BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah salah satu mahluk Allah yang paling sempurna, baik dari aspek jasmani (fisik) lebih-lebih rohaniahnya (spiritual). Aspek jasmani dapat di lihat oleh manusia, sedangkan aspek rohani bersifat nur atau cahaya, ruh gaib, yang tidak tampak oleh manusia, maka dalam diri manusia adalah istilah roh aqb dan nafs.1 Karena kesempurnaan itulah, maka untuk dapat memahami, mengenal secara dalam dan totalitas dibutuhkan keahlian yang spesifik. Dalam zaman global seperti ini, simbol-simbol zaman modern seperti yang di tampakkan oleh peradaban kota tumbuh sangat cepat, jauh melampaui kemajuan manusianya, sehingga kesenjangan antara manusia dan tempat dimana ia hidup menjadi sangat lebar.2 Akan tetapi disisi lain memiliki dampak yang luar biasa terjadi alienasi pada diri manusia, manusia banyak mengalami gangguan kejiwaan. Perubahan-perubahan sosial yang serba cepat sebagai konsekuensi modernisasi,
industrialisasi,
kemajuan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
mempunyai dampak pada kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan sosial tidak mempengaruhi nilai kehidupan masyarakat tidak semua orang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut, yang pada gilirannya dapat menimbulkan ketegangan atau stres pada dirinya. Menurut paham kesehatan jiwa, seseorang dikatakan sakit apabila ia tidak lagi mampu berfungsi secara wajar dalam kehidupan sehari-harinya dirumah, 1
Hamdani Bakran Adz-Dzaki, Konseling dan Psikoterapi Islam (Penerapan Metode Sufistik), Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2002, hlm. 13 2
Ahmad Najib Burhani, Manusia Modern Mendamba Allah, Renungan Tasawuf Positif, (Jakarta : Mizan Media Utama, 2002), hlm.166
1
2
disekolah, ditempat kerja atau dilingkungan sosialnya. Seseorang yang mengalami stres akan terganggu fungsi kehidupannya sehari-hari. Meskipun gangguan jiwa itu tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta menghambat pembangunan, karena tidak produktif dan tidak efisien.3 Orang yang terganggu jiwanya tidak bisa melakukan aktifitas kesehariannya dengan normal. Menurut Zakiah Daradjat, psikosis merupakan gangguan mental atau jiwa yang parah dan penderitanya mengalami gangguan perasaan, pikiran, dan kepribadian. Kepribadiannya nampak tidak terpadu karena integritas kehidupan tidak berada dalam alam kenyataan yang sesungguhnya.4 Menyadari akan banyaknya orang yang menderita gangguan jiwa berat (psikosis) yang kebanyakan dari mereka kadang tidak terurus dan tidak terobati bahkan mereka tersisih dari masyarakat, di lingkungan keluargapun mereka dikucilkan, dijauhi padahal sesungguhnya penderita psikosis butuh perhatian khusus dan butuh pertolongan dari lingkungan sekitarnya, kadang memang masyarakat luas tidak peduli bahkan tidak menerima keadaannya. Pada umumnya gangguan jiwa yang dialami pasien disebabkan oleh beratnya persoalan hidup namun ada juga karena diguna-guna atau faktor keturunan. Penyakit gangguan jiwa dapat diterapi dengan terapi Illahiyah, melalui alQuran dan as-sunah. Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur'an al-karim Surat Al-Isra' : 82
ﺧﺴَﺎرًا َ ﻻ ﻦ َإ ﱠ َ ﻻ َﻳﺰِﻳ ُﺪ اﻟﻈﱠﺎِﻟﻤِﻴ َ ﻦ َو َ ﺣ َﻤ ٌﺔ ﱢﻟ ْﻠ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻨِﻴ ْ ﺷﻔَﺎء َو َر ِ ن ﻣَﺎ ُه َﻮ ِ ﻦ ا ْﻟ ُﻘﺮْﺁ َ ل ِﻣ ُ َو ُﻧ َﻨﺰﱢ (82: )اﻹﺳﺮاء 3
Dadang Hawari, Al-Qur'an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta : Dana Bhakti Prima Yasa, 1997), hlm. 2 4
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta : CV. Gunung Agung, 1993), hlm. 33
3
