BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembahasan mengenai pendidikan karakter atau pendidikan yang berbasis pada pembangunan karakter siswa menjadi wacana yang ramai dibicarakan di dunia pendidikan maupun di kalangan masyarakat umumnya. Kebutuhan akan pendidikan yang dapat melahirkan manusia Indonesia sangat dirasakan karena degradasi moral yang terus menerus terjadi pada generasi bangsa ini dan nyaris membawa bangsa ini pada kehancuran. Penyalahgunaan dan peredaran narkoba yang semakin menggurita, tawuran antar pelajar dan berbagai kejahatan yang telah menghilangkan rasa aman setiap warga, merupakan bukti nyata akan degradasi moral generasi bangsa ini, dan adanya terorisme yang bernuansa pada agama juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia, sejak terjadinya bom Bali pada kekerasan yang bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras, dan antar Golongan ) juga menyumbang peran signifikan didalam Pustaka lantakan sendi-sendi berbangsa dan bernegara, hal tersebut mengindikasikan bahwa pendidikan agama dan moral yang didapat di bangku madrasah tidak berdampak terhadap perubahan perilaku manusia Indonesia. Bahkan yang terlihat adalah begitu banyak manusia Indonesia yang tidak koheren antara ucapan dan tindakannya. Kondisi demikian, diduga berawal dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan tidak dapat di laksanakan dalam kehidupan sehari-hari karena proses pembelajaran cenderung mengajarkan pendidikan moral dan budi pekerti sebatas teks dan kurang mempersiapkan siswa untuk menyikapi dan menghadapi kehidupan yang kontradiktif. Dalam konteks pendidikan formal di madrasah, bisa jadi salah satu penyebabnya karena pendidikan di Indonesia lebih menitikberatkan kepada pengembangan intelektual atau kognitif semata, sedangkan aspek soft skill atau nonakademik sebagai unsur utama pendidikan moral belum diperhatikan. Karakter sebenarnya identik dengan akhlak, sehingga karakter merupakan
1
2
nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhannya, dengan dirinya, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungannya, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan normanorma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Dari konsep karakter ini muncul konsep pendidikan karakter. Mengkaji dan mendalami konsep akhlak bukanlah yang terpenting, tetapi merupakan sarana yang dapat mengantarkan seseorang dapat bersikap dan berperilaku mulia sehingga dapat dipahami apakah yang dilakukannya benar atau tidak, termasuk karakter mulia (akhlaq mahmudah) atau karakter tercela (akhlaq madzmumah). Salah satu lembaga pendidikan yang sejak dulu dan hingga saat ini masih menanamkan pendidikan karakter adalah pondok pesantren. Para siswa diajarkan untuk bersikap mandiri, tasamuh, ta’awun dan lain sebagainya, sebagai perwujudan pendidikan karakter tersebut, para siswa tidak hanya mendapatkan pembelajaran secara materi namun juga aplikasinya. Dengan menyadari pentingnya pendidikan karakter, pendidikan pondok pesantren banyak diterapkan dalam pendidikan di madrasah berbasis pondok pesantren yang mewajibkan siswanya tinggal atau bermukim di pondok pesantren, karena dalam hal ini pondok pesantren menjadi simulasi kehidupan bermasyarakat dimana anggotanya sangat heterogen yang di anggap dapat memupuk kemandirian siswa dalam kehidupan sehari-hari. Madrasah yang mewajibkan siswa tinggal di pondok pesantren mempunyai misi untuk menerapkan pendidikan karakter secara kaffah, Sebab dalam madrasah yang mewajibkan tinggal di pondok pesantren kehidupan siswa lebih terpantau sehingga diharapkan penanaman pendidikan karakter lebih kondusif, Oleh karena itu, muncullah sebuah pemikiran di kalangan lembaga pendidikan yang mengidekan untuk membuat program-program pendidikan baru yaitu pondok pesantren/asrama madrasah, program baru ini telah dijalankan di Indonesia dan sekarang ini banyak madrasah yang berlomba-lomba mendirikan pesantren madrasah.
