BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit harus mempunyai kemampuan pelayanan sekurang-kurangnya pelayanan medik umum, gawat darurat, pelayanan keperawatan, rawat jalan, rawat inap, operasi/bedah, pelayanan medik spesialis dasar, penunjang medik, farmasi, gizi, sterilisasi, rekam medik, pelayanan administrasi dan manajemen, penyuluhan kesehatan masyarakat, pemulasaran jenazah, laundry, dan ambulance, pemeliharaan sarana rumah sakit, serta pengolahan limbah (Permenkes RI, 2010). RS Imanuel Way Halim Bandar Lampung yang merupakan rumah sakit swasta tipe C yang berada di bawah Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia, dan saat ini sedang berusaha meningkatkan tipe rumah sakitnya menjadi rumah sakit tipe B. RS Imanuel yang berada di ibukota propinsi Lampung merupakan rumah sakit swasta pertama di Lampung yang lulus akreditasi penuh tingkat dasar yang pertama di tahun 2008 dan telah terakreditasi kembali pada bulan Januari 2012. Rumah sakit ini memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 112 tempat tidur, meliputi 5 ruang rawat inap (dewasa, anak, kebidanan, ICU, VIP), Hemodialisa dan KO. Rawat jalan menyediakan pelayanan klinik umum, klinik gigi, klinik gizi, dan klinik spesialis. Visi dari RS ini yaitu: “ menjadi rumah sakit tipe B pendidikan yang memberikan pelayanan terbaik (best practises) dengan penuh kasih kepada pasien serta keluarga pasien”. Misi dari RS Imanuel adalah memberikan pelayanan kesehatan yang berfokuskan pada loyalitas pasien, memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada pelayanan yang terpadu, bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien, memberikan pelayanan kesehatan dengan menerapkan prinsip prinsip Kristen, memberikan pelayanan yang berkomitmen pada perubahan dan peningkatan
organisasi secara berkelanjutan, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan guna mewujudkan tenaga
kesehatan
yang profesional
dan takut
akan Tuhan,
menyelenggarakan penelitian dan pengembangan serta penapisan tehnologi bidang kesehatan. Sebagai sarana belajar dari berbagai lembaga pendidikan kesehatan, baik yang berada di daerah Lampung maupun dari luar propinsi Lampung, RS Imanuel dituntut menjadi contoh yang baik dalam pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu. Untuk mewujudkan visi misi tersebut diperlukan pembenahan secara berkesinambungan guna memberikan pelayanan yang unggul bagi klien. Salah satu upaya dalam meningkatkan pelayanan rumah sakit adalah dengan meningkatkan kinerja keperawatan yang baik, khususnya dalam menerapkan standar asuhan keperawatan. Pelayanan kesehatan klien di rumah sakit tidak lepas dari pentingnya pelayanan keperawatan, oleh karena itu profesi keperawatan harus sejalan dengan kualitas asuhan yang diberikan. Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh yang merupakan salah satu tolak ukur bagi keberhasilan pencapaian tujuan rumah sakit. Pelaksanaan pelayanan keperawatan suatu rumah sakit tak akan berjalan dengan baik apabila proses keperawatan yang dilaksanakan tidak terstruktur dengan baik pula (PPNI 2010). Pelayanan keperawatan yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dalam menjalankan tugas kesehariannya juga memiliki kepentingan untuk menjaga mutu pelayanan, terlebih lagi pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah Rumah Sakit di mata masyarakat. Oleh karena itu, dituntut adanya profesionalisme perawat pelaksana maupun perawat pengelola dalam memberikan dan mengatur kegiatan keperawatan kepada pasien. Observasi melalui wawancara yang di lakukan di RS Imanuel di tahun 2011 di ketahui belum adanya penilaian secara khusus terhadap kinerja perawat pelaksana per unit pelayanan. Dalam survey yang di lakukan oleh tim mutu RS Imanuel di tahun 2011 di dapatkan data tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat jalan kurang dari 90 %. Analisa persepsi kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RS Imanuel tahun 2011 baru mencapai nilai rata rata 88,1 %.
Angka kepuasan pelanggan rawat inap ini kurang dari Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yaitu ≥ 90 % (Kepmenkes RI, 2008). Selain itu di ketahui pula angka kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan baru mencapai 70 %. Nilai rata – rata Bed Occupancy Rate (BOR) RS thn 2011 adalah 63,9 % dan 111 tenaga perawat di ruang rawat inap. Reeleder, et al ( 2006) mengatakan bahwa motivasi, kemampuan, disiplin, performa, ketrampilan dan soft-skill dari staf perawatan sangat tergantung pada gaya kepemimpinan pemimpin. Pemimpin memegang peranan kunci dalam menentukan prioritas kerja. Gaya kepemimpinan yang tepat akan mempengaruhi kinerja perawat. Menurut (Swansburg 1990), semakin sesuai gaya kepemimpinan kepala ruang rawat, maka semakin baik pelaksanaan tugas perawat diruang rawat, karena mereka menginginkan pemimpin yang menghormati martabat, otonomi dan harga diri. Selain itu, pemimpin yang memiliki hubungan yang baik akan membuat orang lainpun nyaman dan hal ini akan menguntungkan bagi semua pihak (Manion 2005) Kinerja suatu organisasi merupakan akumulasi kinerja semua individu yang bekerja didalamnya. Dengan kata lain upaya peningkatan kinerja perusahaan adalah melalui peningkatan kinerja masing-masing individu (Simanjuntak 2005). Dalam teori Expectacy (Steers, et al 1996) di nyatakan bahwa usaha pekerja ditentukan oleh persepsi peran dan sifat-sifat pribadi, prediksi hasil dan penilaian
hasil kerja.
