1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Studi berbentuk
kasus
di
Yogyakarta
yayasan
dan
menunjukan
perkumpulan
milik
bahwa
keagamaan,
rumah
sakit
terdesak
oleh
pertumbuhan berbagai rumah sakit swasta berbentuk Perseroan Terbatas (PT)
dan
tekanan
rumah
pasar,
sakit
bentuk
Pemerintah. hukum
Akibat
rumah
pengaruh
sakit
yang
persaingan
lebih
dipilih
dan oleh
penyelenggara rumah sakit adalah Perseroan Terbatas. Pola pertumbuhan ini menunjukan bahwa masa depan rumah sakit berbentuk yayasan dan perkumpulan terlihat suram tanpa ada perbaikan sistem manajemen dan insentif pajak. Pengelola rumah sakit berbentuk yayasan dan perkumpulan perlu
memperhatikan
sistem
manajemen
situasi agar
persaingan
menjadi
lebih
saat
ini
efesien
dan
memperhatikan
(Trisnantoro,
2008).
Persaingan yang sangat ketat menuntut pihak rumah sakit harus pandai mengelola kondisi
organisasi internal
bisnisnya
maupun
tersebut.
eksternal
Juga
sebagai
dalam
menginstropeksi
perhatianya,
karena
ini
terkadang bisa menimbulkan suatu konflik. Menurut
Juanita (2002) lamanya dalam menyelesaikan konflik
di
sebuah organisasi tergantung jenis konflik dan besarnya suatu organisasi. Semakin besar ukuran suatu organisasi, maka semakin cenderung menjadi kompleks seperti
keadaannya kompleksitas
dan alur
kompleksitas informasi,
ini
menyangkut
komunikasi,
berbagai
pembuat
hal
keputusan,
pendelegasian wewenang dan sebagainya. Kompleksitas ini juga terkait kejelasan status kepemilikan (badan hukum), kewenangan pemilik rumah sakit dengan pengelola rumah sakit. Karena tanpa kejelasan, kompleksitas ini dapat merupakan sumber potensial untuk timbulnya konflik dalam organisasi,
terutama
konflik
yang
berasal dari sumber
daya
manusia,
2
dimana dengan berbagai latar belakang yang berbeda tentu mempunyai perbedaan pula dalam tujuan dan motivasi mereka didalam bekerja. Seorang memahami
pemimpin
yang
faktor-faktor
apa
ingin saja
memajukan
yang
dapat
organisasinya,
menyebabkan
harus
timbulnya
konflik, baik konflik di dalam individu maupun konflik antar perorangan dan
konflik
Pemahaman dalam
di
dalam
kelompok
faktor-faktor
hal
ataupun
tersebut
menyelesaikan
akan
konflik
lebih
antar
kelompok.
memudahkan
konflik-konflik
yang
tugasnya
terjadi
dan
menyalurkannya kearah perkembangan yang positif. Konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif (Robbins, 1996 cit. Juanita 2002). Sedang adalah
menurut
kondisi
Luthans
yang
(1981)
ditimbulkan
dalam
oleh
Juanita
adanya
(2002),
kekuatan
konflik
yang
saling
bertentangan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada keinginan manusia. Istilah
konflik
perbedaan
sendiri
pendapat,
diterjemahkan
persaingan
dan
dalam
beberapa
permusuhan.
istilah
Perbedaan
yaitu
pendapat
tidak selalu perbedaan keinginan. Oleh karena itu konflik bersumber pada keinginan, maka perbedaan pendapat tidak selalu berarti konflik. Persaingan sangat erat hubungannya dengan konflik karena dalam persaingan beberapa pihak menginginkan hal yang sama tetapi hanya satu yang mungkin mendapatkannya.
Persaingan tidak sama dengan konflik
namun mudah menjurus ke arah konflik, terutama bila ada persaingan yang
menggunakan
disepakati.
cara-cara
Permusuhan
yang
bukanlah
bertentangan
konflik
karena
dengan yang
aturan
terlibat
yang konflik
bisa saja tidak berada dalam keadaan konflik. Konflik sendiri tidak selalu harus dihindari karena tidak selalu negatif akibatnya. Berbagai konflik yang ringan dan dapat dikendalikan (dikenal dan ditanggulangi) dapat berakibat
positif
bagi
mereka
yang
terlibat
maupun
bagi
organisasi.
