perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Republik Indonesia nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa pendidikan
adalah
usaha sadar
dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian,
kecerdasan, akhlak
mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor: 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Secara prinsip kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi semakin meningkat dalam sikap religius (KI.1), sikap Sosial (KI.2), pengetahuan (KI.3), dan keterampilan (KI.4) yang diperlukan dirinya untuk hidup dan bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan. Dokumen kurikulum 2013 merancang kegiatan pembelajaran
menggunakan
prinsip-prinsip: (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Peneliti memilih model pembelajaran inkuiri karena pembelajaran inkuiri dibentuk atas dasar diskoveri, terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses-proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip (Robert B. Sund dalam Oemar Hamalik, 2009) rumusan ini menggambarkan bahwa diskoveri dilakukan melalui proses mental yakni observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi dan commit to user penentuan. Dengan model pembelajaran inkuiri siswa diharapkan bisa melaksanakan 1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
proses belajar seperti para ilmuwan dengan tahapan-tahapan penemuan ilmiah. Model pembelajar ini sangat sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Sehubungan dengan itu, Robert B. Sund dalam Oemar Hamalik, (2009) mengatakan, penemuan terjadi apabila individu terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Seorang siswa harus menggunakan segenap kemampuannya dan bertindak sebagai ilmuwan (scientist) yang melakukan eksperimen dan mampu melakukan proses mental berinkuiri yang digambarkan dengan tahapan-tahapan yang dilaluinya. Belajar fisika tidak cukup dengan mengingat dan memahami konsep yang ditemukan oleh ilmuwan, akan lebih baik apabila ada pembiasaan perilaku seperti ilmuwan dalam menemukan konsep yang dilakukan melalui percobaan dan penelitian ilmiah. Dalam belajar fisika, siswa diajak mengenal obyek, menelaah dan menarik kesimpulan sendiri. Bentuk kegiatannya termasuk mengamati, mencatat, memikirkan, membaca, membandingkan, membuat pertanyaan, membuat hipotesa, melakukan percobaan, mengumpulkan data, menganalisia data, dan lain-lain. Penelitian ini menerapkan model inkuiri yaitu model inkuiri terbimbing dan model inkuiri bebas termodifikasi. Model inkuiri mempunyai keunggulan yaitu bisa membangkitkan siswa menjadi lebih aktif, kreatif, inovatif dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Untuk melaksanakan model pembelajaran inkuiri diperlukan adanya kreativitas dan sikap ilmiah dari siswa. Penelitian ini meneliti prestasi belajar siswa pada materi gerak melingkar beraturan, dengan alasan: 1) berdasarkan persentasi penguasaan materi soal fisika ujian nasional SMA tahun 2012/2013 untuk materi besaran-besaran fisis gerak lurus, gerak melingkar beraturan, atau gerak parabola ketercapaian di tingkat nasional 54,52, tingkat propinsi 57,76, tingkat kabupaten 54,37, dan di SMA Negeri 2 Karanganyar adalal 58,77 (hasil UN, 2012-2013), persentase tersebut masih dibawah KKM sekolah yaitu 75; 2) nilai ulangan harian pada materi gerak melingkar beraturan semester 1 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014 masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Data nilai rata-rata ulangan harian materi gerak melingkar beraturan disajikan pada tabel 1.1.
commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 1.1: Nilai Rata-rata Ulangan Harian Materi Gerak Melingkar Beraturan tahun 2013/2014 Kelas X-MIA1 X-MIA2 X-MIA3 X-MIA4 X-MIA5 X-MIA6 Rata-rata kelas
Rata-rata Ulangan Harian 70 70 68 71 65 72 68,7
KKM 75 75 75 75 75 75 75
Sumber: Observasi data ulangan harian 2013-2014 Tabel 1.1. menunjukan bahwa ketercapaian prestasi belajar siswa pada materi gerak melingkar beraturan belum optimal. Belum optimalnya prestasi belajar yang dicapai menunjukan bahwa pembelajaran fisika khususnya materi gerak melingkar beraturan belum berhasil. Prestasi belajar fisika (khususnya gerak melingkar beraturan) di SMA Negeri 2 Karanganyar yang cenderung belum memuaskan kemungkinan dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut: (1) model pembelajaran yang dipakai guru tidak tepat; (2) kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran dan laboratorium; (3) guru belum memperhatikan kemampuan awal siswa; (4) siswa kurang diikutsertakan partisipasinya dalam proses pembelajaran; (5) kreativitas siswa masih belum mendapat perhatian dari guru; (6) guru masih belum mendukung sikap ilmiah dan keingintahuan siswa terhadap hal-hal yang sifatnya baru; (7) dalam penilaian, guru hanya memperhatikan ranah pengetahuan saja dan kurang memperhatikan ranah sikap dan keterampilan. Nilai sikap dan nilai keterampilan siswa belum memuaskan, berdasarkan pengamatan dan interview dengan guru yang mengampu, baru sekitar 50 % dikategorikan baik. Rendahnya nilai sikap dan keterampilan siswa terlihat dari kurangnya kreatifitas dan lemahnya sikap ilmiah yang dimiliki siswa, sedikitnya siswa yang mau berusaha mencari informasi, mengungkapkan ide/gagasan, memberi tanggapan, sikap jujur, terbuka, luwes, tekun, logis, dan kritis. Elsy Zuriyani, (2011) mengemukakan: inkuiri merupakan pembelajaran yang menitikberatkan pada aktifitas dan pemberian belajar secara langsung pada commitpengalaman to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
siswa. Pembelajaran berbasis inkuiri ini akan membawa dampak belajar bagi perkembangan mental positif siswa, sebab melalui pembelajaran ini, siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang dibutuhkannya terutama dalam pembelajaran yang bersifat abstrak. John P. Kubicek, (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan metode inkuiri sangat cocok untuk meningkatkan sikap ilmiah siswa belajar ilmu pengetahuan dengan melakukan sendiri atau melalui percobaan misalnya dengan menggunakan alat-alat sederhana. Gerak melingkar termasuk materi fisika yang memiliki karakteristik konsep yang konkret, sehingga dapat dilakukan percobaan model inkuiri. Penerapan gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari sangatlah luas, misalnya bidang teknik, pembuatan bermacam-macam mesin, dibidang mekanik misalnya gerak roda, kipas angin, compact disk, komedi putar dan sebagainya. Namun demikian dalam proses perkembangan pembelajaran gerak melingkar, khususnya dalam kegiatan pengambilan data di laboratorium untuk menurunkan persamaan-persamaan gerak melingkar, sering mengalami kendala. Hal tersebut dikarenakan kurang optimalnya penggunaan sarana media pembelajaran. Pembelajaran model inkuiri untuk penguasaan pengetahuan atau pemahaman konsep fisika khususnya pada gerak melingkar beraturan membutuhkan kreativitas dan sikap ilmiah. Kreativitas merupakan kemampuan seseorang membuat kombinasikombinasi baru sesuai dengan yang dipikirkan. Perilaku kreatif yang dapat teramati meliputi kemampuan mengungkapkan ide, memecahkan permasalahan yang muncul, memberi tanggapan dengan respon, mengemukakan ide atau gagasan dan peka terhadap situasi yang dihadapinya. Disamping perilaku kreatif seorang siswa harus memiliki sikap ilmiah, Jasin (2002) mengemukakan bahwa seseorang mempunyai sikap ilmiah apabila melihat peristiwa gejala alam akan terangsang untuk ingin tahu lebih lanjut, mengenai apa, bagaimana dan mengapa peristiwa atau gejala itu terjadi. Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh orang yang sedang mempelajari IPA dan orang yang telah mempelajari IPA baik yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk mendapatkan hasil maksimal maka ketekunan, kejujuran, keterbukaan, commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menghargai orang lain, suka menyelidiki, suka dengan sesuatu yang baru, menyukai penjelasan ilmiah dan harus kritis. Pembelajaran model inkuiri untuk penguasaan pengetahuan atau pemahaman konsep fisika khususnya pada gerak melingkar beraturan dengan tahapan ilmiah membutuhkan kretifitas dan sikap ilmiah. Siswa dibimbing untuk membaca informasi dengan petunjuk yang disiapkan dalam lembar kegiatan siswa, mengumpulkan data, dari data yang diperoleh di analisis dan akhirnya siswa dapat menarik suatu kesimpulan. Pembelajaran fisika dengan model inkuiri menjadi salah satu pilihan untuk mengubah pembelajaran ceramah menjadi pembelajaran dengan ketrampilan proses sains. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang ada dapat diidentifikasi sebagai: 1.
Belum optimalnya guru memberikan pengalaman langsung kepada siswa melalui kegiatan eksperimen di laboratorium sehingga pembelajaran dilakukan cenderung statis.
2.
Kurang tepatnya guru memilih berbagai model pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan karakteristik masing-masing materi, akibatnya dalam proses pembelajaran guru cenderung monoton sehingga membuat siswa kurang aktif, merasa kurang terlayani.
3.
Guru belum optimal menghubungkan antara proses belajar di kelas dengan kejadian diluar secara langsung, sehingga peserta didik belum mampu mengintegrasikan antara materi yang ia pelajari di kelas dengan realitas yang ada dilingkunganya.
4.
Prestasi belajar rata-rata siswa masih dibawah KKM.
5.
Belum dimanfaatkannya media pembelajaran secara maksimal dan efektif dalam pembelajaran fisika.
6.
Belum optimalnya guru memperhatikan faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya motivasi, kreativitas, gaya belajar, sikap ilmiah, dan sebagainya.
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C.
Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut : 1. Subjek penelitian Subjek yang akan diteliti adalah siswa-siswi kelas X MIA SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2014/2015. 2. Objek penelitian a.
Model pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi. Pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa, Inkuiri bebas yang termodifikasi (Modified Free Inquiry Approach) model ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas, peran guru dikurangi baru membantu ketika dibutuhkan.
b.
Kreativitas siswa dibatasi tinggi dan rendah, definisi sederhana yang sering
digunakan digunakan secara luas tentang Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru (Kuper & Kuper, 2000), sebagai kemampuann untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah. Seseorang dikatakan mempunyai kreativitas yang tinggi apabila mempunyai kemampuan menciptakan sesuatu yang baru tinggi, dan sebaliknya, seseorang dikatakan mempunyai kreativitas yang rendah apabila mempunyai kemampuan menciptakan sesuatu yang baru juga rendah. Komponen yang digunakan untuk mengukur kreativitas antara lain: kemampuan berimajinasi, berani mengambil resiko, kecerdasan emosi, tertantang oleh kemajemukan, menghargai pendapat orang lain. Pengukuran kretivitas dilakukan dengan menggunakan angket. c.
Sikap ilmiah siswa dibatasi tinggi dan rendah, Jasin (2002) mengemukakan bahwa, seseorang mempunyai sikap ilmiah apabila melihat peristiwa gejala alam akan terangsang untuk ingin tahu lebih lanjut, mengenai apa, bagaimana dan mengapa peristiwa atau gejala itu terjadi. Seseorang dikatakan mempunyai sikap ilmiah yang tinggi apabila mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, dan sebaliknya, seseorang dikatakan mempunyai sikap ilmiah yang rendah apabila mempunyai rasa ingin tahu juga rendah. Komponen yang digunakan untuk commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengukur sikap ilmiah antara lain: ketelitian, disiplin, jujur, rasa ingin tahu, kerja sama, kritis, senang mengungkapkan pendapat/ide, dan tanggung jawab. Pengukuran sikap ilmiah dilakukan dengan menggunakan angket. d.
Materi pembelajaran fisika yang akan diteliti adalah materi Gerak Melingkar Beraturan, yang akan diajarkan pada siswa kelas X MIA semester 1 tahun pelajaran 2014/2015.
e.
Hasil belajar yang akan diukur pada penelitian ini adalah nilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk nilai sikap adalah perilaku sosial siswa yang bisa diamati pada saat melakukan percobaan atau pada saat kegiatan belajar mengajar, komponen yang digunakan adalah kemandirian, rasa percaya diri, respon/kepekaan, dan santun/ramah. Komponen ini berbeda dengan komponen sikap ilmiah yang digunakan sebagai variable moderator yaitu teliti, jujur, disiplin, menghargai pendapat orang lain, kerjasama, dan kritis. D. Perumusan Masalah Untuk lebih memfokuskan upaya penelitian kepada persoalan-persoalan pokok
yang diteliti dan sejalan dengan apa yang diuraikan dalam latar belakang penelitian, kegiatan penelitian difokuskan pada upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : 1.
Apakah ada pengaruh model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar siswa pada materi gerak melingkar beraturan?
2.
Apakah ada pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada materi gerak melingkar beraturan?
3.
Apakah ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada materi gerak melingkar beraturan?
4.
Apakah ada interaksi antara penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi gerak melingkar beraturan?
5.
Apakah ada interaksi antara pengggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi gerak melingkar beraturan?
6.
Apakah ada interaksi antara kreativitas dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi gerak melingkar commit toberaturan? user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7.
Apakah ada interaksi antara penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan kreativitas dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi gerak melingkar E. Tujuan Penelitian Penelitian dengan penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas
termodifikasi ditinjau dari segi kreativitas dan sikap ilmiah, mempunyai tujuan antara lain: 1.
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar siswa pada materi gerak melingkar beraturan.
2.
Untuk mengetahui pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada materi gerak melingkar beraturan.
3.
Untuk mengetahui pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada materi gerak melingkar beraturan.
4.
Untuk mengetahui interaksi antara penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan kreativitas terhadap prestasi belajar siswa pada materi gerak melingkar beraturan.
5.
Untuk mengetahui interaksi antara penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi gerak melingkar beraturan.
6.
Untuk mengetahui interaksi antara kreativitas dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi gerak melingkar beraturan.
7.
Untuk mengetahui interaksi antara penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan kreativitas dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi gerak melingkar beraturan. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini memiliki beberapa manfaat, baik secara teoritis maupun
secara praktis. 1.
Manfaat teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat menambah khasanah teori yang berkaitan dengan pembelajaran fisika dengan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi ditinjau dari kreativitas dan to sikap commit userilmiah siswa .
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Manfaat praktis Secara
praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak,
antara lain: a. Penelitian ini memberikan wawasan dan motivasi para guru dan praktisi pendidikan dalam menggunakan model yang tepat. b. Sebagai bahan acuan bagi para guru dan praktisi pendidikan dalam mendesain model pembelajaran yang berorientasi pada guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran. c. Kontribusi dalam meningkatkan kreativitas, ketrampilan proses sains, dan prestasi belajar.
commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakekat Belajar Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik dalam berpikir, bersikap, dan berbuat (W.Gulo, 2005: 8). Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa belajar memiliki dua komponen yaitu proses belajar dan hasil belajar. Belajar adalah suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu yaitu hasil belajar yang berupa perubahan tingkah laku. Belajar menurut Brunner, tanpa tahun (dalam Trianto, 2007) adalah suatu proses aktif
untuk siswa membangun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman atau
pengetahuan yang sudah dimilikinya. Dengan kata lain, dalam belajar siswa ikut berperan aktif dalam membentuk pengetahuan baru. Menurut Gagne (1984) dalam Dahar (1989: 11) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Diterangkan bahwa dalam belajar ada perubahan tingkah laku. Dari yang belum tahu menjadi lebih tahu karena adanya pengalaman yang berulang-ulang. Secara umum belajar dapat diartikan sebagai usaha untuk mencari ilmu pengetahuan guna menguasai ketrampilan tertentu. Belajar pada hakikatnya adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku pada individu yang belajar (Depdiknas, 2003: 6). Belajar selalu melibatkan tiga hal pokok yaitu adanya tingkah laku, sifat perubahannya relatif permanen, dan perubahan tersebut disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan. Seorang siswa dapat belajar bagaimana caranya belajar dari pengalaman yang dialami. Pengalaman belajar adalah interaksi antara subjek belajar dengan objek belajar, misalnya siswa mengerjakan tugas, melakukan pemecahan masalah, mengamati suatu gejala, percobaan dan lain-lain. Dalam belajar terdapat prinsip-prinsip yaitu : 1.
Prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri: 1) sebagai tindakan rasional yaitu disadari; 2) kontinu atau berkesinambungan; 3) fungsional atau bermanfaat; 4) positif atau berakumulasi; 5) aktif atau direncanakan dan dilakukan; 6) permanen atau tetap; 7) bertujuan dan commitkemanusiaan. to user terarah; 8) mencakup keseluruhan potensi
10
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.
3.
Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. William Burton (dalam Suprijono, 2009) mengemukakan bahwa, situasi pembelajaran yang baik terdiri dari serangkaian pengalaman belajar yang menyatu dengan tujuan dan dilanjutkan interaksi dengan lingkungan yang beragam dan provokat
2. Teori Belajar a. Teori Belajar Kognitif Piaget Teori belajar Piaget memandang bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka (Trianto, 2007). Pengalaman-pengalaman dan interaksi dapat dilakukan melalui proses pembelajaran. Tentang pembelajaran, Piaget memperkenalkan empat konsep utama: 1) skema (schema) yaitu struktur-struktur kognitif yang diperoleh individu untuk mengadaptasi dan mengorganisasi pengalaman-pengalaman dari lingkunganya. Skema akan selalu berubah seiring dengan perubahan intelektual dan pengalaman; 2) asimilasi (assimilation) merupakan proses kognitif yang mengintegrasikan struktur kognitif yang sudah ada dengan pengalaman-pengalaman baru yang diperoleh; 3) akomodasi (accommodation) merupakan proses pengintegrasian pengalaman-pengalaman baru dengan struktur kognitif lama dengan cara memodifikasi skema lama untuk menerima pengalaman baru tersebut. Dalam proses akomodasi dihasilkan perubahan dan perkembangan skema (development of scheme); 4) keseimbangan (equilibrium) adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi yang menentukan interaksi individu dengan lingkungannya. Menurut Piaget (dalam Trianto, 2007), perkembangan kognitif individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif tersebut disajikan dalam tabel 2.1. commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.1: Tabel Tingkatan Perkembangan Kognitif Tahap
Perkiraan Usia
Kemampuan-kemampuan utama
Sensomotorik
Lahir sampai 2 tahun
Terbentuknya konsep “kepermanenan obyek” dan kemajuan gradual dari perilaku refleksif ke perilaku yang mengarah kepada tujuan.
Praoperasional
2 sampai 7 tahun
Perkembangan kemampuan menggunakan symbol-simbol untuk menyatakan obyek-obyek dunia. Pemikiran masih egosentris dan sentrasi.
Operasi kongkret
7 sampai 11 tahun
Perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Pemikiran tidak lagi sentries tetapi desentrasi dan pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh keegosentrisan.
Operasi formal
11 tahun dewasa
sampai Pemikiran abstrak dan murni simbolik mungkin dilakukan. Masalah-masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan eksperimentasi sistematis
(Sumber: Trianto, 2007: 15) Teori Piaget sangat berkaitan dengan penelitian ini. Siswa SMA (usia 16 – 18 tahun) termasuk dalam tahap operasional formal dimana siswa SMA sudah memiliki kemampuan berpikir logis dan kreatif menggunakan pendekatan proses sains atau cara berfikir ilmiah. Pembelajaran fisika yang akan dilakukan adalah pembelajaran dengan model inkuiri untuk meningkatkan kreatifitas dan sikap ilmiah siswa . b. Teori Belajar Jerome S. Bruner Jerome Bruner menemukan salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh yang dikenal dengan belajar penemuan (inquiri learning). Bruner (dalam Dahar, 1989) menyatakan bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif akan memberikan hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk memecahkan suatu masalah akan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
Bruner (dalam Trianto, 2007) menyarankan agar siswa-siswa hendaknya belajar melalui partisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip agar merekan memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen-eksperimen untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri. Kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pembelajaran dengan model inkuiri untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kretifitas dan sikap ilmiah siswa. Model tersebut akan mendorong siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dan melakukan ketrampilan proses sains berbasis inkuiri untuk menghasilkan atau membuktikan prinsip-prinsip fisika. c. Teori Belajar Bermakna David Ausubel Inti dari teori Ausubel ini adalah belajar bermakna. Menurut Ausubel, belajar bermakna adalah suatu proses mengkaitkan pengalaman-pengalaman baru dengan konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Menurut Ausubel (dalam Dahar, 1998) belajar diklasifikasikan menjadi dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi disajikan kepada siswa melalui penemuan atau penerimaan. Belajar penemuan mendorong siswa untuk menemukan sendiri konsep yang menjadi tujuan pembelajaran, sedangkan belajar penerimaan menyajikan materi dalam bentuk final. Dimensi kedua berkaitan dengan cara siswa dapat mengaitkan informasi atau materi pada struktur kognitif yang telah dimiliki. Menurut Ausubel (Trianto, 2007: 25) dalam membantu siswa menanamkan pengetahuan baru dari suatu materi sangat diperlukan konsep-konsep awal yang sudah dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep-konsep yang akan dipelajari. Model inkuiri untuk menumbuhkan kreatifitas dan sikap ilmiah sangat relevan dengan teori ini. Pembelajaran dilakukan dengan proses ilmiah/proses sains/proses penemuan, siswa didorong untuk melakukan pemecahan masalah melalui percobaan atau
diskusi
kelompok. Keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran menumbuhkan kebermaknaan belajar pada siswa. d. Teori Belajar Konstruktivisme Teori konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasi informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan tersebut tidak lagi sesuai. (Trianto, 2007: 13). Menurut teori belajar konstruktivisme, tidak hanya sekedar memberikan commit guru to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan-pengetahuan di dalam dirinya. Teori ini sangat relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, Pembelajaran fisika dengan model inkuiri untuk meningkatkan kreatifitas dan sikap ilmiah siswa, diharapkan siswa dapat bereksperimen, berkreasi, berdiskusi dalam memecahkan masalah sampai merumuskan kesimpulan. 3.
Hakekat Pembelajaran Fisika Fisika bukan hanya kumpulan fakta dan konsep, karena di dalam fisika juga
terdapat berbagai proses dan nilai yang dapat dikembangkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran fisika seharusnya dapat menampung kesenangan dan kepuasan intelektual siswa dalam usahanya untuk menggali berbagai konsep. Dengan demikian dapat tercapai pembelajaran fisika yang efektif. Agar tercapai pembelajaran fisika yang efektif, maka harus diperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut : a. Studant centered learning (pembelajaran berpusat pada siswa) Siswa ditempatkan sebagai subjek belajar, artinya proses belajar dilakukan oleh siswa dengan melakukan suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru untuk menanamkan konsep-konsep tertentu. Dalam hal ini yang aktif adalah siswa bukan guru. Dengan belajar secara aktif siswa akan memperoleh hasil yang maksimal. b. Learning by doing (belajar dengan melakukan sesuatu) Proses pembelajaran fisika yang dilakukan dengan merancang kegiatan yang sederhana yang dapat mengembangkan konsep yang sedang dipelajari. Dengan demikian siswa dapat mengalami sendiri, artinya siswa mengetahui tidak hanya secara teoritis, tetapi juga secara praktis. Sebagaimana pendapat aliran konstruktivisme yang mengatakan bahwa pembelajaran akan berlangsung efektif apabila siswa terlibat secara langsung dalam tugas-tugas autentik yang berhubungan dengan konteks yang bermakna (Mohammad Nur, 2001). c.
Joyful learning (pembelajarn yang menyenangkan) Kesempatan untuk bereksplorasi dan berinteraksi dalam kelompok akan membuat siswa merasa senang dan tidak tertekan. Memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih banyak menggunakan waktunya untuk melakukan pengamatan, percobaan commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan berdiskusi merupakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. d.
Meaningful learning (pembelajaran yang bermakna) Pembelajaran menjadi bermakna jika siswa dapat mengalami sendiri dan dapat mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Lebih bermakna suatu materi maka akan lebih mudah untuk menyimpan dan mengingatnya kembali (Sudjana, 1998). Dengan demikian siswa merasa bahwa pembelajaran fisika bermanfaat dalam kehidupan.
e.
The daily life problem solving (pemecahan masalah sehari-hari) Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Permasalahan dalam fisika sebagian besar berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa perlu dilatih untuk dapat memecahkan permasalahan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Model Pembelajaran Inkuiri Pembelajaran inkuiri dibentuk atas dasar diskoveri. Diskoveri terjadi bila
individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses-proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip (Robert B. Sund, (1975) dalam Oemar Hamalik, 2009: 219) rumusan ini menggambarkan bahwa diskoveri dilakukan melalui proses mental yakni observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, dan penentuan. Proses inkuiri menuntut guru bertindak sebagai fasilitator, nara sumber dan penyuluh kelompok. Para siswa didorong untuk mencari pengetahuan sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan. Strategi instruksional dalam inkuiri menyangkut: 1) mendefenisikan secara jelas topik inkuiri yang dianggap bermanfaat bagi siswa; 2) membentuk
kelompok-kelompok
dengan
memperhatikan
keseimbangan
aspek
akademik dan aspek sosial; 3) menjelaskan tugas kepada kelompok dengan cara yang responsif dan tepat waktu; 4) intervensi untuk meyakinkan terjadinya interaksi antara pribadi secara sehat dan terdapat dalam kemajuan pelaksanaan tugas; 5) melakukan evaluasi dengan berbagai cara untuk menilai kemajuan dan hasil yang dicapai. Dalam pelaksanaannya model inkuiri menjadikan pembelajaran lebih produktif karena dapat: 1) menggali informasi commit tentangtokemampuan siswa dalam penguasaan user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelajaran; 2) membangkitkan motivasi siswa untuk belajar; 3) merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu; 4) memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan; 5) membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu. Dilihat dari besar kecilnya informasi dari guru kepada siswa metode inkuiri dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu : inkuiri terbimbing (guided inquiry), inkuiri bebas (free inquiry), dan inkuiri bebas termodifikasi (modified free inquiry). Dalam penelitian ini yang hendak dibahas adalah inkuiri terbimbing, dan inkuiri bebas termodifikasi karena di sini guru memiliki otoritas menentukan permasalahan. a. Inkuiri Terbimbing. Langkah-langkah kegiatan inkuiri terbimbing adalah sebagai berikut : 1) Identifikasi dan klasifikasi persoalan. Langkah awal adalah menentukan persoalan yang ingin dialami atau dipecahkan dengan model
inkuiri terbimbing. Persoalan dapat disiapkan atau diajukan guru,
sebaiknya persoalan yang ingin dipecahkan disiapkan sebelum mulai pelajaran. Bila persoalan ditentukan oleh guru perlu diperhatikan bahwa persoalan itu riil, dapat dikerjakan oleh siswa dan sesuai dengan kemampuan siswa. Sangat baik bila persoalan itu sesuai dengan tingkat hidup dan keadaan siswa. 2) Membuat hipotesis. Siswa perlu dikaji apakah jelas atau tidak. Bila belum jelas, sebaiknya guru mencoba membantu memperjelas maksudnya lebih dahulu. Guru diharapkan tidak memperbaiki siswa yang salah, tetapi cukup memperjelas maksudnya saja. Hipotesis yang salah nantinya akan kelihatan setelah pengambilan data dan analisis data yang diperoleh. 3) Mengumpulkan data. Siswa
mencari
dan
mengumpulkan
data
sebanyak-banyaknya
untuk
membuktikan apakah hipotesis mereka benar atau tidak. Maka guru perlu membantu bagaimana siswa mencari peralatan, merangkai peralatan dan mengoperasikan peralatan sehingga berfungsi dengan baik. Setelah peralatan berfungsi, siswa diminta untuk mengumpulkan data dan mencatatnya dalam buku catatan. Data yang sudah dikumpulkan harus dianalisis untuk dapat membuktikan hipotesis apakah benar atau tidak. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
17 digilib.uns.ac.id
4) Menganalisis data. Untuk memudahkan menganalisis data, sebaiknya data diorganisasikan, diatur sehingga dapat dibaca dan dianalisis dengan mudah. Biasanya disusun dalam suatu tabel supaya mudah dibaca dan dianalisis. Kadang sangat baik dan disusun atau dikelompokkan menurut: (1) yang menguatkan hipotesis; (2) yang melemahkan hipotesis; (3) yang netral. Di sini kadang guru perlu campur tangan karena data yang banyak membingungkan siswa menentukan langkah selanjutnya. Dalam menganalisis seringkali diperlukan alat hitung seperti rumus matematika ataupun statistik yang memudahkan siswa mengambil keputusan atau mengambil generalisasi. 5) Menarik kesimpulan. Dari data yang telah dikelompokkan dan dianalisis, kemudian diambil kesimpulan dengan generalisasi. Setelah diambil kesimpulan, kemudian dicocokkan dengan hipotesis asal, apakah hipotesis diterima atau tidak. Bila ternyata hipotesis mereka tidak dapat diterima, mereka diminta untuk mencari penjelasan mengapa demikian. Guru dapat membantu dengan berbagai pertanyaan penolong. Model inkuiri terbimbing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Jerome Bruner dalam Ratna Willis Dahar (1989: 103) kelebihan metode inkuri terbimbing yaitu: a) pengetahuan itu tahan lama atau lama dapat diingat dan mudah diingat bila dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara-cara lain; b) hasil belajar inkuiri mempunyai efek transfer yang sangat baik, daripada hasil belajar lainnya, dengan kata lain konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dimiliki seseorang lebih mudah diterapkan kepada situasi-situasi baru; c) dapat meningkatkan peralatan siswa dan kemampuan untuk berpikir secara bebas; d) dapat melatih keterampilanketerampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain; e) dapat membangkitkan keingintahuan siswa memberikan motivasi untuk bekerja terus sampai menemukan jawaban-jawaban. Disamping kelebihan-kelebihan, model inkuiri terbimbing juga mempunyai kelemahan atau keterbatasan. Menurut Moh Amien (2003: 18) kelemahan pembelajaran dengan model inkuiri adalah: a) tidak semua guru atau siswa dapat menggunakan model ini tanpa bimbingan, fasilitas dan sumber belajar yang memadai; b) jika jumlah siswa terlalu banyak, tugas guru dalam membimbing dan mengawasi menjadi lebih berat; c) siswa yang gagal menyelesaikan tugasnya akan to merasa commit user frustasi.
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Inkuiri Bebas Termodifikasi Model inkuiri bebas termodifikasi merupakan suatu kegiatan inkuiri bebas, tetapi dalam penentuan masalahnya diberikan oleh guru. Pada model ini guru memberikan masalah melalui pengamatan, eksplorasi atau prosedur penelitian untuk memperoleh jawaban dan siswa didorong untuk memecahkan masalah dalam kerja kelompok atau perorangan. Dalam model ini guru hanya memberikan permasalahan, kemudian siswa ditugasi untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, percobaan, atau prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya. Siswa harus merencanakan garis besar prosedur penelitian atau eksperimen yang digunakan untuk membuat rancangan dan melakukan eksperimen. Guru hanya menyajikan masalah dan menyediakan alat serta bahan yang diperlukan siswa untuk memecahkan masalah tersebut. Guru merupakan narasumber yang tugasnya hanya memberikan bantuan yang diperlukan untuk membantu siswa dalam berpikir, menemukan cara-cara penelitian yang tepat dan menghindari frustasi atau kegagalan. Penggunaan model inkuiri bebas termodifikasi mempunyai kekurangan yaitu: 1) siswa yang motivasinya kurang, dalam pengumpulan data dan keterangan hasilnya kurang memuaskan; 2) siswa kurang mempunyai inisiatif untuk mendapatkan data, karena kurang pengalaman. Strategi pembelajaran ini memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang banyak. Adapun kelebihan model inkuri bebas termodifikasi adalah: 1) membantu perkembangan pola berfikir siswa; 2) siswa memperoleh penemuan tentang konsep dan ide-ide yang baik; 3) siswa terdorong untuk berpikir secara bebas, terbuka, sehingga akan memberikan kepuasan pada dirinya sendiri; 4) siswa terdorong untuk berpikir dan bekerja atas prakarsa sendiri. Adapun langkah-langkah/Sintaks pembelajaran model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi disajikan pada tabel 2.2.
commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.2: Langkah-langkah/Sintaks model Inkuiri terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi No 1
Langkahlangkah Perumusan masalah
a.
2
Perumusan hipotesis
a.
3
Pengumpulan data
a. b.
c.
4
Analisis data
a. b.
5
Menarik kesimpulan
a.
Aktivitas pembelajaran Inkuiri terbimbing Inkuiri bebas termodifikasi Guru membimbing siswa a. Siswa merumuskan masalah merumuskan masalah tentang tentang gerak melingkar beraturan. gerak melingkar beraturan. b. Guru memantau dan membantu jika diminta. Guru membimbing siswa a. Guru memantau siswa selama merumuskan hipotesis tentang proses inkuiri berlangsung , siswa gerak melingkar beraturan. merumuskan hipotesis GMB b. Guru menjawaban pertanyaan hanya jika ada pertanyaan dari siswa tentang GMB. Penyediaan alat dan bahan, a. Guru memantau siswa selama bahan dan LKS. proses inkuiriberlangsung , siswa Guru menginstruksikan kepada mengumpulkan data jari-jari, siswa untuk bereksperimen banyak putaran dan waktu. berdasarkan LKS yang ada. b. Menjawaban pertanyaan hanya jika Pengamatan, mencatat data dan ada pertanyaan dari siswa. guru membimbing selama proses eksperimen. Guru membimbing siswa dalam a. Guru memantau siswa selama mengolah data. proses inkuiri berlangsung , siswa Siswa melakukan diskusi dengan mengolah data eksperimen. kelompoknya. b. Menjawaban pertanyaan hanya jika ada pertanyaan dari siswa. Guru membimbing siswa dalam a. Guru memantau siswa selama merumuskan kesimpulan . proses inkuiri berlangsung /siswa membuat kesimpulan. b. Menjawaban pertanyaan hanya jika ada pertanyaan dari siswa.
Sumber: Ratna Willis dalam (1989) Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa pada inkuiri terbimbing guru sangat dominan dalam membimbing siswa dan pada inkuiri bebas termodifikasi guru hanya memantau dan mengamati selama kegiatan inkuiri berlangsung, namun jika diperlukan maka guru akan memberikan bantuan untuk mencegah gagalnya pembelajaran. Dalam pelaksanaanya peran guru pada inkuiri bebas termodifikasi ternyata juga masih relatif besar karena siswa belum terbiasa melakukan model pembelajaran ini, tetapi paling tidak telah memberikan pengalaman belajar sebagai dasar untuk pembelajaran berikutnya. Padahal dengan model inkuiri bebas termodifikasi diharapkan siswa bisa melakukan ekspresi secara bebas sesuai dengan sintaks model pembelajaran commit to user inkuiri bebas termodifikasi sehingga prestasi belajar bisa diperoleh secara maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id
5.
20 digilib.uns.ac.id
Kreativitas Kreativitas merupakan tuntutan pendidikan dan kehidupan, kreativitas akan
menghasilkan berbagai inovasi dan perkembangan baru. Individu yang kreativ akan selalu di butuhkan oleh lingkungannya, mereka akan mampu bertahan dalam kompetisi global yang dinamis dan ketat. Pada dasarnya kreativitas sangat melekat dalam diri manusia. Faktor kreativitas inilah yang membedakan manusia dari simpanse, karena dengan kreativitas manusia memiliki bahasa, nilai, ekspresi keindahan, pemahaman ilmu, teknologi dan hal-hal penting lainnya, (Csikszentmihalyi, 1996: 1-2). Menurut Utami Munandar (2004: 12) kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada, dengan demikian perubahan didalam individu maupun lingkungan dapat menunjang atau menghambat upaya kreativ. Implikasinya adalah kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Baron dalam Utami Munandar (2004: 21) berpendapat bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru. Sedangkan menurut Roger dalam Utami Munandar (2004: 18) mengatakan sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang, dan menjadi matang, serta kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuannya. Karakteristik kreativitas menurut Utami Munandar (2004: 71) adalah: a) rasa ingin tahu yang luas dan mendalam; b) sering mengajukan pertanyaan yang baik; c) memberikan gagasan atau usul terhadap suatu masalah; d) bebas menyatakan pendapat; e) mempunyai rasa keindahan yang dalam; f) menonjol pada salah satu bidang seni; g) mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi sudut pandang; h) mempunyai rasa humor yang luas; i) mempunyai daya imajinasi; j) orisinil dalam ungkapan, gagasan, dan pemecahan masalah. Munandar (2004), menyatakan bahwa kreativitas melibatkan proses berpikir secara divergen, sedangkan Parnes mengungkapkan bahwa kemampuan kreativ dapat dibangkitkan melalui masalah yang memacu pada lima macam perilaku kreatif, yaitu: 1) Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengungkapkan ide-ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah; 2) Flexibility (keluwesan) yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai manfaat guna memecahkan suatu masalah di luar kategori biasa; commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang unik atau luar biasa; 4) keterperincian, yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan; 5) sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi (Munandar, 2004). Dari pengertian tentang kreativitas di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang membuat kombinasi-kombinasi baru dari sesuatu yang sudah ada sesuai dengan yang dipikirkan. Kreativitas mengandung arti mencari jalan keluar dari gagasan-gagasan lama untuk menemukan gagasan-gagasan baru. Jadi kreativitas adalah kemampuan mencipta, meniru, dan mengembangkan halhal yang sudah ada atau yang dianggap masih baru dengan menggunakan alat-alat yang sudah ada. Dengan kata lain kreativitas adalah kemampuan menemukan suatu jawaban paling tepat terhadap suatu masalah yang diberikan berdasarkan informasi yang tersedia. Perilaku kreatif yang dapat teramati meliputi kemampuan mengungkapkan ide, memecahkan permasalahan dengan jalan yang luar biasa, memberi tanggapan dengan respon yang unik, mengemukakan ide atau gagasan, dan peka terhadap situasi yang dihadapinya. Idealnya setiap siswa mempunyai sikap dan perilaku kreativ dengan harapan bisa memacu kemampuan untuk menghasilkan penemuan-penemuan dan ideide baru guna meningkatkan presatasi belajarnya. Penanaman perilaku kreativ merupakan tantangan tersendiri bagi guru. Strategi pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa secara menyeluruh sangat mendukung munculnya kreativitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa dengan kreativitas tinggi mempunyai ciri hasrat ingin tahu yang tinggi, terbuka terhadap hal-hal yang sifatnya baru, banyak ide, lebih suka melakukan tugas-tugas baru yang penuh tantangan, berpikir fleksibel, selalu optimis, tidak banyak mengeluh, aktif, suka bertanya atau memberikan tanggapan, dan berani mengambil resiko. Untuk menggali kreativitas harus banyak membaca, sebab dengan membaca alam pikiran kita bekerja kesegala kondisi dan dalam waktu bersamaan berbagai pemikiran baru yang tidak ada dalam bacaan muncul dalam benak kita. Dengan munculnya pemikiran baru ini maka kreativitas, kepekaan dan sensitivitas seseorang commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
meningkat. Kreativitas juga dapat ditingkatkan dengan menulis tentang apa saja yang muncul dalam pikiran setelah kita membaca atau mengalami sesuatu yang sifatnya baru. Untuk mempertajam kreativitas harus aktif, serius dalam memikirkan sesuatu, peka terhadap segala hal yang dihadapi, aktif berinisiatif, banyak membaca dan menulis serta disiplin. Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kreativitas antara lain: rasa ingin tahu, kemampuan berimajinasi, berani mengambil resiko, kecerdasan emosi, mengungkapkan pendapat/ide. Pengukuran kretivitas dapat dilakukan dengan menggunakan angket atau observasi langsung. Komponen dan indikator kreativitas tersaji dalam Tabel 2.3. Tabel 2.3: Komponen dan indikator kreativitas Komponen
Indikator
Perasaan ingin tahu
a. Senang membaca buku atau mencari dari berbagai media termasuk browsing untuk menemukan hal-hal yang berkaitan dengan gerak melingkar beraturan. b. Tertarik dengan mesin yang prinsip kerjanya gerak melingkar misalnya: rangkain roda-roda dalam mesin. c. Tertarik untuk mencoba dan mempelajari alat-alat baru yang prinsip kerjanya gerak melingkar. a. Senang memikirkan hal-hal yang baru dipelajari, kenapa gir sepeda depan lebih besar dari gir belakang. b. Membayangkan hal baru yang bersifat penemuan yang terkait dengan gerak melingkar. c. Mengemukakan gagasan atau ide dari hasil imajinasinya. d. Mampu menjelaskan rumusan persamaan geraka melingkar beraturan pada LKS yang digunakan dalam percobaan. a. Teguh dalam mempertahankan ide atau pendapatnya saat diskusi kelompok. b. Bersedia mengakui kesalahan dan kekurangan diri sendiri. a. Selalu optimis, suka bekerja keras, tanggung jawab. b. Dapat bekerja tanpa tergantung dengan orang lain. c. Mempunyai rasa humor yang tinggi, tidak mudah stress. a. Menghargai pendapat orang lain. b. Menghargai kesempatan yang ada untuk bekerja,
Kemampuan imajinasi
Berani mengambil resiko Kecerdasan emosional Menghargai sesuatu
Sumber: Utami Munandar dalam (1999) 6. Sikap Ilmiah Sikap ilmiah didefinisikan sebagai perasaan suka atau tidak suka yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon suatu objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki seseorang (Suwandi, 2010). commit to user Sikap ilmiah terbentuk dan berubah sejalan dengan perkembangan individu atau dengan
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
kata lain sikap merupakan hasil belajar individu melalui interaksi sosial. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap dapat dibentuk dan diubah sesuai dengan keinginan kita melalui pendidikan. Menurut Winkel (2009), Sikap ilmiah didefinisikan sebagai kemampuan internal seseorang yang berperan dalam mengambil suatu tindakan, lebih-lebih lagi terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak. Secara umum sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kencenderungan untuk bereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang, dan sebagainya baik secara positip maupun negatip. Menurut Azwar dalam (2011) mendefinisikn sikap ilmiah sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek dilingkungan sekitarnya. Kerangka pemikiran ini menjadikan sikap sebagai suatu konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek. Sikap ilmiah mempunyai tiga komponen yaitu kognitif (berhubungan dengan pengetahuan), afektif (berhubungan dengan perasaan) dan psikomotor (berhubungan dengan tindakan). Sikap yang dikembangkan dalam sains adalah sikap ilmiah yang dikenal dengan scientific attitude. Sikap ilmiah mempunyai dua makna, yaitu attitude to science dan attitude of science. Attitude to science mengacu pada sikap terhadap IPA sedangkan attitude of science mengacu pada sikap yang melekat setelah mempelajari IPA. Beberapa sikap ilmiah yang mulai lazim dikembangkan di sekolah meliputi sikap jujur, teliti, bekerja sama, tekun, disiplin, menghargai pendapat orang lain, dan kritis. Jasin (2002) mengemukakan bahwa seseorang mempunyai sikap ilmiah apabila melihat peristiwa gejala alam akan terangsang untuk ingin tahu lebih lanjut, mengenai apa, bagaimana dan mengapa peristiwa atau gejala itu terjadi. Seseorang dikatakan mempunyai sikap ilmiah yang tinggi apabila mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh orang yang sedang mempelajari IPA dan orang yang telah mempelajari IPA baik yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk mendapatkan hasil maksimal maka ketekunan, kejujuran, keterbukaan, menghargai orang lain, sikap menyelidiki, commit to user suka dengan sesuatu yang baru,
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyukai penjelasan ilmiah dan kritis harus dimiliki. Untuk mengukur sikap ilmiah dapat dilakukan dengan angket atau observasi. Tabel 2.4: Komponen dan indikator sikap ilmiah Komponen Teliti
Indikator a. Teliti dan cermat terhadap alat dan bahan sebelum percobaan (meneliti roda dan gir sepeda). b. Cermat mengukur jari-jari dan mencatat waktu . c. Meneliti kembali hasil pekerjaan percobaan. Disiplin a. Hadir tepat waktu sesuai dengan jadwal. b. Setelah selesai percobaan segera membersihkan dan membereskan alat dan bahan seperti semula . Jujur a. Melaporkan data apa adanya sesuai hasil dari pengamatan dan pengukuran. b. Bersedia mengakui kesalahan yang dilakukan. Mau menghargai a. Mau menerima pendapat teman pada saat diskusi pendapat orang lain kelompok. b. Memberi kesempatan kepada teman untuk menyampaikan pendapatnya. Bekerja sama a. Bekerja sama dengan anggota kelompoknya. b. Saling membantu sesama teman waktu bekerja. Kritis a. Berani memberi komentar, mengevaluasi terhadap hal-hal yang keliru, dan memberikan solusinya, Sumber: Utami Munandar dalam, 1999 7.
