BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan informasi berkaitan erat deangan dunia pendidikan saat ini.
Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi penyampaian informasi yang harus diciptakan dan diwujudkan dari tenaga pengajar kepada peserta didik agar terciptanya proses belajar. Persiapan yang terencana maupun pelaksanaan pembelajaran yang sesuai sangatlah perlu dilakukan agar tercapai pendidikan yang lebih baik. Proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah formal atau nonformal belum cukup guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia saat ini. Kesadaran akan kebutuhan ilmu pengetahuan yang lebih luas dampaknya berpengaruh hingga ke berbagai instansi pemerintah maupun swasta. Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting dan menentukan dalam keberhasilan sebuah instansi. Sesuai dengan pendapat Manullang (1982) Keberhasilan suatu organisasi baik besar maupun kecil bukan semata-mata ditentukan oleh sumber daya alam yang tersedia, akan tetapi banyak ditentukan oleh sumber daya manusia yang berperan merencanakan, melaksanakan, mengendalikan organisasi yang bersangkutan. Sumber daya manusia dalam sebuah instansi maupun organisasi merupakan hal yang sangat penting. Pengelolaan sumber daya manusia secara terarah diperlukan agar kualitas dan kinerja sumber daya manusia tersebut dapat maksimal. Banyak cara yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia antara lain melalui kegiatan
penelitian, mutasi pegawai, promosi pegawai, lokakarya,
pendidikan maupun pelatihan.
Gayu Annisa, 2015 Hubungan antara penggunaan video standar layanan dengan motivasi peserta pelatihan frontliner pada praktek dummy bank Sendik BRI Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendidikan dan pelatihan dianggap sebagai salah satu cara yang banyak digunakan instansi atau perusahaan untuk meningkatkan SDM. Banyak perusahaan yang telah mengembangkan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas karyawan mereka. Pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan dirancang sesuai dengan kebutuhan instansi. Materi, kurikulum, instruktur, peserta pelatihan, metode pembelajaran dan sebagainya diatur sesuai kebutuhan pendidikan dan pelatihan.Hal ini sejalan dengan pendapat Sedarmayanti (2007:170) bahwa: “mengembangkan pengetahuan, keterampilan atau keahlian dan sikap merupakan tujuan umum pelatihan dan pendidikan karyawan dalam meningkatkan produktivitas organisasi”. Di Indonesia program pendidikan dan pelatihan telah memiliki landasan hukum berupa undang-undang no. 8/1974, bagian VI, pasal 31 dalam undang-undang kepegawaian mengenai pendidikan dan pelatihan yang berbunyi: “Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya diadakan pengaturan pendidikan serta pengaturan dan penyelenggaraan latihan jabatan Pegawai Negri Sipil yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian dan keterampilan”. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah proses mengembangkan kemampuan dan kualitas pegawai agar dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.Sehingga segala aspek yang dapat mendukung terciptanya pelatihan karyawan yang memberikan hasil baik bagi perusahaan kedepanya akan sangat diperhatikan. Proses pendidikan dan pelatihan bagi perusahaan akan berbeda-beda metode dan sistem pembelajaranya. Pelatihan yang dilakukan perusahaan yang bergerak dibidang jasa akan seringdihadapkan pada materi yang bersifat abstrak. Materi yang bersifat abstrak salah satunya terdapat pada pelatihan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa. Bidang jasa merupakan usaha yang memiliki interaksi langsung yang jauh lebih banyak dengan konsumen dari pada bidang usaha lainya. Gayu Annisa, 2015 Hubungan antara penggunaan video standar layanan dengan motivasi peserta pelatihan frontliner pada praktek dummy bank Sendik BRI Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bidang usaha jasa dalam pelatihan sangat membutuhkan materi pelatihan yang berisi tata cara maupun aturan yang harus dilaksanakan dalam menghadapi hingga melakukan interaksi dengan konsumen. Proses pelatihan, hal ini akan banyak menimbulkan pemahaman yang abstrak bagi peserta pelatihan apabila tidak disajikan dengan benar Proses pelatihan memerlukan alat bantu pembelajaran seperti media. Instruktur yang baik harus mampu mengembangkan dan mengefektifkan proses pembelajaran yang sedang dijalani oleh peserta pelatihan. Media pembelajaran yang digunakan dalam pelatihan diharapkan mampu membuat peserta pelatihan dapat menyerap informasi secara lebih cepat dan efisien. Ilmu yang diperoleh peserta pelatihan tidak hanya didapatkan dari modul dan penyampaian materi di kelas oleh pengajar. Media pembelajaran juga dapat diaplikasikan pada proses pelatihan. Dunia pendidikan saat ini telah banyak memanfaatkan berbagai teknologi, misalnya teknologi multimedia. Teknologi multimedia yaitu pengembangan dua media atau lebih seperti media visual dan audio visual. Perkembangan teknologi multimedia membuka potensi besar dalam perubahan cara belajar, cara memperoleh informasi dan sebagainya. Multimedia menurut Robin dan Linda, (2001) adalah alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video. Vaughan (2004) juga menyebutkan multimedia merupakan beberapa kombinasi dari teks, gambar, suara, animasi dan video dikirim ke anda melalui komputer atau alat elektronik lainnya atau dengan manipulasi digital. Video pembelajaran adalah media pembelajaran yang dirancang secara sistematis sesuai dengan kurikulum yang berlaku dalam penerapan yang mengaplikasikan