3
B. Alasan Pemilihan Judul 1. Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang sejak dulu hingga saat ini masih menanamkan pendidikan karakter, hal ini dapat dilakukan dengan cara siswa diajarkan untuk bersikap mandiri, tasammuh, ta’awun dan lain sebagainya, sebagai perwujudan pendidikan karakter tersebut, para siswa tidak hanya mendapatkan pembalajaran secara materi namun juga aplikasi. 2. Banyaknya siswa di MTs Roudlotul Mubtadiin yang memiliki sikap yang berbeda dari individu satu dan individu yang lain, karena melihat realita di lapangan anak pada usia 12 - 15 tahun adalah masa – masa dimana anak mengalami pubertas, pada usia separti ini anak mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitarnya yang dapat memicu terjadinya degradasi moral
C. Telaah Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui sejauh mana otentisitas suatu karya ilmiah serta posisinya diantara karya-karya sejenis dengan tema ataupun pendekatan yang serupa. Selanjutnya, peneliti akan memaparkan beberapa penelitian yang telah berwujud skripsi, yang sedikit banyak berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu tentang Implementasi pendidikan karakter. Dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Adapun penelitian yang relevan dengan judul ini sebagai berikut: Penelitian yang dilakukan oleh Saiful Mujib dengan judul “Peran Pendidikan Pondok Pesantren Assalam dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Madrasah Tsanawiyah Asslam Kudus” dalam penelitiannya dihasilkan bahwa pondok pesantren mimiliki peran dalam meningkatkan prestasi bagi siswa yang tinggal di Pondok pesantren. Siswa yang bertempat tinggal atau bermukim di Pondok pesantren dapat terpantau dalam melaksanakan belajar Pendidikan Agama Islam, serta dengan adanya siswa yang mondok, mereka mendapatkan ilmu tambahan tentang agama Islam
4
yang diperoleh dari ngaji sehari-hari tentang pendidikan Islam yang di laksanakan di pondok pesantren tersebut.1 Penelitian yang dilakukan oleh Kiswan dengan judul “Peranan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren dalam Membentuk Prilaku Santri di Pondok Pesantren Al-Hikmah Kajen Margoyoso Pati” dalam penelitiannya dihasilkan bahwa pondok pesantren mimiliki peran dalam membentuk prilaku santri dalam terbentuknya santri yang memiliki perilaku yang baik (berakhlakul karimah), dengan sistem belajar dan bertempat tinggal yang menjadi satu, Kyai dapat memantau aktifitas santrinya selama 24 jam dan dengan adanya aturan yang di buat oleh pondok pesantren tersebut santri akan mematuhi segala aturan-aturan yang sudah ditetapkan, sehingga secara tidak langsung akan membentuk prilaku santri dalam menghasilkan santri yang berpribadi yang baik (berakhlakul karimah).2 Penelitian yang dilakukan oleh Sholehan dengan judul “Peranan Pesantren Dalam Membentuk Kepribadian Santri (Study Kasus di Pondok Pesantren Rohmatul Ummah Asy’salafy Jekulo Kudus)” dalam penelitiannya dihasilkan bahwa pondok pesantren memiliki peran dalam membentuk kepribadian santri, karena dalam kesehariannya santri berada dalam lingkup dan lingkungan agama jadi pembentukan kepribadiannya dapat terawasi secara penuh, Sehingga nilai moral akan terbentuk dari kebiasaan sehari-hari.3 Dalam penelitian ini dititikberatkan pada penerepan (implementasi) pendidikan karakter pondok pesantren bagi siswa Madrasah Tsanawiyah di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara, agar dapat tecipta siswa yang berakhlakul karimah, jadi dari beberapa penelitian tersebut, terlihatlah beberapa perbedaan diantaranya adalah obyek, sasaran, waktu,
1
Saiful Mujib, Peran Pendidikan Pondok Pesantren Assalam dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Madrasah Tsanawiyah Assalam Kudus, STAIN,Kudus, 2008. 2 Kiswan, Peranan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren dalam Membentuk Prilaku Santri di Pondok Pesantren Al-Hikmah Kajen Margoyoso Pati, STAIN, Kudus, 2009. 3 Sholehan, Peranan Pesantren Dalam Membentuk Kepribadian Santri (Study Kasus di Pondok Pesantren Rohmatul Ummah Asy’salafy Jekulo Kudus, UNWAHAS, Semarang, 2013.
5
tempat, dan hasilnya. Sehingga penelitian yang akan dilakukan juga berbeda dengan penelitian sebelumnya.