Diskripsi Materi : Gerak Melingkar Beraturan a. Pengertian Gerak Melingkar Beraturan Berdasar lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu benda bergerak pada garis lurus, gerak parabola dan benda bergerak pada lintasan melingkar. Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai benda-benda yang bergerak melingkar seperti gerak jarum jam, gerak kincir air, roda yang berputar dan sebagainya. Gerak Melingkar Beraturan (GMB) adalah gerak suatu benda dalam lintasan berbentuk lingkaran dengan kelajuan konstan atau kecepatan sudutnya konstan. Benda yang bergerak dalam GMB terus berubah arah, sehingga kecepatan liniernya (merupakan besaran vektor yang memiliki besar dan arah), selalu berubah.
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Besaran-besaran dalam Gerak Melingkar 1)
Frekuensi (f) dan periode (T) Sebuah partikel/benda yang bergerak melingkar baik gerak melingkar
beraturan ataupun yang tidak beraturan, geraknya akan selalu berulang pada suatu saat tertentu. Dengan memperhatikan sebuah titik pada lintasan geraknya, sebuah partikel yang telah melakukan satu putaran penuh akan kembali atau melewati posisi semula. Gerak melingkar sering dideskripsikan dalam frekuensi ( f ), yaitu jumlah putaran tiap satuan waktu atau jumlah putaran per sekon. Sementara itu, periode (T) adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh satu putaran.Hubungan kedua besaran adalah sebagai berikut : T=
1 f
Pers. 1
Untuk benda yang berputar satu lingkaran dengan laju konstan v, dapat dituliskan: v = 2πR/T . Hal ini disebabkan dalam satu putaran, benda menempuh satu keliling lingkaran (s = 2πR) sehingga 1 putaran = 2π rad, 1 rpm = rotasi per menit. 2) Posisi Sudut (θ), kecepatan linier (v) dan kecepatan sudut (ω) Satuan posisi sudut bidang datar dalam SI adalah radian (rad). Nilai radian adalah perbandingan antara jarak linear yang ditempuh benda dengan jari-jari lingkaran. Keliling lingkaran adalah 2πR, misalkan sudut pusat satu lingkaran adalah θ, maka sudut pusat disebut 1 rad jika busur yang ditempuh sama dengan jari-jarinya. Persamaannya adalah
2R rad 2 rad . R
Karena 2π = 3600 maka besarnya sudut dalam satu radian adalah sebagai berikut: 2 rad 3600 1 rad
3600 3600 3600 57,30 2 2 3,14 6,28
Posisi sudut dinyatakan dalam
panjang busur jari jari
Jika θ adalah sudut pusat lingkaran yang panjang busurnya s dan jari-jarinya R, diperoleh hubungan: commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
θ = s/R
atau s = θ.R
Pers. 2
Suatu titik bergerak melingkar dengan sumbu tetap O dan jari-jari R. Jika titik tersebut bergerak dari A ke B dengan menempuh lintasan busur sejauh s, sedangkan posisi sudut yang terbentuk adalah θ, maka diperoleh hubungan: θ = s/R atau
s = θ.R
Jika posisi sudut yaitu Δθ , lintasan busurnya yaitu Δs, karena selang waktu (Δt), sehingga persamaan diatas berubah menjadi: Δs = Δθ . R.
Pers. 3
Jika persamaan tersebut dibagi dengan selang waktu Δt , diperoleh: Δs/Δt = Δθ/Δt. R
Pers. 4
Kelajuan linier (v) pada gerak melingkar beraturan didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh dinyatakan sebagai panjang lintasan (Δs ) selama selang waktu tertentu (Δt) , maka: v = Δs/Δt
Pers. 5
Panjang busur untuk satu lingkaran penuh sama dengan keliling lingkaran 2πR, sedangkan waktu yang diperlukan untuk menempuh satu lingkaran penuh sama dengan periode T, maka:
v
2R .....(m / s) T
Pers. 6
Jika posisi sudut sangat kecil dθ , karena selang waktu dt yang digunakan sangat kecil, lintasan busurnya juga sangat kecil ds , maka Pers. 4 diatas berubah menjadi: ds/dt = dθ/dt.R ds/dt
Pers. 7
merupakan kecepatan linier sesaat (v) memiliki arah berupa arah garis
singgung lingkaran tampak seperti pada Gambar 2.1. commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
R
s
Gb. 2.1. Hubungan θ, s dan R dan arah kecepatan
linier.
Kecepatan sudut (ω) didefinisikan sebagai besar sudut (Δθ) yang ditempuh tiap satu satuan waktu (Δt), maka: ω = Δθ/Δt
Pers. 8
Untuk partikel yang melakukan gerak satu kali putaran,
didapatkan sudut yang
ditempuh Δθ =2π dan waktu tempuh sama dengan periodenya T, maka: ω = 2π /T
atau ω = 2π f
Pers. 9
Hubungan antara periode, frekuensi, laju linear, dan kecepatan sudut: Substitusi pers. 5 dan 8 ke pers. 4, diperoleh: Δs/Δt = Δθ/Δt. R Δv
v
= Δ ω.R
Pers. 10
2R 2fR .R T
Pers. 11
1) Pengertian Kecepatan Sudut Rata-rata Kecepatan sudut rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi perpindahan sudut dengan selang waktu. Kecepatan sudut rata-rata = ω=
perpindahan sudut selang waktu
2 1 t t 2 t 1
Pers. 12
2) Percepatan linier/ tangensial (at) dan percepatan sudut (α) Jika pers. 10, kedua ruas dibagi dengan Δt, maka: Δv/Δt
= Δω/Δt.R commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Percepatan linier/tangensial dapat didefinisikan sebagai perubahan kelajuan linier pada gerak melingkar dibagi dengan perubahan waktu, arahnya selalu tegak lurus jari-jari lingkaran, maka: at =
V t
Pers. 13
Percepatan sudut dapat didefinisikan sebagai perubahan kecepatan sudut pada gerak melingkar dibagi dengan perubahan waktunya.
t 0 t t t0
.....(rad / s 2 ) Pers. 14
Dengan memasukkan Δv = ΔωR dan nilai R tetap, diperoleh at =
t
R
at = α R .... ( m/s2)
Pers. 15
Atau dinyatakan dengan persamaan berikut:
at
v .R R .....(m / s 2 ) t t
Percepatan sentripetal adalah percepatan yang selalu tegak lurus terhadap kecepatan liniernya dan mengarah ke pusat lingkaran. Jika suatu benda bergerak melingkar dengan jari-jari R menempuh lintasan Δs dan sudut tempuh Δθ maka berlaku Δs = Δθ.R. Analog dengan persamaan tersebut jika suatu benda bergerak dengan jarijari R dan perubahan kecepatan dari v1 ke v2 sebesar Δv, serta sudut tempuh Δθ maka berlaku: Δv = Δω.R. Persamaan percepatan sentripetal adalah: as = Δv/ Δt
Atau
as
= Δω. R / Δt
as
= ωv
Karena v = ωR maka persamaan percepatan sentripetal as = ω2 R Besarnya dinyatakan dengan persamaan berikut: as
v2 R
.....(m / s 2 )
commit to user
Pers. 16
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
at = α R dan
Karena:
as = ω2R , maka percepatan linier total partikel adalah
penjumlahan vektor kedua komponen percepatan, tampak pada gambar 2.2.
Gb. 2.2: Percepatan linier total
Percepatan total partikel: a total = at + as Karena at tegak lurus terhadap as, maka besar percepatan linier partikel adalah a
=
at as r 2 2 r 2 4 2
2
atau
a
= r 2 2
Pers. 17
3) Hubungan Roda-Roda Gerak melingkar dapat dipindahkan dari sebuah benda berbentuk lingkaran ke benda lain yang juga berbentuk lingkaran, misalnya antara gir dengan roda pada sepeda, gir pada mesin-mesin kendaraan bermotor, dan sebagainya. Hubungan roda-roda pada gerak melingkar dapat berupa sistem sepusat atau seporos yaitu roda yang mempunyai satu pusat, sistem langsung yaitu dengan memakai roda-roda gigi atau roda-roda gesek, atau sistem tak langsung yaitu dengan memakai streng/rantai/pita. 1.
Hubungan roda-roda sepusat
Perhatikan gambar di bawah ini. P
Q
2
vA vB
1 Q'
P'
Gambar 2.3: Hubungan Roda Sepusat commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dua buah roda tersebut mempunyai satu pusat di O, roda kecil mempunyai jari-jari R1 dan roda besar mempunyai jari-jari R2. Titik P adalah titik terluar pada roda besar, sedangkan titik Q adalah titik terluar pada roda kecil. Pada saat roda bergerak bersamaan selama t sekon, maka titik P berpindah ke titik P’, dan titik Q berpindah ke Q’. Ternyata arah putar roda kecil dan roda besar adalah sama dan kedua roda memiliki periode (T) atau frekuensi (f) yang sama sehingga kecepatan sudutnya sama, sedangkan kecepatan linier kedua roda berbeda. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
T1 T2 dan f1 f 2 maka :
1 2 v1 v 2 R1 R2
Pers. 18
Contoh Hubungan Roda-roda seporos di kehidupan sehari-hari adalah gir sepeda, baling-baling pada kipas angin, mesin jam, roda motor, roda becak, Velg ban dan Ban (karet) luar, dan lain-lain. 2. Hubungan roda-roda bersinggungan (sistem langsung) Hubungan roda-roda yang saling bersinggungan dapat dijumpai pada mesin kendaraan bermotor (sistem gigi mobil dan sistem garden mobil) atau mesin jam, sepeda
antik,
mesin
Rollescoaster,
dll.
Pada
umumnya
hubungan
yang
bersinggungan ini bertujuan untuk mengubah arah suatu gerak. Perhatikan gambar dibawah ini:
v1 1
v2 2
Gambar: 2.4: Hubungan Roda-roda Bersinggungan Pada saat roda 1 diputar dengan kecepatan linier v1 , maka roda 2 juga akan ikut berputar dengan kecepatan linier v 2 yang besarnya sama dengan v1 tetapi arah putar kedua roda saling berlawanan. Dilihat dari gerak kedua roda maka kedua roda tersebut akan memiliki periode dan frekuensi yang berbeda dan kecepatan sudutnya berbeda. Secara matematis: T1 ≠ T 2
dan
to user f1 ≠ f2 commit ω1 ≠ ω 2 dan
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Yang sama : V1 = V2
maka ω1 R1 = ω2 R2
Pers. 19
3. Hubungan roda-roda yang dihubungkan dengan sabuk atau rantai (sistem tak langsung) 1
v1
v2
2
Gambar: 2.5: Sistem Tak Langsung
Rantai untuk menggerakkan roda belakang pada sebuah kendaraan bermotor merupakan salah satu penerapan roda-roda yang dihubungkan dengan sabuk. Misalnya pada gigi depan dengan gigi belakang pada sepeda, dan sepeda motor, katrol, alat pancing, dan lain-lain. Kasus ini pada prinsipnya sama dengan roda-roda yang saling bersinggungan, yang berbeda adalah roda-roda yang dihubungkan dengan sabuk tidak mengubah arah gerak. Jadi persamaan pada roda-roda yang bersinggungan masih berlaku di sini dan arah putar kedua roda adalah sam. T1 ≠ T 2
dan
f1 ≠ f2
dan
ω1 ≠ ω 2
Yang sama : V1 = V2 ω1 R1 = ω2 R2
Pers. 20
Jika roda 1 dan roda 2 bergigi yang jumlahnya n 1 dan n2. Gigi-gigi itu saling bertautan di suatu titik dan jumlah putarnya tiap - tiap detik (frekuensi) berturut-turut ialah f1 dan f2 (n1 < n2) maka terdapat persamaan : a) untuk roda 1 berputar 1 kali, maka titik dilalui sejumlah n1 gigi roda 1 maupun roda 2. Jadi roda 2 telah melakukan putaran
n1 x 1 putaran. n2
b) untuk roda 1 berputar 2 kali, maka roda 2 telah melakukan putaran
n1 n2
x 2
putaran. c) untuk roda 1 berputar f1 kali, maka roda 2 telah melakukan putaran jadi :
f2
n1 x f1 n2
atau
n1 f = 2 commit to user n2 f1
n1 x f1 putaran n2
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berlaku pula :
n1 = 2 1 n2
Pers. 21
8. Prestasi Belajar a.
Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar siswa diukur pada setiap komptensi dasar. Pengertian prestasi
belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru”. Dengan adanya nilai yang diberikan oleh guru inilah maka baik atau kurang baiknya prestasi belajar siswa dapat diketahui. Sudjana (1989) menjelaskan bahwa, “Prestasi belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Jadi prestasi belajar adalah ilmu pengetahuan dan atau ketrampilan yang dikuasai seseorang yang diperoleh melalui proses belajar. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990: 110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan dan atau ketrampilan yang dimiliki siswa sebagai hasil belajar setelah siswa melakukan kegiatan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk angka/nilai. Suwandi (2010) menyatakan bahwa, Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan. Proses penilaian dapat dilakukan melalui kegiatan evaluasi dalam bentuk tes ataupun non tes. Suprayekti (2003) menyatakan bahwa hasil belajar meliputi 3 ranah yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor, yang ketiganya masih dapat diklasifikasikan lagi. Hasil belajar ranah kognitif berorientasi kepada kemampuan yang sederhana sampai dengan kemampuan untuk memecahkan suatu masalah. Hasil belajar ranah afektif merupakan perubahan perasaan, emosi, sistem nilai dan sikap yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap suatu persoalan. Selanjutnya perasaan, emosi, sistem nilai dan sikap merupakan modal bagi siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Hasil belajar ranah psikomotor commit to user berorientasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan gerak tubuh, atau
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tindakan (action) yang melibatkan koordinasi antara syaraf dan otot. Prestasi belajar didapatkan setelah seseorang melakukan aktivitas belajar baik secara individu maupun kelompok. Azwar (2000) menyatakan bahwa “prestasi belajar adalah hasil maksimal seseorang dalam menguasai materi-materi yang telah diajarkan”. Berdasarkan uraian berbagai teori di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa adalah suatu aktivitas dan kemampuan siswa yang diperoleh setelah mengalami proses pembelajaran yang dilakukan secara individu maupun bersama-sama yang bisa berupa aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa baik itu yang berasal dari diri siswa maupun dari luar siswa. Sudjana (1996) menyatakan bahwa, ada dua faktor utama yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor dari dalam siswa (internal) dan faktor dari luar diri siswa (eksternal). Faktor Internal meliputi kemampuan yang dimiliki siswa, motivasi, minat, kreativitas, sikap, perhatian dan kebebasan belajar. Faktor eksternal adalah faktor lingkungan yang meliputi kualitas pembelajaran bisa berupa metode pembelajaran, penguasaan materi oleh guru, sikap guru, sarana, dan prasarana yang ada serta lokasi belajar. Nanang Hanafiah (2012) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, antara lain: 1) peserta didik dengan sejumlah latar belakangnya yang mencakup tingkat kecerdasan, bakat, sikap, minat, motivasi, keyakinan, kesadaran, kedisiplinan, dan tanggung jawab; 2) pengajar yang professional yang memiliki kompetensi
pedagogik,
kompetensi
sosial,
kompetensi
personal,
kompetensi
profesional, kualifikasi pendidikan yang memadai, dan kesejahteraan yang memadai; 3) atmosfir pembelajaran partisipatif dan interaktif yang dimanifestasikan dengan adanya komunikasi timbal balik yang multi arah secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan; 4) sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran; 5) kurikulum sebagai kerangka dasar atau arahan; 6) lingkungan agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu, dan teknologi serta lingkungan alam sekitar; 7) atmosfir kepemimpinan pembelajaran yang sehat, partisipatif, demokratis, dan situasional; 8) pembiayaan yang memadai.
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari uraian diatas terlihat bahwa Jika faktor internal (siawa) dan eksternal (di luar siswa) dikelola dengan baik dan konsisten maka prestasi belajar siswa yang maksimal dapat diperoleh. c. Tes Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa selama proses pembelajaran. Prestasi belajar menunjukan keberhasilan siswa dalam belajarnya, untuk mengetahui tingkat ketercapain prestasi belajar siswa dalam belajar dilakukan dengan jalan evaluasi/tes. Evaluasi/tes merupakan umpan balik bagi guru, sejauh mana penguasaan dan pemahaman siswa selama proses pembelajaran. Purwanto (1996) menyatakan bahwa: Tujuan evaluasi adalah untuk: (1) mendapatkan data pembuktian yang menunjukan sampai dimana tingkat kemampuan dan prestasi siswa dalam pencapaian tujuan; (2) mengukur prestasi siswa secara individu maupun kelompok; (3) mengetahui perbedaan antara siswa satu dengan yang lain. Tujuan dari pengukuran prestasi belajar atau tes ini untuk melihat hasil yang dicapai siswa seberapa jauh tujuan-tujuan kurikulum dikuasai. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi/tes merupakan alat ukur yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan siswa setelah melakukan serangkaian proses pembelajaran. Tes juga berfungsi sebagai umpan balik bagi proses pembelajaran. Dengan tes akan diketahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran. Hasil tes digunakan sebagai dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa. Bentuk tes yang digunakan bisa berupa pertanyaan, tugas atau latihan. Suwandi (2010) menyatakan secara garis besar bahwa tes dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu tes subjektif dan tes objektif. Bentuk yang subjektif sering disebut sebagai tes bentuk esai. Tes esai berupa pertanyaan yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk uraian dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Dalam tes esai kesempatan siswa untuk berkreativitas sangat luas. Dengan demikian tes esei selain untuk mengukur prestasi belajar siswa juga untuk mengembangkan kemampuan berkreasi siswa. Sedangkan tes objektif merupakan tes dengan jawaban singkat atau memilih pilihan jawaban yang sudah disediakan. Dalam tes pilihan ganda dapat mengukur presatasi belajar yang lebih banyak namun kurang bisa memgembangkan kemampuan berkreasi siswa.
commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam pembelajaran dengan model inkuiri proses siswa untuk memperoleh konsep harus dinilai, yang bisa dilakukan dengan penilaian unjuk kerja (performen asesmen). Penilaian unjuk kerja ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses yang dilakukan siswa dalam menemukan konsep. Penilaian unjuk kerja melibatkan pemahaman konsep-konsep Fisika dan langkah-langkah (prosedurnya). Unjuk kerja meliputi ranah sikap dan keterampilan. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan melalui observasi. Berikut tabel komponen dan kriteria penilaian sikap dan penilaian keterampilan. Tabel 2.5: Komponen dan indikator nilai sikap No 1
Komponen Mandiri
Indikator a. Tidak tergantung dengan orang lain. b. Mengutamakan usaha sendiri. c. Suka membantu orang lain. d. Tanggung jawab dengan tugas-tugasnya.
2
Percaya diri
a. Percaya degan kemampuan sendiri. b. Tidak mudah putus asa. c. Pandai berkomunikasi. d. Semangat belajar tinggi.
3
Respontif
a. Mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. b. Pandai menemukan solusi. c. Pandai menganalisi data. d. Berorientasi ke masa depan.
4
Santun
a. Hormat kepada guru dan teman. b. Taat kepada tata tertib. c. Sabar/tidak mudah marah. d. Suka membantu orang lain.
commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.6: Komponen dan indikator nilai keterampilan. No
Komponen
1
Persiapan
2
Melaksanakan percobaan
Indikator a. b. c. d. a. b. c.
3
Menganalisis data
d. a. b. c.
4
Presentasi
d. a. b. c. d.
Masing-masing anggota datang tepat waktu. Menyiapkan alat dan bahan dengan rapi. Mencoba alat percobaan sebelum dipakai. Siap menerima tugas dari kelompok. Masing-masing anggota aktif melaksanakan percobaan. Masing-masing anggota melaksanakan percobaan dengan hati-hati. Masing-masing anggota dalam melaksanakan percobaan saling bekerjasama. Mengumpukan data secara cermat.. Masing-masing anggota aktif mengolah data percobaan Masing-masing anggota mengolah data dengan hatihati Masing-masing anggota mengolah data saling bekerjasama Menarik kesimpulan secara bersama Masing-masing anggota aktif dalam mempresentasikan hasil percobaan. Masing-masing anggota bertanggung jawab pada tugas masing-masing. Masing-masing anggota saling bekerjasama dalam mempertahankan hasil diskusi sebelumnya. Mampu mengendalikan jalannya presentasi.
B. Penelitian yang Relevan Penelitian relevan yang disusun oleh peneliti adalah: a. Eric J. Pyle, (2008) menyimpulkan bahwa untuk menerapkan metode inkuiri guru harus banyak mengemukakan pertanyaan mulai dari yang sederhana, komplek, dan semakin komplek sehingga dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Metode inkuiri tidak hanya cocok untuk ilmu alam tetapi juga cocok untuk ilmu-ilmu lain. Dalam hal ini untuk model inkuiri terbimbing perlu dikembangkan LKS yang komunikatif sehingga siswa bisa belajar secara mandiri. b. Penelitian yang dilakukan oleh
Elsy Zuriyani (2011) bahwa strategi Pembelajaran commit to user inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankankan pada
perpustakaan.uns.ac.id
37 digilib.uns.ac.id
ketrampian proses sains untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Hasil belajar dengan cara ini lebih mudah dihafal dan diingat, mudah ditransfer untuk memecahkan masalah. Pembelajaran yang menekankankan pada ketrampilan proses sains (sainstifik) sejalan dengan tuntutan kurikulum 2013 yaitu KI.4: Mengolah, menalar, menyaji dalam ranah kongkret, dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. c. Frackson Mumba. et all, (2006), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa model inkuiri merangsang siswa untuk melakukan penelitian dan menuntun siswa untuk dapat menyelesaikan laporan dengan lebih baik. Model pembelajran seperti ini perlu dikembangkan untuk memenuhi tuntutan kurikulum 2013 yaitu KI.3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. d. John P. Kubicek, (2005), dalam penelitiannya, menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode inkuiri sangat cocok untuk meningkatkan sikap ilmiah siswa belajar ilmu pengetahuan dengan melakukan sendiri atau melalui percobaan misalnya dengan menggunakan alat-alat sederhana. Berdasarkan penelitian tersebut maka akan dilakukan penelitian lebih lanjut pada materi Gerak melingkar beraturan yaitu dengan menggunakan alat-alat yang nyata dan sederhana sehingga siswa dapat berkreasi dengan alat-alat tersebut. e. JohnW McBride1. Et all, (2007), menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri membuat siswa atau mahasiswa lebih antusias untuk mempelajari ilmu pengetahuan. Berdasarkan penelitian tersebut maka akan dilakukan penelitian lebih lanjut pada materi Gerak melingkar beraturan untuk meningkatkan antusiasme siswa sehingga berpengaruh pada prestasi belajar. f. Chih-Feng Chuang, Shih-Ching Shiu, Chao-Jen Cheng. (2010), menyimpulkan bahwa kreativitas adalah pendekatan bagi industri yang dapat menjaga keunggulan kompetitif, sehingga merupakan tugas penting bagi guru untuk merancang dan mengatur situasi belajar yang dapat menumbuhkan ide kreatif bagi siswa sehingga akan lebih banyak variasi. g. Penelitian McLoughlin dan M. Padraigh M.M (2007), menghasilkan pembelajaran yang lebih mantap dan unggul dengan menggunakan pembelajaran dasar inkuiri. commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan penelitian tersebut akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui konsistensi, kretivitas, dan sikap ilmiah siswa sehingga berpengaruh pada prestasi belajar. h. Ai-Girl Tan, (2008) menyimpulkan bahwa model inkuiri sangat membantu anak untuk kreatif dan memberikan motivasi dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penelitian tersebut akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri ditinjau dari kreativitas dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar. i. Bella Thorsten et. All, (2010), menyatakan bahwa kolaboration dengan model inquiri menghasilkan prestasi belajar lebih baik. Sehingga model inkuiri perlu dikembnagkan untuk menghasilkan siswa kreatif, memiliki sikap ilmiah yang tinggi dan prestasi belajar maksimal. j. Gengarelly Lera M and Abrams Eleanor D. (2009), menyimpulkan bahwa penggunaan metode inquiri di sekolah menengah pertama menghasilkan prestasi yang lebih baik, sehingga model inkuiri perlu dikembnagkan untuk menghasilkan siswa kreatif, memiliki sikap ilmiah yang tinggi dan prestasi belajar maksima C. Kerangka Berpikir Inkuiri dalam Bahasa Inggris Inquiry berarti pernyataan atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari dan memahami informasi. Jadi pembelajaran inkuiri adalah model yang membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat. Trianto (2007: 166-167). Pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Inkuiri terbimbing biasanya digunakan terutama bagi siswa yang belum berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry Approach), model ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas. Dalam pendekatan inkuiri jenis ini guru membatasi memberi bimbingan, agar siswa berupaya terlebih dahulu secara mandiri, dengan harapan agar siswa dapat menemukan sendiri penyelesaiannya. Namun apabila ada siswa yang tidak dapat commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyelesaikan permasalahannya maka bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung. Gerak melingkar termasuk materi fisika yang memiliki karakteristik konsep yang konkret, riil sehingga dapat dilakukan percobaan model inkuiri. Penerapan gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari sangatlah luas, misalnya hubungan antara rodaroda jelas banyak kita jumpai di bidang teknik, pembuatan bermacam-macam mesin, dibidang mekanik misalnya gerak roda, kipas angin, compact disk, komedi puta, dan sebagainya. Namun demikian dalam proses perkembangan pembelajaran gerak melingkar, khususnya dalam kegiatan pengambilan data di laboratorium untuk menurunkan persamaan-persamaan gerak melingkar, sering mengalami kendala. Berdasarkan kajian tersebut peneliti akan meneliti ada tidaknya pengaruh penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan kreativitas dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa dengan kerangka berpikir sebagai berikut: 1). Pengaruh model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar. Proses pembelajaran fisika dalam penelitian ini menggunakan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, yaitu dengan merancang kegiatan sederhana yang dapat menggambarkan proses penemuan konsep, prinsip, teori yang sedang dipelajari sehingga siswa dapat mengalami sendiri menemukan konsep, prinsip, teori tersebut. Mengingat kedua model inkuiri merupakan model yang menekankan proses sains (ilmiah) yang dapat dimanfaakan untuk pembelajaran maka diduga prestasi belajar siswa akan meningkat dibandingkan dengan pembelajaran dengan menggunakan model ceramah. 2). Pengaruh model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dalam pembelajaran fisika terhadap prestasi belajar ditinjau dari kreativitas tinggi dan rendah. Penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi memungkinkan
siswa
untuk
mengeksplorasi
kreatifitasnya
dalam
berbagai
permasalahan.
Dengan melakukan proses penemuan langsung siswa dapat
menyelesaikan permasalahan dengan baik melalui pengalaman nyata, diduga akan lebih commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
40 digilib.uns.ac.id
menarik dan menantang minat siswa untuk belajar sehingga akan mempengaruhi prestasi belajarnya. 3). Pengaruh model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dalam pembelajaran fisika terhadap prestasi belajar ditinjau dari sikap ilmiah tinggi dan rendah. Sikap ilmiah yang berhubungan dengan kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotor. Untuk mendapatkan hasil maksimal maka dibutuhkan ketekunan, kejujuran, keterbukaan, menghargai orang lain, suka menyelidiki, suka sesuatu yang baru, menyukai penjelasan ilmiah, dan kritis. Diduga siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi memiliki kemampuan untuk mencapai prestasi yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. 4). Interaksi antara model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan kreativitas terhadap prestasi belajar fisika. Kreativitas sangat menentukan kemampuan siswa dalam membentuk gagasan baru atau mengembangkan gagasan yang sudah ada, diduga terdapat interaksi antara penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan kreativitas terhadap prestasi belajar siswa. 5). Interaksi antara model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran inkuiri menuntut siswa untuk aktif berinteraksi dengan materi yang sedang dipelajarinya melalui praktik langsung melakukan percobaan secara mandiri, sehingga diduga terdapat interaksi antara model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah, terhadap prestasi belajar siswa. 6). Interaksi antara kreativitas dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika. Untuk mendapatkan sikap ilmiah yang maksimal dibutuhkan ketekunan, kejujuran, keterbukaan, menghargai orang lain, suka menyelidiki, suka sesuatu yang baru, menyukai penjelasan ilmiah dan kritis. Kreativitas merupakan ekspresi hasil pengalaman yang berisi imajinasi, spontanitas dan keunikan. Karena merupakan hasil pengalaman, maka kreativitas juga dibentuk melalui proses belajar pada ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sehingga diduga terdapat interaksi antara kreativitas dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika. commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7). Interaksi antara model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, kreativitas dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika. Berdasarkan dugaan terdapat pengaruh antara penggunaan model inkuiri terbimbing, inkuiri bebas termodifikasi dan kreativitas terhadap prestasi belajar siswa. Selain itu diduga terdapat pengaruh antara penggunaan model inkuiri terbimbing, inkuiri bebas termodifikasi dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika. Apabila terdapat interaksi yang signifikan, antara sikap ilmiah dan kreativitas maka diduga terdapat interaksi antara model inkuiri terbimbing, inkuiri bebas termodifikasi, kreativitas dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar. D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir di atas dan memperhatikan hasil dari beberapa penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian sebagai berikut: 1.
Ada pengaruh penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar gerak melingkar beraturan.
2.
Ada pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar
gerak
melingkar beraturan. 3.
Ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar
gerak
melingkar beraturan. 4.
Ada interaksi antara penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, dengan kreativitas terhadap prestasi belajar
gerak melingkar
beraturan. 5.
Ada interaksi antara penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar
gerak melingkar
beraturan. 6.
Ada interaksi antara sikap ilmiah dengan kreativitas terhadap prestasi belajar gerak melingkar beraturan.
7.
Ada interaksi antara penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, kreativitas, dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar melingkar beraturan.
commit to user
gerak
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Karanganyar, Jl. Ronggo Warsito, Bejen Karanganyar, 57716, tahun pelajaran 2014/2015. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret
2014 sampai dengan bulan
November 2014. Tabel 3.1: Rincian Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Tahun 2014 No 1.
Kegiatan 3
4
x
x
5
6
b. Identifikasi masalah
x
9
10
11
x
x
12
x
c. Penentuan penelitian
x
d. Pengajuan judul
x
e. Penyusunan Proposal
x
f. Seminar Proposal
x
g. Revisi Proposal
x
h. Penyusunan Instrumen Pelaksanaan
x
a. Uji coba instrumen
x
x
b. Pengumpulan data c. Validasi data 3.
8
Persiapan a. Observasi
2.
7
x
Penyusunan laporan a. Penulisan laporan
x
b. Ujian tesis
x x
commit to user 42
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Populasi, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas X MIA SMA Negeri 2 Karanganyar tahun 2014-2015. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada di dalam wilayah penelitian, maka penelitian tersebut disebut populasi. Jika yang diteliti hanya
sebagian dari populasi, maka
penelitian tersebut dinamakan penelitian sampel (Sumardi Suryabrata, 2002: 81). 2. Sampel penelitian dan Teknik Sampling Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi, Sumardi Suryabrata (2002: 81). Pengambilan sampling dilakukan dengan teknik acak Cluster Random Sampling memilih 2 kelas (80 siswa) sebagai sampel dari total 4 kelas (160 siswa) yang ada. Kelas X MIA 4 digunakan sebagai kelas eksperimen dikenai pembelajaran dengan model Inkuiri terbimbing, Kelas X MIA 1 digunakan sebagai kelas kontrol dikenai pembelajaran dengan model inkuiri bebas termodifikasi. Harapan penulis dari 2 kelas tersebut dapat mewakili seluruh populasi kelas X MIA SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2014/2015. C. Rancangan dan Variabel Penelitian 1.
Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen, dengan cara sampel dikelompokan menjadi 2
kelompok dalam proses pembelajaran. Kelompok pertama belajar dengan model Inkuiri terbimbing, kelompok kedua belajar dengan model Inkuiri bebas termodifikasi. Skor prestasi belajar kedua kelompok ini dibandingkan dan dilihat bedanya. Keberartian beda skor prestasi belajar siswa ditentukan dengan menggunakan rumus statistika. Rancangan penelitian menggunakan desain faktorial 2x2x2. Rancangan penelitian ini dapat ditunjukan pada Tabel 3.2 Tabel 3.2: Desain faktorial
MODEL INKUIRI (A)
Inkuiri terbimbing (A1) Inkuiri bebas termodifikasi (A2)
Kreativitas Tinggi (B1) Sikap Ilmiah Tinggi Rendah (C1) (C2)
Kreatifitas Rendah (B2) Sikap Ilmiah Tinggi Rendah (C1) (C2)
A1B1C1
A1B1C2
A1B2C1
A1B2C2
A2commit B1C1 to Auser 2B1C2
A2B2C1
A2B2C2
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.2: Desain penelitian dalam desain faktorial 2 x 2 x 2, mecerminkan: A1B1C1 = Interaksi siswa yang memiliki kreativitas
tinggi, sikap ilmiah tinggi
dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. A1B1C2 = Interaksi siswa yang memiliki kreativitas tinggi, sikap ilmiah rendah dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. A1B2C1 = Interaksi siswa yang memiliki kreativitas rendah, sikap ilmiah tinggi dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing A1B2C2 = Interaksi siswa yang memiliki kreativitas rendah, sikap ilmiah rendah dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing A2B1C1 = Interaksi siswa yang memiliki kreativitas
tinggi, sikap ilmiah tinggi
dengan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi A2B1C2 = Interaksi siswa yang memiliki kreativitas tinggi, sikap ilmiah rendah, dengan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi A2B2C1 = Interaksi siswa yang memiliki kreativitas rendah, sikap ilmiah tinggi dengan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi A2B2C2 = Interaksi siswa yang memiliki kreativitas rendah, sikap ilmiah rendah, dengan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi 2. Variabel Penelitian a. Variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiono, 2010: 16). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebes termodifikasi. 1). Definisi Operasional Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang berorientasi pada penyelidikan sendiri atau penemuan, guru menyediakan lembar kegiatan siswa (LKS) tentang materi gerak melingkar beraturan, kemudian dengan bimbingan dan petunjuk guru yang dominan siswa mengerjakan secara kelompok. Model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi adalah model pembelajaran yang berorientasi pada penyelidikan sendiri atau penemuan, guru menyediakan lembar lembar kegiatan siswa (LKS) tentang materi gerak melingkar beraturan, tetapi bimbingan dan petunjuk guru tidak sedominan pada model inkuiri terbimbing siswa commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diberi kebebasan dalam mengerjakan percobaan atau kegiatan belajar yang lain secara kelompok. 2). Skala Pengukuran Skala pengukuran nominal dengan kategori pendekatan inkuiri melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi. 3). Indikator Sebagai indikatornya adalah kelas X MIA 4 sebagai kelas yang diberi pembelajaran dengan inkuiri terbimbing dan kelas X MIA 1 yang diberi pembelajaran dengan inkuiri bebas termodifikasi. b. Variabel Moderator Variabel moderator adalah variabel yang mempengarui
(memperkuat/
memperlemah) variabel independen dan dependen (Sugiyono, 2010: 62). Variabel moderator dapat juga diartikan sebagai variabel bebas namun tidak sebebas variabel utama (Widha Sunarno, 2011: 13). Variabel ini tidak begitu diutamakan tetapi pengaruhnya terhadap variabel terikat dapat dipandu. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah kreativitas dan sikap ilmiah siswa. Kedua variabel ini kreativitas dan sikap ilmiah siswa diukur dengan menggunakan angket, yang dilaksanakan pada saat sebelum diberikan perlakuan. 1). Definisi Operasional Yang dimaksud dengan kreativitas siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan dalam menngunakan pikiran untuk menentukan sesuatu yang baru dan mencari solusi dari permasalahan dengan cara yang berbeda dengan yang sudah ada. Sedangkan sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang harus dimiliki oleh siswa pada saat mempelajari fisika dan berhubungan dengan aspek pengetahuan, aspek sikap maupun aspek keterampilan, diantaranya teliti, disiplin, rasa ingin tahu, menyampaikan pendapat, kritis dan tanggung jawab. 2). Skala Pengukuran Kreativitas siswa dan sikap ilmiah siswa berskala interval dengan dua kategori yaitu tinggi dan rendah. 3). Indikator Kreativitas siswa tinggi jika skor kreativitas siswa
mean skor kreativitas
siswa, dan kreativitas siswa rendah jika toskor commit userkreativitas siswa
mean skor
perpustakaan.uns.ac.id
46 digilib.uns.ac.id
kreativitas siswa. Sedangkan sikap ilmiah siswa tinggi jika skor sikap ilmiah siswa mean skor sikap ilmiah siswa, dan sikap ilmiah siswa rendah jika skor sikap ilmiah siswa c.
mean skor sikap ilmiah siswa.
Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas (Sungkono, 2008: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Aspek pengetahuan siswa diukur melalui tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda, dengan pengukuran aspek pengetahuan berdasarkan KKM. Untuk aspek sikap diukur melalui observasi, komponen yang dinilai meliputi: kemandirian, rasa percaya diri, kepekaan/respon, kesantunan/ ramah. Sedangkan untuk aspek keterampilan diukur melalui observasi, komponen yang dinilai meliputi: persiapan percobaan, pelaksanaan percobaan, membaca alat ukur, dan mempresentasi
hasil diskusi
kelopok. 1). Definisi operasional Prestasi/nilai pengetahuan siswa adalah skor yang diperoleh melalui tes prestasi pengetahuan. Nilai sikap siswa adalah skor yang diperoleh melalui penilaian menggunakan pedoman penilaian sikap siswa sesuai kurikulum 2013. Nilai keterampilan siswa adalah skor yang diperoleh siswa melalui pengamatan dalam pembelajaran dengan penugasan di kelas maupun pada saat eksperimen. 2). Skala Pengukuran Nilai pengetahuan, nilai sikap dan nilai keterampilan menggunakan skala interval. 3). Indikator Prestasi belajar digolongkan kedalam kelompok atas jika skor prestasi belajar siswa
mean prestasi belajar, sebaliknya jika prestasi belajar
mean prestasi
belajar maka digolongkan dalam kelompok bawah. d.
