perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sawardi (2004:1) menjelaskan bahwa teori kebahasaan memahami refleksif berdasarkan pola kalimat umumnya (agen melakukan sesuatu terhadap pasien). Umumnya agen berfungsi sebagai subjek dan pasien sebagai objek. Dalam refleksif, agen dan pasien mengacu pada entitas yang sama walaupun dinyatakan dalam wujud leksikal yang berbeda. Sementara, menurut Harimurti Kridalaksana kerefleksifan adalah relasi antara satu argumen dengan argumen itu sendiri, yakni argumen a berelasi dengan argumen a dalam proposisi a R a (Kridalaksana, 2001:186). Dalam bahasa Indonesia, proposisi a R a diekspresikan seperti pada kalimat berikut. (1) Ani melihat dirinya. Verba melihat pada kalimat (1) memiliki dua argumen, yakni Ani yang berperan sebagai agen dan dirinya yang berperan sebagai pasien. Argumen Ani dan dirinya terletak secara terpisah di antara verba melihat, Ani berada di depan dan dirinya di belakang verba melihat. Terdapat relasi antara argumen dirinya dengan argumen Ani, yakni dalam proposisi a R a. Argumen Ani sebagai posisi a yang pertama, verba melihat sebagai R, dan argumen dirinya sebagai posisi a yang kedua. Argumen dirinya menempati fungsi objek yang berelasi dengan argumen Ani sebagai subjek. Argumen dirinya mengacu pada entitas yang sama dengan Ani. Karena argumen dirinya dan Ani merupakan entitas yang sama, untuk itu digunakan pernyataan yang sama yakni dengan a. Dari uraian tersebut dapat commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
disimpulkan bahwa suatu kalimat dapat digolongkan ke dalam refleksif apabila subjek melakukan suatu perbuatan dan mengenai dirinya sendiri. Masalah refleksif bukan merupakan masalah baru dalam kajian bahasa. Telaah refleksif telah dibicarakan oleh beberapa ahli bahasa. Sawardi (2004) membahas tentang refleksif tanpa pengikatan; dan juga (2008) membahas tentang teori pengikatan dalam bahasa Jawa kaitannya dengan anafor dhiri „diri‟, slirane dhewe „dirinya sendiri‟, slirane „dirinya‟. Selain itu, I Nyoman Kardana (2014) membahas tentang Tipe Konstruksi Refleksif dalam Bahasa Indonesia dan Struktur Verba Pembangunnya dengan menggunakan teori Role and Refrence Grammar yang diprakarsai oleh Van Valin dan J. LaPolla. Secara teoretis terdapat tiga tipe refleksif, yaitu refleksif leksikal, refleksif koreferensial, dan refleksif klitik. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh I Nyoman Kardana (2014:1) bahwa bahasa Indonesia hanya memiliki dua tipe refleksif, yaitu refleksif leksikal dan refleksif koreferensial. Berikut ini contoh refleksif leksikal. (2) Mereka berteduh di bawah pohon besar itu. Tidak semua konstruksi refleksif melibatkan hubungan koreferensial antara anteseden dengan bentuk pronominal sebagai unsur yang diikat. Dalam bahasa tertentu, seperti bahasa Lakhota dan bahasa Spanyol, konstruksi refleksif tidak menunjukkan adanya inferensi, tetapi secara langsung dinyatakan oleh afiks tertentu yang memarkahi verba (Van Valin dan LaPolla dalam Kardana, 2014:4). Dalam bahasa Indonesia terdapat sejumlah konstruksi yang tidak menunjukkan adanya inferensi, tetapi secara semantik konstruksi tersebut menunjukkan makna
commit userkoreferensial) disandang oleh satu refleksif. Actor dan undergoer (dua unsurtoyang
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
argumen yang secara fungsional berkedudukan sebagai subjek. Secara semantik, konstruksi seperti itu disebut dengan konstruksi refleksif leksikal, sedangkan secara sintaksis, konstruksi seperti itu termasuk konstruksi releksif intrasitif (Kardana, 2014:4). Seperti yang dicontohkan I Nyoman Kardana (2014:5) tentang refleksif leksikal dengan menggunakan prefiks {ber-}, yakni pada data (2) Mereka berteduh di bawah pohon besar itu. Kata Mereka pada contoh (2) merupakan satu-satunya argumen inti yang menempati fungsi subjek , dan hadirnya prefiks {ber-} pada predikat berteduh menjadikan verba tersebut refleksif, yakni argumen mereka melakukan perbuatan berteduh dan mengenai dirinya sendiri. Refleksif koreferensial dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan