya manusia yang kompetitif dan berkepribadian mulia.
6
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PERTANYAAN PENELITIAN
A. Kajian Teoritis 1. Hakikat Profesi Guru a. Pengertian Guru Menurut Ngalim Purwanto guru adalah “orang yang pernah memberikan sesuatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada seseorang atau kelompok, misalnya: guru silat, guru ngetik, guru tari dan lainlain.”1 Dari pengertian ini berarti guru adalah orang yang menularkan ilmunya atau keterampilan tertentu kepada peserta didik. Menurut Syaiful Bahri Djamarah “guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.” 2 Dari pengertian ini
berarti
guru
adalah
orang
yang
memberikan
seluruh
pengetahuannya kepada peserta didik. Menurut Mc Leod yang dikutip oleh Muhibbin Syah, guru adalah a person whose occupation is teaching others. Artinya guru adalah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain. 3 Dari pengertian ini
1 Ngalim Purwanto, Ilmu pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), cet. Ke-15, h. 138 2 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam interaksi edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), cet. Ke-1, h. 31 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 222
6
7
guru adalah orang yang melatih keterampilan jasmani kepada peserta didik serta menanamkan nilai dan keyakinan kepada peserta didik. Berdasarkan pendapat, seseorang bisa dikatakan guru, karena ia telah memberikan ilmunya terhadap orang lain dan bisa bermanfaat untuk orang tersebut dan dia (guru) tidak mengharapkan balasan apapun kecuali ilmu yang telah diberikan bisa bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain (murid dan masyarakat). Selain pengertian di atas, ada beberapa pengertian
guru yang
dirumuskan oleh ahli pendidikan, sebagai berikut: a. Menurut Hadari Nawawi yang dikutip oleh Abudin Nata, guru adalah “orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau di kelas.” 4 Dari pengertian ini secara lebih khusus juga mengartikan guru sebagai pengajar yang ikut bertanggung jawab dan membantu siswanya untuk mencapai kedewasaan masing-masing. b. Menurut Langeveld yang dikutip oleh Alisuf Sabri, pendidik adalah “orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan atau kedewasaan seorang anak.” 5 Dari pengertian ini berarti guru dalam menjalankan tugasnya memang mempunyai tujuan yaitu membawa siswanya untuk mencapai kedewasaan. c. Menurut seorang ahli pendidikan yang dikutip oleh Roestiyah N.K, pengertian guru adalah “teacher is a person who causes a person to know or be able to do something or gives a person knowledge or skill.” 6 Dari pengertian ini bahwa guru adalah seseorang yang menyebabkan orang lain mengetahui atau mampu melaksanakan sesuatu atau yang memberikan pengetahuan atau keterampilan kepada orang lain.
4
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam I, (Ciputat: Gaya Media Pratama,2005), h. 114 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999), cet. Ke-1, h.8 6 Nur Aliyah, Pelaksanaan Kode Etik Guru di SMP Negeri 215 Jakarta, Skripsi Strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 7 5
8
Dari definisi-definisi yang telah penulis kutip diatas pengertian guru dapat diambil kesimpulan dalam dua pengertian, pertama: pengertian luas, orang dewasa yang di didik dan mengajar anak-anak dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan dikatakan guru. Seperti: guru silat, pengajar dan melatih anak-anak muda dengan keterampilan ilmu silat juga dikatakan guru, pelatih badminton dan pelatih sepak bola juga dikatakan guru, instruktur dibalai-balai pelatihan keterampilan (BLK) disebut juga guru. Kedua: pengertian sempit, orang dewasa yang telah disiapkan untuk mengajar di sekolahsekolah disebut juga dengan guru, jadi guru dalam pengertian sempit harus memenuhi berbagai kualifikasi sesuai dengan tuntutan dan peraturan, seperti: kualifikasi akademik, profesional, pedagogis, kepribadian dan sosial. Mereka-mereka (orang dewasa) yang tidak memenuhi kualifikasi ini tidak bisa di sebut guru. Menurut Sardiman “guru juga dapat dikatakan sebagai pendidik dan pembimbing.” 7 Guru disebut sebagai pendidik karena disamping menyampaikan ilmu pengetahuan juga transfer of values yaitu menanamkan nilai-nilai dan sikap mental serta melatih berbagai keterampilan dalam upaya mengantarkan anak didik kearah kedewasaannya. Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk berpribadi baik, dapat dijadikan panutan sehingga dapat memanusiakan manusia. Sedangkan guru disebut sebagai pembimbing karena sebagai seorang guru dituntut melakukan kegiatan bimbingan yakni menuntun peserta didik dan memberikan lingkungan yang sesuai dengan arah dan tujuan yang dicita-citakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru adalah suri teladan, tempat bertanya dan guru merupakan motor penggerak kearah kemajuan di dalam lingkungannya.
7
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), cet. Ke-14, h. 161
9
Berdasarkan kedudukannya, guru di tuntut dapat menunjukkan kelakuan atau penampilan yang layak menurut harapan masyarakat, karena sebagai pendidik dan Pembina generasi muda, ia akan menjadi teladan di dalam maupun di luar sekolah. Penampilan guru dalam situasi formal dalam proses belajar mengajar dikelas, yaitu usaha guru mendidik dan mengajari siswa dengan menunjukkan kewibawaan dan otoritasnya, artinya ia mampu untuk mengendalikan, mengatur dan mengontrol kelakuan peserta didiknya.
b. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Menurut Syaiful Djamarah tugas guru sebagai “pemdidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Sedangkan tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik.” 8 Selain itu M. Uzer Usman dalam bukunya Menjadi Guru Profesional “tugas guru menurut bidang-bidangnya yaitu tugas guru dalam bidang profesi, tugas guru dalam bidang kemanusiaan, dan dalam bidang kemasyarakatan.” 9 Tugas guru dalam bidang profesi pada dasarnya merupakan tuntutan atau panggilan bagi seseorang guru untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya seperti ia harus peka terhadap perubahan-perubahan yang
8
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), cet. Ke-1, h. 37 9 M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional……., h. 7
10
terjadi khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran serta pada masyarakat pada umumnya. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan berarti guru dituntut bias menjadi orang tua kedua bagi siswanya yang dapat mendidik dan membimbingnya setelah orang tua kandungnya. Oleh karrena itu, guru harus mampu menarik perhatian dan simpati dari siswanya serta menjadi panutan bagi mereka. Selain itu, guru harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik, agar anak didik mempunyai sifat kesetiakawanan social. Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan yaitu guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga Negara Indonesia yang bermoral Pancasila. Dari semua pembagian tugas guru dan tanggung jawab guru yang di sebutkan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa tugas dan tanggung jawab guru yaitu sebagai pengajar, pendidik, pembimbing serta tanggung jawab guru untuk masyarakat.
c. Peranan Guru Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia, sumber yang menempati posisi dan peranan penting dalam pendidikan. Di sekolah guru hadir untuk mengabdikan diri kepada umat manusia dalam hal ini anak didik. Berdasarkan kedudukannya, guru dituntut dapat menunjukkan kelakuan atau penampilan yang layak menurut harapan masyarakat, karena sebagai pendidik dan Pembina generasi muda ia akan menjadi teladan di dalam maupun di luar sekolah. Penampilan guru dalam situasi formal dalam proses belajar mengajar dikelas yaitu usaha guru mendidik dan mengajari siswa dengan menunjukkan kewibawaan dan otoritasnya artinya ia mampu untuk mengendalikan, mengatur dan mengontrol kelakuan anak didiknya.
11
Dalam peranan guru, masih ada sebagian orang yang berpandangan bahwa guru hanya mendidik dan mengajar saja. Mereka itu tak mengerti bahwa mengajar itu adalah mendidik juga. Dan mereka sudah mengalami kekeliruan besar dengan mengatakan bahwa tugas itu hanya satu-satu bagi setiap guru. Menurut Syaiful Bahri Djamarah peranan guru adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Korektor. Inspirator. Informatory. Organisator. Motivator. Inisiator. Fasilitator. Pembimbing. Pengelola kelas. Evaluator.” 10 Berikut ini penjelasan mengenai peranan guru yang telah
disebutkan di atas. a. Guru Sebagai Korektor Melalui peranannya sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus betul-betul dipahami dalam kehidupan di masyarakat. Sebagaimana diketahui bahwa setiap tingkah laku guru menjadi teladan bagi siswa maupun masyarakat dilingkungannya. Oleh karena itu, guru harus benar-benar memahami kedua nilai tersebut. b. Guru Sebagai Inspirator Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar siswa. Guru juga dituntut dapat memberikan petunjuk bagaimana belajar yang baik.
10
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam ….., h. 43-48
12
c. Guru Sebagai Informatory Sebagai informator, guru dituntut dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam dunia pendidikan siswa memerlukan informasi yang dapat menunjang pendidikannya, oleh karena itu guru dituntut untuk memberikan informasi yang baik dan efektif untuk siswanya. d. Guru Sebagai Organisator Sebagai organisator, guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran terhadap siswa tetapi guru juga dituntut bisa menyusun kalender akademik, menyusun akademik, dan mengelola kegiatan akademik. e. Guru Sebagai Motivator Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong siswa agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat mencari motif-motif yang melatarbelakangi siswa malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. f. Guru Sebagai Inisiator Sebagai inisiator, guru dituntut dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Guru harus bisa menjadikan dunia pendidikan agar lebih baik bukan mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide inovasi bagi kemajuan pendidikan dan pengajaran. g. Guru Sebagai Fasilitator Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang
memudahkan
Lingkungan
belajar
guru
dalam
yang
proses
tidak
belajar
mengajar.
menyenangkan
dapat
mengakibatkan siswa malas belajar. Oleh karena itu guru harus bisa menyediakan fasilitas, sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan bagi anak didiknya.
13
h. Guru Sebagai Pembimbing Sebagai seorang pembimbing, kehadiran guru di sekolah dituntut lebih dipentingkan karena guru membimbing anak didik untuk menjadi manusia dewasa dan cakap. i. Guru Sebagai Pengelola Kelas Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik. Kualitas dan kuantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung banyak faktor antara lain guru, hubungan pribadi antara siswa di dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas. Untuk itulah guru harus mampu mengelola kelas menjadi lingkungan yang bersifat memberikan rasa aman dan merangsang siswa untuk belajar. j. Guru Sebagai Evaluator Sebagai evaluator, guru hendaknya mampu dan terampil dalam melaksanakan penilaian, karena dengan penilaian guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Tugas dan peranan guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus bisa menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya, dapat memberikan petunjuk bagaimana belajar yang baik, memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, guru hendaknya dapat mendorong peserta didik agar bergairah dan aktif belajar, selain itu guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar dan guru juga terampil dalam melaksanakan penilaian, karena dengan penilaian guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa dalam melaksanakan proses belajar.
14
Selain penjelasan di atas, menurut S. Nasution “peranan guru juga terbagi menjadi dua yaitu peranan guru di sekolah dan peranan guru di masyarakat.” 11 Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut: a. Peranan guru di sekolah Peranan guru dalam hubungannya dengan sekolah khususnya murid dapat dilihat menurut situasi interaksi sosial yang dihadapinya yaitu dalam situasi ini guru dapat menyesuaikan peranannya dalam situasi sosial yang dihadapinya. b. Peranan guru di masyarakat Peranan guru dalam masyarakat antara lain bergantung pada gambaran masyarakat tentang kedudukan guru. Kedudukan social guru berbeda dari Negara ke Negara, dari zaman ke zaman. Pada zaman Hindu misalnya, guru menduduki tempat yang sangat terhormat sebagai satu-satunya sumber ilmu. Murid harus datang padanya untuk memperoleh ilmu sambil menunjukkan baktinya. Pada era kemerdekaan pekerjaan guru selalu dipandang dalam hubungannya dengan idea pembangunan bangsa, pembangunan Negara dan masa depan bangsa, karena kedudukan yang istimewa itu masyarakat mempunyai harapan-harapan yang tinggi tentang peranan guru. Harapan-harapan yang tak dapat diabaikan oleh guru bahkan dapat menjadi norma yang turut menentukan kelakuan guru. Pada umumnya guru tidak menentang harapan-harapan masyarakat walaupun pada hakekatnya membatasi kebebasan mereka. Guru sendiri menerima pembatasan itu sebagai suatu yang wajar. Para guru hanya bisa berharap dapat menjadi suri teladan yang baik bagi anak didiknya.
11
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 1995), Cet. 1, h.92-95
15
2. Kompetensi Guru a. Pengertian Kompetensi Guru Dalam kamus umum bahasa Indonesia disebutkan “kompetensi itu berasal dari kata kompeten yang berarti cakap, berkuasa dalam memutuskan atau menentukan sesuatu. 12 Artinya berupa kemahiran dalam memutuskan atau menentukan sesuatu untuk dilakukan kepada setiap peserta didik. Kompetensi juga berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. Sedangkan menurut E. Mulyasa kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku berdasarkan dari aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor yang
sebaik-baiknya. 13 Hal ini
menjelaskan bahwa seseorang yang berkompetensi bukan hanya berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan keterampilan setelah melakukan pelatihan, tapi juga membutuhkan aspek-aspek lain dalam diri individu yang akan menjadi satu kesatuan. Adapun kompetensi guru merupakan “kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan
kewajibannya
sebagai
pengajar
secara
bertanggung jawab dan layak.” 14 Dengan kata lain kompetensi guru juga dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya.