Variabel Kontrol Variabel kontrol adalah komponen yang sengaja dikontrol oleh peneliti untuk meniadakan pengaruh variabel bebas dan variabel terikat (Sugiono, 2010: 61). Dalam penelitian ini sebagai variabel kontrolnya adalah materi pembelajaran, guru dan alokasi waktu pembelajaran. Materi commit pembelajaran to userdipilih gerak melingkar beraturan
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
karena sesuai dengan karakteristiknya yang dapat disampaikan dengan model pembelajaran ikuiri. Alokasi waktu pembelajaran adalah 15 jam pelajaran, guru yang mengajar adalah peneliti sendiri. D. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Sumber data primer, yaitu siswa kelas X MIA SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah menerima materi pembelajaran fisika pokok bahasan Gerak Melingkar Beraturan. 2. Sumber data sekunder, mengenai nilai Ulangan Tengah Semester I kelas X MIA SMA Negeri 2 Karanganyar tahun 2014-2015 mata pelajaran fisika. e. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data meliputi teknis tes, teknik angket, teknik dokumen serta teknik observasi. 1. Teknik tes Tes yang dilaksanakan berupa ujian materi pembelajaran fisika, pada pokok bahasan Gerak Melingkar Beraturan. Pengumpulan data tentang skor materi pembelajaran dilakukan sesudah siswa mendapatkan perlakuan atau
hasil prestasi
belajar. Nilai yang diperoleh menggunakan skala 1:100. 2. Teknik Angket Angket yang digunakan meliputi angket kreativitas dan angket sikap ilmiah, berupa angket tertutup dengan sistem skoring menggunakan skala Likert, yang memiliki jenis item pertanyaan negatif dan pertanyaan positif. 3. Teknik Dokumentasi (Studi Pustaka) Menurut Suharsimi Arikunto (1996: 148), dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidik benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, catatan harian dan sebagainya. 4. Teknik Observasi Teknik observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau objek yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1996: 145), Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi yang dirancang secara sistematis untuk mengukur prestasi sikap dan ketrampilan siswa selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung. commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), daftar hadir siswa. Instrumen penilaian pengetahuan
menggunakan tes prestasi belajar fisika pada pokok bahasan Gerak
Melingkar Beraturan, instrumen penilaian sikap menggunakan angket kreativitas dan angket sikap ilmiah dan intrumen penilaian ketrampilan menggunakan lembar observasi. g. Uji Coba Instrumen 1. Uji Instrumen Penelitian tes prestasi belajar (pengetahuan) Untuk penilaian tes prestasi belajar menggunakan bentuk tes objektif. Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen penelitian diujicobakan terlebih dahulu untuk menguji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal. a.
Uji Validitas Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu
instrumen (Suharsimi Arikunto, 1998: 160). Validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah validitas item atau validitas butir. Validitas item dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item. Hasil uji validitas instrumen tes prestasi belajar fisika yang telah dilakukan terangkum pada Tabel 3.3. Tabel 3.3: Rangkuman hasil uji validitas instrumen tes prestasi belajar Butir soal
Jumlah Soal
Gerak Melingkar Beraturan
30
Kriteria Valid Tidak Valid 25 5
Dari 30 soal Gerak Melingkar Beraturan, terdapat 5 soal tidak valid, yaitu soal nomor 2, 8, 11, 14, dan 16. Soal yang dinyatakan valid sejumlah 25 digunakan untuk pengambilan data penelitian tes prestasi belajar. sedangkan 5 soal yang tidak valid tidak digunakan, karena semua indikator telah terwakili oleh soal yang valid. b.
Uji Reliabillitas Soal dinyatakan reliabel bila memberikan hasil yang relatif sama saat
dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang berbeda pada waktu berlainan. Pengujian reliabilitas menggunakan rumus sebagai berikut:
(
)(
∑
)
commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Reliabilitas instrumen (r11) ditentukan oleh banyaknya butir item (k) dan varians total (vt) dan proporsi subyek yang menjawab betul (p) skor 1 dan proporsi subyek yang menjawab salah (q) skor 0.
(Suharsimi Arikunto, 1998: 180) Hasil perhitungan tingkat reliabilitas tersebut kemudian dikonsultasikan dengan r product moment. Apabila harga rtt > rtabel maka tes instrumen tersebut adalah reliabel. Klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut : 0,81-1,00
: Sangat Tinggi
0,61-0,80
: Tinggi
0,41-0,60
: Cukup
0,21-0,40
: Rendah
0,00-0,20
: Sangat Rendah
(Suharsimi Arikunto, 1998: 191) Hasil uji reliabilitas instrumen tes prestasi belajar fisika yang telah dilakukan terangkum pada Tabel 3.4. Tabel 3.4: Rangkuman hasil uji reliabilitas instrumen tes presrasi belajar Butir soal Gerak Melingkar Beraturan
Jumlah Soal
Reliabilitas
Kriteria
30
0,842
Reliabel
Dari 30 soal Gerak Melingkar Beraturan, terdapat 5 soal tidak Reliabel, yaitu soal nomor 2, 8, 11, 14, dan 16. Soal yang dinyatakan Reliabel sejumlah 25 digunakan untuk pengambilan data penelitian tes prestasi belajar. sedangkan 5 soal yang tidak Reliabel tidak digunakan, karena semua indikator telah terwakili oleh soal yang Reliabel c.
Uji taraf kesukaran soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, dan
untuk mengetahui apakah soal itu sulit, mudah atau sedang dilakukan dengan pengujian tingkat kesulitan soal. Hasil dari uji tersebut berupa bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal yang disebut indeks kesukaran. Indeks ini kemudian diinterpretasikan dalam klasifikasi indeks kesukaran yang telah ditentukan. Untuk mengukur tingkat kesulitan soal digunakan rumus sebagai berikut : commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Indeks kesukaran (P) ditentukan oleh jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar (B) dibagi dengan jumlah seluruh peserta (Js) (Suharsimi Arikunto, 2002: 208) Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut : Soal dengan 0,10 ≤ P < 0,30 adalah soal sukar Soal dengan 0,30 ≤ P < 0,70 adalah soal sedang Soal dengan 0,70 ≤ P ≤ 1,00 adalah soal mudah (Suharsimi Arikunto, 2002: 210) Hasil uji taraf kesukaran soal tes prestasi belajar yang telah dilakukan terangkum pada tabel 3.5. Tabel 3.5: Rangkuman hasil uji taraf kesukaran soal tes prestasi belajar Jumlah butir soal 30
Sukar 6
Taraf Kesukaran Soal Sedang 15
Mudah 9
Dari 30 soal Gerak Melingkar Beraturan, terdapat 6 soal sukar, yaitu soal nomor 5, 7, 13, 17, 19 dan 23. Soal yang dinyatakan sedang sejumlah 15 yaitu soal nomor 1, 2, 6, 9, 10, 12, 18, 20, 21, 23, 25, 26, 28, 29, dan 30 . Soal yang dinyatakan mudah sejumlah 9 yaitu soal nomor 3, 4, 8, 11, 14, 15, 22, 24 dan 27. Soal yang digunakan untuk pengambilan data penelitian tes prestasi belajar. Sejumlah 25 sedangkan 5 soal yang tidak digunakan karena daya pembedanya jelek, 2 kategori sedang yaitu soal nomor 2,16 dan 3 soal kategori mudah yaitu soal nomor 3, 8, dan 14. d. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Suatu soal yang dapat dijawab oleh siswa pandai maupun bodoh, maka soal itu tidak baik, karena tidak mempunyai daya pembeda. Jika semua siswa pandai dan bodoh tidak dapat menjawab soal dengan benar maka soal tersebut juga tidak baik. Daya pembeda disebut indeks diskriminasi (ID). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah :
commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Daya pembeda (D) adalah banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar (BA) dibagi dengan banyaknya peserta kelompok atas (JA) dikurangi dengan banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar (BB) dibagi dengan banyaknya peserta kelompok bawah (JB) Klasifikasi daya pembeda : D
= 0,00 - 0,20 : jelek (poor)
C
= 0,20 - 0,40 :cukup (satisvactory)
B
= 0,41 - 0,70 : baik (good)
A
= 0,70 - 1,00 :baik sekali (excellent)
(Suharsimi Arikunto, 2002: 218) Hasil uji daya pembeda soal tes prestasi belajar fisika yang telah dilakukan terangkum pada Tabel 3.6. Tabel 3.6: Rangkuman hasil uji daya beda soal tes prestasi belajar Jumlah butir soal 30
Jelek Sekali 0
Daya Pembeda Jelek Cukup Baik 5
19
6
Baik Sekali 0
Dari 30 soal Gerak Melingkar Beraturan, terdapat 5 soal daya pembedanya jelek, yaitu soal nomor 2, 3, 8, 14, dan 16. Soal yang dinyatakan daya pembedanya cukup dan baik sejumlah 25 digunakan untuk pengambilan data penelitian tes prestasi belajar. sedangkan 5 soal yang jelek tidak digunakan, karena semua indikator telah terwakili oleh soal yang daya pembedanya cukup dan baik. 2. Uji Instrumen Penilaian Sikap a.
Kisi-Kisi Angket Setelah aspek dan indikator kreativitas serta sikap ilmiah siswa dirumuskan
kemudian disusun kisi-kisi angket yang memuat tentang ruang lingkup variabel bebas sesuai dasar teori. Kisi-kisi angket tersebut dijadikan pedoman pembuatan pertanyaan dan persyaratan. b.
Penyusunan Item Angket Meliputi pembuatan item-item pertanyaan, alternatif jawaban, serta pengantar
angket dan petunjuk pengisian angket. Item-item disesuaikan dengan indikator yang telah dirumuskan. Kriteria penilaian tiap item pernyataan adalah sebagai berikut : commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemberian skor skala 1 sampai 4, untuk item yang mengarah jawaban positif, pemberian skornya sebagai berikut : Skor 4 untuk jawaban terbaik Skor 3 untuk jawaban baik Skor 2 untuk jawaban sedang Skor 1 untuk jawaban kurang baik Item yang mengarah pada jawaban negatif, pemberian skornya sebagai berikut: Skor 1 untuk jawaban terbaik Skor 2 untuk jawaban baik Skor 3 untuk jawaban sedang Skor 4 untuk jawaban kurang baik Keterangan : Skor ≥ skor rata-rata kelas = tinggi Skor < skor rata-rata kelas =rendah (Suharsimi Arikunto, 2002: 263-267) c.
Uji Validitas Validitas dari instrumen dari angket ini adalah validitas konstruksi. Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila instrumen tersebut mengukur setiap aspek berpikir yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus (indikator). Untuk menghitung validitas butir soal angket digunakan rumus sebagai berikut: ∑ √{ (∑
(∑ )(∑ )
) (∑ )
(∑
) (∑ ) }
Koefisien validitas (rxy) tergantung pada skor butir soal (X) dan skor total (Y) dan jumlah responden (N) Keputusan uji jika rxy > rtabel maka butir soal valid. Keputusan uji jika rxy < rtabel maka butir soal tidak valid. Taraf signifikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5% kriteria suatu tes (rxy) 0,91 – 1,00 : sangat tinggi (ST) 0,71 – 0,90 : tinggi (T) 0,41 – 0,70 : cukup (C) 0,21 – 0,40 : sangat rendah (SR) (Suharsimi Arikunto, 2002: 222)commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil uji validitas instrumen angket kreativitas dan Angket Sikap Ilmiah siswa terangkum pada Tabel 3.7. Tabel 3.7: Rangkuman hasil uji validitas angket kreativitas dan Sikap Ilmia Butir soal
Jumlah Soal
Kriteria Valid Tidak Valid Angket Kreativitas 30 25 5 Angket Sikap Ilmiah 28 25 3 Untuk angket kreativitas yang dinyatakan valid 25 soal digunakan untuk pengambilan data penelitian dan 5 soal dinyatakan tidak valid yaitu soal nomor 3, 6, 16, 27, 30. Untuk angket Sikap Ilmiah yang dinyatakan valid 25 soal digunakan untuk pengambilan data penelitian dan 3 soal dinyatakan tidak valid yaitu soal nomor 6, 12, 16. Soal yang tidak valid tidak digunakan, karena semua indikator telah terwakili oleh soal yang valid. d. Uji Reliabilitas Digunakan untuk mengetahui
sejauh mana pengukuran tersebut dapat
memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang sama. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas digunakan rumus
alpha
(digunakan untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 dan 0); yaitu sebagai berikut:
[ Reliabilitas (
11)
][
∑
]
ditentukan oleh banyaknya butir soal (n), jumlah varians skor tiap-tiap
item (𝜎𝑖2), varians total (𝜎𝑡2) Pada uji reliabilitas ini digunakan taraf signifikansi 5%, kemudian r11 selanjutnya disebut rhitung dikonsultasikan dengan rtabel. Jika rhitung ≥ rtabel maka instrumen dikatakan reliabel. Keterangan : 0,91 – 1,00 : sangat tinggi 0,71 – 0,90 : tinggi 0,41 – 0,70 : cukup 0,21 – 0,40 : rendah Negatif - 0,20 : sangat rendah (Masidjo,1995: 243)
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil uji reliabilitas instrumen angket kreativitas dan Sikap Ilmiah terangkum padaTabel 3.8. Tabel 3.8: Rangkuman hasil uji reliabilitas instrumen kreativitas dan Sikap Ilmiah Butir soal
Jumlah Soal
Reliabilitas
Kriteria
Angket Kreativitas
30
0,797
Reliabel
Angket Sikap Ilmiah
28
0,856
Reliabel
Untuk angket kreativitas yang dinyatakan Reliabel 25 soal digunakan untuk pengambilan data penelitian dan 5 soal dinyatakan tidak Reliabel yaitu soal nomor 3, 6, 16, 27, 30. Untuk angket Sikap Ilmiah yang dinyatakan Reliabel 25 soal digunakan untuk pengambilan data penelitian dan 3 soal dinyatakan tidak Reliabel yaitu soal nomor 6, 12, 16. Soal yang tidak Reliabel tidak digunakan, karena semua indikator telah terwakili oleh soal yang Reliabel. h. Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan signifikansi
=
0,05. Jika harga P-value data yang diperoleh lebih besar atau sama dengan 0,05 maka H0 diterima atau dapat dikatakan data tersebut terdistribusi secara normal. 2. Uji Homogenitas Uji Homogenitas dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah varians-varians yang digunakan mempunyai kesamaan atau tidak. Jika populasi memiliki varians-varians yang sama, maka dapat dikatakan populasinya homogen. Untuk keperluan ini dapat digunakan uji-F dengan menggunakan SPSS 20 tes Leve-ne’s dengan tingkat signifikansi
= 0,05. Jika harga P-value lebih besar atau sama dengan
0,05 maka H0 diterima atau dikatakan data terdistribusi secara homogen. 3. Uji Hipotesis a. Uji Anava Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama. Tujuan dari analisis ini untuk menguji signifikan efek tiga variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan interaksi tiga variabel bebas terhadap variabel terikat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
55 digilib.uns.ac.id
Uji hipotesis 1) H0A : Tidak ada pengaruh penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar gerak melingkar beraturan. H 1A : Ada pengaruh penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar gerak melingkar beraturan. 2) H0B : Tidak ada pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar gerak melingkar beraturan. H1B : Ada pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar gerak melingkar beraturan. 3) H0C : Tidak ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar gerak melingkar beraturan. H1C : Ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar gerak melingkar beraturan. 4) H0AB : Tidak ada interaksi antara penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, dengan kreativitas terhadap prestasi belajar gerak melingkar beraturan. H1AB : Ada interaksi antara model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, dengan kreativitas terhadap prestasi belajar gerak melingkar beraturan. 5) H0AC : Tidak ada interaksi antara penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar gerak melingkar beraturan. H1AC : Ada interaksi antara penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, dengan motivasi terhadap prestasi belajar gerak melingkar beraturan. 6) H0BC : Tidak ada interaksi antara kreativitas dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar gerak melingkar beraturan. H1BC : Ada interaksi antara kreativitas dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar gerak melingkar beraturan. 7) H0ABC : Tidak ada interaksi penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, kreativitas dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar gerak melingkar beraturan. commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
H1ABC : Ada interaksi penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, kreativitas dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar gerak melingkar beraturan. Statistika uji menggunakan GLM (General Linier Model). Ketentuan pengambilan kesimpulan, H0 ditolak ketika P-value 0,05 selain itu H1 akan diterima. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan 0,05. b. Uji Lanjut Anava (uji Scheffe) Sebagai bentuk tindak lanjut dari analisis variansi tiga jalan adalah uji Scheffe untuk uji rerata. Tujuan dari uji Scheffe adalah untuk melakukan pelacakan terhadap perbedaan rerata setiap pasang kolom, baris dan setiap pasang sel. Rumus uji Scheffe (Budiyono, 2009: 215) adalah sebagai berikut : (̅
̅ ) [
Dengan Fi-j
=
]
nilai Fobs pada perbandingan kolom ke-i dan kolom ke-j. Xi
=
rataan pada kolom ke-i, Xj = rataan pada kolom ke-j, RKG = rataan kuadrat galat yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi, ni = ukuran sampel kolom ke-i, nj= ukuran sampel kolom ke-j, DK = {F|F> (p-1)Fα;P-1;N-pq}.
commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data dalam penelitian ini terdiri atas data kesamaan keadaan awal, kreativitas, sikap ilmiah, dan nilai hasil belajar aspek pengetahuan dan ketrampilan pada konsep Gerak Melingkar Beraturan. 1.
Data Kesamaan Keadaan Awal Data yang digunakan untuk uji kesamaan keadaan awal siswa kelas eksperimen
yang menggunakan model inkuiri terbimbing adalah kelas X MIA 4 dan kelas kontrol yang menggunakan model inkuiri bebas termodifikasi adalah kelas X MIA 1, data yang digunakan nilai Ulangan Tengah Semester I tahun pelajaran 2014/2015. Rangkuman data untuk kedua kelas disajikan pada Tabel 4.1 Tabel 4.1: Deskripsi Data Nilai Ulangan Tengah Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran Fisika
Model pembelajaran Model Inkuiri ter
Jumlah
Nilai
Data
Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
SD
40
93
40
74,03
12,33
40
93
53
74,70
9,90
bombing Model Inkuiri bebas termodifikasi Jumlah
80
Uji penyetaraan untuk kesamaan rerata Uji penyetaraan ini dilakukan untuk memastikan bahwa kondisi kedua kelas adalah sama. Data nilai yang diolah terdiri dari 4 kelas yaitu X MIA 1, X MIA 2, X MIA 3, X MIA 4 sebagai polulasi terdiri masing-masing 40 siswa sehingga jumlahnya 160 siswa. Untuk melihat perbedaan yang signifikan pada keempat kelas tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2. commit to user
57
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel: 4.2: Uji Penyetaraan (I) Selisih X_MIA (J) X_MIA Rerata (I-J) 1
2
3
4
2 3 4 1 3 4 1 2 4 1 2 3
9.32500* -7.60000* 0.67500 -9.32500* -16.92500* -8.65000* 7.60000* 16.92500* 8.27500* 0-.67500 8.65000* -8.27500*
Tingkat Kepercayaan 95% Selisih SD
Sig.
2.46118 2.46118 2.46118 2.46118 2.46118 2.46118 2.46118 2.46118 2.46118 2.46118 2.46118 2.46118
0.003 0.026 0.995 0.003 0.000 0.008 0.026 0.000 0.012 0.995 0.008 0.012
Perbedaan Rerata Bawah 2.3691 -14.5559 -6.2809 -16.2809 -23.8809 -15.6059 0.6441 9.9691 1.3191 -7.6309 1.6941 -15.2309
Perbedaan Rerata Atas 16.2809 -0.6441 7.6309 -2.3691 -9.9691 -1.6941 14.5559 23.8809 15.2309 6.2809 15.6059 -1.3191
Dari Tabel 4.2 di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pada kelas X MIA 1 dengan kelas X MIA 2 mempunyai perbedaan rata-rata sebesar 9,3250 dengan p-value sebesar 0,003 (p-value < 0,05) hal ini berarti Ho ditolak, maka kelas X MIA 1 dan X MIA 2 mempunyai perbedaan yang signifikan. Jadi antara X MIA 1 dan 2 tidak setara. 2. Pada kelas X MIA 1 dengan kelas X MIA 4 mempunyai perbedaan rata-rata sebesar 0,675 dengan p-value sebesar 0,995 (p-value > 0,05) hal ini berarti Ho diterima, maka kelas X MIA 1 dan X MIA 4 tidak mempunyai perbedaan yang signifikan. Jadi antara X MIA 1 dan X MIA 4 setara. 3. Pada kelas X MIA 3 dengan kelas X MIA 1 mempunyai perbedaan rata-rata sebesar 7,600 dengan p-value sebesar 0,026 (p-value < 0,05) hal ini berarti Ho ditolak, maka kelas X MIA 3 dan X MIA 1 mempunyai perbedaan yang signifikan. Jadi antara X MIA 3 dan 1 tidak setara. 4. Pada kelas X MIA 3 dengan kelas X MIA 2 mempunyai perbedaan rata-rata sebesar 16,925 dengan p-value sebesar 0,000 (p-value < 0,05) hal ini berarti Ho ditolak, maka kelas X MIA 3 dan X MIA 2 mempunyai perbedaan yang signifikan. Jadi antara X MIA 3 dan 2 tidak setara. 5. Pada kelas X MIA 3 dengan kelas X MIA 4 mempunyai perbedaan rata-rata sebesar 8,275 dengan p-value sebesar 0,012 commit (p-valueto< user 0,05) hal ini berarti Ho ditolak, maka
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelas X MIA 3 dan X MIA 4 mempunyai perbedaan yang signifikan. Jadi antara X MIA 3 dan 4 tidak setara. 6. Pada kelas X MIA 4 dengan kelas X MIA 2 mempunyai perbedaan rata-rata sebesar 8,650 dengan p-value sebesar 0,008 (p-value < 0,05) hal ini berarti Ho ditolak, maka kelas X MIA 4 dan X MIA 2 mempunyai perbedaan yang signifikan. Jadi antara X MIA 4 dan 2 tidak setara Dari 6 kesimpulan diatas menunjukkan bahwa kesimpulan ke 2, Pada kelas X MIA 1 dengan kelas X MIA 4 mempunyai perbedaan rata-rata sebesar 0,675 dengan pvalue sebesar 0,995 (p-value > 0,05) hal ini berarti kelas X MIA 1 dan X MIA 4 tidak ada perbedaan yang signifikan. Jadi antara X MIA 1 dan X MIA 4 setara, p-value sebesar 0,995 menunjukkan keputusan H0 adalah diterima berarti kemampuan awal fisika kelas eksperimen yang menggunakan model Inkuiri terbimbing dan kelas kontrol yang menggunakan model Inkuiri bebas termodifikasi secara signifikan tidak ada perbedaan. 2.
Data Nilai Pengetahuan Data prestasi belajar siswa pada aspek pengetahuan diperoleh dari tes prestasi
belajar pada kelas eksperimen setelah mendapatkan perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbeda. Kelas eksperimen dengan menggunakan model inkuiri terbimbing sedangkan kelas kontrol yang menggunakan model inkuiri bebas termodifikasi. Rangkuman data prestasi belajar
siswa masing-masing kelas
disajikan Tabel 4.3. Tabel 4.3: Deskripsi Data Nilai Pengetahuan Model pembelajaran Inkuiri terbimbing Inkuiri bebas termodifikasi Jumlah
Jumlah
Nilai
Nilai
Data
Tertinggi
Terendah
Rata-rata
SD
40
96
56
83,1
8,99
40
94
52
75,6
11,52
80
Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa rata-rata prestasi belajar fisika aspek pengetahuan pada kelas inkuiri terbimbing (83,1) lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas inkuiri bebas termodifikasi (75,6), hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dari pada model inkuiri bebas termodifikasi. Standar commit to user deviasi nilai prestasi belajar pada kelas eksperimen (8,99) lebih kecil dari standar
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
deviasi kelas kontrol (11,52) menunjukkan bahwa perbedaan nilai tes yang satu dengan lainnya. Selanjutnya nilai tes prestasi belajar fisika dari masing-masing kelas dapat dibuat daftar distribusi frekuensi seperti pada Tabel 4.4. Tabel 4.4: Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Pengetahuan
Interval 52 – 58 59 – 65 66 – 72 73 – 79 80 – 86 87 – 93 94 – 100 Jumlah
Kelas Eksperimen model Inkuri terbimbing Frekuensi Relatif Frekuensi (%) 1 2,5 2 5,0 6 15,0 8 20,0 11 27,0 8 20,0 4 10,0 40 100
Kelas Kontrol model Inkuiri bebas termodifikasi Frekuensi Frekuensi Relatif (%) 3 7,5 5 12,5 6 15,0 8 20,0 10 25,0 7 17,0 1 2,5 40 100
Grafik distribusi data nilai pengetahuan berdasarkan model pembelajaran baik untuk kelas inkuiri terbimbing maupun kelas inkuiri bebas termodifikasi disajikan pada Gambar 4.1.
12
Frekuensi
10 8 6
Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Terbimbing
4 2 0 52 - 58 59 - 65 66 - 72 73 - 79 80 - 86 87 - 93 94 - 100 Nilai Interval
Gambar 4.1: Grafik Nilai Pengetahuan Berdasarkan Model Pembelajaran Dari Tabel 4.4 dan Gambar 4.2 data nilai pengetahuan kelas inkuiri terbimbing dan kelas inkuiri bebas termodifikasi dapat dilihat bahwa jumlah siswa kelas inkuiri terbimbing yang mendapatkan nilai dengan interval tinggi, yaitu 80-86, 87-93, 94-100 lebih besar dari pada kelas inkuiri bebas termodifikasi. commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Data Kreativitas Data kreativitas siswa diperoleh dari isian angket tertulis. Berdasarkan data kreativitas yang diperoleh, kemudian dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu tinggi dan rendah. Pembagian kategori kreativitas tinggi dan rendah yang akan digunakan berdasarkan skor rata-rata kedua kelas. Siswa yang mempunyai skor sama dengan skor rata-rata atau di atasnya dikelompokkan dalam kategori tinggi, sementara siswa yang mempunyai skor di bawah rata-rata dikelompokkan dalam kategori rendah. Dengan menggunakan kriteria tersebut, dari 80 siswa yang terdiri dari 40 siswa eksperimen dengan menerapkan pembelajaran menggunakan model ikuiri terbimbing dan 40 siswa kelas kontrol dengan pembelajaran menggunakan model inkuiri bebas termodifikasi, terdapat 42 siswa mempunyai kreativitas tinggi dan 38 siswa mempunyai kreativitas rendah. Secara rinci, data jumlah siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dan rendah disajikan dalam Tabel 4.5. Tabel 4.5: Perbandingan Deskripsi Data Kreativitas Tinggi dan Rendah Kreativitas
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Frekuensi
Persentase (%)
Frekuensi
Persentase (%)
Tinggi
26
65
16
40
Rendah
14
35
24
60
Jumlah
40
100
40
100
Data prestasi belajar pada materi Gerak Melingkar Beraturan yang diperoleh siswa dengan kreativitas tinggi dan rendah disajikan dalam Tabel 4.6. Tabel 4.6: Distribusi Frekuensi Nilai Pengetahuan Berdasarkan Kreativitas
Interval 52 – 58 59 – 65 66 – 72 73 – 79 80 – 86 87 – 93 94 – 100 Jumlah
Prestasi kognitif berdasrkan Prestasi kognitif berdasrkan kreatifitas rendah kreatifitas tinggi Frekuensi Frekuensi Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Relatif (%) 3 7,89 1 2,38 4 10,53 3 7,14 6 15,79 4 9,52 8 21,05 8 19,05 10 36,32 12 28,57 5 13,16 11 26,19 2 5,26 3 7,14 38 100 to user 42 100 commit
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Grafik distribusi data nilai pengetahuan siswa yang memiliki kreativitas rendah dan kreativitas tinggi disajikan pada Gambar 4.2. 14 12
Frekuensi
10
8 Rendah
6
Tinggi
4 2 0 52 - 58 59 - 65 66 - 72 73 - 79 80 - 86 87 - 93 94 - 100 Nilai Interval
Gambar 4.2: Grafik Distribusi Data Nilai Pengetahuan Berdasarkan Kreativitas Dari Tabel 4.6 dan gambar 4.2 data nilai pengetahuan berdasarkan kreatifitas pada interval tinggi, yaitu 80-86, 87-93, 94-100 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang kreativitasnya tinggi lebih banyak mendapatkan nilai tinggi dibandingkan dengan siswa yang kreatifitasnya rendah. Diskripsi data nilai pengetahuan yang diperoleh siswa dengan kreativitas tinggi dan rendah pada masing-masing kelas ditunjukkan pada Tabel 4.7. Tabel 4.7: Diskripsi Data Kreativitas Terhadap Nilai Pengetahuan Kelas Eksperimen Dengan Model Inkuiri Terbimbing Nilai
Nilai
Tertinggi
Terendah
Kreativitas
Jumlah Data
Rata-rata
SD
Tinggi
25
96
72
86,20
9,61
Rendah
15
96
56
80,04
8,17
Jumlah
40
Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai pengetahuan pada kelas eksperimen dengan kretivitas tinggi nilai terendah 72 nilai tertinggi 96 nilai rata-rata 86,20 dengan standar deviasi 9,61. Prestasi belajar pada kelas eksperimen dengan kreativitas rendah didapatkan nilai terendah 56 nilai tertinggi 96 nilai rata-rata 80,04 dengan standar commit to user deviasi 8,17.
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.8: Diskripsi Data Kreativitas Terhadap Nilai Pengetahuan Kelas Kontrol Dengan Model Inkuiri Bebas Termodifikasi Jumlah Data 16 24 40
Kreativitas Tinggi Rendah Jumlah
Nilai Tertinggi 96 92
Nilai Terendah 52 52
Rata-rata
SD
80,91 70,37
11,80 11,56
Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai pengetahuan pada kelas kontrol dengan kreativitas tinggi nilai terendah 52, tertinggi 96 nilai rata-rata 80,91 standar deviasi 11,80. Prestasi belajar pada kelas kontrol dengan kreativitas rendah didapatkan nilai terendah 52, tertinggi 96 nilai rata-rata 70,37 standar deviasi 11,56. Rangkuman data interaksi antara model pembelajaran dan kreativitas ditunjukkan pada Tabel 4.9. Tabel 4.9: Data Model Pembelajaran dan Kreativitas Inkuiri terbimbing
Inkuiri bebas termodifikasi
Kreativitas Tinggi
X = 86.20 n = 25 SD = 9,61
X = 80,37 n = 19 SD = 11,80
Kreativitas Rendah
X = 80,04 n = 15 SD = 8,17
X = 70,91 n = 21 SD = 11,56
Sedangkan grafik interaksi antara model pembelajaran dan kreativitas ditunjukkan pada gambar 4.3. Rata-rata Nilai Pengetahuan
90 85 80 75 70 65 Inkuiri terbimbing Inkuiri bebas termodifikasi
Rendah
Tinggi
Kreativitas
Gambar 4.3: Grafik Interaksi antara to Model commit userPembelajaran dan Kreativitas
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Data Sikap Ilmiah Data penelitian mengenai sikap ilmiah diperoleh dari angket sikap ilmiah. Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu tinggi dan rendah. Pembagian kategori sikap ilmiah tinggi dan rendah yang akan digunakan berdasarkan skor rata-rata kedua kelas. Siswa yang mempunyai skor sama dengan skor rata-rata atau di atasnya dikelompokkan dalam kategori tinggi, sementara siswa yang mempunyai skor di bawah rata-rata dikelompokkan dalam kategori rendah. Dengan menggunakan kriteria tersebut, dari 80 siswa yang terdiri dari 40 siswa kelas eksperimen dangan menerapkan pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing dan 40 siswa kelas kontrol dengan pembelajaran menggunakan model inkuiri bebas termodifikasi, terdapat 43 siswa mempunyai sikap ilmiah tinggi dan 37 siswa mempunyai sikap ilmiah rendah. Secara rinci data jumlah siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi dan rendah disajikan Tabel 4.10. Tabel 4.10: Perbandingan Diskripsi Data Sikap Ilmiah Tinggi dan Rendah Sikap Ilmiah
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Frekuensi
Persentase (%)
Frekuensi
Persentase (%)
Tinggi
25
62,5
18
45
Rendah
15
37,5
22
55
Jumlah
40
100
40
100
Berdasarkan pengelompokan dengan menggunakan kategori tersebut, dari 80 siswa yang terdiri dari 40 siswa kelas eksperimen dengan menerapkan pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing terdapat 25 siswa mempunyai sikap ilmiah tinggi dan 15 siswa mempunyai sikap ilmiah rendah. Sedangkan untuk 40 siswa kelas kontrol dengan pembelajaran menggunakan model inkuiri bebas termodifikasi, terdapat tinggi 18 siswa mempunyai sikap ilmiah tinggi dan 22 siswa mempunyai sikap ilmiah rendah. Data prestasi belajar materi Gerak Melingkar Beraturan yang diperoleh siswa dengan sikap ilmiah tinggi dan rendah disajikan dalam Tabel 4.11.
commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.11: Distribusi Frekuensi Nilai Pengetahuan Berdasarkan Sikap Ilmiah
Interval
Prestasi pengetahuan berdasarkan
Prestasi pengetahuan berdasarkan
sikap ilmiah rendah
sikap ilmiah tinggi
Frekuensi
Frekuensi Relatif (%)
Frekuensi
Frekuensi Relatif (%)
52 – 58
4
10,81
1
2,33
59 – 65
3
8,11
4
9,30
66 – 72
6
16,22
9
20,93
73 – 79
7
18,92
11
25,58
80 – 86
12
32,43
7
16,28
87 – 93
4
10,81
8
18,60
94 – 100
1
2,70
3
6,98
Jumlah
37
100
43
100
Grafik distribusi data nilai pengetahuan yang diperoleh siswa berdasarkan sikap ilmiah untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada gambar 4.4. 14 12 Frekuensi
10 8 6
Rendah
4
Tinggi
2
0 52 - 58 59 - 65 66 - 72 73 - 79 80 - 86 87 - 93 94 - 100 Nilai Interval
Gambar 4.4: Grafik Nilai Pengetahuan Berdasarkan Sikap Ilmiah Dari Tabel 4.11 dan gambar 4.4 data nilai pengetahuan berdasarkan sikap ilmiah pada interval tinggi, yaitu 87-93, 94-100 dapat dilihat bahwa jumlah siswa dengan sikap ilmiah tinggi lebih banyak mendapatkan nilai tinggi dibandingkan dengan siswa yang sikap ilmiahnya rendah. Data prestasi belajar yang diperoleh siswa dengan sikap ilmiah tinggi dan rendah pada masing-masing kelas ditunjukkan pada tabel 4.12 dan tabel 4.13. commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.12: Diskripsi Data Sikap Ilmiah terhadap Nilai Pengetahuan Kelas Eksperimen dengan Model Inkuiri Terbimbing. Jumlah
Nilai
Nilai
Data
Tertinggi
Terendah
Tinggi
25
96
Rendah
15
96
Jumlah
40
Sikap Ilmiah
Rata-rata
SD
72
86,25
9,61
56
80,00
8,17
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas terlihat bahwa nilai pengetahuan pada kelas eksperimen dengan sikap ilmiah tinggi nilai terendah 72 nilai tertinggi 96 nilai rata-rata 86,25 dengan standar deviasi 9,61. Prestasi belajar pada kelas eksperimen dengan sikap ilmiah rendah didapatkan nilai terendah
56 nilai tertinggi 96 nilai rata-rata 80,00
dengan standar deviasi 8,17. Tabel 4.13: Diskripsi Data Sikap Ilmiah terhadap Nilai Pengetahuan Kelas Kontrol dengan Model Inkuiri Bebas Termodifikasi. Jumlah
Nilai
Nilai
Data
Tertinggi
Terendah
Tinggi
21
96
Rendah
19
96
Jumlah
40
Sikap Ilmiah
Rata-rata
SD
52
80,17
12,52
52
70,53
10,75
Berdasarkan Tabel 4.13 di atas terlihat bahwa nilai pengetahuan pada kelas kontrol dengan sikap ilmiah tinggi nilai terendah 52 nilai tertinggi 96 nilai rata-rata 80,17 dengan standar deviasi 12,52. Prestasi belajar pada kelas kontrol dengan sikap ilmiah rendah didapatkan nilai terendah
52 nilai tertinggi 96 nilai rata-rata 70,53
dengan standar deviasi 10,75. Rangkuman data interaksi antara model pembelajaran dan sikap ilmiah ditunjukkan pada Tabel 4.14. Tabel 4.14: Data Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Sikap Ilmiah Inkuiri terbimbing
Inkuiri bebas termodifikasi
Sikap Ilmiah tinggi
X = 86,25 n = 24 SD = 9,61
X = 80,57 n = 19 SD = 12,52
Sikap Ilmiah rendah
X = 80,00 X = 70,53 n = 16 commit to user n = 21 SD = 8,17 SD = 10,75
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Grafik interaksi antara model pembelajaran dan sikap ilmiah disajikan pada gambar 4.5. Rata-rata Nilai Pengetahuan
90 85 80 75 70 Inkuiri terbimbing Inkuiri bebas termodifikasi
Rendah
Sikap Ilmiah
Tinggi
Gambar 4.5: Grafik Interaksi antara Model Pembelajaran dan Sikap Ilmiah. Data interaksi antara kreativitas dan sikap ilmiah ditunjukkan Tabel 4.15. Tabel 4.15: Data Interaksi Antara Kreativitas dan Sikap Ilmiah Kreativitas Tinggi
Sikap Ilmiah Tinggi
Sikap Ilmiah Rendah
Kreativitas Rendah
X = 83,87
X = 78,29
n = 31
n = 14
SD = 8.36
SD = 11,61
X = 80,31
X = 73,33
n = 13
n = 24
SD = 11,13
SD = 10,72
Sedangkan grafik interaksi antara kreativitas dan Sikap Ilmiah ditunjukkan pada gambar 4.6.
commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rata-rata Nilai pengetahuan
84 81 78 75 72 Kreativitas tinggi Kreativitas rendah
Rendah
Tinggi
Sikap Ilmiah
Gambar 4.6: Grafik Interaksi Antara Kreativitas dan Sikap Ilmiah 5. Data Nilai Sikap Selain penilaian pengetahuan, juga dilakukan penilaian sikap siswa diperoleh dari observasi oleh guru dalam pembelajaran. Lembar observasi sikap disi oleh guru ketika siswa melakukan kegiatan eksperimen dan pembelajaran untuk mengukur kemandirian, percaya diri, respon/kepekaan dan sopan santun. Rangkuman data prestasi afektif siswa masing-masing kelas disajikan Tabel 4.16. Tabel 4.16: Deskripsi Data Nilai Sikap Model pembelajaran
Jumlah
Nilai
Nilai
Data
Tertinggi
Terendah
Rata-rata
SD
Inkuiri ter bimbing
40
100
56
81,83
11,84
Inkuiri bebas termodifikasi
40
100
56
79,83
10,77
Jumlah
80
Berdasarkan Tabel 4.16 terlihat bahwa rata-rata
nilai sikap pada kelas
eksperimen dengan model inkuiri terbimbing (81,83) lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas kotrol yang menggunakan model inkuiri bebas termodifikasi (79,83), hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dari pada model inkuiri bebas termodifikasi. Standar deviasi nilai sikap pada kelas eksperimen (11,84) lebih besar dari standar deviasi kelas kontrol (10,77) menunjukkan bahwa perbedaan nilai tes yang satu dengan lainnya. Selanjutnya nilai tes prestasi belajar fisika dari commit to user masing-masing kelas dapat dibuat daftar distribusi frekuensi seperti pada Tabel 4.17.
