BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga
voli
merupakan
salah
satu
cabang
olahraga
yang
memasyarakat di Indonesia. Permainan ini sudah sangat populer dan digemari oleh masyarakat, dapat dibuktikan dengan sering dijumpai di desa maupun di kota karena permainan ini dapat dilakukan oleh orang dewasa maupun anakanak. Dapat dikatakan sampai saat ini permainan voli di Indonesia menduduki tempat ketiga setelah sepak bola dan bulu tangkis(1). Permainan voli dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari enam orang pemain dan berlomba-lomba mencapai angka 25 terlebih dahulu. Dalam sebuah tim, terdapat empat peran penting, yaitu tosser, spiker, libero, dan defender. Tosser atau pengumpan adalah orang yang bertugas untuk mengumpankan bola atau service kepada rekan-rekannya dan mengatur jalannya permainan. Spiker bertugas untuk memukul bola agar jatuh di daerah pertahanan lawan atau melakukan smash. Libero adalah pemain bertahan yang bisa bebas keluar dan masuk tetapi tidak boleh men-smash bola ke seberang net. Defender adalah pemain yang melakukan block untuk bertahan menerima serangan dari lawan(2). Untuk dapat menguasai permainan voli dengan baik dan sempurna, maka diperlukan penguasaan teknik dasar secara baik pula. Adapun teknik dasar dalam permainan voli adalah: service, passing, smash, dan block. Smash adalah tindakan pukulan terhadap bola yang lurus ke bawah sehingga bola akan bergerak dengan cepat dan menukik melewati atas jaring atau net menuju ke lapangan atau daerah lawan. Sedangkan block merupakan suatu pertahanan untuk menghalau serangan atau smash dari lawan(2). Agar dapat melakukan kedua teknik tersebut dengan baik maka pemain diharuskan mempunyai lompatan yang tinggi. Jadi kemampuan lompatan ke atas sangat penting dalam permainan voli. Saat ini orang yang memiliki tinggi badan dan kemampuan melompat yang tinggi banyak dipilih untuk bermain voli. Sebab dengan tinggi badan
1
2
dan lompatan tinggi, seseorang bisa mudah menjangkau bola jauh diatas net sehingga memungkinkan pemain tersebut lebih mudah untuk melakukan teknik smash dan block jauh di atas net. Artinya ketika melakukan teknik smash, bola yang dipukul dapat melewati block karena posisi bola yang dipukul lebih tinggi dari block lawan.. Sebaliknya, dengan block yang tinggi maka posisi bola tidak dapat ditembus oleh smash lawan karena posisi block lebih tinggi dari pada bola yang akan di smash lawan. Dengan tinggi net 8 kaki atau 2,43 meter(3), maka pemain voli dituntut untuk memiliki kemampuan lompatan yang tinggi bahkan mampu melompat lebih tinggi daripada tinggi net. Meskipun tidak dalam semua teknik bermain dibutuhkan kemampuan lompatan yang tinggi, namun seluruh pemain dituntut
untuk
dapat
melakukannya.
Kemampuan
melompat
dapat
ditingkatkan jika daya ledak otot-otot tungkai juga meningkat. Daya ledak adalah kombinasi dari kecepatan dan kekuatan otot untuk dapat merespon gerakan explosive dari aktifitas melompat. Maka untuk memperoleh prestasi yang bagus dalam olahraga voli ini sangat diperlukan daya ledak otot tungkai yang baik. Daya ledak adalah kombinasi optimal dari kekuatan (strength) dengan kecepatan (speed), semakin cepat kita dapat memindahkan objek, maka dapat dikatakan semakin
powerful(4).
