BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Matematika terbentuk sebagai hasil observasi dan pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Kemampuan ini membutuhkan
pemikiran
sistematis,
logis,
dan
kritis
yang
dapat
dikembangkan melalui pembelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan pembelajaran matematika di SD seperti tercantum pada Kurikulum Pendidikan Dasar 2004 (2003: 1): Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram dalam menjelaskan gagasan. Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. Hasil pemikiran sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten seperti tersebut pada tujuan pembelajaran matematika dapat bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini karena matematika merupakan ilmu universal yang mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu untuk memajukan daya pikir manusia. Agar dapat menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan, maka diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Bilangan bulat merupakan bentuk perluasan dari bilangan cacah. Artinya bilangan bulat merupakan bilangan yang lebih luas dari bilangan cacah. Seperti yang dikemukakan oleh Hardi et al. (2009: 137) bahwa “Bilangan yang terdiri dari bilangan negatif, bilangan nol, dan bilangan positif disebut bilangan bulat.” Berbagai permasalahan matematika yang tidak bisa diselesaikan dengan penggunaan bilangan cacah dapat diatasi dengan adanya bilangan bulat. Contohnya yaitu 8 + (-11)= -3, positif disebut bilangan bulat.” Berbagai permasalahan matematika yang tidak bisa diselesaikan dengan penggunaan bilangan cacah dapat diatasi dengan adanya bilangan bulat.
1
Contohnya yaitu 8 + (-11) = -3, jawaban tersebut tidak terdapat pada himpunan bilangan cacah, maka perlu adanya perluasan pada himpunan bilangan bulat. Contoh yang lebih nyata dalam kehidupan sehari-hari yaitu peristiwa suhu udara, misalnya 5o C di atas 0o C dinyatakan 5o C, sedangkan suhu udara 5o C di bawah 0o C dinyatakan -5o C. Penjumlahan bilangan bulat merupakan salah satu aspek dalam pembelajaran matematika di SD. Konsep penjumlahan bilangan bulat adalah pemahaman terhadap penjumlahan yang terdiri dari bilangan nol (0), bilangan bulat negatif (-), dan bilangan bulat positif (+). Upaya untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa terhadap operasi hitung penjumlahan bilangan bulat salah satunya melalui penggunaan media pembelajaran yang cocok dengan materi pelajaran, usia serta lingkungan tempat siswa belajar. Berdasarkan hasil observasi dan data hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Jangraga, pada semester II tahun pelajaran 2013/ 2014 diketahui bahwa kemampuan siswa menjumlahkan bilangan bulat masih kurang. Berdasarkan data yang diperoleh, dari 14 orang siswa kelas IV yang dapat menyelesaikan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat hanya 6 orang, sedangkan 8 orang siswa belum mampu menyelesaikannya dengan benar. Dilihat dari kriteria ketuntasan minimal (KKM), hanya 43% siswa yang mencapai nilai ketuntasan (KKM mata pelajaran matematika kelas IV di SD Negeri 3 Jangraga yaitu 6,8). Hasil belajar siswa yang rendah diduga karena guru kurang memperhatikan rencana pembelajaran yang seharusnya dibuat sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) dilaksanakan. Selama ini guru hanya menggunakan rencana pembelajaran instan yang sudah terdapat dalam kurikulum tanpa menyesuaikannya dengan kondisi siswa dan situasi belajar yang ada di kelas. Padahal kalau diperhatikan, rencana pembelajaran yang terdapat pada kurikulum cenderung masih bersifat umum, langkah-langkah pembelajarannya hampir sama pada setiap materi dan mata pelajaran, penggunaan media pembelajaran tidak spesifik sesuai kebutuhan siswa dan materi pelajaran yang dipelajarinya, dan penggunaan evaluasi yang tidak
2
dapat mengukur keseluruhan proses dan hasil belajar siswa. Perencanaan yang dibuat tidak berdasarkan kebutuhan pada akhirnya mengakibatkan proses pembelajaran dan hasil belajar tidak optimal mencapai nilai KKM. Proses pembelajaran matematika juga kurang kondusif, dalam menyampaikan pelajaran guru menggunakan metode ceramah dan penugasan mandiri; guru masih sering mengalami kesulitan dalam menanamkan konsepkonsep dasar matematika kepada siswa, khususnya konsep operasi hitung penjumlahan bilangan bulat. Siswa selalu beranggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang tidak menarik, sulit, dan membosankan sehingga mereka kurang motivasi belajarnya. Namun demikian, selama ini guru juga telah berupaya menjelaskan materi penjumlahan bilangan bulat dengan bantuan garis bilangan. Akan tetapi cara tersebut belum menunjukan hasil yang memuaskan, hal ini karena siswa tidak mencoba atau berinteraksi langsung dengan media pembelajaran yang berupa benda konkrit. Proses pembelajaran seperti tersebut membuat siswa jenuh dan sulit memahami materi pelajaran karena tidak sesuai dengan karakteristik perkembangannya. Seperti yang diungkapkan oleh Jean Piaget (Suherman, 2000: 80) bahwa ‘Anak usia SD yang berkisar antara 7 sampai 12 tahun pada umumnya berada pada fase concrete operasional (operasional konkret)’. Pada fase ini anak membutuhkan benda konkret untuk dapat memahami hal-hal yang dipelajarinya. Peristiwa berpikir dan belajar anak sebagian besar melalui pengalaman nyata yang berawal dari proses interaksi dengan objek. Dengan kata lain, anak akan mengalami kesulitan dalam memahami konsep dan belum mampu melakukan proses berpikir abstrak jika proses pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran yang tepat. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi yaitu dengan cara memperbaiki perencanaan dan proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada perencanaan pembelajaran guru dituntut untuk merencanakannya dengan memperhatikan setiap langkah-langkahnya, penggunaan media yang tepat dengan materi pelajaran dan kondisi siswa, dan alat evaluasi yang dapat