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.17: Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Sikap Interval
Kelas Inkuri terbimbing Frekuensi
Kelas Inkuiri bebas termodifikasi
Frekuensi Relatif (%)
Frekuensi
Frekuensi Relatif (%)
52 – 58
2
5,0
1
2,5
59 – 65
2
5,0
4
10,0
66 – 72
4
10,0
4
10,0
73 – 79
6
15,0
8
20,0
80 – 86
9
22,5
9
22,5
87 – 93
10
25,0
8
20,0
94 – 100
7
11,5
6
15,0
Jumlah
40
100
40
100
Grafik distribusi data nilai sikap antara kelas eksperimen dengan pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing dan kelas kontrol dengan model inkiri bebas termodifikasi disajikan pada Gambar 4.7. 12
Frekuensi
10 8 6 Inkuiri bebas termodifikasi Inkuiri terbimbing
4 2 0 52 - 58 59 - 65 66 - 72 73 - 79 80 - 86 87 - 93 94 - 100 Nilai Interval
Gambar 4.7: Grafik Nilai Sikap Berdasarkan Model Pembelajaran Dari Tabel 4.17 dan gambar 4.7 data nilai sikap kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat bahwa jumlah siswa kelas eksperimen yang mendapatkan nilai dengan interval tinggi, yaitu 87-93, 94-100 lebih besar dari pada kelas kontrol. Data nilai sikap pada materi Gerak Melingkar Beraturan yang diperoleh siswa dengan kreativitas tinggi dan rendah disajikan dalam Tabel 4.18 commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.18: Perbandingan Pistribusi Frekuensi Nilai Sikap Berdasarkan Kreativitas Kreativitas rendah Kreativitas ringgi Interval
Frekuensi
Frekuensi Relatif (%)
Frekuensi
Frekuensi Relatif (%)
52 – 58
1
2,63
2
4,76
59 – 65
5
13,16
1
2,38
66 – 72
5
13,16
3
7,14
73 – 79
9
23,66
5
11,90
80 – 86
8
21,05
10
23,81
87 – 93
7
18,42
11
26,19
94 – 100
3
7,89
10
23,81
Jumlah
38
100
42
100
Grafik distribusi data nilai sikap berdasarkan kretivitas disajikan pada Gb. 4.8. 12
Frekuensi
10 8 6 Rendah 4
Tinggi
2 0 52 - 58 59 - 65 66 - 72 73 - 79 80 - 86 87 - 93
94 100
Nilai Interval
Gambar 4.8: Grafik Nilai Sikap Berdasarkan Kreativitas Dari Tabel 4.18 dan gambar 4.8 data nilai sikap berdasarkan kreatifitas pada interval tinggi, yaitu 80-86, 87-93, 94-100 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang kreativitasnya tinggi lebih banyak mendapatkan nilai tinggi dibandingkan dengan siswa yang kreatifitasnya rendah. Data nilai sikap pada materi Gerak Melingkar Beraturan yang diperoleh siswa dengan sikap ilmiah tinggi dan rendah disajikan dalam Tabel 4.19
commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.19: Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Sikap Berdasarkan Sikap Ilmiah Sikap Ilmiah rendah Sikap Ilmiah ringgi Interval
Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
Frekuensi
Frekuensi Relatif (%)
52 – 58
2
5,41
1
2,33
59 – 65
4
10,81
2
4,65
66 – 72
6
16,22
2
4,65
73 – 79
7
18,92
7
16,26
80 – 86
7
18,92
11
25,58
87 – 93
7
18,92
11
25,58
94 – 100
4
10,81
9
20,93
Jumlah
37
100
42
100
Grafik distribusi data nilai sikap
berdasarkan
sikap ilmiah disajikan pada
Gambar 4.9. 12
Frekuensi
10 8 6 Rendah 4 Tinggi
2 0 52 - 58 59 - 65 66 - 72 73 - 79 80 - 86 87 - 93 94 - 100
Nilai Interval
Gambar 4.9: Grafik Nilai Sikap Berdasarkan Sikap Ilmiah Dari Tabel 4.18 dan gambar 4.9 data nilai sikap berdasarkan sikap ilmiah pada interval tinggi, yaitu 80-86, 87-93, 94-100 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang sikap ilmiahnya tinggi lebih banyak mendapatkan nilai tinggi dibandingkan dengan siswa yang sikap ilmiahnya rendah.
commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Data Nilai Keterampilan Selain penilaian pengetahuan dan sikap juga dilakukan penilaian keterampilan siswa diperoleh dari observasi oleh guru dalam pembelajaran. Lembar observasi psikomotor/ketrampilan disi oleh guru ketika siswa melakukan kegiatan eksperimen dan pembelajaran untuk mengukur kesiapan melakukan percobaan, membaca alat ukur, menganalisis data dan mepresentasikan hasil analisis data percobaan. Rangkuman data prestasi psikomotor siswa masing-masing kelas disajikan Tabel 4.20 Tabel 4.20: Deskripsi Data Nilai Keterampilan Jumlah
Nilai
Nilai
Data
Tertinggi
Terendah
Inkuiri terbimbing
40
100
56
82,78
11,89
Inkuiri bebas termodifikasi
40
100
56
78,20
12,10
Jumlah
80
Model pembelajaran
Rata-rata
SD
Berdasarkan Tabel 4.19 terlihat bahwa rata-rata nilai keterampilan pada kelas model inkuiri terbimbing 82,78 lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas yang menggunakan model inkuiri bebas termodifikasi 78,20 hal ini menunjukkan bahwa aspek ketrampilan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dari pada model inkuiri bebas termodifikasi. Standar deviasi nilai keterampilan pada kelas inkuiri terbimbing 11,89 lebih kecil dari standar deviasi kelas inkuiri bebas termodifikasi 12,10. Selanjutnya nilai keterampilan dari masing-masing kelas dapat dibuat daftar distribusi frekuensi seperti pada Tabel 4.21. Tabel 4.21: Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Interval
Kelas Inkuri terbimbing Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
Kelas Inkuiri bebas termodifikasi Frekuensi
Frekuensi Relatif (%)
52 – 58
1
2,5
4
10,0
59 – 65
3
7,5
3
7,5
66 – 72
3
7,5
6
15,0
73 – 79
7
17,5
7
17,5
80 – 86
8
20,0
9
22,5
87 – 93
11
27,5
5
12,5
94 – 100
7
17,5
6
15,0
Jumlah
40
100
40
100
commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Grafik distribusi data nilai keterampilan berdasarkan model pembelajaran baik untuk kelas inkuiri terbimbing maupun kelas inkiri bebas termodifikasi disajiakan pada gambar 4.10. 12
Frekuensi
10 8 6 4
Inkuiri Bebas Termodifikasi
2
Inkuiri Terbimbing
0 52 - 58 59 - 65 66 - 72 73 - 79 80 - 86 87 - 93 94 - 100 Nilai interval
Gambar 4.10: Grafik Nilai Keterampilan Berdasarkan Model Pembelajaran Dari Tabel 4.20 dan gambar 4.10 data nilai keterampilan dapat dilihat jumlah siswa kelas inkuiri terbimbing yang mendapatkan nilai dengan interval tinggi, yaitu 8793, 94-100 lebih besar dari pada kelas inkiri bebas termodifikasi. Data nilai keterampilan pada materi Gerak Melingkar Beraturan yang diperoleh siswa dengan kreativitas tinggi dan rendah disajikan dalam Tabel 4.21 Tabel 4.22: Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Berdasarkan Kreativitas Interval
Kreatifitas Rendah Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
Kreatifitas Tinggi Frekuensi
Frekuensi Relatif (%)
52 – 58
3
7,89
2
4,76
59 – 65
4
10,53
2
4,76
66 – 72
6
15,79
3
7,14
73 – 79
8
21,05
6
14,29
80 – 86
8
21,05
9
21,43
87 – 93
5
13,16
11
26,19
94 – 100
4
10,53
9
21,43
Jumlah
38
100
42
100
commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Grafik distribusi data nilai keterampilan berdasarkan kreativitas disajikan pada Gambar 4.11. 12
Frekuensi
10 8 6 Rendah
4
Tinggi
2 0 52 - 58 59 - 65 66 - 72 73 - 79 80 - 86 87 - 93 94 - 100 Nilai Interval
Gambar 4.11: Grafik Nilai Keterampilan Berdasarkan Kreativitas Dari Tabel 4.21 dan gambar 4.11 data nilai keterampilan berdasarkan kreatifitas pada interval tinggi, yaitu 80-86, 87-93, 94-100 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang kreativitasnya tinggi lebih banyak mendapatkan nilai tinggi dibandingkan dengan siswa yang kreatifitasnya rendah. Data nilai keterampilan pada materi Gerak Melingkar Beraturan yang diperoleh siswa dengan sikap ilmiah tinggi dan rendah disajikan dalam Tabel 4.23 Tabel 4.23: Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Berdasarkan Sikap Ilmiah Sikap Ilmiah Rendah Sikap Ilmiah Tinggi Interval
Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
Frekuensi
Frekuensi Relatif (%)
52 – 58
4
10,81
1
2,33
59 – 65
3
8,11
3
6,99
66 – 72
4
10,81
5
11,63
73 – 79
9
24,32
5
11,63
80 – 86
7
18,92
10
23,26
87 – 93
5
13,51
11
25,58
94 – 100
5
13,51
8
18,60
Jumlah
37
100
43
100
commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Grafik distribusi data nilai keterampilan berdasarkan sikap ilmiah disajikan pada gambar 4.12. 12
Frekuensi
10 8 6
Rendah
4
Tinggi
2 0 52 - 58 59 - 65 66 - 72 73 - 79 80 - 86 87 - 93 94 - 100 Nilai interval
Gambar: 4.12: Grafik Nilai Keterampilan Berdasarkan Sikap Ilmiah Dari tabel 4.22 dan gambar 4.12 data nilai keterampilan berdasarkan sikap ilmiah pada interval tinggi, yaitu 80-86, 87-93, 94-100 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang sikap ilmiahnya tinggi lebih banyak mendapatkan nilai tinggi dibandingkan dengan siswa yang sikap ilmiahnya rendah. 7. Uji Normalitas Salah satu syarat agar teknik analisis variansi dapat diterapkan maka harus normal pada distribusi populasinya. Untuk mengetahui apakah prasyarat telah dipenuhi, maka dilakukan uji normalitas. Uji ini bertujuan untuk menyelidiki apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak (Sudjana, 1996: 291-292). Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Dengan menggunakan ketentuan jika nilai probabilitas atau p-value lebih besar dari 0,05 (p-value > 0,05) maka Hipotesis nol (Ho) yang menyatakan data berasal dari populasi yang berdistribusi normal diterima. Rangkuman hasil uji normalitas yang telah dilakukan secara rinci disajikan pada Tabel 4.24.
commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.24: Ringkasan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test NO
Variabel
1
Siswa yang diberi model inkuiri bebas termodifiasi Siswa yang diberi model inkuiri terbimbing Siswa yang memiliki Kreativitas Rendah Siswa yang memiliki Kreativitas Tinggi Siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah Siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi Model inkuiri bebas termodifiasi untuk siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah dan Kreativitas rendah Model inkuiri bebas termodifiasi untuk siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan Kreativitas rendah Model inkuiri bebas termodifiasi untuk siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah dan Kreativitas tinggi Model inkuiri bebas termodifiasi untuk siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan Kreativitas Tinggi Model inkuiri terbimbing untuk siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah dan Kreativitas Rendah Model inkuiri terbimbing untuk siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan Kreativitas rendah Model inkuiri terbimbing untuk siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah dan Kreativitas tinggi Model inkuiri terbimbing untuk siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan Kreativitas tinggi
2
3 4 5 6 7
8
9
10
11
12
13
14
Pengetahuan P-value Keputusan
P-value
Sikap Keputusan
Ketrampilan P-value Keputusan
0,200*
Normal
0,109
Normal
0,189
Normal
0,200*
Normal
0,123
Normal
0,151
Normal
0,077
Normal
0,148
Normal
0,200*
Normal
0,085
Normal
0,051
Normal
0,081
Normal
0,122
Normal
0,151
Normal
0,117
Normal
0,200*
Normal
0,055
Normal
0,068
Normal
0,200*
Normal
0,200*
Normal
0,200*
Normal
0,200*
Normal
0,200*
Normal
0,200*
Normal
0,104
Normal
0,200*
Normal
0,178
Normal
0,200*
Normal
0,200*
Normal
0,121
Normal
0,163
Normal
0,200*
Normal
0,156
Normal
0,200*
Normal
0,102
Normal
0,200*
Normal
0,200*
Normal
0,200*
Normal
0,200*
Normal
0,200*
Normal
0,200*
Normal
0,200*
Normal
commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mengacu pada hasil di atas, tampak bahwa untuk setiap uji normalitas diperoleh nilai p (p-value) yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 8. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji F , dengan taraf signifikansi α = 0,05 atau taraf kepercayaan 95%. Jika harga p-value data yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan nilai α = 0,05, maka Ho diterima. Artinya, dapat dikatakan bahwa data tersebut berasal dari populasi yang berdisribusi dengan variansi yang homogen. Hasil uji homogenitas disajikan pada Tabel 4.25 Tabel 4.25: Rangkuman hasil komputasi uji homogenitas No 1
Faktor
Pengetahuan P-value Keputusan
P-value
Sikap Keputusan
Ketrampilan P-value Keputusan
Model inkuiri bebas termodifikasi dan inkuiri
0,174
Homogen
0,592
Homogen
0,980
Homogen
terbimbing 2
Kreativitas
0,312
Homogen
0,361
Homogen
0,568
Homogen
3
Sikap ilmiah
0,543
Homogen
0,766
Homogen
0,809
Homogen
4
Model inkuiri
0,977
Homogen
0,684
Homogen
0,790
Homogen
0,473
Homogen
0,101
Homogen
0,599
Homogen
0,753
Homogen
0,516
Homogen
0,781
Homogen
0,803
Homogen
0,372
Homogen
0,808
Homogen
bebas termodifikasi dan inkuiri terbimbing * kreativitas 5
Model inkuiri bebas termodifikasi dan inkuiri terbimbing * Sikap ilmiah
6
Sikap ilmiah* kreativitas
7
Setiap Sel
Berdasarkan hasil uji homogentas prestasi belajar di atas, untuk setiap uji homogenitas atau uji perbandingan dua varians diperoleh nilai p (p-value) yang lebih besar dari α = 0,05, sehingga Ho ditolak. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan commit to user bahwa sampel penelitian ini mempunyai varians yang sama.
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Pengujian Hipotesis 1. Hasil Uji Hipotesis Uji hipotesis yang telah dilakukan menggunakan analisis variansi tiga jalan dengan sel tidak sama, dapat dilihat
pada lampiran. Adapun rangkuman hasil uji
hipotesis sebagai berikut: a. Hasil Uji Hipotesis Pengetahuan disajikan: Tabel 4.26: Rangkuman Nilai ANAVA p-value ( Nilai Pengetahuan ) No.
Yang diUji
1
Hipotesis 1 (HoA)
2
Hipotesis 2 (HoB)
3
Hipotesis 3 (HoC)
4
Hipotesis 4 (HoAB)
5
Hipotesis 5 (HoAC)
6
Hipotesis 6 (HoBC)
7
Hipotesis 7 (HoABC)
F hitung 7,045
p-value 0,010
Hipotesis H0Aditolak
5,591
0,021
H0Bditolak
2,553
0,114
H0cditerima
4,550
0,036
H0ABditolak
0,392
0,533
H0ACditerima
0,037
0,849
H0BCditerima
0,749
0,390
H0ABC diterima
Hasil Uji ada perbedaan (berpengaruh) ada perbedaan (berpengaruh) tidak ada perbedaan (tidak berpengaruh) ada interaksi (berpengaruh) tidak ada interaksi (tidak berpengaruh) tidak ada interaksi (tidak berpengaruh) tidak ada interaksi (tidak berpengaruh)
Berdasarkan hasil Tests of Between-Subjects Effects di atas jika p-value > 0,05 maka hipotesis nol diterima, sedangkan jika p-value < 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Tabel dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Hipotesis 1 (HoA): diperoleh nilai F hitung = 7,045dengan probabilitas p-value = 0,010. Oleh karena p-value < 0,05; maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi terhadap nilai pengetahuan. 2. Hipotesis 2 (HoB): diperoleh nilai F hitung = 5,591dengan probabilitas p-value = 0,021. Oleh karena p-value < 0,05; maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap nilai pengetahuan. 3. Hipotesis 3 (HoC): diperoleh nilai F hitung = 2,553 dengan p-value = 0,114. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada perbedaan antara sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap nilai pengetahuan. commit to user 4. Hipotesis 4 (HoAB): diperoleh nilai F hitung = 4,550 dengan p-value = 0,036 Oleh
perpustakaan.uns.ac.id
79 digilib.uns.ac.id
karena p-value < 0,05; maka Ho ditolak, berarti interaksi antara model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi dengan kreativitas memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai pengetahuan. 5. Hipotesis 5 (HoAC): diperoleh nilai F hitung = 0,392 dengan p-value = 0,533. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap nilai pengetahuan. 6. Hipotesis 6 (HoBC) : diperoleh nilai F hitung = 0,037dengan p-value = 0,849 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara kreativitas dan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap nilai pengetahuan. 7. Hipotesis 7 (HoABC): diperoleh nilai F hitung = 0,749 dengan p-value = 0,390 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi, kreativitas dan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap nilai pengetahuan. Uji lanjut Anava (Nilai Pengetahuan) Hipotesis H0AB Hipotesis H0AB adalah interaksi antara siswa yang mempunyai kreativitas (tinggi dan rendah) dengan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap nilai pengetahuan, dapat dilihat pada gambar: 4.13.
Gambar4.13: Grafik interaksi antara kreativitas dengan model pembelajaran. Adapun hasil uji lanjut untuk mengetahui siswa yang mempunyai kreativitas dengan kreativitas (tinggi dan rendah) mana yang memiliki pengaruh signifikan tersaji commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam tabel post Hoc di bawah Tabel 4.27: Uji lanjut untuk mengetahui siswa yang mempunyai kreativitas (tinggi dan rendah) yang memiliki pengaruh signifikan .
(I) hipotesis4
B-KR
B-KT
T-KR
T-KT
Taraf Kepercayaan 95%
(J) hipotesis4
Selisih Rerata (I-J)
Selisih SD
Sig.
B-KT T-KR T-KT B-KR T-KR T-KT B-KR B-KT T-KT B-KR B-KT T-KR
-11.5000* -11.2857* -12.5385* 11.5000* 0.2143 -10.385 11.2857* -.2143 -12.527 12.5385* 10.385 12.527
311.964 325.060 273.611 311.964 353.734 307.127 325.060 353.734 320.420 273.611 307.127 320.420
0.006 0.011 0.000 0.006 1.000 0.990 0.011 1.000 0.985 0.000 0.990 0.985
Perbedaan Rerata Bawah -204.308 -205.914 -203.713 25.692 -99.123 -98.308 19.800 -103.409 -104.256 47.056 -77.539 -79.201
Perbedaan Rerata Atas -25.692 -19.800 -47.056 204.308 103.409 77.539 205.914 99.123 79.201 203.713 98.308 104.256
Dari Tabel 4.29 dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Nilai perbedaan antara kelompok siswa yang diberi model inkuiri terbimbing dan kreativitas tinggi dengan kelompok siswa yang diberi model inkuiri bebas termodifikasi dan kreativitas rendah (Mean Difference (I-J)) = 12,5385 dan probabilitas (sig) p = 0,00. karena nilai p < 0.05 maka interaksi antara kelompok tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai pengetahuan. 2. Nilai perbedaan antara kelompok siswa yang diberi model inkuiri terbimbing dan kreativitas tinggi dengan kelompok siswa yang diberi model inkiri bebas termodifikasi dan kreativitas tinggi (Mean Difference (I-J)) = 1,0385 dan probabilitas (sig) p = 0,990. karena nilai p > 0.05 maka interaksi antara kelompok tersebut memberikan pengaruh yang sama terhadap nilai pengetahuan. 3. Nilai perbedaan antara kelompok siswa yang diberi model inkuiri terbimbing dan kreativitas tinggi dengan kelompok siswa yang diberi model inkuiri terbimbing dan kreativitas rendah (Mean Difference (I-J)) = 1,2527 dan probabilitas (sig) p= 0,985. karena nilai p > 0.05 maka interaksi antara kelompok tersebut memberikan pengaruh yang sama terhadap nilai pengetahuan. commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Nilai perbedaan antara kelompok siswa yang diberi model inkuiri terbimbing dan kreativitas rendah dengan kelompok siswa yang diberi model inkuiri bebas termodifikasi dan kreativitas rendah (Mean Difference (I-J)) = 11,2857 dan probabilitas (sig) p = 0,011. karena nilai p < 0.05 maka interaksi antara kelompok tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai pengetahuan. 5. Nilai perbedaan antara kelompok siswa yang diberi model inkuiri terbimbing dan kreativitas rendah dengan kelompok siswa yang diberi model inkiri bebas termodifikasi dan kreativitas tinggi (Mean Difference (I-J)) = 0,2143 dan probabilitas (sig) p = 1,000. karena nilai p > 0.05 maka interaksi antara kelompok tersebut memberikan pengaruh yang sama terhadap nilai pengetahuan. 6. Nilai perbedaan antara kelompok siswa yang diberi model inkuiri bebas termodifikasi dan kreativitas tinggi dengan kelompok siswa yang diberi model inkuiri bebas termodifikasi dan kreativitas rendah (Mean Difference (I-J)) = 11,500 dan probabilitas (sig) p = 0,006. karena nilai p < 0.05 maka interaksi antara kelompok tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai pengetahuan. b. Hasil Uji Hipotesis Keterampilan disajikan: Tabel 4.28: Rangkuman Nilai ANAVA p-value ( Nilai Keterampilan ) No.
Yang diUji
1
Hipotesis 1 (HoA)
2
Hipotesis 2 (HoB)
3
Hipotesis 3 (HoC)
4
Hipotesis 4 (HoAB)
5
Hipotesis 5 (HoAC)
6
Hipotesis 6 (HoBC)
7
Hipotesis 7 (HoABC)
F hitung
p-value
Hipotesis
Hasil Uji
0,596
0,442
H0Aditerima
4,259
0,043
H0Bditolak
1,595
0,211
H0cditerima
0,020
0,887
H0ABditerima
0,474
0,494
H0ACditerima
0,830
0,365
H0BCditerima
0,036
0,849
H0ABC diterima
tidak ada perbedaan (tidak berpengaruh) ada perbedaan (berpengaruh) tidak ada perbedaan (tidak berpengaruh) tidak ada interaksi (tidak berpengaruh) tidak ada interaksi (tidak berpengaruh) tidak ada interaksi (tidak berpengaruh) tidak ada interaksi (tidak berpengaruh)
Pengambilan keputusan: Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas: apabila probabilitas > 0,05; maka Ho diterima, dan apabila probabilitas < 0,05; maka Ho ditolak. commit to userEffects di atas jika p-value > 0,05 Berdasarkan hasil Tests of Between-Subjects
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
maka hipotesis nol diterima, sedangkan jika p-value < 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Tabel dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Hipotesis 1 (HoA): diperoleh nilai F hitung = 0,596 dengan probabilitas p-value = 0,442. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada perbedaan model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi terhadap nilai keterampilan. 2. Hipotesis 2 (HoB): diperoleh nilai F hitung = 4,259 dengan probabilitas p-value = 0,043. Oleh karena p-value < 0,05; maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap nilai keterampilan. 3. Hipotesis 3 (HoC): diperoleh nilai F hitung= 1,595 dengan p-value = 0,211. Oleh karena p-value < 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada perbedaan antara sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap nilai keterampilan. 4. Hipotesis 4 (HoAB) : diperoleh nilai F hitung = 0,020 dengan p-value = 0,887 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi dengan kreativitas memberikan pengaruh sama terhadap nilai keterampilan. 5. Hipotesis 5 (HoAC): diperoleh nilai F hitung = 0,474 dengan p-value = 0,494. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap nilai keterampilan. 6. Hipotesis 6 (HoBC) : diperoleh nilai F hitung = 0,830 dengan p-value = 0,365 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara kreativitas dan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap nilai keterampilan. 7. Hipotesis 7 (HoABC) : diperoleh nilai F hitung = 0,036dengan p-value = 0,849 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi, kreativitas dan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap nilai keterampilan.
commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Hasil Uji Hipotesis Sikap disajikan: Tabel 4.29: Rangkuman Nilai ANAVA p-value ( Nilai Sikap ) No.
Yang diUji
1
Hipotesis 1 (HoA)
2
Hipotesis 2 (HoB)
3
Hipotesis 3 (HoC)
4
Hipotesis 4 (HoAB)
5
Hipotesis 5 (HoAC)
6
Hipotesis 6 (HoBC)
7
Hipotesis 7 (HoABC)
F hitung
p-value
0,079
0,779
H0Aditerima
Hipotesis
4,403
0,039
H0Bditolak
4,213
0,044
H0cditolak
0,550
0,461
H0ABditerima
0,010
0,921
H0ACditerima
0,249
0,619
H0BCditerima
2,174
0,145
H0ABC diterima
Hasil Uji tidak ada perbedaan (berpengaruh) ada perbedaan (berpengaruh) ada perbedaan (berpengaruh) tidak ada interaksi (tidak berpengaruh) tidak ada interaksi (tidak berpengaruh) tidak ada interaksi (tidak berpengaruh) tidak ada interaksi (tidak berpengaruh)
Pengambilan keputusan: Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas: apabila probabilitas > 0,05; maka Ho diterima, dan apabila probabilitas < 0,05; maka Ho ditolak. Berdasarkan hasil Tests of Between-Subjects Effects di atas jika p-value > 0,05 maka hipotesis nol diterima, sedangkan jika p-value< 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Tabel dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Hipotesis 1 (HoA): diperoleh nilai F hitung = 0,079 dengan probabilitas p-value = 0,779. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada perbedaan model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi terhadap nilai sikap. 2. Hipotesis 2 (HoB): diperoleh nilai F hitung = 4,403 dengan probabilitas p-value = 0,039. Oleh karena p-value <0,05; maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap terhadap nilai sikap. 3. Hipotesis 3 (HoC): diperoleh nilai F hitung= 4,213 dengan p-value= 0,044. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan antara sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap nilai sikap. 4. Hipotesis 4 (HoAB): diperoleh nilai F hitung = 0,550 dengan p-value = 0,461 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi dengan kreativitas memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai sikap. commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Hipotesis 5 (HoAC): diperoleh nilai F hitung = 0,010 dengan p-value = 0,921. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap nilai sikap. 6. Hipotesis 6 (HoBC): diperoleh nilai F hitung = 0,249 dengan p-value = 0,619 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara kreativitas dan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap nilai sikap. 7. Hipotesis 7 (HoABC): diperoleh nilai F hitung = 2,174 dengan p-value = 0,145 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi, kreativitas dan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap nilai sikap. C. Pembahasan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar, bagaimana pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar, bagaimana pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar, bagaimana interaksi model pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar ditinjau dari kreativitas dan sikap ilmiah siswa. Perbedaan antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi adalah campur tangan guru pada saat proses kegiatan belajar mengajar, dimana untuk model pembelajaran inkuiri terbimbing peran guru lebih dominan dibanding dengan model inkuiri bebas termodifikasi. Pada setiap tahap yaitu perumusan masalah, perumusan hipotesa, pengumpulan data, analisis data, dan menarik kesimpulan untuk model inkuiri terbimbing guru benar-benar membimbing dan mendampingi kegiatan siswa walaupun sudah disiapkan LKS sehingga tahapan-tahapan bisa dilaksanakan dengan urutan yang benar, dari segi waktu bisa lebih efisien. Sebaliknya untuk model inkuiri bebas termodifikasi mestinya keterlibatan guru tidak sedominan seperti pada inkuiri terbimbing tugas guru mestinya hanya memantau, namun kenyataannya peran guru masih cukup besar. Hal ini disebabkan kurangnya pengalaman siswa dengan model pembelajaran ini, ternyata walaupun sudah disiapkan LKS siswa belum sepenuhnya bisa bekerja sesuai dengan harapan, banyak waktu yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
85 digilib.uns.ac.id
terbuang, belum tahu apa yang harus dilakukan, maka campur tangan guru masih tetap dibutuhkan dalam rangka untuk menjaga jalannya proses pembelajaran. Pengukuran kreativitas dan sikap ilmiah dilakukan sebelum pembelajaran berlangsung dengan mengerjakan angket kreativitas dan angket sikap ilmiah. Kreativitas yang muncul pada saat melakukan percobaan adalah: a) rasa ingin tahu; b) sering mengajukan pertanyaan; c) memberikan gagasan atau usul; d) menyatakan pendapat; e) mempunyai rasa humor; f) orisinil dalam ungkapan, gagasan, dan pemecahan masalah. Dimana hal-hal tersebut merupakan sebagian karakteristik kreativitas menurut menurut Utami Munandar (2004: 71). Karakteristik sikap ilmiah yang muncul adalah: a) jujur; b) teliti; c) bekerja sama; d) tekun; e) disiplin; f) menghargai pendapat teman; g) kritis. (Utami Munandar dalam, 1999). Setelah selesai pembelajaran materi gerak melingkar beraturan dilakukan tes prestasi untuk mengukur prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran fisika. Dalam model pembelajaran ini, siswa memperoleh banyak kesempatan untuk aktif, inovatif dan kreatif, sehingga proses belajar menjadi lebih efektif dan dirasa menyenangkan bagi siswa. Data penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai pengetahuan pada penelitian ini untuk kelas eksperimen 83,1 dan kelas kontrol 75,6. Rata-rata nilai sikap yaitu kelas eksperimen 81,83
dan kelas kontrol 79,83. Aspek sikap yang dinilai adalah
kemandirian, kepercayaan diri, kepekaan/respon, sopan-santun. Rata-rata nilai keterampilan pada penelitian ini untuk kelas eksperimen 82,78 dan kelas kontrol 78,20. Aspek keterampilan yang dinilai adalah persiapan melakukan percobaan, keterampilan melaksanakan percobaan, membaca alat ukur, dan presentasi hasil diskusi. 1. Hipotesis Pertama Untuk nilai pengetahuan dengan probabilitas p-value = 0,010 karena p-value < 0,05; maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan pengaruh model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi terhadap nilai pengetahuan. Untuk nilai sikap dengan probabilitas p-value = 0,779 karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada perbedaan pengaruh model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi terhadap nilai sikap siswa. Untuktonilai commit userketerampilan dengan probabilitas
perpustakaan.uns.ac.id
86 digilib.uns.ac.id
p-value = 0,442 karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada perbedaan pengaruh model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi terhadap nilai keterampilan. Penggunaan model inkuiri terbimbing dan model inkuiri bebas termodifikasi memberikan pengaruh yang berbeda terhadap nilai pengetahuan tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap nilai sikap dan nilai keterampilan. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa rata-rata nilai pengetahuan kelas inkuiri terbimbing lebih baik dari pada kelas dengan model inkuiri bebas termodifikasi. Penyebab keadaan ini adalah pada pembelajaran model inkuiri bebas termodifikasi meskipun sudah disiapkan LKS siswa masih tidak tahu apa yang harus dilakukan karena siswa belum terbiasa, selama ini siswa terbiasa dengan metode ceramah atau tanya jawab yang menyebabkan siswa hanya menerima apa saja dari guru tanpa siswa berinisiatif untuk membangun pengetahuan secara mandiri. Pada saat melakukan percobaan siswa melakukannya dengan coba-coba menggunakan alat yang ada sehingga tindakannya kurang fokus untuk menentukan konsep yang dipelajari, akibatnya banyak waktu terbuang, pembagian tugas antar anggota kelompok tidak jelas. Jika ada kesulitan siswa enggan untuk bertanya pada guru menyebabkan hasil percobaannya kurang maksimal, pada saat diskusi hasilnya kurang memuaskan karena siswa jarang melakukan. Sedangkan pada model inkuiri terbimbing siswa diberi penjelasan langkah kerja yang jelas pada LKS sehingga semua kegiatan siswa terarah dan fokus. Dalam melakukan percobaan ada pembagian tugas yang jelas antar anggota kelompok sehingga mempercepat pelaksanaanya. Dalam model inkuiri terbimbing guru menyediakan bimbingan/petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan masalah. selain itu juga karena siswa lebih antusias dan merasa senang jika diberi pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing. Hal inilah yang menyebabkan penerapan model inkuiri terbimbing memberikan hasil rata-rata yang lebih tinggi dari pada model inkuiri bebas termodifikasi dan pemberian model ini memberikan perbedaan yang signifikan. Kenyataan ini didukung pula oleh teori Ausubel yang menyatakan belajar itu tidak sekedar menghafal saja tetapi lebih pada kebermaknaan/manfaat pada siswa. Bruner (dalam Dahar, 1989) menyatakan bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan commit to user secara aktif akan memberikan
perpustakaan.uns.ac.id
87 digilib.uns.ac.id
hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk memecahkan suatu masalah akan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Dalam proses pembelajaran untuk nilai sikap dan nilai keterampilan, berdasarkan perhitungan diperoleh nilai rata-rata nilai sikap pada penerapan model inkuiri terbimbing lebih baik dari pada inkuiri bebas termodifikasi, untuk nilai rata-rata nilai keterampilan pada penerapan model inkuiri terbimbing juga memberikan hasil yang lebih baik dari pada model inkuiri bebas termodifikasi, tetapi berdasarkan analisis data Tests of Between-Subjects Effects yang telah dilakukan ternyata penerapan kedua model ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai sikap dan nilai keterampilan, hal ini disebabkan kedua model mendorong siswa untuk melakukan kerjasama dalam kelompok untuk mencapai satu hasil yang terbaik. Sehingga dalam pelaksanaan percobaan siswa akan saling membantu dari proses persiapan sampai pelaporan. Hal inilah yang menyebabkan siswa yang diberi pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dan model inkuiri bebas termodifikasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai sikap dan nilai keterampilan. 2. Hipotesis Kedua Untuk nilai pemngetahuan dengan probabilitas p-value = 0,021. Oleh karena pvalue < 0,05; maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap. Untuk nilai sikap dengan probabilitas p-value = 0,039. Oleh karena p-value < 0, nilai pengetahuan 05; maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap terhadap nilai sikap, Untuk nilai ketrampilan dengan probabilitas p-value = 0,043. Oleh karena p-value < 0,05; maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap nilai keterampilan. Dari hasil penilaian dapat diketahui bahwa nilai rata-rata nilai pengetahuan siswa dengan kreativitas tinggi yaitu 83,14 sedangkan nilai rata- rata nilai pengetahuan siswa dengan kreativitas rendah 75,16. Berarti kreativitas tinggi hasilnya lebih baik dari pada kreativitas rendah. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasikombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur, data atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Karakteristik kreativitas yang muncul diantaranya: a) rasa ingin tahu; b) sering mengajukan pertanyaan; c) memberikan gagasan atau usul; d) menyatakan pendapat (Utami Munandar (2004: 71)). Karena anak dengan kreativitas commit diatas to userlebih baik dari pada anak dengan tinggi mempunyai karakteristik yang tersebut
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kreativitas rendah, baik nilai pengetahuan, nilai sikap, dan nilai keterampilan Dalam
penelitian
ini
keterampilan
yang
diukur
adalah
keterampilan
mempersiapkan percobaan, melaksanakan percobaan, membaca alat ukur dan mempresentasikan hasil analisis percobaan. Dalam pelaksanaan pembelajaran siswa yang kreativ cenderung lebih suka mencoba hal-hal yang diluar petunjuk guru, namun selalu meminta pertimbangan pada guru saat akan mencobanya. Prestasi pengetahuan merupakan hal-hal yang berhubungan dengan penguasaan konsep GMB ada hubungan langsung dengan sikap kreativ yang dimiliki oleh siswa. Selain itu pada setiap akhir pembelajaran selalu dilakukan diskusi. Pada saat inilah siswa memperoleh konsep yang benar. Menurut Ausubel bahwa belajar bermakna butuh kreativitas, siswa dengan kreativitas tinggi yang diajar dengan model inkuiri terbimbing dari data penelitian ini memiliki rata- rata nilai pengetahuan lebih tinggi (86,20) jika dibandingkan dengan rata -rata siswa yang memiliki kreativitas rendah (80,04). Demikian juga siswa dengan kreativitas tinggi yang diajar dengan model inkuiri bebas termodifikasi memiliki ratarata prestasi belajar lebih tinggi (80,91) jika dibandingkan dengan rata- rata siswa yang memiliki kreativitas rendah (70,37). Dari hasil penilaian dapat diketahui nilai rata-rata nilai sikap siswa yang mempunyai kreativitas tinggi yaitu 83,67 sedangkan siswa yang mempunyai kreativitas rendah 78,75. Berarti kreativitas tinggi hasilnya lebih baik dari pada kreativitas rendah. Bahkan setelah diuji menggunakan Tests of Between-Subjects Effects diperoleh bahwa kreativitas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai sikap siswa. Menurut teori belajar Ausubel bahwa dalam belajar bermakna maka materi harus ditemukan sendiri oleh siswa sehingga butuh mental yang kuat, keaktifan dan kreativitas siswa dalam pembelajaran. Komponen nilai sikap siswa yang diukur dalam penelitian ini antara lain kemandirian, kepekaan (respon), percaya diri, dan santun/ramah. Empat aspek tersebut terdapat pada jiwa siswa yang mempunyai kreativitas tinggi. Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi akan teliti dalam mengerjakan sesuatu, terampil karena bisa membuat sesuatu yang biasa menjadi luar biasa dan selalu mengerjakan tugasnya secara mandiri tanpa meremehkan pekerjaan orang lain. Penilaian sikap dilakukan pada saat proses pembelajaran, kreativitas memberikan perbedaan yang signifikan terhadap nilai sikap siswa yaitu siswa yang mempunyai kreativitas tinggi mempunyai hasil yang commit to user rendah. lebih baik dari pada siswa yang mempunyai kreativitas
perpustakaan.uns.ac.id
89 digilib.uns.ac.id
Dari hasil penilaian diperoleh rata-rata nilai keterampilan siswa dengan kreativitas tinggi yaitu 84,11 sedangkan rata-rata nilai keterampilan siswa dengan kreativitas rendah 76,42. Berarti kreativitas tinggi ternyata mmemberikan rata-rata nilai keterampilan lebih baik dari pada kreativitas rendah. Keterampilan adalah kemampuan siswa yang berhubungan dengan unjuk kerja siswa. Aspek keterampilan yang diukur adalah mempersiapkan percobaan, melaksanakan percobaan, membaca alat ukur dan mempresentasikan hasil analisis percobaan. Bahkan setelah diuji menggunakan Tests of Between-Subjects Effects menunjukkan bahwa kreativitas berpengaruh secara signifikan terhadap nilai keterampilan siswa. Menurut teori belajar Bruner bahwa belajar dan pemecahan masalah tergantung pada penyelidikan alternatif-alternatif, yang tidak kreativ akan lambat dalam menghasilkan kesimpulan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Munandar (2004), menyatakan bahwa kreativitas melibatkan proses berpikir secara divergen, sedangkan Parnes mengungkapkan bahwa kemampuan kreatif dapat dibangkitkan melalui masalah yang memacu pada lima macam perilaku kreatif yaitu: 1) Fluency (kelancaran); 2) Flexibility (keluwesan); 3) Originality (keaslian); 4) keterperincian; 5) sensitivity (kepekaan). Dalam melakukan percobaan diperlukan sikap ingin tahu yang tinggi dan berani mengambil resiko agar bisa menemukan konsepnya, proses analisis data diperlukan kemampuan imajinasi yang baik agar bisa menarik kesimpulan yang tepat. Pada penerapan model inkuiri diperlukan kreativitas tinggi karena siswa diharapkan bisa merancang percobaannya, melakukan percobaan sendiri sampai menemukan konsep. Penilaian keterampilan dilakukan pada saat proses pembelajaran. Hal inilah yang membuat kreativitas memberikan perbedaan yang signifikan pada nilai keterampilan siswa yaitu siswa yang mempuyai kreativitas tinggi mempunyai nilai keterampilan yang lebih tinggi daripada siswa dengan kreativitas rendah. Pembelajaran fisika materi Gerak Melingkar Beraturan yang mempunyai karakteristik abstrak (percepatan sentripetal, gaya sentripetal)
sekaligus konkret
(konsep periode, frekuensi, sudut tempuh), menuntut siswa untuk berperan aktif menemukan konsep-konsep pada materi tersebut. Siswa dengan kreativitas tinggi akan lebih mudah untuk memahami dan menemukan konsep-konsep tersebut dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kreativitas rendah. Adanya pengaruh kreativitas siswa commit to user yang menyatakan bahwa orang ini sesuai dengan pendapat Utami Munandar (2004)
perpustakaan.uns.ac.id
90 digilib.uns.ac.id
yang mempunyai kreativitas tinggi cenderung luwes (fleksibel), lancar, mandiri, berpikir orisinil, dan mendasar, elaboratif (rinci) dan realistis dalam menanggapi gagasan maupun tantangan. Selain itu individu dengan potensi kreativ dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri antara lain hasrat yang besar, bersifat terbuka terhadap pengalaman baru, keinginan untuk menemukan dan meneliti, mencari jawaban yang lebih luas, dan memuaskan, memiliki semangat bertanya dan meneliti, memiliki daya abstrak yang baik. Sehingga apapun media yang digunakan, siswa yang memiliki kreativitas tinggi tetap mendapatkan nilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan lebih tinggi dibanding siswa yang memiliki kreativitas rendah. Hal ini sejalan dengan jurnal Ai-Girl Tan (2008) menyimpulkan adanya hubungan antara kreativitas dengan emosional siswa dengan pembelajaran. Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi maka siswa tersebut lebih berkesan dan senang dalam mengikuti pembelajaran. Pada pembelajaran fisika diperlukan kreativitas untuk mendapat wawasan yang lebih banyak dan lebih jelas. 3. Hipotesis Ketiga Untuk nilai pengetahuan dengan p-value = 0,114. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada perbedaan antara sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap nilai pengetahuan. Untuk nilai sikap dengan p-value = 0,044. Oleh karena pvalue > 0,05; maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan antara sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap nilai sikap dan Untuk nilai keterampilan dengan p-value = 0,211. Oleh karena p-value < 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada perbedaan antara sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap nilai keterampilan. Dari hasil penilaian diketahui bahwa nilai pengetahuan siswa dengan sikap ilmiah tinggi mempunyai nilai rata-rata 82,27 dan siswa dengan sikap ilmiah rendah yang mempunyai nilai rata-rata 75,78. Pada pengukuran sikap ilmiah aspek-aspek yang diukur berpengaruh langsung terhadap nilai pengetahuan. Sikap ilmiah menunjukkan sikap siswa dalam melakukan penemuan, sedangkan nilai pengetahuan adalah nilai yang diperoleh siswa selama proses belajar. Jadi siswa yang memiliki sikap ilmiahnya tinggi maka nilai pengetahuannya juga tinggi. Untuk siswa yang mempunyai sikap ilmiah rendah perlu ketekunannya lebih baik, misalnya pada setiap akhir percobaan melakukan kegiatan diskusi maka antara sikap ilmiah rendah dan tinggi penguasaan commit to user konsepnya akan bisa sama.
