BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek kompetensi berbahasa yang penting. Hal ini dikarenakan tulisan yang dihasilkan dari kegiatan menulis dapat menjadi salah satu media komunikasi yang efektif. Ide, gagasan, pikiran, maupun perasaan dapat diungkapkan dengan baik melalui tulisan, karena sebelum tulisan dipublikasikan maka penulis dapat terlebih dahulu melihat hasil tulisannya. Hal ini berbeda dengan komunikasi lisan yang kebanyakan hanya membuat garis besar gagasan untuk kemudian dirangkai menjadi ujaran lisan, sehingga memungkinkan banyaknya terjadi kesalahan. Pentingnya kompetensi menulis juga tidak lepas dari efektifitas tulisan yang tidak terikat tempat dan waktu. Artinya, ketika penulis mengungkapkan ide maupun gagasannya dalam sebuah tulisan, maka ide maupun gagasan itu akan dapat diketahui pembaca tanpa terikat tempat dan waktu. Pembaca akan dapat mengetahui gagasan itu sekarang, besok, atau kapan saja yang dikehendaki pembaca. Selain itu, pembaca juga dapat mengetahui gagasan penulis dimana saja sesuai kehendak dari pembaca itu sendiri. Uraian di atas menjadi salah satu alasan pentingnya kompetensi menulis. Akan tetapi pada kenyataannya, kompetensi menulis di Indonesia masih terbilang rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Khak, Kepala Balai Bahasa Bandung yang menyatakan tradisi menulis di Indonesia masih terbilang rendah (Sumber: edukasi.compas.com, Rabu, 23 November 2011). Lebih lanjut dikatakan Khak, bahwa tradisi menulis di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan tradisi membaca. Hal tersebut dikarenakan masih rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Sementara sumber lain (www.republika.co.id: Jumat, 25 Maret 2016) menjelaskan bahwa berdasarkan data statistik UNESCO tahun 2012 menyebutkan bahwa indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, setiap 1000 penduduk, hanya satu orang saja yang memiliki minat baca.
7
Rendahnya kompetensi menulis di Indonesia menjadikan kajian penelitian di bidangtersebut menjadi bahan penelitian yang menarik. Banyak penelitian terdahulu yang mengkaji pengaruh kompetensi menulis dilihat dari berbagai aspek. Diantaranya adalah penelitian Sulistyono yang berjudul “Hubungan antara Kompetensi Gramatikal dan
Sikap terhadap Bahasa Indonesia dengan
Kemampuan Menulis Argumentasi”. Selain itu penelitian tentang menulis juga pernah dilakukan oleh Wahyudi dengan judul penelitian “Hubungan antara Pemahaman Aspek Komposisi dan Kemampuan Bernalar dengan Keterampilan Menulis Ilmiah pada Siswa kelas X SMAN se-Kabupaten Grobogan Tahun 2014”. Penelitian terdahulu menjadi indikasi begitu pentingnya kompetensi menulis di Indonesia. Pentingnya kompetensi menulis menjadi salah satu standar kompetensi yang kemudian dimuat dalam pelajaran bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diharapkan dapat menggunakan bahasa Indonesia secara tertulis dengan baik dan benar. Hal ini dikarenakan kompetensi menulis menuntut pengetahuan dan penguasaan yang lebih dibandingkan dengan kompetensi yang lain. Penguasaan aturan penulisan dan kemampuan menyusun kalimat
dengan baik akan mempengaruhi kualitas
tulisan
yang akan
dihasilkannya. Pentinnya kegiatan menulis sebagai sebuah kompetensi berbahasa menjadi hal yang wajib dimiliki siswa. Hal ini dikarenakan siswa dituntut untuk dapat menulis seperti menulis surat dinas, menulis karangan, surat lamaran, karya tulis, tulisan ilmiah, dan kompetensi menulis lainnya. Oleh karena itu, kompeteni menulis menjadi hal yang perlu dikuasai siswa baik jenjang SMP, SMA, maupun SMK. Akan tetapi kompetensi menulis merupakan kompetensi yang paling tinggi tingkatannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hastuti (dalam Saddono dan Slamet, 2014: 153) bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan yang sangat kompleks karena melibatkan cara pikir yang teratur dan berbagai persyaratan yang berkaitan dengan teknik penulisan, antara lain adanya kesatuan gagasan, penggunaan kalimat yang jelas dan efektif, penyusunan paragraf dengan baik, penerapan
