BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang dijadikan alat untuk menyampaikan tujuan pendidikan yang pelaksanaannya dapat dilakukan di sekolahsekolah, mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Di tingkat Sekolah Menengah Pertama atau sederajat (SMP/MTs) atletik merupakan salah satu olahraga yang diajarkan sebagai materi pokok dalam kurikulum yang berlaku, atletik dapat dijadikan sebagai olahraga pendidikan maupun olahraga prestasi, atletik memiliki banyak manfaat terhadap perkembangan dan pertumbuhan siswa, atletik juga merupakan induk dari olahraga yang lain. Meskipun sudah menjadi materi pokok dalam pembelajaran olahraga masih banyak siswa yang belum memiliki kesadaran untuk bersemangat dan berperan aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Dalam dunia pendidikan, tolak peluru merupakan salah satu materi dalam cabang olahraga atletik yang diajarkan dalam pembelajaran olahraga di sekolah. Agar siswa mampu melakukan gerakan tolak peluru dengan baik dan benar, siswa diharapkan menguasai teknik dasar tolak peluru. Eddy Purnomo dan Dapan (2011:131) menyatakan, “Tolak Peluru adalah suatu gerakan menolak suatu benda yang berbentuk bulat dengan berat tertentu yang terbuat dari logam (peluru) untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Tolak Peluru merupakan bagian dari nomor lempar dalam atletik, nomor ini mempunyai karakteristik tersendiri yaitu peluru tidak dilemparkan tetapi ditolakkan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Agar mampu melakukan tolakan yang baik dan benar tentunya harus menguasai teknik melakukan tolak peluru. Teknik melakukan tolak peluru yang diajarkan meliputi teknik memegang peluru, teknik meletakkan peluru pada bahu, teknik menolak peluru, sikap awal akan menolak peluru, cara menolakkan peluru, sikap akhir setelah menolak peluru. 1
2 Pembelajaran tolak peluru di SMP Negeri 3 Karangdowo, siswa secara langsung melakukan lemparan seperti yang dicontohkan guru, tidak melalui proses bertahap mulai dari bagaimana cara memegang peluru yang benar, saat akan melakukan tolakan, cara menolak, dan gerakan akhir. Karena yang diajarkan adalah siswa SMP, maka siswa harus memahami dulu teknik dasar yang benar agar mampu melakukan gerakan dengan benar. Maka dari itu diperlukan cara pembelajaran yang mampu memaksimalkan hasil belajar tolak peluru siswa SMP Negeri 3 Karangdowo. Untuk itu kebutuhan memodifikasi media pembelajaran sebagai suatu pendekatan alternatif dalam pengajaran pendidikan jasmani mutlak perlu dilakukan. Guru dalam hal ini harus memiliki kemampuan untuk melakukan modifikasi media pembelajaran yang hendak diajarkan agar sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Kesulitankesulitan yang dihadapi siswa agar dapat dicarikan solusi yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Secara umum kendala yang sering dihadapi guru dalam pembelajaran tolak peluru adalah keterbatasan alat (peluru) dengan jumlah siswa yang cukup banyak. Satu kelas terdiri dari 32 siswa, sedangkan alat yang tersedia terbatas jumlahnya. Seringkali juga saat pelajaran penjas masih berbagi peralatan dengan kelas yang lain. Di sisi lain alokasi waktu yang tersedia yang semestinya digunakan oleh siswa untuk memperoleh pembelajaran maksimal, karena minimnya alat-alat pembelajaran, waktu lebih banyak digunakan untuk menunggu giliran. Apabila proses pembelajaran teknik dasar tolak peluru dilaksanakan apa adanya, guru penjas tidak akan mampu menciptakan suatu strategi pembelajaran yang baik. Akibatnya pengalaman belajar siswa sangat kurang sekali. Upaya untuk menyesuaikan pembelajaran pendidikan jasmani dengan karakteristik, kemampuan, dan perkembangan siswa dapat dilakukan melalui pembelajaran pendidikan jasmani yang dimodifikasi. Modifikasi pendidikan jasmani dapat dilakukan dengan penekanan pada berbagai aspek seperti materi, alat, ukuran lapangan, bentuk, dsb. Pada penelitian ini, pembelajaran pendidikan jasmani difokuskan pada aspek modifikasi media pembelajaran yaitu menggunakan bola plastik yang diisi pasir, dan