Artinya "Dan Kami menurunkan dari al-Qur'an sebagai penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang percaya, dan al-Qur'an itu tidak akan menambah apapun bagi orang-orang yang berbuat aniaya, kecuali hanya kerugian"(Surat Al-Isra : 82). Menyadari akan pentingnya psikoterapi bernafaskan Islam, dimana kebutuhan manusia terhadap kepentingan hidup kadang-kadang sulit untuk dicapai karena adanya kendala dari dalam diri dan luar manusia yang sukar dihindari. Orang yang pertama mengemukakan tentang pentingnya terapi keagamaan atau keamanan adalah Wiliam James, seorang filosuf dan ahli jiwa dari Amerika Serikat, ia mengatakan bahwa tidak diragukan lagi kesehatan adalah keimanan kepada Tuhan, sebab individu yang benar-benar religius akan selalu siap menghadapi malapetaka yang akan terjadi.5 Cara Islam dapat untuk menjaga dan mengobati gangguan mental dan jiwa, bahkan dengan do'a bisa mengurangi derita penyakit.6 Allah mewajibkan berbagai ibadah seperti shalat, zakat, puasa, dzikir, dan sebagainya. Karena dengan pelaksanaan ibadah tersebut secara ikhlas dan teratur akan membuatnya meraih hal-hal yang sifatnya terpuji, yang merupakan unsurunsur kesehatan jiwa sesungguhnya. Selain itu hal ini juga akan membekalinya sebagai penangkal atau obat dari berbagai macam penyakit jiwa.7 Ustadz Nurfathoni Zein, sebagai pengasuh panti rehabilitasi sakit jiwa, Nurussalam di Sayung Demak, merasa terpanggil jiwanya untuk memanfaatkan ilmunya untuk menolong orang–orang yang mengalami gangguan psikosis dengan terapi sufistik yang dibantu oleh para santrinya dan mereka mengurus orang gila itu dengan tulus ikhlas. 5
Utsman Najati, Al-Qur'an wa al- Nafs, diterjemahkan oleh : Rof'I Usmani dengan judul : Al-Qur'an dan Ilmu Jiwa, (Bandung ; Pustaka 1997), hlm.183 6
Dr. Abdurahman M. Al- Isawi, Islam dan Kesehatan Jiwa, (Jakarta : Pustaka Al-Kausar, 2002), hlm.204 7
Ibid., hlm. 307
4
Dari pendataan terakhir saat ini ada 37 pasien tetap yang berasal tidak saja dari kota Demak tapi juga dari daerah lain. Terapi yang ditekankan menggunakan terapi sufistik, karena ajarannya berasal dari al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai ajaran yang lengkap dan solutif terhadap persoalan kehidupan. Panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" berawal dari sebuah pondok pesantren Hidayatul-Qur'an yang tidak saja aktif dalam bidang pendidikan namun juga membuka praktek pengobatan untuk gangguan psikosis / gangguan jiwa berat yang kemudian banyak dipercaya oleh masyarakat untuk melakukan terapi tradisional dan spiritual terhadap gangguan jiwa sehingga berdirilah panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" yang berlokasi di Dusun Ngepreh Desa Sayung Kecamatan Sayung Kabupaten Demak yang berjarak 1km dari pasar Sayung dengan kondisi panti rehabilitasi yang masih sederhana juga sarana dan prasarana seadanya. Berdasarkan permasalahan diatas penulis tertarik untuk mengangkat judul skripsi terapi sufistik pada penderita psikosis ini karena proses terapinya yang menggunakan terapi spiritual bisa menyembuhkan gangguan psikosis.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat diambil masalah yang nantinya akan dijadikan arah dan batasan untuk menghindari kekaburan seperti dalam skripsi ini. Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Apa saja macam-macam terapi sufistik dipanti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" di Sayung-Demak. 2. Bagaimana metode terapi sufistik yang digunakan di panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" di Sayung-Demak. 3. Bagaimana efektivitas terapi sufistik pada penderita psikosis di dipanti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" di Sayung-Demak.