D. Fokus Penelitian Karena adanya keterbatasan waktu, tenaga dan supaya penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka tidak semua masalah yang berkaitan dengan penelitian ini dapat diteliti. Untuk itu penelitian ini di fokuskan pada : 1) Peranan pondok pesantren dalam menciptakan nilai pendidikan karakter pada siswa di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara. 2) Implementasi pendidikan karakter pondok pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara. 3) Faktor penghambat dan pendukung pendidikan karakter pondok pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara
E. Penegasan Istilah Untuk memperjelas di dalam memahami maksut dari judul yang peneliti ambil, maka di uraikan beberapa istilah berikut ini : 1. Implementasi “Suatu tindakan atau pelaksanaan dari rencana yang sudah di susun secara matang dan terperinci”. 2. Pendidikan “Upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani agar dapat memajukan kehidupan yang selaras dengan alam dan masyarakat”. 3. Karakter “Merupakan sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan sesorang dari yang lain”. 4. Pondok Pesantren “Tempat tinggal santri”.
6
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan peranan pondok pesantren dalam menciptakan nilai pendidikan karakter pada siswa di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara. 2. Untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter pondok pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara. 3. Untuk mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung pendidikan karakter pondok pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara. Sehingga penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat secara teoretis Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi referensi yang telah ada, sehingga dapat memberikan wacana bagi semua pihak. Disamping itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang implementasi pendidikan karakter pondok pesantren dalam upaya mewujudkan siswa yang berkarakter di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara. 2. Manfaat secara praktis a. Bagi lembaga pendidikan Dapat dijadikan pedoman lebih lanjut sebagai bahan pertimbangan terhadap pendidikan karakter pondok pesantren di Madrasah. b. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah pengembangan ilmu pengetahuan siswa dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang sebelumnya sudah diterapkan di madrasah. c. Bagi pendidik Dapat dijadikan masukan dan bahan evaluasi dalam penerapan pendidikan karakter dan sebagai pedoman untuk melaksanakan usaha pengajaran yang berkualitas dan efektif dalam mencapai karakter siswa
7
yang di inginkan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. G. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif, dan dalam penelitian ini mengambil penelitian kualitatif. a. Jenis Penelitian Sesuai dengan objeknya, penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu di mana peneliti melakukan penelitian dilapangan untuk memperoleh data atau informasi secara langsung dengan mendatangi responden yang berada dirumah,4 atau lokasi yang telah ditentukan, dengan mengambil studi kasus (case study) di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan untuk mencari data selengkapnya yang berhubungan dengan masalah tersebut berupa dokumen dan informasi yang valid untuk menemukan secara khusus dan realitas apa yang terjadi pada suatu saat di tengah objek penelitian serta dapat dipercaya. b. Pendekatan penelitian Peneliti menggunakan jenis pendekatan penelitian kualitatif yaitu metode pendidikan penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah (natural setting) dimana peneliti sebagai instrument kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. 5 Sebagaimana yang dikutip oleh bukunya Lexy J. Moleong, menurut Bogdan dan Taylor. Pendekatan kualitatif ini, dapat dipandang
4
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, h. 32. 5 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005, h. 1.
8
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.6 Penelitian ini, dimaksudkan untuk mencari informasi secara mendetail, menggambarkan berbagai kondisi dan situasi dari fakta yang
ada,
menghimpun
data
dalam
keadaan
yang
baik,
mempergunakan cara bekerja yang sistematik, terarah dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga tidak kehilangan sifat ilmiyahnya. Dalam penelitian ini, digunakan dalam mengumpulkan data sebanyakbanyaknya. Peneliti mencoba menjabarkan kondisi kongkrit dari objek penelitian, mengenai implementasi pendidikan karakter pondok pesantren yang diterapkan di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara. Untuk itu penelitian dilakukan melalui suatu kajian terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan pada pondok pesantren dalam mengimplementasikan pendidikan karakter di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara. Dengan pendekatan kualitatif, diharapkan dapat menangkap dan membantu permasalahanpermasalahan
yang
dihadapi
guru
pengampu
dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter yang belum dicapai di madrasah, serta upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah yang diperoleh pemahaman yang konkrit dan relatif mendalam. 2. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek penelitian Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode tersendiri untuk menentukan pengambilan responden penelitian, hal ini terkait dengan karakteristik subjek yang akan di teliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengambilan responden Purposive 6
h. 3.