Bahkan terkadang konflik perlu dimunculkan, dan ini juga tugas dari
3
serorang
pemimpin
Governance) konflik,
sebuah
akan
mampu
bisa
organisasi.
Pemimpin
mengidentifikasi
mengatasi
atau
yang
sumber
baik
potensial
menyelesaikan
konflik
(Good
terjadinya
juga
dapat
memunculkan konflik untuk perbaikan. Menurut
Dalimunthe
(2003),
ada
sebuah
penelitian
menyatakan
bahwa 30% waktu kerja pemimpin adalah berhubungan dengan konflik, entah sebagai seorang sebagai
mediator,
yang
atau
terlibat
berperan
langsung
dalam konflik,
sebagai
orang
yang
bentuk
organisasi
ataupun
menyelesaikan
konflik. Rumah Seperti
sakit
yang
sudah
(badan hukum) manajemen
dalam
sebuah
diuraikan
sebelumnya,
sebuah rumah sakit
pengelolaannya.
Perseroan yayasan.
adalah
Terbatas
akan
Organisasi menentukan
erat
Sebuah sangat
berbadan tujuan
bahwa
hukum
bisnisnya
sakit
yaitu
untuk
kepemilikan
dengan sistem
berbadan
dengan
Perseroan
kompleks.
status
hubungannya
rumah
berbeda
yang
hukum
rumah
sakit
milik
Terbatas
lebih
jelas
mencari
keuntungan,
walaupun dalam organisasi/bisnis rumah sakit tetap memiliki misi sosial, dalam hal ini lebih jujur dan transparan. Berbeda undang
dengan
yayasan,
keuntungan sebetulnya
rumah
sebuah
yang
milik
yayasan
dibagikan
organisasi/bisnis
sakit
untuk yang
yayasan,
tidak
undang-
diperbolehkan
kesejahteraan dibentuknya
menurut
pengelolanya
adalah
mencari padahal
diharapkan
juga
mendapatkan keuntungan. Dengan demikian, sudah dapat dilihat adanya potensial timbulnya konflik antara pihak yayasan (pemilik/owner) dengan pihak
pengelola
keinginan
(pemimpin/direktur
didalam
sistem
rumah
manajemen
di
sakit) sebuah
karena rumah
adanya
beda
sakit
milik
yayasan. Sebenarnya ini bisa saja terjadi di rumah sakit berbentuk badan hukum apapun. Namun demikian banyak terjadi dibeberapa rumah sakit milik yayasan. Menurut Trisnantoro (2000), berbagai masalah yang terjadi dalam rumah
sakit
non
profit
yaitu
sumber
pembiayaan,
masalah
struktur
4
organisasi dan governance yang tidak jelas serta masalah transparansi keuangan. Rumah sakit umum Patmasuri merupakan salah satu rumah sakit swasta di DIY milik yayasan. Pada saat ini rumah sakit tersebut sedang mengalami Dewan
konflik
Pimpinan
Istimewa
internal Daerah
Yogyakarta
di
tingkat
Legiun
(DPD
owner
Veteran
LVRI
DIY)
yaitu
Republik /
Markas
antara
organisasi
Indonesia Dewan
Daerah Pimpinan
Daerah Legiun Veteran Republik Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DPD LVRI DIY) dengan yayasan Purna Yudha, yang diakui sebagai anak organisasi dari DPD LVRI DIY. Dilihat dari sejarahnya, konflik ini bermula
dari
ketidakjelasan
peraturan
yang
ada
waktu
itu
sehingga
menimbulkan konflik dikemudian hari. Bahkan konflik ini sudah sampai ke pengadilan. Rumah Sakit Umum Patmasuri sebelumnya bernama RS Veteran RI Patmasuri yaitu RS yang didirikan oleh DPD LVRI DIY dengan
memakai
yayasan
Purna
Yudha
untuk
merintis,
mendirikan
dengan tanggung jawab berada di DPD LVRI DIY (berdasarkan Surat Keputusan Nomor : SKEP-32/MDLV/II/1985). Kemudian RS ini berubah menjadi Rumah Sakit Khusus Bedah yang dipimpin oleh seorang ahli bedah anggota veteran yaitu LVRI
DIY,
untuk
dr.