12
J.S Badudu, Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Buku Kompas 2003), h. 187 13 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 38 14 Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhama, 1994), cet. Ke-1, h. 95
16
Selain itu menurut Farida Sarimaya kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 15 Kompetensi
guru
merupakan
seperangkat
pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kepmendiknas No. 045/U/2002 menyebutkan kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Jadi kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung
jawab
dalam
melaksanakan
tugas
sebagai
agen
pembelajaran. b. Macam-macam Kompetensi Guru Dalam Undang-undang Guru dan Dosen No. 14/2005 dan Peraturan Pemerintah No. 19/2005 pasal 28 ayat 3 tentang SNP disebutkan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Berikut ini penjelasan mengenai kompetensi guru yang telah disebutkan di atas antara lain yaitu: 1) Kompetensi Pedagogik: kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
15
Farida Sarimaya, Sertifikasi Guru Apa, Mengapa dan Bagaimana, (Bandung: Yrama Widya, 2008), cet. Ke-1, h. 14
17
2) Kompetensi Kepribadian: kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. 16 3) Kompetensi
Profesional:
kemampuan
penguasaan
materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang di tetapkan dalam SNP. 4) Kompetensi Sosial: kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Selanjutnya Moh. Uzer Usman membagi ke dalam tiga kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu: 1) Kompetensi pribadi yang meliputi: a). Mengembangkan kepribadian seperti bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjadi Warga Negara yang berjiwa Pancasila, serta mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan seorang guru. b). Berinteraksi dan berkomunikasi dengan sejawat maupun dengan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan professional. 2) Kompetensi professional yang meliputi: a). b). c). d). e).
Menguasai landasan pendidikan. Menguasai bahan pelajaran. Menyusun program pengajaran. Melaksanakan program pengajaran. Menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran. f). Menilai hasil dari proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. g). Melakukan evaluasi dan introspeksi proses pengajaran.
16
Drs.Solihin, “Guru antara Renumerasi dan Profesionalisme”, dari, http://www.sumbawanews.com/berita/opini/guru-antara-renumerasi-dan-profesionalisme.html, 23 Januari 2009, h. 1
18
3) Kompetensi akademik yang meliputi: a). b). c). d). e).
Melaksanakan bimbingan dan konseling. Melakukan kegiatan administrasi sekolah. Melakukan manajemen keuangan. Melakukan manajemen kesiswaan. Melakukan manajemen organisasi. 17
Ditinjau dari lembaga pendidikan (sekolah), guru harus memiliki kompetensi dasar yang sangat penting dalam menjalankan tugas mereka. Adapun kompetensi dasar tersebut adalah: 1) Kompetensi guru dalam berinteraksi dalam menjalankan tugasnya, baik kepada sejawat, peserta didik, lingkungan dan masyarakat sekitarnya untuk menunjang jabatan seorang guru yang kompeten. 2) Kompetensi guru dalam hal penguasaan materi yang akan disampaikan kepada peserta didiknya yang mengarah kepada spesialisasi atas ilmu pengetahuan yang diajarkannya juga sesuai dengan kurikulum terlebih bagi Kurikulum Berbasis Kompetensi yang mengutamakan pencapaian standar kompetensi kepada peserta didik. 3) Kompetensi guru pada penggunaan metodologi mengajar untuk efektifitas proses belajar mengajar yang akan membawa pada timbulnya minat peserta didik dalam belajar, bahkan sekarang ini bukan hanya pada metode konseptual tetapi juga metode kontekstual. 4) Kompetensi dalam hal evaluasi, penilaian atau pengukuran pencapaian keberhasilan belajar peserta didik disekolah setelah melakukan proses belajar mengajar terutama penilaian berbasis kelas sebagai cara yang efektif untuk mengetahui penguasaan materi pelajaran setelah penyampaian materi secara langsung dikelas.
17
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta : Remaja Rosda Karya, 1997), cet. Ke-8 edisi ke-2, h. 16-19
19
Sedangkan menurut Sardiman A.M terdapat sepuluh kompetensi guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas yaitu: 1. Menguasai bahan pelajaran. 2. Mengelola kelas. 3. Menguasai media atau sumber belajar. 4. Mengelola proses belajar mengajar. 5. Menguasai landasan kependidikan. 6. Mengelola interaksi belajar mengajar. 7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan mengajar. 8. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah. 9. Mengenal fungsi dan program Bimbingan Konseling disekolah. 10. Memahami prinsip-prinsip pendidikan untuk pengajaran. 18 Adapun penjelasan dari kesepuluh kemampuan dasar guru tersebut adalah sebagai berikut: 1). Guru menguasai bahan yang akan diajarkan. Guru dalam mendidik siswanya adalah membantu siswa dalam mengembangkan akalnya (ilmu pengetahuan) dan membantu siswa dalam menguasai kecakapan kerja tertentu. Oleh karena itu, kualitas pendidikan dalam penguasaan bahan pelajaran dari seorang guru sangat menentukan keberhasilan pengajaran. 2). Guru mampu mengelola kelas. Pengelolaan kelas adalah usaha untuk menciptakan situasi sosial kelas yang kondusif untuk belajar, karena itu seorang guru diharapkan mampu mengatur ruang kelas yang memadai untuk pengajaran dan menciptakan iklim belajar mengajar yang nyaman. 3). Guru mampu menggunakan media atau sumber belajar. Media pengajaran merupakan alat penyalur pesan dalam proses belajar mengajar, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Kemampuan seorang guru dalam mengenal, memilih, 18
menggunakan
media,
membuat
alat-alat
Bantu
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 1986), cet. Ke-2, h. 102
20
pengajaran sederhana, menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar sangatlah penting dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran. 4). Guru mampu mengelola proses belajar mengajar. Guru harus memiliki kemampuan dalam merumuskan tujuan instruksiona, mengenal dan menggunakan metode mengajar, memilih dan melaksanakan proses belajar mengajar, mengenal kemampuan anak didik serta merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial. 5). Guru menguasai landasan kependidikan. Landasan kependidikan adalah sejumlah disiplin ilmu yang wajib dialami calon guru yang mendasari asas-asas dan kebijakan pendidikan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Guru sebagai bagian dari unsure pendidikan harus dapat memahami hal-hal yang berkaitan dengan sejumlah disiplin ilmu pendidikan. 6). Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar. Interaksi belajar mengajar menunjuk adanya kerjasama antar subjek yang bermartabat yang sumbangannya berbobot dan proporsional dalam upaya mencapai tujuan pengajaran. Untuk itu, guru harus mampu berperan sebagai motivator belajar, inspirator, organisator,
fasilitator
dan
evaluator,
dapat
membantu
penyelenggaraan administrasi kelas serta sekolah dan ikut berpartisipasi dalam pelayanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah. 7). Guru mampu menilai prestasi belajar siswa. Seorang
guru
harus
memiliki
kemampuan
dalam
mengevaluasi hasil belajar siswa, karena dengan adanya evaluasi bertujuan mengetahui apakah siswa telah berhasil atau tidak dalam proses belajarnya.
21
8). Guru mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah. Secara operasional peran guru dalam kegiatan administrasi sekolah berperan secara efektif dalam tugasnya dan dituntut untuk mampu bekerjasama secara terorganisasi dalam pengelolaan sekolah. 9). Guru mampu mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan. Inti dari professional seorang guru yaitu mampu menjadi partisipan yang baik dalam pelayanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Proses itu tidak hanya berfungsi sebatas mengelola proses belajar mengajar saja tetapi lebih dari itu. Fungsi utama bimbingan dan penyuluhan adalah membantu siswa untuk mengenali serta menerima diri beserta potensi yang dimilikinya. 10). Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu menafsirkan hasil-hasil penelitian. Dari pendapat para ahli yang telah penulis kemukakan di atas ternyata antara pendapat yang satu dengan yang lainnya tidak jauh berbeda, tetapi perbedaannya hanya pada redaksional, urutan dan uraian untuk masing-masing aspek dalam macam-macam kompetensi. Dari pendapat di atas penulis memilih pendapat yang teerdapat dalam Undang-undang Guru dan Dosen No. 14/2005 dan Peraturan Pemerintah No. 19/2005 pasal 28 ayat 3 tentang SNP, yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik sesuai dengan judul di skripsi penulis yaitu yang
meliputi
pemahaman
terhadap
peserta
didik,
perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan potensi peserta didik.
22
3. Kompetensi Pedagogik a. Pemahaman Terhadap Peserta Didik Peserta didik, siswa, murid atau apapun istilah yang digunakan merupakan manusia pembelajar yang menjadi bagian dari komponen pendidikan. Dia adalah manusia yang berakal yang membutuhkan pembinaan dan terlahir dengan segala karakteristik yang menjadi berbeda antara manusia yang satu dengan yang lain. Bantuan guru diperlukan oleh peserta didik. Karena secara pribadi peserta didik masih dalam tahap proses belajar menuju tingkat kedewasaan. Sebagai seorang pencari ilmu yang memerlukan arahan dan bimbingan dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental. Hal ini terkait dengan keadaan manusia yang memiliki kelengkapan jasmani dan rohani. Perubahan-perubahan
dalam
perkembangan
manusia
sangat
dipengaruhi oleh tiga karakteristik perbedaan individu yaitu: 1.
Karakteristik Fisiologik, merupakan suatu perbedaan neurologis dalam perkembangan prilaku manusia; adanta variasi-variasi dalam fungsi-fungsi fisiologikal seperti sistem syaraf dan kelenjar endokrin (kelenjar pertumbuhan) yang terdapat pada setiap individu yang berfungsi dalam belajar. 2. Karakteristik Fisik, menunjukkan adanya variasi-variasi dalam fungsi-fungsi fisik seperti tinggi badan, berat badan, bentuk tubuh dan lainnya. Ciri-ciri fisik akan berpengaruh dalam persepsi diri, konsep diri, dan aktivitas individu. 3. Potensi-potensi Individu, individu memiliki berbagai potensi yang merupakan suatu kapasitas mental untuk belajar. Perbedaan kapasitas mental tersebut mencakup fungsi kognitif (kesadaran seseorang melalui proses informasi), afektif (reaksi-reaksi perasaan/emosi), dan konatif (tendensi untuk berbuat). Intelegensi dan bakat merupakan potensi utama individu untuk belajar. 19 Pendidikan ditujukan untuk membantu peserta didik dalam menghadapi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan yang dialami anak pada setiap periode. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan perubahan-perubahan yang dialami oleh individu menuju
19
Evita, dkk, Psikologi Pendidikan, Lembaga Akta Mengajar Universitas Negeri Jakarta, 2004, h. 10-11
23
tingkat kedewasaan baik fisik maupun psikis. Latihan dan kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang akan berpengaruh pada aktivitas individu, kemampuan berpikir, mengingat, berimajinasi, persepsi diri, cara merespon dan memaknai sesuatu.
b. Perancangan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran merupakan sesuatu yang mutlak harus dipersiapkan guru. Perencanaan dibuat dengan memperhatikan kurikulum, materi pembelajaran, tujuan serta keragaman peserta didik. Sehubungan
dengan
hal
tersebut,
Donald
P.
Kauchak
merekomendasikan untuk menghadapi keragaman siswa dalam belajar, seorang guru memiliki banyak pilihan, yaitu: 1. Ciptakan ruangan kelas yang multidimensional dan buat juga rancangan proses pembelajaran yang menggambarkan keragaman kemampuan belajar tersebut. 2. Buat rancangan waktu belajar yang fleksibel. Beri kelonggaran waktu bagi siswa dengan kemampuan rendah untuk bisa menyelesaikan tugas-tugasnya. 3. Kelompokkan siswa berdasarkan basis kemampuannya, sehingga memungkinkan guru untuk mengajar sesuai basis kemampuan siswa-siswanya tanpa mengabaikan perlakuan terhadap kelompok lainnya. 4. Persiapan strategi pembelajaran untuk kelompok yang lamban dengan strategi-strategi yang tidak saja akan mengantarkan mereka memahami tugas-tugasnya, tapi juga akan mampu meningkatkan kemampuan belajarnya. 5. Gunakan tutorial sebaya dan belajar bersama untuk menambah kemampuan dan pengalaman mereka masing-masing, setidaknya dalam interaksi social. 20 Perencanaan pembelajaran merupakan tahap awal yang menjadi kewajiban, karena pada tahap ini persiapan ditujukan kepada peserta didik yang menjadi objeknya, merancang suasana yang dapat menumbuhkan keaktifan peserta didik. Guru memilih materi ajar yang disampaikan disesuaikan dengan tujuan dan sumber belajar yang
20
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Kencana, 2007, cet. III, h. 126
24
tersedia dengan membuat rencana program pengajaran setiap akan mengajar.
c. Pelaksanaan Pembelajaran Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahap ini adalah: 1. Membuka kegiatan pembelajaran melalui appersepsi yaitu mengaitkan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan apa yang sudah dipelajari sebelumnya maupun dengan pengalaman atau pemahaman yang sudah dimiliki peserta didik. 2. Menjelaskan program pembelajaran yang harus dilakukan peserta didik yaitu menginformasikan tujuan dan program pembelajaran yang dirancang guru pada tahap pra pembelajaran. 3. Mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan belajar peserta didik, termasuk mengatur waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran maupun mengorganisasikan peserta didik dalam pembelajarannya. 4. Penyajian bahan belajar dengan pendekatan pembelajaran yang sesuai melalui pemanfaatan sumber-sumber belajar dan fasilitas belajar yang tersedia. 5. Memotivasi kegiatan belajar peserta didik melalui penguatan, penjelasan, penghargaan ataupun apresiasi terhadap perilaku belajar peserta didik. 6. Melakukan penyesuaian-penyesuaian kegiatan belajar peserta didik berdasarkan analisis aktual kondisi proses pembelajaran yang terjadi agar kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan peserta didik. 21
Sebagai langkah awal pada tahap ini adalah guru berusaha untuk memusatkan perhatian peserta didik dengan membuka pelajaran melalui pengulangan kembali materi yang telah dibahas sebelumnya. Jika peserta didik dapat mengingat materi tersebut maka akan memudahkan guru dalam mengajar, karena sudah ada hubungan yang positif dan tersambung antara guru, peserta didik dan materi.
d. Evaluasi Hasil Belajar Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam penilaian proses pembelajaran adalah: 1. Melakukan penilaian terhadap proses belajar yang dilakukan peserta didik sesuai dengan prosedur yang dirancang semula. 2. Melakukan penilaian terhadap hasil belajar yang dicapai peserta didik untuk mengukur ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran yang ditetapkan serta dampak iringnya.