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah yang telah ada, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui macam-macam terapi yang dipakai di panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" di Sayung-Demak. 2. Untuk mengetahui metode apa yang dipakai dalam pelaksanaan terapi sufistik pada penderita gangguan psikosis dipakai di panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" di Sayung-Demak. 3. Untuk mengetahui seberapa besar efektivitas terapi sufistik terhadap penderita gangguan psikosis di panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" di SayungDemak. Adapun manfaat dari penelitian adalah : 1. Untuk
mengetahui
bahwa
sesungguhnya
penderita
psikosis
dapat
disembuhkan melalui proses terapi sufistik. 2. Untuk menambah pengalaman dan wawasan peneliti dalam bidang keilmuan Psikoterapi.
D. Penegasan Judul Agar dalam penulisan ini tidak terjadi salah tafsir dan mengarah kepada kesalahpahaman pengertian, maka perlu penulis jelaskan beberapa istilah sebagai berikut : 1. Terapi : adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit atau tehnik penyembuhan penyakit dengan sesuatu.
6
2. Terapi Sufistik: adalah Penyembuhan secara tasawuf yang bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan, keutuhan dan kesatuan antara dunia fisik dan metafisik yang mengintegrasikan dimensi fisik, mental, emosional dan spiritual. 3. Psikosis : adalah gangguan jiwa yang penderitanya tidak mampu menilai realitas dan dirinya sendiri. Atau gangguan mental atau jiwa yang parah dan penderitanya mengalami gangguan perasaan, pikiraan, dan kepribadian. kepribadiannya nampak tidak terpadu karena integritas kehidupan tidak berada dalam alam kenyataan yang sesungguhnya.8 Jadi yang dimaksud dengan terapi sufistik untuk psikosis adalah usaha pengobatan atau penyembuhan secara tasawuf yaitu menjelaskaan pada pasien jalan menuju kesempurnaan jiwa dalam membangkitkan ruh keimanan dalam jiwa yang lemah, untuk mengembalikan keseimbangan, kesadaran pikiran pada gangguan jiwa berat yang mereka tidak bisa menilai realitas dan dirinya.
E. Tinjauan Kepustakaan Untuk
lebih
menjelaskan
mengenai
permasalahan,
penulis
akan
menguraikan beberapa kepustakaan yang relevan mengenai pembahasan yang akan dibicarakan dalam skripsi ini antara lain : Dalam buku Dr. Zakiah Daradjat yang bejudul Kesehatan Mental menjelaskan aneka macam persoalan mengenai kesehaan mental dan ketenangan jiwa, dalam bukunya mengupas keadaan jiwa seseorang yang menderita problema dalam hidupnya, pasien yang menderita gangguan jiwa, orang yang kehilangan kebahagiaan. Manusia yang memiliki dua unsur, unsur fisik dan unsur psikis, Zakiah Daradjat disini menerangkan bagaimana sebenarnya yang dihadapi manusia pada masa modern seperti ini. 8
Zakiah Daradjad, op. cit., hlm. 33
7
Dalam bukunya Hamdani Bakran Adz Dzaky, yang berjudul Konseling dan Psikoterapi Islam (Penerapan Metode Sufistik) yang membahas tentang segala sesuatu yang bekaitan dengan terapi Islami, serta metode-metode yang digunakan bagi mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa lainnya. Baik yang sifatnya psikosis maupun yang masih taraf neurosis. Dalam bukunya Dadang Hawari, yang berjudul Al-Qur'an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa yang membahas berbagai permasalahan kehidupan manusia yang menyangkut kesejahteraan hidup dari sudut pandang ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa dengan merujuk pada al-Qur’an. Dalam bukunya Dadang Hawari, yang berjudul Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Bahwa gangguan kejiwaan memerlukan terapi antara lain terapi psikofarmaka dan psikoterapi / konseling serta lebih baik dengan terapi religius. Pendekatan integrasi terapi medis dan agama ini berdasarkan dari hasil riset yang menyatakan : Terapi medis tanpa agama (do'a dan dzikir) tidak lengkap. Dalam bukunya Abdurrahman M. Al-Isawi, yang berjudul Islam dan Kesehatan Jiwa diuaraikan berbagai macam penyakit kejiwaan berikut cara mengatasinya berdasarkan al-Qur’an, Sunnah dan Psikoterapi Modern. Ternyata banyak sekali ayat–ayat dan hadist–hadist yang bisa diterapkan untuk mengobati penyakit–penyakit kejiwaan ini. Semua buku-buku tersebut masih bersifat umum, sebatas kajian Islam dan al-Qur'an sebagai sarana terapi, belum satupun yang bicara dengan kontek tasawuf, oleh karena itu penulis mengambil judul terapi sufistik pada penderita psikosis, yang secara spesifik berkaitan dengan penyembuhan yang bersifat sufistik.