selanjutnya
Soetardjo bertanggung
Tjokromihardjo jawab
dari DPD
kepada
Pemimpin
MADA LVRI DIY. Untuk memberikan solusi terhadap konflik yang ada sudah dilakukan beberapa kali mediasi dengan melibatkan pihak ketiga dalam beberapa
hal
ini
kali
pengacara. mediasi,
Namun
belum
juga
hingga
persidangan
ditemukan
solusi
berlangsung yang
dapat
menyelesaikan konflik, dan ini sangat mempengaruhi kelangsungan hidup rumah sakit tersebut. Berdasarkan
hal
ini,
gambaran
mengenai
konflik
internal
yang
terjadi di rumah sakit milik yayasan dapat dilakukan di rumah sakit milik yayasan dimana saja. Disamping itu, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan dan informasi untuk kepentingan lainnya.
5
B. Perumusan Masalah
Bertitik tolak pada uraian dalam latar belakang, bahwa masalah sebenarnya penyebab terjadinya konflik internal pada sebuah rumah sakit milik yayasan yaitu
Rumah Sakit Patmasuri Yogyakarta belum nampak
jelas, maka masalah utama yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah mempelajari internal
di
"Faktor RSU
apa
yang
Patmasuri
menjadi
penyebab
Yogyakarta,
dan
terjadinya
konflik
memantau
proses
penyelesaian konfliknya."
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum Memberi gambaran faktor penyebab konflik internal di RSU Patmasuri Yogyakarta dan penyelesaiannya.
2.
Tujuan Khusus : a.
Mengetahui sejarah berdirinya RSU Patmasuri Yogyakarta
b.
Mengetahui kronologi terjadinya konflik internal RSU Patmasuri Yogyakarta
c.
Mengetahui proses penyelesaian konflik internal RSU Patmasuri Yogyakarta
D. Manfaat Penelitian
1.
Bagi Yayasan Dapat digunakan sebagai alat untuk intropeksi dan perbaikan dalam kepengurusan yayasan dan pengelolaan rumah sakitnya
2.
Bagi Rumah Sakit Dapat digunakan sebagai suatu rekomendasi dalam memilih bentuk badan hukum sebuah rumah sakit
6
E. Keaslian Penelitian
1.
Penelitian yang dilakukan oleh wibonosono (2005) dengan judul "Pengaruh perilaku Manajemen Konflik sebagai Kreativitas dan Kepuasan Anggota Tim" Penelitian ini mengidentifikasi pengaruh perilaku manajemen konflik denagan kreativitas kepuasan anggota tim. Persamaan dengan penelitian ini adalah masalah konflik. Perbedaannya terletak pada judul, jenis penelitian, tujuan, dan lokasi.
2.
Penelitian yang dilakukan oloeh Wicaksono (2005) dengan judul "Pengaruh Perilaku Manajemen Konflik sebagai Variabel yang Memoderasi" Penelitian ini mengindentifikasi pengaruh perilaku manajemen konflik sebagai variabel yang memoderasi. Persamaan dengan penilitian ini adalah masalah konflik. Perbedaannya terletak pada judul, jenis penilitian, tujuan, dan lokasi.
3.
Penelitian yang dilakukan oleh Arientasi (2006) dengan judul "Analis Situasi Ambiguitas dan Konflik Peran Terhadap Diskripsi Stuktur Organisasi (Study Kasus RS Bhayangkara)" Penelitian tersebut mengindentifikasi tugas pokok dan fungsi kepala rumah sakit dan pejabat struktural organisasi mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan ambiguitas dan konflik peran, dan menganalisa hubungan analis situasi ambiguitas dan konflik peran terhadap diskripsi pekerjaan struktur organisasi RS Bhayangkara. Persamaanya adalah masalah konflik, sedangkan perbedaannya pada judul, tujuan, dan lokasi.