21
Ade Rukmana dan Asep Surya, Pengelolaan Kelas, Bandung: UPI Press, 2006, cet. I, h. 13
25
3. Menganalisis hasil penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik dikaitkan dengan tujuan-tujuan pembelajaran yang ditetapkan. 4. Menggunakan hasil analisis terhadap penilaian proses dan hasil belajar peserta didik sebagai referensi peningkatan kualitas proses pembelajaran yang akan dilaksanakan mendatang. 22 Tahap akhir pembelajaran adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran dan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan. Evaluasi harus dilakukan menyeluruh dan berkelanjutan. Evaluasi merupakan bagian dari komponen proses pembelajaran yang memiliki peran penting sama seperti komponen lainnya yaitu tujuan, materi dan metode. Tujuan akhir dari kegiatan pendidikan diarahkan pada keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik setelah mereka mengikuti kegiatan belajar. Dengan penilaian ini kemampuan siswa akan dapat diketahui dan hasilnya berfungsi sebagai umpan balik dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik dan memperbaiki proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
e. Pengembangan Potensi Peserta Didik Peserta didik memiliki potensi yang hanya dapat digali dan dikembangkan secara efektif melalui strategi pendidikan dan pembelajaran yang terarah. Potensi yang dimaksud dapat berupa potensi intelektual maupun bakat khusus yang bersifat keterampilan. Pemahaman tentang berbagai potensi peserta didik mutlak harus dimiliki oleh setiap guru. Hal ini sejalan dengan tujuh prinsip penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yaitu: 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. 2. Beragam dan terpadu. 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. 22
Ade Rukmana dan Asep Surya, Pengelolaan Kelas, Bandung: UPI Press, 2006, cet. I, h. 14
26
5. Menyeluruh dan berkesinambungan. 6. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah. 23 Pengembangan
potensi
dapat
dilakukan
melalui
kegiatan
intrakulikuler dan ekstrakulikuler. Bentuk intrakulikuler ada dalam proses belajar mengajar sedangkan kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan diluar jam pelajaran seperti: pramuka, rohis, paskibra dan osis. Berdasarkan
uraian
diatas,
penulis
menyimpulkan
bahwa
kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pemahaman peserta didik, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil
belajar
dan
pengembangan
peserta
didik
untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dalam hal ini guru di harapkan membimbing dan mengarahkan pembelajaran secara efektif serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Dalam proses pengembangan program, guru hendaknya tidak membatasi diri pada pembelajaran dalam arti sempit, tetapi harus menghubungkan programprogram pembelajaran dengan seluruh kehidupan peserta didik, agar proses pembelajaran mencapai hasil yang diharapkan. Selain itu guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, dimana peserta didik dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas belajarnya secara optimal sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Kreativitas peserta didik dapat dikembangkan dengan memberikan kepercayaan, komunikasi ilmiah yang bebas dan terarah, pengarahan diri, melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran dan memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat atau tidak otoriter.
B. Kerangka Berfikir Dalam dunia pendidikan, guru menempatkan posisinya sebagai pengajar, pendidik bahkan sebagai pembimbing untuk anak didiknya di sekolah. Untuk 23
Dede M.Riva, Mengenali dan Mengembangkan Berbagai Potensi Peserta Didik, www.goegle.com, 06 November 2009.
27
mewujudkan anak didik yang berdaya guna diperlukan kepandaian, kemampuan dan keprofesionalan dari seorang guru sehingga dapat mengembangkan kemampuan atau potensi anak didiknya dengan berbagai usaha. Guru yang professional dan berkompetensi adalah guru yang bukan saja memiliki pendidikan yang tinggi, tetapi guru yang mempunyai kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan wawasan yang luas serta pengalaman mengajar yang baik. Karena guru yang memiliki semua itu akan dapat membina siswanya dengan baik dan menandakan juga sebagai guru yang berkualitas. Pemberdayaan guru disekolah merupakan faktor yang sangat penting, karena guru merupakan salah satu unsur pendidikan yang penting dalam pencapaian tujuan pendidikan, (tanpa mengenyampingkan komponen yang lain, seperti: peserta didik, orang tua, masyarakat dan lain-lain). Untuk menjadi guru, seseorang harus mempunyai latar belakang akademik yang baik, antara lain: pendidikan akademik (pengetahuan dan wawasan) yang memadai, penguasaan metode pengajaran dan penguatan akademik lainnya. Memiliki kualifikasi pendidikan tertentu merupakan syarat mutlak bagi seseorang jika ingin menjadi pendidik profesional. Kemudian, yang harus dimiliki oleh guru adalah penguasaan metode pengajaran. Dengan adanya pembinaan metode pengajaran yang baik, penyediaan media pengajaran yang dibutuhkan serta program pelatihan untuk para guru yang dilakukan oleh sekolah, semua itu dapat menunjang dan meningkatkan wawasan dan kinerja guru serta produktivitas para pendidik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru di MTs Al-Khairiyah Jakarta Selatan.
B. Metode Penelitian Untuk memudahkan penulis dalam penggunaan data, fakta dan informasi dalam penelitian tentang kompetensi pedagogik guru MTs. Al-Khairiyah Jakarta Selatan, maka penulis menggunakan kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif yaitu proses penelitian yang dijelaskan melalui data-data yang bersifat kualitatif dan dalam bentuk deskriptif atau kalimat-kalimat yang akan menjelaskan tentang data yang diperoleh. Sedangkan metode kuantitatif yaitu proses penelitian yang dijelaskan melalui perhitungan dengan menggunakan rumus statistik persentase.
C. Instrumen Penelitian Kisi-kisi Instrumen
28
29
Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kompetensi Pedagogik Guru MTs. Al-Khairiyah Dimensi
Indikator
Butir soal
Jumlah butir soal
Pemahaman
a. Memahami karakteristik
terhadap
peserta didik dari aspek fisik,
peserta didik
sosial, moral dan intelektual. b. Melayani peserta didik sesuai
1, 9, 10, 2
4
11, 4, 5
3
6, 7
2
3, 8
2
12, 19
2
14
1
13
1
15
1
16
1
17, 18
2
21
1
dengan karakteristik dan kebutuhannya. c. Memahami latar belakang keluarga peserta didik. d. Dapat melaksanakan 28 bimbingan untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik. Perencanaan a. Membuat RPP. pembelajaran b. Membuat silabus. c. Menjelaskan tujuan pembelajaran. d. Menyusun standar isi kurikulum sebagai acuan untuk pedoman dalam pembelajaran. e. Membuat bahan ajar yang sesuai dengan materi. f. Menyiapkan alat peraga dan metode dalam pembelajaran. Pelaksanaan
a. Menguasai materi pelajaran.
30
pembelajaran b. Menciptakan suasana belajar yang kondusif, aktif, kreatif
20, 22, 23,
4
25
dan menyenangkan. c. Mampu mengekspresikan
26
1
kemampuan mengajar. d. Mampu menggunakan sumber
24 1
metode.
Evaluasi hasil a. Mengembangkan berbagai belajar
30, 31
2
27, 28, 39
3
c. Menyusun hasil penilaian.
29, 32
2
d. Menindak lanjuti hasil
33, 34,
4
instrument evaluasi proses dan hasil pembelajaran. b. Mengevaluasi setiap akhir pembelajaran.
evaluasi untuk memperbaiki
37,38
kualitas pembelajaran. e. Memberikan nilai yang
35, 36
2
40, 43
2
41, 42
2
objektif serta melaksanakan evaluasi secara rutin. Pengembangan a. Memotivasi keterampilan potensi peserta didik
peserta didik. b. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
31
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru MTs Al-Khairiyah Jakarta yang berjumlah 30 orang guru, karena populasi ini kurang dari 100 maka sampel dalam penelitian ini adalah semua guru yang mengajar di MTs Al-Khairiyah.
E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara dalam melakukan pengumpulan data sebagai beerikut: 1.
Observasi yaitu untuk memperoleh data yang menyeluruh mengenai kondisi objek yang sedang diteliti, seperti: mengamati lingkungan sekolah, keadaan guru dan struktur organisasi sekolah. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi di MTs. Al-Khairiyah Jakarta Selatan.
2.
Wawancara, penulis mengadakan wawancara dengan kepala sekolah, guna mendapat informasi tentang kompetensi pedagogik guru di sekolah tersebut. Metode wawancara ini digunakan untuk melengkapi data angket dan observasi.
4.
Angket ini penulis susun sesuai dengan kisi-kisi instrument penelitian yang telah dibuat dan disebarkan kepada para guru di MTs. Al-Khairiyah Jakarta Selatan, guna mengetahui upaya kepala sekolah dalam pengembangan kompetensi pedagogik guru di sekolah tersebut.
5.
Studi dokumentasi yaitu untuk memperoleh data dari bagian Tata usaha tentang profil ssekolah, keadaan guru dan struktur sekolah.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Setelah
data
yang
diperlukan
terkumpul,
langkah
selanjutnya
menganalisis data merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh orang yang meneliti, tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
32
1. Editing Setelah angket diisi oleh responden dan dikembalikan kepada penulis, penulis segera meneliti kelengkapan dalam pengisian angket bila ada jawaban yang tidak dijawab, dan menghubungi responden yang bersangkutan untuk disempurnakan jawabannya agar angket tersebut sah. 2. Skoring Skoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir soal pernyataan yang terdapat dalam angket dan setiap pernyataan angket terdapat empat butir jawaban yang harus dipiih responden. Dalam menentukan skoring hasil penelitian untuk pernyataan masing-masing jawaban diberi nilai sebagai berikut: •
Untuk jawaban SL: 4
•
Untuk jawaban SR: 3
•
Untuk jawaban KD: 2
•
Untuk jawaban TP: 1
3. Tabulating Langkah selanjutnya adalah perhitungan terhadap data yang sudah diberikan skor. Maka rumus yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: P=f/N×100% Keterangan: P: Presentase f: Frekuensi (jumlah jawaban responden) N: Number of cases (jumlah responden) 1 Kemudian pengklasifikasian hasilnya sebagai berikut:
1
Prof. Drs. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 43
33
Skala Presentase No
Presentase
Penafsiran
1.
100%
Seluruhnya
2.
91%-99%
Hampir seluruhnya
3.
61%-90%
Sebagian besar
4.
51%-60%
Lebih dari setengah
5.
50%
Setengahnya
6.
40%-49%
Hampir setengahnya
7.
11%-39%
Sebagian kecil
8.
1%-10%
Sedikit sekali
9.
0%
Tidak ada sama sekali
4. Interpretasi Data Untuk memberikan interpretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh digunakan pedoman interpretasi sebagaiman yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagaimana yang dikutip oleh Wira Cahya Dimulya, yaitu sebagai berikut: 24 •
Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76%-100%
•
Cukup baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56%-75%
•
Kurang baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40%-55%
•
Tidak baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40% Untuk presentase, digunakan rumus perhitungan sederhana dengan
langkah sebagai berikut: •
Menentukan nilai harapan (NH), nilai dapat diketahui dengan mengembalikan jumlah item pernyataan dengan skor tertinggi.
•
Menghitung nilai skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.
• 24
Menentukan kategori yaitu dengan menggunakan rumus:
Wira Cahya Dimulya, Implementasi Manajemen Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMP Islam Al-Ihsan Jakarta, Skripsi KIMP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Utama, 2006., td, h. 33
34
P=NS/NH x 100% Maka skor tertinggi untuk jawaban positif dan negatif adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Pada pernyataan kelompok pertama mengenai; “Pemahaman terhadap peserta didik”, terdapat 11 pernyataan. Jadi, total nilai atau nilai tertinggi adalah 44, merupakan hasil dari perkalian 11 butir pernyataan, sedangkan nilai terendah adalah 11, merupakan hasil perkalian 11 butir pernyataan. Dalam hal ini penulis membagi empat kelompok dengan kriteria yang paling tinggi adalah sangat memahami dengan bobot 4, kriteria memahami dengan bobot 3, kriteria kurang memahami dengan bobot 2 dan kriteria tidak memahami dengan bobot 1. berdasarkan empat kelompok ini diperoleh besaran interval seperti tabel dibawah ini: Tabel 2 Interval kriteria untuk Pemahaman Terhadap Peserta Didik No
Interval
Kriteria
1.
44-37
Baik
2.
36-29
Cukup baik
3.
28-21
Kurang baik
4.
20-11
Tidak baik
Untuk kelompok kedua mengenai; “Perencanaan Pembelajaran”, terdapat 8 pernyataan. Jadi, total nilai atau nilai tertinggi adalah 32, merupakan hasil dari perkalian 8 butir pernyataan, sedangkan nilai terendah adalah 8, merupakan hasil dari perkalian 8 butir pernyataan. Dalam hal ini penulis membagi empat kelompok dengan kriteria yang paling tinggi adalah selalu dengan bobot 4, kriteria sering dengan bobot 3, kriteria kadang-kadang dengan bobot 2 dan kriteria tidak pernah dengan bobot 1. berdasarkan empat kelompok ini diperoleh besaran interval seperti tabel dibawah ini:
35
Tabel 3 Interval kriteria untuk Perencanaan Pembelajaran No
Interval
Kriteria
1.
32-27
Baik
2.
26-21
Cukup baik
3.
20-15
Kurang baik
4.
14-8
Tidak baik
Untuk kelompok ketiga mengenai; “Pelaksanaan Pembelajaran”, terdapat 10 pernyataan. Jadi, total nilai atau nilai tertinggi adalah 40, merupakan hasil dari perkalian 10 butir pernyataan, sedangkan nilai terendah adalah 10, merupakan hasil dari perkalian 10 butir pernyataan. Dalam hal ini penulis membagi empat kelompok dengan kriteria yang paling tinggi adalah selalu dengan bobot 4, kriteria sering dengan bobot 3, kriteria kadang-kadang dengan bobot 2 dan kriteria tidak pernah dengan bobot 1. berdasarkan empat kelompok ini diperoleh besaran interval seperti tabel dibawah ini: Tabel 4 Interval kriteria untuk Pelaksanaan Pembelajaran No
Interval
Kriteria
1.
40-34
Baik
2.
33-26
Cukup baik
3.
25-19
Kurang baik
4.
18-10
Tidak baik
Untuk kelompok keempat mengenai; “Evaluasi hasil belajar”, terdapat 10 pernyataan. Jadi, total nilai atau nilai tertinggi adalah 40, merupakan hasil dari perkalian 10 butir pernyataan, sedangkan nilai terendah adalah 10, merupakan hasil dari perkalian 10 butir pernyataan. Dalam hal ini penulis membagi empat kelompok dengan kriteria yang paling tinggi adalah selalu dengan bobot 4, kriteria sering dengan bobot 3, kriteria
36
kadang-kadang dengan bobot 2 dan kriteria tidak pernah dengan bobot 1. berdasarkan empat kelompok ini diperoleh besaran interval seperti tabel dibawah ini: Tabel 5 Interval kriteria untuk Evaluasi Hasil Belajar No
Interval
Kriteria
1.
40-34
Baik
2.
33-26
Cukup baik
3.
25-19
Kurang baik
4.
18-10
Tidak baik
Untuk kelompok kelima mengenai; “Pengembangan potensi peserta didik”, terdapat 4 pernyataan. Jadi, total nilai atau nilai tertinggi adalah 16, merupakan hasil dari perkalian 4 butir pernyataan, sedangkan nilai terendah adalah 4, merupakan hasil dari perkalian 10 butir pernyataan. Dalam hal ini penulis membagi empat kelompok dengan kriteria yang paling tinggi adalah selalu dengan bobot 4, kriteria sering dengan bobot 3, kriteria kadang-kadang dengan bobot 2 dan kriteria tidak pernah dengan bobot 1. berdasarkan empat kelompok ini diperoleh besaran interval seperti tabel dibawah ini: Tabel 6 Interval kriteria untuk Pengembangan Potensi Peserta Didik No
Interval
Kriteria
1.
16-14
Baik
2.
13-11
Cukup baik
3.
10-8
Kurang baik
4.
7-5
Tidak baik
37
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil Singkat MTs Al-Khairiyah Jakarta MTs Al-Khairiyah berdiri pada tahun 1968, yang beralamat di JL. Mampang Prapatan IV No. 74 Jakarta Selatan 12790. Luas bangunan sekolah sekitar 1533 M2, lokasi sekolah juga strategis. Dan sekolah ini juga sudah terakreditasi “A”. MTs. Al-Khairiyah berada di bawah naungan Yayasan Waqfiyah Perguruan Al-Khairiyah. KH. Abdullah Musa adalah pimpinan umum Yayasan Al-Khairiyah, lembaga pendidikan ini sudah berdiri sejak tahun 1928. Pada saat itu lembaga pendidikan yang ada hanya Madrasah tingkat Ibtidaiyah.
2. Visi, Misi dan Tujuan Lembaga Pendidikan Visi MTs Al-Khairiyah sebagai berikut: Beriman, bertaqwa, berbudi luhur, unggul dalam prestasi dan berdayaguna. Misi MTs Al-Khairiyah sebagai berikut: a. Melatih siswa agar tekun beribadah, tertib dan Istiqomah. b. Menumbuhkan perilaku aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam membina hubungan harmonis antar warga madrasah. c. Bekerjasama, tertib berbicara, tertib berpakaian dan berpendapat. 37
38
d. Menjadikan lembaga pendidikan yang mandiri, bertanggung jawab dan mengamalkan akhlaqul karimah. e. Membina sikap dan perilaku kehidupan yang sesuai dengan norma agama Islam. f. Menciptakan keluarga beriman, bertaqwa, terampil, cerdas dan siap hidup dalam masyarakat. Tujuan MTs Al-Khairiyah sebagai berikut: 1) Turut membantu Program Pemerintah dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa sebagaimana tertulis dalam Pembukaan UUD 1945. 2) Menampung aspirasi masyarakat sekitar Yayasan Al-Khairiyah. 3) Menampung peserta didik belajar di Madrasah Tsanawiyah yang dekat dengan tempat tinggal mereka. 4) Memdidik generasi muda Islam menjadi generasi yang berpengetahuan luas, khususnya pengetahuan Islam. 5) Menjadiakan Lembaga Yayasan Al-Khairiyah sebagai Lembaga Perguruan Islam dibawah naungan Yayasan Al-Khairiyah. 6)
Menampung
tenaga
pengajar/
guru
untuk
mengembangkan
pengetahuannya.
3. Perkembangan siswa Jumlah siswa yang terdaftar di sekolah ini tahun ajaran 2009/2010 sebanyak 515 orang, yang terdiri dari 259 siswa dan 256 siswi untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 8 * Keadaan siswa No 1
*
Kelas
Jumlah
Siswa
Jumlah
kelas
L
P
VII
4
83
91
174
VIII
4
102
82
184
Dokumentasi Tata Usaha MTs. Al-Khairiyah
39
IX Total
4
74
83
157
12
259
256
515
4. Keadaan Guru, Tata Usaha dan Pembantu umum Latar belakang pendidikan guru merupakan salah satu faktor penentu untuk meningkatkan kompetensi dalam mengajar, guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan bidangnya serta menguasai disiplin ilmu kependidikan, mampu memberikan kualitas output yang dihasilkan dari lembaga pendidikan tersebut. Keadaan
guru
yang
berada
di
MTs.
Al-Kahairiyah
Jakarta
sebagaimana yang telah dikemukakan oleh kepala sekolah A. Hidayat bahwa, “sebagian besar guru yang berada di MTs. Al-Khairiyah berlatar belakang S1 sebanyak 17 orang dari jumlah 30 orang guru, guru yang berlatar belakang S2 sebanyak 1 orang dari jumlah 30 orang guru dan guru yang berlatar belakang S3 sebanyak 1 orang dari jumlah 30 orang guru. Adapun guru yang berlatar belakang Diploma dan SMA sebanyak 11 orang. Untuk pegawai Tata Usaha berjumlah 4 orang, yang berlatar belakang S1 hanya 1 orang dan yang lainnya berlatar belakang SMA. Untuk mengetahui jumlah guru dan pegawai yang ada, dapat dilihat pada tabel berikut:
40
Tabel 9 * Data Keadaan Guru dan Karyawan MTs. Al-Khairiyah Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan dengan Bidang Studi yang Diajarkan Tahun Pelajaran 2009/2010.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Ijazah terakhir dan tahun ijazah A. Hidayat S. Pd, S2. UI M. Si 2007 Nama Guru dan Karyawan
Dra. Saidah S1. IAIN Ahpas 1992 Dra. Hj. Himlah S1. IKIP Neg. 1980 Hj. Rusydah. HR D1. PGSLP 1984 Tugino D1. PGSLP 1984 Hj. Cholilah AM, S1. UID Sag. 1998
Fakultas dan Jurusan FISIP UI Ilmu Politik
Mengajar mata pelajaran IPA
Tarbiyah Guru Dinas MIPA Bahasa & seni Guru Dinas Bahasa Arab Busana Guru Dinas
PLKJ
Olahraga
Guru Dinas
Penjaskes
Guru Dinas
SKI
Guru Dinas
Guru Honor
Bhs. Inggris+ E. Conversation Qur’an Hadits, Tajwid & tahfizul Qur’an Bahasa Arab
Guru Honor
Bhs. Indonesia
Guru Honor
Tajwid
Guru Honor
Aqidah Akhlak
Guru Honor
PKN
Guru Honor
Halaqoh Nashoihul’ibad
Agama Islam Pend.Agama Islam Dra. Eny Maryani S1. IAIN Tarbiyah 1993 Bahasa Inggris Ma’mun Syarbani D3. IAIN Tarbiyah 2001 Pend.Agama Islam Drs. Khairuddin S1. IKIP Neg. Bahasa & seni 1981 Bahasa Arab H. Madrasah D3. IAIN Tarbiyah 1999 Pend.Agama Islam Hj. Zikro AM D3. IAIN Tarbiyah 1999 Pend.Agama Islam Hj. Maleha BM D3. IAIN Tarbiyah 1999 Pend.Agama Islam H. Marullah J D3. IAIN Tarbiyah 1999 Pend.Agama Islam H. A. Suryani A D2. IAIN Tarbiyah 1998 Pend.Agama Islam *
Jabatan/status Kepegawaian Dinas/honor Guru Dinas
Guru Dinas
Dokumentasi Tata Usaha MTs. Al-Khairiyah dan hasil wawancara Kepala sekolah
Matematika Bahasa Arab
41
15.
Hj. Kholifah T
16.
Darniah, S. Pd
17.
Bustami
18.
Nur Qomariyah
19.
Fifit Fitriyah, S. Pd Selly Revianti, S. Pd Ummi Anjariyah, S. Ag Alfi Rusdiawati, S. Ag Dr. H. A. Faiz, MAg
20. 21. 22. 23. 24.
Ria S.Pd
Chairiyah,
25.
H. Ma’mun A, BA
26.
Iwan Syafi’I, S. Pd
27.
Holidah, S. Si
28.
H. Samsul B, S. Ag
29.
Hj. S.Ag
30.
Siti Makbullah, SEi
31.
Ma’mun Ibrahim
Nurmilah,
D3. UT 2000
Perg. Ilmu Pend. Bhs. Inggris S1. UNINDRA MIPA 2006 Matematika D1. AMIK BSI Informatika 1992 Komp. Akutansi D3. ATG Teknologi Trisakti Grafika 2002 S1. UIN Jkt Tarbiyah 2009 Bhs. Inggris S1. UIN Jkt Tarbiyah 2009 IPA-Biologi S1. UIN Jkt Tarbiyah 1994 B. Indonesia S1. IAIN+A4 Usuluddin 1995 Tafsir-Hadits S3. UIN Jkt Hukum Islam 1997 Perbandingan Mazhab S1. IKIP Bahasa & seni 1996 Bahasa & sastra Ind. D3. IAIN Tarbiyah 1998 Pend.Agama Islam S1. UIA Jkt Keg.&Ilmu 2001 Pend.Bhs. Inggris S1. UNAS+A4 MIPA 1994/1997 Matematika S1. IKAHA Syari’ah+A4 Hasyim Peradilan 1994 Agama S1. UNIAT Jkt Agama Islam 2002 Pend.agama islam S1. UIN Jkt Syari’ah& 2003 Hukum Perbankan Syari’ah MAAIN ……. 1978
Guru Honor
E. Conversation
Guru Honor Guru Dinas
Matematika Seni budaya TIK
Guru Dinas
TIK
Guru honor
B. Inggris & PKN
Guru honor
IPA
Guru honor
B. Indonesia
Guru Honor
Qur’an Hadits
Guru Honor
Qur’an Hadits
Guru Honor
B. Indonesia
Guru Honor
IPS
Guru Honor
B. Inggris
Guru Honor
Matematika
Guru Honor
Fiqih
Guru Honor
Aqidah Akhlak
Guru honor
IPS
Kep.TU honor
Guru …….
&
42
32.
Fikri AM
33.
Megawati
34.
Reni Akmaliya, SE
SMA 1976 SMKN 2002 S1. UIN Jkt 2007
……
Staf.TU Guru Honor Staf. TU Guru Honor Staf. TU Guru Honor
……. Ekonomi dan Ilmu Sosial Akuntansi
……. ……… ……..
Tabel 10 Keadaan Guru, Tata Usaha dan Pembantu Umum GURU
TATA USAHA
PEMBANTU UMUM
Status
L
P
Jml
Status
L
P
Jml
Status
L
P
Jml
Guru dinas
4
5
9
P.Tetap
-
-
-
P.Tetap
-
-
-
Guru honor
8
13
21
honor
2
2
4
honor
4
-
4
Jml
12
18
30
Jml
2
2
4
Jml
4
-
4
5. Proses KBM dan Kurikulum Proses belajar mengajar dan kurikulum yang dipakai di MTs. AlKhairiyah mengacu pada ketentuan yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sehubungan dengan adanya Kurikulum 2004 (KBK) yang diterapkan mulai tahun ajaran 2007/2008, maka saat ini MTs. AlKhairiyah menggunakan Kurikulum yang dikembangkan/KTSP mulai tahun ajaran 2008/2009. Kegiatan Belajar Mengajar di MTs. Al-Khairiyah dimulai pukul 06.30 s.d. 13.00 WIB dengan alokasi waktu sebagai berikut: (kecuali hari jum’at, hari sabtu dan shalat berjama’ah dari pukul 13.00-13.30 WIB)
43
Tabel 11 * Alokasi waktu KBM No
Waktu
Jenis kegiatan
1
06.30-0910
KBM di kelas/di ruang praktek
2
09.10-09.40
Istirahat
3
09.40-13.00
KBM di kelas/di ruang praktek
4
13.00-13.30
Shalat berjama’ah
1. Kegiatan Ekstrakurikuler kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam membentuk siswa yang memiliki karakter positif dan keterampilan di bidangnya. MTs. Al-Khairiyah memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang telah berjalan. Program unggulan dari kegiatan ekstrakurikuler, antara lain: Pencak Silat, Pramuka, Marawis, Tenis Meja, PMR, Kaligrafi, Bulu tangkis dan Paskibra.
7. Sarana dan Prasarana di MTs. Al-Khairiyah Salah satu faktor penyebab berkembangnya sekolah ini yaitu adanya fasilitas penunjang untuk proses belajar mengajar sesuai dengan perkembangan teknologi sekarang ini. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan dengan wakil kepala sekolah, MTs. AlKhairiyah memiliki satu unit gedung yang memiliki luas bangunan 1533 M2 dengan berstatus milik sendiri (yayasan) Waqfiyah Perguruan AlKhairiyah. Adapun sarana dan prasarana yang tersedia sebagai berikut:
*
Dokumentasi Tata Usaha MTs. Al-Khairiyah
44
Tabel 12 * Keadaan Sarana dan Prasarana No
Jenis Fasilitas
Jumlah
1.
Ruang belajar
12
2.
Perpustakaan
1
3.
Lab. MIPA
1
4.
Lab. Bahasa
1
5.
Lab. Komputer
1
6.
Alat-alat kesenian (marawis)
7.
Lapangan olah raga
1
8.
Mushala
1
9.
Ruang Osis
1
10.
Ruang UKS
1
1 paket
B. Deskripsi Data Hasil penelitian diperoleh dari angket yang telah diisi oleh responden. Angket yang penulis sebarkan kepada 29 responden terdiri dari 1 variabel yaitu kompetensi pedagogik guru MTs. Al-Khairiyah Jakarta Selatan.
C. Analisis Data 1. Pemahaman terhadap peserta didik Berdasarkan data-data yang dikumpulkan dari guru mengenai pemahaman guru terhadap peserta didik diperoleh mean (rata-rata hitung) 31,17.
31,17 dalam interval yang terdapat pada tabel 13 termasuk
klasifikasi “Memahami”. Memahami yang dimaksud adalah para guru mengetahui dan mengerti tentang tingkah laku para siswanya. Adapun untuk masing-masing
alternative jawaban total secara
keseluruhan diperoleh angka-angka dan prosentase sebagai berikut: *
Dokumentasi Tata Usaha MTs. Al-Khairiyah
45
Tabel 13 Pemahaman Terhadap Peserta Didik Interval
f
P(%)
44-36
1
5%
35-27
28
95%
26-18
0
0%
17-9
0
0%
Jumlah
29
100%
Ket: 44-36: Selalu 35-27: Sering 26-18: Kadang-kadang 17-9 : Tidak pernah Guru yang Selalu peserta didik hanya mencapai 5% sedangkan guru yang “Sering”(tingkat dibawahnya) mencapai 95%, “Kadang-kadang dan tidak pernah tidak ada). (jelasnya lihat tabel 13). Untuk aspek “Pemahaman Terhadap Peserta Didik” penulis mengajukan 11 pernyataan yang terdiri dari: a). Guru memahami kecerdasan peserta didik dalam bidang studi yang mereka ampuh b). Guru memahami bakat peserta didiknya dalam bidang studi yang mereka ajar c). Guru memahami kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam belajar d). Guru memahami pergaulan peserta didik di sekolah e). Guru memahami pergaulan peserta didik di luar sekolah f). Guru memahami latar belakang keluarga peserta didik g). Guru memahami kemampuan ekonomi orang tua peserta didik h). Guru memahami kesulitan belajar peserta didik di sekolah i). Guru memahami kondisi fisik dari masingmasing peserta didik j). Guru memahami pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang dimiliki peserta didik k). Guru memahami minat belajar peserta didik dalam pembelajaran.
46
Adapun Aspek “kecerdasan”, “bakat”, “kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik” serta “pergaulan peserta didik di sekolah” dan “kesulitan
belajar
yang
dihadapi
peserta
didik”,
“kondisi
fisik
pertumbuhan dan perkembangan kognitif serta minat belajar”, para guru mengetahui dan memahami aspek-aspek tersebut. Sedangkan dari aspek “kondisi ekonomi orang tua”, “pergaulan peserta didik diluar sekolah”, dan “latar belakang keluarga” para pendidik (guru) kurang mengetahui atau kurang memahami. (Rincian frekuensi serta prosentase masingmasing alternative untuk seluruh aspek Pemahaman Terhadap Peserta Didik lihat lampiran 5 hal 72-75). Berdasarkan prosentase untuk 11 alternatif pernyataan bersumber dari (Evita, dkk, Psikologi Pendidikan, Lembaga Akta Mengajar Universitas Negeri Jakarta) yang telah penulis ajukan terbukti bahwa para guru cukup baik dalam memahami kegiatan-kegiatan peserta didiknya dilingkungan sekolah. Dan hal-hal yang berhubungan diluar sekolah para pendidik kurang memahami atau kurang mengetahui, seperti latar belakang keluarga, kemampuan ekonomi orang tua murid, dan pergaulan peserta didik di luar sekolah. Keadaan seperti ini merupakan hal yang wajar di ibu kota Jakarta, sebab tugas guru hanya mengajar didalam kelas dan mengawasi di lingkungan sekolah selama Kegiatan Belajar Mengajar (selama jam sekolah) berlangsung, di luar jam sekolah tersebut guru tidak bisa mengontrol kegiatan peserta didiknya.
2. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan data-data yang di kumpulkan guru mengenai perencanaan pembelajaran dalam belajar diperoleh mean (rata-rata hitung) 24,65. 24,65 dalam interval yang terdapat pada tabel 14 termasuk klasifikasi “Sering”. Sering yang dimaksud adalah para guru sebelum melaksanakan pembelajaran sekolah guru sering merencanakan pembelajaran sebelum KBM berlangsung.
47
Adapun untuk masing-masing alternative jawaban total secara keseluruhan diperoleh angka-angka dan prosentase sebagai berikut:
Tabel 14 Perencanaan Pembelajaran Interval
F
P(%)
32-27
7
10%
26-21
19
85%
20-15
3
5%
14-9
0
0%
Jumlah
29
100%
Ket: 32-27:Selalu 26-21:Sering 20-15:Kadang-kadang 14-9:Tidak pernah Guru yang “selalu” merencanakan pembelajaran hanya mencapai 10%, sedangkan guru yang “sering” merencanakan pembelajaran mencapai 85%, guru yang “kadang-kadang” merencanakan pembelajaran hanya mencapai 5% dan guru yang “tidak pernah” merencanakan pembelajaran 0% (tidak ada). (jelasnya dapat dilihat tabel 14). Untuk aspek “Perencanaan Pembelajaran” penulis mengajukan 8 pernyataan yang terdiri dari: a). Guru selalu membuat RPP hanya buangbuang waktu saja b). Guru selalu menjelaskan tujuan pembelajaran c). Guru selalu membuat silabus atau satuan pembelajaran d). Guru selalu menyusun standar isi kurikulum sebagai acuan untuk pedoman dalam pembelajaran e). Guru selalu membuat bahan ajar yang digunakan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan f). Guru selalu menyiapkan alat peraga dalam pembelajaran g). Guru selalu menyiapkan
48
metode yang relevan dengan materi yang akan diajarkan h). Guru selalu menyiapkan RPP setiap kali mengajar. Pada aspek kedua, “membuat silabus”, “menyusun standar isi kurikulum
sebagai
acuan
untuk
pedoman
dalam
pembelajaran”,
“menjelaskan tujuan pembelajaran”, dan “membuat bahan ajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran” dan “menyiapkan metode yang relevan dengan materi yang akan diajarkan”, para guru sering melakukan atau merencanakan aspek-aspek tersebut sebelum KBM berlangsung. Sedangkan pada aspek “menyiapkan alat peraga dalam pembelajaran” dan “membuat RPP hanya buang-buang waktu”, para guru kadang-kadang mengalami kesulitan dalam menyiapkan alat peraga dan kadang-kadang para guru merasa enggan membuat RPP karena bagi mereka membuat RPP hanya buang-buang waktu sebelum KBM berlangsung. (Rincian frekuensi serta prosentase masing-masing alternatif untuk seluruh aspek Perencanaan Pembelajaran dapat dilihat lampiran 5 hal 75-78). Berdasarkan prosentase untuk 8 alternatif pernyataan bersumber dari (Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Kencana, 2007) yang telah penulis ajukan terbukti bahwa para guru baik dalam merencanakan pembelajaran sebelum KBM berlangsung. Kadang kala para guru mengalami kesulitan dalam menyiapkan alat peraga dan merasa sukar dalam membuat RPP karena bagi mereka hanya buang-buang waktu. Keadaan seperti ini merupakan hal yang wajar, tetapi akan lebih baik jika para guru membuat RPP dan menyiapkan alat peraga sebelum mengajar karena hal ini dapat membantu dan menunjang pembelajaran menjadi lebih baik.
3. Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan data-data yang di kumpulkan guru mengenai pelaksanaan pembelajaran dalam belajar diperoleh mean (rata-rata hitung) 32.
32
dalam interval yang terdapat pada tabel 15 termasuk klasifikasi “Sering”.
49
Sering yang dimaksud adalah para guru melaksanakan pembelajaran saat KBM berlangsung. Adapun untuk masing-masing alternative jawaban total secara keseluruhan diperoleh angka-angka dan prosentase sebagai berikut: Tabel 15 Pelaksanaan Pembelajaran Interval
f
P(%)
40-33
9
10%
32-25
20
90%
24-17
0
0%
16-9
0
0%
Jumlah
29
100%
Ket: 40-33: Selalu 32-25: Sering 24-17: Kadang-kadang 16-9 : Tidak pernah Guru yang “selalu” melaksanakan pembelajaran hanya mencapai 10%, sedangkan guru yang “sering” melaksanakan pembelajaran mencapai 90%, guru yang “kadang-kadang” merencanakan pembelajaran dan guru yang “tidak pernah” merencanakan pembelajaran 0% (tidak ada). (jelasnya dapat dilihat tabel 15). Untuk aspek “Pelaksanaan Pembelajaran” penulis mengajukan 10 pernyataan yang terdiri dari: a). Guru selalu melakukan tanya jawab sebelum memulai pelajaran b). Guru selalu mengadakan praktek sesuai dengan materi c). Guru selalu mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar d). Guru selalu memberikan tes dengan pertanyaan yang mudah dimengerti e). Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang telah disampaikan f). Guru selalu menguasai materi pelajaran yang akan di ajarkan g). Guru selalu
50
mengalami kesulitan dalam menggunakan sumber metode h). Guru selalu melakukan penilaian setelah satuan pokok bahan selesai dipelajari siswa i). Guru selalu memulai dan mengakhiri pelajaran tepat pada waktunya j). Guru selalu dapat mengekspresikan segenap kemampuan mengajar. Pada aspek ketiga, “mengadakan praktek sesuai dengan materi”, “mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar”, “memberikan tes dengan pertanyaan yang mudah”, “memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang telah disampaikan”, “menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan” serta “melakukan penilaian setelah satuan pokok bahan selesai dipelajari siswa”, “memulai dan
mengakhiri
pelajaran
tepat
pada
waktunya”
dan
“dapat
mengekspresikan segenap kemampuan mengajar”, para guru sering melaksanakan aspek-aspek tersebut saat KBM berlangsung. Sedangkan aspek “melakukan tanya jawab sebelum memulai pelajaran” dan “mengalami kesulitan dalam menggunakan sumber metode”, para guru kadang-kadang melakukan hal tersebut. (Rincian frekuensi serta prosentase masing-masing alternatif untuk seluruh aspek Pelaksanaan Pembelajaran dapat dilihat lampiran 5 hal 78-81). Berdasarkan prosentase untuk 10 alternatif pernyataan bersumber dari (Ade Rukmana dan Asep Surya, Pengelolaan Kelas, Bandung: UPI Press, 2006) yang telah penulis ajukan terbukti bahwa para guru sudah baik dalam melaksanakan pembelajaran saat KBM berlangsung. Kadang kala para guru melakukan tanya jawab sebelum memulai pelajaran dan kadang-kadang guru juga mengalami kesulitan dalam menggunakan sumber metode. Hal ini dikarenakan kurang memaksimalkan media belajar yang ada sehingga para guru mengalami kesulitan saat KBM berlangsung, hal ini bisa membuat peserta didik bosan dan memperlambat KBM yang telah di targetkan oleh sekolah.
51
4. Evaluasi Hasil Belajar Berdasarkan data-data yang di kumpulkan guru mengenai evaluasi hasil belajar diperoleh mean (rata-rata hitung) 33,17. 33,17 dalam interval yang terdapat pada tabel 16 termasuk klasifikasi “Selalu”. Selalu yang dimaksud adalah para guru selalu mengevaluasi hasil belajar siswa pada saat KBM berlangsung dan setelah KBM berakhir. Adapun untuk masing-masing alternative jawaban total secara keseluruhan diperoleh angka-angka dan prosentase sebagai berikut:
Tabel 16 Evaluasi Hasil Belajar Interval
f
P(%)
40-33
16
80%
32-25
13
20%
24-17
0
0%
16-9
0
0%
Jumlah
29
100%
Ket: 40-33: Selalu 32-25: Sering 24-17: Kadang-kadang 16-9 :Tidak pernah Guru yang “selalu” mengevaluasi hasil belajar siswa mencapai 80%, sedangkan guru yang “sering” mengevaluasi hasil belajar siswa hanya mencapai 20%, guru yang “kadang-kadang” dan guru yang “tidak pernah” mengevaluasi hasil belajar siswa 0% (tidak ada). (jelasnya dapat dilihat tabel 16). Untuk aspek “Evaluasi Hasil Belajar” penulis mengajukan 10 pernyataan yang terdiri dari: a). Guru selalu mengevaluasi setiap akhir pembelajaran b). Guru selalu mengoreksi pembelajaran siswa c). Guru
52
selalu menyusun hasil penilaian siswa kedalam portofolio d). Guru selalu melakukan penilaian rutin (ulangan harian, ulangan bulanan, tengah semester dan akhir semester) e). Guru selalu berusaha meningkatkan kemampuan yang guru miliki di dalam pembelajaran f). Guru selalu membuat hasil laporan sekolah untuk diberikan kepada orang tua siswa g). Guru selalu melaksanakan evaluasi pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan h). Guru selalu melakukan penjelasan materi kembali dan pemberian tugas tambahan pada siswa sebagai perbaikan i). Guru selalu melaksanakan evaluasi secara rutin j). Guru selalu memberikan nilai kepada siswa secara objektif. Pada aspek keempat, “mengevaluasi setiap akhir pembelajaran”, “mengoreksi pembelajaran siswa”, “menyusun hasil penilaian siswa kedalam portofolio”, “melakukan penilaian rutin (ulangan harian, ulangan bulanan, tengah semester dan akhir semester)”, “berusaha meningkatkan kemampuan yang guru miliki di dalam pembelajaran”, “membuat hasil laporan sekolah untuk diberikan kepada orang tua siswa”, “melaksanakan evaluasi pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan”, serta “melakukan penjelasan materi kembali dan pemberian tugas tambahan pada siswa sebagai perbaikan”, “melaksanakan evaluasi secara rutin” dan “memberikan nilai kepada siswa secara objektif”. Para guru selalu melakukan aspek-aspek tersebut saat KBM berlangsung. (Rincian frekuensi serta prosentase masing-masing alternatif untuk seluruh aspek Evaluasi Hasil Belajar dapat dilihat lampiran 5 hal 81-84). Berdasarkan prosentase untuk 10 alternatif pernyataan bersumber dari (Ade Rukmana dan Asep Surya, Pengelolaan Kelas, Bandung: UPI Press, 2006) yang telah penulis ajukan terbukti bahwa para guru cukup baik dalam melakukan evaluasi hasil belajar siswa pada saat KBM berlangsung atau setelah KBM berakhir dan evaluasi dilakukan secara rutin oleh para guru untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus ditingkatkan kembali oleh para guru dan murid untuk terlaksananya pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik.
53
5. Pengembangan Potensi Peserta Didik Berdasarkan
data-data
yang
di
kumpulkan
guru
mengenai
pengembangan potensi peserta didik diperoleh mean (rata-rata hitung) 11,79.
11.79 dalam interval yang terdapat pada tabel 17 termasuk
klasifikasi “Sering”. Sering yang dimaksud adalah para guru sering mengembangkan potensi peserta didiknya dan memberikan motivasi pada peserta didik yang berbakat. Adapun untuk masing-masing alternative jawaban total secara keseluruhan diperoleh angka-angka dan prosentase sebagai berikut:
Tabel 17 Pengembangan Potensi Peserta Didik Interval
f
P(%)
16-14
2
5%
13-11
22
90%
10-8
5
5%
7-5
0%
0%
Jumlah
29
100%
Ket: 16-14:Selalu 13-11:Sering 10-8:Kadang-kadang 7-5:Tidak pernah Guru yang “selalu” mengembangkan potensi peserta didik hanya mencapai 5%, sedangkan guru yang “sering” mengembangkan potensi peserta
didik
mencapai
90%,
guru
yang
“kadang-kadang”
mengembangkan potensi peserta didik hanya mencapai 5% dan guru yang “tidak pernah” mengembangkan potensi peserta didik 0% (tidak ada). (jelasnya dapat dilihat tabel 17).
54
Mengenai “Pengembangan Potensi Peserta Didik” penulis mengajukan 4 pernyataan yang terdiri dari: a). Guru selalu memotivasi keterampilan belajar siswa b). Guru selalu memberikan kursus bagi siswa yang berbakat c). Guru selalu mengabaikan potensi siswa yang berbakat d). Guru selalu memotivasi siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Pada aspek kelima, “memotivasi keterampilan belajar siswa”, “mengabaikan potensi siswa yang berbakat”, “memotivasi siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya”, para guru selalu memotivasi keterampilan belajar siswa sedangkan pada aspek selanjutnya para guru tidak pernah “memberikan kursus bagi siswa yang berbakat”. (Rincian frekuensi serta prosentase masing-masing alternatif untuk seluruh aspek Pengembangan Potensi Peserta Didik dapat dilihat lampiran 5 hal 85-86). Berdasarkan prosentase untuk 4 alternatif pernyataan bersumber dari (Dede M.Riva, Mengenali dan Mengembangkan Berbagai Potensi Peserta Didik, www.goegle.com, 06 November 2009) yang telah penulis ajukan terbukti bahwa para guru cukup baik dalam memotivasi keterampilan belajar siswa di sekolah. Dan sebagian guru tidak memberikan kursus bagi siswa yang berbakat, karena para guru hanya bisa memotivasi keterampilan yang dimiliki siswanya.
D. Ulasan Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari angket yang penulis jalankan ada beberapa pemikiran dalam pengembangan kompetensi pedagogik guru MTs. Al-Khairiyah antara lain yaitu: Dalam kegiatan belajar mengajar para guru mempersiapkan dengan baik materi-materi yang akan disampaikan kepada peserta didik, seperti: membuat RPP, menjelaskan tujuan pembelajaran, menyusun standar isi kurikulum sebagai acuan untuk pedoman dalam pembelajaran dan lain-lain. Namun para guru masih menemukan kesulitan dalam menyiapkan alat peraga yang
55
memadai dan RPP yang mereka buat merupakan RPP tahun-tahun sebelumnya yang tidak pernah direvisi. Untuk itu perlu adanya ide-ide atau usaha-usaha apa saja yang harus ditingkatkan oleh kepala sekolah untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang ada di sekolah ini. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil angket para guru “bahwa para guru di sekolah telah melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tetapi kepala sekolah juga mengungkapkan kadangkadang para guru mengalami kesulitan dalam menyiapkan alat peraga yang memadai. Selain mempersiapkan pembelajaran para guru juga melaksanakan pembelajaran,
seperti:
mengadakan
praktek
sesuai
dengan
materi,
mengaktifkan siswa dalam proses mengajar dan lain-lain. Namun kadang kala para guru mengabaikan hal yang kecil misalnya melakukan tanya jawab sebelum memulai pelajaran. Hal seperti ini bisa menghambat kegiatan belajar mengajar berlangsung, dengan adanya tanya jawab sebelum memulai pelajaran para guru bisa merangsang pengetahuan peserta didik. Dan para guru juga mengalami kesulitan dalam menggunakan sumber metode. Hal ini dikarenakan kurang memaksimalkan media belajar yang ada sehingga para guru mengalami kesulitan saat KBM berlangsung, hal ini bisa membuat peserta didik bosan dan memperlambat KBM yang telah di tentukan oleh sekolah. * Untuk pemahaman terhadap peserta didik telah banyak usaha-usaha yang dilakukan oleh para guru, seperti: memahami kesulitan belajar peserta didik, memahami kondisi fisik, pertumbuhan dan perkembangan kognitif serta minat belajar peserta didik. Dalam hal ini para guru hanya memahami atau mengetahui kegiatan-kegiatan peserta didiknya hanya dilingkungan sekolah saja. Dan hal-hal yang berhubungan diluar sekolah para guru kurang memahami atau kurang mengetahui seperti, latar belakang keluarga,
*
Lihat lampiran 5 hal. 78-81
56
kemampuan ekonomi orang tua peserta didik dan pergaulan diluar sekolah peserta didik. * Untuk pengembangan potensi peserta didik telah banyak usaha-usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan menambah kegiatan ekstrakurikuler, seperti: marawis, paskibra, pencak silat dll. Selain itu di sekolah ini juga pernah menjuarai perlombaan puisi mendapat juara 3 tingkat SLTP se-Jakarta Selatan, pildacil mendapat juara 2 tingkat se-Kecamatan dan lain-lain. Berdasarkan hasil angket yang dijalankan pada para guru terbukti bahwa usaha-usaha para guru dalam memotivasi dan mengarahkan peserta didiknya dalam keterampilan kurang maksimal karena para guru hanya bisa memotivasi tanpa merealisasikan bakat peserta didiknya (dalam bentuk tindakan yang nyata). * Di sekolah ini juga memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap. Tabel 18 Deskripsi data Kompetensi pedagogik guru Jumlah
Aspek penelitian
Jumlah item
Skor
Pemahaman
11
904
8
715
7
928
13
962
4
342
responden terhadap peserta didik Perencanaan pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran Evaluasi hasil belajar Pngembangan potensi peserta didik * *
Lihat lampiran 5 hal. 72-75 Lihat lampiran 5 hal. 85-86
57
29
5 aspek
43 item
3851
Selanjutnya untuk mengetahui keadaan/ kondisi atau tiap-tiap aspek digunakan sebagaimana tabel 19 di bawah ini: Tabel 19 Nilai rata-rata skor penelitian Aspek
Skor
Pemahaman
904
terhadap
Nilai
Nilai
Harapan
Skor
(NH)
(NS)
NS X 100%
Kategori Nilai
11 x 4 = 904 : 29=
31,17/44x100%= Cukup
44
31,17
70,8
8 x 4 = 32
715 : 29=
24,65/32x100%= Baik
24,65
77,03
547 : 29=
18,86/28x100%= Cukup
18,86
67,36
baik
peserta didk Perencanaan
715
pembelajaran Pelaksanaan
547
7 x 4 = 28
pembelajaran Evaluasi
hasil 962
belajar Pengembangan
342
baik
13 x 4 = 962 : 29=
33,17/52x100%= Cukup
52
33,17
63,79
4 x 4 = 16
342 : 29=
11,79/16x100%= Cukup
11,79
73,70
potensi peserta
baik baik
didik Rata-rata
352,68/5x100%= Cukup 70,53%
baik
Dari tabel hasil perhitungan tersebut dapat di ketahui bahwa, pemahaman terhadap peserta didik berkategori cukup baik, yaitu 70,8%. Hal tersebut dapat dilihat pada jawaban responden (guru) yang dapat memahami kecerdasan, kemauan dalam belajar serta pergaulan peserta didik di sekolah atau di luar sekolah. Perencanaan pembelajaran bekategori baik, yaitu 77,03%. Hal ini terlihat pada jawaban responden atau guru yang mempersiapkan diri dan materi
58
sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran berkategori cukup baik yaitu, 67,36%. Hal ini terlihat pada jawaban responden atau guru yang menguasai materi dan menggunakan berbagai metode serta menciptakan suasana belajar yang aktif dan kondusif. Evaluasi hasil belajar berkategori cukup baik yaitu 63,79%. Hal ini terlihat pada jawaban responden atau guru yang rutin mengadakan evaluasi agar peserta didik dan guru bisa meningkatkan kemampuan yang sudah dimiliki. Sedangkan pengembangan peserta didik berkategori cukup baik, yaitu 73,70%. Hal ini terlihat pada jawaban guu yang memotivasi keterampilan belajar siswa.
59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai Kompetensi Pedagogik Guru MTs. Al-Khairiyah Jakarta Selatan dapat disimpulkan, bahwa secara umum kompetensi pedagogik guru sudah cukup baik, ini terlihat pada perhitungan nilai rata-rata skor penelitian sebesar 70,53%, yang meliputi: pemahaman
peserta
didik,
perencanaan
pembelajaran,
pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan potensi peserta didik. Kompetensi
pedagogik
guru
MTs
Al-Khairiyah
Jakarta
Selatan
menunjukkan bahwa guru senantiasa berusaha memahami karakteristik atau perbedaan peserta didik, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan aktif. Selain itu guru juga membuat RPP sebagai acuan dalam mengajar. Dengan RPP tersebut guru bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik, sehingga kesulitan belajar dapat diketahui dan ditindak lanjuti agar tercapai tujuan pembelajaran.
59
60
B. Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian di atas, peneliti mengajukan beberapa saran kepada: 1. Para guru agar terus berusaha meningkatkan kemampuan dalam proses pembelajaran,
memanfaatkan
media
pembelajaran
yang
tersedia,
mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan sekolah, mengaplikasikan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan bidang studi yang di ajarkan. 2. Kepala sekolah sebagai manajer atau pemimpin dalam lembaga pendidikan harus mampu menyelesaikan masalah yang terjadi dilembaga tersebut, terutama masalah Kompetensi Pedagogik Guru dengan mengikutsertakan guru-guru dalam pelatihan, kemudian Kepala sekolah juga memberikan motivasi kepada guru-guru yang belum mendapatkan gelar Strata 1 (S1) agar mereka termotivasi untuk melanjutkan pendidikannya.
61
DAFTAR PUSTAKA A.M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Cet.14, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 Aliyah Nur, Pelaksanaan Kode Etik Guru di SMP Negeri 215 Jakarta, Skripsi Strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008) Badudu, J.S., Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia, Jakarta: Buku Kompas, 2003 Dimulya, Cahya., Wira., Implementasi Manajemen Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMP Islam Al-Ihsan, Skripsi KIMP UIN Jakarta, Perpustakaan Utama, 2006.,td Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam interaksi edukatif, Cet.1 Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000 Darajat, Zakiyah, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Cet.1, Jakarta: Ruhama, 1994 Evita, dkk, Psikologi Pendidikan, Lembaga Akta Mengajar Universitas Negeri Jakarta: 2004 Mahmuddin, Kompetensi Pedagogik Guru Indonesia, dari http://mahmuddin.wordpress.com/2008/03/19/kompetensi-pedagogik-guruindonesia/, 19 Maret 2008 Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002 Mulyasa, E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Cet.1, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007 Nata, Abudin, Filsafat Pendidikan Islam I, Ciputat: Gaya Media Pratama, 2005 Nasution, S, Sosiologi Pendidikan, Cet. 1, Jakarta:Bumi Aksara, 1995 Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Cet. Ke-15, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003
61
62
Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis, Cet. III, Jakarta: Kencana, 2007 Rukmana, Ade, Pengelolaan Kelas, Cet. 1, Bandung: UPI Press, 2006 Riva, M., Dede, Mengenali dan Mengmbangkan Berbagai Potensi Peserta Didik, www.goegle.com, 06 November 2009 Sabri, Alisuf, Ilmu Pendidikan, Cet. Ke-1, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999 Sarimaya, Farida, Sertifikasi Guru Apa, Mengapa dan Bagaimana, Cet. Ke-1, Bandung: Yrama Widya, 2008 Solihin, Drs., Guru Antara Renumerasi dan Profesionalisme, dari http://www.sumbawanews.com/berita/opini/guru-antara-renumerasi-danprofesionalisme.html, 23 Januari 2009 Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004 Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Cet. Ke-8 Ed. Ke-2, Jakarta: Remaja Rosda Karya, 1997
63
Lampiran 1 PEDOMAN ANGKET Kompetensi Pedagogik Guru MTs. Al-Khairiyah Petunjuk pengisian: 1. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan di bawah ini. 2. Berilah tanda ceklis (√) pada alternatif jawaban sesuai dengan Bapak/ibu guru rasakan. 3. Keterangan: SM: sangat memahami M: memahami KM: kurang memahami TM: tidak memahami, SL: selalu SR: sering KD: kadang-kadang TP: tidak pernah. 4. Tidak ada jawaban yang bernilai benar atau salah, tetapi yang ada kondisi Bapak/ibu guru rasakan. Hari/tanggal
:
Nama
:
Jabatan
:
No
Pemahaman peserta didik
. 1.
Bapak/ibu guru memahami kecerdasan peserta didik dalam bidang studi yang ibu ampuh.
2.
Bapak/ibu guru memahami bakat peserta didik dalam bidang studi yang ibu ajar.
3.
Bapak/ibu guru memahami kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam belajar.
4.
Bapak/ibu guru memahami pergaulan peserta didik di sekolah.
5.
Bapak/ibu guru memahami pergaulan peserta didik di luar sekolah.
6.
Bapak/ibu guru memahami latar belakang keluarga peserta didik
SL
SR
KD
TP
64
7.
Bapak/ibu guru memahami kemampuan ekonomi orang tua peserta didik.
8.
Bapak/ibu guru memahami kesulitan belajar peserta didik di sekolah.
9.
Bapak/ibu guru memahami kondisi fisik dari masing-masing peserta didik.
10.
Bapak/ibu guru memahami pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang dimiliki peserta didik.
11.
bapak/ibu guru memahami minat belajar peserta didik dalam pembelajaran.
.
Perencanaan pembelajaran
SL
12.
Bapak/ibu guru membuat RPP hanya buang-buang waktu saja.
13.
Bapak/ibu guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
14.
Bapak/ibu guru membuat silabus atau satuan pembelajaran.
15.
Bapak/ibu guru menyusun standar isi kurikulum sebagai acuan untuk pedoman dalam pembelajaran.
16. Bapak/ibu
guru
membuat
bahan
ajar
yang
digunakan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan. 17. Bapak/ibu guru menyiapkan alat peraga dalam pembelajaran. 18.
Bapak/ibu guru menyiapkan metode yang relevan dengan materi yang akan di ajarkan.
19.
Bapak/ibu guru selalu menyiapkan RPP setiap kali mengajar.
SR
KD
TP
65
Pelaksanaan pembelajaran
SL
SR
KD
TP
SL
SR
KD
TP
20. Bapak/ibu guru melakukan Tanya jawab sebelum memulai pelajaran. 21. Bapak/ibu guru mengadakan praktek sesuai dengan materi. 22. Bapak/ibu guru mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar 23. Bapak/ibu guru menguasai materi pelajaran yang akan di ajarkan. 24. Bapak/ibu
guru
mengalami
kesulitan
dalam
menggunakan sumber metode. 25. Bapak/ibu guru memulai dan mengakhiri pelajaran tepat pada waktunya. 26. Bapak/ibu guru dapat mengekspresikan segenap kemampuan mengajar.
Evaluasi hasil belajar 27. Bapak/ibu
guru
mengevaluasi
setiap
akhir
pembelajaran. 28.
Bapak/ibu guru mengoreksi pembelajaran siswa.
29.
Bapak/ibu guru menyusun hasil penilaian siswa kedalam portofolio.
30.
Bapak/ibu guru melakukan penilaian rutin (ulangan harian, ulangan bulanan, tengah semester dan akhir semester).
31.
Bapak/ibu
guru
berusaha
kemampuan
yang
guru
meningkatkan
miliki
di
dalam
pembelajaran. 32.
Bapak/ibu guru membuat hasil laporan sekolah untuk diberikan kepada orang tua siswa.
66
33.
Bapak/ibu
guru
melaksanakan
evaluasi
pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. 34.
Bapak/ibu guru melakukan penjelasan materi kembali dan pemberian tugas tambahan pada siswa sebagai perbaikan.
35.
Bapak/ibu guru melaksanakan evaluasi secara rutin.
36.
Bapak/ibu guru memberikan nilai kepada siswa secara objektif.
37. Bapak/ibu guru memberikan tes dengan pertanyaan yang mudah dimengerti 38
Bapak/ibu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang telah disampaikan.
39.
Bapak/ibu guru melakukan penilaian setelah satuan pokok bahan selesai dipelajari siswa.
Pengembangan potensi peserta didik. 40.
SL
Bapak/ibu guru memotivasi keterampilan belajar siswa.
41.
Bapak/ibu guru
memberikan kursus bagi siswa
yang berbakat. 42. Bapak/ibu guru mengabaikan potensi siswa yang berbakat. 43.
Bapak/ibu
guru
mengaktualisasikan dimilikinya.
memotivasi
siswa
untuk
berbagai
potensi
yang
SR KD
TP
67
Lampiran 2 PEDOMAN WAWANCARA Hari/tanggal
:
Tempat
:
Nama
:
Jabatan
:
1. Sejak kapan Bapak menjadi kepala sekolah? 2. Bagaimana menurut Bapak penilaian tentang kompetensi guru di sekolah yang Bapak pimpin ini? 3. Kegiatan apa saja yang Bapak berikan dalam meningkatkan kompetensi guru di sekolah ini? 4. Apakah para guru mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya? 5. Bagaimana komunikasi Bapak dengan para guru yang ada di sekolah ini dan hal-hal apa saja yang Bapak bahas? 6. Metode apa saja yang di gunakan dalam mengajar? 7. Hal apa yang Bapak gunakan untuk meningkatkan kompetensi guru di sekolah ini? 8. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dalam peningkatan kompetensi guru di sekolah ini? 9. Bagaimana upaya Bapak/ibu dalam meningkatkan wawasan keilmuan para guru?
68
Lampiran 3 HASIL WAWANCARA Hasil wawancara Kepala sekolah MTs. Al-Khairiyah 1. Sejak kapan Bapak menjadi kepala sekolah? Jawaban: Saya sudah menjabat Kepala sekolah sejak tanggal 25 Juli 2009, berarti saya sudah menjabat kurang lebih 4 bulan dari bulan Juli, yang sebelumnya saya menjadi guru IPA di sekolah ini. 2. Bagaimana menurut Bapak penilaian tentang kompetensi guru di sekolah yang Bapak pimpin ini? Jawaban: Alhamdulilah, berdasarkan pengamatan saya kualitasnya cukup baik. 3. Kegiatan apa saja yang Bapak berikan dalam meningkatkan kompetensi guru di sekolah ini? Jawaban: Kegiatan yang saya berikan dalam meningkatkan kompetensi guru lebih membimbing kearah pengembangan kurikulum. 4. Apakah para guru mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya? Jawaban: Sebagian besar para guru di sekolah ini mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya. 5. Bagaimana komunikasi Bapak dengan para guru yang ada di sekolah ini dan hal-hal apa saja yang Bapak bahas? Jawaban: Alhamdulilah, komunikasi saya dengan para guru cukup baik, halhal sering kami bahas yaitu tentang prestasi belajar siswa, prestasi olah raga dan prestasi seni di sekolah ini yang harus lebih ditingkatkan, guna menunjang potensi peserta didik di sekolah maupun di luar sekolah. 6. Metode apa saja yang di gunakan dalam mengajar? Jawaban: Metode mengajar di sekolah ini sebagian besar menggunakan metode ceramah, namun ada juga sebagian guru mengajar menggunakan metode tanya jawab dan diskusi. 7. Hal apa yang Bapak gunakan untuk meningkatkan kompetensi guru di sekolah ini?
69
Jawaban: Dalam meningkatkan kompetensi guru, ada beberapa langkah yang biasa kami lakukan dalam upaya meningkatkan kompetensi guru, antara lain: mengikutsertakan dalam penataran, workshop dan mendukung serta memotivasi guru dalam melanjutkan studinya. 8. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dalam peningkatan kompetensi guru di sekolah ini? Jawaban:
Faktor-faktor
yang
menjadi
kendala
dalam
meningkatkan
kompetensi guru adalah kurangnya biaya dan waktu. 9. Bagaimana upaya Bapak/ibu dalam meningkatkan wawasan keilmuan para guru? Jawaban: Upaya-upaya dalam meningkatkan wawasan keilmuan para guru yaitu memberikan kesempatan bagi para guru untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi.
Interviewee, Kepala Sekolah
Jakarta, 17-November-2009 Interviewer,
Hasanah A. Hidayat, S.Pd., M.Si. NIP. 150 385 522
70
71
Lampiran 5 A. Kompetensi Pedagogik Guru dalam pemahaman terhadap peserta didik. Tabel 1 Bapak/ibu guru memahami kecerdasan peserta didik dalam bidang studi yang ibu ampuh No
Alternatif jawaban
F
P%
Sangat memahami
6
10%
Memahami
23
90%
Kurang memahami
-
-
Tidak memahami
-
-
29
100%
soal 1
Jumlah Tabel 2
Bapak/ibu guru memahami bakat peserta didik dalam bidang studi yang ibu ajar No
Alternatif jawaban
F
P%
Sangat memahami
5
5%
Memahami
21
90%
Kurang memahami
3
5%
Tidak memahami
-
-
29
100%
soal 2
Jumlah Tabel 3
Bapak/ibu guru memahami kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam belajar No soal 3
Alternatif jawaban
F
P%
Sangat memahami
1
5%
Memahami
27
90%
72
Kurang memahami
1
5%
Tidak memahami
-
-
29
100%
Jumlah Tabel 4
Bapak/ibu guru memahami pergaulan peserta didik di sekolah No soal 4
Alternatif jawaban
F
P%
Sangat memahami
4
5%
Memahami
22
90%
Kurang memahami
3
5%
Tidak memahami
-
-
29
100%
Jumlah Tabel 5
Bapak/ibu guru memahami pergaulan peserta didik di luar sekolah No soal 5
Alternatif jawaban
F
P%
Sangat memahami
-
-
Memahami
5
5%
Kurang memahami
24
95%
-
-
29
100%
Tidak memahami Jumlah Tabel 6
Bapak/ibu guru memahami latar belakang keluarga peserta didik No soal 6
Alternatif jawaban
F
P%
Sangat memahami
-
-
Memahami
9
10%
Kurang memahami
20
90%
-
-
29
100%
Tidak memahami Jumlah
73
Tabel 7 Bapak/ibu guru memahami kemampuan ekonomi orang tua peserta didik No soal 7
Alternatif jawaban
F
P%
Sangat memahami
1
5%
Memahami
5
5%
Kurang memahami
23
90%
-
-
29
100%
Tidak memahami Jumlah Tabel 8
Bapak/ibu guru memahami kesulitan belajar peserta didik di sekolah No soal 8
Alternatif jawaban
F
P%
Sangat memahami
5
5%
Memahami
23
90%
Kurang memahami
1
5%
Tidak memahami
-
-
29
100%
Jumlah Tabel 9
Bapak/ibu guru memahami kondisi fisik dari masing-masing peserta didik No soal 9
Alternatif jawaban
F
P%
Sangat memahami
2
5%
Memahami
23
90%
Kurang memahami
4
5%
Tidak memahami
-
-
29
100%
Jumlah
74
Tabel 10 Bapak/ibu guru memahami pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang di miliki peserta didik No soal 10
Alternatif jawaban
F
P%
Sangat memahami
6
10%
Memahami
19
85%
Kurang memahami
4
5%
Tidak memahami
-
-
29
100%
Jumlah Tabel 11
Bapak/ibu guru memahami minat belajar peserta didik dalam pembelajaran No soal 11
Alternatif jawaban
F
P%
Sangat memahami
2
5%
Memahami
26
90%
Kurang memahami
1
5%
Tidak memahami
-
-
29
100%
Jumlah
B. Kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan pembelajaran Tabel 12 Bapak/ibu guru membuat RPP hanya buang-buang waktu saja No soal 12
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
3
5%
Sering
2
5%
Kadang-kadang
16
80%
Tidak pernah
8
10%
Jumlah
29
100%
75
Tabel 13 Bapak/ibu guru menjelaskan tujuan pembelajaran No soal 13
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
7
10%
Sering
17
85%
Kadang-kadang
5
5%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah Tabel 14
Bapak/ibu guru membuat silabus atau satuan pembelajaran No soal 14
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
16
45%
Sering
12
40%
Kadang-kadang
1
5%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah Tabel 15
Bapak/ibu guru menyusun standar isi kurikulum sebagai acuan untuk pedoman dalam pembelajaran No soal 15
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
15
50%
Sering
9
27%
Kadang-kadang
5
23%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah
76
Tabel 16 Bapak/ibu guru membuat bahan ajar yang digunakan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan No soal 16
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
13
47,5%
Sering
13
47,5%
Kadang-kadang
3
5%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah Tabel 17
Bapak/ibu guru menyiapkan alat peraga dalam pembelajaran No soal 17
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
2
5%
Sering
3
5%
Kadang-kadang
24
90%
-
-
29
100%
Tidak pernah Jumlah Tabel 18
Bapak/ibu guru menyiapkan metode yang relevan dengan materi yang akan di ajarkan No soal 18
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
10
40%
Sering
12
47%
Kadang-kadang
7
13%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah
77
Tabel 19 Bapak/ibu guru menyiapkan RPP setiap kali mengajar No soal 19
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
11
46%
Sering
8
10%
Kadang-kadang
10
44%
Tidak pernah
-
-
Jumlah
29
100%
C. Kompetensi pedagogik guru dalam pelaksanaan pembelajaran Tabel 20 Bapak/ibu guru melakukan Tanya jawab sebelum memulai pelajaran No soal 20
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
11
40%
Sering
5
5%
Kadang-kadang
13
55%
-
-
29
100%
Tidak pernah Jumlah Tabel 21
Bapak/ibu guru mengadakan praktek sesuai dengan materi No soal 21
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
7
10%
Sering
12
50%
Kadang-kadang
10
40%
-
-
29
100%
Tidak pernah Jumlah
78
Tabel 22 Bapak/ibu guru mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar No soal 22
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
10
10%
Sering
18
85%
Kadang-kadang
1
5%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah Tabel 23
Bapak/ibu guru menguasai materi pelajaran yang akan di ajarkan No soal 25
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
23
90%
Sering
6
10%
Kadang-kadang
-
-
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah Tabel 24
Bapak/ibu guru mengalami kesulitan dalam menggunakan sumber metode No soal 26
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
-
-
Sering
5
5%
Kadang-kadang
21
90%
Tidak pernah
3
5%
Jumlah
29
100%
79
Tabel 25 Bapak/ibu guru memulai dan mengakhiri pelajaran tepat pada waktunya No soal 28
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
15
60%
Sering
11
35%
Kadang-kadang
3
5%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah Tabel 26
Bapak/ibu guru dapat mengekspresikan segenap kemampuan mengajar No soal 29
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
13
40%
Sering
14
55%
Kadang-kadang
2
5%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah
D. Kompetensi pedagogik guru dalam evaluasi hasil belajar Tabel 27 Bapak/ibu guru mengevaluasi setiap akhir pembelajaran No soal 30
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
11
60%
Sering
10
30%
Kadang-kadang
8
10%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah
80
Tabel 28 Bapak/ibu guru mengoreksi pembelajaran siswa No soal 31
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
13
25%
Sering
14
70%
Kadang-kadang
2
5%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah Tabel 29
Bapak/ibu guru menyusun hasil penilaian siswa kedalam portofolio No soal 32
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
6
10%
Sering
17
80%
Kadang-kadang
5
5%
Tidak pernah
1
5%
Jumlah
28
100%
Tabel 30 Bapak/ibu guru melakukan penilaian rutin (ulangan harian, ulangan bulanan, tengah semester dan akhir semester) No soal 33
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
22
85%
Sering
6
10%
Kadang-kadang
1
5%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah
81
Tabel 31 Bapak/ibu guru berusaha meningkatkan kemampuan yang guru miliki di dalam pembelajaran No soal 34
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
20
90%
Sering
9
10%
Kadang-kadang
-
-
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah Tabel 32
Bapak/ibu guru membuat hasil laporan sekolah untuk diberikan kepada orang tua siswa No soal 35
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
17
80%
Sering
6
10%
Kadang-kadang
6
10%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah Tabel 33
Bapak/ibu guru melaksanakan evaluasi pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan No soal 36
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
15
85%
Sering
10
10%
Kadang-kadang
4
5%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah
82
Tabel 34 Bapak/ibu guru melakukan penjelasan materi kembali dan pemberian tugas tambahan pada siswa sebagai perbaikan No soal 37
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
8
10%
Sering
17
85%
Kadang-kadang
4
5%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah Tabel 35
Bapak/ibu guru melaksanakan evaluasi secara rutin No soal 38
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
11
35%
Sering
14
60%
Kadang-kadang
4
5%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah Tabel 36
Bapak/ibu guru memberikan nilai kepada siswa secara objektif No soal 39
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
13
80%
Sering
10
10%
Kadang-kadang
6
10%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah
83
Tabel 37 Bapak/ibu guru memberikan tes dengan pertanyaan yang mudah dimengerti No soal 23
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
11
25%
Sering
17
70%
Kadang-kadang
1
5%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah Tabel 38
Bapak/ibu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang telah disampaikan No soal 24
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
18
85%
Sering
9
10%
Kadang-kadang
2
5%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah Tabel 39
Bapak/ibu guru melakukan penilaian setelah satuan pokok bahan selesai dipelajari siswa No soal 27
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
13
50%
Sering
12
45%
Kadang-kadang
4
5%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah
84
E. Kompetensi pedagogik guru dalam pengembangan potensi peserta didik Tabel 40 Bapak/ibu guru memotivasi keterampilan belajar siswa No soal 40
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
20
85%
Sering
7
10%
Kadang-kadang
2
5%
Tidak pernah
-
-
29
100%
Jumlah Tabel 41
Bapak/ibu guru memberikan kursus bagi siswa yang berbakat No soal 41
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
-
-
Sering
2
5%
Kadang-kadang
9
10%
Tidak pernah
18
85%
Jumlah
29
100%
Tabel 42 Bapak/ibu guru mengabaikan potensi siswa yang berbakat No soal 42
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
-
-
Sering
-
-
Kadang-kadang
11
15%
Tidak pernah
18
85%
Jumlah
29
100%
85
Tabel 43 Bapak/ibu guru memotivasi siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya No soal 43
Alternatif jawaban
F
P%
Selalu
12
75%
Sering
9
10%
Kadang-kadang
7
10%
Tidak pernah
1
5%
Jumlah
29
100%
86
Lampiran 7 STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH MTs. AL-KHAIRIYAH TAHUN 2009-2010 Kepala Sekolah A. Hidayat, S. Pd, M. Si
Wakil Kepala Sekolah Dra. Saidah Ahpas
Dewan/Komite H. Ahmad Ma’mun
Staf Bid Kurikulum Ummi Anjariyah, S. Ag
Kepala TU/Bendahara Ma’mun Ibrahim
Staf Bid Kesiswaan H. Samsul Bahri, S. Ag
Staf Bid Sarana/Prasarana Alfi Rusdiawati, S. Ag
Wali Kelas Karyawan Lain
Staf TU
Guru Mata Pelajaran
Siswa-siswi
Masyarakat
87
ABSTRAK Skripsi dengan judul “Kompetensi Pedagogik Guru MTs Al-Khairiyah Jakarta” di tulis oleh Hasanah: 105018200717 di bawah bimbingan Bpk. Faridal Arkam, M.Pd. Skripsi ini mendeskripsikan mengenai kompetensi pedagogik guru MTs AlKhairiyah. Penelitian ini membahas tentang Kompetensi Pedagogik Guru MTs AlKhairiyah yang meliputi lima komponen yaitu pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan potensi peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menganalisis tentang Kompetensi Pedagogik Guru MTs. Al-Khairiyah Jakarta Selatan dan lokasi penelitian ini di MTs. Al-Khairiyah Jakarta Selatan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif, metode ini penulis dukung dengan teknik pengumpulan data yang meliputi: teknik observasi, wawancara, teknik angket dan dokumentasi. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus presentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru MTs. AlKhairiyah Jakarta Selatan berkategori cukup baik yakni dengan skor rata-rata 70,53%, yang meliputi: pemahaman peserta didik, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan potensi peserta didik. Kompetensi pedagogik guru MTs Al-Khairiyah Jakarta Selatan menunjukkan bahwa guru senantiasa berusaha memahami karakteristik atau perbedaan peserta didik, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan aktif. Selain itu guru juga membuat RPP sebagai acuan dalam mengajar. Dengan RPP tersebut guru bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik, sehingga kesulitan belajar dapat diketahui dan ditindak lanjuti agar tercapai tujuan pembelajaran. Namun meskipun demikian penulis memberikan saran bagi guru agar lebih mengikutsertakan lagi dalam seminar/pelatihan untuk menunjang kompetensi pedagogik guru lebih baik.
i
88
DAFTAR ISI Hal ABSTRAK .....................................................................................................
i
KATA PENGANTAR....................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
vi
PENDAHULUAN .......................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ................................................................
4
C. Pembatasan Masalah ...............................................................
4
D. Perumusan Masalah ................................................................
4
E. Manfaat Penelitian ..................................................................
5
BAB I
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR A. KAJIAN TEORITIS 1. Hakikat Profesi Guru
2.
3.
a. Definisi Guru................................................................
6
b. Tugas Dan Tanggung Jawab Guru …………………..
9
c. Peranan Guru................................................................
10
Kompetensi Guru a. Definisi Kompetensi Guru...........................................
14
b. Macam-macam Kompetensi Guru ...............................
16
Hakikat Kompetensi Pedagogik a. Pemahaman Terhadap Peserta Didik............................
21
b. Perancangan Pembelajaran...........................................
22
c. Pelaksanaan Pembelajaran............................................
23
d. Evaluasi Hasil Belajar ..................................................
24
e. Pengembangan Potensi Peserta didik ..........................
25
iv
89
B. KERNGKA BERFIKIR......................................................... BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ..................................................................
28
B. Metode Penelitian ..................................................................
28
C. Instrumen Penelitian ..............................................................
28
1.
BAB IV
BAB V
26
Kisi-kisi Instrumen..........................................................
28
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ............................
30
E. Teknik Pengumpulan Data.....................................................
30
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data...........................
31
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................
37
B. Deskripsi ...............................................................................
44
C. Analisis Data .........................................................................
44
D. Ulasan.....................................................................................
54
PENUTUP A.
Kesimpulan ...........................................................................
58
B.
Saran ......................................................................................
59
DAFTAR PUSTAKA
v
90
DAFTAR TABEL Hal Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Kompetensi Pedagogik Guru ..............
29
Tabel 2 Interval untuk masing-masing indikator ............................................
34
Tabel 3 Keadaan Siswa ...................................................................................
38
Tabel 4 Keadaan Guru, Tata Usaha dan Pembantu Umum ............................
40
Tabel 5 Alokasi Waktu KBM .........................................................................
43
Tabel 6 Keadaan Sarana dan Prasarana ..........................................................
44
Tabel 7 Presentase Kompetensi Pedagogik Guru ...........................................
45
vi
91
DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran 1 Pedoman Angket……………………………………………. 62 Lampiran 2 Pedoman wawancara………………………………………… 66 Lampiran 3 Hasil Wawancara……………………………………………. 67 Lampiran 4 Skor Angket Variabel Kompetensi Pedagogik guru………… 69 Lampiran 5 Presentase Kompetensi Pedagogik Guru……………………. 70 Lampiran 6 Struktur Organisasi sekolah…………………………………. 86 Lampiran 7 Struktur Organisasi sekolah…………………………………. 89 Lembar Pengajuan Judul Skripsi Surat Bimbingan Skripsi Surat Permohonan Izin Penelitian Surat Keterangan Penelitian dari MTs Al-Khairiyah
vii
92
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MTs Al-KHAIRIYAH JAKARTA SELATAN
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: HASANAH NIM:105018200717
Di bawah Bimbingan
Drs. Faridal Arkam, M. Pd NIP: 19500307 197903 1 004
PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEPENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010