ke dalam koreferensial langsung, koreferensial tak langsung, dan koreferensial logoforik (Kardana, 2014:5). Pertama, tipe refleksif koreferensial langsung, berikut ini contoh refleksif korenferensial langsung. (3) Dia melihat dirinya di cermin besar itu. Koreferensial langsung merupakan bentuk refleksif secara langsung hadir setelah verba transitif, seperti pada data (3) Dia melihat dirinya di cermin besar itu. Contoh data (3) adalah konstruksi refleksif dengan verba transitif bermarkah [meN-} yaitu pada verba melihat. Kalimat tersebut menghasilkan konstruksi refleksif karena kehadiran unsur refleksif sebagai OBJ pada kata dirinya (Kardana, 2014:5-6). Tipe refleksif koreferensial kedua adalah koreferensial tak langsung. Perhatikan contoh koreferensial tak langsung berikut ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4 digilib.uns.ac.id
(4) Andi membeli makanan untuk dirinya sendiri. Koreferensial tak langsung yakni unsur argumen dan bentuk refleksif wajib hadir dalam suatu konstruksi. Namun, kehadiran bentuk refleksif tidak secara langsung berada setelah verba sebagai unsur objek, tetapi bentuk refleksif tersebut hadir dalam bentuk frasa preposisi. Dengan demikian, frasa preposisi bentuk refleksif tersebut sering disebut dengan argumen inti oblik, contoh data (4) Andi membeli makanan untuk dirinya sendiri (Kardana, 2014:7). Contoh data (4) menggunakan verba transitif {meN-} dengan bentuk verba dasar beli. Secara semantik, unsur refleksif dirinya sendiri dalam contoh (4) berstatus sebagai argumen bukan inti dan dapat dinaikkan statusnya menjadi argumen inti dengan mengubah bentuk verbanya, yaitu dengan menambah sufiks {-kan}. Dengan demikian, konstruksi data (4) di atas diubah menjadi refleksif langsung dengan transitif {meN-/-kan}, yakni sebagai berikut. (5) Andi membelikan dirinya sendirimakanan. Data (5) dirinya sendiri statusnya menjadi naik menempati posisi argumen inti dan berubah menjadi refleksif langsung. Ketiga, tipe refleksif koreferensial logoforik. Berikut ini contoh refleksif koreferensial logoforik. (6) Kamu hebat. Kamu sudah berhasil menjadikan dirimu terkenal. Refleksif koreferensial logoforik yakni dalam konstruksi refleksif tipe ini terdapat unsur lain yang wajib hadir setelah unsur refleksif yang berfungsi sebagai komplemen dari unsur refleksif commit tersebut.to Contoh data (6) Kamu hebat. Kamu user
perpustakaan.uns.ac.id
5 digilib.uns.ac.id
sudah berhasil menjadikan dirimu terkenal. Contoh (6) termasuk dalam konstruksi logoforik karena setelah bentuk refleksif terdapat unsur lain, yakni terkenal. Kehadiran unsur lain tersebut sangat diperlukan untuk menjadikan konstruksi tersebut bermakna sempurna (Kardana, 2014:7-8). I Nyoman Kardana telah membahas refleksif dalam bahasa Indonesia, akan tetapi pembicaraan tentang refleksifdirasa belum tuntas dan masih ada segi lain yang belum dibicarakan.Salah satunya refleksif dengan kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri dalam bahasa Indonesia dari perspektif teori pengikatan. Berangkat dari contoh bahasa Inggris, kalimat bahasa Indonesia yang mengandung refleksif dengan kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri akan dianalisis menggunakan teori pengikatan. Berikut ini contoh dalam bahasa Inggris penafsiran himself dalam hal persona, gender, dan jumlah yang harus sesuai dengan anteseden Poirot. Persesuaian ditandai dengan indeks subskrip i. (7) Poiroti hurt himselfi/*j. (Haegeman, 1991:192; Sawardi, 2008:246) Refleksif himself mengacu pada entitas yang sama dengan anteseden Poirot. Poirot sebagai pengikat dan himself sebagai terikat. Refleksif himself bergender maskulin dan Poirot juga bergender maskulin. Kemudian dari jumlah, himself jumlahnya tunggal dan Poirot juga tunggal. Selanjutnya persona, himself merupakan persona ketiga dan anteseden Poirot persona ketiga. Jadi, kalimat (1a) gramatikal karena tidak menyalahi persesuaian gender, jumlah, dan persona. Dalam teori pengikatan, himself termasuk sebagai anafora yang commit to user penafsirannya terikat oleh anteseden dalam hal gender, jumlah, dan persona.