Gayu Annisa, 2015 Hubungan antara penggunaan video standar layanan dengan motivasi peserta pelatihan frontliner pada praktek dummy bank Sendik BRI Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
prinsip-prinsip pembelajaran sehingga program tersebut memungkinkan peserta pelatihan mencerna materi secara lebih mudah dan menarik. Penggabungan dari media visual dan audio visual dinamakan multimedia. Video merupakan salah satu contoh multimedia yang dapat digunakan dalam proses pelatihan. Dewasa ini banyak pengajar telah menggunakan video sebagai media pembelajaranya. Alasanya seperti yang disebutkan diatas, dibutuhkan visualisasi dari materi pembelajaran yang bersifat abstrak. Video membuat sebuah visualisasi tidak hanya meliputi gambar bergerak (animasi) saja tetapi disertai suara (audio).Video merupakan media audiovisual yang dapat menyajikan informasi secara tidak monoton, efisien dan menarik. Media video menampilkan materi tidak hanya berupa teks. Pengajar mendapat kemudahan dengan penggunaan media video dan peserta pelatihan akan lebih mudah menyerap dan menyaring segala informasi yang diberikan. Penggunaan media yang baik juga sangat membantu peserta pelatihan tidak hanya dalam memahami materi yang bersifat abstrak, media juga dapat meningkatkan motivasi dalam mengikuti pelatihan. Motivasi merupakan unsur pendukung dalam dalam proses pelatihan. Menurut Hamalik (2001), motivasi adalah suatu perubahan energi sesorang yang ditandai oleh timbulnya perasaan komponen dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi akan timbul jika pemahaman sudah diperoleh dalam pembelajaran di kelas maupun diluar kelas seperti dalam praktek pada proses pelatihan. Praktek dalam sebuah pelatihan tidak bisa dilepaskan dari sebuah proses pelatihan. Ujian prektek selelalu digunakan untuk melihat sejauh apa setiap peserta pelatihan telah menguasai materi. Bank BRI merupakan suatu badan usaha milik negara yang telah lama mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai. Gayu Annisa, 2015 Hubungan antara penggunaan video standar layanan dengan motivasi peserta pelatihan frontliner pada praktek dummy bank Sendik BRI Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendidikan dan pelatihan karyawan bank BRI dilaksanakan di Sendik BRI. Jenis bidang yang diberikan pelatihan di Sendik BRI adalah bidang frontliner. Perusahaan mengharapkan hasil yang baik dari setiap peserta pelatihan seperti peningkatan kinerja, Sikap dan performa dalam menjalankan tugas sebagai karyawan bagian terdepan yang paling dulu berhadapan dengan nasabahbank BRI. Hasil dari pelatihan tersebut dapat diukur dalam bentuk perolehan nilai setiap peserta pelatihan. Sendik BRI menerapkan ujian praktek untuk setiap peserta pelatihan frontliner guna mendapatkan nilai akhir dari proses pelatihan yang telah dilaksanakan. Ujian praktek pada peserta pelatihan frontliner ini dinamakan praktek dummy bank. Praktek dummy bank tersebut dilaksanakan pada hari terakhir dari proses pelatihan. Proses pelatihan frontliner yang dilaksanakan memiliki jangka waktu hampir satu bulan, maka motivasi peserta pelatihan untuk mengikuti setiap proses pelatihan hingga melaksanakan praktek dummy bank dianggap sangat penting. Memperoleh hasil yang baik pada praktek dummy bank akan berpengaruh terhadap hasil penilaian peserta pelatihan dan berdampak baik bagi jangka panjang kinerja peserta pelatihan yang merupakan seorang frontliner. Hasil praktek Dummy bank akan sangat berpengaruh terhadap hasil akhir dari proses pelatihan. Motivasi peserta pelatihan harus terus meningkat hingga praktek dummy bank dilaksanakan, sehingga penggunaan video standar layanan digunakan sebagai alat bantu pembelajaran guna meningkatkan motivasi peserta pelatihan. Video standar layanan merupakan media pembelajaran yang berperan sebagai alat bantu pembelajaran dalam pelatihan fronliner pada materi standar layanan. Sendik BRI Bandung menyediakan sebuah lab yang disebut dummy bank. Ruangan ini ditata menyerupai keadaan Bank BRI sesungguhnya dilengkapi berbagai fasilitas pendukung yang lengkap setingkat kantor unit pada Bank BRI. Hasil dari beberapa penjelasan yang telah ditemukan tersebut membuat peneliti memilih untuk
Gayu Annisa, 2015 Hubungan antara penggunaan video standar layanan dengan motivasi peserta pelatihan frontliner pada praktek dummy bank Sendik BRI Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melakukan penelitian mengenai hubungan antara penggunaan video standar layanan dengan motivasi praktek peserta pelatihan pada dummy bank. Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan, maka peneliti memilih untuk melakukan penelitian di Sendik BRI Bandung, salah satu lembaga diklat yang telah menerapkan penggunaan media video dalam proses pembelajaran dan pelatihanya dan membuat Dummy bank sebagai tempat dilaksanakanya ujian praktek pada materi standar layanan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka judul yang penulis pilih dalam makalah ini “Hubungan antara penggunaan video standar layanan dengan motivasi peserta pelatihan frontliner pada praktek dummy bank Sendik BRI Bandung”.