perpustakaan.uns.ac.id
91 digilib.uns.ac.id
Belajar itu tidak sekedar menghafal tetapi lebih pada kebermaknaan pada siswa menurut Ausubel. Pada penilaian sikap dan keterampilan diperoleh untuk kelompok siswa dengan sikap ilmiah tinggi hasilnya lebih baik dari pada kelompok siswa dengan sikap ilmiah rendah. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa siswa yang sikap ilmiahnya tinggi mempunyai rata-rata nilai sikap 83,67 lebih baik dari pada siswa dengan sikap ilmiah rendah yang mempunyai nilai rata-rata nilai sikap 78,75. Hasil Tests of Between-Subjects Effects menunjukan bahwa sikap ilmiah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai pengetahuan dan nilai keterampilan siswa, tetapi . berpengaruh secara signifikan terhadap nilai sikap karena sikap ilmiah merupakan aspek-aspek yang secara langsung mendukung penilaian sikap. Aspek-aspek yang diteliti antara lain teliti, disiplin, jujur, menghargai pendapat orang lain, kerjasama, dan kritis. Adapun nilai sikap yang diharapkan antara lain kemandirian, kepercayaan diri, kepekaan (respon) dan santun (ramah). Siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah memberikan perbedaan yang signifikan terhadap nilai sikapnya. Dari hasil penilaian diketahui bahwa siswa dengan sikap ilmiah tinggi mempunyai rata-rata nilai keterampilan (83,26) lebih baik dari pada siswa dengan sikap ilmiah rendah mempunyai nilai rata-rata nilai keterampilan (77,27). Sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan antara lain sikap menyelidiki, sikap ingin tahu dan jujur. Pada pengukuran aspek keterampilan yang diukur adalah mempersiapkan percobaan, melaksanakan percobaan, membaca alat ukur dan mempresentasikan hasil analisis percobaan. Kaitannya dengan pembelajaran, sikap ilmiah merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya pada proses belajar siswa khususnya untuk mata pelajaran sains dan tuntutan kurikulum 2013 (sainstific). Tanpa adanya sikap ilmiah, maka proses belajar siswa akan sulit berjalan secara lancar. Karena sikap ilmiah besar pengaruhnya pada proses belajar, maka siswa dengan sikap ilmiah tinggi akan lebih berhasil dalam berprestasi dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki seseorang (Suwandi, 2010). Sikap terbentuk dan berubah sejalan dengan perkembangan individu atau dengan kata lain sikap merupakan hasil belajar individu melalui interaksi sosial. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap dapat dibentuk dan diubah sesuai dengan keinginan kita melalui pendidikan. Jasin (2002) mengemukakan bahwa, seseorang yang mempunyai sikap ilmiah commit to tinggi user apabila melihat peristiwa gejala
perpustakaan.uns.ac.id
92 digilib.uns.ac.id
alam akan terangsang untuk ingin tahu lebih lanjut, mengenai apa, bagaimana dan mengapa peristiwa atau gejala itu terjadi. Seseorang dikatakan mempunyai sikap ilmiah yang tinggi apabila mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Sikap ilmiah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai pengetahuan dan nilai keterampilan siswa, hal ini dimungkinkan karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar siswa, baik yang berasal dari dalam (seperti faktor psikis dan fisik, kebiasaan belajar) maupun dari luar siswa (lingkungan sosial), selain faktor model pembelajaran dan sikap ilmiah siswa yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini sehingga peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor tersebut di luar kegiatan pembelajaran. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh orang yang sedang mempelajari IPA dan orang yang telah mempelajari IPA baik yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk mendapatkan hasil maksimal maka ketekunan, kejujuran, keterbukaan, menghargai orang lain, sikap menyelidiki, suka dengan sesuatu yang baru, menyukai penjelasan ilmiah dan kritis harus dimiliki. 4. Hipotesis Keempat Untuk nilai pengetahuan dengan p-value = 0,036 Oleh karena p-value < 0,05; maka Ho ditolak, berarti interaksi antara model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi dengan kreativitas memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai pengetahuan. Untuk nilai sikap dengan p-value = 0,461 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi dengan kreativitas memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai sikap dan Untuk nilai keterampilan dengan p-value = 0,887 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi dengan kreativitas memberikan pengaruh sama terhadap nilai keterampilan. Dari hasil penilaian dijelaskan bahwa siswa yang diberi pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dan mempunyai kreativitas tinggi mempunyai nilai rata-rata yang lebih tinggi dari pada siswa yang diberi pembelajaran dengan model inkuiri bebas termodifikasi. Demikian juga untuk siswa yang mempunyai kreativitas tinggi akan commit usersiswa yang kreativitasnya rendah. mempunyai nilai rata-rata yang lebih tinggi daritopada
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jika dilihat dari model pembelajarannya maka siswa yang mempunyai keativitas tinggi diberi pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing akan mempunyai prestasi belajar jauh lebih tinggi dari pada siswa yang mempunyai kreativitas rendah dan diberi pembelajaran dengan model inkuiri bebas termodifikasi. Karena siswa dengan kreativitas tinggi memiliki keinginan kuat untuk menemukan dan meneliti, cenderung menyukai tugas, berpikir
fleksibel, lebih
bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas, mampu membuat sintesa dan analisa. Salah satu model pembelajaran yang bisa dilakukan adalah belajar dengan model penemuan/ inkuiri dengan pengalaman serta menggunakan berbagai sarana atau peraga, bekerja di laboratorium. Sehingga menyebabkan interaksi antara model inkuiri bebas termodifikasi dan model inkuiri terbimbing dengan kreativitas memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai pengetahuan. Tetapi berdasarkan analisis data Tests of Between-Subjects Effects yang telah dilakukan ternyata tidak ada interaksi antara model inkuiri bebas termodifikasi dan model inkuiri terbimbing dengan kreativitas terhadap nilai sikap dan keterampilan, disebabkan kedua model pembelajaran ini mendorong siswa untuk melakukan kerjasama dalam kelompok untuk mencapai hasil yang terbaik. Hal inilah yang menyebabkan siswa yang diberi pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dan model inkuiri bebas termodifikasi dengan kreativitas tinggi dan rendah tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi sikap dan pengetahuan. Pembelajaran inkuiri dibentuk atas dasar diskoveri, terjadi apabila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses-proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip (Robert B. Sund dalam Oemar Hamalik, 2009: 219) rumusan ini menggambarkan bahwa discoveri dilakukan melalui proses mental yakni observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi dan penentuan. Siswa yang memiliki kreativitas
tinggi
cenderung
memiliki
keinginan
untuk
mengembangkan
pengetahuannya, dan menempatkan diri sebagai subyek dalam pembelajaran, salah satunya dengan berinteraksi secara langsung dengan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi untuk mengeksplorasi pengetahuannya. Sedangkan siswa dengan kreativitas rendah dengan pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing akan terangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauannya sehingga akan terdorong dalam suatu proses pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
94 digilib.uns.ac.id
Hal ini sejalan dengan jurnal Bella Thorsten et. All, (2010). Dalam laporan penelitian ini menyatakan bahwa kolaboration dengan model inquiri menghasilkan prestasi belajar lebih baik. 5. Hipotesis Kelima Untuk nilai pengetahuan dengan p-value = 0,533. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap nilai pengetahuan. Untuk nilai sikap dengan dengan p-value = 0,921. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap nilai sikap dan Untuk nilai keterampilan dengan p-value = 0,365 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara kreativitas dan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap nilai keterampilan. Dari hasil Penilaian diperoleh bahwa siswa yang diberi pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dan mempunyai sikap ilmiah tinggi rata-rata nilai pengetahuan, nilai sikap, dan nilai keterampilan lebih tinggi dari pada siswa yang diberi pembelajaran dengan model inkuiri bebas termodifikasi, demikian pula siswa yang mempunyai sikap ilmiah rendah. Jika dilihat dari model pembelajaran maka siswa dengan sikap ilmiah tinggi diberi pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing mempunyai prestasi belajar yang lebih tinggi dari pada siswa dengan sikap ilmiah rendah, demikian pula dengan model inkuiri bebas termodifikasi. Interaksi antara model pembelajaran yang digunakan, baik inkuiri terbimbing maupun inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah, siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi belum tentu akan memperoleh nilai prestasi belajar fisika lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah dan bagi siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi maupun rendah, yang diberi pembelajaran dengan inkuiri terbimbing belum tentu akan memiliki prestasi belajar fisika lebih baik dari pada siswa yang diberi pembelajaran dengan inkuiri bebas termodifikasi, hal tersebut akan ditentukan oleh interaksi antara model pembelajaran dengan sikap ilmiah siswa, tetapi berdasarkan analisis data Tests of Between-Subjects Effects yang telah dilakukan ternyata interaksi antara model pembelajaran yang digunakan, baik inkuiri terbimbing maupun inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah memberikan commit to user pengaruh sama terhadap nilai
perpustakaan.uns.ac.id
95 digilib.uns.ac.id
pengetahuan, nilai sikap, dan nilai keterampilan. Hal ini dimungkinkan karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar siswa, baik yang berasal dari dalam (seperti faktor psikis dan fisik, kebiasaan belajar) maupun dari luar siswa (lingkungan sosial), selain faktor model pembelajaran dan sikap ilmiah siswa yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini sehingga peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor tersebut di luar kegiatan pembelajaran. Dari uraian di atas dapat disimpulkan terjadi interaksi antara pemberian model pembelajaran dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar siswa baik aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan, berarti antara model pembelajaran dan sikap ilmiah siswa tidak saling mendukung terhadap prestasi belajar siswa baik pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 6. Hipotesis Keenam Untuk nilai pengetahuan dengan p-value = 0,849 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara kreativitas dan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap nilai pengetahuan. Untuk aspek sikap dengan p-value = 0,619 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara kreativitas dan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap nilai sikap dan untuk nilai ketrampilan dengan p-value = 0,365 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara kreativitas dan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap nilai keterampilan. Dari hasil penilaian diperoleh bahwa siswa dengan kreativitas tinggi dan sikap ilmiah tinggi mempunyai rata-rata nilai pengetahuan, nilai sikap, dan nilai keterampilan yang lebih tinggi dari pada siswa dengan kreativitas rendah dan sikap ilmiah rendah, tetapi berdasarkan analisis data Tests of Between-Subjects Effects yang telah dilakukan ternyata interaksi antara kreativitas dan sikap ilmiah tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar baik nilai pengetahuan, nilai sikap, dan nilai keterampilan artinya prestasi belajar tidak ditentukan dari hasil interaksi antara kreatifitas dan sikap ilmiah jadi tidak selalu siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan sikap ilmiah tinggi prestasi belajarnya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kreativitas rendah dan sebaliknya. Siswa yang memiliki kreativitas dan sikap commit belajar to user lebih tinggi dibandingkan dengan ilmiah tinggi belum tentu memperoleh prestasi
perpustakaan.uns.ac.id
96 digilib.uns.ac.id
siswa yang memiliki kreatvitas dan sikap ilmiah rendah. Sebenarnya ada kecenderungan siswa dengan sikap ilmiah tinggi akan berusaha semaksimal untuk mencapai hasil yang terbaik dalam rangka memperoleh kepuasan diri (Mc. Clelland, 1961). Sebaliknya apapun tingkat sikap ilmiah siswa baik tinggi maupun rendah, siswa yang mempunyai kreativitas tinggi tetap memperoleh prestasi belajar lebih tinggi baik nilai pengetahuan, nilai sikap, nilai keterampilan dibandingkan siswa yang memiliki kreativitas rendah. Hal ini sejalan dengan pernyataan Guillford (1968) dan Utami Munandar (1992) bahwa siswa dengan kreativitas tinggi akan lebih luwes (fleksibel), lebih lancar, lebih mandiri, berpikir orisinil dan mendasar, lebih elaboratif (berpikir secara rinci), dan lebih realistis dalam mengikuti proses belajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi antara Kreativitas dan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap nilai pengetahuan, nilai sikap, dan keterampilan. Terjadinya interaksi antara kreativitas dengan sikap ilmiah siswa disebabkan banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar siswa, baik yang berasal dari dalam (seperti faktor psikis, fisik, dan kebiasaan belajar) maupun dari luar siswa (lingkungan sosial) selain faktor kreativitas maupun sikap ilmiah siswa yang digunakan dalam penelitian ini. 7. Hipotesis Ketujuh Untuk nilai pengetahuan dengan p-value = 0,390 karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi, kreativitas dan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap nilai pengetahuan. Untuk nilai sikap dengan p-value = 0,145 karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi, kreativitas dan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap nilai sikap. dan untuk nilai keterampilan dengan p-value = 0,849 karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi, kreativitas dan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap nilai keterampilan. Dari hasil Penilaian diperoleh bahwa siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dan sikap ilmiah tinggi yang diberi pembelajaran menggunakan model inkuiri commit to user terbimbing mempunyai nilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang lebih tinggi
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model inkuiri bebas termodifikasi, demikian juga yang terjadi dengan siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dan sikap ilmiah rendah, siswa dengan kreativitas rendah dan sikap ilmiah tinggi serta pada siswa dengan kreativitas rendah dan sikap ilmiah rendah. Hal ini juga terjadi pada kelompok siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model inkuiri bebas termodifikasi. Berdasarkan analisis data Tests of
Between-Subjects Effects yang telah
dilakukan ternyata interaksi antara model inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi, kreativitas, dan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama/tidak ada pengaruh terhadap nilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan, artinya belum tentu siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dan sikap ilmiah tinggi yang diberi pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing pasti mempunyai nilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model inkuiri bebas termodifikasi. Hal ini dimungkinkan karena masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar siswa selain faktor model pembelajaran, kreativitas, dan sikap ilmiah siswa
yang
digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini sehingga faktor-faktor tersebut tidak dapat dikontrol di luar kegiatan pembelajaran. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi antara penggunaan model pembelajaran, kreativitas, dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa, artinya bahwa penerapan model pembelajaran, kreativitas, dan sikap ilmiah siswa tidak saling mempengaruhi terhadap nilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan. D. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari ada beberapa kelemahan dan keterbatasan yang menyebabkan hasil penelitian ini menjadi kurang sempurna. Kelemahan dan keterbatasan tersebut adalah: 1. Insrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data yang terdiri dari angket kreativitas, angket sikap, lembar observasi nilai sikap, dan lembar observasi nilai keterampilan serta tes prestasi pengetahuan meskipun belum merupakan instrumen standar, belum sepenuhnya keterkaitan antar intrumen benar, namun commit to user instrumen tersebut disusun dan dikembangkan oleh peneliti sendiri secara optimal,
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
telah diujicobakan sebelum dipakai untuk mengambil data penelitian. Tapi peneliti menyadari masih perlu uji coba dan analisa lebih lanjut agar benar-benar teruji keandalannya. 2. Variable kreativitas dan sikap ilmiah dalam penelitian ini hanya diambil dua kategori, yaitu tinggi dan rendah, sedangkan kreativitas sedang dan sikap ilmiah sedang tidak dilibatkan. 3. Pada saat melaksanakan percobaan baik di kelas inkuiri terbimbing maupun kelas inkuiri bebas, untuk menjaga perputaran roda agar bisa stabil/teratur sulit, maka perlu dilakukan berulang-ulang sehingga menambah waktu untuk pembelajaran. 4. Karena keterbatasan pengalaman/belum terbiasa bagi siswa maka pelaksanaan belum bisa berjalan sempurna, sehingga dalam menggali potensi yang dimiliki siswa masih belum maksimal.
commit to user
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian serta mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab IV maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi terhadap nilai pengetahuan, dan tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi terhadap nilai sikap dan nilai keterampilan siswa. 2. Ada pengaruh kreativitas tinggi dan rendah dalam pembelajaran fisika terhadap nilai pengetahuan, nilai sikap, dan nilai keterampilan siswa. 3. Tidak ada pengaruh antara sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap nilai pengetahuan dan nilai keterampilan tetapi ada pengaruh terhadap nilai sikap siswa. 4. Ada interaksi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi dengan kreativitas terhadap nilai pengetahuan siswa dan tidak ada interaksi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi dengan kreativitas terhadap nilai sikap dan nilai keterampilan siswa. 5. Tidak ada interaksi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah terhadap nilai pengetahuan, nilai sikap, dan nilai keterampilan siswa. 6. Tidak ada interaksi antara kreativitas dan sikap ilmiah terhadap nilai pengetahuan, nilai sikap, dan nilai keterampilan siswa. 7. Tidak ada interaksi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi, kreativitas dan sikap ilmiah terhadap nilai pengetahuan, nilai sikap dan nilai keterampilan siswa.
commit to user
99
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Implikasi 1. Implikasi Teoritis Berdasarkan kesimpulan di atas, implikasi teoritis adalah sebagai berikut : a.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa yang dilakukan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing hasilnya lebih baik dibandingkan dengan penggunaan inkuiri bebas termodifikasi pada konsep Gerak Melingkar Beraturan.
b.
Pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dapat diterapkan dalam pembelajaran fisika pada konsep Gerak Melingkar Beraturan.
c.
Terjadi pengaruh model pembelajaran inkuiri dan kreativitas terhadap prestasi kognitif siswa pada konsep Gerak Melingkar Beraturan. Oleh karena itu dalam pembelajaran fisika baik untuk siswa yang memiliki kreativitas tinggi maupun kreativitas rendah sebaiknya digunakan model pembelajaran inkuiri.
2. Implikasi Praktis a.
Guru dalam melaksanakan pembelajaran fisika untuk konsep Gerak Melingkar Beraturan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.
b.
Pada proses pembelajaran fisika dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri sebaiknya guru memperhatikan kreativitas siswa karena kreativitas siswa memberikan pengaruh yang berbeda terhadap nilai keterampilan.
c.
Pada proses pembelajaran fisika sebaiknya memperhatikan sikap ilmiah siswa karena sikap ilmiah siswa memberikan pengaruh yang berbeda terhadap nilai sikap. C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dalam penelitian ini maka saran yang
dapat peneliti sampaikan adalah : 1. Untuk para guru a.
Dalam mengimplementasikan pembelajaran fisika dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing maupun inkuiri bebas termodifikasi, yang perlu diperhatikan guru adalah: (1) Mempersiapkan perangkat pembelajaran meliputi: LKS, alat-alat percobaan, dan kelengkapan lain to agar siap untuk dipakai. commit user
101 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(2) Guru menyusun sendiri Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan dalam pembelajaran agar sesuai dengan skenario yang direncanakan. (3) Sebelum menggunakan alat percobaan sebaiknya guru mencoba terlebih dahulu untuk memastikan bahwa kegiatan bisa berjalan dengan baik. (4) Dalam
pelaksanaan
percobaan
yang
perlu
dikondisikan
adalah
kesungguhan/fokus karena ada kecendurang siswa untuk melakukan kegiatan yang menyimpang. b.
Dalam
merancang
dan
membuat
perencanaan
pembelajaran/percobaan,
sebaiknya disesuaikan dengan kondisi kemampuan siswa dan sekolah, sehingga proses pelaksanaannya menjadi efektif dan dapat menggali potensi siswa secara maksimal. c.
Perlu dicarikan solusi untuk siswa yang memiliki kreativitas maupun sikap ilmiah rendah, misalnya dengan pembinaan berkala sehingga kreativitas dan sikap ilmiahnya bisa meningkat.
d.
Dalam proses pembelajaran, guru perlu memperhatikan dan melakukan upaya peningkatan kreativitas dan sikap ilmiah siswa, misalnya dengan memberikan kegiatan alternative yang dapat merangsang kreativitas siswa, misalnya penggunaan alat peraga, media pembelajaran yang menarik, maupun melalui penugasan yang bersifat karya.
2. Untuk Peneliti a.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan model pembelajara inkuiri, baik inkuiri terbimbing maupun inkuiri bebas termodifikasi pada konsep fisika lainnya yang sesuai.
b.
Untuk hasil penelitian yang lebih baik, pembagian kategori variabel moderator misalnya kreativitas dan sikap ilmiah sebaiknya tidak hanya diambil kategori tinggi dan rendah saja, tetapi menjadi tiga kategori misalnya tinggi, sedang dan rendah agar semakin teliti.
c.
Perlu dilakukan penelitian pada faktor-faktor lain (misalnya kemampuan awal dan keaktifan siswa) yang berpengaruh terhadap prestasi belajar, sehingga dapat
menambah pengetahuan dalam upaya meningkatkan nilai belajar siswa. commit to user
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Kepada Siswa a.
Untuk meminimalkan ketergantungan peran guru dapat dilakukan dengan berinteraksi antar teman dalam kelompok maupun dengan sumber belajar secara langsung.
b.
Untuk meningkatkan kreativitas dapat dilakukan dengan banyak membaca buku, berani mengambil resiko dengan jalan mencoba mengerjakan sendiri segala tugas yang diberikan guru.
c. Beranilah untuk mencoba sesuatu yang baru agar anda dapat menemukan konsep-konsep baru yang belum pernah anda ketahui.
commit to user
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Ai-Girl Tan. 2008. High School Students' Perceived Creativity Self-efficacy and Emotions in a Service Learning Context. The International Journal Of Creativity & Problem Solving 2008, 18(2), I15-126. Azwar. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Bella Thorsten et. All. 2010. Freiburg; Univerversity of Education. International Journal of Sceince Education vol.32, no.3 (39-377). Chih-Feng Chuang, Shih-Ching Shiu, Chao-Jen Cheng. 2010. The Relation of College Students’ Process of Study And Creativity: The Mediating Effect of Creative Self-Efficacy. Word Academy of Science, Engineering and Technology 67. Csikszentmihalyi. 1996. Creativity, flow, and the Psychology of Discovery and Invention. Harper Collins Publisher. Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: PT Erlangga. Depdiknas. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Eric J. Pyle. 2008. A Model of Inquiry for Teaching Earth Science. Electronic Journal of Science Education Vol. 12, No. 2 (2008) Retrieved from http://ejse. southwestern.edu Elsy Zuriyani. 2011. Strategi Pembelajaran Inkuiri Pada Mata Pelajaran IPA. Tesis Widiaswara BDK Frackson Mumba. et all. 2006. Analysis of new Zambian High School Physics Sylabus and Pratical Examinations for Levels of Inquiry and Inquiry Skills. International Journal of Academic Research in Education and Review. Gagne. 1984. The Cognitive Psychology of School Learning. Boston: Little Brown. Gengarelly Lera M and Abrams Eleanor D. (2009). Journal Science Education Technology. Guilford, J.P. 1968. Intellegence, Creativity and Their Educational Implications. Robert R. Knapp. Jasin. 2002. Pengantar Ilmu Dan Metode Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Intermasa Jerome S Bruner. 1960. The Process of Education. New York: Vintage Books. John P. Kubicek. 2005. Inquiry-based learning, the nature of science, and computer commit to user technology. Journal of Learning and Technology. Vol 31
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
John W McBridel. 2007. Mediates the effect optimism on distress: A study of women with early stage breast cancer. Journal of Personality and Social Psychology, 65, 375-390. Kuper & Kuper. 2000. Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Rajawali Press. Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Mc.Clelland.1961. The Human Side of Enterprise. New York: McGraw Hill. Penerbit: Pustaka Pelajar, Yogyakarta. McLoughlin dan M. Padraigh M.M. 2007. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Muhammad Nur. 2001. Interaksi Belajar Mengajar. Penerbit: Remaja Karya. Bandung. Muhammad Amien. 2003. Jakarta.
Strategi Belajar Mengajar Kimia. Penerbit: Erlangga,
Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta Paraswati. Nana Sudjana. 1996. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nanang Hanafiah. 2012. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama. Oemar Hamalik. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Permendiknas Republik Indonesia N0.18 A. 2013. tentang Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta. Purwanto. 1996. Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. . 2009. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya. Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Serway Jeweet. 2003. Buku 1 Edisi 6. Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics. Salemba Teknika. Sudjana. 1989. Metoda Statistika Edisi ke 5. Bandung: Remaja Rosdakarya .1996. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja commit to user Rosdakarya
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D, Alfabeta. Bandung. Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan. Suharsimi Arikunto. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. ________________. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta ________________. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sumardi Suryabrata. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sund, Robert B. 1975. Teaching science through discovery. Columbus, Ohio: C.E. Merrill Pub.Co. Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Suwandi. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka. Trianto. 2007. Model–Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi. Konstruktifistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Utami Munandar. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Grasindo. W Gulo. 2005. Metodologi Penelitian. Cetakan keempat. Jakarta. Penerbit: Gramedia. Widha Sunarno. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Winkel. 2009. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi. Woolfolk, A.E. & Nicholich, L. (1980). Eduvational Psychology for Teachers. Englewood Cliffs: Pretince-Hall
commit to user
106
Lampiran: 1 SILABUS
Satuan Pendidikan
: SMA NEGERI 2 Karanganyar
Kelas
: X MIA
Kompetensi Inti
: Gerak Melingkat Beraturan
KI 1 KI 2
: :
KI 3
:
KI 4
:
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar 1.1 Bertambah Keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
107
Kompetensi Dasar kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya. 1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida kalor dan optik. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
108
Kompetensi Dasar sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi. 2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. 3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi 4.5 Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda)
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Gerak Melingkar dengan laju Konstan: Frekuensi dan Periode Kecepata n sudut Kelajuan linier
Mengamati Menemukan besaran frekuensi, periode, sudut tempuh, kecepatan linier, kecepatan sudut, dan percepatan sentripetal pada gerak melingkar melalui demonstrasi. Menanya Menanyakan besaran
Penugasan Memecahkan masalah seharisehari berkaitan dengan gerak melingkar Unjuk Kerja Ceklist lembar pengamatan pada saat kegiatan
9 JP
Sumber Belajar
Sumber: Buku Teks Pelajar an Fisika Pandu an Praktik um Fisika
109
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi Eksperimen/Eksplorasi Mengidentifikasi besaran frekuensi, frekuensi sudut, periode, dan sudut tempuh yang terdapat pada gerak melingkar dengan laju konstan Melakukan eksperiman secara berkelompok untuk menyelidiki gerak yang menggunakan hubungan roda-roda. Mengasosiasi Menganalisis gerak melingkar beraturan dalam pemecahan masalah melalui diskusi kelas
Penilaian eksperimen Portofolio Bahan presentasi Tes Tes tertulis tentang besaranbesaran pada gerak melingkar dengan laju konstan
Alokasi Waktu
Sumber Belajar SMA edukasi. net
110
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Menganalisis besaran yang berhubungan antara gerak linier dan gerak melingkar pada gerak menggelinding dengan laju konstan Mengomunikasikan Mempresentasikan contoh gerak melingkar dalam kehidupan dan aplikasinya Mengomunikasikanka n hasil npercobaan dalam bentuk grafik dan laporan sederhana Karanganyar, Juli 2014
Sumber Belajar
111 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 2.1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Model Inkuiri Terbimbing) A. Identitas Mata Pelajaran Nama Sekolah
: SMA Negeri 2 Karanganyar
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas / Semester
: X MIA/ 1
Materi Pokok
: Gerak Melingkar
Alokasi Waktu
: 3 jam @ 45 menit
Pertemuan ke
: 1
B. Kompetensi Inti 1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami,menerapkan,
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural. 4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
C. Kompetensi Dasar 1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya. 1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, commit to user terbuka, kritis, kreatif, inovatif,
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan berdiskusi. 3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi. 4.5 Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda). D. Indikator Pencapaian Kompetensi 2.1.1
Melakukan pengukuran jari-jari dan waktu secara tepat dan teliti.
2.1.2
Menuliskan data hasil praktikum dengan jujur dan obyektif.
2.1.3 Melakukan kerjasama antara anggota kelompok dalam praktikum, diskusi. 3.5.1 Menyebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya gerak melingkar beraturan. 3.5.2 Menghitung frekuensi pada gerak melingkar beraturan. 3.5.3 Menghitung periode pada gerak melingkar beraturan. 3.5.4 Menentukan hubungan periode dan frekuensi. 3.5.5 Menentukan besaran sudut tempuh pada gerak melingkar beraturan.
4.5.1 Melaksanakan percobaan gerak melingkar beraturan dengan baik dan benar. 4.5.2 Mengkomunikasikan hasil percobaan dan hasil diskusi kelompok dengan penuh tanggung jawab. E.
Materi Pembelajaran 1. Pengertian Gerak Melingkar Beraturan. Gerak Melingkar Beraturan (GMB) adalah gerak suatu benda dalam lintasan berbentuk lingkaran dengan kelajuan konstan atau kecepatan sudutnya konstan. Benda yang bergerak dalam gerak melingkar beraturan terus berubah arah, sehingga kecepatan liniernya (merupakan besaran vektor yang memiliki besar dan arah), selalu berubah. 2. Periode ( T ) Secara umum periode sebuah benda yang melakukan gerak melingkar beraturan didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh benda untuk menempuh lintasan satu lingkaran penuh. T
t .....(s) n
commit to user
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Frekuensi (f) Frekunsi merupakan kebalikan dari periode. Dengan demikian definisi dari frekuensi dalah banyaknya lintasan 1 lingkaran penuh yang ditempuh dalam waktu 1 sekon. f
n .....(Hz) t
Hubungan antara frekuensi dan periode : f
1 1 atau T T f
4. Posisi Sudut (θ) Satuan posisi sudut bidang datar dalam SI adalah radian (rad). Nilai radian adalah perbandingan antara jarak linear yang ditempuh benda dengan jari-jari lingkaran. Karena satuan sudut yang biasa digunakan adalah derajat, maka perlu dikonversikan satuan sudut radian dengan derajat. Kita ketahui bahwa keliling lingkaran adalah 2πR. Misalkan sudut pusat satu lingkaran adalah θ, maka sudut pusat disebut 1 rad jika busur yang ditempuh sama dengan jari-jarinya. Persamaan matematisnya adalah
2R rad 2 rad . R
Karena 2π = 3600 maka besarnya sudut dalam satu radian adalah sebagai berikut: 2 rad 360 0 1 rad
360 0 360 0 360 0 57,30 2 2 3,14 6,28
Posisi sudut dinyatakan dalam
panjang busur dirumuskan (θ = s/R) jari jari
Sudut tempuh (θ) adalah sudut yang disapu oleh sebuah garis radial mulai dari posisi awal garis ke posisi akhir garis. F. Metode Pembelajaran 1. Model
: Inkuiri terbimbing
2. Metode
: Eksperimen
3. Media
: - Lembar Kerja Siswa (LKS) - Alat eksperimen (stopwatch, roda sepeda) commit to user
114 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
G.
Langkah-langkah Pembelajaran No 1.
Kegiatan Guru/ Siswa
Waktu
Pendahuluan a. Mengkondisikan kelas dalam suasana kondusif untuk proses pembelajaran .
25 menit
b. Menginformasikan SK, KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok , guru membagikan lembar kerja siswa berisi petunjuk praktikum untuk menentukan periode (T), frekuensi (f), hubungan T dan f dan sudut tempuh (θ). d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang prosedur/langkah kerja praktik yang perlu dikonfirmasi. 2.
Kegiatan inti a. Perumusan masalah
90
Mengajukan pertanyaan yang terkait dengan besaran-besaran GMB: Pernahkah kalian memperhatikan roda sepeda yang berputar? Besaran apa saja yang dapat kalian temukan? Bagaimana hubungan besaran-besaran tersebut? b. Perumusan Hipotesis Guru memberikan penjelasan singkat pelaksanaan praktikum gerak melingkar beraturan menggunakan stopwatch, roda sepeda, siswa merumuskan hipotesis tentang gerak melingkar beraturan. Pada gerak melingkar akan didapatkan besaranbesaran: periode ( T
t n .....(s) ), frekuensi ( f .....(Hz) ), n t
hubungan T dan f adalah T
1 dan sudut tempuh (θ = s/R). f
c. Pengumpulan data (mengamati, mencoba) Siswa melakukan praktikum secara berkelompok sesuai petunjuk pada LKS yang telah disiapkan dan menjawab semua pertanyaan commit to user
menit
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang ada. Guru memberikan kesempatan dan membimbing siswa untuk mengamati benda/roda sepeda yang bergerak dengan lintasan melingkar, mengukur jari-jari, mencatat waktu, sebagai data percobaan. d. Analisis data (menanya, mengasosiasi) Masing-masing kelompok menggumpulkan data, berdiskusi menganalisis data, menghitung sesuai dengan persamaan dan bisa bertanya kepada teman, kelompok lain dan guru. e. Menarik kesimpulan (mengkomunikasikan) Setelah diskusi kelompok maka kelompok akan menarik kesimpulan dan memaparkan atau mengkomunikasikannya dibimbing guru. f. Guru memberikan penguatan kesimpulan dari hasil diskusi dan mengklarifikasi jika ada kesalahan. g. Guru memberikan apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif melakukan praktikum dan berdiskusi. h. Guru memotivasi kelompok yang masih kurang aktif agar kegiatan berikutnya menjadi lebih aktif. 3.
Kegiatan Penutup a. Guru memberikan kesimpulan hasil diskusi tentang karakteristik gerak melingkar beraturan, besaran periode (T), frekuensi (f),
20 menit
sudut tempuh (θ) dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa dapat menjawab bersama-sama. b. Memberikan tugas rumah kepada siswa untuk mengamati gerak melingkar pada benda-benda sekitar.
H.
Sumber Belajar
Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Serway & Jewett. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik (Edisi Keenam) Jilid 1. Jakarta: Salemba Teknika commit to user
116 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Buffa, A & Wilson, J. 1997. College Physics (Third Edition). Prentice Hall
I.
Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian
: tes tertulis, pengamatan/observasi
Bentuk Instrumen
: soal uraian/ pilihan ganda, lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi Karanganyar, September 2014 Peneliti
Sutopo
commit to user
117 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 2.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Model Inkuiri Terbimbing) A. Identitas Mata Pelajaran Nama Sekolah
: SMA Negeri 2 Karanganyar
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: X/Satu
Materi Pokok
: Gerak Melingkar
Alokasi Waktu
: 3 jam @ 45 menit
Pertemuan ke
: 2
B. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami,menerapkan,
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. C. Kompetensi Dasar 1.3 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya. 1.4 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik. 1.5 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, commit to user terbuka, kritis, kreatif, inovatif,
118 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan berdiskusi. 3.6 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi. 4.6 Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda). D. Indikator Pencapaian Kompetensi 2.1.1 Melakukan pengukuran waktu putar dan jumlah putaran secara tepat dan teliti. 2.1.2 Menuliskan data praktikum dengan jujur dan obyektif. 3.5.1 Menentukankan persamaan kecepatan sudut pada gerak melingkar beraturan. 3.5.2 Menentukankan persamaan kecepatan linier pada gerak melingkar beraturan. 3.5.3 Menentukankan persamaan hubungan kecepatan linier dengan kecepatan sudut pada gerak melingkar beraturan. 3.5.4 Menentukankan persamaan percepatan sentripetal pada gerak melingkar beraturan. 3.5.5 Mengukur besaran/waktu putar gerak melingkar beraturan untuk menyelidiki kecepatan sudut. 3.5.6 Mengukur besaran/waktu putar gerak melingkar beraturan untuk menyelidiki kecepatan linier. 4.5.1 Melaksanakan percobaan gerak melingkar beraturan dengan baik dan benar. 4.5.2 Mengkomunikasikan hasil percobaan dan hasil diskusi kelompok dengan penuh tanggung jawab. E. Materi Pembelajaran : 1. Kecepatan linier (v) dan kecepatan sudut (ω) `Kecepatan linier (v) adalah hasil bagi panjang lintasan linier yang ditempuh partikel dengan selang waktu yang dibutuhkan, untuk benda yang bergerak melingkar dengan jari-jari R dalam satu putaran maka panjang lintasanya 2πR, dan selang waktunya pereode T , maka kecepatan liniernya adalah v = 2πR/T. Kecepatan sudut adalah hasil bagi sudut yang ditempuh partikel dengan selang waktunya tempuhnya, benda dalam satu kali putaran commit to user
119 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sudut yang ditempuh 2π radian dan selang waktunya pereode T , maka kecepatan sudutnya adalah ω = 2π/T = 2πf. Hubungan v dan ω adalah v = ωR. 2. Percepatan sentripetal Percepatan linier/tangensial dapat didefinisikan sebagai perubahan kelajuan linier pada gerak melingkar dibagi dengan perubahan waktu, arahnya selalu tegak lurus jari-jari lingkaran, maka: as =
V t
Percepatan yang selalu tegak lurus terhadap kecepatan linier dan mengarah ke pusat lingkaran dinamakan percepatan sentripetal (as), dirumuskan: as = v2/R = ω2R. F.
Metode Pembelajaran 1. Model
: Inkuiri terbimbing
2. Metode
: Eksperimen
3. Media
: - Lembar Kerja Siswa (LKS) - Alat eksperimen ( stopwatch, roda sepeda, dan satu set alat sentripetal)
G. Langkah-langkah Pembelajaran
No 1.
Kegiatan Guru/ Siswa
Waktu
Pendahuluan a. Mengkondisikan kelas dalam suasana kondusif untuk proses pembelajaran.
25 menit
b. Menginformasikan SK, KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok , guru membagi lembar kerja siswa berisi petunjuk praktikum tentang kecepatan linier (v), kecepatan sudut (ω), percepatan sentripetal (as) pada gerak melingkar beraturan. d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang prosedur/langkah kerja praktik yang perlu dikonfirmasi. commit to user
120 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Kegiatan inti a. Perumusan masalah.
90
Mengajukan pertanyaan/permasalahan:
menit
Manakah yang terasa lebih cepat ketika naik komidi putar, berada di dekat poros komidi atau di tepi? Bagaimana menentukan jumlah putaran roda sepeda setelah menempuh jarak tertentu? b. Perumusan Hipotesis Guru memberikan penjelasan singkat pelaksanaan praktikum dalam menentukan besaran-besaran tersebut menggunakan stopwatch, set roda sepeda untuk merumuskan hipotesis. Rumusan hipotesis tentang: kecepatan linier (v = 2πR/T), kecepatan sudut (ω = 2π/T = 2πf), percepatan sentripetal (as = v2/R = ω2R) pada gerak melingkar beraturan. c. Pengumpulan data (mengamati, mencoba) Siswa melakukan praktikum secara berkelompok sesuai petunjuk pada LKS yang telah disiapkan dan menjawab semua pertanyaan yang ada. Guru memberikan kesempatan dan membimbing siswa untuk mengamati roda sepeda yang bergerak dengan lintasan melingkar, menghitung jumlah putaran, mencatat waktu, sebagai data percobaan, d. Analisis data (menanya, mengasosiasi) Masing-masing
kelompok
menggumpulkan
data,
berdiskusi
menganalisis data, menghitung sesuai dengan persamaan dan bisa bertanya kepada teman, kelompok lain dan guru. e. Menarik kesimpulan (mengkomunikasikan) Setelah
diskusi
kesimpulan
dan
kelompok
maka
memaparkan
atau
kelompok
akan
menarik
mengkomunikasikan
kelompok lain dibimbing guru. f. Guru memberikan penguatan kesimpulan dari hasil diskusi dan mengklarifikasi jika ada kesalahan. g. Guru memberikan apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif melakukan praktikum dancommit berdiskusi. to user
ke
121 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
h. Guru memotivasi kelompok yang masih kurang aktif agar kegiatan berikutnya menjadi lebih aktif. 3.
Kegiatan Penutup a. Guru memberikan kesimpulan
hasil diskusi tentang kecepatan
linier (v), kecepatan sudut (ω), percepatan sentripetal (as) dan hubungan
besaran-besaran
tersebut
dengan
20 menit
memberikan
pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa dapat menjawab bersamasama. b. Memberikan
tugas
rumah
kepada
siswa
berupa
soal-soal
kontekstual yang berhubungan dengan besaran –besaran kecepatan dan percepatan gerak melingkar.
H. Sumber Belajar 1. Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta: Erlangga 2.
Serway & Jewett. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik (Edisi Keenam) Jilid 1. Jakarta: Salemba Teknika
3. I.
Buffa, A & Wilson, J. 1997. College Physics (Third Edition). Prentice Hall
Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian
: tes tertulis, pengamatan/ observasi
2. Bentuk Instrumen
: soal uraian/ pilihan ganda, lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi Karnganyar, September 2014 Peneliti
Sutopo
commit to user
122 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 2.3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Model Inkuiri Terbimbing) A. Identitas Mata Pelajaran Nama Sekolah
: SMA Negeri 2 Karanganyar
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: X MIA/ Satu
Materi Pokok
: Gerak Melingkar
Alokasi Waktu
: 3 jam @ 45 menit
Pertemuan ke
: 3
B. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami,menerapkan,
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. C. Kompetensi Dasar 1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya. 1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik. 1.3 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan commit to user
123 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan berdiskusi. 3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi. 4.5 Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda). D. Indikator Pencapaian Kompetensi 2.1.1 Melakukan pengukuran besaran gerak melingkar secara tepat dan teliti. 2.1.2 Menuliskan hasil praktikum dengan jujur dan obyektif. 2.1.3 Melakukan kerjasama antar anggota kelompok dalam praktikum dan diskusi. 3.5.1 Menentukan hubungan antara kecepatan sudut dan kecepatan linier untuk dua roda seporos. 3.5.2 Menentukan hubungan antara kecepatan sudut dan kecepatan linier untuk dua yang tidak seporos dihubungkan dengan rante. 3.5.3 Menentukan hubungan antara kecepatan sudut dan kecepatan linier untuk dua yang bersinggungan langsung. 3.5.4 Menyebutkan alat-alat yang menerapkan prisip hubungan roda-roda bersinggungan tak langsung. 3.5.5 Menganalisis hubungan gerak linier dan melingkar dalam kehidupan. 4.5.1 Melaksanakan percobaan gerak melingkar beraturan dengan baik dan benar. 4.5.2 Mengkomunikasikan hasil percobaan dan hasil diskusi kelompok dengan penuh tanggung jawab. E. Materi Pembelajaran 1. Hubungan roda-roda Ada tiga macam hubungan roda-roda yaitu a. Sepusat/ seporos, kedua roda memiliki periode (T) atau frekuensi (f) yang sama sehingga kecepatan sudutnya sama, sedangkan kecepatan linier kedua roda berbeda. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
T1 T2
dan
f 1 f 2 maka :
1 2 v1 v 2 commit to user R1 R2
124 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Bersinggungan langsung, kedua roda tersebut akan memiliki Periode dan frekuensi yang berbeda dan kecepatan sudutnya berbeda. Secara matematis: T1 ≠ T 2
dan
f1 ≠ f2
dan
ω1 ≠ ω 2
Yang sama : V1 = V2 (kecepatan liniernya sama v1 = v2) c. Bersinggungan tak langsung sama dengan bersinggungan langsung kecepatan liniernya sama v1 = v2 . 2. Hubungan gerak linier dan melingkar Beberapa hubungan gerak linier dan melingkar yaitu s = θR
dan
v = ωR
F. Metode Pembelajaran 1. Model
: Inkuiri terbimbing
2. Metode
: Eksperimen
3. Media
: - Lembar Kerja Siswa (LKS) - Alat eksperimen (sepeda dengan gir , stopwatch, dsb)
G. Langkah-langkah Pembelajaran
No 1.