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lantas bagaimana dengan betuk kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri dalam bahasa Indonesia apabila dilihat dari perspektif teori pengikatan, apakah juga termasuk kategori anafora? Hal tersebut merupakan persoalanan yang menarik untuk diteliti. Selain itu, dalam bahasa Indonesia untuk menyatakan kalimat yang mengandung refleksif ditemukan adanya variasi, yakni variasi dengan kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri. Berikut ini contoh refleksif dengan kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri dalam bahasa Indonesia. (8) Pemprov Jatim pun sudah bersiap diri. (MI/ 19 Februari 2014/ h. 23) (9) Ia mengungkapkan dirinya tidak diberikan izin oleh penyidik KPK. (MI/ 4 Februari 2014/ h.02) (10)
MK menepis anggapan bahwa mereka tidak bisa mengadili
dirinya sendiri. (MI/ 14 Februari 2014/ h. 01) Contoh (8)adalah refleksif kata diri dengan verba bersiap. Kata diripada kalimat (8) harus ditafsirkan sama dengan Pemprov Jatim. Contoh (9), refleksif kata
dirinya
dengan
verba
mengungkapkan.
Refleksif
dengan
kata
dirinyamerupakan entitas yang sama dengan Ia. Kata dirinya diikat oleh anteseden Ia. Contoh (10), refleksif kata dirinya sendiri dengan verba tidak bisa mengandili. Pada data (10) dirinya sendiri mengacu pada entitas yang sama dengan MK. Mereka pada kalimat (10) merupakan kata ganti jamak
yakni
mengacu pada entitas yang sama dengan MK, sehingga contoh (10) refleksif dirinya sendiri mengacu pada anteseden MK. Penggunaan kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri hadir pada konstruksi kalimat yang mengandung refleksif. Penggunaan kata-kata tersebut dalam kalimat commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
disesuaikan dengan situasi atau kejadian kapan harus dinyatakan dengan kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri. Kehadiran kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri pada kalimat yang mengandung refleksif harus gramatikal dan berterima. Apabila kata-kata
tersebut
dipertukarkan
posisinya,
maka
akan
mempengaruhi
kegramatikalan kalimat. Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut. (11)
a. Pemprov Jatim pun sudah bersiap diri. b. Pemprov Jatim pun sudah bersiap *dirinya. c. Pemprov Jatim pun sudah bersiap *dirinya sendiri.
Pada contoh (11) membuktikan bahwa sebuah situasi atau kejadian tidak semuanya dapat diungkapkan dengan bentuk refleksif (diri, dirinya, dan dirinya sendiri). Apabila dites dengan mengganti unsur diri dengan unsur yang lain, maka kalimat tersebut menjadi tidak berterima atau memiliki makna yang bukan refleksif. Adapun ditemukan data dalam kalimat bahasa Indonesia bentuk dirinya yang tidak menempati posisi objek, yakni sebagai berikut. (12)
Wali Kota Manado Vicky Lumentut menyatakan tak tahu-menahu
dengan pemasangan baliho dirinya. (Kompas/ 12 Februari 2014/ h. 24) Data (12) kata dirinya bukan merupakan objek langsung, namun berfungsi sebagai keterangan. Pada data (12) dirinya mengacu pada subjek Vicky Lumentut. Penulis tertarik untuk meneliti tentang “Refleksif dengan Kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri dalam Bahasa Indonesia: dari Perspektif Teori commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengikatan” yang terdapat di dalam sumber data berupa surat kabar Kompas, Republika, dan Media Indonesia yang terbit bulan Februari-April 2014. Penelitian ini akan membahas mengenai refleksif dalam bahasa Indonesia dari perspektif teori pengikatan. Refleksif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kalimat yang mengandung refleksif dengan menggunakan kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri. Refleksif merupakan bagian dari anafora, untuk itu teori pengikatan sangat cocok apabila digunakan sebagai kajian dalam pembahasan tentang persoalanan refleksif dalam bahasa Indonesia, yakni mengungkap bagaimana proses pengikatan terjadi dalam konstruksi refleksif.