Faktor utama dalam latihan
untuk
meningkatkan daya ledak adalah mula-mula memusatkan pada pembentukan kekuatan kemudian beralih pada beban lebih ringan dan gerakan lebih cepat. Sehingga pemberian latihan dengan tujuan peningkatan daya ledak pada tungkai sangat baik untuk peningkatan kemampuan melompat. Metode latihan beban dan latihan pliometrik merupakan alternatif yang sering digunakan oleh pelatih dalam penyusunan program latihan untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai. Beberapa bentuk latihan untuk mengembangkan daya ledak otot diantaranya adalah dengan melakukan latihan beban, atau latihan kekuatan dan dilanjutkan dengan latihan kecepatan. Dapat pula melakukan latihan pliometrik, yaitu latihan yang dilakukan dengan cara meregangkan atau memanjangkan otot tertentu sebelum mengkontraksikannya atau memendekkan secara eksplosif. Banyak
3
penelitian yang telah membuktikan bahwa pemberian latihan pliometrik terbukti dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai(5). Terminologi Pliometrik pertama kali muncul pada tahun 1975 oleh Fred Wilt, yang merupakan salah seorang pelatih atletik warga negara Amerika. Istilah Plyometrics merupakan sebuah kombinasi kata dari bahasa latin, yaitu Plyo yang mengandung arti peningkatan dan Metrics yang berarti ukuran, maka pliometrik memiliki arti peningkatan yang dapat diukur(6). Latihan pliometrik adalah latihan otot yang memungkinkan untuk mencapai kekuatan dan waktu yang semaksimal mungkin. Latihan pliometrik merupakan salah satu usaha yang ditujukan untuk mengembangkan daya ledak eksplosif, istilah lainnya adalah Stretch-Shortening Cycle. Latihan pliometrik didasari pada pengertian latihan concentrics (memendek) dan diikuti segera dengan latihan eccentrics (memanjang) (6). Sebagai metode latihan fisik, latihan pliometrik dapat dibedakan menjadi tiga kelompok latihan, yaitu latihan untuk anggota gerak bawah, latihan untuk batang tubuh, dan latihan untuk anggota gerak atas. Beberapa bentuk latihan pliometrik yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya ledak anggota gerak bawah antara lain bounds, hops, jumps, leaps, skips, ricochets, jumping-in place, standing jumps, multiple hop and jump, box drills, bounding dan depth jump(6). Namun dalam penelitian ini diterapkan latihan pliometrik depth jump. Depth jump adalah bentuk latihan dari pliometrik yang bertujuan untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai dengan cara melompat dari bangku kemudian mendarat, disusul dengan melompat setinggi tingginya(6). Dalam latihan depth jump, fokus latihan dengan 60% kekuatan dan 40% kecepatan. Sebuah
penelitian
menyimpulkan
bahwa
latihan
pliometrik
dapat
meningkatkan daya ledak otot tungkai dengan hasil pada depth jump 87%(7). Depth jump dalam pelaksanaannya mempunyai aturan sendiri, depth jump adalah latihan yang memerlukan boks yang tingginya kira-kira 25-45 inchi. Permukaan pendaratan agak lunak seperti rumput atau matras. Latihan ini dilakukan dalam suatu rangkaian loncatan eksplosif yang cepat. Otot-otot
4
yang dikembangkan adalah flexors pinggul dan paha, gastrocnemius, gluteals, quadriceps dan hamstrings(6). Keunggulan dari latihan ini selain terbukti dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai ialah hanya memerlukan alat-alat yang berada disekitar kita seperti kotak atau bangku yang digunakan untuk melompat serta gerakan yang mudah untuk dilakukan. Karena latihan ini memadukan antara kekuatan dan kecepatan dalam satu jenis latihan, maka waktu yang dibutuhkan juga lebih sedikit dibandingkan dengan latihan kekuatan dan kecepatan yang dilakukan secara terpisah. Selain latihan pliometrik, untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai, penelitian ini juga menggunakan latihan beban. Latihan beban yang digunakan antara lain menggunakan latihan