Keberhasilan dari kinerja karyawan adalah baiknya persepsi terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain dan lingkungannya (Mangkunegara 2006). Persepsi memegang peranan penting dalam upaya memahami perilaku kerja karyawan. Hal ini di karenakan perilaku seseorang lebih banyak di dasarkan pada persepsi mereka mengenai realitas yang terjadi (Pentury, 2007). Persepsi perawat terhadap gaya kepemimpinan kepala ruangan berdampak pada pelayanan keperawatan serta mutu pelayanan di RS. Perawat yang memiliki persepsi baik terhadap kepemimpinan kepala ruangan akan memberikan motivasi bagi perawat untuk menjalankan tugasnya dengan baik, termasuk melaksanakan standar asuhan keperawatan.
Pada penelitian (Soemantri & Keliat 2006) menunjukkan
bahwa ada
hubungan antara persepsi perawat tentang gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat dan menunjukkan bahwa model kepemimpinan berperan dalam meningkatkan kepuasan kerja perawat. Perawat yang memiliki kepuasan yang tinggi dalam bekerja cenderung selalu berupaya memperbaiki kinerjanya. Kinerja perawat dalam melaksanakan standar asuhan keperawatan di rumah sakit dapat diwujudkan salah satunya melalui keberadaan kepemimpinan kepala ruangan. Apabila kepemimpinan kepala ruangan semakin baik maka di harapkan mutu pelayanan yang diberikan semakin baik pula, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kepuasan pasien. Salah satu wewenang dari kepala ruang rawat di pelayanan kesehatan adalah mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang rawat (Dep Kes RI 1999). Tugas yang berkaitan dengan kegiatan administratif sekalipun tetap mempunyai hubungan dengan gaya kepemimpinan situasional kepala ruang rawat, karena selain faktor kepemimpinan kepala ruang rawat juga banyak berkaitan dengan tenaga lainnya. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti persepsi perawat pelaksana tentang gaya kepemimpinan kepala ruangan dan kaitannya dengan penerapan standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap RS Imanuel Way Halim Bandar Lampung.
B. Perumusan Masalah Bagaimanakah persepsi perawat pelaksana tentang gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap penerapan standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap RS Imanuel Way Halim Bandar Lampung?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mendeskripsikan persepsi perawat pelaksana tentang gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap penerapan standar asuhan keperawatan di ruang Rawat Inap RS Imanuel Way Halim Bandar Lampung.
2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan gaya kepemimpinan masing-masing kepala ruangan di ruang rawat inap RS Imanuel Way Halim Bandar Lampung. b. Mengeksplorasi kinerja perawat pelaksana (pelaksanaan standar asuhan keperawatan) di ruang rawat inap RS Imanuel Way Halim Bandar Lampung. c. Menggambarkan persepsi perawat pelaksana tentang gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap kinerja perawat di ruang Rawat Inap RS Imanuel Way Halim Bandar Lampung.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi RS Imanuel dapat mengetahui gaya kepemimpinan dari masing masing kepala ruangan yang saat ini ada di ruang rawat inap RS Imanuel Way Halim Bandar Lampung, sehingga dapat dijadikan sebagai data evaluasi terhadap staff untuk penempatan, promosi, rotasi maupun pengembangan sumber daya manusia di RS Imanuel Way Halim Bandar Lampung 2. Bagi Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat: menjadi tambahan bahan pembelajaran dan memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia dan manajemen keperawatan. 3. Bagi Peneliti: menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian
E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian serupa yang telah dilakukan dan berkaitan dengan kepemimpinan dan kinerja perawat pernah dilakukan oleh:
1. Kepuasan Kerja dan Persepsi Perawat Tentang Kepemimpinan Dengan Kinerja Perawat Pasca Sertifikasi ISO 9001/2008 di
Rumah Sakit (RS) PKU
Muhammadiyah Gombong (Setyowati 2011), dengan menggunakan metode penelitian survei jenis kuantitatif yang bersifat penjelasan (explanatory) dengan pendekatan cross-sectional. Analisis data di lakukan dengan uji regresi linear. Hasil dari penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kepuasan kerja dan persepsi perawat tentang
kepemimpinan dengan
kinerja perawat. 2. Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Fungsi Manajerial Kepala Ruang Terhadap Pelaksanaan Manajemen Asuhan Keperawatan Ruang Rawat Inap RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang (Edi Warsito 2006). Jenis penelitian kuantitatif kualitatif. Cara pengambilan sampel dengan random sampling. Hasil penelitian ini adalah tidak ada hubungan perawat pelaksana yang mempunyai persepsi tentang fungsi pengorganisasian kepala ruang dengan pelaksanaan manajemen asuhan keperawatannya 3.
Irman Soemantri (2006) dengan judul Hubungan Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Gaya Kepemimpinan Dan Tipe Kepribadian Kepala Ruangan Dengan Kepuasan Kerja Di Rumah Sakit TNI AU TK II “Dr. Salamun”. Penelitian ini merupakan penelitian dengan disain deskriptif korelasional. Hasil penelitian ini adalah perawat
pelaksana
sebagian
besar
mempersepsikan
gaya
kepemimpnan kepala ruangan sebagai demokratis dan tipe kepribadian B. Terdapat
hubungan
antara
persepsi
perawat
pelaksana
tentang
kepemimpinan dan tipe kepribadian dengan kepuasan kerja perawat.
gaya