Kegiatan Guru/ Siswa
Waktu
Pendahuluan a. Mengkondisikan kelas dalam suasana
kondusif untuk proses
pembelajaran
25 menit
b. Menginformasikan SK, KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c. Guru membagi lembar kerja siswa berisi petunjuk tentang hubungan roda-roda sepusat, dihubungkan dengan tali, bersinggungan. d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang prosedur/langkah kerja praktik yang perlu dikonfirmasi. 2.
Kegiatan inti
90
a. Perumusan masalah.
menit
Apa pengaruh gir rantai sepeda dibuat berbeda ukurannya? Bila roda sepeda berbeda ukurannya, apakah berpengaruh pada kelajuan sepeda?
commit to user
125 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Perumusan Hipotesis Guru memberikan penjelasan singkat pelaksanaan praktikum dalam menentukan besaran-besaran tersebut menggunakan stopwatch, set roda sepeda untuk merumuskan hipotesis. Untuk hubungan roda-roda sepusat didapatkan: T1 = T2, f1= f2, ω1=ω2, tetapi V1≠V2 untuk yang dihubungkan dengan tali atau bersinggungan akan didapatkan: T1 = T2, f1 ≠ f2, ω1≠ω2, tetapi V1=V2 . c. Pengumpulan data ( mengamati, mencoba ) Siswa melakukan praktikum secara berkelompok sesuai petunjuk pada LKS yang telah disiapkan dan menjawab semua pertanyaan yang ada. Guru memberikan kesempatan dan membimbing siswa untuk mengamati hubungan roda sepeda antara gir depan dan belakang, antara gir belakangan dengan roda belakang yang bergerak dengan lintasan melingkar, menghitung jumlah putaran, mencatat waktu, dan mengukur jari-jari gir dan roda sebagai data percobaan, d. Analisis data ( menanya, mengasosiasi) Masing-masing
kelompok
menggumpulkan
data,
berdiskusi
menganalisis data, menghitung sesuai dengan persamaan dan bisa bertanya kepada teman, kelompok lain dan guru. e. Menarik kesimpulan ( mengkomunikasikan ) Setelah diskusi kelompok maka kelompok akan menarik kesimpulan dan memaparkan atau mengkomunikasikan ke kelompok lain dibimbing guru. f. Guru memberikan penguatan kesimpulan dari hasil diskusi dan mengklarifikasi jika ada kesalahan. g. Guru memberikan apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif melakukan praktikum dan berdiskusi. h. Guru memotivasi kelompok yang masih kurang aktif agar kegiatan berikutnya menjadi lebih aktif. 3.
Kegiatan Penutup a. Guru memberikan kesimpulan
hasil diskusi tentang prinsip
hubungan roda-roda dengan pertanyaan-pertanyaan commit memberikan to user
20 menit
126 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sehingga siswa dapat menjawab bersama. b. Memberikan tugas rumah kepada siswa untuk membuat laporan prinsip kerja jam beker dan speedometer mekanik.
H. Sumber Belajar 1.
Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta: Erlangga
2.
Serway & Jewett. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik (Edisi Keenam) Jilid 1. Jakarta: Salemba Teknika
3. I.
Buffa, A & Wilson, J. 1997. College Physics (Third Edition). Prentice Hall
Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian
: tes tertulis, pengamatan/ observasi
2.
: soal uraian/pilihan ganda, lembar kerja siswa
Bentuk Instrumen
(LKS), lembar observasi
Karanganyar, September 2014 Peneliti
Sutopo
commit to user
127 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 3.1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Model Inkuiri Bebas Termodifikasi) A. Identitas Mata Pelajaran Nama Sekolah
: SMA Negeri 2 Karanganyar
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas / Semester
: X MIA/ 1
Materi Pokok
: Gerak Melingkar
Alokasi Waktu
: 3 jam @ 45 menit
Pertemuan ke
: 1
B. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami,menerapkan,
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. C. Kompetensi Dasar 1.1 Bertambah Keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakanya. 1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik. commit to user
128 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan berdiskusi. 3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi. 4.5 Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan rodaroda). D. Indikator Pencapaian Kompetensi 2.1.1 Melakukan pengukuran jari-jari dan waktu secara tepat dan teliti. 2.1.2 Menuliskan data hasil praktikum dengan jujur dan obyektif 2.1.3 Melakukan kerjasama antara anggota kelompok dalam praktikum, diskusi. 3.5.1
Menyebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya gerak melingkar beraturan.
3.5.2
Menghitung frekuensi pada gerak melingkar beraturan.
3.5.3
Menghitung periode pada gerak melingkar beraturan.
3.5.4
Menentukan hubungan periode dan frekuensi.
3.5.5
Menentukan besaran sudut tempuh pada gerak melingkar beraturan.
4.5.1
Melaksanakan percobaan gerak melingkar beraturan dengan baik dan benar.
4.5.2
Mengkomunikasikan hasil percobaan dan hasil diskusi kelompok dengan penuh tanggung jawab.
E. Materi Pembelajaran 1.
Pengertian Gerak melingkar. Gerak Melingkar Beraturan (GMB) adalah gerak suatu benda dalam lintasan berbentuk lingkaran dengan kelajuan konstan atau kecepatan sudutnya konstan. Benda yang bergerak dalam gerak melingkar beraturan terus berubah arah, sehingga kecepatan liniernya (merupakan besaran vektor yang memiliki besar dan arah), selalu berubah.
2.
Periode ( T ) Secara umum periode sebuah benda yang melakukan gerak melingkar beraturan didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh benda untuk menempuh lintasan satu lingkaran penuh. commit to user
129 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
T
t .....(s) n
3. Frekuensi (f) Frekunsi merupakan kebalikan dari periode. Dengan demikian definisi dari frekuensi dalah banyaknya lintasan 1 lingkaran penuh yang ditempuh dalam waktu 1 sekon. f
n .....(Hz) t
Hubungan antara frekuensi dan periode : f
1 1 atau T T f
4. Posisi Sudut (θ) Satuan posisi sudut bidang datar dalam SI adalah radian (rad). Nilai radian adalah perbandingan antara jarak linear yang ditempuh benda dengan jari-jari lingkaran. Karena satuan sudut yang biasa digunakan adalah derajat, maka perlu dikonversikan satuan sudut radian dengan derajat. Kita ketahui bahwa keliling lingkaran adalah 2πR. Misalkan sudut pusat satu lingkaran adalah θ, maka sudut pusat disebut 1 rad jika busur yang ditempuh sama dengan jari-jarinya. Persamaan matematisnya adalah
2R rad 2 rad . R
Karena 2π = 3600 maka besarnya sudut dalam satu radian adalah sebagai berikut: 2 rad 360 0 1 rad
360 0 360 0 360 0 57,30 2 2 3,14 6,28
Posisi sudut dinyatakan dalam
panjang busur dirumuskan (θ = s/R) jari jari
Sudut tempuh (θ) adalah sudut yang disapu oleh sebuah garis radial mulai dari posisi awal garis ke posisi akhir garis. F. Metode Pembelajaran 1. Model
: Inkuiri bebas termodifikasi
2. Metode
: Eksperimen commit user (LKS) : - Lembar KerjatoSiswa
3. Media
130 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
- Alat eksperimen (stopwatch, roda sepeda) G. Langkah-langkah Pembelajaran No
Kegiatan Guru/ Siswa
Wakt u
1.
Pendahuluan a.Mengkondisikan kelas dalam suasana kondusif untuk proses
25
pembelajaran .
menit
b. Menginformasikan SK, KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai c. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok , guru membagikan lembar kerja siswa berisi petunjuk praktikum untuk menentukan periode (T), frekuensi (f), hubungan T dan f dan sudut tempuh (θ). d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang prosedur/langkah kerja praktik yang perlu dikonfirmasi. 2.
Kegiatan inti a. Perumusan masalah.
90
Mengajukan pertanyaan yang terkait dengan besaran-besaran
menit
GMB: Pernahkah kalian memperhatikan roda sepeda yang berputar? Besaran apa saja yang dapat kalian temukan? Bagaimana hubungan besaran-besaran tersebut? b. Perumusan Hipotesis Guru memberikan penjelasan singkat pelaksanaan praktikum gerak melingkar beraturan menggunakan stopwatch, roda sepeda, siswa merumuskan hipotesis tentang gerak melingkar beraturan. Pada gerak melingkar akan didapatkan besaranbesaran: f
periode
n .....(Hz) ), t
(T
t .....(s) ), n
frekuensi
(
1 hubungan T dan f adalah T dan f commit to user
131 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sudut tempuh (θ = s/R). c. Pengumpulan data ( mengamati, mencoba ) Siswa melakukan praktikum secara berkelompok secara mandiri sesuai petunjuk pada LKS yang telah disiapkan dan menjawab semua pertanyaan yang ada. Guru memberikan bantuan ketika diminta, kegiatan siswa mengamati benda/ roda sepeda yang bergerak dengan lintasan melingkar, mengukur jari-jari, mencatat waktu, sebagai data percobaan. d. Analisis data ( menanya, mengasosiasi) Masing-masing kelompok secara mandiri menggumpulkan data, berdiskusi menganalisis data, menghitung sesuai dengan persamaan dan bisa bertanya kepada teman, kelompok lain dan guru. e. Menarik kesimpulan ( mengkomunikasikan ) Setelah diskusi kelompok maka kelompok akan menarik kesimpulan dan memaparkan atau mengkomunikasikannya tanpa harus dibimbing guru. f. Guru memberikan bantuan jika dibutuhkan, mendampingi siswa pada saat menyusun kesimpulan hasil diskusi dan mengklarifikasi jika ada kesalahan. g. Guru memberikan apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif melakukan praktikum dan berdiskusi. h. Guru memberi semangat kepada kelompok yang masih kurang aktif agar kegiatan berikutnya menjadi lebih aktif. 3.
Kegiatan Penutup a. Guru memberikan penguaatan kesimpulan
hasil diskusi
tentang karakteristik gerak melingkar beraturan, besaran periode (T), frekuensi (f), sudut tempuh (θ) dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa dapat menjawab bersama-sama. b. Memberikan tugas rumah kepada siswa untuk mengamati gerak melingkar pada benda-benda commit tosekitar. user
20 menit
132 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
H.Sumber Belajar: 4.
Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta : Erlangga
5.
Serway & Jewett. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik (Edisi Keenam) Jilid 1. Jakarta : Salemba Teknika 6.
Buffa, A & Wilson, J. 1997. College Physics (Third Edition). Prentice Hall
5. Penilaian Hasil Belajar 1.
Teknik Penilaian
: tes tertulis, pengamatan/ observasi
2.
Bentuk Instrumen
: soal uraian/ pilihan ganda, lembar kerja siswa
(LKS), lembar observasi
Karanganyar, September 2014 Peneliti
Sutopo
commit to user
133 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 3.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Model Inkuiri Bebas termodifikasi) A. Identitas Mata Pelajaran Nama Sekolah
: SMA Negeri 2 Karanganyar
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: X/Satu
Materi Pokok
: Gerak Melingkar
Alokasi Waktu
: 3 jam @ 45 menit
Pertemuan ke
: 2
B. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3.
Memahami,menerapkan,
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. C. Kompetensi Dasar 1.6 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya. 1.7 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik. 1.8 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, commit to user terbuka, kritis, kreatif, inovatif,
134 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan berdiskusi. 3.7 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi. 4.7 Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda). D. Indikator Pencapaian Kompetensi 2.1.3 Melakukan pengukuran waktu putar dan jumlah putaran secara tepat dan teliti. 2.1.4 Menuliskan data praktikum dengan jujur dan obyektif. 3.5.7 Menentukankan persamaan kecepatan sudut pada gerak melingkar beraturan. 3.5.8 Menentukankan persamaan kecepatan linier pada gerak melingkar beraturan. 3.5.9 Menentukankan persamaan hubungan kecepatan linier dengan kecepatan sudut pada gerak melingkar beraturan. 3.5.10
Menentukankan persamaan percepatan sentripetal pada gerak melingkar
beraturan. 3.5.11
Mengukur besaran/waktu putar gerak melingkar beraturan untuk
menyelidiki kecepatan sudut. 3.5.12
Mengukur besaran/waktu putar gerak melingkar beraturan untuk
menyelidiki kecepatan linier. 4.5.3 Melaksanakan percobaan gerak melingkar beraturan dengan baik dan benar. 4.5.4 Mengkomunikasikan hasil percobaan dan hasil diskusi kelompok dengan penuh tanggung jawab. E. Materi Pembelajaran : 3. Kecepatan linier (v) dan kecepatan sudut (ω) `Kecepatan linier (v) adalah hasil bagi panjang lintasan linier yang ditempuh partikel dengan selang waktu yang dibutuhkan, untuk benda yang bergerak melingkar dengan jari-jari R dalam satu putaran maka panjang lintasanya 2πR, dan selang waktunya pereode T , maka kecepatan liniernya adalah v = 2πR/T. Kecepatan sudut adalah hasil bagi sudut yang ditempuh partikel dengan selang waktunya tempuhnya, benda dalam satu kali putaran commit to user
135 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sudut yang ditempuh 2π radian dan selang waktunya pereode T , maka kecepatan sudutnya adalah ω = 2π/T = 2πf. Hubungan v dan ω adalah v = ωR. 2. Percepatan sentripetal Percepatan linier/tangensial dapat didefinisikan sebagai perubahan kelajuan linier pada gerak melingkar dibagi dengan perubahan waktu, arahnya selalu tegak lurus jari-jari lingkaran, maka: as =
V t
Percepatan yang selalu tegak lurus terhadap kecepatan linier dan mengarah ke pusat lingkaran dinamakan percepatan sentripetal (as), dirumuskan: as = v2/R = ω2R. F. Metode Pembelajaran 1. Model
: Inkuiri bebas termodifikasi
2. Metode
: Eksperimen
3. Media
: - Lembar Kerja Siswa (LKS) - Alat eksperimen ( stopwatch, roda sepeda, dan satu set alat sentripetal)
G. Langkah-langkah Pembelajaran No 1.
Kegiatan Guru/ Siswa
Waktu
Pendahuluan 4. Mengkondisikan kelas dalam suasana
kondusif untuk proses
pembelajaran
menit
5. Menginformasikan SK, KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 6. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok , guru membagi lembar kerja siswa
25
berisi petunjuk praktikum tentang kecepatan linier (v),
kecepatan sudut (ω), percepatan sentripetal (as) pada gerak melingkar beraturan. 7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang prosedur/langkah kerja praktik yang perlu dikonfirmasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
2.
136 digilib.uns.ac.id
Kegiatan inti a. Perumusan masalah. Mengajukan pertanyaan/permasalahan: Manakah yang terasa lebih cepat ketika naik komidi putar, berada di dekat poros komidi atau di tepi? Bagaimana menentukan jumlah putaran roda sepeda setelah menempuh jarak tertentu? b. Perumusan Hipotesis Guru memberikan penjelasan singkat pelaksanaan praktikum dalam menentukan besaran-besaran tersebut menggunakan stopwatch, set roda sepeda untuk merumuskan hipotesis. Rumusan hipotesis tentang: kecepatan linier (v = 2πR/T), kecepatan sudut (ω = 2π/T = 2πf), percepatan sentripetal (as = v2/R = ω2R) pada gerak melingkar beraturan.. c. Pengumpulan data ( mengamati, mencoba ) Siswa melakukan praktikum secara berkelompok sesuai petunjuk pada LKS yang telah disiapkan dan menjawab semua pertanyaan yang ada. Siswa secara mandiri mengamati roda sepeda yang bergerak dengan lintasan melingkar, menghitung jumlah putaran, mencatat waktu, sebagai data percobaan. d. Analisis data ( menanya, mengasosiasi) Masing-masing kelompok secara mandiri menggumpulkan data, berdiskusi menganalisis data, menghitung sesuai dengan persamaan dan bisa bertanya kepada teman, kelompok lain dan guru. e. Menarik kesimpulan ( mengkomunikasikan ) Setelah diskusi kelompok maka kelompok secara mandiri menarik kesimpulan dan memaparkan atau mengkomunikasikan ke kelompok lain secara klasikal. i. Guru memberikan penguatan kesimpulan dari hasil diskusi dan mengklarifikasi jika ada kesalahan. j. Guru memberikan apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif melakukan praktikum dan berdiskusi. k. Guru memotivasi kelompok commit yang masih to userkurang aktif agar kegiatan
90 menit
137 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berikutnya menjadi lebih aktif. 3.
Kegiatan Penutup c. Guru memberikan kesimpulan hasil diskusi tentang kecepatan linier (v), kecepatan sudut (ω), percepatan sentripetal (as) dan hubungan
20 menit
besaran-besaran tersebut dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa dapat menjawab bersama-sama. d. Memberikan tugas rumah kepada siswa berupa soal-soal kontekstual yang berhubungan dengan besaran –besaran kecepatan dan percepatan gerak melingkar.
H.Sumber Belajar 1.
Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta : Erlangga
2.
Serway & Jewett. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik (Edisi Keenam) Jilid 1. Jakarta : Salemba Teknika
3.
Buffa, A & Wilson, J. 1997. College Physics (Third Edition). Prentice Hall
I.Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian 2. Bentuk Instrumen
: tes tertulis, pengamatan : lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi Karnganyar, September 2014 Peneliti
Sutopo
commit to user
138 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran: 3.3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Model Inkuiri Bebas Termodifikasi) A. Identitas Mata Pelajaran Nama Sekolah
: SMA Negeri 2 Karanganyar
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: X MIA/ Satu
Materi Pokok
: Gerak Melingkar
Alokasi Waktu
: 3 jam @ 45 menit
Pertemuan ke
: 3
B. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami,menerapkan,
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. C. Kompetensi Dasar 1.1. Bertambah Keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakanya. 1.2.
Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik. commit to user
139 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.1.
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan berdiskusi.
3.5. Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi. 4.5. Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda). D. Indikator Pencapaian Kompetensi 2.1.1. Melakukan pengukuran besaran gerak melingkar secara tepat dan teliti. 2.1.2. Menuliskan hasil praktikum dengan jujur dan obyektif. 2.1.3. Melakukan kerjasama antar anggota kelompok dalam praktikum dan diskusi. 3.5.1 Menentukan hubungan antara kecepatan sudut dan kecepatan linier untuk dua roda seporos. 3.5.2 Menentukan hubungan antara kecepatan sudut dan kecepatan linier untuk dua yang tidak seporos dihubungkan dengan rante. 3.5.3 Menentukan hubungan antara kecepatan sudut dan kecepatan linier untuk dua yang bersinggungan langsung. 3.5.4 Menyebutkan alat-alat yang menerapkan prisip hubungan roda-roda bersinggungan tak langsung. 3.5.5 Menganalisis hubungan gerak linier dan melingkar dalam kehidupan. 4.5.1 Melaksanakan percobaan gerak melingkar beraturan dengan baik dan benar. 4.5.2 Mengkomunikasikan hasil percobaan dan hasil diskusi kelompok dengan penuh tanggung jawab. E. Materi Pembelajaran A. Hubungan roda-roda Ada tiga macam hubungan roda-roda yaitu 3. Sepusat/ seporos, kedua roda memiliki periode (T) atau frekuensi (f) yang sama sehingga kecepatan sudutnya sama, sedangkan kecepatan linier kedua roda berbeda. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
T1 T2 dan
f1 f 2 maka :
1 2 commit to user v1 v 2 R1 R2
140 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Bersinggungan langsung, kedua roda tersebut akan memiliki Periode dan frekuensi yang berbeda dan kecepatan sudutnya berbeda. Secara matematis: T1 ≠ T 2
dan
f1 ≠ f2
dan
ω1 ≠ ω 2
Yang sama : V1 = V2 (kecepatan liniernya sama v1 = v2) 5. Bersinggungan tak langsung sama dengan bersinggungan langsung kecepatan liniernya sama v1 = v2 . B. Hubungan gerak linier dan gerak melingkar Beberapa hubungan gerak linier dan melingkar yaitu s = θR
dan
v = ωR
F. Metode Pembelajaran a. Model
: Inkuiri bebas termodifikasi
b. Metode
: Eksperimen
c. Media
: - Lembar Kerja Siswa (LKS) - Alat eksperimen (sepeda dengan gir , stopwatch, dsb)
G. Langkah-langkah Pembelajaran No 1
Kegiatan Guru/ Siswa
Waktu
Pendahuluan a. Mengkondisikan kelas dalam suasana
kondusif untuk proses
pembelajaran
25 menit
b. Menginformasikan SK, KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c. Guru membagi lembar kerja siswa
berisi petunjuk tentang
hubungan roda-roda sepusat, dihubungkan dengan tali, bersinggungan. d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang prosedur/langkah kerja praktik yang perlu dikonfirmasi. 2. ii.
Kegiatan inti a. Perumusan masalah.
commit to user
90
141 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Apa pengaruh gir rantai sepeda dibuat berbeda ukurannya?
menit
Bila roda sepeda berbeda ukurannya, apakah berpengaruh pada kelajuan sepeda? b. Perumusan Hipotesis Guru memberikan penjelasan singkat pelaksanaan praktikum dalam menentukan besaran-besaran tersebut menggunakan stopwatch, set roda sepeda untuk merumuskan hipotesis. Untuk hubungan roda-roda sepusat didapatkan: T1 = T2, f1= f2, ω1= ω2, tetapi V1≠V2 untuk yang dihubungkan dengan tali atau bersinggungan akan didapatkan: T1 = T2, f1 ≠ f2, ω1≠ ω2, tetapi V1=V2 . c. Pengumpulan data ( mengamati, mencoba ) Siswa melakukan praktikum berkelompok secara mandiri sesuai petunjuk pada LKS yang telah disiapkan dan menjawab semua pertanyaan yang ada. Guru memberikan kesempatan dan membimbing siswa untuk mengamati hubungan roda sepeda antara gir depan dan belakang, antara gir belakangan dengan roda belakang yang bergerak dengan lintasan melingkar, menghitung jumlah putaran, mencatat waktu, dan mengukur jari-jari gir dan roda sebagai data percobaan, d. Analisis data ( menanya, mengasosiasi) Masing-masing kelompok secara mandiri menggumpulkan data, berdiskusi menganalisis data, menghitung sesuai dengan persamaan dan bisa bertanya kepada teman, kelompok lain dan guru. e. Menarik kesimpulan ( mengkomunikasikan ) Setelah diskusi kelompok maka kelompok secara mandiri menarik
kesimpulan
dan
memaparkan
atau
mengkomunikasikan ke kelompok lain secara klasikal. i. Guru memberikan penguatan kesimpulan dari hasil diskusi dan mengklarifikasi jika ada kesalahan. j. Guru memberikan apresiasi commit terhadap kelompok yang paling to user
142 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
aktif melakukan praktikum dan berdiskusi. k. Guru memotivasi kelompok yang masih kurang aktif agar kegiatan berikutnya menjadi lebih aktif. 3.
Kegiatan Penutup a. Guru memberikan kesimpulan hasil diskusi tentang prinsip hubungan
roda-roda
dengan
memberikan
pertanyaan-
20 menit
pertanyaan sehingga siswa dapat menjawab bersama b. Memberikan tugas rumah kepada siswa untuk membuat laporan prinsip kerja jam beker dan speedometer mekanik.
H.Sumber Belajar 1. Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta : Erlangga 2. Serway & Jewett. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik (Edisi Keenam) Jilid 1. Jakarta : Salemba Teknika 3. Buffa, A & Wilson, J. 1997. College Physics (Third Edition). Prentice Hall I.Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian
: tes tertulis, pengamatan
2. Bentuk Instrumen
: lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi, laporan tugas Karanganyar, September 2014 Peneliti
Sutopo
commit to user
143 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 4.1 [LKS 1] / MODEL INKUIRI TERBIMBING NAMA / KELOMPOK : KELAS
:
GERAK MELINGKAR BERATURAN (1) I.
Rumusan Masalah: Pernahkah kalian memperhatikan roda sepeda yang berputar? Besaran apa saja yang dapat kalian temukan? Bagaimana hubungan besaran-besaran tersebut?
II. Landasan Teori: Gerak melingkar merupakan gerak sebuah benda atau titik yang mengelilingi pusat lingkaran (poros putaran). Maka dapat dikatakan bahwa acuan dari gerak melingkar adalah poros putaran. Gerak melingkar beraturan (GMB) ialah gerak titik zat yang bentuk lintasannya berupa lingkaran dan besar kelajuannya selalu tetap. Besaran-besaran dalam gerak melingkar diantaranya : 1. Frekuensi dan periode Frekuensi adalah jumlah putaran dalam selang waktu tertentu. Sedangkan periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu kali putaran. 2. Sudut tempuh (θ) Sudut tempuh dapat diukur dalam derajat ( …o ) maupun radian (rad). Radian digunakan untuk menyatakan nilai perbandingan antara tali busur S dengan jari-jari lingkaran R. Besarnya sudut θ jika dinyatakan dalam radian (rad) adalah : (1.1) III. Alat Praktikum
Roda –roda sepeda
Selotip putih
Penggaris
Stopwatch
commit to user
144 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
IV. Kegiatan Praktikum 1. Pastikan semua alat sudah siap untuk kegiatan praktikum. 2. Baliklah posisi sepeda sehingga roda-roda berada di atas. 3. Tempelkan potongan selotip putih masing-masing pada karet ban dan ruji roda belakang sepeda. 4. Ukur dan catat jarak masing-masing selotip ke pusat roda (sebagai jari-jari R1 dan R2). 5. Putar pedal sepeda dengan arah dan laju putaran yang tetap. a. Apakah putaran kedua selotip dapat disebut gerak melingkar berturan? ........................................................... . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . b. Jelaskan alasanmu! ........................................................... . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6. Isilah tabel data berikut dan dari pengertian periode (T) dan frekuensi (f) pada landasan teori hitunglah masing-masing nilai T dan f. No.
Jari-jari
Banyak
Waktu
(R)
Putaran (n)
(t)
T= ..........
f = ..........
1. 2.
R1 = .........
3.
cm
4. 5. 6.
R2 = .........
7.
cm
8.
V. Analisis Data 1. Dari data pada tabel, tentukan nilai periode (T) dan frekuensi (f)! ............................................................ ............................................................. commit to user
145 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Dari data pada tabel, tulislah persamaan hubungan antara periode (T) dengan banyaknya putaran (n) dan waktu putar (t)! ............................................................ ........................................................... 3. Dari data pada tabel, tulislah persamaan hubungan antara frekuensi (f) dengan banyaknya putaran (n) dan waktu putar (t)! ............................................................ ............................................................ 4. Tuliskan persamaan hubungan antara periode (T) dan frekuensi (f)! ............................................................ ............................................................ 5. a. Apakah periode (T) dan frekuensi (f) dipengaruhi oleh jari-jari lingkaran? ............................................................ b. Jelaskankan alasanmu! ............................................................ ............................................................ 6. Berdasarkan 1 putaran = 360o dan keliling lingkaran S = 2πR maka sesuai persamaan 1.1 dapat ditentukan bahwa, sudut
tempuh
→ θ = S/R
=…….…/…….….= ….…… rad 7. Maka disimpulkan, nilai satu radian adalah . . . . . . 360o = . . . . . . . . . . . . rad 1 rad = . . . . . . . . 0 VI.
Kesimpulan Dari praktikum yang telah kalian lakukan, sebutkan karakteristik atau ciriciri dari benda yang bergerak melingkar beraturan! ......................................................... ......................................................... .......................................................
VII.
Evaluasi
Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas ! 1. Suatu partikel bergerak melingkar menempuh 120 kali putaran dalam waktu 1/2 menit. Berapakah frekuensi putaran partikel tersebut ? commit to user
146 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 2. Sebuah elektromotor dapat berputar dengan frekuensi 3000 rpm. Berapa banyaknya putaran yang ditempuh elektromotor tersebut selama 10 detik ? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . ........................................................ ............................................................ Berapakah frekuensi dan periode dari jarum jam : a) Penunjuk jam (jarum pendek) b) Penunjuk menit (jarum panjang) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. ............................................................
commit to user
147 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 4.2 [LKS 2]/ MODEL INKUIRI TERBIMBING NAMA / KELOMPOK : KELAS
:
GERAK MELINGKAR BERATURAN (2) I. Rumusan Masalah: Manakah yang terasa lebih cepat ketika naik komidi putar, berada di dekat poros komidi atau di tepi? Bagaimana menentukan jumlah putaran roda sepeda setelah menempuh jarak tertentu? II. Landasan Teori: 1. Kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linier (ν) Dalam gerak melingkar beraturan, kecepatan sudut atau kecepatan anguler (ω) untuk selang waktu yang sama selalu konstan. Kecepatan sudut didefinisikan sebagai besar sudut yang ditempuh tiap satu satuan waktu. Untuk partikel yang melakukan gerak satu kali putaran,
didapatkan sudut yang
ditempuh θ =2 π dan waktu tempuh t = T. Kecepatan linier (ν) merupakan besaran vektor, yang nilai atau besarnya disebut kelajuan linier yaitu jarak yang ditempuh tiap satuan waktu sedangkan arahnya tegak lurus terhadap jari-jari. 2. Percepatan sentripetal (as) Meskipun pada gerak melingkar beraturan nilai kecepatan liniernya tetap, namun arahnya selalu berubah. Maka dalam gerak melingkar beraturan terdapat percepatan sentripetal. III.
Alat Praktikum 1. Roda –roda sepeda 2. Selotip putih 3. Penggaris 4. Stopwatch 5. Spidol permanen
IV. Kegiatan Praktikum 1. Pastikan semua alat sudah siap untuk kegiatan praktikum. 2. Baliklah posisi sepeda sehingga commit roda-roda to user berada di atas.
148 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Buatlah tanda panah lurus sepanjang 5 cm pada selotip putih menggunakan spidol permanen. Tempelkan potongan selotip putih pada ban. Ukur dan catat jarak selotip ke pusat roda (sebagai jari-jari). 4. Putar pedal sepeda dengan arah dan laju putaran yang tetap. 5. Isilah tabel data berikut dan dari pengertian kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linier (v) pada landasan teori hitunglah masing-masing nilai ω dan v.
No.
Banyak
Waktu
Sudut
Jarak
Putaran
(t)
Tempuh
Tempuh
(n)
sekon
(θ) rad
(S) m
ω = θ/t
V = S/t
rad/s
m/s
1. 2. 3. 4. 5. 6.
V.
Analisis Data
1. Dari tabel data di atas, tentukanlah nilai ω dan v! ............................................................ Berdasarkan pengertian dari kecepatan sudut (ω) pada landasan teori, tentukanlah persamaan kecepatan sudut! ω = ................... rad/s = .................... rad/s
(1.2)
2. Berdasarkan pengertian dari kelajuan linier (v) pada landasan teori, tentukanlah persamaan kelajuan linier! ν = .................... m/s = ...................... m/s
(1.3)
3. Sehingga persamaan hubungan ω dan ν adalah ω = ................. atau ν = .....................
(1.4)
4. Selain rad/s, kecepatan sudut ω juga dapat dinyatakan dalam rpm (rotation per minute atau putaran per menit). Dengan menggunakan persamaan 1.2 untuk commit to user ubahlah satuan rpm menjadi rad/s ?
149 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . ...................................................... 6. Untuk mengetahui arah kecepatan linier (v ) pada gerak melingkar, perhatikan arah panah pada selotip di setiap titik ketika berputar. Gambarkan arah kecepatan linier di titik A dan B dari bola yang diputar seperti gambar berikut ini!
B C
A 5. Gambarkanlah arah kecepatan linier (ν) pada dua titik yang mempunyai sudut kecil terhadap pusat lingkaran.
P Δθ
Q 6. Gambarkan arah vektor Δv dimana : Δv = vQ – vP
7. Untuk Q yang sangat dekat dengan P (Δt
0), vektor vP dan vQ disatukan titik
tangkapnya. kemana arah Δv, demikian juga arah a ( percepatan sentripetal) pada GMB! Catatan : a = Δv/Δt menunjukkan bahwa a searah dengan Δv VI. Kesimpulan 1. Dari praktikum yang telah dilakukan,
kemana arah kecepatan linier dan
percepatan sentripetal pada gerak melingkar! ................................................................. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . commit . . . . . . .to. .user ....................
150 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mengapa pada gerak melingkar beraturan kelajuan liniernya tetap, tetapi kecepatan liniernya berubah ? ................................................................. ....................................................... VII. Evaluasi Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas ! 1. Suatu titik berada pada tepi piringan bergerak melingkar menempuh 120 putaran dalam waktu
½
menit. Jika jarak titik ke pusat piringan 10 cm tentukan
: a. kecepatan sudut putaran titik tersebut. b. kecepatan linier putaran titik tersebut. ................................................................. ....................................................... ................................................................. ....................................................... 2. Sebuah batu diikat dengan tali sepanjang 50 cm kemudian diputar horizontal dengan frekuensi 3000 rpm. Berapakah percepatan sentripetal yang dialami batu tersebut? ................................................................. .......................................................
commit to user
151 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 4.3 [LKS 3] MODEL INKUIRI TERBIMBING NAMA / KELOMPOK : KELAS
:
GERAK MELINGKAR BERATURAN (3) I.
Rumusan Masalah: Apa pengaruh gir rantai sepeda dibuat berbeda ukurannya? Bila roda sepeda berbeda ukurannya, apakah berpengaruh pada kelajuan sepeda?
II. Landasan Teori: Gerak melingkar dapat dipindahkan dari sebuah benda berbentuk lingkaran ke benda lain yang juga berbentuk lingkaran, misalnya antara gir dengan roda pada sepeda, gir pada mesin-mesin kendaraan bermotor, dan sebagainya. Hubungan roda-roda pada gerak melingkar dapat berupa sistem sepusat, sistem langsung yaitu dengan memakai roda gigi atau roda-roda gesek, dan sistem tak langsung, yaitu dengan memakai streng/rantai/pita. gambar dibawah ini: P
vA vB
Q
2
v1
1
1
v2
2
1
v1
2
v2
Q'
P'
sepusat III.
bersinggungan
tak langsunng
Alat Percobaan 1. Stopwatch 2. Sepeda atau benda lain yang menggunakan hubungan roda-roda 3. Tali 4. Penggaris IV.
Kegiatan Percobaan 1. Persiapkan alat yang diperlukan. 2. Jelaskanlah hubungan roda pada roda sepeda dengan gir, hubungan gir depan dengan gir belakang!
commit to user
152 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
............................................................. ............................................................. ............................................................. 3. Sebutkan pula contoh alat yang menggunakan hubungan roda-roda bersinggungan langsung ! ............................................................. ............................................................. Sekarang kita tinjau hubungan roda-roda sepusat antara gir belakang dengan ban roda belakang, catat masing-masing jari-jarinya.
( masukkan
ketabel petunjuk no.5) 4. Tempelkan selotip putih pada gir dan ban roda belakang satu garis kemudian putar , ketika melakukan gerak melingkar beraturan, catatlah frekuensi putaran masing-masing dan isikan pada tabel berikut. No.
Jari-jari (m) Roda 1
Roda 2
1.
R1 =
R2 =
2.
............
............
Frekuensi (Hz) f1
f2
Kecepatan
Kecepatan
Sudut (rad/s)
Linier (m/s)
ω1
ν1
ω2
ν2
5. Selanjutnya kita tinjau hubungan roda-roda bersinggungan tidak langsung (menggunakan rantai atau pita) seperti hubungan gir belakang dan gir depan sepeda, catatlah jari-jari masing-masing gir!
( masukkan ketabel petunjuk
no.7) 6. Ketika kedua gir tersebut melakukan gerak melingkar beraturan, catatlah frekuensi putaran masing-masing gir dan isikan pada tabel berikut! Jari-jari (m)
Frekuensi
Kecepatan
Kecepatan
(Hz)
Sudut (rad/s)
Linier (m/s)
No. Roda 1
Roda 2
1.
R1 =
R2 =
2.
............
............
f1
f2
commit to user
ω1
ω2
ν1
ν2
perpustakaan.uns.ac.id
V.
153 digilib.uns.ac.id
Analisis Data dan Kesimpulan
1. Dari kegiatan praktikum roda-roda sepusat, tentukanlah arah putar dari masingmasing (roda dan gir)! ................................................................. ....................................................... ............................................................ 2. Gambarlah pula arah putar masing-masing( roda dan gir)! ................................................................. ....................................................... ............................................................ 3. Dari hasil perhitungan pada tabel , tentukanlah nilai kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linier (v) masing-masing roda untuk hubungan roda-roda sepusat/seporos! ............................................................... . ........................................................ ............................................................ 4. Dari kegiatan praktikum menggunakan gir bersinggungan tak langsung (dihubungkan dengan rantai), tentukanlah arah putar dari masing-masing gir! Gambarlah arah putar masing-masing gir! ............................................................... . ........................................................ ............................................................ 5. Gambarlah arah putar masing-masing gir! ................................................................ ........................................................ ........ .................................................... 6. Dari hasil perhitungan pada tabel , tentukanlah nilai kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linier (v) masing-masing roda untuk hubungan gir/roda-roda bersinggungan tak langsung! ................................................................ ........................................................ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .commit . . . . . . to . . user ..........................
154 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Sekarang gambarkan hubungan roda-roda bersinggungan langsung! ............................................................... . ........................................................ ............................................................ 8. Jika roda tersebut diputar, tentukanlah arah putar masing-masing roda! ............................................................... . ........................................................ ............................................................ 9.
Jelaskan kecepatan sudut dan kecepatan linier masing-masing roda! ................................................................ ............................................................ ............................................................
VI. Evaluasi Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas ! 1. Masing-masing roda mobil berjari-jari 30 cm bergerak dengan kelajuan 20 m/s, maka berapakah kelajuan mobil jika roda diganti dengan yang berjarijari 60 cm ? ............................................................. ............................................................. ............................................................. Dua roda A dan B memiliki jari-jari RA = 4 m dan RB = 10 m saling dihubungkan dengan pita. Jika periode putaran roda B adalah 2π detik maka berapa kecepatan sudut dan kecepatan linier roda A ? ............................................................. ............................................................. ............................................................. 3. Gir kecil dan gir besar pada mesin jam dinding jari-jarinya masing-masing 1 cm dan 3 cm bersinggungan langsung. Jika gir kecil diputar 2 rad/s, hitunglah kecepatan sudut gir besar. ............................................................. ............................................................. commit to user
155 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 5.1 [LKS 1] / MODEL INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI NAMA / KELOMPOK : KELAS
:
GERAK MELINGKAR BERATURAN (1) I. Rumusan Masalah: Pernahkah kalian memperhatikan roda sepeda yang berputar? Besaran apa saja yang dapat kalian temukan? Bagaimana hubungan besaran-besaran tersebut? II. Landasan Teori: Gerak melingkar merupakan gerak sebuah benda atau titik yang mengelilingi pusat lingkaran (poros putaran). Maka dapat dikatakan bahwa acuan dari gerak melingkar adalah poros putaran. Gerak melingkar beraturan (GMB) ialah gerak titik zat yang bentuk lintasannya berupa lingkaran dan besar kelajuannya selalu tetap. Besaran-besaran dalam gerak melingkar diantaranya : 1. Frekuensi dan periode Frekuensi adalah jumlah putaran dalam selang waktu tertentu. Sedangkan periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu kali putaran. 2. Sudut tempuh (θ) Sudut tempuh dapat diukur dalam derajat ( …o ) maupun radian (rad). Radian digunakan untuk menyatakan nilai perbandingan antara tali busur S dengan jari-jari lingkaran R. Besarnya sudut θ jika dinyatakan dalam radian (rad) adalah : (1.1) III. Alat Praktikum 1. Roda –roda sepeda 2. Selotip putih 3. Penggaris 4. Stopwatch
commit to user
156 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
IV. Kegiatan Praktikum Siswa secara berkelompok melakukan kegiatan praktikum dengan bebas mandiri dipandu dengan petunjuk praktikum, guru membantu apabila diminta oleh siswa. Adapun petunjuk praktikumnya sebagai berikut: 1. Pastikan semua alat sudah siap untuk kegiatan praktikum. 2. Baliklah posisi sepeda sehingga roda-roda berada di atas. 3. Tempelkan potongan selotip putih masing-masing pada karet ban dan ruji roda belakang sepeda. 4. Ukur dan catat jarak masing-masing selotip ke pusat roda (sebagai jari-jari R1 dan R2). 5. Lakukan dengan cara anda sehingga selotip dapat berputar dengan arah dan laju putaran yang tetap. 6. Buatlah tabel pengamatan, isilkan data hasil pengamatan untuk menentukan periode (T) dan frekuensi (f) sesuai dengan landasan teori. V.