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991,
9
sampling, yaitu peneliti menentukan sendiri subjek penelitian berdasarkan
karakteristik
dan
ketentuan
yang
sesuai
dengan
permasalahan.7 Subjek dalam penelitian ini adalah kepada kepala madrasah, guru BK, TU, Ustadzah, dan siswa di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara. b. Objek penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil objek implementasi pendidikan karakter yang dilaksanakan di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara, karena pada madrasah tersebut menerapkan pendidikan karakter pondok pesantren bagi siswanya dengan mewajibkan siswa bertempat tinggal (bermukim) di pondok pesantren. 3. Jenis Data dan Sumber Data Setiap penelitian ilmiah memerlukan data dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Adapun penelitian ini menggunakan jenis data Time Series / Berkala, untuk mendiskripsikan suatu penerapan pendidikan karakter pondok pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara. Data penelitian ini dapat digolongkan sebagai data primer dan data skunder, adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Sumber data primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenalkan alat pengukur atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari.8 Sehingga sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Berkaitan dengan hal tersebut, wawancara mendalam dilakukan kepada kepala madrasah, 7 8
Ibid., h. 224 Saefudin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997, h. 91.
10
guru BK, TU, Ustadzah, dan siswa di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara. b. Sumber data sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya. Data
sekunder biasanya
berwujud data
dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia.9 Sumber data sekunder berguna sebagai penunjang data primer, dan sangat membantu peneliti untuk memperkuat informasi yang telah diperoleh.Data ini diperoleh dari dokumen-dokumen madrasah maupun arsip yang berupa visi, misi, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan siswa, sejarah MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.10 Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut: a. Observasi Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data.11 Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah observasi partisipasi pasif yaitu dalam penelitiannya peneliti datang di tempat kegiatan yang di amati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan.12 Peneliti hanya mengamati apa yang dikerjakan oleh sumber data pada saat proses belajar mengajar, mendengarkan apa yang mereka ucapkan.
9
Ibid., h. 91. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008, h. 308. 11 Ibid., h. 310. 12 Ibid., h. 312. 10
11
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dengan melihat lebih dekat, dalam rangka mengamati proses pelaksanaan pendidikan karakter pondok pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara. b. Wawancara Metode wawancara (interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka
antara
pewawancara
dan
responden
dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).13 Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semiterstruktur (semistructureinterview), yakni penulis menyiapkan kerangka pertanyaan sebelum wawancara, hanya saja dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.14 Wawancara dalam hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pokok penelitian ini yaitu tentang penerapan pendidikan karakter pondok pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara. Wawancara ini ditujukan kepada kepala madrasah, guru BK, TU, Ustadzah, dan siswa di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara. c. Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (karya seni).15 Bisa berupa catatan, biografi, peraturan, kebijakan, buku, foto, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data dari MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara, yakni 13
Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988, h. 234. Sugiyono, Op.cit, h. 320. 15 Ibid., h. 329. 14
12
tentang sejarah berdirinya, jumlah guru, jumlah siswa, sarana prasarana, dan dokumen lain yang berhubungan serta berkaitan dengan tujuan penelitian. Metode dokumentasi ini adalah untuk mencermati langkahlangkah pengurus pondok pesantren dan guru MTs Roudlotul Mubtadiin
Balekambang
Nalumsari
Jepara
dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter pada program pondok pesantren untuk mencapai karakter yang di inginkan berupa penanaman pendidikan karater (akhlakul karimah) pada siswa. 5. Metode Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan mengatur secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang telah dikumpulkan atau dihimpun oleh peneliti setelah melakukan proses pengambilan data dari lapangan,16dengan cara menelaah data, menata, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain,17sehingga dapat dikelola yang akhirnya dapat ditemukan makna yang sebenarnya sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan.18 Data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga data tersebut dianggap selesai. Peneliti menggunakan teknik analisis data model Miles and Huberman yang dikutip kembali oleh Sugiyono. Aktivitas dalam analisis data, sebagai berikut: a. Data reduction / reduksi data Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi 16
akan
memberikan
gambaran
yang lebih
jelas
dan
Muhammad Saekan, Metodologi Penelitian Kualitatif, Kudus: Nora Media Enterprise, 2010, h. 91. 17 Sugiyono, Op.cit, h. 335. 18 Muhammad Saekan, Op.cit, h. 91.