B.
Rumusan Masalah Rumusan masalah umum dari penelitian ini adalah :
“Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan Media Video Standar Layanan dengan Motivasi Peserta Pelatihan Frontliner pada Praktek Dummy Bank Sendik BRI Bandung?“ Rumusan masalah khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a.
Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan Media Video Standar Layanan dengan aspek motivasi kognitif peserta pelatihan Frontliner pada Praktek Dummy Bank Sendik BRI Bandung?
b.
Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan Media Video Standar Layanan dengan aspek penampilan diri peserta pelatihan Frontliner pada Praktek Dummy Bank Sendik BRI Bandung?
Gayu Annisa, 2015 Hubungan antara penggunaan video standar layanan dengan motivasi peserta pelatihan frontliner pada praktek dummy bank Sendik BRI Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c.
Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan Media Video Standar Layanan dengan aspek kemajuan diri peserta pelatihan Frontliner pada Praktek Dummy Bank Sendik BRI Bandung?.
C.
Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan
tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara penggunaan video standar layanan terhadap motivasi peserta pelatihan frontliner pada praktek dummy bank Sendik BRI Bandung. Berikut adalah tujuan khusus yang ingin dicapai penulis dari hasil penelitian. 1.
Untuk mengetahui hubungan antara penggunaan media video standar layanan dengan aspek motivasi kognitif peserta pelatihan frontliner pada Praktek dummy bank Sendik BRI Bandung.
2.
Untuk mengetahui hubungan antara penggunaan media video standar layanan dengan aspek penampilan diri peserta pelatihan frontliner pada Praktek dummy bank Sendik BRI Bandung.
3.
Untuk mengetahui hubungan antara penggunaan media video standar layanan dengan aspek kemajuan diri peserta pelatihan frontliner pada Praktek dummy bank Sendik BRI Bandung.
D. Manfaat Penelitian Penelitian mengenai hubungan antara penggunaan video standar layanan dengan motivasi peserta pelatihan frontliner pada praktek dummy bank Sendik BRI Bandung diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut. Gayu Annisa, 2015 Hubungan antara penggunaan video standar layanan dengan motivasi peserta pelatihan frontliner pada praktek dummy bank Sendik BRI Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagi Sendik BRI Bandung. Memberikan kontribusi positif kepada lembaga. Sehingga dapat memberikan gambaran bagi Sendik BRI tentang pentingnya penggunaan video pembelajaran untuk meningkatkan motivasi peserta pelatihan. 2. Bagi peneliti. Memberi gambaran dan wawasan pengetahuan yang lebih dalam serta menjawab rasa keingintahuan peneliti mengenai hubungan penggunaan video standar layanan dengan motivasi peserta pelatihanfrontliner pada praktek dummy bank.
3. Bagi peserta pelatihan. Peserta
pelatihan
diharapkan
memiliki
gambaran
mengenai
media
pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan motivasi, sehingga media pembelajaran ini dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi peserta pelatihan.
4. Bagi jurusan kurikulum dan teknologi pendidikan. Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi
peneliti
mengenai
media
pembelajaran
yang
inovatif,
juga
dapat
mengembangkan wawasan mengenai keilmuan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang dipelajari.
5. Bagi peneliti selanjutnya. Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada peneliti selanjutnya yang memiliki minat untuk mengembangkan media pembelajaran yang lebih baik, juga dapat dijadikan bahan rujukan bagi penelitian
Gayu Annisa, 2015 Hubungan antara penggunaan video standar layanan dengan motivasi peserta pelatihan frontliner pada praktek dummy bank Sendik BRI Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
selanjutnya mengenai hubungan penggunaan media pembelajaran dengan motivasi peserta pelatihan.
Gayu Annisa, 2015 Hubungan antara penggunaan video standar layanan dengan motivasi peserta pelatihan frontliner pada praktek dummy bank Sendik BRI Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu