BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki sejuta keindahan, baik dari faktor keadaan alamnya maupun kebudayaannya. Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, oleh sebab itu Indonesia memiliki keanekaragaman budaya. Budaya merupakan cerminan dari pola hidup suatu daerah. Kebudayaan merupakan sistem nilai, norma, gagasan, dan ide yang hidup dan dipergunakan oleh warga untuk berinteraksi dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun sosial. Unsur-unsur yang termasuk dalam kebudayaan adalah bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, nilai dan adat istiadat, serta cagar budaya. Warisan budaya harus dijaga dan dilestarikan. Salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan adalah bahasa daerah. Berdasarkan UU No. 24 Tahun 2009, bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan secara turun-temurun oleh warga negara Indonesia di daerah-daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahasa Jawa adalah bahasa daerah yang digunakan oleh suku bangsa Jawa, pada wilayah provinsi Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, dan Jawa Timur. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2012 tentang bahasa, sastra, dan aksara jawa, mengatur bahwa perlindungan, pembinaan dan pengembangan Bahasa Jawa dilaksanakan melalui pembelajaran di lingkungan sekolah. Dalam pendidikan, Bahasa Jawa termasuk dalam pelajaran muatan lokal. Walaupun Bahasa Jawa sudah menjadi mata pelajaran mulok yang wajib diajarkan di sekolah, akan tetapi hasil pembelajaran Bahasa Jawa masih tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan melalui hasil wawancara bersama guru dan siswa kelas VB pada SD Negeri Madegondo 01 Grogol Sukoharjo, yang dilaksanakan mulai tanggal 14 November 2015 didapatkan informasi bahwa hasil pembelajaran Bahasa Jawa masih rendah. Rendahnya kemampuan Bahasa Jawa dibuktikan pada tahap evaluasi. Kisi-kisi evaluasi pretes dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 154 dan soal pretes dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 156. Berdasarkan data hasil pre tes Bahasa Jawa yang dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2015 1
2 yaitu dari 23 siswa terdapat 19 siswa atau 82,60% siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM, sementara yang mendapatkan nilai lebih dari KKM sebanyak 4 siswa atau 17,40%. Daftar hasil pretes lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 160. Hasil belajar Bahasa Jawa di kelas VB SD Negeri Madegondo 01 Grogol Sukoharjo masih rendah. Masalahnya, siswa-siswa kurang tertarik dengan pelajaran Bahasa Jawa, bahkan cenderung menganggap tidak penting atau meremehkan pelajaran Bahasa Jawa. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas VB pada lampiran 4 halaman 146. Dalam pembelajaran Bahasa Jawa di kelas VB SD Negeri Madegondo 01 Grogol Sukoharjo, guru kelas belum menggunakan media pembelajaran. Hal ini disebabkan karena waktu pembelajaran Bahasa Jawa yang singkat. Ketika pembelajaran Bahasa Jawa tidak disampaikan secara variatif, maka timbul kesan bahwa pelajaran Bahasa Jawa tidak menarik dan membosankan. Beberapa siswa kelas VB SD Negeri Madegondo 01 berbicara dengan menggunakan bahasa campuran antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa. Berdasar hasil wawancara bersama siswa, hal ini disebabkan karena sebagian siswa kelas VB SD Negeri Madegondo 01 kurang paham mengenai kosakata Bahasa Jawa. Selain itu, sebagian siswa mengakui bahwa Bahasa Jawa menjadi pelajaran yang sulit karena terkadang mereka menjumpai beberapa kata dalam Bahasa Jawa yang asing sehingga tidak mengerti arti dan maksudnya. Lembar wawancara dengan siswa dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 152. Pada hakikatnya bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan berkomunikasi erat hubungannya dengan penguasaan
kosakata.
Menurut
Keraf
(2004:
23),
persyaratan
untuk
berkomunikasi adalah harus menguasai sejumlah besar kosakata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu pula menggerakkan kekayaan-kekayaan itu menjadi jaringan-jaringan kalimat yang jelas dan efektif sesuai dengan kaidah-kaidah sintaksis yang berlaku, untuk menyampaikan rangkaian pikiran dan perasaannya kepada anggota-anggota masyarakat lainnya. Nurhadi (1995: 330) menyebutkan bahwa kosakata memegang peranan penting
3 dalam hubungannya dengan pembelajaran sebuah bahasa. Penutur bahasa yang baik adalah penutur yang memiliki kekayaan kosakata yang cukup, sehingga mampu berkomunikasi dengan penutur asli bahasa itu dengan baik. Jadi, penguasaan kosakata dalam suatu bahasa sangat dibutuhkan agar seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan bahasa yang sama. Permasalahan yang terjadi pada siswa kelas VB SD Negeri Madegondo 01 Grogol Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016 adalah siswa merasa kesulitan pada mata pelajaran Bahasa Jawa karena terdapat kosakata Bahasa Jawa yang tidak
dimengerti
artinya.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kurangnya
pemahaman kosakata Bahasa Jawa di kelas VB SD Negeri Madegondo 01 Grogol Sukoharjo yaitu dikarenakan jumlah jam mengajar Bahasa Jawa yang sedikit, materinya banyak, guru belum pernah menggunakan media pembelajaran, dan siswa kurang tertarik dengan pelajaran Bahasa Jawa. Berdasarkan permasalahan di atas mengenai kurangnya pemahaman kosakata Bahasa Jawa, penulis mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara penggunaan media pembelajaran Word Wall. Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar, segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Menurut Hamalik (1986) bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa (Arsyad, 2011: 15). Jadi, melalui penggunaan media maka siswa dapat lebih aktif dan lebih tertarik
dalam
mengikuti
pembelajaran.