squat dan
lunges. Squat
merupakan jenis latihan closed chain exercise. Latihan ini merupakan bentuk latihan statik yang dilakukan saat otot berkontraksi tanpa gerakan anggota tubuh(8). Squat disini dilakukan dengan beban dari berat badan tubuh sendiri. Latihan ini dilakukan dengan posisi awal menekuk lutut kurang lebih 90° dengan kaki terbuka selebar bahu, posisi kepala menghadap ke depan, tangan lurus kedepan dan punggung tetap lurus tidak membungkuk. Lalu selanjutnya secara perlahan kembali ke posisi berdiri. Latihan
ini
memiliki
keuntungan
antara
lain
hanya
dengan
menggunakan sepatu olahraga serta pakaian yang nyaman dipakai, dapat dilakukan dimana saja seperti dirumah atau outdoor, tidak memerlukan tempat yang luas dan khusus karena gerakan ini mengadaptasi dari gerakan seperti akan duduk. Latihan kedua yang diberikan adalah lunges. Lunges merupakan salah satu latihan beban yang dilakukan dengan beban dari berat badan tubuh sendiri. Latihan ini terbukti dalam sebuah penelitian dapat meningkatkan kekuatan dan daya ledak otot tungkai(9). Latihan lunges dilakukan dengan posisi awal berdiri tegak dan tulang belakang dalam kondisi netral dengan kedua kaki diposisikan selebar bahu. Kemudian langkahkan satu kaki kedepan dengan posisi lutut fleksi 90° dan menempatkan ujung kaki satunya sebagai tumpuan dengan posisi ankle dan lutut yang vertikal dan lutut hampir
5
menyentuh lantai, tahan beberapa saat dan kemudian kembali keposisi awal dan dapat dilakukan dengan pegangan satu tangan ke dinding atau kursi yang stabil untuk menjaga keseimbangan. Tetap jaga agar tulang belakang tetap netral selama latihan(9). Sama seperti hal nya latihan squat, latihan lunges pun memiliki keuntungan dapat dilakukan dimana saja tanpa memerlukan tempat yang luas. Dalam menilai daya ledak otot tungkai, dapat dilakukan pemeriksaan antara lain dengan vertical jump test, squat jump, standing broad jump, loaded jump test, running-vertical jump test dan lain-lain. Penilitian ini menggunakan alat ukur running-vertical jump test. Pengukuran ini dipilih dalam pengukuran daya ledak otot tungkai dalam penelitian ini, selain mudah dilakukan, alat-alat yang digunakan juga sangat sederhana, yakni serbuk kapur, meterline, dan dinding yang tinggi. Pengukuran running-vertical jump test ini dimulai dengan cara menukur tinggi raihan saat berdiri dalam satuan centimeter (cm) lalu sampel diminta untuk mengambil langkah 3-5 langkah dari tempat yang akan dilakukan untuk melompat, kemudian berlari ke arah tempat tersebut lalu menekuk kedua kaki seperti akan jongkok dan melompat setinggi mungkin dengan kedua kaki secara bersamaan dan tangan yang diayunkan keatas setinggi-tingginya untuk meraih ke dinding. Pengukuran ini dilakukan sebanyak tiga kali. Dan yang diambil adalah hasil lompatan yang paling tinggi. Kemudian diambil selisih dari hasil tinggi raihan saat melompat dengan tinggi raihan saat berdiri(10). Penyusunan tes ini memiliki validitas sebesar 0.78 dan reliabilitas sebesar 0.93(11). Tes ini telah banyak digunakan untuk mengukur daya ledak otot dalam berbagai penelitian(5,12,13,14) sehingga tes ini dipilih untuk mengukur daya ledak otot dalam penelitian ini.