F. Metodologi Penelitian Agar penulisan ini tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan, peneliti mendasarkan pada metode dan tehnik tertentu. Metode ini merupakan cara urut-
8
urutan mengenai bagaimana penelitian ini dilakukan. Adapun tahapan dari peneliti sebagai berikut : 1.
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research) dengan metode kualitatif (qualitative research) yaitu jenis penelitian yang penemuan-penemuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.9
2.
Populasi sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.10 Karena pasien di panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" hanya 37 pasien penderita gangguan psikosis, maka sejumlah itu yang penulis teliti. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakann purposive sampel.11 Tehnik ini dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata random atau daerah, tetapi didasarkan atas tujuan tertentu. Dalam hal ini yang diteliti yaitu aktifitas pelaksanaan terapi sufistik pada penderita gangguan psikosis di panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" di Sayung-Demak.
3.
Sumber Data Untuk memperoleh data maka peneliti menggunakan metode-metode sebagai berikut :
9
Anselm Streauss Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar , 2003 ), hlm. 4 10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, ( Yogyakarta : Rineka Cipta, 1997 ), hlm. 115
11
Ibid, hlm. 127
9
• Data primer yaitu : Data yang memberikan data langsung yang berkaitan dengan permasalahan.12 Data primer dalam penelitian ini adalah seluruh pasien, pengasuh panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" di SayungDemak. • Data sekunder yaitu : data yang diperoleh dari buku-buku, dan sejenisnya yang ada relevansinya dengan obyek permasalahan tersebut.13 Misalnya dari publikasi ini adalah dokumentasi panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" di Sayung -Demak. 4.
Metode Pengumpulan Data a.
Metode Observasi Metode observasi adalah suatu bentuk penelitian dimana manusia menyelidiki, mengamati terhadap obyek yang diselidiki baik secara langsung.14 Metode ini digunakan untuk mengetahui aktivitas sehari-hari di panti rehabilitasi sakit jiwa, "Nurussalam" di Sayung Demak.
b.
Metode Interview Metode interview atau wawancara adalah suatu percakapan tanya jawab lesan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu.15 Interview yang digunakan dalam penelitian ini adalah interview tidak terstruktur atau bebas terpimpin yaitu dengan cara membuat pedoman interview yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki jawaban yang luas. Seandainya masih dianggap kurang,
12
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, ( Jakarta : Rajawali Press, 1987 ), hlm.93
13
Ibid., hlm. 93
14
Winarna Surahman, Metodologi Reseach, (Bandung : C.V. Tarsito, 1997), hlm.142
15
Ibid., hlm.144
10
maka pertanyaannya dapat dikembangkan pada saat interview berlangsung. Alasan digunakan interview adalah : •
Dapat dengan cepat memperoleh informasi yang akan dibutuhkan dan
meyakinkan
terhadap
responden
dalam
menafsirkan
pertanyaan yang benar. •
Informasi yang diterima dari responden dapat segara di periksa kesahihannya pada saat itu juga. Dan yang menjadi pihak interview dalam penelitian ini adalah para pasien, santri dan pengasuh panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" SayungDemak.