kaidah ejaan yang benar, dan penguasaan kosa kata yang memadai. Oleh karena itu, menulis merupakan kegiatan yang perlu dikuasai. Salah satu kemampuan menulis yang penting bagi siswa adalah menulis argumentasi. Tulisan argumentasi merupakan salah satu tulisan yang bertujuan untuk membujuk pembaca. Tulisan ini juga dapat berisi alasan-alasan untuk membuktian kebenaran. Pentingnya keterampilan ini karena siswa sebagai orang terpelajar akan dituntut untuk mengemukakan pendapat, terlebih di lingkungan sekolah. Tidak hanya tuntutan untuk dapat memberikan pendapat-pendapatnya secara kritis dan ilmiah, siswa juga dituntut untuk memberikan gagasannya dalam berbagai bentuk, misalnya saja dalam mengevaluasi kinerja praktik dan sebagainya. Kemampuan menulis argumentasi siswa SMK salah satunya dapat diukur saat mereka menulis laporan kerja lapangan, atau pun membuat makalah. Apabila siswa memiliki kemampuan menulis argumentasi yang baik, maka ia akan lancar dalam menulis laporan kerja lapangan atau membuat makalah. Begitu sebaliknya, siswa yang tidak memiliki kemampuan menulis argumentasi maka ia akan mengalami kendala pada saat menulis laporan kerja lapangan atau membuat makalah. Siswa
SMK
diharapkan
untuk
dapat
langsung
bekerja
setelah
menyelesaikan sekolahnya, sehingga kompetensi menulis argumentasi menjadi penting untuk dikuasai. Di dunia pekerjaan, kompetensi menulis argumentasi akan sangat diperlukan kaitannya dalam penyusunan laporan kerja. Jika siswa memilih untuk melanjutkan sekolah di tingkat universitas, maka kemampuan menulis argumentasi juga penting saat mereka akan membuat tugas akhir maupun skripsi. Oleh karena itu, kompetensi menulis argumentasi penting untuk dikuasai siswa. Berdasarkan pengamatan penulis, kemampuan menulis argumentasi siswa SMK masih belum sesuai harapan. Hal ini terbukti ketika siswa diminta untuk membuat tulisan argumentasi, hasil dari tulisannya masih jauh dari harapan. Kekurangan itu terlihat pada (1) ketidakmampuan siswa memilih dan menata gagasan dengan pikiran yang logis dan sistematis, (2) ketidakmampuan siswa menuangkan gagasannya ke dalam bentuk-bentuk tuturan bahasa Indonesia sesuai
dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia, (3) ketidakmampuan siswa menuliskan hasil tulisannya sesuai dengan aturan Ejaan yang Disempurnakan; dan (4) ketidakmampuan siswa memilih ragam bahasa Indonesia sesuai dengan konteks komunikasi. Oleh karena penting bagi siswa untuk mengetahui aspek-aspek komposisi menulis argumentasi. Seorang penulis argumentasi yang memiliki sikap terhadap bahasa Indonesia yang baik maka akan menghasilkan tulisan argumentasi dengan memperhatikan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan adanya sikap bahasa yang baik, ia senantiasa berpedoman pada norma/aturan dalam berbahasa. Penulis akan memperhatikan diksi (pilihan kata) untuk menentukan ketepatan kata yang dipilih. Selain itu, ia memperhatikan struktur kalimatnya, kalimat yang dibangun adalah kalimat yang efektif. Kelengkapan struktur kalimat pun menjadi perhatian utama. Sebuah kalimat dapat dikatakan lengkap apabila memiliki struktur kalimat minimal subjek dan predikat. Oleh karena itu, penulis yang memiliki sikap bahasa yang baik senantiasa melakukan evaluasi atas tulisannya, apakah kalimat yang dibangunnya sudah lengkap atau belum dengan cara memperhatikan subjek dan predikatnya. Berdasarkan pernyataan di atas, secara empiris disimpulkan bahwa yang mempengaruhi rendahnya kemampuan menulis argumentasi pada siswa SMK adalah