3 bola basket ukuran mini. Media ini digunakan dalam pembelajaran nantinya agar siswa lebih mudah dalam mencoba dan lebih cepat menemukan cara melakukan lemparan yang baik. Dengan adanya modifikasi media pembelajaran tersebut diharapkan dapat mengubah suasana pembelajaran menjadi lebih santai dan menyenangkan, dari yang awalnya siswa takut untuk melakukan menjadi berani melakukan. Pembelajaran pendidikan jasmani penggunaan modifikasi media pembelajaran merupakan salah satu karakteristik model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran penjas. Dengan adanya penggunaan modifikasi media pembelajaran menuntut seorang guru penjas harus menguasai dan memahaminya dan dapat diterapkan dalam pembelajaran penjas. Dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani seorang guru harus aktif menciptakan suasana pembelajaran yang sebaik mungkin agar motivasi belajar siswa dapat meningkat. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dengan kemampuan seorang guru membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Berdasarkan observasi pra penelitian yang dilakukan dengan guru SMP Negeri 3 Karangdowo Kelas VII A Tahun Pelajaran 2015/2016 menunjukkan hasil yang rendah dari jumlah 32 siswa dengan nilai KKM 75 hanya 8 siswa (25%) yang mampu melakukan gerakan tolak peluru atau mencapai batas tuntas, sedangkan 24 siswa (75%) siswa lainnya masih belum menguasai pembelajaran tolak peluru dengan baik dan benar atau tidak tuntas. Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mencari solusi dari masalah yang ada untuk mengetahui seberapa besar penggunaan modifikasi media pembelajaran dapat membantu meningkatkan hasil belajar tolak peluru. Berdasarkan hasil uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Tolak Peluru Awalan
4 Menyamping Dengan Menerapkan Modifikasi Media Pembelajaran Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 3 Karangdowo Tahun Pelajaran 2015/2016”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang dapat menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah
dengan
menerapkan
modifikasi
media
pembelajaran
dapat
meningkatkan hasil belajar tolak peluru awalan menyamping pada siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Karangdowo tahun pelajaran 2015/2016 ? 1. Definisi Oprasional Variabel a. Hasil Belajar Hasil belajar dalam penelitian ini adalah perubahan yang terjadi akibat dari penerapan modifikasi media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tolak peluru awalan menyamping yang mencakup aspek afektif, aspek kognitif dan aspek psikomotor, sesuai dengan batasan yang dipakai untuk penelitian. b. Modifikasi Media Pembelajaran Modifikasi media pembelajaran dalam penelitian ini adalah melakukan perubahan ukuran, bentuk dari ukuran dan bentuk yang sesungguhnya seperti bola plastik, bola basket mini, dan tali rafia yang merupakan semuanya media pembelajaran yang mengalami perubahan baik dari segi ukuran, berat dan yang hampir menyerupai alat yang sesungguhnya yang bertujuan untuk memudahkan penyampaian informasi dan mudah dikuasi oleh siswa dalam penggunaannya.
5 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan diatas, tujuan penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan hasil belajar tolak peluru awalan menyamping dengan menerapkan modifikasi media pembelajaran pada siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Karangdowo tahun pelajaran 2015/2016. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah di SMP Negeri 3 Karangdowo, secara rinci manfaat penelitian sebagai berikut : 1. Bagi Siswa : a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan. b. Meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti proses pembelajaran penjasorkes. c. Sebagai
bahan
pembelajaran
yang
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan hasil belajar tolak peluru.
2. Bagi Guru Penjasorkes : a. Untuk meningkatkan kreatifitas guru penjasorkes dalam pembelajaran penjasorkes agar diperoleh hasil belajar yang optimal. b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternatif untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara professional, terutama dalam pembelajaran penjasorkes. c. Dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran yang sesuai.
6 3. Bagi Lembaga Pendidikan (Sekolah) : Sebagai bahan masukan, saran dan informasi terhadap sekolah, instansi, lembaga pendidikan untuk mengembangkan strategi belajar mengajar yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar siswa.