5.
Metode Analisis Data 1.
Analisis deskriptif Data yang terkumpul diolah dan dianalisa deskripsi. Peneliti deskriptif adalah suatu peneliti yang sekedar melukiskan atau menggambarkan (deskripsi) sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan hubungan antar variabel.16
2.
Analisis Fenomenologi Pendekatan fenomenologis merupakan suatu metode untuk memandang suatu gejala sebagaimana adanya, sebelum menyatakan suaatu kesimpulan.17 Penelitian dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitannya terhadap orangorang yang biasa dalam situasi-situasi tertantu.18
16
Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial (Jakarta: Rajawali Press, 1999), hlm. 18
17
Van Hoeve, Ensiklopedi Indonesia Edisi Khusus 2 CES HAM, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru, t.th), hlm. 998 18
hlm. 9
Lexy Moleong, Metodologi penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002),
11
G. Sistematika Penulisan Skripsi Guna mendapatkatkan gambaran yang jelas tentang isi skripsi ini penulis memberikan sistematika penulisan dengan penjelasan secara garis besar bahasan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab yang satu sama lainnya berkaitan erat adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah : Bab pertama, merupakan pertanggung jawaban akademis dan metodologis dari skripsi yang memuat latar belakang permasalahan, fenomena apa yang melatar belakangi sehingga peneliti merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dan secara emplisit latar belakang permasalahan dengan membahas skripsi ini, tujuan pemanfaatan tujuan yang ingin dicapai, tinjauan pustaka yang memberikan informasi, ada dan tidak adanya penulis lain yang membahas skripsi ini. Metode skripsi ini sebagai langkah untuk menyusun skripsi secara benar, terarah, diakhiri dengan sistematika penulisan skripsi ini untuk memudahkan pembaca dalam memahami skripsi ini. Bab kedua, Untuk mengetahui gambaran umum tentang terapi sufistik sebagai terapi pengobataan penderita gangguan psikosis. Maka perlu memahami konsep
Islam
tentang
psikoterapi,
pengertian
terapi
sufistik
mengapa
menggunakan terapi sufistik dan macam-macam terapi yang digunakan dalam proses terapi. Dan akan dibahas faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab timbulnya orang mengalami gangguan psikosis Bab ketiga, Untuk mengetahui lebih jauh kondisi sebenarnya dari objek penelitian, maka dalam bab ini akan menguraikan tentang gambaran umum panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" di Sayung-Demak yang akan menjelaskan tentang bagaimana sejarah perkembangan panti rehabilitasi yang didalamnya menjelaskan bagaimana letak geografis dan letak demografis, bagaimana struktur organisasi, sarana dan prasarananya, dan bagaimana kondisi pasien gangguan psikosis serta model pembinaan terapi untuk penderita psikosis di panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" di Sayung-Demak. Terapinya seperti mandi
12
taubat, penyucian jiwa dengan dzikir, do'a bersama. membacakan ayat-ayat alQur'an dan shalat berjama'ah. Bab keempat, merupakan analisis, dekripsi analisis ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan yang ada dalam proses terapi. Adapun pembahasan meliputi efektifitas terapi sufistik bagi penderita gangguan psikosis dan faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan terapi sufistik untuk pengobatan pada penderita gangguan psikosis. Bab kelima, merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan untuk memberikan gambaran secara singkat dan global isi skripsi tersebut agar mudah di pahami, berupa saran-saran yang memberikan dorongan agar benar-benar memahami terapi sufistik pada penderita gangguan psikosis di panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" di Sayung-Demak, kemudian diikuti dengan saran dan diakhiri dengan penutup dan daftar pustaka sebagai tanggung jawab akademis.