B. Identifikasi Masalah Dalam permainan voli, pemain dituntut untuk memiliki kecepatan, ketepatan, daya ledak, koordinasi, dan kerjasama tim yang baik. Daya ledak dari masing-masing pemain dilatih sesuai dengan posisi pemain tersebut. Namun saat ini, peningkatan daya ledak otot tungkai para pemain hanya
6
dilakukan dengan latihan-latihan yang sangat umum, padahal para pemain dituntut dengan banyak tugas dengan posisi masing-masing. Misalnya pada spiker yang bertugas men-smash bola ke arah lawan yang dituntut memiliki tinggi lompatan melebihi tinggi dari bola yang datang dari pukulan lawan, dan defender yang bertugas mem-block smash dari lawan yang menggunakan kemampuan lompatan tidak lebih tinggi dari bola untuk membendung bola dari lawan. Pemain yang baik tidak hanya harus memiliki lompatan yang tinggi, namun juga mampu menggapai ketinggian dengan sangat cepat. Maka dari itu, pemain harus memiliki kemampuan untuk menghasilkan daya ledak otot dalam waktu singkat. Daya ledak otot tungkai bawah dapat dilatih dengan berbagai metode latihan. Daya ledak otot merupakan hasil perkalian antara kekuatan (force) dengan kecepatan (speed). Latihan yang paling banyak dan terbukti sangat efektif untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai antara lain latihan Pliometrik depth jump, karena latihan ini memadukan antara kekuatan dan kecepatan. Latihan ini melatih otot untuk bergerak eccentric dan concentric dengan cepat, sehingga terbukti efektif untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai. Namun pada saat pemberian latihan pliometrik depth jump, latihan ini mudah membuat atlet merasa jenuh karena gerak maupun tempatnya tetap, sehingga motivasi pemain yang akan dilatih tersebut kurang terangsang. Latihan lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan tingginya lompatan pada pemain voli antara lain adalah latihan beban pada otot yang dilatih sehingga otot dapat beradaptasi dengan beban tersebut, sehingga kekuatan otot dapat meningkat. Latihan beban disini dilakukan tanpa mesin, tetapi beban yang diperoleh dari berat badan sendiri. Latihan-latihan tersebut adalah latihan squat dan latihan lunges. Latihan squat merupakan bentuk latihan statik yang dilakukan saat otot berkontraksi tanpa adanya gerakan anggota tubuh. Tidak semua orang bisa melakukan gerakan squat dengan baik, biasanya seseorang akan menaikkan bokongnya karena gerakan ini terhitung sulit dan mengkontraksikan hampir seluruh otot tubuh sehingga konsentrasi terpecah karena seseorang hanya fokus untuk dapat melakukan gerakan tersebut, tapi tidak fokus untuk
7
melakukan gerakan yang benar. Sedangkan latihan lunges merupakan salah satu latihan beban yang dilakukan dengan beban dari berat badan tubuh sendiri. Namun pada orangorang yang tidak memiliki keseimbangan yang baik, mereka akan sulit melakukan gerakan ini karena pada saat dilakukan dengan sisi kaki yang lemah maka posisi lunges yang dilakukan akan tidak stabil dan mereka akan sulit mengatur pergerakannya.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dibahas diatas, maka beberapa masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Apakah latihan squat pada latihan pliometrik depth jump efektif meningkatkan daya ledak otot pada pemain voli?
2.
Apakah latihan lunges pada latihan pliometrik depth jump efektif meningkatkan daya ledak otot pada pemain voli?
3.
Adakah perbedaan efektifitas antara latihan squat dengan latihan lunges pada latihan pliometrik depth jump dalam meningkatkan daya ledak otot pada pemain voli?
D. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan efektifitas antara latihan squat dengan latihan lunges pada latihan pliometrik depth jump dalam meningkatkan daya ledak otot tungkai.
2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui efektifitas latihan squat pada latihan pliometrik depth jump dalam meningkatkan daya ledak otot tungkai pemain voli. b. Untuk mengetahui efektifitas latihan lunges pada latihan pliometrik depth jump dalam meningkatkan daya ledak otot tungkai pemain voli.
8
E. Manfaat Penelitian 1.
Teoritis a.
Agar dapat digunakan sebagai bahan informasi serta kajian penelitian ke depan, khususnya bagi para pemerhati peningkatan prestasi bola voli maupun seprofesi dalam membahas peningkatan kemampuan peningkatan daya ledak otot tungkai atlet mengunakan latihan pliometrik dan latihan beban.
b. Untuk mengembangkan teori-teori yang hasilnya berguna untuk mencapai daya ledak otot tungkai pada pemain voli. 2.
Praktis a.
Bagi pihak pelatih agar dapat merencanakan program latihan dengan porsi yang tepat dan menambah pengetahuan tentang bentuk latihan pliometrik dan latihan beban.
b.
Bagi atlet agar dapat meningkatkan daya ledak otot.
c.
Bahan referensi dalam memberikan materi latihan kepada atlet di lingkungan tempat latihan.