Analisis Data 1. Dari data pada tabel, tentukan nilai periode (T) dan frekuensi (f)! 2. Dari data pada tabel, tulislah persamaan hubungan antara periode (T) dengan banyaknya putaran (n) dan waktu putar (t)! 3. Dari data pada tabel, tulislah persamaan hubungan antara frekuensi (f) dengan banyaknya putaran (n) dan waktu putar (t)! 4. Tuliskan persamaan hubungan antara periode (T) dan frekuensi (f)! 5. Apakah periode (T) dan frekuensi (f) dipengaruhi oleh jari-jari lingkaran? Jelaskan! 7. Jika 1 putaran = 360o dan keliling lingkaran S = 2πR maka dapat ditentukan bahwa Sudut tempuh → θ = S/R =……/…….=………rad 8. Tentukan nilai satu radian sama dengan berapa derajat ?
VI. Kesimpulan Setelah anda melakukan percobaan, sebutkan karakteristik atau ciri-ciri dari benda yang bergerak melingkar beraturan! ......................................................... commit to user
157 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
VII. Evaluasi Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas ! 1. Suatu partikel bergerak melingkar menempuh 120 kali putaran dalam waktu 1
/2 menit. Berapakah frekuensi putaran partikel tersebut ?
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. Sebuah elektromotor dapat berputar dengan frekuensi 3000 rpm. Berapa banyaknya putaran yang ditempuh elektromotor tersebut selama 10 detik ? ............................................................ 3. Berapakah frekuensi dan periode dari jarum jam : c) Penunjuk jam (jarum pendek) d) Penunjuk menit (jarum panjang) ............................................................
commit to user
158 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 5.2 [LKS 2]/ MODEL INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI NAMA / KELOMPOK : KELAS
:
GERAK MELINGKAR BERATURAN (2) I. Rumusan Masalah: Manakah yang terasa lebih cepat ketika naik komidi putar, berada di dekat poros komidi atau di tepi? Bagaimana menentukan jumlah putaran roda sepeda setelah menempuh jarak tertentu?. II. Landasan Teori : 1. Kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linier (ν) Dalam gerak melingkar beraturan, kecepatan sudut atau kecepatan anguler untuk selang waktu yang sama selalu konstan. Kecepatan sudut didefinisikan sebagai besar sudut yang ditempuh tiap satu satuan waktu. Untuk partikel yang melakukan gerak satu kali putaran, didapatkan sudut yang ditempuh θ =2 π dan waktu tempuh t = T. Kecepatan linier merupakan besaran vektor, yang nilai atau besarnya disebut kelajuan linier yaitu jarak yang ditempuh tiap satuan waktu sedangkan arahnya tegak lurus terhadap jari-jari. 2. Percepatan sentripetal (as) Meskipun pada gerak melingkar beraturan nilai kecepatan liniernya tetap, namun arahnya selalu berubah. Maka dalam gerak melingkar beraturan terdapat percepatan sentripetal. III. Alat Praktikum 1. Roda –roda sepeda 2. Selotip putih 3. Penggaris 4. Stopwatch 5. Spidol permanen
commit to user
159 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
IV. Kegiatan Praktikum Siswa secara berkelompok melakukan kegiatan praktikum dengan bebas mandiri dipandu dengan petunjuk praktikum, guru membantu apabila diminta oleh siswa. Adapun petunjuk praktikumnya sebagai berikut: 1. Pastikan semua alat sudah siap untuk kegiatan praktikum. 2. Baliklah posisi sepeda sehingga roda-roda berada di atas. 3. Putar pedal sepeda dengan arah dan laju putaran yang tetap. 4. Buatlah tabel pengamatan, isilkan data hasil pengamatan untuk menentukan sudut tempuh (θ). Jarak tempuh (S), kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linier (v) sesuai dengan landasan teori. V. Analisis Data 1. Dari tabel data di atas, tentukanlah nilai ω dan v! ........................................................ 2. Berdasarkan pengertian dari kecepatan sudut (ω) pada landasan teori, tentukanlah persamaan kecepatan sudut! ω = ................... 3. Berdasarkan pengertian dari kelajuan linier (v) pada landasan teori, tentukanlah persamaan kelajuan linier! ν = .................... 4. Sehingga persamaan hubungan ω dan ν adalah ω = ................. 5. Selain rad/s, kecepatan sudut ω juga dapat dinyatakan dalam rpm (rotation per minute atau putaran per menit). Ubahlah satuan rpm menjadi rad/s ? ........................................................ 6. Untuk mengetahui arah kecepatan linier (v ) pada gerak melingkar. Gambarkan arah anak panah di titik A dan B dari gambar berikut ini jika arah putarnya berlawanan arah putar jarum jam! C
A commit B to user
160 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.
Gambarkanlah arah kecepatan linier (ν), pada dua titik yang mempunyai sudut kecil terhadap pusat lingkaran.
P Δθ
Q
5.
Gambarkan arah vector Δv (Δv = vQ – vP) jika vektor vP dan vQ disatukan titik tangkapnya. .........................................................
6.
Untuk Q yang sangat dekat dengan P (Δt
0)
gambarkan arah Δv
terhadap v, demikian juga arah a terhadap v ! Catatan : a = Δv/Δt menunjukkan bahwa a searah dengan Δv. ....................................................... 10. Tentukanlah arah percepatan (percepatan sentripetal) pada gerak melingkar! ....................................................... VI. Kesimpulan 1. Dari praktikum yang telah dilakukan, tentukanlah arah kecepatan linier dan percepatan sentripetal pada gerak melingkar! ......................................................... 2. Mengapa pada gerak melingkar beraturan kelajuan liniernya tetap, tetapi kecepatan liniernya berubah ? ......................................................... VII. Evaluasi Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas ! 1. Suatu titik berada pada tepi piringan bergerak melingkar menempuh 120 putaran dalam waktu
½
menit. Jika jarak titik ke pusat piringan 10 cm
tentukan : a. kecepatan sudut putaran commit titik tersebut. to user
161 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. kecepatan linier putaran titik tersebut. ........................................................ 2. Sebuah batu diikat dengan tali sepanjang 50 cm kemudian diputar horizontal dengan frekuensi 3000 rpm. Berapakah percepatan sentripetal yang dialami batu tersebut? .......................................................
commit to user
162 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 5.3 [LKS 3] MODEL INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI NAMA / KELOMPOK : KELAS
:
GERAK MELINGKAR BERATURAN (3)
I.
Rumusan Maslah: Apa pengaruh gir rantai sepeda dibuat berbeda ukurannya? Bila roda sepeda berbeda ukurannya, apakah berpengaruh pada kelajuan sepeda?.
II. Landasan Teori Gerak melingkar dapat dipindahkan dari sebuah benda berbentuk lingkaran ke benda lain yang juga berbentuk lingkaran, misalnya antara gir dengan roda pada sepeda, gir pada mesin-mesin kendaraan bermotor, dan sebagainya. Hubungan roda-roda pada gerak melingkar dapat berupa sistem sepusat, sistem langsung yaitu dengan memakai roda gigi atau roda-roda gesek, dan sistem tak langsung, yaitu dengan memakai streng/rantai/pita. P Q
2
vA vB
1
v1
1
v2
2
v1
1
2
v2
Q'
P'
sepusat III.
bersinggungan
tak langsunng
Alat Percobaan 1. Stopwatch 2. Sepeda atau benda lain yang menggunakan hubungan roda-roda 3. Tali 4. Penggaris 1. Kegiatan Percobaan Siswa secara berkelompok melakukan kegiatan praktikum dengan bebas mandiri dipandu dengan petunjuk praktikum, guru membantu apabila diminta oleh siswa. Adapun petunjuk praktikumnya sebagai berikut: commit to user
163 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.
Persiapkan alat yang diperlukan.
2.
Jelaskanlah hubungan roda pada roda sepeda dengan gir, hubungan gir depan dengan gir belakang!
3.
Sebutkan pula contoh alat yang menggunakan hubungan roda-roda bersinggungan langsung !
4.
Sekarang kita tinjau hubungan roda-roda sepusat antara gir belakang dengan ban roda belakang, catat masing-masing jari-jarinya.
5.
Buatlah tabel pengamatan, isilkan data hasil pengamatan untuk menentukan periode (T) dan frekuensi (f), kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linier(v) sesuai dengan landasan teori.
6.
Selanjutnya tinjau hubungan roda-roda bersinggungan tidak langsung (menggunakan rantai atau pita) seperti hubungan gir belakang dan gir depan sepeda, catatlah jari-jari masing-masing gir!
7.
Buatlah tabel pengamatan, isilkan data hasil pengamatan untuk menentukan periode (T) dan frekuensi (f), kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linier(v) sesuai dengan landasan teori!
2. Analisis Data dan Kesimpulan 1. Dari kegiatan praktikum roda-roda sepusat, gambar dan tentukanlah arah putar dari masing-masing (roda dan gir)! ........................................................... 2. Dari kegiatan praktikum menggunakan gir bersinggungan tak langsung (dihubungkan dengan rantai), gambar dan tentukanlah arah putar dari masingmasing gir! ............................................................ 3. Dari hasil perhitungan pada tabel , bagaimana nilai kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linier (v) masing-masing roda dalam jumlah putaran yang sama untuk a. hubungan roda-roda sepusat/seporos. ........................................................... b. hubungan roda-roda bersinggungan tidak langsung ......................................................... commit to user
164 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Gambar dan lengkapi untuk hubungan roda-roda bersinggungan langsung dan jika diputar kemana arah putarnya. 5. Jelaskan hubungan kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linier (v) masing-masing roda! Evaluasi Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas ! 1. Masing-masing roda mobil berjari-jari 30 cm bergerak dengan kelajuan 20 m/s, maka berapakah kelajuan mobil jika roda diganti dengan yang berjarijari 60 cm ? ........................................................... 2.
Dua roda A dan B memiliki jari-jari RA = 4 m dan RB = 10 m saling dihubungkan dengan pita. Jika periode putaran roda B adalah 2π detik maka berapa kecepatan sudut dan kecepatan linier roda A ? ...........................................................
3. Gir kecil dan gir besar pada mesin jam dinding jari-jarinya masing-masing 1 cm dan 3 cm bersinggungan langsung. Jika gir kecil diputar 2 rad/s, hitunglah kecepatan sudut gir besar. ...........................................................
commit to user
165 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 6 KISI-KISI TES PRESTASI BELAJAR
Sekolah : SMA Negeri 2 Karanganyar Kelas / Semester : X MIA/ I Mata Pelajaran : Fisika Pokok Aspek Kognitif (C) Nomor Soal Indikator Bahasan C1 C2 C 3 C4 C5 C6 Gerak 1. Menjelaskan 1 2 melingkar Karakteristik dengan gerak laju melingkar konstan beraturan GMB 2. Menentukan 4 5 3,6 besaran frekuensi pada GMB 3. Menentukan 8 7 besaran periode dan GMB 4. Menerapkan 9 hubungan periode dan frekuensi 5. Menentukan 10 besaran sudut tempuh pada GMB 6. Menerapkan 11 besaran kecepatan linier pada GMB 7. Menerapkan 13 12 besaran kecepatan sudut pada GMB 8. Menerapkan 14 15 besaran 16 percepatan sentripental pada GMB 9. Menerapkan 19 17 hubungan ,18 kelajuan linier, kelajuan sudut, commit to user dan besaran
Jml 2
4
2
1
1
1
2
3
3
166 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lain pada GMB 10. Menerapkan prisip hubungan rodaroda seporos 11. Menerapkan hubungan rodaroda bersinggungan langsung 12. Menerapkan hubungan rodaroda bersinggungan tak langsung 13. Menerapkan prinsip rodaroda yang saling berhubungan secara kualitatif 14. Menganalisis besaran yang berhubungan antara gerak linier dengan gerak melingkar pada gerak menggelinding dengan laju konstan dalam kehidupan sehari-hari Jumlah Butir Soal Prosentase (%)
20 ,22
2
23
1
21
1
24
1
25
1
2
9
7
5
2
25
8%
36%
28%
20%
8%
100%
commit to user
167 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 7 LEMBAR SOAL TES PRESTASI BELAJAR FISIKA
Sekolah
: SMA Negeri 2 Karanganyar
Kelas / Semester
: X MIA/ 1
Mata Pelajaran
: Fisika
Waktu
: 90 menit
PETUNJUK UMUM A. Tulislah lebih dahulu nama dan nomor absenmu, pada lembar jawaban. B. Bacalah terlebih dahulu soal dengan teliti sebelum menjawab. C. Dahulukan menjawab soal-soal yang kamu anggap mudah. D. Tidak diperkenankan menggunakan kalkulator atau alat bantu lainnya. PEDOMAN PENSKORAN A. Untuk setiap nomor soal, jawaban benar diberikan skor 1 dan jawaban salah skor 0. B. Nilai = Skor perolehan x 100 Jumlah soal Nilai = Skor perolehan x 100 25 Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang benar. 1.
Pernyataan berikut yang benar mengenai gerak melingkar beraturan adalah . a. Kecepatan sudut besaran vector dan besarnya berubah–ubah. b. Kecepatan linier besaran vector yang arahnya berubah-ubah c. Percepatan sudut besaran vector dan besarnya berubah-ubah d. Kecepatan linier dan kecepatan sudut besarnya sama, keduanya besaran skalar e. Kecepatan linier besaran skalar dan kecepatan sudut besaran vector 2. Semakin besar periode putar suatu benda, maka frekuensi dan kecepatan sudutnya semakin kecil. Pernyataan tersebut adalah .... a. Salah, sebab frekuensi dancommit kecepatan sudut tidak bergantung pada periode to user
168 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Salah, sebab frekuensi dan kecepatan sudut sebanding dengan periode c. Salah, sebab frekuensi sebanding dengan periode sedangkan kecepatan sudut berbanding terbalik dengan periode d. Benar, sebab frekuensi dan kecepatan sudut sebanding dengan periode e. Benar, sebab frekuensi dan kecepatan sudut berbanding terbalik dengan periode 3.
Sebuah roda pedati memiliki diameter 100 cm. Jika sebuah titik pada tepi roda telah menempuh 628 meter, maka banyaknya putaran yang telah dibuat roda pedati adalah….
4.
a. 200 putaran
c. 300 putaran
b. 250 putaran
d. 400 putaran
e. 500 putaran
Suatu partikel bergerak melingkar menempuh 120 kali putaran dalam waktu ⁄ menit. Maka frekuensi putaran partikel tersebut adalah ...
5.
a. 1 Hz
c. 4 Hz
b. 2 Hz
d. 60 Hz
e. 240 Hz
Sebuah elektromotor dapat berputar dengan frekuensi 3000 rpm (rotasi per menit). Banyaknya putaran yang ditempuh elektromotor tersebut selama 10 detik adalah ..
6.
a. 100 putaran
c. 300 putaran e.
b. 200 putaran
d. 400 putaran
e. 500 putaran
Frekuensi dari jarum panjang (penunjuk detik) yang ditunjukkan pada jam dinding adalah ... a.
60 Hz
c. 1/60 Hz
b.
3600 Hz
e. 12 Hz
d. 1/3600 Hz
7. Periode dari jarum pendek (penunjuk jam) pada jam dinding adalah ... a. 1 menit
c. 2 jam
e. 24 jam
b. 1 jam
d. 12 jam
8. Seorang anak berlari mengitari sebuah lingkaran dalam waktu 1/4 jam dan ia dapat melakukan 15 putaran, maka periodenya adalah ... a. 60 detik
c. 15 detik
b. 3600 detik
d. 60 menit
e. 15 menit
commit to user
169 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9. Sepertiga keliling suatu lingkaran ditempuh oleh Badu dalam waktu 15 detik. Besar frekuensi dan periode putaran Badu adalah ... a. 15 Hz
dan 1/15 detik
d. 1/45 Hz
b. 1/15 Hz dan 15 detik c. 45 Hz
dan
45 detik
e. 50 Hz dan 1/50 detik
dan 1/45 detik
10. Bulan memiliki garis tengah x meter dan berjarak y meter dari bumi. Sudut dalam radian yang dibentuk oleh diameter bulan terhadap seseorang di bumi adalah ... a. xy rad
c. x/y2 rad
b. y/x2 rad
d. y/x rad
e. x/y rad
11. Sebuah roda diameternya 1 m, berputar 30 putaran per menit. Kecepatan linier suatu titik pada roda tersebut adalah . . . . a. ½π m/s
c. 2 π m/s
b. π m/s
d. 60 π m/s
e. 20 π m/s
12. Perbandingan kecepatan sudut jarum penunjuk jam, penunjuk menit dan penunjuk detik pada jam dinding berturut-turut adalah.... a. 1 : 6 : 12
c. 1 : 60 : 720
b. 1 : 12 : 36
d. 1 : 12 : 180
e. 1 : 12 : 360
13. Jarum putaran mesin speedometer menunjukkan angka 1.200 rpm. Hal ini berarti kecepatan sudut putaran mesin tersebut adalah ... a. 20 rad/s
c. 40 rad/s
b. 20π rad/s
d. 40π rad/s
e. 60 rad/s
14. Pernyataan berikut terkait dengan percepatan sentripetal pada gerak melingkar. (1) percepatan sentripetal di setiap titik pada lintasannya selalu menuju pusat lingkaran (2) percepatan sentripetal mengubah arah kecepatan linier sehingga lintasannya berupa lingkaran (3) besar percepatan sentripetal pada setiap lintasan tergantung kecepatan anguler dan jari-jari lintasan (4) arah vektor percepatan sentripetal searah dengan vektor kecepatan liniernya. Pernyataan yang benar adalah.... a. 1 dan 2 b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
e. 1, 2, 3, dan 4
d. 1, 2 dancommit 3 to user
170 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
15. Sebuah mobil dengan massa 2 ton bergerak dengan kecepatan 20 m/s menempuh lintasan menanjak/melengkung ke atas dengan jari-jari 100 m. Gaya Normal yang dialami badan mobil saat berada di puncak lintasan adalah…. a. 10.000 N
c. 16.000 N
b. 12.000 N
d. 20.000 N
e. 2400 N
16. Sebuah batu yang diikat oleh tali diputar dengan lintasan melingkar vertikal dengan jari-jari 3 m, massa batu 4 kg. Bila besar kecepatan sudut 3 rad/s, maka tegangan tali di titik tertingginya adalah … Newton a. 108 N
c. 36 N
b. 68 N
d. 34 N
e. 16 N
17. Sebuah benda bergerak melingkar beraturan dengan kelajuan 20 m/s dan jari-jari lintasan 2 m. Percepatan sentripetal benda adalah ... a. 800 m/s2
c. 100 m/s2
b. 200 m/s2
d. 40 m/s2
e. 10 m/s2
18. Masing-masing roda mobil berjari-jari 33 cm bergerak dengan kelajuan 66 km/jam, maka kelajuan mobil jika roda diganti dengan yang berjari-jari 36 cm adalah ... a. 72 km/jam
c. 18 km/jam
b. 66 km/jam
d. 33 km/jam
e. 36 km/jam
19. Salah satu cara yang benar untuk memperbesar gaya sentripetal pada benda yang bergerak melingkar adalah … . a. Memperkecil kelajuan putaran b. Memperkecil massa benda c. Memperbesar frekuensi putaran d. Memperbesar periode putaran e. Memperkecil kecepatan sudut 20. Sebuah meja bundar besar diputar pada porosnya. Dua orang anak A dan B duduk pada meja dimana jarak A dan B dari pusat masing-masing adalah p dan q. Anak A berputar dengan kecepatan linier 4 m/s. Jika p = 4q maka kecepatan linier B adalah…. a. 16 m/s
c. 3 m/s
b. 4 m/s
d. commit 2 m/s to user
e. 1 m/s
171 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
21. Sebuah batu diikat dengan tali panjangnya 50 cm dan diputar horisontal sehingga bergerak melingkar beraturan. Jika dalam 12 sekon terjadi 36 putaran, percepatan sentripetal batu adalah ..... (anggap a. 100 m/s2
c. 150 m/s2
b. 120 m/s2
d. 160 m/s2
2
= 10) e. 180 m/s2
22. Akibat rotasi bumi, keadaan Kevin yang bermassa x di London dan Agus bermassa y di Indonesia, akan sama dalam hal… a. laju linearnya
d. kecepatan angulernya
b. kecepatan linearnya
e. percepatan sentripetalnya
c. gaya grafitasi buminya 23. Dua buah roda gigi terhubung seperti gambar berikut ini. Roda A memiliki 12 gigi dan roda B memiliki 24 gigi. Jika roda A berputar dengan kecepatan sudut 120 rpm, maka kecepatan sudut roda B adalah..... a. 60 rpm
c. 180 rpm
e. 480 rpm
b. 120 rpm
d. 240 rpm 24. Terdapat lima buah gir A, B, C, D dan E yang banyak giginya masing-masing 8, 10, 12, 14 dan 18. Seseorang ingin mendesain mesin menggunakan dua buah gir dipasang bersinggungan yang menghasilkan putaran (output) terbesar. Rancangan susunan gir yang paling tepat adalah … . a.
gir A sebagai penggerak dan C yang digerakkan
b.
gir B sebagai penggerak dan A yang digerakkan
c.
gir D sebagai penggerak dan E yang digerakkan
d.
gir E sebagai penggerak dan A yang digerakkan
e.
gir E sebagai penggerak dan D yang digerakkan
commit to user
172 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
25. Disediakan tiga buah roda A, B dan C dimana RA > RB > RC (R = jari-jari). Jika kecepatan sudut roda A sama dengan B, dan kecepatan linier roda B sama dengan C, maka susunan roda yang benar adalah…. a. A
B
b.
c.
C
B
A C
B A
C
d. B
A
C
e. A
B
C
commit to user
173 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran: 8 Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar:
No
Jwb
No
Jwb
No
Jwb
No
Jwb
1
b
9
d
17
b
25
e
2
E
10
e
18
a
3
a
11
a
19
c
4
C
12
c
20
e
5
E
13
d
21
e
6
C
14
d
22
d
7
d
15
b
23
a
8
a
16
b
24
d
commit to user
174 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 9 KISI-KISI ANGKET KREATIVITAS NO. SOAL NO. KOMPONEN 1.
2.
3.
4.
Imajinatif
Tertantang oleh kemajemukan
Berani mengambil resiko
Menghargai
INDIKATOR
+
-
1.Memikirkan sesuatu yang belum dilakukan oleh orang lain 2.Memperagakan atau membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi 3.Menjelaskan suatu gambar 1.Mencari penyelesaian tanpa bantuan orang lain 2.Tidak cenderung mencari jalan yang termudah 3.Suka berusaha terus-menerus agar berhasil 1.Berani mempertahankan gagasan atau pendapat 2.Bersedia mengakui kesalahan 3.Berani mencoba hal-hal yang baru 4.Tidak mudah dipengaruhi orang lain 1.Menghargai hak-hak sendiri dan hak hak orang lain 2.Menghargai kesempatan yang ada
18
9
20
11
4
21
19
25
5
7
8
1
10
17
22
2
13 15
3 23
16
6
12,24
14
JUMLAH
13
12
commit to user
175 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 10 ANGKET KREATIVITAS SISWA Identitas Responden Nama
:
Kelas
: PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah baik-baik setiap butir pernyataan dan alternatif jawaban. 2. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (√) pada kolom yang tersedia sesuai pendapat anda. 3. Jawablah semua butir pernyataan dan jangan sampai ada yang kosong. 4. Angket ini tidak akan mempengaruhi nilai rapor dan akan dijamin kerahasiaannya. ANGKET KREATIVITAS No
Pernyataan
1
Jika mendapat tugas yang berat dan sulit, maka saya malas mengerjakannya karena tugas yang sulit akan membutuhkan tenaga dan pikiran yang banyak.
2
Jika pendapat yang saya kemukakan dalam diskusi ternyata terbukti salah, maka saya akan berusaha menyembunyikannya Saya tidak senang dengan sesuatu yang sifatnya masih coba-coba, karena suatu yang coba-coba hanya membuang waktu saja.
3
4
5
Selalu
Jarang
Saya senang jika guru fisika dalam mengajar menggunakan multimedia dengan gambar, karena secara langsung dapat mengetahui pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Meskipun teman saya sudah mengerjakan PR fisika, tetapi saya tetap akan mengerjakannya sendiri. commit to user
Sering
Tidak Pernah
perpustakaan.uns.ac.id
6
Saya malas memperhatikan pendapat teman, karena pendapat teman membuat saya bingung.
7
Bila teman saya sudah mengerjakan PR fisika maka saya tinggal mencontohnya saja. Jika mendapat tugas yang berat dan sulit, saya akan mengerjakannya walaupun harus kerja keras serta mengorbankan tenaga dan pikiran. Ketika sedang musyawarah, saya lebih senang diam agar musyawarah cepat selesai. Jika dalam diskusi kelas pendapat saya ditolak oleh teman-teman, maka saya berusaha untuk meyakinkan ide tersebut Teknologi canggih di masa mendatang tidak perlu dipikirkan, karena teknologi yang ada sekarang saja saya tidak memilikinya. Jika ada waktu luang, saya belajar fisika Walaupun di kelas X belum diberi pelajaran komputer tentang internet, saya senang mencoba mencari informasi internet dengan mencoba sendiri di warnet sekolah atau di tempat lain. Jika ada waktu luang, lebih baik untuk nongkrong dengan temanteman atau nonton TV. Bila saya berpendapat, saya sulit dipengaruhi oleh orang lain.
8
9
10
11
12 13
14
15 16
17
18
Saya senang mendengarkan pendapat dari teman-teman saya, karena pendapat teman dapat menjadikan wawasan yang baru bagi ide-ide saya. Jika pratikum dari eksperimen saya berbeda dengan temanteman, maka saya tinggal mencontoh hasil milik teman saya Ketika sedang mengikuti commit to user pelajaran fisika, saya senang
176 digilib.uns.ac.id
177 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
19
20
21
22
23
24
25
bertanya kepada guru. Jika lampu listrik di kamar tibatiba mati, maka saya mencoba memperbaikinya sendiri Jika ada waktu dan kesempatan, lebih baik untuk belajar demi masa depan. Saya tidak senang belajar biologi karena banyak gambar yang susah diingat. Jika pendapat yang saya dalam diskusi ternyata salah, maka saya menerima untuk dikoreksi. Walaupun saya punya pendapat, tapi saya ikut saja pendapat orang lain. Tugas-tugas fisika yang diberikan oleh guru dapat saya kerjakan dengan baik meskipun memerlukan waktu ataupun energi yang tidak sedikit. Saya lebih percaya ketika suatu permasalahan kelompok diselesaikan oleh orang lain tanpa melibatkan saya
commit to user
178 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 11 KISI-KISI ANGKET SIKAP ILMIAH Aspek : Sikap Ilmiah No 1
2
3
4
5
6
Komponen
Indikator
+
Praktikan menggunakan alat eksperimen secara hati-hati sesuai dengan fungsinya
(+)
Praktikan berusaha semaksimal mungkin datang tepat waktu saat berpraktikum.
(+)
Praktikan memanfaatkan waktu seefektif dan seefisien mungkin dalam melaksanakan praktikum.
(+)
Praktikan melaksanakan praktikum dengan mentaati dan memperhatikan tata tertib dalam laboratorium.
(+)
Praktikan mengumpulkan laporan tepat waktu
(+)
Praktikan akan bertanya kepada guru apabila ada hal-hal yang belum dipahami.
(+)
Praktikan akan mencari tahu penyebab dari data yang diperoleh berbeda dengan teori.
(+)
Menyampai kan pendapat/ ide
Berani dan aktif untuk menyampaikan pendapat dalam diskusi kelompok.
(+)
Kritis
Berani mengkritik (memberi saran dan masukan) terhadap sesuatu yang dianggap keliru.
(+)
Praktikan melaksanakan praktikum seuai prosedur kerja dan dengan serius/ sungguhsungguh. commit to user
(+)
Teliti
Displin
Rasa ingin tahu
Tanggung jawab
-
No.Soal
11 (-)
24 14
(-)
20 6
(-)
5 1
(-)
15
8 (-)
10 22
(-)
25 19
(-)
4 9
(-)
16
17 (-)
12 23
(-)
21
(-)
7
179 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Praktikan merasa puas apabila dapat melaksanakan praktikum dengan sebaik-baiknya.
(+)
Praktikan menyusun laporan dengan sungguh-sungguh.
(+)
JUMLAH
(-)
12
commit to user
18 2 3 (-)
13
13
25
180 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 12 ANGKET SIKAP ILMIAH SISWA Nama
:...........................
Kelas / No
:.........../................
Petunjuk mengerjakan : Berilah tanda √ pada kolom pendapat yang Anda kehendaki jika pendapat Anda : Sangat Setuju
: SS
Setuju
:S
Tidak Setuju
: TS
Sangat Tidak Setuju : STS
No
Pernyataan
1.
Dalam melaksanakan praktikum fisika, saya memperhatikan dan mentaati tata tertib laboratorium.
2.
Saat praktikum fisika, saya akan merasa puas apabila cepat selesai walaupun fakta yang terkumpul kurang memadai karena sudah terbebas dari tugas yang ada.
3.
Setelah selesai kegiatan praktikum, saya menyusun dan mengumpulkan laporan dengan sebaik-baiknya.
4.
Saya tidak ingin tahu apa yang menyebabkan data saya berbeda dengan teori.
5.
Kegiatan praktikum saya lakukan dengan cepat agar ada sisa waktu untuk istirahat, karena praktikum melelahkan.
6.
Berhubung masih ada waktu yang tersisa, maka saya gunakan untuk mengulangi percobaan yang hasilnya
SS
S
commit to user
TS
STS
181 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kurang memuaskan. 7.
Saat berpraktikum saya mengamati fakta yang sangat mencolok saja.
8.
Dalam mengerjakan laporan praktikum, saya tidak menunda waktu, walaupun jangka waktunya masih lama.
9.
Saya suka menyampaikan pendapat dalam diskusi kelompok demi kelancaran kerja tim.
10.
Karena dikirim sekolah untuk mengikuti lomba maka saya dapat beralasan untuk terlambat mengumpulakn laporan praktikum.
11.
Saya bisa menggunakan alatalat praktikum fisika dengan hati-hati sesuai dengan fungsinya.
12.
Saya sebenarnya mengetahui bahwa ada pernyataan teman yang kurang pas dari permasalahan namun saya tetap diam karena takut dianggap sok pintar.
13.
Pembuatan laporan praktikum akan memberikan beban kepada saya selaku praktikan.
14.
Jika ada jadwal praktikum di sekolah, maka saya berusaha berangkat lebih awal agar tidak terlambat.
15
Mentaati tata tertib dalam praktikum fisika akan mengurangi kelancaran kerja praktikum dan menyita banyak waktu. commit to user
182 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
16.
Saya lebih senang mengikuti pendapat kelompok.
17.
Saya senang dapat memberi saran dan masukan terhadap sesuatu yang keliru demi kebaikan bersama.
18.
Saya akan merasa puas jika dalam kerja praktikum fisika banyak fakta yang terkumpul.
19.
Apabila data yang diperoleh berbeda dengan teori maka saya akan mengulangi praktikum lagi hingga diperoleh data yang diharapkan.
20.
Ketika ada jadwal praktikum di sekolah, saya datang terlambat tidak masalah karena praktikum dikerjakan secara berkelompok sehingga kerja praktikum sudah ada yang menanganinya.
21.
Karena tidak bercita-cita menjadi peneliti maka saat berpraktikum saya tidak begitu antusias, yang penting diperoleh data.
22.
Saya berani bertanya kepada guru apabila ada hal-hal dalam kegiatan praktikum yang belum saya mengerti.
23.
Saya melaksanakan praktikum dengan sungguh-sungguh sesuai prosedur kerja agar diperoleh hasil data yang bagus.
24.
Menggunakan alat praktikum fisika secara hati-hati sesuai fungsinya dapat mengurangi kelancaran kerja praktikum commit to user
183 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
25.
Apabila mengalami kesulitan dalam berpraktikum maka saya tidak perlu bertanya kepada teman/guru, karena prosedur kerja sudah ada/telah ditentukan.
commit to user
184 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 13 ( Observasi ) LEMBAR PENILAIAN SIKAP
No
Aspek perilaku yang dinilai Percaya Mandiri Respontif Santun diri
Nama
Jumlah Skor
Skala 100
#DIV/0!
Rata - rata Catatan : No
Aspek yang Indikator
dinilai 1
Mandiri
a. b. c. d.
Tidak tergantung dengan orang lain. 4 Mengutamakan usaha sendiri. Suka membantu orang lain. Tanggung jawab dengan tugas-tugasnya.
2
Percaya diri
e. f. g. h.
Percaya degan kemampuan sendiri. 5 Tidak mudah putus asa. Pandai berkomunikasi. Semangat belajar tinggi.
3
Respontif
e.
Santun
f. g. h. e. f. g. h.
Mengambil keputusan dengan cepat dan 6 tepat. Pandai menemukan solusi. Pandai menganalisi data. Berorientasi ke masa depan. Hormat kepada guru dan teman. 7 Taat kepada tata tertib. Sabar/tidak mudah marah. Suka membantu orang lain.
4
Kriteria Nilai 4 = Semua indikator dilakukan. 3 = 3 indikator dilaksanakan 2 = 2 indikator dilaksanakan 1 = 1 indikator dilaksanakan . 4 = Semua indikator dilakukan. 3 = 3 indikator dilaksanakan 2 = 2 indikator dilaksanakan 1 = 1 indikator dilaksanakan . 4 = Semua indikator dilakukan. 3 = 3 indikator dilaksanakan 2 = 2 indikator dilaksanakan 1 = 1 indikator dilaksanakan . 4 = Semua indikator dilakukan. 3 = 3 indikator dilaksanakan 2 = 2 indikator dilaksanakan 1 = 1 indikator dilaksanakan .
b. Jumlah Skor merupakan jumlah dari skor masing-masing aspek perilaku. c. Kolom Keterangan diisi dengan: Amat Baik (A), jika jumlah skor 14 - 16 Baik (B), jika jumlah skor 11 - 13 Cukup (C), jika jumlah skor 8 - 10 Kurang (D), juka jumlah skor 4 - 7
commit to user
185 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 14 ( Observasi ) LEMBAR PENILAIAN KETRAMPILAN Aspek perilaku yang dinilai No
Nama
Persiapan
Melaksana kan percobaan
Membaca alat ukur
Presentasi
Rata – rata
Jumlah Skor
Skala 100
#DIV/0!
Catatan: No
Aspek yang
1
Persiapan
2
Melaksanakan percobaan
e. f. g. h. e. f. g.
3
Menganalisis data
h. e. f. g.
4
Presentasi
Kriteria Nilai
Indikator
dinilai
h. e. f. g. h.
Masing-masing anggota datang tepat waktu. Menyiapkan alat dan bahan dengan rapi. Mencoba alat percobaan sebelum dipakai. Siap menerima tugas dari kelompok. Masing-masing anggota aktif melaksanakan percobaan. Masing-masing anggota melaksanakan percobaan dengan hati-hati. Masing-masing anggota dalam melaksanakan percobaan saling bekerjasama. Mengumpukan data secara cermat.. Masing-masing anggota aktif mengolah data percobaan Masing-masing anggota mengolah data dengan hatihati Masing-masing anggota mengolah data saling bekerjasama Menarik kesimpulan secara bersama Masing-masing anggota aktif dalam mempresentasikan hasil percobaan. Masing-masing anggota bertanggung jawab pada tugas masing-masing. Masing-masing anggota saling bekerjasama dalam mempertahankan hasil diskusi sebelumnya. Mampu mengendalikan jalannya presentasi.
4 = Semua indikator dilakukan. 3 = 3 indikator dilaksanakan 2 = 2 indikator dilaksanakan 1 = 1 indikator dilaksanakan 4 = Semua indikator dilakukan. 3 = 3 indikator dilaksanakan 2 = 2 indikator dilaksanakan 1 = 1 indikator dilaksanakan . 4 = Semua indikator dilakukan. 3 = 3 indikator dilaksanakan 2 = 2 indikator dilaksanakan 1 = 1 indikator dilaksanakan
4 = Semua indikator dilakukan. 3 = 3 indikator dilaksanakan 2 = 2 indikator dilaksanakan 1 = 1 indikator dilaksanakan .