13
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.19Data yang telah direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan wawancara. 20 Proses analisis data tentang implementasi pendidikan karakter pada programpondok pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara dimulai dengan menelaah seluruh data yang telah terkumpul dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dilukiskan dalam catatan lapangan, dokumentasi pribadi, dokumen resmi, dan sebagainya. Data implementasi pendidikan karakter pada programpondok pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara yang banyak tersebut, kemudian dibaca, dipelajari, dan ditelaah. Setelah ditelaah maka sampailah pada tahap reduksi data. Pada tahap ini peneliti menyortir data implementasi pendidikan karakter pada programpondok pesantren di MTs Roudlotul MubtadiinBalekambang Nalumsari Jepara dengan cara memilah mana data yang menarik, penting, dan berguna untuk dijadikan fokus untuk pengamatan selanjutnya, sedangkan data yang dirasa tidak dipakai maka ditinggalkan. b. Data display / penyajian data Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.21Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data implementasi pendidikan karakter pada programpondok pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara dalam bentuk uraian atau teks naratif para informan sesuai dengan ungkapan atau pandangan mereka apa adanya (termasuk hasil observasi), tanpa komentar, evaluasi, dan interpretasi. Data ini menunjukkan kebenaran bila fakta/data yang dianggap sama dengan teori yang ada. Sehingga
19
Sugiyono, Op.cit, h. 338. Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama, Bandung: Pustaka Setia, 2000, h. 103. 21 Sugiyono, Op.cit,h. 341. 20
14
memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. c. Conclusion drawing / Verification Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman yang dikutip oleh Sugiyono adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.22 Oleh karena itu, penelitian ini merupakan studi kualitatif yang bentuk analisisnya menyatu dengan penyajian data dari lapangan, untuk memperoleh kecermatan, ketelitian, dan kebenaran. Analisis dilakukan sejak awal data diperoleh dari lapangan, dengan teknik sebagai berikut: Gambar 1 Bagan komponen dalam analisis data23 Pengumpulan Data Penyajian Data Implementasi Pendidikan Karakter Implementasi Pendidikan Karakter
Diskusi (Reduksi) KesimpulanVerifikasi Implementasi Pendidikan Karakter
22 23
Ibid., h. 345. Ibid., h. 338.
Implementasi Pendidikan Karakter
15
Keterangan gambar : Berarti searah atas menuju langkah selanjutnya : Berarti dilakukan beriringan Berdasarkan gambar tersebut teknik analisis data meliputi: mereduksi data implementasi pendidikan karakter pada program pondok pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara, menarik kesimpulan dan verifikasi data tersebut. Prosedur pelaksanaan teknik tersebut adalah setelah data implementasi pendidikan karakter pada program pondok pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara terkumpul, maka data tersebut direduksi, dirangkum dan diseleksi sesuai dengan permasalahan penelitian. Langkah selanjutnya menampilkan data yang direduksi tersebut, kemudian menarik kesimpulan dan verifikasi dari data tersebut. Kesimpulan yang diambil dari data tersebut sifatnya masih sementara semakin bertambahnya data yang diperoleh, kesimpulan semakin grounded. 6. Metode Keabsahan Data Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas). Derajat kepercayaan keabsahan data dapat dilakukan pengecekan dengan teknik : a. Uji kredibilitas data Uji credibility data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif yang dilakukan adalah : 1) Perpanjangan Pengamatan Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali meneliti ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber yang pernah ditemui maupun yang baru.24 Langkah ini diharapkan dapat menguji ketidakbenaran informasi.
24
Ibid., h. 369.