B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan agar penulis bisa terarah dan fokus pada tujuan yang ingin dicapai. Penulis menyadari bahwa terdapat keterbatasan waktu serta kemampuan, untuk itu perlu adanya pembatasan masalah. Dikarenakan luasanya permasalahan mengenai refleksif, untuk itu lingkup yang dibahas dalam penelitian ini terbatas pada kalimat bahasa Indonesia yang mengandung refleksif. Pembahasan tentang refleksif dibatasi pada klausa, sedangkan nominalisasi refleksif tidak dibahas dalam penelitian ini, seperti pemisahan diri, kebersihan diri tidak dibahas.
commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Rumusan Masalah Sebagaimana yang telah disebutkan dalam latar belakang masalah, pokok bahasan dalam penelitian ini adalah tentang bentuk refleksif dalam bahasa Indonesia. Sehubungan dengan itu, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Apakah kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri pada kalimat refleksif dalam bahasa Indonesia memiliki distribusi yang sama? 2. Apakah refleksif dengan kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam anaforjika dilihat dari perspektif teori pengikatan? 3. Bagaimanakah refleksif dengan kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri dalam bahasa Indonesia dijelaskan dengan teori pengikatan?
D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Mendeskripsikan distribusi kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri dalam
bahasa Indonesia memiliki distribusi yang sama atau tidak. 2.
Mendeskripsikan refleksif dengan kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri
dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam anafor. 3.
Mendeskripsikanbagaimana penggunaan refleksif dengan kata diri, dirinya,
dan dirinya sendiri dalam bahasa Indonesia dijelaskan dengan teori pengikatan.
commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis. 1.
Manfaat Teoretis a. Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk pengembangan teori pengikatan dalam bahasa Indonesia sesuai dengan bukti-bukti data dari kalimat bahasa Indonesia. b. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi perbendaharaan linguistik tentang refleksif dengan kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri dalam bahasa Indonesia dari perspektif teori pengikatan.
2.
Manfaat Praktis Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat berguna terhadap hal,
sebagai berikut: a. Untuk pengajaran bahasa Indonesia yakni menambah materi ajar serta memudahkan pengajar ketika mendeskripsikan tentang refleksif dalam bahasa Indonesia, serta menambah materi ajar dalam pengajaran sintaksis tentang refleksif bahasa Indonesia dari perspektif teori pengikatan. b. Untuk penyempurnaan penyusunan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia mengenai refleksif dengan kata diri, dirinya, dan dirinyasendiri dalam kalimat bahasa Indonesia.
commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan diperlukan dalam penelitian ini agar penelitian yang dilakukan dapat runtut dan sistematis. Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga bab. Bab satu berupa latar belakang masalah dan mendiskripsikan alasan penulis melakukan penelitian ini. Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah dan fokus. Rumusan masalah berupa pertanyaan yang mengandung pokok permasalahan penelitian. Tujuan penelitian berupa kalimat pernyataan sesuai dengan rumusan masalah. Manfaat penelitian terdiri dari manfaat teoretis dan praktis hasil penelitian tersebut. Kemudian terakhir, sistematika penulisan. Bab dua berupa kajian pustaka. Kajian pustaka yakni pemaparan tentang tinjauan studi terdahulu atau yang sudah ada sebelumnya berupa penelitian relevan dengan penelitian ini, dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk kutipan. Bab tiga yakni metodologi penelitian. Pada bab ini dipaparkan tentang jenis penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data yakni teknik yang digunakan oleh penulis ketika mengumpulkan data, klasifikasi data yakni pengklasifikasian data sesuai dengan prinsip tertentu untuk mencapai tujuan penelitian, metode dan teknik analisis data yakni teknik yang memundahkan peneliti untuk menganalisis data, dan teknik penarikan simpulan. Bab keempat adalah analisis data. Analisis data adalah berisi serangkaian proses pengolahan data dalam penelitian. Bab
kelima
adalah
penutup
yaitu
commit to user
berisi
simpulan
dan
saran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user