Selain
itu
penggunaan
media
pembelajaran juga dapat mengefektifkan pembelajaran. Media pembelajaran digunakan untuk mempermudah pembelajaran. Terdapat beragam jenis media pembelajaran yang bisa dijadikan sebagai media pembelajaran. Oleh sebab itu guru harus mampu memilih media pembelajaran yang tepat. Media Word Wall dapat memperluas perbendaharaan kosakata Bahasa Jawa siswa. Hal ini diperkuat dengan pendapat Cronsberry (2004: 5)
4 Vocabulary instruction using a word wall focuses on a small number of targeted vocabulary words that are key to student success in a unit and the course overall. Teachers decide whether to introduce new words weekly or to begin the unit by introducing all new vocabulary as an overview. yakni pembelajaran kosakata menggunakan Word Wall memusat pada sejumlah kecil kosakata yang menjadi sasaran atau target, yang merupakan kunci keberhasilan siswa pada unit materi secara keseluruhan. Guru menentukan apakah akan mengenalkan kosakata baru setiap minggunya atau memulai bab baru dengan mengenalkan semua kosakata baru sebagai sebuah gambaran umum. Peningkatan kosakata dengan menggunakan media Word Wall juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Umi Nadhiroh (2010) yang berjudul “The Effectiveness Of Word Wall Media In Improving The Fifth Year Students’ Mastery On Vocabulary At SDN 04 Sumberbendo Pucanglaban Tulungagung” diperoleh hasil Nilai
sebesar
lebih besar daripada
dan
(
sebesar
.
) pada taraf signifikansi
0,05 (5%). Hasil penelitian ini menunjukkan penguasaan kosakata siswa meningkat dan sangat terlihat jauh lebih baik dibandingkan dari sebelum menggunakan Word Wall. Jadi pembelajaran kosakata menggunakan Word Wall merupakan tindakan yang efektif untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa. Jadi penggunaan media Word Wall dapat meningkatkan pembelajaran kosakata pada mata pelajaran tertentu khususnya Bahasa Jawa. Media ini berupa papan pajangan yang beriisikan kosakata yang tidak dimengerti oleh siswa. Marzano (2004) mengatakan bahwa dinding kata adalah pajangan kata kunci yang terorganisir dan terus menerus diperbaharui yang menyediakan referensi visual untuk siswa ketika mempelajari unit tertentu (USAID, 2015: 125). Jadi, media ini terpajang di dinding kelas dan diperbaharui setiap pergantian materi yang berbeda. Kosakata yang tidak dimengerti siswa dapat selalu dilihat di dalam kelas sehingga siswa dapat lebih mengingat dan paham akan kosakata tersebut. Melalui media ini siswa dapat turut aktif dalam pembelajaran, karena siswa sendiri yang memilih kosakata tersebut. Pembuatan media Word Wall juga dapat menyalurkan daya kreativitas
siswa
sehingga
pembelajaran
menjadi
menarik
dan
tidak
5 membosankan. Berdasar pemikiran tersebut, maka peneliti memfokuskan penelitian pada peningkatan pemahaman kosakata Bahasa Jawa dengan menggunakan media pembelajaran Word Wall. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Pemahaman Kosakata Bahasa Jawa melalui Media Word Wall pada Siswa Kelas VB SD Negeri Madegondo 01 Grogol Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah penggunaan media pembelajaran Word Wall dapat meningkatkan pemahaman kosakata Bahasa Jawa siswa kelas VB SD Negeri Madegondo 01 Grogol Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016? 2. Bagaimanakah proses penerapan media pembelajaran Word Wall sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman kosakata Bahasa Jawa siswa kelas VB SD Negeri Madegondo 01 Grogol Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah di atas adalah: 1. Meningkatkan pemahaman kosakata Bahasa Jawa pada siswa dengan penggunaan media pembelajaran Word Wall siswa kelas VB SD Negeri Madegondo 01 Grogol Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016. 2. Mendeskripsikan proses penerapan media pembelajaran Word Wall sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman kosakata Bahasa Jawa siswa kelas VB SD Negeri Madegondo 01 Grogol Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016.
6 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahun baru tentang pemahaman kosakata Bahasa Jawa melalui media pembelajaran Word Wall. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian sejenis. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut: a. Bagi Siswa 1) Penerapan media pembelajaran Word Wall dapat membuat siswa termotivasi untuk belajar kosakata Bahasa Jawa. 2) Media pembelajaran Word Wall dapat meningkatkan pemahaman kosakata Bahasa Jawa dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa mampu berbahasa Jawa dengan baik. b. Bagi Guru 1) Hasil penelitian ini menjadi bahan masukan dan alternatif bagi guru dalam rangka mengembangkan penggunaan media pembelajaran untuk mengajarkan
pembelajaran
Bahasa
Jawa
terutama
dalam
perbendaharaan kosakata. 2) Penelitian ini sebagai sarana guru untuk mengembangkan media pembelajaran dalam berbagai pembelajaran. c. Bagi Sekolah 1) Hasil penelitian ini memberikan masukan positif bagi peningkatan mutu kegiatan pembelajaran melalui media pembelajaran Word Wall. 2) Hasil penelitian ini memberikan pengalaman bagi sekolah dalam menerapkan media pembelajaran Word Wall dalam pembelajaran.
7 3) Hasil penelitian dapat mewujudkan pembelajaran yang efektif, kreatif, dan inovatif melalui media pembelajaran Word Wall. 4) Hasil penelitian dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sekolah dengan menggunakan media pembelajaran Word Wall. d. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman mengenai penggunaan media pembelajaran Word Wall untuk meningkatkan pemahaman kosakata Bahasa Jawa, serta meningkatkan pemahaman mengenai pelajaran Bahasa Jawa.