3
mengukur semua proses dan hasil belajar siswa. Selama pelaksanaan proses pembelajaran guru dituntut menggunakan media yang dapat memudahkan siswa memahami materi pelajaran operasi hitung penjumlahan bilangan bulat. Objek dari matematika merupakan benda-benda hasil pemikiran yang sifatnya abstrak, tidak dapat ditangkap/ diamati dengan panca indera secara langsung, sehingga menjadikan matematika sulit dipahami siswa. Penggunaan media yang tepat diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nana Sudjana (2005), bahwa “Media pengajaran dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai.” Amalik dalam Azhar Arsyad (2002) juga mengemukan bahwa: Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologi terhadap siswa. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan media pembelajaran berupa stik ice cream yang diberi warna-warna menarik. Stik merupakan benda yang biasa ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari, hal ini karena stik digunakan dalam jajanan ice cream ataupun digunakan sebagai alat permainan sederhana. Pada umumnya stik ice cream hanya berwarna cokelat muda, agar siswa tidak jenuh dan menarik perhatiannya maka guru berupaya memberikan warna-warna yang cerah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran penjumlahan bilangan bulat. Tujuan pewarnaan pada stik dimaksudkan juga agar siswa dapat membedakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Dengan demikian siswa dilatih dalam memahami konsep operasi hitung penjumlahan bilangan bulat secara baik dan bertahap dengan menggunakan benda konkrit yang sudah akrab dengan lingkungan. Berdasarkan kenyataan seperti itu, maka peneliti tertarik untuk melakukan kegiatan penelitian dengan judul Penggunaan Stik Berwarna untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan Bulat (Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas IV Semester II SD Negeri 3 Jangraga Kecamatan Mangunjaya Kabupaten Pangandaran).
4
B. Rumusan Masalah 1. Identifikasi dan Analisis Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah pembelajaran matematika dengan pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga, diidentifikasi seperti ini. a. Perencanaan pembelajaran yang dirancang guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa supaya aktif belajar dengan menggunakan media pembelajaran yang lebih konkrit pada pembelajaran operasi hitung penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga. b. Proses pelaksanaan pembelajaran tidak memberikan pengalaman belajar yang bermakna sehingga tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran operasi hitung penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga. c. Hasil belajar operasi hitung penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga masih rendah, belum mencapai nilai KKM mata pelajaran matematika yaitu 6,8. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan hasil identifikasi, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana pembelajaran operasi hitung penjumlahan bilangan bulat melalui penggunaan stik berwarna untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga?” Agar cakupan permasalahan tidak terlalu luas dan memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, maka peneliti memfokuskan rumusan masalah dalam pertanyaan seperti ini. a. Bagaimanakah rencana pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan stik berwarna di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga? b. Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan stik berwarna di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga?
5
c. Bagaimanakah hasil pembelajaran operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan stik berwarna di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, secara umum tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada operasi hitung penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga dengan menggunakan stik berwarna. Sedangkan secara khusus, tujuan penelitian yaitu seperti ini. 1. Meningkatkan kemampuan guru merancang pembelajaran melalui penggunaan stik berwarna untuk meningkatkan hasil belajar operasi hitung penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV di SD Negeri 3 Jangraga. 2. Meningkatkan kemampuan guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran
operasi
hitung
penjumlahan
bilangan bulat melalui
penggunaan stik berwarna di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga. 3. Meningkatkan hasil belajar siswa pada operasi hitung penjumlahan bilangan bulat melalui penggunaan stik berwarna di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi Siswa Meningkatkan minat siswa dalam mempelajari matematika sehingga lebih aktif dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran, serta memberikan pengalaman belajar berharga dalam mengembangkan potensi, minat dan bakat melalui pembelajaran dengan media stik berwarna. 2. Manfaat bagi Guru Meningkatkan profesionalisme guru sebagai seorang pendidik yang selalu mencari solusi dalam mengatasi permasalahan pendidikan dan mencari inovasi-inovasi dalam bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pelaksanaan penelitian, serta memberikan pengalaman berupa cara-cara ilmiah realistis dan relatif mudah dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada operasi hitung penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SD melalui penggunaan stik berwarna. 6
3. Manfaat bagi Sekolah Mengembangkan fungsi lembaga pendidikan dalam mewujudkan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, sehingga memberikan kontribusi yang bermakna bagi peningkatan kualitas pendidikan.
7