pemahaman aspek-aspek komposisi dan sikap siswa terhadap bahasa Indonesia. Sehingga penelitian ini menitik beratkan pada aspek kompetensi menulis. Menjawab permasalahan di atas, maka penelitian ini berjudul: “Hubungan antara Pemahaman Aspek-aspek Komposisi dan Sikap Siswa terhadap Bahasa Indonesia dengan Kompetensi Menulis Argumentasi pada Siswa Kelas XI SMK Negeri Se-Kabupaten Sleman”. Berdasarkan judul penelitian tersebut maka akan diteliti (a) apakah terdapat hubungan antara pemahaman aspek-aspek komposisi dan kompetensi menulis argumentasi; (b) apakah terdapat hubungan antara sikap siswa terhadap bahasa Indonesia dan kompetensi menulis argumentasi; (c) seberapa besar hubungan pemahaman aspek-aspek komposisi dan sikap siswa terhadap bahasa Indonesia dalam kompetensi menulis argumentasi; dan (d)
apakah semakin tinggi pemahaman aspek-aspek komposisi dan sikap siswa terhadap bahasa Indonesia akan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis argumentasi. Penelitian ini akan dibatasi permasalahannya sebagai berikut: (a) jenis menulis yang akan dikaji adalah menulis argumentasi tingkat SMK Negeri di Kabupaten Sleman; (b) pemahaman aspek-aspek komposisi yang akan dibahas adalah pemahaman aspek komposisi menulis argumentasi tingkat SMK Negeri di Kabupaten Sleman; (c) sikap siswa terhadap bahasa Indonesia yang akan dibahas adalah sikap siswa terhadap Indonesia tingkat SMK Negeri di Kabupaten Sleman.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Apakah terdapat hubungan antara pemahaman aspek-aspek komposisi dan kompetensi menulis argumentasi? 2. Apakah terdapat hubungan antara sikap siswa terhadap bahasa Indonesia dan kompetensi menulis argumentasi? 3. Apakah terdapat hubungan antara pemahaman aspek-aspek komposisi dan sikap siswa terhadap bahasa Indonesia secara bersama-sama dengan kompetensi menulis argumentasi?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. mengetahui ada tidaknya hubungan antara pemahaman aspek-aspek komposisi dan kompetensi menulis argumentasi, 2. mengetahui ada tidaknya hubungan antara sikap siswa terhadap bahasa Indonesia dan kompetensi menulis argumentasi, 3. mengetahui ada tidaknya hubungan antara pemahaman aspek-aspek komposisi dan sikap siswa terhadap bahasa Indonesia secara bersamasama dengan kompetensi menulis argumentasi.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini bermanfaat untuk menambah khazanah keilmuan bahasa yang menyatakan bahwa bahasa memiliki hubungan dengan pemahaman aspek-aspek komposisi dan sikap terhadap bahasa Indonesia. Melalui penelitian ini maka pernyataan itu dapat dibuktikan secara ilmiah. Tidak hanya mengetahui ada tidaknya hubungan tersebut, tetapi dalam penelitian ini juga dapat diketahui kadar kekuatan antara aspek-aspek komposisi dan sikap terhadap bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. Melalui kadar kekuatan tersebut dapat diketahui faktor mana saja yang besar dalam mempengaruhi pembelajaran bahasa Indonesia. Jika diketahui sejak dini bahwa keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, maka pendidik dapat memperhatikan faktor-faktor tersebut guna memaksimalkan hasil pembelajaran bahasa Indonesia. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat memberikan manfaat secara praktis kepada beberapa pihak diantaranya adalah siswa, guru, teman-teman, maupun pihak lain yang berkepentingan. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk mengetahui kemampuan mereka terkait materi menulis argumentasi. Dengan demikian, mereka dapat mengukur kemampuan menulis yang dimilikinya. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam mengembangkan kemampuan siswanya terkait kemampuan menulis argumentasi. Bagi teman-teman, penelitian ini dapat menjadi pembanding maupun sumber bacaan yang akan dilakukannya.