16
2) Meningkatkan ketekunan Meningkatkan ketekunan adalah melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan.25 Peneliti dalam hal ini, berusaha membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti,26 di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara. Dengan membaca ini, maka wawasan peneliti semakin luas dan tajam sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data terkait dengan judul penelitian yang ditemukan, benar atau tidak 3) Triangulasi Berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, cara, dan waktu. Triangulasi ada 3 macam, yaitu : a) Triangulasi Sumber, untuk menguji kredibilitas atau keabsahan data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.27Dalam kaitannya dengan pengujian keabsahan data, peneliti menggunakan trianggulasi sumber dengan cara mengajukan wawancara kepada kepala madrasah, guru (ustadz), pengurus pondok pesantren, siswa dan pihak yang terkait tentang implementasi pendidikan karakter pada program pondok pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin dari berbagai narasumber, diharapkan terdapat singkronisasi/keterpaduan
jawaban
yang
menunjukkan
kebenaran implementasi pendidikan karakter pada program pondok pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara. b) Triangulasi Teknik/Cara, untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang 25
Ibid., h. 370. Ibid., h. 371. 27 Ibid., h. 373. 26
17
sama dengan teknik yang berbeda.28 Misalnya data diperoleh melalui teknik dokumentasi dari foto dan arsip yang dimiliki oleh madrasah, kemudian di cek lagi melalui teknik wawancara mendalam kepada sumber data yang sama tersebut. Dari penggabungan berbagai teknik ini dimaksudkan dapat menunjukkan gambaran implementasi pendidikan karakter pada program pondok pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara secara menyeluruh dan sedetail mungkin. c) Triangulasi
Waktu, Waktu juga
sering mempengaruhi
keabsahan data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari belum tentu sama dengan siang dan sore. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Hal ini dimaksudkan untuk melihat apakah yang dikatakan dari satu sumber itu benar-benar dari kenyataan atau sesuatu yang dibuat-buat, atau untuk mempertajam
informasi
yang
telah
didapatkan
dalam
penelitian kebenaran implementasi pendidikan karakter pada program pondok pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara. 4) Mengadakan Member Check Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.29 Apabila ada kesepakatan maka data tersebut dapat dikatakan valid dan dapat dipercaya. Jadi tujuan membercheck ini adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam 28 29
Ibid., h. 373. Ibid., h. 375.
18
penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan. b. Uji Dependabilitas Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya dilakukan oleh auditor yang independent, atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktifitas peneliti dalam melakukan penelitian.30 Dalam hal ini untuk membuktikan apakah peneliti benar-benar melakukan penelitian atau tidak. c. Uji konfirmabilitas Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji dependability,
sehingga
pengujiannya
dapat
dilakukan
secara
bersamaan. Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan.31
H. Sistematika Penyusunan Skripsi Untuk memudahkan dalam memahami isi maka peneliti membagi sistematika penyusunan skripsi adalah sebagai berikut : 1. Bagian Muka Pada bagian ini terdiri dari halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan, abstrak, halaman motto, halaman persembahan, pernyataan keaslian, halaman kata pengantar, halaman pedoman transliterasi, halaman daftar isi dan halaman daftar lampiran-lampiran. 2. Bagian isi skripsi Pada bagian ke dua berupa isi atau batang tubuh karangan yang memuat lima bab yaitu :
30 31
Ibid., h. 377. Ibid., hlm. 377-378.
19
Bab satu
: Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang
Masalah, Alasan Pemilihan Judul, Telaah Pustaka, Fokus Penelitian, Penegasan Istilah, Tujuan dan Manfaat Penelitan, Metode Penelitian dan Sistematika Penyusunan Skripsi. Bab dua
:
berisi
tentang
kajian
teoritik,
meliputi
:
Pendidikan Karakter pengertian pendidikan karakter, jenis – jenis pendidikan karakter, nilai – nilai pendidikan karakter, prinsip – prinsip pendidikan karakter, tujuan pendidikan karakter Pondok Pesantren, definifi pondok pesantren, tipe pondok pesantren, unsure pondok pesantren, kurikulum pondok pesantren. Bab tiga
: Gambaran umum MTs Roudlotul Mubtadiin
Balekambang Nalumsari Jepara, Bab ini menjelaskan tentang Peranan program pondok pesantren dalam menciptakan nilai pendidikan karakter pada siswa di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara, Implementasi pendidikan karakter pada program pondok Pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara, Faktor penghambat dan pendukung pendidikan karakter pada program pondok pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara Bab empat : Analisis peranan program pondok pesantren dalam menciptakan nilai pendidikan karakter pada siswa di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara, Analisis implementasi pendidikan karakter pada program pondok Pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara, Analisis faktor penghambat dan pendukung pendidikan karakter pada program pondok pesantren di MTs Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara Bab lima penutup
: Penutup terdiri dari simpulan, saran dan kata
20
3. Bagian akhir. Pada bagian akhir terdiri dari Daftar Pustaka, Lampiran-Lampiran dan Daftar Riwayat Hidup Peneliti.