b. Jumlah Skor merupakan jumlah dari skor masing-masing aspek perilaku. c. Kolom Keterangan diisi dengan: Amat Baik (A), jika jumlah skor 14 - 16 Baik (B), jika jumlah skor 11 - 13 Cukup (C), jika jumlah skor 8 - 10 Kurang (D), juka jumlah skor 4 - 7
commit to user
186 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 15 DATA PENELITIAN PRESTASI PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETRAMPILAN Prestasi N0
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Abid Mustafa Nuryas Ade Nurindah Sari Aggi Ayu Purnamasari Agung Nugroho Agus Suparjono Alfath Sartanto Alifah Raras Mukti Andhika Cahya Mahen Anik Ayuningrum Aprilia Purnami Avip Rusdi Hananto Ayu Windiar Siwi Catur Widyastuti Eko Purnomo Elin Puspitasari Fathur Iqbal Hilmi Ulhadi Gama Kartika Ulul Azami Heny Indriasari Indri Ervani Sihaloho Irvandhitya Adhe Fandika Luky Purnaningsih Lutfiana Khoiru Nissa Mey Nanda Sakti P Mila Agustasari Nido Anjaya Nika Septiana Norman Lazuardi Nova Praditya Putri Novia Tri Anggreyny Nunik Windarsih Nurvita Ambarwati K Putri Harum Mayangsari Rifany Firmansyah R Rima Para Mudika Rino Hariyadi Rizky Suryaningsih Salsabila Rahma Sarita Sidik Nur Hidayah Vittaria Ciptaning Zhavira Permata Puteri
41
Adinda Dewi Mutiara Sari
42
Adityaputra Dewantara
Model Pembelajaran
Pengetahua n
Afektif
Psikomotor
Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas to commit Termodifikasi
88 92 76 92 88 72 72 84 80 92 84 88 84 80 92 96 80 84 56 72 88 76 72 80 96 76 84 96 96 84 96 76 88 80 76 80 80 92 88 68
94 94 88 81 56 81 100 81 69 81 69 94 75 88 75 100 81 81 63 94 63 100 81 69 75 75 100 94 75 94 88 88 81 88 88 69 81 88 56 75
94 100 88 81 88 81 100 94 100 81 81 94 69 56 63 75 63 81 75 75 75 75 81 100 88 81 88 100 75 94 88 69 94 69 88 75 63 81 100 88
76
88
75
user 80
81
69
187 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
43
Akbar Romadhoni
44
Anang Satryo Nugroho
45
Andini Tatha Wahyuningsih
46
Aprilia Novitha Prastiwi
47
Ari Rahayu
48
Arinta Puri Suwastika
49
Danu Dimaskoro
50
Dewi Suryaningsih
51
Diah Murti Sari
52
Dika Anjaswati
53
Eny Lestari
54
Fina Ditya Malinda
55
Mahatmana Krisna Herduna P
56
Manera Jova Permata
57
Miftahul Huda Banu Jatmiko
58
Nanik Wahyuni
59
Nunung Adi Widiyatmoko
60
Nuri Anggraeni
61
Prayoga Samudra Darmawan
62
Putra Maulana
63
Ratnawati Tasianingrum
64
Regitha Dian Aureily Firdausyi
65
Reva Novianis
66
Rhisma Nasita Sianti
67
Rif'an Rochmatdhoni
68
Rizka Nur Ramadhanti
69
Rofiko Handayani
70
Rustika Damarwati
71
Shania Citra Zainnabila
Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi commit to Inkuiri Bebas
76
88
88
52
81
81
84
88
69
52
63
81
52
81
100
76
100
81
72
88
69
80
81
81
96
81
75
72
88
94
64
69
75
56
56
88
88
63
63
76
75
94
92
63
81
80
81
81
88
75
75
84
75
94
88
75
56
72
75
63
84
81
81
80
94
69
92
69
75
68
81
75
68
88
100
92
100
94
72
75
56
user 88
94
94
60
88
56
188 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
72
Sintya Oky Lestari
73
Siti Khakimah
74
Tomy Adhi Pratama
75
Upik Ratnawati
76
Vita Ayu Aspriyanti
77
Wahyu Setiyaningsih
78
Wahyu Tri Purbaningsih
79
Windiarto Candra Ramadhan
80
Yusron Nur Faizal
Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi
Rata-rata Standar deviasi
commit to user
68
69
56
80
94
81
76
69
88
80
88
88
64
75
69
72
63
81
76
81
88
84
94
69
64
75
75
79,4 10,94
80,8 11,29
80,5 12,16
189 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 16 DATA PENELITIAN ANGKET KREATIFITAS DAN SIKAP ILMIAH N0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Nama Abid Mustafa Nuryas Ade Nurindah Sari Aggi Ayu Purnamasari Agung Nugroho Agus Suparjono Alfath Sartanto Alifah Raras Mukti Andhika Cahya Mah Anik Ayuningrum Aprilia Purnami Avip Rusdi Hananto Ayu Windiar Siwi Catur Widyastuti Eko Purnomo Elin Puspitasari Fathur Iqbal Hilmi Ul Gama Kartika Ulul Az Heny Indriasari Indri Ervani Sihaloho Irvandhitya Adhe Fan Luky Purnaningsih Lutfiana Khoiru Nissa Mey Nanda Sakti P Mila Agustasari Nido Anjaya Nika Septiana Norman Lazuardi Nova Praditya Putri Novia Tri Anggreyny Nunik Windarsih Nurvita Ambarwati K Putri Harum Mayangs Rifany Firmansyah R Rima Para Mudika Rino Hariyadi Rizky Suryaningsih Salsabila Rahma S Sidik Nur Hidayah Vittaria Ciptaning Zhavira Permata P Adinda Dewi Mutiara Sari Adityaputra Dewantara Akbar Romadhoni
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi commit to Inkuiri Bebas
Kreatifitas Skor kreteria 76 Tinggi 76 Tinggi 64 rendah 76 Tinggi 82 Tinggi 79 Tinggi 85 Tinggi 72 rendah 80 Tinggi 69 rendah 70 rendah 72 rendah 72 rendah 88 Tinggi 70 rendah 77 Tinggi 65 rendah 74 Tinggi 69 rendah 74 Tinggi 67 rendah 73 Tinggi 76 Tinggi 79 Tinggi 77 Tinggi 61 rendah 73 Tinggi 73 Tinggi 68 rendah 76 Tinggi 82 Tinggi 77 Tinggi 76 Tinggi 83 Tinggi 72 rendah 70 rendah 75 Tinggi 78 Tinggi 73 Tinggi 82 Tinggi
Sikap Ilmiah skor Kreteria 80 Tinggi 88 Tinggi 77 Rendah 86 Tinggi 77 Rendah 82 Tinggi 90 Tinggi 81 Tinggi 76 Rendah 87 Tinggi 78 Rendah 85 Tinggi 83 Tinggi 87 Tinggi 76 Rendah 79 Tinggi 81 Tinggi 83 Tinggi 71 Rendah 76 Rendah 75 Rendah 68 Rendah 76 Rendah 82 Tinggi 85 Tinggi 73 Rendah 83 Tinggi 78 Rendah 87 Tinggi 76 Rendah 85 Tinggi 85 Tinggi 83 Tinggi 77 Rendah 79 Tinggi 76 Rendah 83 Tinggi 82 Tinggi 79 Tinggi 82 Tinggi
69
rendah
77
Rendah
68
rendah
68
Rendah
74
Tinggi
79
Tinggi
user
190 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
44
Anang Satryo Nugroho
45
Andini Tatha Wahyuningsih
46
Aprilia Novitha Prastiwi
47
Ari Rahayu
48
Arinta Puri Suwastika
49
Danu Dimaskoro
50
Dewi Suryaningsih
51
Diah Murti Sari
52
Dika Anjaswati
53
Eny Lestari
54
Fina Ditya Malinda
55
Mahatmana Krisna Herduna P
56
Manera Jova Permata
57
Miftahul Huda Banu Jatmiko
58
Nanik Wahyuni
59
Nunung Adi Widiyatmoko
60
Nuri Anggraeni
61
Prayoga Samudra Darmawan
62
Putra Maulana
63
Ratnawati Tasianingrum
64
Regitha Dian Aureily Firdausyi
65
Reva Novianis
66
Rhisma Nasita Sianti
67
Rif'an Rochmatdhoni
68
Rizka Nur Ramadhanti
69
Rofiko Handayani
70
Rustika Damarwati
71
Shania Citra Zainnabila
Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi commit to Inkuiri Bebas Termodifikasi
68
rendah
77
Rendah
60
rendah
70
Rendah
66
rendah
81
Tinggi
75
Tinggi
78
Rendah
77
Tinggi
87
Tinggi
72
rendah
68
Rendah
77
Tinggi
79
Tinggi
74
Tinggi
82
Tinggi
81
Tinggi
82
Tinggi
61
rendah
74
Rendah
70
rendah
70
Rendah
66
rendah
68
Rendah
66
rendah
73
Rendah
73
Tinggi
69
Rendah
66
rendah
72
Rendah
75
Tinggi
85
Tinggi
77
Tinggi
81
Tinggi
79
Tinggi
69
Rendah
72
rendah
76
Rendah
80
Tinggi
73
Rendah
79
Tinggi
90
Tinggi
75
Tinggi
86
Tinggi
64
rendah
77
Rendah
65
rendah
80
Tinggi
76
Tinggi
79
Tinggi
60
rendah
72
Rendah
80
Tinggi
81
Tinggi
rendah
69
Rendah
user
71
191 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
72
Sintya Oky Lestari
73
Siti Khakimah
74
Tomy Adhi Pratama
75
Upik Ratnawati
76
Vita Ayu Aspriyanti
77
Wahyu Setiyaningsih
78
Wahyu Tri Purbaningsih
79
Windiarto Candra Ramadhan
80
Yusron Nur Faizal Rata-rata Standar deviasi
Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi Inkuiri Bebas Termodifikasi
66
rendah
76
Rendah
67
rendah
79
Tinggi
68
rendah
73
Rendah
74
Tinggi
75
Rendah
69
rendah
81
Tinggi
67
rendah
79
Tinggi
63
rendah
80
Tinggi
64
rendah
87
Tinggi
63
rendah
77
Rendah
72,48 6,17
commit to user
78,70 5,61
192 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiaran : 17.1 (Hasil Observasi penilai sikap) PENILAIAN SIKAP KELAS INKUIRI TERBIMBING Aspek perilaku yang dinilai No
Nama Mandiri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Abid Mustafa N Ade Nurindah Sari Aggi Ayu Purnamasari Agung Nugroho Agus Suparjono Alfath Sartanto Alifah Raras Mukti Andhika Cahya Mahen Anik Ayuningrum Aprilia Purnami Avip Rusdi Hananto Ayu Windiar Siwi Catur Widyastuti Eko Purnomo Elin Puspitasari Fathur Iqbal Hilmi Ul Gama Kartika Ulul Az Heny Indriasari Indri Ervani Sihaloho Irvandhitya Adhe Fan Luky Purnaningsih Lutfiana Khoiru Nissa Mey Nanda Sakti P Mila Agustasari Nido Anjaya Nika Septiana Norman Lazuardi Nova Praditya Putri Novia Tri Anggreyny Nunik Windarsih Nurvita Ambarwati Kus Putri Harum Mayangsari Rifany Firmansyah R Rima Para Mudika Rino Hariyadi Rizky Suryaningsih Salsabila Rahma Sarita Sidik Nur Hidayah Vittaria Ciptaning Zhavira Permata Puteri
Percaya diri
4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 Rata - rata
Respontit
Santun
4 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3
3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3
4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3
commit to user
Jml skor
Skala 100
15 15 14 13 9 13 16 13 11 13 11 15 12 14 12 16 13 13 10 15 10 16 13 11 12 12 16 15 12 15 14 14 13 14 14 11 13 14 9 12 13,08
94 94 88 81 56 81 100 81 69 81 69 94 75 88 75 100 81 81 63 94 63 100 81 69 75 75 100 94 75 94 88 88 81 88 88 69 81 88 56 75 81,72
193 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiaran: 17.2 (Hasil observasi penilaian sikap) PENILAIAN SIKAP KELAS INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI Aspek perilaku yang dinilai No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama Adinda Dewi Mutiara Adityaputra Dewant Akbar Romadhoni Anang Satryo Nugro Andini Tatha Wahyu Aprilia Novitha Prast Ari Rahayu Arinta Puri Suwastika Danu Dimaskoro Dewi Suryaningsih Diah Murti Sari Dika Anjaswati Eny Lestari Fina Ditya Malinda Mahatmana Krisna H Manera Jova Permata Miftahul Huda Banu J Nanik Wahyuni Nunung Adi Widiyat Nuri Anggraeni Prayoga Samudra Dar Putra Maulana Ratnawati Tasianing Regitha Dian Aureily Reva Novianis Rhisma Nasita Sianti Rif'an Rochmatdhoni Rizka Nur Ramadhant Rofiko Handayani Rustika Damarwati Shania Citra Zainnabil Sintya Oky Lestari Siti Khakimah Tomy Adhi Pratama Upik Ratnawati Vita Ayu Aspriyanti Wahyu Setiyaningsih Wahyu Tri Purbaning Windiarto Candra R Yusron Nur Faizal
Mandiri
Percaya diri
3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 Rata - rata
Respontit
Santun
4 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3
3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 2 4 3 2 3 3 3
4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3
commit to user
Jumlah Skor
Skala 100
14 13 14 13 14 10 13 16 14 13 13 14 11 9 10 12 12 13 12 12 12 12 13 15 11 13 14 16 12 15 14 11 15 11 14 12 10 13 15 12 12,80
88 81 88 81 88 63 81 100 88 81 81 88 69 56 63 75 75 81 75 75 75 75 81 94 69 81 88 100 75 94 88 69 94 69 88 75 63 81 94 75 80,00
194 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiaran : 18.1 (Hasil observasi penilaian Keterampilan ) PENILAIAN KETERAMPILAN KELAS IKUIRI TERBIMBING Aspek perilaku yang dinilai No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Abid Mustafa Nur Ade Nurindah Sari Aggi Ayu Purnamasari Agung Nugroho Agus Suparjono Alfath Sartanto Alifah Raras Mukti Andhika Cahya Mahend Anik Ayuningrum Aprilia Purnami Avip Rusdi Hananto Ayu Windiar Siwi Catur Widyastuti Eko Purnomo Elin Puspitasari Fathur Iqbal Hilmi Ulh Gama Kartika Ulul Az Heny Indriasari Indri Ervani Sihaloho Irvandhitya Adhe Fand Luky Purnaningsih Lutfiana Khoiru Nissa Mey Nanda Sakti P Mila Agustasari Nido Anjaya Nika Septiana Norman Lazuardi Nova Praditya Putri Novia Tri Anggreyny Nunik Windarsih Nurvita Ambarwati K Putri Harum Mayangsari Rifany Firmansyah Ra Rima Para Mudika Rino Hariyadi Rizky Suryaningsih Salsabila Rahma Sarita Sidik Nur Hidayah Vittaria Ciptaning Zhavira Permata Puteri
Persiapan
Melaksanakan percobaan
4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 commit to Rata – rata
Membaca alat ukur
Presenta si
3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4
4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 3
user
Jumlah Skor
Skala 100
15 16 14 13 14 13 16 15 16 13 13 15 11 9 10 12 10 13 12 12 12 12 13 16 14 13 14 16 12 15 14 10 12 14 14 12 10 13 16 14 13,20
94 100 88 81 88 81 100 94 100 81 81 94 69 56 63 75 63 81 75 75 75 75 81 100 88 81 88 100 75 94 88 63 75 88 88 75 63 81 100 88 82,50
195 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran: 18.2 (Hasil observasi penilaian Ketrampilan) PENILAIAN KETERAMPILAN KELAS INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI Aspek perilaku yang dinilai No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Adinda Dewi MS Adityaputra Dewan Akbar Romadhoni Anang Satryo Nugr Andini Tatha Wahyu Aprilia Novitha Pras Ari Rahayu Arinta Puri Suwastika Danu Dimaskoro Dewi Suryaningsih Diah Murti Sari Dika Anjaswati Eny Lestari Fina Ditya Malinda Mahatmana Kris HP Manera Jova Permata Miftahul Huda BJ Nanik Wahyuni Nunung Adi Wid Nuri Anggraeni Prayoga Samudra Dar Putra Maulana Ratnawati Tasianing Regitha Dian A F Reva Novianis Rhisma Nasita Sianti Rif'an Rochmatdhoni Rizka Nur Ramadh Rofiko Handayani Rustika Damarwati Shania Citra Zainnabi Sintya Oky Lestari Siti Khakimah Tomy Adhi Pratama Upik Ratnawati Vita Ayu Aspriyanti Wahyu Setiyaningsih Wahyu Tri Purbaning Windiarto Candra R Yusron Nur Faizal
Persiapan
Melaksanakan percobaan
Membaca alat ukur
Presenta si
3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3
3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 4 3 2 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 4 3 2 3 4 3 3
3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 4 4 2 4 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3
commit to Rata – rata
user
Jml Skor
Skala 100
12 11 14 13 11 13 16 13 11 13 12 15 12 14 10 15 13 13 12 15 9 10 13 11 12 12 16 15 9 15 9 9 13 14 14 11 13 14 11 12 12,50
75 69 88 81 69 81 100 81 69 81 75 94 75 88 63 94 81 81 75 94 56 63 81 69 75 75 100 94 56 94 56 56 81 88 88 69 81 88 69 75 78,13
196 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran: 19 HASIL UJI PENYETARAAN Untuk melihat statistik deskriptif data pada Contoh. Hasilnya adalah sebagai berikut. Descriptives UTS 95% Confidence Interval for Mean
Std. N
Mean
Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
1
40
74.7000
9.89742
1.56492
71.5347
77.8653
53.00
93.00
2
40
65.3750
14.00492
2.21437
60.8960
69.8540
40.00
85.00
3
40
82.3000
6.21083
.98202
80.3137
84.2863
73.00
93.00
4
40
74.0250
12.32568
1.94886
70.0831
77.9669
40.00
93.00
160
74.1000
12.45076
.98432
72.1560
76.0440
40.00
93.00
Mean Square
F
Total
ANOVA (ANAVA 1 jalan) ANOVA UTS Sum of Squares Between Groups
df
5749.250
3
1916.417
Within Groups
18899.150
156
121.148
Total
24648.400
159
15.819
Sig. .000
Berdasarkan tampilan pada Tabel 1, hasil p-value=0,000 dapat dilihat bahwa H 0 ditolak pada α = 0.05 (sebab p = 0.005 < 0.05 = α) berarti ada perbedaan antara kelas X MIPA 1,X MIPA 2, X MIPA 3 dan X MIPA 4. Untuk melihat perbedaan yang signifiikan pada keempat kelas tersebut dapat dilihat pada tabel post hoc berikut:
commit to user
197 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Multiple Comparisons UN Scheffe (I)
(J)
X_MIPA X_MIPA 1
2
3
4
95% Confidence Interval
Mean Difference (I-J)
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
2
9.32500
*
2.46118
.003
2.3691
16.2809
3
-7.60000
*
2.46118
.026
-14.5559
-.6441
4
.67500
2.46118
.995
-6.2809
7.6309
1
-9.32500
*
2.46118
.003
-16.2809
-2.3691
3
-16.92500
*
2.46118
.000
-23.8809
-9.9691
4
-8.65000
*
2.46118
.008
-15.6059
-1.6941
1
7.60000
*
2.46118
.026
.6441
14.5559
2
16.92500
*
2.46118
.000
9.9691
23.8809
4
8.27500
*
2.46118
.012
1.3191
15.2309
1
-.67500
2.46118
.995
-7.6309
6.2809
2
8.65000
*
2.46118
.008
1.6941
15.6059
3
-8.27500
*
2.46118
.012
-15.2309
-1.3191
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
commit to user
198 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran : 20 Hasil Uji Prasyarat 1. Uji Normalitas Persyaratan data disebut normal jika probabilitas atau p > 0,05 pada uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test. Data yang uji adalah data Prestasi Belajar tiap kolom pada tabel berikut; Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov metode kognitif afektif psikomotor
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic *
df
Sig.
Bebas Te
.114
40
.200
.959
40
.159
Terbimbi Bebas Te Terbimbi Bebas Te
.107 .126 .124 .116
40 40 40 40
.200 .109 .123 .189
*
.946 .963 .952 .954
40 40 40 40
.056 .217 .088 .104
Terbimbi
.120
40
.151
.948
40
.064
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov kreativitas kognitif afektif psikomotor
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
rendah
.135
38
.077
.966
38
.304
Tinggi rendah Tinggi rendah
.127 .124 .136 .107
42 38 42 38
.085 .148 .051 * .200
.928 .950 .934 .964
42 38 42 38
.011 .087 .018 .262
Tinggi
.128
42
.081
.933
42
.016
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov sikap_ilmiah kognitif afektif psikomotor
Statistic
rendah
.129
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
37
.122
.957
37
.166
*
Tinggi rendah Tinggi rendah
.111 .125 .133 .130
43 37 43 37
.200 .151 .055 .117
.943 .964 .947 .953
43 37 43 37
.034 .266 .047 .117
Tinggi
.129
43
.068
.947
43
.047
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
commit to user
199 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov hipo7 kognitif
Statistic
B-KR-SR
psikomotor
Sig. 17
Statistic
df
Sig.
.200
*
.980
17
.956
*
.967
7
.873
B-KR-ST
.119
7
.200
B-KT-SR
.320
5
.104
.809
5
.096
*
.953
11
.676
B-KT-ST
.151
11
.200
T-KR-SR
.261
7
.163
.899
7
.324
7
.200
*
.980
7
.958
*
T-KR-ST
afektif
df
.127
Shapiro-Wilk
.170
T-KT-SR
.173
8
.200
.933
8
.542
T-KT-ST B-KR-SR B-KR-ST B-KT-SR B-KT-ST T-KR-SR T-KR-ST T-KT-SR T-KT-ST B-KR-SR
.147 .153 .181 .242 .142 .210 .281 .236 .160 .121
18 17 7 5 11 7 7 8 18 17
.200 * .200 * .200 * .200 * .200 * .200 .102 * .200 * .200 * .200
*
.935 .923 .881 .929 .940 .888 .886 .869 .933 .948
18 17 7 5 11 7 7 8 18 17
.236 .168 .229 .591 .526 .262 .256 .147 .219 .427
B-KR-ST
.225
7
.200
*
.901
7
.340
B-KT-SR
.295
5
.178
.925
5
.561
B-KT-ST
.226
11
.121
.858
11
.055
T-KR-SR
.263
7
.156
.922
7
.487
T-KR-ST
.158
7
.200
*
.928
7
.530
T-KT-SR
.178
8
.200
*
.913
8
.375
.200
*
.917
18
.116
T-KT-ST
.161
18
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Tes Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov didapat sebagai berikut; NO
Variabel
Kognitif P-value
1 2 3 4 5 6 7
Siswa yang diberi model inkuiri bebas termodifiasi Siswa yang diberi model inkuiri terbimbing Siswa yang memiliki KreativitasRendah Siswa yang memiliki KreativitasTinggi Siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah Siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi Model inkuiri bebas termodifiasi untuk siswa yang memiliki sikap
Keputusan uji
Afektif P-value
Keputusan uji
Normal
0,109
Normal
Normal
0,123
Normal
0,077
Normal
0,148
Normal
0,085
Normal
0,051
Normal
0,122
Normal
0,151
Normal
Normal
0,055
Normal
0,200* 0,200*
0,200*
Normal 0,200*
psikomotor P-value
0,189 0,151 0,200* 0,081 0,117 0,068
Normal 0,200*
commit to user
Keputusan uji
Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
0,200*
200 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8
9
10
11
12
13
14
ilmiah rendah dan KreativitasRendah Model inkuiri bebas termodifiasiuntuk siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan Kreativitasrendah Model inkuiri bebas termodifiasiuntuk siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah dan Kreativitastinggi Model inkuiri bebas termodifiasi untuk siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan KreativitasTinggi Model inkuiri terbimbinguntuk siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah dan KreativitasRendah Model inkuiri terbimbinguntuk siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan Kreativitasrendah Model inkuiri terbimbinguntuk siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah dan Kreativitastinggi Model inkuiri terbimbinguntuk siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan KreativitasTinggi
Normal 0,200*
Normal 0,200*
Normal 0,104
0,200*
Normal
Normal
0,200*
Normal 0,200*
0,178
Normal
Normal
0,200*
Normal 0,163
0,121
Normal
Normal
0,200*
Normal 0,200*
0,156
Normal
Normal
0,102
Normal 0,200*
0,200*
Normal
Normal
0,200*
Normal 0,200*
Normal
0,200*
Normal
Normal
0,200*
0,200*
Uji Homogenitas Pengaruh metode Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic Kognitif
Afektif
psikomotor
df1
df2
Sig.
Based on Mean
1.880
1
78
.174
Based on Median
1.810
1
78
.182
Based on Median and with adjusted df
1.810
1
73.428
.183
Based on trimmed mean
1.808
1
78
.183
Based on Mean
.290
1
78
.592
Based on Median
.303
1
78
.583
Based on Median and with adjusted df
.303
1
77.458
.583
Based on trimmed mean
.344
1
78
.560
Based on Mean
.001
1
78
.980
.002
1
78
.964
Based on Median
commit to user
201 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Based on Median and with adjusted df
.002
1
77.369
.964
Based on trimmed mean
.000
1
78
.999
Pengaruh kreativitas Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic Kognitif
Based on Mean
psikomotor
df2
Sig.
1.034
1
78
.312
Based on Median
.833
1
78
.364
Based on Median and with adjusted df
.833
1
75.001
.364
1.010
1
78
.318
Based on Mean
.843
1
78
.361
Based on Median
.923
1
78
.340
Based on Median and with adjusted df
.923
1
77.292
.340
Based on trimmed mean
.833
1
78
.364
Based on Mean
.328
1
78
.568
Based on Median
.432
1
78
.513
Based on Median and with adjusted df
.432
1
77.896
.513
Based on trimmed mean
.328
1
78
.569
Based on trimmed mean Afektif
df1
Pengaruh sikap ilmiah Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic Kognitif
Afektif
psikomotor
df1
df2
Sig.
Based on Mean
.374
1
78
.543
Based on Median
.398
1
78
.530
Based on Median and with adjusted df
.398
1
76.591
.530
Based on trimmed mean
.360
1
78
.550
Based on Mean
.089
1
78
.766
Based on Median
.119
1
78
.731
Based on Median and with adjusted df
.119
1
77.845
.731
Based on trimmed mean
.079
1
78
.780
Based on Mean
.059
1
78
.809
Based on Median
.043
1
78
.837
Based on Median and with adjusted df
.043
1
76.238
.837
Based on trimmed mean
.049
1
78
.825
commit to user
202 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Interaksi metode dengan kreativitas Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic Kognitif
Afektif
psikomotor
df1
df2
Sig.
Based on Mean
.068
3
76
.977
Based on Median
.059
3
76
.981
Based on Median and with adjusted df
.059
3
67.004
.981
Based on trimmed mean
.068
3
76
.977
Based on Mean
.499
3
76
.684
Based on Median
.392
3
76
.759
Based on Median and with adjusted df
.392
3
67.637
.759
Based on trimmed mean
.475
3
76
.701
Based on Mean
.349
3
76
.790
Based on Median
.256
3
76
.857
Based on Median and with adjusted df
.256
3
73.246
.857
Based on trimmed mean
.325
3
76
.807
Interksi metode dengan sikap ilmiah Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic Kognitif
Afektif
psikomotor
df1
df2
Sig.
Based on Mean
.846
3
76
.473
Based on Median
.810
3
76
.492
Based on Median and with adjusted df
.810
3
69.380
.493
Based on trimmed mean
.807
3
76
.494
Based on Mean
2.148
3
76
.101
Based on Median
1.701
3
76
.174
Based on Median and with adjusted df
1.701
3
70.522
.175
Based on trimmed mean
2.135
3
76
.103
Based on Mean
.629
3
76
.599
Based on Median
.582
3
76
.628
Based on Median and with adjusted df
.582
3
70.906
.629
Based on trimmed mean
.658
3
76
.580
Interaksi kreativitas dengan sikap ilmiah Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic Kognitif
df1
df2
Sig.
Based on Mean
.400
3
76
.753
Based on Median
.261
3
76
.853
.261
3
63.602
.853
.373
3
76
.772
Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
commit to user
203 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Afektif
psikomotor
Based on Mean
.766
3
76
.516
Based on Median
.660
3
76
.579
Based on Median and with adjusted df
.660
3
71.816
.579
Based on trimmed mean
.741
3
76
.531
Based on Mean
.362
3
76
.781
Based on Median
.313
3
76
.816
Based on Median and with adjusted df
.313
3
74.242
.816
Based on trimmed mean
.363
3
76
.780
Interaksi antar sel Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic Kognitif
Afektif
df2
Sig.
Based on Mean
.538
7
72
.803
Based on Median
.326
7
72
.940
Based on Median and with adjusted df
.326
7
39.977
.937
Based on trimmed mean
.449
7
72
.868
Based on Mean
1.100
7
72
.372
Based on Median
.796
7
72
.593
Based on Median and with adjusted df
.796
7
52.004
.594
1.056
7
72
.401
Based on Mean
.531
7
72
.808
Based on Median
.452
7
72
.865
Based on Median and with adjusted df
.452
7
57.752
.865
Based on trimmed mean
.519
7
72
.818
Based on trimmed mean psikomotor
df1
Tabel diatas Independent Samples Test , dapat dilihat Levene's Test for Equality of Variances di atas didapat sebagai berikut; No Faktor Kognitif Afektif psikomotor P-value Keputusan P-value Keputusan PKeputusan Uji Uji value Uji 1 Model inkuiri bebas 0,174 Homogen 0,592 Homogen 0,980 Homogen termodifikasi dan inkuiri terbimbing 2 3 4
Kreativitas Sikap ilmiah Model inkuiri bebas termodifikasi dan inkuiri terbimbing * kreativitas
0,312 0,543 0,977
Homogen Homogen Homogen
0,361 0,766 0,684
Homogen Homogen Homogen
0,568 0,809 0,790
Homogen Homogen Homogen
5
Model inkuiri bebas termodifikasi dan inkuiri terbimbing * Sikap ilmiah Sikap ilmiah* kreativitas Setiap Sel
0,473
Homogen
0,101
Homogen
0,599
Homogen
0,753 0,803
Homogen Homogen
0,516 0,372
Homogen Homogen
0,781 0,808
Homogen Homogen
6 7
commit to user
204 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran: 21 UjiAnava (Pengetahuan) Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:kognitif Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
2727.316a
7
389.617
4.170
0.001
420994.671
1
420994.671
4.506E3
0.000
metode
658.200
1
658.200
7.045
0.010
kreativitas
522.320
1
522.320
5.591
0.021
sikap_ilmiah
238.490
1
238.490
2.553
0.114
metode * kreativitas
425.075
1
425.075
4.550
0.036
36.618
1
36.618
0.392
0.533
3.421
1
3.421
0.037
0.849
69.991
1
69.991
0.749
0.390
Error
6726.884
72
93.429
Total
513168.000
80
9454.200
79
Corrected Model Intercept
metode * sikap_ilmiah kreativitas * sikap_ilmiah metode * kreativitas * sikap_ilmiah
Corrected Total
a. R Squared = ,288 (Adjusted R Squared = ,219)
commit to user
205 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.NilaiANAVA p-value No.
Yang diUji
F hitung
p-value
7,045
0,010
Hipotesis
HasilUji ada Perbedaan
1
Hipotesis 1 (HoA)
2
Hipotesis 2 (HoB)
3
Hipotesis 3 (HoC)
4
Hipotesis 4 (HoAB)
5
Hipotesis 5 (HoAC)
6
Hipotesis 6 (HoBC)
7
Hipotesis 7 (HoABC)
H0Aditolak (berpengaruh) ada Perbedaan
5,591
0,021
H0Bditolak (berpengaruh) Tidak ada Perbedaan
2,553
0,114
H0cditerima (tidak berpengaruh) Ada Interaksi
4,550
0,036
H0ABditolak (berpengaruh) Tidak Ada Interaksi
0,392
0,533
H0ACditerima (Tidak berpengaruh) Tidak Ada Interaksi
0,037
0,849
H0BCditerima (Tidak berpengaruh) Tidak Ada Interaksi
0,749
0,390
H0ABC diterima (tidak berpengaruh)
Pengambilankeputusan: Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas: apabila probabilitas > 0,05; maka Ho diterima, dan apabila probabilitas < 0,05; maka Ho ditolak. Berdasarkan hasil Tests of Between-Subjects Effects di atas jika p-value > 0,05 maka hipotesis nol ditolak, sedangkan jika p-value < 0,05 maka hipotesis nol tidak ditolak. Tabel dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hipotesis 1 (HoA): diperoleh nilai F hitung= 7,045 dengan probabilitas p-value = 0,010. Oleh karena p-value <0,05; maka Ho ditolak, berartiada perbedaan model inkuiri bebas termodifikasi dengan inkuiri terbimbing terhadap prestasi kognitif. 2. Hipotesis 2 (HoB): diperoleh nilai F hitung = 5,591 dengan probabilitas p-value = 0,021. Oleh karena p-value <0,05; maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi kognitif. 3. Hipotesis 3 (HoC): diperoleh nilai F hitung = 2,553 dengan p-value = 0,114. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada perbedaan antara sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi kognitif. 4. Hipotesis 4 (HoAB): diperoleh nilai F hitung = 4,550 dengan p-value = 0,036 Oleh karena p-value < 0,05; maka Ho ditolak, berarti interaksi antara model inkuiri bebas termodifikasi dan model inkuiri terbimbing dengan kreativitasmemberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi kognitif. 5. Hipotesis 5 (HoAC): diperoleh nilai Fcommit hitungto= user 0,392 dengan p-value = 0,533. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri
206 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bebas termodifikasi dengan inkuiri terbimbing dengan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap prestasi kognitif. 6. Hipotesis 6 (HoBC): diperoleh nilai F hitung = 0,037 dengan p-value = 0,849 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara kreativitas dan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap prestasi kognitif. 7. Hipotesis 7 (HoABC): diperoleh nilai F hitung = 0,749dengan p-value = 0,390 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri bebas termodifikasi dengan inkuiri terbimbing, kreativitasdan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap prestasi kognitif. Uji lanjut Anava 1. Hipotesis H0AB Hipotesis H0AB adalah interaksi antara siswa yang mempunyai kreaivitas (tinggi dan rendah) dengan kreativitas (tinggi dan rendah) terhadap prestasi kognitif. Profil efek dari pengaruh dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar: Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi :Metode vs Kreativitas Adapun hasil uji lanjut untuk mengetahui siswa yang mempunyai kreativitas dengan kreativitas (tinggi dan rendah) mana yang memiliki pengaruh signifikan tersaji dalam tabel post hoc di bawah.
commit to user
207 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Multiple Comparisons Pengetahuan Scheffe
(I) hipo4
B-KR
B-KT
T-KR
T-KT
(J) hipo4
Mean Difference (I-J)
95% Confidence Interval Std. Error
Sig. Lower Bound
Upper Bound
B-KT
-11.5000*
3.11964
.006
-20.4308
-2.5692
T-KR
-11.2857*
3.25060
.011
-20.5914
-1.9800
T-KT
-12.5385*
2.73611
.000
-20.3713
-4.7056
B-KR
11.5000*
3.11964
.006
2.5692
20.4308
T-KR
.2143
3.53734
1.000
-9.9123
10.3409
T-KT
-1.0385
3.07127
.990
-9.8308
7.7539
B-KR
11.2857*
3.25060
.011
1.9800
20.5914
B-KT
-.2143
3.53734
1.000
-10.3409
9.9123
T-KT
-1.2527
3.20420
.985
-10.4256
7.9201
B-KR
12.5385*
2.73611
.000
4.7056
20.3713
B-KT
1.0385
3.07127
.990
-7.7539
9.8308
T-KR
1.2527
3.20420
.985
-7.9201
10.4256
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 93,429. *. The mean difference is significant at the ,05 level. Keterangan; 1. Nilai perbedaan antara kelompok siswa yang diberi model inkiri terbimbing dan kreativitastinggi dengan kelompok siswa yang diberi metode inkiri bebas termodifikasi dan kreativitas rendah (Mean Difference(I-J)) = 12,5385 dan probabilitas (sig) p = 0,00. karena nilai p < 0.05 maka interaksi antara kelompok tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kognitif. 2. Nilai perbedaan antara kelompok siswa yang diberi metode inkiri terbimbing dan kreativitas tinggi dengan kelompok siswa yang diberi model inkiri bebas commit to user termodifikasi dan kreativitas tinggi (Mean Difference(I-J)) = 1,0385 dan probabilitas
208 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
4.
5.
6.
(sig) p = 0,990. karena nilai p > 0.05 maka interaksi antara kelompok tersebut memberikan pengaruh yang sama terhadap prestasi kognitif. Nilai perbedaan antara kelompok siswa yang diberi model inkiri terbimbing dan kreativitas tinggi dengan kelompok siswa yang diberi model inkiri terbimbing dan kreativitas rendah (Mean Difference (I-J)) = 1,2527 dan probabilitas (sig) p = 0,985. karena nilai p > 0.05 maka interaksi antara kelompok tersebut memberikan pengaruh yang sama terhadap prestasi kognitif. Nilai perbedaan antara kelompok siswa yang diberi model inkiri terbimbing dan kreativitas rendah dengan kelompok siswa yang diberi model inkiri bebas termodifikasi dan kreativitas rendah (Mean Difference(I-J)) = 11,2857 dan probabilitas (sig) p = 0,011. karena nilai p < 0.05 maka interaksi antara kelompok tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kognitif. Nilai perbedaan antara kelompok siswa yang diberi model inkiri terbimbing dan kreativitas rendah dengan kelompok siswa yang diberi model inkiri bebas termodifikasi dan kreativitas tinggi (Mean Difference(I-J)) = 0,2143 dan probabilitas (sig) p= 1,000. karena nilai p > 0.05 maka interaksi antara kelompok tersebut memberikan pengaruh yang sama terhadap prestasi kognitif. Nilai perbedaan antara kelompok siswa yang diberi model inkiri bebas terodifikasi dan kreativitas tinggi dengan kelompok siswa yang diberi model inkiri bebas termodifikasi dan kreativitas rendah (Mean Difference(I-J)) = 11,500 dan probabilitas (sig) p = 0,006. karena nilai p < 0.05 maka interaksi antara kelompok tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kognitif.
commit to user
209 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran: 22 UjiAnava (Sikap) Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:afektif
Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1587.165a
7
226.738
1.926
.078
430669.643
1
430669.643
3.658E3
.000
9.324
1
9.324
0.079
.779
kreativitas
518.341
1
518.341
4.403
.039
sikap_ilmiah
496.001
1
496.001
4.213
.044
64.771
1
64.771
0.550
.461
1.177
1
1.177
0.010
.921
29.307
1
29.307
0.249
.619
255.992
1
255.992
2.174
.145
Error
8476.385
72
117.728
Total
532678.000
80
10063.550
79
Corrected Model Intercept metode
metode * kreativitas metode * sikap_ilmiah kreativitas * sikap_ilmiah metode * kreativitas * sikap_ilmiah
Corrected Total
a. R Squared = ,158 (Adjusted R Squared = ,076)
commit to user
210 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.NilaiANAVA p-value No.
Yang diUji
F hitung
p-value
Hipotesis
1
Hipotesis 1 (HoA)
0,079
0,779
H0Aditerima
2
Hipotesis 2 (HoB)
3
Hipotesis 3 (HoC)
4
Hipotesis 4 (HoAB)
5
Hipotesis 5 (HoAC)
6
Hipotesis 6 (HoBC)
7
Hipotesis 7 (HoABC)
HasilUji Tidak ada Perbedaan (tidak berpengaruh) ada Perbedaan
4,403
0,039
H0Bditolak (berpengaruh) ada Perbedaan
4,213
0,044
H0cditolak (berpengaruh) Tidak Ada Interaksi
0,550
0,461
H0ABditerima (Tidak berpengaruh) Tidak Ada Interaksi
0,010
0,921
H0ACditerima (Tidak berpengaruh) Tidak Ada Interaksi
0,249
0,619
H0BCditerima (Tidak berpengaruh) Tidak Ada Interaksi
2,174
0,145
H0ABC diterima (tidak berpengaruh)
Pengambilankeputusan: Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas: apabila probabilitas > 0,05; maka Ho diterima, dan apabila probabilitas < 0,05; maka Ho ditolak. Berdasarkan hasil Tests of Between-Subjects Effects di atas jika p-value > 0,05 maka hipotesis nol ditolak, sedangkan jika p-value < 0,05 maka hipotesis nol tidak ditolak. Tabel dapat disimpulkan sebagai berikut 7.
8.
9.
Hipotesis 1 (HoA): diperoleh nilai F hitung= 0,079 dengan probabilitas p-value = 0,779. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada perbedaan model inkuiri bebas termodifikasi dengan inkuiri terbimbing terhadap prestasi afektif. Hipotesis 2 (HoB): diperoleh nilai F hitung = 4,403 dengan probabilitas p-value = 0,039. Oleh karena p-value <0,05; maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi afektif. Hipotesis 3 (HoC): diperoleh nilai F hitung= 4,213 dengan p-value = 0,044. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan antara sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi commitafektif. to user
211 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
10. Hipotesis 4 (HoAB): diperoleh nilai F hitung = 0,550 dengan p-value = 0,461 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri bebas termodifikasi dan model inkuiri terbimbing dengan kreativitas memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi afektif. 11. Hipotesis 5 (HoAC): diperoleh nilai F hitung = 0,010 dengan p-value = 0,921. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri bebas termodifikasi dengan inkuiri terbimbing dengan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap prestasi afektif. 12. Hipotesis 6 (HoBC): diperoleh nilai F hitung = 0,249 dengan p-value = 0,619 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara kreativitas dan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap prestasi afektif. 13. Hipotesis 7 (HoABC): diperoleh nilai F hitung = 2,174 dengan p-value = 0,145 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri bebas termodifikasi dengan inkuiri terbimbing, kreativitasdan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap prestasi afektif.
commit to user
212 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran: 23 UjiAnava (Keterampilan) Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:psikomotor Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1806.407a
7
258.058
1.880
.085
435441.362
1
435441.362
3.172E3
.000
metode
81.875
1
81.875
.596
.442
kreativitas
584.604
1
584.604
4.259
.043
sikap_ilmiah
218.977
1
218.977
1.595
.211
metode * kreativitas
2.783
1
2.783
.020
.887
metode * sikap_ilmiah
65.006
1
65.006
.474
.494
kreativitas * sikap_ilmiah
113.907
1
113.907
.830
.365
4.997
1
4.997
.036
.849
Error
9883.581
72
137.272
Total
529949.000
80
Corrected Total
11689.987
79
Source
Corrected Model Intercept
metode * kreativitas * sikap_ilmiah
a. R Squared = ,155 (Adjusted R Squared = ,072)
commit to user
213 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.Nilai ANAVA p-value No.
Yang diUji
F hitung
p-value
Hipotesis
1
Hipotesis 1 (HoA)
0,596
0,442
H0Aditerima
2
Hipotesis 2 (HoB)
3
Hipotesis 3 (HoC)
4
Hipotesis 4 (HoAB)
5
Hipotesis 5 (HoAC)
HasilUji Tidak ada Perbedaan (tidak berpengaruh) ada Perbedaan
4,259
0,043
H0Bditolak (berpengaruh) Tidak ada Perbedaan
1,595
0,211
H0cditerima (tidak berpengaruh) Tidak Ada Interaksi
0,020
0,887
H0ABditerima (Tidak berpengaruh) Tidak Ada Interaksi
0,474
0,494
H0ACditerima (Tidak berpengaruh) Tidak Ada Interaksi
6
Hipotesis 6 (HoBC)
0,830
0,365
H0BCditerima (Tidak berpengaruh) Tidak Ada Interaksi
7
Hipotesis 7 (HoABC)
0,036
0,849
H0ABC diterima (tidak berpengaruh)
Pengambilankeputusan: Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas: apabila probabilitas > 0,05; maka Ho diterima, dan apabila probabilitas < 0,05; maka Ho ditolak. Berdasarkan hasil Tests of Between-Subjects Effects di atas jika p-value > 0,05 maka hipotesis nol ditolak, sedangkan jika p-value < 0,05 maka hipotesis nol tidak ditolak. Tabel dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hipotesis 1 (HoA): diperoleh nilai F hitung= 0,596 dengan probabilitas p-value = 0,442. Oleh karena p-value >0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada perbedaan model inkuiri bebas termodifikasi dengan inkuiri terbimbing terhadap prestasi psikomotor. 2. Hipotesis 2 (HoB): diperoleh nilai F hitung=4,259 dengan probabilitas p-value = 0,043. Oleh karena p-value <0,05; maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi psikomotor. 3. Hipotesis 3 (HoC): diperoleh nilai F hitung = 1,595 dengan p-value= 0,211. Oleh karena p-value < 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada perbedaan antara sikap ilmiah tinggi dan rendahterhadap prestasi psikomotor. commit to user
214 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Hipotesis 4 (HoAB): diperoleh nilai F hitung = 0,020 dengan p-value = 0,887 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri bebas termodifikasi dan model inkuiri terbimbing dengan kreativitas memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi psikomotor. 5. Hipotesis 5 (HoAC): diperoleh nilai F hitung = 0,474 dengan p-value = 0,494. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri bebas termodifikasi dengan inkuiri terbimbing dengan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap prestasi psikomotor. 6. Hipotesis 6 (HoBC): diperoleh nilai F hitung = 0,830 dengan p-value = 0,365 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara kreativitas dan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap prestasi psikomotor. 7. Hipotesis 7 (HoABC): diperoleh nilai F hitung = 0,036 dengan p-value = 0,849 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti interaksi antara model inkuiri bebas termodifikasi dengan inkuiri terbimbing, kreativitas dan sikap ilmiah memberikan pengaruh sama terhadap prestasi psikomotor.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
215 digilib.uns.ac.id
Lampiran: 24 (Dokumen Foto Penelitian)
Guru memberikan penjelasan/rumusan masalah sebelum melakukan percobaan
commit to user Siswa melakukan diskusi persiapan semelum melakukan percobaan
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran: 24 (Dokumen Foto Penelitian)
Siswa melakukan percobaan sesuai dengan kelompoknya
Siswa melakukan percobaan commit todengan user bimbingan
216 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
217 digilib.uns.ac.id
Lampiran: 24 (Dokumen Foto Penelitian)
Siswa melakukan percobaan dan mencatat data secara mandiri
to user data dengan bimbingan Siswa melakukan pengukurancommit dan mencatat
perpustakaan.uns.ac.id
218 digilib.uns.ac.id
Lampiran: 24 (Dokumen Foto Penelitian)
Siswa melakukan diskusi kelompok mengolah data penelitian mandiri
commit to user Siswa melakukan diskusi mengolah data penelitian dengan bimbingan
perpustakaan.uns.ac.id
219 digilib.uns.ac.id
Lampiran: 24 (Dokumen Foto Penelitian)
Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi
Hasil pengolahan data salahcommit satu kelompok to user yang dipresetasikan
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran: 24 (Dokumen Foto Penelitian)
Salah satu siswa bertanya ketika presentasi dilakukan
Siswa melakukancommit tes prestasi pengetahuan to user
220 digilib.uns.ac.id
221 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user